Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

Belajar (Psikologi)

Dosen Pengampu : Ns. Sukri, S.Kep., M.Kep

Di Susun Oleh :
1. Lisa Andriani
2. Sesilia
3. Welty Meisyah
4. Zulkifli Bin Ahmad Syam

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN

AKADEMI KEPERAWATAN FATIMA PAREPARE

2022
Kata Pengantar

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-Nya,
kelompok kami dapat menyelesaikan tugas yang berjudul “Belajar” dengan tepat
waktu.

Tugas ini kami buat untuk memberikan ringkasan tentang belajar pada mata
kuliah psikologi.Mudah-mudahan makalah yang kami buat ini bisa menolong
menaikkan pengetahuan kita jadi lebih luas lagi. Kami menyadari kalau masih banyak
kekurangan dalam menyusun makalah ini.

Oleh karenanya, diharapkan saran dan kritik yang membangun agar


kelompok kamis menjadi lebih baik lagi di masa mendatang.

2
DAFTAR ISI

BAB I................................................................................................................................4

PENDAHULUAN............................................................................................................4

1.1 Latar Belakang......................................................................................................4


1.2 Rumusan Masalah.................................................................................................4
1.3 Tujuan...................................................................................................................5

BAB II...............................................................................................................................6

PEMBAHASAN...............................................................................................................6

2.1 Pengertian Belajar................................................................................................6

2.2 Teori-Teori Belajar...............................................................................................7

2.3 Bentuk-Bentuk Belajar.........................................................................................10

2.4 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Belajar.........................................................12

2.5 Cara Belajar Efektif..............................................................................................13

BAB III..............................................................................................................................18

PENUTUP.........................................................................................................................18

3.1 Kesimpulan...........................................................................................................18

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................19

3
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Belajar adalah perubahan yang relatif permanen dalam perilaku


atau potensi perilaku sebagai hasil dari pengalaman atau latihan yang
diperkuat. Belajar merupakan akibat adanya interaksi antara stimulus dan
respons. Seseorang dianggap telah belajar sesuatu jika dia dapat
menunjukkan perubahan perilakunya

Dalam proses belajar sendiri banyak hal-hal penting yang harus diketahui
dan dipahami oleh pengajar/guru mengenai apa sajayang harus diperhatikan dalam
proses pembelajaran agar proses belajar pesertadidik dapat berjalan dengan baik.

Oleh karena itu, sebagai seorang mahasiswa yang bergerak dalam bidang
keperawatan perlu mempelajari hakikat dari belajar , agar dapat memahami proses
belajar/gaya belajar yang bermacam dan kendala atau hambatan hambatan dari
peoses belajar tersebut.

1.2 Rumusan Masalah


Penulis sudah menyusun sebagian permasalahan yang hendak dibahas
dalam makalah ini. Ada pula sebagian permasalahan yang hendak dibahas dalam
karya tulis ini antara lain:
 Apa itu pengertian belajar?
 Apa saja teori-teori belajar?
 Bagaimana bentuk-bentuk belajar?
 Apa saja fakto-faktor yang mempengaruhi belajar?
 Bagaimana cara belajar yang efektif?

4
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari makalah kami yang diambil berdasarkan rumusan
masalah adalah sebagai berikut:

 Bertujuan untuk mengetahui apa itu belajar


 Untuk mengetahui apa saja teori-teori belajar
 Untuk mengetahui bagaimana bentuk-bentuk belajar
 Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi belajar
 Untuk mengetahui cara belajar efektif

5
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Belajar
Menurut kamus oxford dictionary belajar adalah memperoleh atau mendapatkan
pengetahuan atau keterampilan tentang sesuatu melalui pengalaman, pembelajaran, atau
pengajaran.

Berikut ini disajikan beberapa definisi belajar menurut ahli-ahli psikologi


pendidikan.

 Menurut Syaiful dan Aswan (2014:5)

Belajar adalah perubahan prilaku berkat pengalaman dan latihan.


Artinya adalah perubahan tingkah laku, baik yang menyangkut
pengetahuan, keterampilan maupun sikap, bahkan meliputi segenap
aspek organisme atau pribadi”. Oleh pengalaman dan berdampak
relatif permanen”.

 Menurut Irwanto (1997) dalam buku ‘Psikologi Umum’

Belajar adalah suatu proses perubahan dari belum mampu menjadi


sudah mampu dan terjadi dalam jangka waktu tertentu.

