Anda di halaman 1dari 13

RPP FIQIH KELAS X SEMESTER GENAP MADRASAH ALIYAH

Praktek Muammalah tentang jual beli

Oleh : Munaji

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

Status Pendidikan : MADRASAH ALIYAH

Kelas / Semester : X / Genap

Program Keahlian :

Mata pelajaran : Fiqih

Standar kompetensi : Memahami hukum Islam tentang muamalah.

Kompetensi Dasar : 1.7 Menghayati konsep muamalah dalam islam tentang jual
beli.

Alokasi Waktu : 1 jam pelajaran ( 1 x 45 menit )

A. Indikator :

1. Menjelaskan pengertian tentang muamalah tentang jual beli.

2. Menceritakan/mempertanyakan praktek muamalah tentang jual beli yang pernah


dilakukan.

3. Mendiskusikan tentang praktek muamalah tentang jual beli yang dilakukan.

4. Menterjemahkan dalil dan Membaca dalil-dalil tentang hukum Islam tentang


muamalah jual beli.

5. Menyimpulkan tentang muamalah tentang jual beli.


B. Tujuan Pembelajaran :

Siswa mampu :

1. Menjelaskan pengertian tentang muamalah tentang jual beli.

2. Menceritakan/mempertanyakan praktek muamalah tentang jual beli yang pernah


dilakukan.

3. Mendiskusikan tentang praktek muamalah tentang jual beli yang dilakukan.

4. Menterjemahkan dalil dan Membaca dalil-dalil tentang hukum Islam tentang


muamalah jual beli.

5. Menyimpulkan tentang muamalah tentang jual beli.

Karakter siswa yang diharapkan :

a. Dapat dipercaya (Trustworthines)

b. Rasa hormat dan perhatian (respect)

c. Tekun (diligence)

d. Tanggung jawab (responsibility)

e. Berani (courage)

f. Ketulusan (Honesty)

C. Materi Ajar :

Manusia sebagai makhluk sosial akan selalu membutuhkan orang lain dalam
segala penyelesaian masalah dalam kehidupan. Manusia satu dan lainnya saling
berperan dalam memenuhi kebutuhan hidup. Salah satunya dalam urusan jual beli.
Allah swt telah mengatur hal-hal yang berkaitan dengan jual beli dalam ilmu fiqih.
Berikut akan diuraikan pembahasan tentang jual beli dan hal-hal yang berkaitan
dengannya. Perhatikan dengan seksama !

A. Jual Beli

1. Definisi dan Dalil Jual Beli

Secara bahasa, jual beli dalam bahasa arab disebut ‫ البيع‬artinya tukar menukar.
Adapun jual beli secara syara’ adalah tukar menukar harta dengan benda lain
berdasarkan ketentuan hukkum syara’ yang berakibat beralihnya hak milik barang
atau uang. Dasar hukum jual beli bersumber dari Al-Qur’an dan hadist. Ayat Al-
Qur’an tentang jual beli terdapat dalam surah al-baqoroh ayat 275 yang artinya, “ Dan
Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba.” ( Q.S Al-
Baqoroh[2]:275)

Nabi Muhammad saw. Bersabda dalam hadisnya tentang cara memperoleh


rizki dengan cara halal, “ Pendapatan paling utama seseirang adalah dari hasil usaha
sendiri dan hasil jual beli yang baik.” (H.R. ath-thabrani)

Hukum asal dari jual bell adalah mubah. Tujuan dari jual beli bagi pedagang
(ba untuk mendapatkan keuntungan atau laba, sedangkan bagi pembell (muaytan) Jual
beli dilakukan untuk mendapatkan barang yang diperlukan atau mencukupi kebutuhan
hidup.

2. Syarat dan Rukun Jual Beli

A. Syarat Jual Beli

Syarat jual beli meliputi empat hal berikut.

1) Terjadinya akad jual beli

2) Sahnya akad jual beli.

Syarat sah akad jual beli ada dua macam, yaitu :

a) syarat umum

Syarat umum, yaitu syarat-syarat yang berhubungan dengan semua


bentuk jual beli yang telah ditetapkan oleh syara' dan terhindar dari
kecacatan jual beli

b) khusus.

