Aplikasi Dan Peran Citra Penginderaan Jauh Dalam Bidang Perencanaan Wilayah
Dan Kota
Penginderaan berasal dari dua suku kata dasar yaitu indera yang berarti melihat
dan jauh berarti dari jarak jauh. Penginderaan jauh merupakan ilmu dan seni untuk
memperoleh informasi suatu objek, daerah atau fenomena melalui analisis data yang
diperoleh dengan suatu alat tanpa kontak langsung dengan objek, daerah atau fenomena
yang dikaji (Lillesand dan Kiefer, 1990). Penginderaan jauh juga didefinisikan sebagai
proses perolehan informasi tentang suatu obyek tanpa adanya kontak fisik secara langsung
dengan obyek tersebut (Rees, 2001; Elachi, 2006). Informasi diperoleh dengan cara deteksi
dan pengukuran berbagai perubahan yang terdapat pada lahan dimana obyek berada.
Proses tersebut dilakukan dengan cara perabaan atau perekaman energi yang dipantulkan
atau dipancarkan, memproses, menganalisa dan menerapkan informasi tersebut. Data
penginderaan jauh memerlukan pengolahan untuk dapat digunakan sebagai sumber
informasi suatu wilayah, Data penginderaan jauh berupa citra (imagery). Data tersebut
dapat dianalisis untuk mendapatkan informasi tentang objek, daerah atau fenomena yang
diteliti. Proses penerjemahan data pengindredaran jauh menjadi informasi disebut
interpretasi data. Apabila dilakukan secara digital disebut interpretasi citra digital (Digital
image interpretation). Untuk memperoleh informasi keruangan baik itu dalam bentuk citra
maupun foto udara dalam dalam penginderaan jauh dibutuhkan komponen-komponen
sebagai berikut :
a. Sumber tenaga
Dalam penginderaan jauh harus ada sumber tenaga, baik sumber tenaga alamiah
(pasif) maupun sumber tenaga buatan (system aktif). Bila sumber tenaga yang
digunakan berasal dari matahari (alamiah) atau obyekitu sendiri disebut indera
system pasif. Bila sumber tenaganya berasal dari buatan manusia maka disebut
sebagaisistemaktif. Tenaga ini mengenai obyek di permukaan bumi yang kemudian
di pantulkan ke sensor. Jumlah tenaga matahari yang mencapai bumi di pengaruhi
oleh waktu, lokasi, dan cuaca. Jumlah tenaga yang diterima pada siang ahari lebih
banyak bila dibandingkan dengan jumlah pada pagi atau sore hari. Spectrum
elektromagnetik merupakan berkas dari tenaga elektromagnetik yang melipuri
sinar gamma, x, ultraviolet, tampak infra merah, gelombang mikro, dan gelombang
radio. Spectrum yang biasa digunakan dalam peginderaan jauh adalah sebagian dari
spectrum infra merah dekat (0,03 – 0,4 µm), spectrum tampak (0,4 – 0,7 µm),
spectrum infra merah dekat (0,7 – 1,3 4 µm), spektruminfra merah thermal (3 – 18
4 µm), dan gelombang mikro (1 mm – 1m).
b. Atmosfer
Sebelum mengenai obyek, energi yang dihasilkan sumber tenaga merambat
melewati atmosfer. Atmosfer membatasi bagian spectrum elektromagnetik yang
dapat digunakan dalam penginderaan jauh. Pengaruh atmosfer merupakan fungsi
panjang gelombang dan bersifat selektif terhadap panjang gelombang. Atmosfer
bersifat selektif terhadap panjang gelombang sehingga hanya sebagian kecil tenaga
elektromagnetik dari radiasi sinar Matahari yang dapat mencapai permukaan bumi
dan dimanfaatkan untuk penginderaan jauh. Bagian spektrum elektromagnetik yang
mampu melalui atmosfer dan dapat mencapai permukaan bumi disebut jendela
atmosfer (atmospheric window). Kisaran panjang gelombang yang paling banyak
digunakan dalam penginderaan jauh adalah :
- Spektrum Gelombang Cahaya Tampak (Visible), yaitu spektrum gelombang
cahaya yang memiliki panjang gelombang antara 0,4μm–0,7μm. Cahaya tampak
yang paling panjang adalah merah, sedangkan yang paling pendek adalah violet.