 Menurut James O. Whittaker

Belajar adalah suatu proses dimana perilaku yang dihasilkan atau


dimodifikasi melalui pelatihan atau pengalaman.

 Menurut Ernest R. Hilgard

Belajar adalah proses perbuatan yang dilakukan dengan sengaja, yang


kemudian menimbulkan perubahan yang keadaannya berbeda dari
perubahan yang ditimbulkan oleh lainnya.

6
2.2 Teori-teori Belajar
Teori belajar adalah suatu teori yang di dalamnya terdapat tata cara pengaplikasian
kegiatan belajar mengajar antara guru dan siswa, perancangan metode pembelajaran yang
akan dilaksanakan di kelas maupun di luar kelas.

Pada dasarnya teori belajar sangatlah banyak tetapi teori belajar yang sering digunakan ada
empat, yaitu teori belajar behavioristik, teori belajar kognitif, teori belajar Konstruktivistik,
dan teori belajar humanistik.

 Teori belajar Begavioristik


Gagne dan Berliner adalah dua orang yang membuat teori belajar
behavioristik. Teori ini berisi tentang perubahan tingkah laku yang
terjadi karena pengalaman belajar. Dalam perkembangannya, teori ini
menjadi aliran psikologi belajar yang memiliki pengaruh terhadap
tujuan peningkatan teori belajar dan praktik dalam dunia pendidikan
dan pembelajaran. Aliran psikologi belajar juga dikenal sebagai aliran
behavioristik. Aliran ini lebih mengutamakan terbentuknya perilaku
yang dihasilkan dari proses belajar.
Belajar itu sendiri merupakan interaksi antara stimulus dan respon.
Menurut teori behavioristik, dalam proses belajar mengajar yang
terpenting adalah seseorang akan dianggap telah belajar ketika sudah
menunjukkan perubahan perilaku. Dari teori ini juga, belajar dapat
diartikan sebagai stimulus dan respon.
Dengan kata lain, input yang berupa stimulus dan output yang berupa
respon. Bentuk dari stimulus berupa penyampaian materi,
pembentukan karakter, nasihat, dan lain-lain yang diberikan guru
kepada muridnya. Sementara, bentuk dari respon berupa reaksi atau
tanggapan dari murid atau peserta didik terhadap stimulus yang
diberikan oleh guru atau pendidik.
Pada penerapannya atau proses belajar mengajar, teori belajar
behavioristik sangat tergantung dari beberapa aspek, seperti tujuan
pembelajaran, karakteristik murid, materi pelajaran, media
pembelajaran, dan fasilitas pembelajaran.

7
 Teori belajar Kognitif
Seorang psikolog asal Swiss yaitu Jean Piaget mengembangkan teori
kognitif. Berkat teori dari Piaget terlahir perkembangan psikologi yang
berpengaruh terhadap perkembangan konsep kecerdasan. Teori
kognitif berbicara tentang manusia membangun kemampuan
kognitifnya dengan motivasi yang dilakukan oleh diri sendiri terhadap
lingkungannya.
Inti dari konsep teori ini adalah bagaimana munculnya dan
diperolehnya schemata (skema atau rencana manusia dalam
mempersepsikan lingkungannya) dalam tahapan-tahapan
perkembangan manusia atau saat seseorang mendapatkan cara baru
dalam memaknai informasi secara mental.
Berdasarkan teori belajar kognitif, belajar merupakan proses perubahan
persepsi dan pemahaman. Dengan kata lain, belajar itu tidak harus
berbicara tentang perubahan tingkah laku atau sikap yang bisa diamati.
Setiap orang memiliki pengalaman dan pengetahuan yang berbeda dan
tertata rapi dalam bentuk struktur kognitif. Pengalaman dan
pengetahuan inilah yang membuat proses belajar mengajar akan
berjalan dengan baik. Teori ini dikatakan dapat berjalan dengan baik
ketika materi pelajaran yang baru bisa beradaptasi dengan struktur
kognitif atau kemampuan yang dimiliki oleh siswa.
Arti “belajar” dalam teori kognitif yaitu proses perseptual atau bisa
dikatakan seperti perilaku seseorang dapat ditentukan oleh persepsi dan
pemahamannya dalam melihat situasi yang berhubungan dengan tujuan
proses belajar mengajar. Teori ini mempercayai bahwa “belajar” itu
dihasilkan dari proses persepsi kemudian membentuk hubungan antara
pengalaman yang baru dan pengalaman yang sudah tersimpan di dalam
dirinya.
Proses belajar mengajar dengan teori kognitif tidak hanya beroperasi
dengan terpatah-patah atau terpisah-pisah, tetapi melalui proses yang
mengalir dan menyeluruh. Hal yang ditekankan pada teori belajar
kognitif adalah proses dari belajar bukan hasil belajar.