Syarat khusus adalah syarat-syarat yang hanya ada pada barang-barang


tertentu.

3) Terlaksananya akad jual beli

Syarat-syarat terlaksananya akad jual beli sebagai berikut:

a. Benda dimiliki oleh aqid (yang berkuasa untuk akad).


b. Miku at-tamm, yaitu kepemilikan penuh. Tidak dibenarkan memperjual
belikan barang pinjaman atau sewaan.

c. Adanya kepastian, yaitu akad jual beli harus terlepas atau terbebas dari
khiyar (pilihan) yang menyebabkan batalnya akad.

Berdasarkan syarat terlaksananya akad dan waqaf (penangguhan), jual beli


terbagi dua, yaitu : jual beli nafaz dan mauquf

a. Jual bell nafaz, yaitu jual beli yang dilakukan oleh orang yang telah
memenuhi syarat dan rukun. Jual beli tersebut dikategorikan sah.

b. Jual beli mauquf, yaitu jual beli yang dilakukan oleh orang yang tidak
memenuhi nafaz, yakni bukan milik dan tidak kuasa melakukan akad,
seperti jual beli fuduly ( Jual beli milik orang lain tanpa izin).

B. Rukun Jual Beli

Rukun jual beli harus dipenuhi agar menjadi sah. Apabila ada salah satu rukun
yang tidak terpenuhi, jual beli menjadi tidak sah. Rukun jual beli sebagai berikut.

a. Penjual

b. Pembeli

c. Benda

d. Ada alat penukar barang (uang)

e. Sighat (lafaz jab dan kabul).

3. Jual Beli yang Dilarang

a. Terlarang Sebab Ahliyah (Ahli akad, yaitu penjual dan pembeli)

Sebab ahliyah adalah sebab-sebab yang terkait orang yang melakukan


transaksi, baik penjual maupun pembeli karena keterbatasannya.

b. Terlarang Sebab Sighat

Ulama fikih telah sepakat bahwa jual beli yang dilakukan atas dasar keridaan
antarpihak yang melakukan akad, ada kesesuaian antara jab dan kabul, berada di satu
tempat, dan tidak terpisah oleh suatu pemisah adalah sah. Sebaliknya, jual beli yang
tidak memenuhi ketentuan tersebut dipandang tidak sah atau masih diperselisihkan
para ulama.
c. Terlarang Sebab Ma'qud 'Alaih (Objek Akad)

Ma’qud 'alaih adalah harta yang dijadikan alat pertukaran oleh orang yang
berakad biasa disebut mabi’ (barang jualan). Berikut contoh-contoh ma'qud ‘alaih.

a. Jual beli benda yang dikhawatirkan tidak ada barangnya.

b. Jual beli yang tidak dapat diserahkan barangnya.

c. Jual beli gharar (tipuan) adalah jual beli yang mengandung kesamaran.
Contoh jual beli gharar sebagai berikut :

1. Jual beli al-hashah, yatu jual beli menggunakan batu kerikil atau
sejenisnya dengan cara melemparkan batu tersebut pada benda yang
tidak diketahui zatnya. Ke mana batu itu jatuh maka terjadilah jual
beli.

2. Jual beli mukhadharah, yaitu jual beli benda yang masih hijau, buah
atau biji-bijian yang belum masak.

3. Jual beli mulamasah, yaitu jual beli dengan meraba.

4. beli an-ntaal, yaitu perjanjian jual beli pada hasil temak sebelum
dihasilkan, misalnya susu sebelum diperah.

5. Jual beli muhagalah, yaitu membell buah di kebun dengan sesuatu


yang tertentu. Contoh: jeruk ditukar dengan gandum.

6. Jual beli muzabanah, contoh kurma basah ditukar dengan kurma kering
dengan ukuran yang tidak jelas.

7. Jual beil habalu a-habalah, yaitu jual bell binatang yang masih di perut
(yang belum dilahirkan).

d. Jual beli barang najis dan terkena najis. Misalnya, khamar, bangkai, babi,
dan anjing.

e. Jual beli barang yang tidak jelas (majhu).

d. Terlarang Sebab Syara’

Adapun jual beli yang terlarang sebab syara' sebagai berikut :

1) Jual beli riba, segala jenis riba adalah haram

2) Jual beli barang yang sedang dibeli atau ditawar oleh orang lain.

