Anda di halaman 1dari 69

KAIDAH-KAIDAH FIKIH

(QAWA’ID FIQHIYYAH)

Tim DSN-MUI INSTITUT

2020 M/ 1441 H
 Pengertian, Objek Kajian, Proses dan Manfaat Kaidah Fikih
 Sejarah, pertumbuhan dan perkembangan qawa’id fiqhiyyah
 Hubungan Ushul Fiqh, Fiqh, dan Qawa’id Fiqhiyyah
 Kaidah Pokok dan Kaidah Cabang (Furu’)
 Terapan Kaidah Fiqhiyah dalam Fiqh Muamalat
 Prinsip-Prinsip Pengembangan Hukum Islam dalam Fatwa DSN-
MUI
 Kaidah-Kaidah Fiqhiyah di Fatwa DSN-MUI dan Implementasinya
PENGERTIAN QAWAID FIQHIYYAH

► QAWA’ID/QA’IDAH
▪ Secara Bahasa/etimologi, Qawaid jama’ dari qaidah, berarti asas,
dasar, panduan, prinsip, model, peraturan.
▪ Secara Istilah/Terminologi:

‫ي المنطبق على جميع جزئياته‬ ُ ‫ألضاب‬


ُّ ‫ط بمعنى الحك ُم الكل‬ ِّ

Dhabit /ketetapan yang mempunyai makna hukum kulli yang


mencakup bagian-bagiannya (partikular).

‫ي ينطبق على جميع جزئياته‬


ٌّ ‫حك ٌم اغلب‬

Ketetapan yang diterapkan pada kebanyakan bagian-bagiannya


PENGERTIAN QAWAID FIQHIYYAH …

► FIQH :
 Fikih secara bahasa adalah pemahaman, pengetahuan, pengertian.
 Menurut istilah syara’, fikih adalah pengetahuan tentang hukum-
hukum syariah Islam mengenai perbuatan manusia yang diambil dari
dalil-dalil secara detail

ِ ‫سبَ ِة ِم ْن اَدِلَّتِ َها الت َّ ْف‬


 ‫ص ْي ِليّ ِة‬ َّ ‫اَ ْل ِع ْل ُم بِاْأل َ ْحكا َ ِم ال‬
َ َ‫ش ْر ِعيَّ ِة اْلعَ َم ِليَّ ِة اْل ُم ْكت‬

4
PENGERTIAN QAWAID FIQHIYYAH …

❑ QAWAID FIQHIYYAH:
▪ Menurut Abu Zahrah:
‫مجموعة األحكام المتشابهات التي ترجع إلى قياس واحد يجمعها‬
Kumpulan-kumpulan hukum yang serupa yang kembali kepada qiyas
yang mengumpulkannya.
▪ Menurut Imam Tajuddin al-Subki:
ٌ
‫جزئيات كثيرة يفهم أحكامها منها‬ ‫ي الذي ينطبق عليه‬
ّ ‫اآلمر الكل‬
Suatu yang bersifat umum yang meliputi bagian yang banyak sekali,
yang bisa dipahami hukum bagian tersebut dengan kaidah tersebut.

Kaidah atau dasar fikih yang bersifat umum yang mencakup hukum-hukum
syara’ secara menyeluruh dari berbagai bab/bagian dalam masalah-
masalah yang masuk di bawah cakupannya.
OBJEK DAN MANFAAT QAWAID FIQHIYYAH

 OBJEK QAWAID FIQHIYYAH:


Objek qawaid fiqhiyyah adalah perbuatan mukallaf (subjek hukum)
 Proses Pembentukan Qawaid Fiqhiyyah

Al-Quran Ushul Fiqh Kaidah


Fikih (3)
Al-Hadis (1) (2) Fikih (4)

Kaidah Fikih Qanun (7)


Fikih (6)
(5)

Pengujian Kaidah
OBJEK DAN MANFAAT QAWAID FIQHIYYAH

 MANFAAT/KEGUNAAN QAWAID FIQHIYYAH


– Mengelompokkan bagian-bagian yang bercerai- berai dalam fiqh, disatukan
dalam suatu aturan yang universal dan menyeluruh.
– Menghimpun berbagai masalah yang sama dan mengidentifikasi berbagai
hukum yang masuk dalam ruang lingkupnya.
– Menjawab berbagai permasalahan yang rumit dalam waktu singkat, sehingga
dapat menemukan pemecahan berbagai permasalahan yang dinginkan.
– Membantu untuk memahami metoda berfatwa dan memudahkannya untuk
mencari hukum permasalahan yang baru.
– Membantu seorang pakar fiqh terhindar dari kontradiksi dalam masalah fiqh
dan memahami maqhasid As Syariah.
– Lebih arif dalam menerapkan fikih sesuai denga waktu dan tempat yang
berbeda untuk keadaan dan adat kebiasaan yang berlainan
SEJARAH KEMUNCULAN, PERTUMBUHAN
DAN PERKEMBANGAN KAIDAH FIKIH

 Disinyalir awal kemunculan kaidah fikih bermula pada masa Nabi saw
dalam bentuk hadis-hadis yang kalimatnya singkat namun mengandung
makna yang dalam (jawami’ ’Ammah) seperti al-kharaj bi al-
dhaman, dan La dharara wa la dhirara, dan atsar (pernyataan) sahabat
yang dikategorikan jawami’ al-kalim;
 Namun penyusun pemula kitab qawaid (kaidah-kaidah) diperkirakan
adalah Abi Thair al-Dabbas, seorang ulama abad III dan IV Hijriyah. Dia
mengumpulkan sebanyak 17 buah kaidah yang terpenting dari mazhab
Hanafi, kemudian diikuti oleh yang lainnya seperti Abu Said al-Harawi al-
Syafi’i (w.488 H), seorang ulama mazhab Syafi’i.
 Zainal Abidin Ibn Nuajair (wafat 670 H) menyusun kitab yang berjudul Al-
Asybah wa Al-Nazhair, yang di dalamnya ia menyebutkan 25 kaidah, dibagi
menjadi dua bagian, yaitu kaidah-kaidah asasiyah dan kaidah-kaidah ghair
asasiyah.
SEJARAH KEMUNCULAN, PERTUMBUHAN
DAN PERKEMBANGAN KAIDAH FIKIH