8
 Teori belajar Konstruktivistik
Berdasarkan asalnya, teori konstruktivisme bukan bagian dari teori
pendidikan. Sebenarnya teori ini bersumber dari ilmu filsafat terutama
filsafat ilmu. Dalam ilmu filsafat ilmu, hal yang dibahas atau
dijelaskan dalam teori ini adalah bagaimana proses terbentuknya
pengetahuan manusia. Menurut teori konstruktivisme, pembentukan
pengetahuan yang terjadi pada manusia berasal dari pengalaman-
pengalaman yang telah dilewatinya.
Teori ini terus berkembang seiring dengan berjalannya waktu. Dalam
perkembangannya, teori ini menerima pengaruh dari ilmu psikologi,
khususnya psikologi kognitif Piaget yang di mana kognitif Piaget
sangat berkorelasi dengan psikologis manusia untuk mendapatkan
pengetahuan. Jadi, bisa dikatakan bahwa “belajar” adalah suatu proses
yang dilakukan oleh murid atau peserta didik dalam membangun
pengetahuan.Konstruksi berarti membangun. Jadi teori belajar
konstruktivisme suatu usaha yang dilakukan untuk membangun tata
hidup yang berbudaya modern. Teori belajar ini berlandaskan
pembelajaran kontekstual. Dengan kata lain, manusia membangun
pengetahuan sedikit demi sedikit yang hasilnya disebarkan melalui
konteks yang terbatas dan dalam waktu yang direncanakan.
Teori ini menekankan seseorang yang belajar memiliki tujuan untuk
menemukan bakatnya, menambah pengetahuan atau teknologi, dan
lain-lain yang dibutuhkan untuk mengembangkan dirinya.
Pengalaman demi pengalaman yang telah dilewati manusia maka akan
memiliki hidup yang lebih dinamis dan pengetahuan akan bertambah.
Dalam konteks belajar mengajar, teori belajar konstruktivisme
membebaskan pembelajar untuk membimbing sendiri pengetahuan
yang dimiliki berdasarkan pengalaman.

9
Menurut teori konstruktivisme “belajar” lebih mudah dipahami oleh
manusia karena manusia membangun dan mengembangkan
pengetahuan berdasarkan pengalaman-pengalaman yang telah dilewati.
Dengan hal ini juga hidup manusia menjadi lebih dinamis.

 Teori belajar Humanistik


Teori belajar ini lebih cenderung melihat perkembangan pengetahuan
dari sisi kepribadian manusia. Hal ini dikarenakan humanistik itu
sendiri merupakan ilmu yang melihat segala sesuatu dari sisi
kepribadian manusia. Teori belajar humanistik juga bertujuan untuk
membangun kepribadian murid dengan melakukan kegiatan-kegiatan 
yang positif. Hal ini bisa disebut dengan para pendidik atau guru yang
mengajar dan mendidik menggunakan pendekatan humanistik.
Teori belajar humanistik berbeda dengan teori belajar behavioristik.
Teori belajar humanistik lebih mengutamakan melihat tingkah laku
manusia sebagai campuran antara motivasi yang lebih tinggi atau lebih
rendah. Sedangkan teori belajar behavioristik hanya melihat motivasi
manusia sebagai sebuah usaha untuk memenuhi fisiologis manusia.
Teori belajar humanistik lebih menekankan pada pembentukan
kepribadian, perubahan sikap, menganalisis fenomena sosial, dan hati
nurani yang diterapkan melalui materi-materi pelajaran. Dalam teori
ini guru atau pendidik sangat berperan sebagai fasilitator.

2.3 Bentuk bentuk belajar

Setiap manusia memiliki potensi, karakter, dan kebutuhan yang berbeda- beda
dalam belajar. Oleh karena itu, setiap manusia mempunyai tipe atau gaya belajar yang
berbeda pula.

