Oleh : Munaji
(RPP)
Program Keahlian :
Kompetensi Dasar : 1.7 Menghayati konsep muamalah dalam islam tentang jual
beli.
A. Indikator :
Siswa mampu :
c. Tekun (diligence)
e. Berani (courage)
f. Ketulusan (Honesty)
C. Materi Ajar :
Manusia sebagai makhluk sosial akan selalu membutuhkan orang lain dalam
segala penyelesaian masalah dalam kehidupan. Manusia satu dan lainnya saling
berperan dalam memenuhi kebutuhan hidup. Salah satunya dalam urusan jual beli.
Allah swt telah mengatur hal-hal yang berkaitan dengan jual beli dalam ilmu fiqih.
Berikut akan diuraikan pembahasan tentang jual beli dan hal-hal yang berkaitan
dengannya. Perhatikan dengan seksama !
A. Jual Beli
Secara bahasa, jual beli dalam bahasa arab disebut البيعartinya tukar menukar.
Adapun jual beli secara syara’ adalah tukar menukar harta dengan benda lain
berdasarkan ketentuan hukkum syara’ yang berakibat beralihnya hak milik barang
atau uang. Dasar hukum jual beli bersumber dari Al-Qur’an dan hadist. Ayat Al-
Qur’an tentang jual beli terdapat dalam surah al-baqoroh ayat 275 yang artinya, “ Dan
Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba.” ( Q.S Al-
Baqoroh[2]:275)
Hukum asal dari jual bell adalah mubah. Tujuan dari jual beli bagi pedagang
(ba untuk mendapatkan keuntungan atau laba, sedangkan bagi pembell (muaytan) Jual
beli dilakukan untuk mendapatkan barang yang diperlukan atau mencukupi kebutuhan
hidup.
a) syarat umum
b) khusus.
c. Adanya kepastian, yaitu akad jual beli harus terlepas atau terbebas dari
khiyar (pilihan) yang menyebabkan batalnya akad.
a. Jual bell nafaz, yaitu jual beli yang dilakukan oleh orang yang telah
memenuhi syarat dan rukun. Jual beli tersebut dikategorikan sah.
b. Jual beli mauquf, yaitu jual beli yang dilakukan oleh orang yang tidak
memenuhi nafaz, yakni bukan milik dan tidak kuasa melakukan akad,
seperti jual beli fuduly ( Jual beli milik orang lain tanpa izin).
Rukun jual beli harus dipenuhi agar menjadi sah. Apabila ada salah satu rukun
yang tidak terpenuhi, jual beli menjadi tidak sah. Rukun jual beli sebagai berikut.
a. Penjual
b. Pembeli
c. Benda
Ulama fikih telah sepakat bahwa jual beli yang dilakukan atas dasar keridaan
antarpihak yang melakukan akad, ada kesesuaian antara jab dan kabul, berada di satu
tempat, dan tidak terpisah oleh suatu pemisah adalah sah. Sebaliknya, jual beli yang
tidak memenuhi ketentuan tersebut dipandang tidak sah atau masih diperselisihkan
para ulama.
c. Terlarang Sebab Ma'qud 'Alaih (Objek Akad)
Ma’qud 'alaih adalah harta yang dijadikan alat pertukaran oleh orang yang
berakad biasa disebut mabi’ (barang jualan). Berikut contoh-contoh ma'qud ‘alaih.
c. Jual beli gharar (tipuan) adalah jual beli yang mengandung kesamaran.
Contoh jual beli gharar sebagai berikut :
1. Jual beli al-hashah, yatu jual beli menggunakan batu kerikil atau
sejenisnya dengan cara melemparkan batu tersebut pada benda yang
tidak diketahui zatnya. Ke mana batu itu jatuh maka terjadilah jual
beli.
2. Jual beli mukhadharah, yaitu jual beli benda yang masih hijau, buah
atau biji-bijian yang belum masak.
4. beli an-ntaal, yaitu perjanjian jual beli pada hasil temak sebelum
dihasilkan, misalnya susu sebelum diperah.
6. Jual beli muzabanah, contoh kurma basah ditukar dengan kurma kering
dengan ukuran yang tidak jelas.
7. Jual beil habalu a-habalah, yaitu jual bell binatang yang masih di perut
(yang belum dilahirkan).
d. Jual beli barang najis dan terkena najis. Misalnya, khamar, bangkai, babi,
dan anjing.
2) Jual beli barang yang sedang dibeli atau ditawar oleh orang lain.
4. Praktik dan Etika Jual Bell Praktik jual beli ada tiga macam sebagal berikut.
a. Bal Musyahadah, yaitu jual beli komoditi yang dilihat secara langsung oleh pelaku
transaksi.
b. Bar Mausuf fi Zimmah, yaitu jual beli dengan sistem tanggungan dengan kriteria
dan ukuran.
c. Bai Gaib, yaitu jual beli yang tidak terlihat oleh pelaku transaksi.
Adapun etika dalam jual bell, yaitu tidak terlalu banyak mengambil laba, jujur.
dermawan, menjauhi sumpah, memperbanyak sedekah, dan mencatat transaksi yang
dilakukan.
D. Metode :
a) Ceramah
b) Tanya Jawab
c) Diskusi kelompok
d) Pemberian Tugas
e) Pengamatan
E. Sumber Belajar :
3. LKS Fiqih
4. LCD
5. Kitab salaf
F. Strategi Pembelajaran
Tatap Muka :
b. Mengkaji beberapa literatur yang membahas konsep praktek muamalah tentang jual
beli.
Terstruktur :
a. Siswa Mendiskusikan tentang konsep praktek muamalah tentang jual beli dalam Islam
dalam era sekarang.
b. Siswa Menterjemahkan dalil dan Membaca dalil-dalil hukum Islam tentang praktek
muamalah tentang jual beli.
c. Menyimpulkan tentang aturan Islam tentang praktek muamalah tentang jual beli
secara mandiri.
G. Langkah-langkah pembelajaran :
Kegiatan penutup :
H. Penilaian :
1. Penilaian kognitif
2. Bentuk : essay.
3. Instrumen :
Kunci Jawaban :
No 1.
Secara bahasa, jual beli dalam bahasa arab disebut البيعartinya tukar menukar.
Adapun jual beli secara syara’ adalah tukar menukar harta dengan benda lain
berdasarkan ketentuan hukkum syara’ yang berakibat beralihnya hak milik barang
atau uang. Dasar hukum jual beli bersumber dari Al-Qur’an dan hadist. Ayat Al-
Qur’an tentang jual beli terdapat dalam surah al-baqoroh ayat 275 yang artinya, “ Dan
Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba.” ( Q.S Al-
Baqoroh[2]:275)
No 2.
b. Jual beli barang yang sedang dibeli atau ditawar oleh orang lain.
2. Penilaian afektif
1.
2.
3.
Keterangan
2 untuk Terlambat
Mengetahui :