 Pada abad VIII-IX Hijriyah dinilai sebagi masa keemasan penyusunan buku-buku kaidah fikih.
Lebih dari 10 buku muncul pada masa ini. Di antara buku-buku tersebut adalah sbb:
– Al-Asybah wa al-Nadzair karya Ibn Wakil al-Syafi’i (w.716 H)
– Kitab al-qawaid karya Al-Maqqari al-Maliki (w.758 H)
– Al-Asybah wa al-Nazhair karya al-Subki al-Syafi’i (w. 771 H)
– Al-Asybah wa al-Nazhair karya al-Isnawi (w. 772 H)
– Qawa’id fi al-fiqh karya al-Zarkasi al-Hambali (w. 795 H)
– Kitab al-Qawa’id karya Ibn al-Mulaqqin (w. 804 H).
– Al-Qawa’id wa al-Dhawabit karya Ibn Abdil Hadi (w. 880
 Pengkodifikasian qawa’id fiqhiyyah mencapai puncaknya ketika tersusun majallah al-ahkam
al-‘adliyyah oleh komite (lajnah) fuqaha pada masa Sultan al-Ghazi Abdul Aziz Khan al-
Usmani (1861-1876 M) pada akhir abad XIII H (1292 H). Dalam penyusunan majallah ini
komite melakukan penelitian pustaka terhadap kaidah-kaidah yang ada sebelumnya terutama
kitab al-Asybah wa al-Nazhair karya Ibnu Nujaim (w. 970 H) &Majami’ al-Haqaiq karya al-
Khadimi (w. 1176 H)
2. HUBUNGAN ANTARA USHUL FIQH, FIQH,
DAN QAWA’ID FIQHIYYAH
PENGERTIAN USHUL FIQH …

Pengertian ushul fiqh secara terminologi adalah sebagai berikut:

‫القواعد التي يوصل البحث فيها إلى استنباط األ حكام من أدلتها التفصيلية‬
Kaidah-kaidah yang digunakan seorang mujtahid untuk menyimpulkan hukum
fikih dari satu persatu dalilnya.

‫معرفة دالئل الفقه إجماال و كيفية اإلستفادة منها و حال المستفيد‬


Pengetahuan tentang dalil-dalil fikih secara global, cara mengistimbatkan
(menarik) hukum dari dalil-dalil itu, dan hal-ihwal pelaku istinbat.

11
PENGERTIAN USHUL FIQH …

 Kata fikih (al-fiqh) = berarti pengetahuan, pengertian, dan pemahaman


(tentang sesuatu), atau “mengetahui sesuatu dan memahaminya dengan
baik”.
 Secara terminologi, fikih adalah sbb:

‫العلم بااألحكام الشرعية العملية المكتسب من أدلتها التفصيلية‬


Pengetahuan tentang hukum-hukum syara' yang berhubungan dengan
amal perbuatan, yang dikaji dari dalil-dalilnya secara terperinci.

12
OBJEK KAJIAN USHUL FIQH

Objek kajian ushul fiqh terdiri dari 4 (empat) bagian, yaitu:


(1) Pembahasan tentang hukum syara dan yang berhubungan dengannya,
seperti hakim, mahkum fih, dan mahkum ‘alaih;
(2) Pembahasan tentang sumber-sumber dan dalil-dalil hukum;
(3) Pembahasan tentang cara mengistinbat hukum dari sumber-sumber dan
dalil-dalil itu; dan
(4) Pembahasan tentang ijtihad.

13
PERBEDAAN FIQH DAN USHUL FIQH

Unsur-unsur fiqh:
(1) Fikih adalah ilmu tentang hukum syara’, yaitu ketentuan atau ketetapan
Allah yang mengatur amal perbuatan manusia baik berupa perintah,
larangan, anjuran (iqtidha), pilihan (takhyir), maupun ketentuan sebab-
akibat (al-wadh’i).
‫خطاب هللا المتعلق بأ فعال المكلفين باإلقتضاء أو التخيير أو الواضع‬
(2) Fikih membicarakan hal-hal yang berkaitan dengan perbuatan manusia
yang bersifat praktis dan cabang (‘amaliyah furu’iyyah).
(3) Pengetahuan tentang hukum syara’ didasarkan pada dalil-dalil yang terinci
(tafsili), yakni Al-Quran dan Hadis.
(4) Fikih digali dan ditemukan melalui penalaran dan istidlal mujtahid.

14
PERBEDAAN USHUL FIKIH DAN FIKIH

NO USHUL FIKIH FIKIH


1 Cara menggali hukum dari al-Quran Membahas ketentuan Allah yang
dan al-Hadis.dan dirumuskan dalam mengatur amal perbuatan manusia
bentuk dalil-dalil atau kaidah-kaidah (mukallaf) yang bersifat praktis dan
secara global cabang (‘amaliyah furu’iyyah).

2 Objek kajian ushul fiqh terkait dg Objeknya perbuatan manusia yang


ketentuan syara’ (hakim, mahkum fih, bersifat praktis berupa perintah,
dan mahkum ‘alaih) ; sumber-sumber larangan, anjuran (iqtidha), pilihan
dan dalil-dalil hukum; cara (takhyir), maupun ketentuan sebab-
mengistinbat hukum, dan ijtihad akibat (al-wadh’i).

3 Berisi metode untuk menetapkan Berisi perbuatan itu sendiri serta tata
hukum suatu amal ibadah atau cara pelaksanaannya.
perbuatan lainnya.
KEGUNAAN USHUL FIQH

Kegunaan Ushul Fiqh Dalam Ekonomi Keuangan:


(1) Mengetahui dasar-dasar para mujtahid masa silam dalam membentuk
pendapat fikihnya.
(2) Memperoleh kemampuan untuk memahami ayat-ayat hukum berkaitan
dengan mu’amalah /ekonomi dalam Al-Quran dan hadis-hadis Rasulullah
SAW, berikut bagaimana cara mengembangkannya.
(3) Melakukan komparasi dari berbagai mazhab, karena ushul fikih
merupakan alat untuk itu.

16
HUBUNGAN ANTARA USHUL FIQH, FIQH
DAN QAWA’ID FIQHIYYAH

Skema:

‫ = وأقيمواالصلوة وءاتوا الزكوة‬Dalil atau Sumber hukum

‫ = األص ُل فى األمر للوجوب‬Kaidah Ushul Fiqh = Alat Istinbath

Kewajiban Shalat dan Zakat = Hukum Syara’ (Fiqh)

17
HUBUNGAN FIQH DAN USHUL FIQH

Skema.