Menurut Benyamin S Bloom (1956) mengelompokan tujuan belajar


berdasarkandomain atau kawasan belajar. Menurut Bloom ada tiga domain belajar,
yaitu:

10
 Cognitive Domain (kawasan kognitif),

Merupakan proses berfikir atau perilaku yang termasuk hasil kerja


otak. Kemampuan kognitif tersebut antaralain sebagai berikut :

1. Pengetahuan, tentang materi yang dipelajari.


2. Pemahaman, memahami makna materi.
3. Aplikasi atau penerapan penggunaan materi atau aturan
teoritis yang prinsip.
4. Analisa, sebuah proses analisa teoritis dengan
menggunakan kemampuan akal.
5. Sintesa, kemampuan memadukan konsep, sehingga
menemukan konsep baru.
6. Evaluasi, kemampuan melakukan evaluatif atas
penguasaan materi pengetahuan.
 Affective Domain (kawasan afektif)
Merupakan prilaku yang memunculkanseseorang sebagai pertanda
kecenderungannya untuk membuat pilihan ataukeputusan untuk
beraksi di dalam lingkungan tertentu.
Kawasan efektif menurut Krathwohl, Bloom dan Masia (1964),
meliputitujuan belajar yang berkenaan dengan minat, sikap dan nilai
serta pengembangan penghargaan dan penyesuaian diri. Kawasan ini
dibagimenjadi lima jenjang, yaitu :
1. Penerimaan (receiving )
2. Pemberian respons (responding )
3. Pemberian nilai atau penghargaan (valuing )
4. Pengorganisasian (organization)
5. Karakterisasi (characterization)

 Psychomotor Domain (kawasan psikomotor)


merupakan perilaku yangdimunculkan oleh hasil kerja fungsi tubuh
manusia. Dave (1970)mengemukakan lima jenjang tujuan belajar ranah
psikomotor, yaitu :

11
1. Meniru, kemampuan mengamati suatu gerakan agar
dapat merespons.
2. Menerapkan, kemampuan mengikuti pengarahan.
3. Memantapkan, kemampuan memberikan respons yang
terkoreksi.
4. Merangkai, koordinasi rangkaian gerak dengan
membuat aturan yang tepat.
5. Naturalisasi, gerakan yang dilakukan secara rutin
dengan menggunakanenergi fisik dan psikis yang
minimal.

2.4 Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar

Belajar sebagai proses atau aktivitas disyaratkan oleh banyak sekali hal-hal atau
faktor-faktor. Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar itu adalah banyak sekali
macamnya, yaitu :

 Menurut Sumadi Suryabrata bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi


belajar adalah :
1. Faktor-faktor yang berasal dari luar diri pelajar (faktor extern),
yang dibagi menjadi dua golongan :
a)Faktor-faktor non sosial
b)Faktor-faktor sosial
2. Faktor-faktor yang berasal dari dalam diri pelajar (faktor intern)
yang dibagi menjadi 2 golongan :
a) Faktor-faktor fisikologis
b) Faktor-faktor psykologis
3. Faktor-faktor non sosial dalam belajar
Kelompok faktor ini boleh dikatakan juga tak terbilang
jumlahnya, seperti misalnya : keadaan udara, suhu, udara,
cuaca, waktu (pagi, siang/malam), tempat (letaknya,
pergedungannya), alat-alat yang dipakai untuk belajar (seperti
alat tulis menulis, buku-buku, alat-alat peraga dan sebagainya.
4. Faktor-faktor sosial dalam belajar

12
Yaitu faktor manusia (sesama manusia) baik manusia itu ada
(hadir) maupun kehadirannya itu dapat disimpulkan, jadi tidak
langsung hadir.
Kehadiran orang/orang-orang lain pada waktu seseorang
sedang belajar, banyak sekali mengganggu belajar itu. Jadi
faktor-faktor tersebut umumnya bersifat mengganggu proses
belajar dan prestasi-prestasi belajar (baik dalam konsentrasi
atau perhatian).
5. Faktor-faktor fisiologis dalam belajar, dibagi menjadi 2 yaitu :
a) Keadaan tonus jasmani pada umumnya
Yaitu pada umumnya dapat dikatakan melatar belakangi
aktivitas belajar, keadaan jasmani yang segar akan lain
pengaruhnya dengan keadaan jasmani yang kurang
segar. Maka dalam hal ini berhubungan dengan :
1) Nutrisi yang cukup
Karena kalau kurang maka akan mempengaruhi
tonus jasmani, yang pengaruhnya berupa kelesuan,
lekas mengantuk, lekas lelah dan sebagainya.
Beberapa penyakit yang kronis sangat mengganggu
belajar itu, seperti penyakit pilek, influenza, sakit gigi,
batuk dan sebagainya.
2) Beberapa penyakit yang kronis sangat
mengganggu belajar itu, seperti penyakit pilek,
influenza, sakit gigi, batuk dan sebagainya.

b) Keadaan fungsi-fungsi jasmani tertentu terutama fungsi-


fungsi Panca Indera.