3) Jual beli barang dari hasil merampas di jalan.


4) Jual beli dengan uang dari barang yang diharamkan.

5) Jual beli anggur untuk dijadikan khamar.

6) Membeli barang dengan menghadang di pinggir jalan

7) Jual beli pada waktu khotbah/salat Jumat.

8) Jual beli dengan niat menimbun barang.

9) Jual beli bersyarat

4. Praktik dan Etika Jual Bell Praktik jual beli ada tiga macam sebagal berikut.

a. Bal Musyahadah, yaitu jual beli komoditi yang dilihat secara langsung oleh pelaku
transaksi.

b. Bar Mausuf fi Zimmah, yaitu jual beli dengan sistem tanggungan dengan kriteria
dan ukuran.

c. Bai Gaib, yaitu jual beli yang tidak terlihat oleh pelaku transaksi.

Adapun etika dalam jual bell, yaitu tidak terlalu banyak mengambil laba, jujur.
dermawan, menjauhi sumpah, memperbanyak sedekah, dan mencatat transaksi yang
dilakukan.

D. Metode :

a) Ceramah

b) Tanya Jawab

c) Diskusi kelompok

d) Pemberian Tugas

e) Pengamatan

E. Sumber Belajar :

1. Buku paket Pendidikan Agama Islam kelas X

2. Buku buku yang relevan dengan materi yang diajarkan

3. LKS Fiqih

4. LCD

5. Kitab salaf
F. Strategi Pembelajaran

Tatap Muka :

a. Menjelaskan pengertian tentang muamalah tentang jual beli.

b. Mengkaji beberapa literatur yang membahas konsep praktek muamalah tentang jual
beli.

Terstruktur :

a. Siswa Mendiskusikan tentang konsep praktek muamalah tentang jual beli dalam Islam
dalam era sekarang.

b. Siswa Menterjemahkan dalil dan Membaca dalil-dalil hukum Islam tentang praktek
muamalah tentang jual beli.

c. Menyimpulkan tentang aturan Islam tentang praktek muamalah tentang jual beli
secara mandiri.

d. Siswa menjelaskan pengertian tentang penerapan muamalah tentang jual beli.

G. Langkah-langkah pembelajaran :

Kegiatan Waktu Aspek life skill yang


dikembangkan

Pendahuluan : 5 Menit Pemahaman Konsep

Apersepsi dan Motivasi :

a. Memberikan salam dan memulai


pelajaran dengan basmalah serta
mengecek siswa yang tidak masuk.

b. Memberikan apersepsi/ materi yang ada


hubungan dengan materi yang
diajarkan serta memberikan motivasi.

c. Menyampaikan kompetensi dari materi


yang akan diajarkan

d. Menjelaskan tujuan yang ingin dicapai


dari materi yang akan diajarkan
Kegiatan inti :

a. Guru menunjuk salah seorang siswa


untuk menjelaskan pengertian tentang
Muamalah tentang jual beli. 30 Menit

b. Siswa membuka Al-Qur’an untuk


mencari dalil yang berkaitan dengan
materi (eksplorasi)

c. Siswa ditunjukkan dalil nakli tentang


hal-hal yang perlu diperhatikan dalam
hukum Islam tentang kepemilikan.

d. Siswa memabaca dalil nakli yang


berkaitan dengan materi/yaitu tentang
hukum Islam tentang muamalah
tentang jual beli.

e. Guru menunjuk Siswa Sugi dan siswa


lain untuk menjelaskan Aturan Islam
tentang Muamalah tentang jual beli.

f. Guru bertanya kepada siswa tentang


menjelaskan Aturan Islam tentang
Muamalah tentang jual beli.

g. Siswa mengidentifikasi tentang konsep


muamalah tentang jual beli dalam Islam
dalam era sekarang.