ِّ َ‫ = الَ تَأ ْ ُكلُوا أَ ْم َوالَكُم بَ ْينَكُم بِّا ْلب‬Dalil atau Sumber hukum
‫اط ِّل‬

‫ =أألصل في النهي للتحريم‬Kaidah Ushul Fiqh= Alat Istinbath

Haram memperoleh harta secara tidak sah = Hukum Syara’ (Fiqh)

18
HUBUNGAN ANTARA USHUL FIQH, FIQH,
DAN QAWA’ID FIQHIYYAH

Skema:

Kewajiban Shalat Pada Waktunya = Hukum Syara’

Ancaman Bunuh = Kemudharatan

Kaidah Fiqh = ‫الضرورة تبيح المحظوات‬

Kebolehan Shalat Tidak Pada Waktunya = Hukum Darurat

19
HUBUNGAN ANTARA USHUL FIQH, FIQH,
DAN QAWA’ID FIQHIYYAH

Nash Al-Quran dan Sunnah

Ushul Fiqh (Qawa’id Ushuliyyah)

Hukum Syara’ (Fiqh)

Perbuatan Mukallaf

Qawa’id Fiqhiyyah

20
MATRIK HUKUM TAKLIFI

SIFAT
PASTI TIDAK PASTI
HK. TAKLIFI
Perintah Wajib/Fardhu Mandub/Sunnah

Larangan Haram Makruh

Takhyir Mubah
3. LIMA KAIDAH FIKIH UTAMA DAN RINCIANNYA
LIMA KAIDAH FIKIH UTAMA

ِّ َ‫ور ِّب َمق‬


‫اص ِّد َها‬ ُ ‫األ ُم‬
Setiap sesuatu bergantung pada maksud/niat pelakunya
‫اليقين ال يُ َزا ُل ِّبالش ِّك‬
ُ
Keyakinan tidak bisa dihilangkan karena adanya keraguan
‫المشقة تجلب التيسر‬
Kesukaran itu mendatangkan kemudahan
‫الضرر يُزا ُل‬
ُ
Kemudharatan itu harus dihilangkan
ٌ‫العادةُ ُم َحكمة‬
Adat kebiasaan itu menjadi hakim

23
CONTOH RINCIAN KAIDAH FIKIH

 Kaidah:
‫ور ِّب َمقاصدِّها‬
ُ ‫األ ُم‬
segala sesuatu itu bergantung kepada maksud pelakunya.

.... ‫ َوإ مَّنَا لا ُك ّل أإمر ٍئ َما نَ َوى‬،‫ال اِبلناّيَات‬


ُ ‫إ مَّنَا أاْل أع َم‬
Allah tidak menghukum kamu disebabkan sumpahmu yang tidak
dimaksud (untuk bersumpah), tetapi Allah menghukum kamu disebabkan
(sumpahmu) yang disengaja (untuk bersumpah) oleh hatimu. dan Allah
Maha Pengampun lagi Maha Penyantun
(Q.S. 2:225)

Tidak ada dosa atasmu terhadap apa yang kamu khilaf padanya, tetapi
(yang ada dosanya) apa yang disengaja oleh hatimu.
(Q.S.Al-Ahzab/33:5)

24
CONTOH RINCIAN KAIDAH UTAMA

 Kaidah:
‫الضرر يُزا ُل‬
ُ

Apabila kamu mentalak isteri-isterimu, lalu mereka mendekati akhir iddahnya, Maka
rujukilah mereka dengan cara yang ma'ruf, atau ceraikanlah mereka dengan cara
yang ma'ruf (pula). janganlah kamu rujuki mereka untuk memberi kemudharatan,
karena dengan demikian kamu Menganiaya mereka.
(Q.S.Al-Baqarah/2:231)

Talak (yang dapat dirujuki) dua kali. setelah itu boleh rujuk lagi dengan cara yang
ma'ruf atau menceraikan dengan cara yang baik.
(Q.S. Al-Baqarah/2:229).

25
CONTOH RINCIAN KAIDAH UTAMA

‫ا َ ْليَ ِّق ْي ُن َال يُ َزا ُل ِّبالش ِّك‬


Keyakinan tidak bisa dihilangkan karena adanya keraguan
 Yakin ( ‫ )يقين‬adalah keyakinan yang pasti (al-jazim), kokoh/teguh (al-tsabit), dan
sesuai dengan kenyataan/realitas (al-muthabiq lil waqi’). ( ‫(اإلعتقاد الجازم المطابق‬
‫للواقع الثابت‬.
 Syaak adalah keraguan antara dua perkara/masalah yang berlawanan tanpa
‫)بين النقيضين بال ترجيح ألحدهما على اآلخر ر‬
mengunggulkan salah satunya ( ‫التدد‬
 Hadis Nabi, Saw antara lain sbb:
 Dari Abu Hurairah ra, Rasulullah SAW bersabda: Apabila salah seorang diantara kamu
menemukan sesuatu dalam perutnya, kemudian sesuatu itu membingungkannya, apakah
dari perutnya keluar sesuatu atau tiadak? Maka, janganlah orang tersebut keluar dari
masjid (membatalkan salat) sebelum mendengarkan suara atau mencium bau” (HR.
Muslim).
Dari Sa’id Al-Khudri, Rasulullah bersabda: ”Apabila salah seorang di antara kamu merasa
ragu dalam salatnya, apakah ia telah mngerjakan tiga atau empat raka’at, maka
buanglah keraguan dan peganglah apa yang meyakinkannya (HR. Muslim).
CONTOH RINCIAN KAIDAH UTAMA

‫ب الت أمي اس ُر‬ ‫ش مقة ََتألا‬


َ ‫اَل َأم‬
ُ
Kesukaran/kesulitan itu dapat mendatangkan/ menarik kemudahan.
 Al-masyaqqah berarti al-ta’ab ( kelelahan, kepayahan, kesulitan dan kesukaran).
Al-taysir berarti kemudahan.
 Hukum-hukum yang dalam penerapannya menimbulkan kesulitan dan kesukaran
bagi mukallaf , syariah meringankannya sehingga mukallaf mampu
melaksanakannya tanpa kesulitan dan kesukaran.
 Kesulitan yang membawa kepada kemudahan antara lain sedang dalam
perjalanan (safar), keadaan sakit (maridh), keadaan terpaksa yang
membahayakan kelangsungan hidup; lupa (nisyan), ketidaktahuan (al-jahlu),
dan kekurang mampuan bertindak hukum (al-naqash).
 Di antara dasar hukum kaidah ini antara lain Q.S. Al-Baqarah/2:185; 286; al-
Nisa/4:28; al-Maidah/5/6; al-A’raf/7:157; al-Hajj/22:78; dan al-Nur/24:61.
CONTOH RINCIAN KAIDAH UTAMA