6. Faktor-faktor psikologis

Arden N. Frandsen mengatakan bahwa hal yang mendorong


seseorang untuk belajar itu adalah sebagai berikut :

a) Adanya sifat ingin tahu dan ingin menyelidiki dunia yang


lebih luas.

13
b) Adanya sifat yang kreatif yang ada pada manusia dan
keinginan utnuk selalu maju.
c) Adanya keinginan untuk mendapatkan simpati dari orang
tua, guru dan teman-teman.
d) Adanya keinginan untuk memperbaiki kegagalan yang lalu
dengan usaha yang baru, baik dengan koperasi maupun
dengan kompetisi.
e) Adanya keinginan untuk mendapatkan rasa aman bila
menguasai pelajaran.
f) Adanya ganjaran/hukuman sebagai akhir daripada belajar.

14
2.5 Cara belajar efektif

Setiap orang memiliki kemampuan belajar secara alami. Sejak dilahirkan, banyak hal
yang dipelajari, mulai dari menyusu, berjalan, berbicara, hingga aktivitas lainnya. Seiring
bertambahnya usia, kegiatan belajar pun disempurnakan dengan pendidikan formal di
sekolah. Adapun cara belajar memiliki keterkaitan dengan capaian prestasi seseorang. Nah,
berikut ini ada 10 cara belajar efektif menurut para pakar psikologi yang bisa Anda terapkan.

a) Menjadikan Belajar Sebagai Kebutuhan


Kebutuhan merupakan suatu hal yang harus dipenuhi agar
bisa bertahan hidup. Ketika belajar sebagai kebutuhan,
maka Anda akan semakin bersunguh-sungguh dalam
melakukannya. Belajar tak lagi dilakukan dalam kondisi
tertekan, tetapi bisa dilakukan dengan suka cita. Hasilnya,
setiap materi yang dipelajari dapat lebih mudah diingat.
b) Belajar di Tempat yang Disukai

Tak dapat dimungkiri bahwa tempat yang nyaman akan


memengaruhi mood seseorang ketika belajar. Karena itu,
aturlah ruangan belajar Anda di rumah menjadi senyaman
mungkin.

Ubalah posisi serta penampilan ruangan setiap beberapa


waktu untuk memberikan suasana baru yang lebih segar dan
memberikan semangat. Anda juga dapat mencari atmosfer
berbeda dengan belajar di kafe, perpustakaan, atau taman.
Namun, pastikan keadannya tenang agar dapat belajar
dengan nyaman.

c) Menyusun Target Belajar

Memiliki target waktu untuk menguasai materi pelajaran


tertentu akan membuat Anda tertantang. Karena itu,
susunlah jadwal dan bagi waktu belajar dengan baik. Bila
berhasil mencapai target, berilah diri Anda hadiah kecil

15
misal membeli camilan favorit. Dengan mendapatkan
hadiah, akan timbul rasa puas di dalam diri sehingga kian
terpacu menaklukan target belajar berikutnya.

d) Berperan Menjadi Guru

Setelah belajar, berperanlah menjadi seorang guru. Jelaskan


kembali materi yang telah Anda pelajari dengan gaya
bahasa sendiri kepada diri sendiri. Anda juga bisa meminta
bantuan teman atau keluarga untuk mendengarkan materi
yang Anda jelaskan.

Para pakar psikologi meyakini bahwa mengulang kembali


adalah cara belajar efektif untuk mengingat semua materi
yang sudah dipelajari. Ketika Anda menjelaskan kembali,
kemungkinan ada beberapa hal yang terlewat. Namun justru
inilah yang bisa menjadi patokan untuk Anda mengulang
kembali bagian tersebut.

e) Buat Latihan Ujian

Sebelum menghadapi ujian sebenarnya, Anda bisa berlatih


untuk menjawab soal-soal ujian secara mandiri. Hal ini juga
dapat mempersiapkan mental Anda sebelum nantinya
berhadapan dengan soal-soal ujian yang diberikan.