- Spektrum Gelombang Cahaya Inframerah (Infrared), yaitu spektrum gelombang
cahaya yang memiliki panjang gelombang antara 0,7μm–1,0μm. Spektrum
Gelombang Mikro, yaitu spektrum gelombang yang memiliki panjang gelombang
antara 1,0μm–1,0m. Tenaga berupa gelombang elektromagnetik dari radiasi
Matahari tidak dapat mencapai permukaan bumi secara utuh. Gelombang
elektromagnetik mengalami hambatan oleh atmosfer. Hambatan ini terutama
disebabkan penyerapan, pantulan, dan hamburan oleh butir-butir yang ada di
atmosfer, seperti debu, uap air, gas karbon dioksida, dan ozon.
- Interaksi Tenaga dengan Objek Intraksi tenaga dengan objek sesuai dengan asas
kekekalan tenaga, maka terdapat tiga interaksi, yaitu dipantulkan, diserap, dan
ditransmisiskan/diteruskan.TEM yang sampai ke permukaan bumi akan
berinteraksi dengan segala objek yang ada. Obyek di permukaan bumi
mempunyai karekteristik yang berbeda srtu dengan yang lainnya. Pada citra
hitam putih mempunyai tingkat rona atau kecerahan yang berbeda obyek satu
dengan yang lain.
- Sensor dan wahana TEM yang dipantulkan obyek di permukaan bumi dapat
diterima oleh sensor yang dipasang dalam wahan tertentu di udara. Ada banyak
sensor dengan sifat dan karekteristik masing-masing. Ada sensor yang dapat
menyadap obyek berukuran kecil ( 1 km). Ukuran terkecil yang dapat disadap
oleh sensor dinamakan sebagai resolusi spasial. Resolusi spasial ini merupakan
petunjuk kualitas sensor, semakin kecil obyek yang dapat direkam olehnya,
semakin teliti informasinya.
Dalam memilih sistem penginderaan jauh yang sesuai dengan tujuan penerapannya,
maka perlu memahami adanya konsep resolusi. Resolusi sangat menentukan tingkat
kerincian obyek, sifat signatur spektral, periode ulang untuk monitoring dan tampilan
datanya. Empat resolusi, yaitu :
a. Resolusi spektral
Resolusi spektral menunjukkan kerincian spektrum elektromagnetik yang
digunakan dalam suatu sistem penginderaan jauh.
b. Resolusi spasial
Resolusi spasial mencerminkan rincian data tentang obyek yang dapat disadap dari
suatu sistem penginderaan jauh, dalam bentuk ukuran obyek terkecil yang dapat
disajikan, dibedakan, dan dikenali pada citra, disebut pixel (picture element).
c. Resolusi temporal
Resolusi temporal merupakan frekuensi perekaman ulang bagi daerah yang sama
oleh suatu sistem penginderaan jauh.
d. Resolusi radiometric
Resolusi radiometrik menunjukkan kepekaan suatu sistem sensor terhadap
perbedaan terkecil kekuatan sinyal yang sampai pada sensor tersebut.
Manfaat pengindraan jauh dalam bidang Perencanaan Wilayah dan Kota adalah terkait
dalam penggunaan lahan. Untuk perencanaan kota diperlukan data tepercaya, terinci, dan
mutakhir. Dengan demikian, penginderaan jauh sebagai satu-satunya pilihan. Dengan
teknologi ini, kota dapat direkam secara cepat. Data yang diperolehnya menggambarkan
wujud dan letak yang mendekati wujud dan letak bumi yang sebenarnya. Data yang
direkam relatif lebih lengkap dibandingkan dengan cara-cara yang biasa digunakan. Benda
atau fenomena yang relatif tidak terlalu kecil dan tidak terhalang oleh benda lain dapat
direkam dan dikenali. Inventarisasi penggunaan lahan penting dilakukan untuk
mengetahui apakah pemetaan lahan yang dilakukan oleh aktivitas manusia sesuai dengan
potensi ataupun daya dukungnya. Penggunaan lahan yang sesuai memperoleh hasil yang
baik, tetapi lambat laun hasil yang diperoleh akan menurun sejalan dengan menurunnya
potensi dan daya dukung lahan tersebut. Integrasi teknologi penginderaan jauh merupakan
salah satu bentuk yang potensial dalam penyusunan arahan fungsi penggunaan lahan.