‫ادةُ ُُمَ ّاك َمة‬


َ ‫اَل َأع‬
Adat kebiasaan dapat ditetapkan sebagai hukum
‫ت اِبل م‬
‫ش أراع‬ ‫ت اِبلأعر ا‬
‫ف َكالثمابا ا‬ ُ ‫ا‬
‫اَلثماب‬
‫ُأ‬
Sesuatu yang berlaku berdasarkan adat kebiasaan sama dengan sesuatu yang
berlaku berdasarkan syara’ (selama tidak bertentangan dengan syara’).
 Kebiasaan-kebiasaan yang bermanfaat dan tidak bertentangan dengan
syara’ dalam mu’amalat seperti dalam jual-beli, sewa menyewa, kerjasama
pemilik sawah dengan penggarapnya dan sebagainya, adalah merupakan
dasar hukum kebolehannya.
 Transaksi kurs mata uang (sharf), penyelesaian transaksi tersebut
diadministrasikan sampai 2 hari kemudian setelah transaksi, dibenarkan.
 Kebiasaan suap menyuap, disajikannya minuman keras dan sarana
perjudian dalam pesta-pesta dan lain-lain, merupakan urf yang
bertentangan dg syara’.
5. TERAPAN KAIDAH FIKIH DALAM FIKIH MUAMALAT

29
‫‪TUJUH KAIDAH UTAMA FIKIH MUAMALAT‬‬

‫‪ – 1‬اْلصل ىف املعامالت اإلِبحة (اْلصل يف البيوع احلل‪ ،‬اْلصل يف العقود‬


‫والشروط اإلِبحة‪ ،‬تضييق السلف يف التحرمي يف شؤون العادات و‬
‫املعامالت)‬
‫‪-2‬العربة ِبملقاصد واملسميات ال ِبلظواهر والتسميات‬
‫‪ –3‬حترمي أكل أموال الناس ِبالباطل‬
‫‪ -4‬ال ضرار وال ضرار‬
‫‪ -5‬التخفيف والتيسري ال التشديد و التعسري‬
‫‪ -6‬رعاية الضرورات واحلاجات‬
‫‪ - 7‬مراعاة العادات واْلعراف فيما ال خيالف الشرع‬

‫‪30‬‬
TUJUH KAIDAH UTAMA FIKIH MUAMALAT 1

‫ – اْلصل ىف املعامالت اإلِبحة‬1


➢ Hukum asal dalam kegiatan bisnis adalah diperkenankan (al-idzn) dan dibolehkan
(al-ibahah), kecuali terdapat larangan nash secara sahih dan sharih.
➢ Dalam bidang mu’amalah diperkenankan melakukan kreasi dan inovasi (bid’ah), tidak
seperti dalam ibadah yang dilarang melakukan bid’ah.
➢ Mengingat mu’amalah berkaitan dengan persoalan manusia (sya’n al-nas), maka tidak
terelakkan interaksi antara satu dengan lainnya dalam berbagai transaksi, seperti jual
beli dan lainnya.
➢ Sejalan dengan prinsip tersebut, maka hukum asal dalam jual beli adalah halal dalam
berbagai bentuknya sebagaimana firman Allah ‫( وأحل هللا البيع‬QS.Al-Baqarah: 275). Apa saja
yang tidak dijelaskan keharamannya secara jelas oleh nash, maka ia halal, karena hal-hal
yang diharamkan sudah jelas ( ‫وقد فصل لكم ما حرم عليكم‬/Al-An’am:119).

31
TUJUH KAIDAH UTAMA FIKIH MUAMALAT 1
….‫ – اْلصل ىف املعامالت اإلِبحة‬1
• Hukum asal dalam membuat ketentuan dan persyaratan dalam transaksi
adalah boleh (‫) اْلصل يف العقود والشروط اإلِبحة‬. Diperkenankan untuk membuat
bentuk akad baru yang sebelumnya belum disebutkan (‫( غير مسمى‬.
• Melokalisir pemahaman hal-hal yang diharamkan dalam mu’amalat dan
tradisi sehingga tidak meluas kepada sesuatu yang sebenarnya boleh ( ‫تضييق‬
‫) السلف يف التحرمي يف شؤون العادات و املعامالت‬. Hal ini didasarkan antara lain kepada
hadis dan ayat al-Quran sbb:
‫ فإن هللا مل يكن لينسي شيئا‬،‫ فأقبلوا من هللا عافيته‬،‫ وما سكت عنه فهو عفو‬،‫ وما حرمه فهو حالل‬، ‫ ما أحل هللا لنا فهو حالل‬-
)‫(رواه البزار والطرباين‬

(Al-Maidah: 101 (.... ‫ اي أيهاالذين امنوا ال تسئلوا عن أشياء إن تبد لكم تسؤكم‬-
(al-An’am: 140) .... ‫… وحرموا ما رزقهم هللا إفرتاء على هللا‬. -

32
TUJUH KAIDAH UTAMA FIKIH MUAMALAT 2

‫العربة ِبملقاصد واملسميات ال ِبلظواهر والتسميات‬-2


“patokan (untuk menentukan keabsahan) akad adalah tujuan dan maknanya,
bukan kata-kata dan penamaannya”

Kaidah ini, sama sebagaimana maksud kaidah yang ada dalam majallah al’adliyyah,
yaitu:
)‫(العبرة فى العقود بالمقاصد والمعاني ال لأللفاظ والمباني‬

33
TUJUH KAIDAH UTAMA FIKIH MUAMALAT 3

‫– حترمي أكل أموال الناس ِبالباطل‬3


Haram memperoleh dan memanfaatkan harta secara batil
(tidak sah)

Dasar hukum kaidah ini yaitu Al-Quran Surat An-Nisa ayat 29


dan al-Baqarah ayat 188.