Kegiatan penutup :

a. Mengadakan tanya jawab tentang 10 Menit


Muamalah tentang jual beli.

b. Guru merangkum materi yang baru saja


diajarkan.

c. Guru menugaskan kepada siswa


mencari dail nakli yang berhubungan
dengan hukum Islam tentang muamalah
tentang jual beli

d. Menutup pelajaran dengan membaca


salam dan membaca hamdalah

H. Penilaian :

1. Penilaian kognitif

Guru melakukan penilaian terhadap proses hasil belajar :

1. Teknik : tertulis (unjuk kerja, sikap, proyek, produk, penilaian diri).

2. Bentuk : essay.

3. Instrumen :

Indikator Pencapaian Teknik Penilaian Bentuk Penilaian Contoh Instrumen


Kompetensi

Mampu menjelaskan Tes tulis Isian Jelaskan pengertian jual


pengertian jual beli beli ?

Menganalisis praktek Tes tulis Isian Sebutkan praktek


muamalah tentang jual muamalah tentang jual
beli yang tidak sesuai beli yang tidak dilegalkan
dengan syari’at syari’at ?

Kunci Jawaban :

No 1.

Secara bahasa, jual beli dalam bahasa arab disebut ‫ البيع‬artinya tukar menukar.
Adapun jual beli secara syara’ adalah tukar menukar harta dengan benda lain
berdasarkan ketentuan hukkum syara’ yang berakibat beralihnya hak milik barang
atau uang. Dasar hukum jual beli bersumber dari Al-Qur’an dan hadist. Ayat Al-
Qur’an tentang jual beli terdapat dalam surah al-baqoroh ayat 275 yang artinya, “ Dan
Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba.” ( Q.S Al-
Baqoroh[2]:275)

No 2.

Adapun jual beli yang terlarang sebab syara' sebagai berikut :

a. Jual beli riba, segala jenis riba adalah haram

b. Jual beli barang yang sedang dibeli atau ditawar oleh orang lain.

c. Jual beli barang dari hasil merampas di jalan.

d. Jual beli dengan uang dari barang yang diharamkan.

e. Jual beli anggur untuk dijadikan khamar.

f. Membeli barang dengan menghadang di pinggir jalan

g. Jual beli pada waktu khotbah/salat Jumat.

h. Jual beli dengan niat menimbun barang.

i. Jual beli bersyarat

2. Penilaian afektif

No Nama Siswa Aspek afektif yang di amati Skor

1.

2.

3.

Jumlah rata-rata persentase

Keterangan

No Aspek Skor Kriteria penilaian

1 Kehadiran 3,2,1 3 untuk Hadir tepat waktu pada saat proses


belajar

2 untuk Terlambat

1 untuk Tidak masuk karena ijin/sakit

2 Keaktifan 3,2 3 untuk Sering bertanya dan memberi


pendapat

2 untuk Pernah bertanya dan member


pendapat

3 Berfikir bersama 3,2 3 untuk Aktif dalam diskusi kelompok

2 untuk Kurang aktif dalam diskusi kelompok

4 Kejujuran 3,2 3 untuk Jujur pada saat mengerjakan tes

2 untuk Kurang jujur pada saat mengerjakan


tes

5 Kemampuan berkomunikasi 3,2,1 3 untuk Cakap dalam berkomunikasi lisan di


depan kelas dengan jelas

2 untuk Mampu berkomunikasi lisan di depan


kelas

1 untuk Tidak dapat berkomunikasi lisan di


depan

3. Penilaian psikomotorik ( Aktifitas siswa )

No Nama siswa Aspek psikomotor yang diamati ∑ Skor

Jumlah rata-rata persentase


Keterangan

No Aspek Skor Kriteria Penilaian

1 Kreatifitas 3,2 3 untuk Mengikuti instruksi kerja dengan sungguh-sungguh

2 untuk Mengikuti instruksi kerja apabila diawasi

2 Proses 2,1 2 untuk Berdiskusi dalam kelompok dengan sungguhsungguh

1 untuk Kadang-kadang ikut berdiskusi

Kudus, 22 april 2030

Mengetahui :

Kepala Madrasah Aliyah, Guru Bidang Studi Fiqih,

Ahmad, S.Pd.I Munaji


NIP.- NIP.

Anda mungkin juga menyukai