Dasar penggunaan lahan dapat dikembangkan untuk berbagai kepentingan penelitian,
perencanaan, dan pengembangan wilayah. Contohnya penggunaan lahan untuk usaha
pertanian atau budidaya permukiman. Selain itu pengindraan jauh juga bermanfaat untuk
kebutuhan pembangunan yang di aplikasikan ke berbagai kepentingan yaitu :
Pemetaan untuk memonitoring daerah yang terkena dampak bencana luapan lumpur dari sumur bor
PT.Lapindo di Sidoarjo-Jawa Timur
Sumber : Wordpress.com
Pemanfaatan citra satelit dalam pembangunan infrastruktur yang disajikan dalam bentuk 3
dimensi untuk mengetahui bagian mana yang harus ditimbun, dipotong, atau dibuat
jembatan, serta wilayah pembebasan. Berikut dapat terlihat pada gambar dibawah ini :
Gambar (2)
Sumber : Wordpress.com
Aplikasi Pemanfataan citra satelit dalam pembuatan peta wilayah, hasil interpretasi dan
delineasi citra satelit sehingga menghasilkan peta vektor skala 1 : 5000. Berikut dapat
dilihat pada gambar dibawah ini :
Gambar (3)
Sumber : Wordpress.com
Sumber : Wordpress.com
Sub Sistem Band Spectral Range (µm) Resolusi Spasial (m) Potensi Aplikasi
1 0,520-0,600
Deskripsi tipe tanah
2 0,630-0,690
VNIR 15
3N 0,780-0,860
Identifikasi vegetasi
3B 0,780-0,860
4 1,600-1,700 Identifikasi sumber
5 2,145-2,185 daya air
6 2,235-2,225
SWIR 30 Delinasi garis pantai
7 2,235-2,285
8 2,295-2,365 Deskripsi jenis-jenis
9 2,360-2,430 batuan mineral
10 8,125-8,475
11 8,475-8,925 Semua aplikasi yang
TIR 12 8,925-9,275 90 berbasis suhu
13 10,250-10,950 permukaan
14 10,950-11,650
Berikut beberapa penerapan citra ASTER (Advanced Spaceborne Thermal Emission and
Reflection Radiometer)
Gambar (5)
Sumber : Wordpress.com
11. Monitoring Bencana – observasi luas dan efek dari kebakaran hutan, banjir, erosi
pantai, kerusakan akibat gempa, dan kerusakan akibat tsunami
12. Hidrologi – mempelajari energi global dan proses hidrologi dan hubungannya
dengan perubahan global, termasuk evapotranspirasi tanaman
13. Geologi dan Tanah – pemetaan komposisi detil dan geomorfologi dari permukaan
tanah dan batuan induk untuk studi proses-proses yang ada di permukaan lahan
dan sejarah pembentukan bumi
14. Perubahan Permukaan Lahan dan Penutup Lahan – monitoring kekeringan,
deforestasi, urbanisasi, memperoleh data untuk monitoring konservasi pada area
suaka, tanam nasional, dan area hutan belantara.
Referensi
___. Hidayat, Nur. 2007. Penginderaan Jauh dan Interperetasi citra. Universitas Negri
Semarang : Semarang.
___. Hardika, Edwin Putr. 2001. Penginderaan Jauh dengan ERMapper. Graha ilmu :
Yogyakarta.
___. JR, Bhian Rangga.2010. Pemanfaatan citra Penginderaan Jauh. FKIP UNS: Semarang.
___. Indrawati, Like. 2009. Handout: Satelit ASTER. Yogyakarta : Fakultas Geografi.
Universitas Gadjah Mada
___. White, Ben. 2004. ASTER Technical Guide. Maryland: Institute of Advance Computer
Studies and Department of Geography. University of Maryland