Dari kaidah ini dapat diambil pelajaran yaitu Larangan


memperoleh penghasilan/pendapatan/ujrah secara batil
(tahrim Akhdzul ujrah bil-bathil);

34
TUJUH KAIDAH UTAMA FIKIH MUAMALAT 4 5

‫ ال ضرار وال ضرار‬-4


“Tidak boleh berbuat kemudharatan pada diri sendiri dan
berbuat kemadharatan pada orang lain”

‫ التخفيف والتيسري ال التشديد و التعسري‬-5


Meringankan beban dan memudahkan urusan, tidak
memperberat dan mempersulit

35
TUJUH KAIDAH UTAMA FIKIH MUAMALAT 6 7

‫ – رعاية الضرورات والحاجات‬6


Mempertimbangkan keadaan (yang dapat kategorikan
sebagai) Darurat dan Hajat

Memelihara ketentuan terkait dengan kondisi dharurat yang mengakibatkan diperkenankannya


hal-hal yang dilarang, begitu juga kondisi hajat yang dapat mengeluarkan permasalahan dharurat.

‫ مراعاة العادات واألعراف فيما ال يخالف الشرع‬-7


Memperhatikan adat dan tradisi yang tidak bertentangan dengan syara’
6. PRINSIP PENGEMBANGAN HUKUM
ISLAM DALAM FATWA DSN-MUI
MAKHARIJ FIQHIYAH DSN - MUI

Al-Taysir al- Tafriq al-Halal ‘an


Manhaji al-Haram

I’ada al-Nadhar Tahqiq al-Manath


PERBEDAAN KAIDAH BERDASARKAN JENIS HARAM

Kaidah Pangan Kaidah Ekonomi


(Fatwa Halal MUI (DSN – MUI)

Dalam hal penetapan kehalalan Untuk ekonomi syariah kaidah yang


produk pangan, kaidah yang dipakai adalah “al-Akhdzu bil-ashlah”
digunakan adalah “al-Akhdu bi
al-Ahwath” Artinya :
Mengambil pendapat yang lebih
Artinya : maslahat, dan kaidah “mura’atu al-
Mengambil pendapat yang telah khilaf”, artinya menjaga pendapat
hati-hati, dan kaidah “al-Khuruj walaupun lemah. Hal itu dilakukan
min al-Khilaf” artinya keluar dari karena hukum asal dari muamalat adalah
perbedaan penapat mengambil boleh, sesuai kaidah “al-ashlu fi al-
pendapat yang lebih kuat muamalat al-ibadah illa ma dalla ad-dalil
dalilnya. ala hurmatihi”
Al-Taysir al Manhaji
Metode dan Prinsip Dasar
Cont…
Contoh Pengadopsian Pandangan
Akad dan Muwa’adah
Tafriq alHalal ‘An al-Haram
.

Tim DSN-MUI --------------------------------------------------------------------------------------------------------------- DSN-MUI INSTITUT


.

Tim DSN-MUI --------------------------------------------------------------------------------------------------------------- DSN-MUI INSTITUT


7. KAIDAH FIKIH DALAM FATWA DSN-MUI DAN
PENERAPANNYA
‫‪KAIDAH-KAIDAH FIKIH DALAM FATWA DSN-MUI‬‬

‫‪ – 1‬اْلصل ىف املعامالت اإلِبحة إال أن يدل الدليل على حترميها‬


‫ب الت أمي اس ُر‬ ‫‪ -2‬اَلأم َش مقة ََتألا‬
‫ُ‬ ‫َ‬
‫‪ –3‬احلاجة قد تنزل منزلة الضرورة‬
‫‪ - 4‬الثابت ِبلعرف كالثابت ِبلشرع‬
‫‪-5‬درء املفاسد أوىل من جلب املصاحل‬
‫الضرر يُزال‬
‫ُ‬ ‫‪-6‬‬
‫‪ -7‬أينما وجدت املصلحة فثم حكم هللا‬
‫‪ -8‬تصرف اإلمام على الرعية منوط ِبملصلحة‬
‫‪-9‬الضرر يدفع بقدر اإلمكان‬
‫ض َج مر َم أن َف َعةً فَ ُه َو ارَِب‪.‬‬ ‫‪ُ -10‬ك ُّل قَ أر ٍ‬

‫‪48‬‬
‫‪KAIDAH-KAIDAH FIKIH DALAM FATWA DSN -MUI‬‬

‫‪ -11‬اَلتِّا ِّب ُع ََتباع‬


‫‪ -12‬ما أ ّدى اىل احلرام فهو حرام‬
‫‪-13‬ال جيور الحد ان يتصرف ىف ملك الغري بال إذنه‬
‫‪-16‬الأغُ أرُم اِبلأغُأن ام‬
‫ْي َِب اطل‬‫ان َعلى اْلَام أ ا‬ ‫ضم ا‬
‫َ‬ ‫م‬ ‫ال‬ ‫ط‬‫َ‬ ‫ا‬
‫رت‬
‫َ‬
‫‪ -17‬إا من ا أشا‬
‫َ‬
‫ري ُم أك َرٍه فَ ُه َو َعلَأي اه‬ ‫غ‬
‫َ‬
‫ً أَ‬ ‫ا‬‫ع‬‫ا‬‫ائ‬‫ط‬
‫َ‬ ‫ا‬
‫ه‬ ‫ا‬
‫س‬ ‫ط َعلَى نَ أف‬ ‫‪َ - 18‬م أن َش َر َ‬
‫‪َ -19‬م ان الأتَ َزَم َم أع ُرأوفًا لَ ازَمهُ‪.‬‬
‫‪َ -20‬م ان الأتَ َزَم َش أىي ئًا لَ ازَمهُ َش أر ًعا‬

‫‪49‬‬
‫‪KAIDAH-KAIDAH FIKIH DALAM FATWA DSN‬‬

‫س َع‬ ‫م‬
‫ت‬ ‫ا‬ ‫ق‬ ‫ا‬ ‫ض‬ ‫ا‬ ‫ذ‬ ‫‪-21‬اْلَ أمر إا‬
‫َ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫أ ُ‬
‫‪َ -22‬ما َح ُرَم فا أعلُهُ َح ُرَم طَلَبُ ُه‬
‫ش أر اط‬ ‫شر اط َاجيب ثُب وتُهُ اع أن َد ثُب و ا‬
‫ت ال م‬ ‫م‬ ‫ل‬ ‫ا‬
‫ِب‬ ‫ق‬‫ُ‬ ‫م‬
‫‪-25‬اَل ُأم َعل‬
‫ُأ‬ ‫ُ ُأ‬ ‫أ‬

‫‪50‬‬
CONTOH PENERAPAN KAIDAH 1

‫– األصل فى المعامالت اإلباحة إال أن يدل الدليل على تحريمها‬1


Pada dasarnya semua bentuk muamalah boleh dilakukan kecuali ada dalil
yang mengharamkannya”

‫– األصل فى األشياء اإلباحة حتى يدل الدليل على التحريم‬1


Hukum dasar dari segala sesuatu adalah boleh, sehingga terdapat dalil yang
mengharamkan.