Cara ini merupakan salah satu variasi untuk mencegah


kejenuhan karena harus terus menerus membaca materi
pelajaran. Setelah menyelesaikan ujian mandiri tersebut,
jangan lupa periksa jawabannya. Dengan demikian, Anda
akan tahu mana hal yang harus diperbaiki.

16
f) Berikan Jeda

Saat hendak menghadapi ujian, tentunya akan banyak


materi yang harus dipelajari. Namun jangan terlalu
memaksakan diri karena hal tersebut justru kurang efektif.
Sebaiknya berikan jeda di antara setiap sesi materi. Ini
dimaksudkan untuk mengistirahatkan otak sehingga bisa
kembali segar dan siap bekerja lagi.

g) Berskiap Kritis

Setelah paham apa yang dipelajari, latihlah otak Anda agar


lebih kritis terhadap semua materi tersebut. Aktif mencari
tahu dan menganalisis kebenaran dari materi yang telah
dipelajari dinilai mampu membuat seseorang lebih mudah
mengingatnya ketika ujian datang. Tak hanya itu, dengan
adanya informasi lebih lanjut, Anda juga dapat memiliki
prespektif yang lebih luas.

h) Hindari Musik dengan Lirik

Musik sudah lama terbukti bisa membantu meningkatkan


konsentrasi seseorang. Namun saat sedang belajar,
hindarilah mendengarkan musik dengan lirik karena bisa
membuat pikiran Anda terdistraksi. Sebaiknya, dengarkan
musik klasik agar pikiran bisa menjadi lebih segar.

i) Baca Ringkasan Materi Sebelum Tidur

Penelitan membuktikan bahwa tidur merupakan salah satu


cara jitu untuk membantu proses mengingat. Karena itu,

17
membaca kembali ringkasan materi sebelum terlelap sangat
dianjurkan. Kemudian, jangan lupa untuk tidur dalam kurun
waktu 7 hingga 9 jam per hari agar pikiran terasa segar
ketika bangun.

j) Berdiskusi

Belajar kerap kali dilakukan seorang diri. Namun, beberapa


orang lebih menyukai gaya belajar secara berkelompok.
Bila Anda adalah tipe ke dua maka carilah teman yang bisa
diajak diskusi. Dari proses diskusi, Anda akan mendapatkan
lebih banyak hal yang mungkin tak akan didapatkan saat
belajar secara mandiri.

Demikianlah 10 cara belajar efektif yang bisa Anda tiru


untuk mencetak prestasi gemilang di bangku sekolah.

Setelah lulus nanti, pastikan Anda mendapatkan perguruan


tinggi terbaik yang mampu mampu menunjang karier dan
masa depan, seperti LP3I. Tersebar di berbagai wilayah di
Indonesia, Kampus LP3I memberikan jaminan lulusannya
dapat segera memperoleh pekerjaan dengan jaringan luas
yang dimilikinya.

18
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Belajar adalah suatu proses yang membawa perubahan tingkah laku pada diri individu
karena adanya usaha. Belajar bukanlah suatu tujuan utama, tetapimerupakan suatu sarana
untuk mencapai tujuan.

Belajar merupakan suatu keharusan, karena dalam kehidupan bermasyarakat akan


adanya persaingan, khususnya dalam dunia usaha. Tanpaadanya belajar kita akan tertinggal,
bahkan tersingkirkan dari persaingan, dengan belajar ini akan menumbuhkan inovasi-inovasi
yang melahirkan perubahan positifyang diperlukan dalam usaha.

Oleh karena itu, mengingat betapa pentingnya proses belajar dalamkehidupan, yang
nantinya akan menentukan dan membantu suatu keberhasilanindividu di masa depan. Kita
selaku calon pendidik perlu mempersiapkan dirimemperluas pengetahuan tentang belajar
yang nantinya akan diaplikasikan dalam proses pembelajaran kepada peserta didik.

19
Daftar Pustaka

https://www.gramedia.com/best-seller/teori-belajar/j2_j

http://www.definisi-pengertian.com/2015/05/bentuk-bentuk-belajar.0

http://makalahpendidikan-sudirman.blogspot.com/2011/Iu

https://www.lp3i.ac.id/10-cara-belajar-efektif-menurut-psikologi/Y

https://id.m.wikipedia.org/wiki/Belajar

20

Anda mungkin juga menyukai