Pada dasarnya transaksi Efek Syariah di pasar sekunder diperbolehkan. Hal


ini mengingat transaksi di bursa merupakan bagian dari fikih muamalah
sehingga hukum asalnya diperbolehkan kecuali ada hal-hal yang dilarang.

51
CONTOH PENERAPAN KAIDAH 2

‫ب الت أمي اس ُر‬ ‫ اَلأم َش مقة ََتألا‬-3


ُ َ
Kesukaran/kesulitan itu dapat mendatangkan/ menarik kemudahan.

 Al-masyaqqah berarti al-ta’ab ( kelelahan, kepayahan, kesulitan dan


kesukaran). Al-taysir berarti kemudahan.
 Hukum-hukum yang dalam penerapannya menimbulkan kesulitan dan
kesukaran bagi mukallaf , syariah meringankannya sehingga mukallaf mampu
melaksanakannya tanpa kesulitan dan kesukaran.
 Kesulitan yang membawa kepada kemudahan antara lain sedang dalam
perjalanan (safar), keadaan sakit (maridh), keadaan terpaksa yang
membahayakan kelangsungan hidup; lupa (nisyan), ketidaktahuan (al-jahlu),
dan kekurang mampuan bertindak hukum (al-naqash).
 Di antara dasar hukum kaidah ini antara lain Q.S. Al-Baqarah/2:185; 286; al-
Nisa/4:28; al-Maidah/5/6; al-A’raf/7:157; al-Hajj/22:78; dan al-Nur/24:61.
CONTOH PENERAPAN KAIDAH 3

‫ – الحاجة تنزل منزلة الضرورة‬2


“Keperluan itu dapat menduduki posisi darurat”.

Pada dasarnya dalam akad jual-beli, hanya dibolehkan/dianggap sah


apabila syarat dan rukunnya telah terpenuhi, di antaranya ialah bahwa
obyek akad jual beli telah terwujud. Tanpa suatu alasan yang bersifat
darurat atau keperluan yang mendesak, tidak boleh diadakan keringanan
dengan penyimpangan dari hukum tersebut. Namun demi
kelancaran/kemudahan hidup atau untuk menghilangkan kesulitan
diberikan keringanan dalam akad-jual beli, yakni dianggap sah jual-beli
meskipun obyek belum terwujud, seperti pada akad salam, hanya
menyebutkan sifat-sifat barang yang dipesan.

53
CONTOH PENERAPAN KAIDAH 4

‫ الثابت بالعرف كالثابت بالشرع‬- 4


Sesuatu yang berlaku berdasarkan adat kebiasaan sama dengan sesuatu yang
berlaku berdasarkan syara’ (selama tidak bertentangan dengan syara’).

Contoh dalam transaksi Efek di Bursa Efek Indonesia antara lain bahwa nasabah
tidak secara langsung melakukan transaksi jual atau beli dengan nasabah lainnya,
tetapi melalui Perantara Pedagang Efek. Hal ini juga terjadi pada pelaksanaan
transaksi Efek dimana Perantara Pedagang Efek melaksanakan order transaksi Efek
dari nasabah. Order nasabah diteruskan oleh Perantara Pedagang Efek ke sistem
perdagangan Bursa Efek oleh floor trader yang ada di lantai bursa atau dealer di
kantor PE-AB secara jarak jauh (remote trading), atau juga diteruskan langsung ke
sistem perdagangan melalui sistem online trading. Transaksi seperti hal tersebut
sudah menjadi tradisi/adat kebiasaan di semua transaksi di Bursa Efek, sehingga
dinilai transaksi tersebut sesuatu yang berlaku berdasarkan syara’ sebagai
penerapan kaidah ini.

54
CONTOH PENERAPAN KAIDAH 5
‫ درءاملفاسد مقدم على جلب املصاحل‬-5
“Mencegah mafsadah (kerusakan) harus didahulukan dari pada mengambil
kemaslahatan”.

 Bank syariah dapat mengalami kekurangan likuiditas disebabkan oleh


perbedaan jangka waktu antara penerimaan dan penanaman dana, atau
kelebihan likuiditas yang dapat terjadi karena dana yang terhimpun belum
dapat disalurkan kepada pihak yang memerlukan.
 Dalam rangka peningkatan efisiensi pengelolaan dana, bank yang melakukan
kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah memerlukan adanya pasar uang
antar bank yang berdasarkan prinsip-prinsip syariah (PUAS).
 Instrumen PUAS yang diatur oleh BI adalah Sertifikat Investasi Mudharabah
Antar bank Syariah (Sertifikat IMA), yaitu suatu instrumen yang digunakan oleh
bank-bank syariah yang kelebihan dana untuk mendapatkan keuntungan dan di
lain pihak sebagai sarana penyedia dana jangka pendek bagi bank-bank syariah
yang kekurangan dana. Sertifikat ini berjangka waktu 90 hari diterbirkan oleh
kantor pusat bank syariah dengan format dan ketentuan standar yang
ditetapkan oleh BI.

55
CONTOH PENERAPAN KAIDAH 6

‫الضرر يُزال‬
ُ -6
“Bahaya harus dihilangkan”

 Seseorang tidak dapat membayar hutangnya secara langsung. Untuk


menghilangkan bahaya/beban hutangnya ia boleh memindahkan
penagihannya kepada pihak lain, yang dalam hukum Islam disebut
dengan Hawalah, yaitu akad pengalihan hutang dari satu pihak yang
berhutang kepada pihak yang wajib membayarnya.

 Untuk menunjukkan kesungguhan nasabah dalam pembiayaan


murabahah, agar tidak terjadi mudharat, atau bahaya dikemudian hari,
LKS boleh meminta uang muka (urbun) atas transaksi tersebut.

56
CONTOH PENERAPAN KAIDAH 7

‫ أينما وجدت المصلحة فثم حكم هللا‬-7


“Dimana terdapat kemaslahatan, disana terdapat hukum Allah”

Contoh penerapannya:

 Dalam sistem pencatatan dan pelaporan (akuntansi) keuangan dikenal ada dua sistem,
yaitu prinsip akuntansi yang mengharuskan pengakuan biaya dan pendapatan pada saat
terjadinya (Cash Basis), dan prinsip akuntansi yang membolehkan pengakuan biaya dan
pendapatan didistribusikan pada beberapa periode (Accrual Basis). Kedua sistem tersebut
masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan.
 Pada prinsipnya LKS boleh menggunakan kedua sistem tersebut dalam administrasi
keuangannya. Namun dilihat dari segi kemaslahatan, dalam pencatatan sebaiknya
digunakan sistem Accrual Basis, sedangkan dalam distribusi hasil usaha hendaknya
ditentukan atas dasar penerimaan yang benar-benar terjadi (Cash Basis).

57
CONTOH PENERAPAN KAIDAH 8

‫ تصرف اإلمام على الرعية منوط بالمصلحة‬- 8


“Tindakan imam (pemegang otoritas) terhadap rakyat
harus mengikuti maslahat”.

Dalam rangka pelaksanaan pengendalian moneter berdasarkan prinsip syariah


dan sebagai salah satu upaya untuk mengatasi kelebihan likuiditas Bank Syariah
diperlukan instrumen yang diterbitkan Bank sentral yang sesuai dengan syariah.
Bank Indonesia selaku Bank Sentral dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pembina
dan pengawas keuangan berkewajiban melakukan pengawasan dan
pengembangan terhadap bank syariah dan keuangan syariah lainnya sesuai
dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Bank Indonesia selaku
bank sentral boleh menerbitkan instrumen moneter berdasarkan prinsip syariah
yang dinamakan Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS).

58
CONTOH PENERAPAN KAIDAH 9

‫ الضرر يدفع بقدر اإلمكان‬-9


“Segala mudharat harus dihindarkan sedapat mungkin”

 Dalam menyongsong masa depan dan upaya mengantisipasi kemungkinan


terjadinya risiko dalam kehidupan ekonomi yang akan dihadapi, perlu
dipersiapkan sejumlah dana tertentu sejak dini. Upaya untuk itu antara
lain dapat dilakukan melalui asuransi berdasarkan prinsip syariah.
 Asuransi Syariah (Ta’min, Takaful atau Tadhamun) adalah usaha saling
melindungi dan tolong menolong di antara sejumlah orang/pihak melalui
investasi dalam bentuk aset da/atau tabarru yang memberikan pola
pengembalian untuk menghadapi risiko tertentu melalui akad yang sesuai
dengan syariah.
 Akad yang sesuai dengan syariah adalah akad yang yang tidak
mengandung gharar (penipuan), maysir (perjudian), riba, zhulm
(penganiayaan), risywah (suap), barang haram dan maksiat.

59
CONTOH PENERAPAN KAIDAH 10

.‫ض َج مر َم أن َف َعةً فَ ُه َو ارَِب‬


ٍ ‫ ُك ُّل قَ أر‬-10
Setiap utang piutang yang mendatangkan manfaat (bagi yang berpiutang,
muqridh) adalah riba.

LKS di samping sebagai lembaga komersial, harus dapat berperan sebagai


lembaga sosial yang dapat meningkatkan perekonomian secara maksimal,
yaitu antara lain dengan qardh, yaitu suatu akad pinjaman kepada nasabah
dengan ketentuan bahwa nasabah wajib mengembalikan dana yang
diterimnya kepada LKS pada waktu yang telah disepakati bersama, tidak
boleh LKS mengambil keuntungan/bunga dalam hal ini, tetapi kepada
nasabah boleh dibebankan biaya administrasi.

60
CONTOH PENERAPAN KAIDAH 11

‫ اَلتاّابا ُع ََتباع‬-13
Pengikut hukumnya tetap sebagai pengikut yang mengikuti.
 Akad Rahn, Wakalah dan Hawalah merupakan akad turunan/ikutan
(tabi’/assesoir) dari akad bai’, ijarah, syirkah dan qardh (ashli/pokok).
Keberadaan dan keabsahan akad ikutan mengikuti keberadaan akad pokok.
Apabila akad pokoknya beralih, maka akad ikutan juga ikut beralih. Begitu
juga ketika akad pokok itu berakhir, maka akad ikutan juga ikut berakhir.
 Apabila seorang membeli tanah, maka tanaman yang ada di atas tanah
tersebut mengikuti tanah yang dijual, karena pada dasarnya yang ada di
atasnya bagian dari tanah tersebut kecuali ditentukan lain. Apabila seorang
membeli kambing, maka termasuk dalam kambing tersebut kulitnya.

61
CONTOH PENERAPAN KAIDAH 12

‫ ما أدى الى الحرام فهو حرام‬-11


Apa saja yang menjadi perantara (media) terhadap perbuatan haram, haram
pula hukumnya

Pelaksanaan Perdagangan Efek harus dilakukan menurut prinsip kehati-hatian


dan tidak diperbolehkan melakukan spekulasi, manipulasi, dan tindakan lain
yang di dalamnya mengandung unsur dharar, gharar, riba, maisir, risywah,
maksiat dan kezhaliman, taghrir, ghisysy, tanajusy/najsy, ihtikar, bai’ al-
ma’dum, talaqqi al-rukban, ghabn, riba dan tadlis.

62
CONTOH PENERAPAN KAIDAH 13

‫ال يجور الحد ان يتصرف فى ملك الغير بال إذنه‬-14


Tidak boleh melakukan perbuatan hukum atas milik orang lain
tanpa seizinnya.

Contoh kegiatan/penerapan kaidah ini antara lain dilarang


melakukan bai al-ma’dum, yaitu melakukan penjualan atas
barang (Efek Syariah) yang belum dimiliki (short selling);

63
CONTOH PENERAPAN KAIDAH 16 17

‫الأغُ أرُم اِبلأغُأن ام‬-16


Risiko berbanding dengan manfaat”
‫ان َعلى اْلَام أ ا‬
‫ْي َِب اطل‬ ‫ضم ا‬
َ ‫م‬ ‫ال‬ ‫ط‬
َ ‫ا‬‫رت‬
َ
‫إا من ا أشا‬-17
َ
“Mensyaratkan kewajiban memberikan penjaminan oleh Al-Amin (mudharib, mitra, wakil) adalah tidak
sah (batal)”

Kaidah ini digunakan dalam fatwa DSN terkait penjaminan pengembalian modal pembiayaan
mudharabah, musyarakah, dan wakalah bil istitsmar. Dalam fatwa ini dijelaskan bahwa
mengingat mudharabah itu dibentuk atas dasar amanah, maka pemilik modal tidak boleh
meminta pengelola untuk menjamin pengembalian modal. Apabila dalam akad mudharabah
mengalami kerugian, maka berdasarkan prinsip kaidah di atas, pengelola tidak wajib
mengembalikan modal usaha secara penuh pada saat terjadi kerugian, kecuali kerugian
karena ta’addi, tafrith atau mukhalafat al-syuruth. Dalam hal kerugian tersebut timbul dan
terbukti karena pemilik modal melakukan ta’addi, tafrith atau mukhalafat al-syuruth, maka
kerugian tersebut menjadi tanggung jawab Pemilik Modal

64
CONTOH PENERAPAN KAIDAH 18 19 20
.‫ري ُم أك َرهٍ فَ ُه َو َعلَأي اه‬ ‫اا ا‬
َ ‫ط َعلَى نَ أفسه طَائ ًعا غَ أ‬
َ ‫ َم أن َش َر‬-18
Siapa saja yang membebankan sesuatu kepada dirinya secara sukarela tanpa paksaan, maka sesuatu itu menjadi
kewajibannya.”
.ُ‫ َم ان الأتَ َزَم َم أع ُرأوفًا لَ ازَمه‬-19
“Siapa yang berkomitmen melaksanakan suatu kebaikan, maka ia wajib menunaikannya.”
‫ َم ان الأتَ َزَم َش أىي ئًا لَ ازَمهُ َش أر ًعا‬-20
“Siapa yang berkomitmen untuk melaksanakan sesuatu, maka ia – menurut syara’ – wajib menunaikannya.”

Kaidah diterapkan terkait pembiayaan likuiditas jangka pendek syariah (PLJPS) yang
dikeluarkan oleh Bank Indonesia. Apabila Bank Indonesia memberikan pembiayaan
kepada Bank Syariah yang kekurangan likuiditas dengan akad Muqaradhah bi Dhaman
Ra’s al-Mal (‫ال‬ِ ‫ان َرأْ ِس ْال َم‬ َ ِ‫ضةُ ب‬
ِ ‫ض َم‬ َ ‫) ْال ُم َق‬, maka secara konsep Bank Indonesia sebagai
َ ‫ار‬
pemilik dana tidak diperkenankan meminta Bank Syariah sebagai Pengelola untuk
menjamin pengembalian modal. Namun apabila bank syariah atas kehendaknya sendiri
menjamin pengembalian modal, maka berdasarkan kaidah-kaidah di atas, komitmen
(iltizam) yang timbul dari pengelola untuk pengembalian modal atas kehendaknya
sendiri, hal tersebut dibenarkan

65
CONTOH PENERAPAN KAIDAH 21

َ َّ ‫اق ات‬
‫س َع‬ َ ‫ض‬َ ‫ ْاأل َ ْم ُر ِّإذَا‬-21
“Apabila sempit suatu urusan, maka (urusan itu) menjadi luas.”

Kaidah ini diterapkan berkaitan dengan penyelenggaraan pariwisata


berdasarkan prinsip syariah. Kegiatan wisata yang dilakukan oleh seseorang
atau sekelompok orang dengan mengunjungi tempat tertentu untuk tujuan
rekreasi, pengembangan pribadi, atau mempelajari keunikan daya tarik wisata
yang dikunjungi, dapat memberikan kebaikan, kemaslahatan dan
kemanfaatan baik secara material maupun spiritual. Oleh karenanya, kegiatan
wisata boleh dilakukan, namun dengan syarat dalam penyelenggaraannya
jangan sampai menimbulkan kemusyrikan, kemaksiatan, kemafsadatan,
tabdzir/israf, dan kemunkaran.

66
CONTOH PENERAPAN KAIDAH 22

َ ‫ َما َح ُر َم فِّ ْعلُهُ َح ُر َم‬-22


ُ‫طلَبُه‬
“Sesuatu yang haram dikerjakan maka haram juga diminta/dicari”

Kaidah ini diterapkan dalam fatwa DSN antara lain berkaitan dengan
penyelenggaraan pariwisata berdasarkan prinsip syariah. Sebagai upaya
kehati-hatian dan pencegahan terjerumus kepada sesuatu yang dilarang
syariah, maka apabila kegiatan dan tujuan wisata yang dilakukan itu sudah
diketahui secara nyata mengandung suatu perbuatan haram, maka niat untuk
menuju tempat wisata tersebut menjadi tidak layak untuk dijadikan tempat
tujuan wisata.
.

67
CONTOH PENERAPAN KAIDAH 25

‫ش أر اط‬ ‫شر اط َاجيب ثُب وتُهُ اع أن َد ثُب و ا‬


‫ت ال م‬ ‫م‬ ‫ل‬ ‫ا‬
‫ِب‬ ‫م‬
‫ُأ‬ ‫ُ ُأ‬ ‫اَل ُأم َعل ُ أ‬-25
‫ق‬
(Janji) yang dikaitkan dengan syarat, wajib dipenuhi apabila
syaratnya telah terpenuhi.

Kaidah ini diterapkan oleh DSN antara lain dalam kaitannya dengan janji
(wa’ad) yang semula tidak mengikat (ghair mulzim) menjadi bersifat
mengikat (mulzim) pada saat pihak yang menerima janji sudah
melakukan perbuatan tertentu atas permintaan yang berjanji. Kaidah
ini juga digunakan pada saat wa’ad dikaitkan dengan suatu perbuatan
tertentu, maka apabila perbuatan tertentu tersebut telah dilakukan
maka syarat tersebut wajib dilaksanakan.

68
Terima Kasih
.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai