Anda di halaman 1dari 5

PENDALAMAN MATERI

(Lembar Kerja Resume Modul)

A. Judul Modul : Modul Teori dan Pembelajaran


B. Kegiatan Belajar : Teori Belajar Humanistik, Konstruktivistik, dan Teori
Belajar Sosial serta Penerapannya dalam Kegiatan Pembelajaran (KB 2)

C. Refleksi

NO BUTIR REFLEKSI RESPON/JAWABAN


Teori Belajar Humanistik

A. Teori humanistik berangkat dari aliran humanisme sebagai reaksi atas aliran
behaviorisme. Teori belajar ini berusaha memahami perilaku belajar dari sudut
pandang pelakunya, bukan dari sudut pandang pengamatnya. Dalam teori
belajar humanistik, belajar dianggap berhasil jika si pelajar memahami
lingkungannya dan dirinya sendiri.
B. Menurut Carl R. Rogers belajar yang sebenarnya tidak dapat berlangsung bila
tidak ada keterlibatan intelektual maupun emosional peserta didik. Oleh
karena itu, motivasi belajar bersumber pada diri peserta didik. Peran guru
dalam teori ini sangat berperan aktif dimulai dari menciptakan iklim kelas yang
kondusif, memperjelas tujuan pembelajaran, mendorong pembelajaran dengan
cita-cita yang dimiliki, menyediakan berbagai sumber belajar dan menerima
pertanyaan serta pendapat dari peserta didik.
Konsep (Beberapa C. Menurut Comb siswa tidak dapat dipaksa mempelajari materi yang tidak
1 istilah dan definisi)
disukai dan tidak relevan dengan kehidupan mereka. Guru harus memahami
di KB
perilaku peserta didik dengan mencoba memahami dunia persepsi peserta
didik tersebut.
D. Menurut Abraham Maslow tingkatan kebutuhan seseorang terbagi menjadi
beberapa bagian, yakni kebutuan fisiologis, kebutuhan akan rasa aman dan
keselamatan, kebutuhan diterima dan dicintai, kebutuhan akan penghargaan
dan kebutuhan akan aktualisasi diri. Menurut teori humanisme, proses belajar
harus dimulai dan ditujukan untuk kepentingan memanusiakan manusia, yaitu
mencapai aktualisasi diri, pemahaman diri, dan realisasi diri peserta didik yang
belajar secara optimal. Proses belajar dikatakan berhasil apabila peserta didik
telah memahami lingkungannya dan dirinya sendiri.
E. Tokoh humanis lain adalah Hubermas (1929-sekarang). Menurutnya, belajar
baru akan terjadi jika ada interaksi antara individu dengan lingkungannya.
Lingkungan belajar yang dimaksud di sini adalah lingkungan alam maupun
lingkungan sosial, sebab antara keduanya tidak dapat dipisahkan. Dengan
pandangannya yang demikian, ia membagi tipe belajar menjadi tiga, yaitu; 1)
belajar teknis (technical learning), 2) belajar praktis (practical learning), dan 3)
belajar emansipatoris (emancipatory learning). Masing-masing tipe memiliki
ciri-ciri sebagai berikut:
1. Belajar Teknis (technical learning) adalah tipe belajar agar seseorang
dapat berinteraksi dengan lingkungan alamnya secara benar
2. Belajar Praktis (practical learning) tipe belajar agar seseorang dapat
berinteraksi dengan lingkungan sosialnya, yaitu dengan orang-orang di
sekelilingnya dengan baik.
3. Belajar Emansipatoris (emancipatory learning) menekankan upaya agar
seseorang mencapai suatu pemahaman dan kesadaran yang tinggi akan
terjadinya perubahan atau transformasi budaya dalam lingkungan
sosialnya.
F. Prinsip-prinsip Teori Belajar Humanistik
Sebagai ahli dari teori belajar humanisme, Roger Roger mengemukakan
beberapa prinsip belajar yang penting yaitu:
1. Manusia itu memiliki keinginan alamiah untuk belajar
2. Belajar yang relevan dengan peserta didik
3. Belajar dapat ditingkatkan dengan mengurangi ancaman dari luar
4. Belajar secara partisipatif jauh lebih efektif daripada belajar secara pasif
5. Kebebasan, kreatifitas, dan kepercayaan diri dalam belajar
G. Aplikasi Teori Belajar Humanistik
1. Merumuskan tujuan belajar yang jelas
2. Mengusahakan partisipasi aktif siswa melalui kontrak belajar yang bersifat
jelas, jujur, dan positif
3. Mendorong siswa untuk mengembangkan kesanggupan siswa untuk
belajar atas inisiatif sendiri
4. Mendorong siswa untuk peka berpikir kritis, memaknai proses
pembelajaran secara mandiri
5. Siswa diberi keleluasaan mengemukakan pendapat, memilih pilihannya
sendiri, melakukan apa yang diinginkan dan menanggung resiko dari
perilaku yang ditunjukkan;
6. Guru menerima keadaan masing-masing siswa apa adanya
7. Menawarkan kesempatan kepada siswa untuk maju (tampil)

TEORI KONSTRUKTIVISME

A. Teori belajar konstruktivisme adalah sebuah teori yang memberikan kebebasan


terhadap manusia yang ingin belajar atau mencari kebutuhannya dengan
kemampuan menemukan keinginan atau kebutuhannya tersebut dengan
bantuan orang lain, sehingga teori ini memberikan keaktifan terhadap
seseorang untuk belajar menemukan sendiri kompetensi, pengetahuan, atau
teknologi dan hal lain yang diperlukan guna mengembangkan dirinya sendiri.
Konstruktivisme percaya bahwa siswa belajar untuk membangun pengetahuan
untuk dirinya, dan pengajar berperan penting sebagai fasilitator yang
membantu pembelajar membangun pengetahuan tersebut
B. Dalam proses mengkrontruksi pikiran, Von Galserfeld mengemukakan bahwa
ada beberapa kemampuan yang diperlukan dalam proses mengkonstruksi
pengetahuan, yaitu; 1) kemampuan mengingat dan mengungkapkan kembali
pengalaman, 2) kemampuan membandingkan dan mengambil keputusan akan
kesamaan dan perbedaan, dan 3) kemampuan untuk lebih menyukai suatu
pengalaman yang satu dari pada lainnya.
C. Proses Belajar Menurut Teori Konstruktivistik
a. Peranan Siswa
Menurut pandangan konstruktivistik, belajar merupakan suatu proses
pembentukan pengetahuan dan harus dilakukan oleh siswa. Dia harus aktif
melakukan kegiatan, aktif berpikir, menyusun konsep dan memberi makna
tentang hal-hal yang sedang dipelajari.
b. Peranan Guru
Guru tidak mentransferkan pengetahuan yang telah dimilikinya, melainkan
membantu siswa untuk membentuk pengetahuannya sendiri.
c. Sarana belajar
Pendekatan konstruktivistik menekankan bahwa peranan utama dalam
kegiatan belajar adalah aktifitas siswa dalam mengkonstruksi
pengetahuannya sendiri. Segala sesuatu seperti bahan, media, peralatan,
lingkungan, dan fasilitas lainnya disediakan untuk membantu
pembentukan tersebut
D. Konstruksi Pengetahuan Menurut Lev Vygotsky (1896-1934) merupakan teori
belajar yang titik tekan utamanya adalah pada bagaimana seseorang belajar
dengan bantuan orang lain dalam suatu zona keterbatasan dirinya yaitu Zona
Proksimal Developmen (ZPD) atau Zona Perkembangan Proksimal dan mediasi.
Di mana anak dalam perkembangannya membutuhkan orang lain untuk
memahami sesuatu dan memecahkan masalah yang dihadapinya. Teori
konstruksi sosial ini menekankan bahwa intelegensi manusia berasal dari
masyarakat, lingkungan dan budayanya. kegunaan alat berfikir menurut
Vygotsky adalah
1. Membantu memecahkan masalah
2. Memudahkan dalam melakukan tindakan
3. Memperluas kemampuan
4. Melakukan sesuatu sesuai dengan kapasitas alaminya

Teori belajar konstruktivistik meliputi 3 konsep utama yakni:


1. Hukum Genetik tentang perkembangan
Vygotsky mengemukakan ada empat tahapan PD yang terjadi dalam
perkembangan dan pembelajaran, yaitu :
a. Tahap 1 : Tindakan anak masih dipengaruhi atau dibantu orang lain
b. Tahap 2 : Tindakan anak yang didasarkan atas inisiatif sendiri.
c. Tahap 3 : Tindakan anak berkembang spontan dan terinternalisasi.
d. Tahap 4 : Tindakan anak spontan akan terus diulang-ulang hingga
anak siap untuk berfikir abstrak.
E. Mediasi merupakan tanda-tanda atau lambang-lambang yang digunakan
seseorang untuk memahami sesuatu di luar pemahamannya. Dalam teori
belajar kokonstruktivistik ini, pengetahuan yang dimiliki seseorang berasal dari
sumber-sumber sosial yang terdapat di luar dirinya. Untuk mengkonstruksi
pengetahuan, diperlukan peranan aktif dari orang tersebut. Pengetahuan dan
kemampuan tidak datang dengan sendirinya, namun harus diusahakan dan
dipengaruhi oleh orang lain. Prinsip-prinsip utama teori belajar
kokonstruktivistik yang banyak digunakan dalam pendidikan menurut
Guruvalah :
1. Pengetahuan dibangun oleh siswa secara aktif
2. Tekanan proses belajar mengajar terletak pada Siswa
3. Mengajar adalah membantu siswa belajar
4. Tekanan dalam proses belajar lebih pada proses dan bukan pada hasil
belajar
5. Kurikulum menekankan pada partisipasi siswa
6. Guru adalah fasilitator
F. Aplikasi Teori Belajar Konstruktivistik dalam Kegiatan Pembelajaran
1. Proses pembelajaran harus menggunakan pendekatan student centered
2. Proses pembelajaran tidak terlalu berorientasi kepada hasil
3. Guru memberikan kebebasan dan mengembangkan pembelajaran
collaborative serta tidak ada penekanan terhadap siswa.
4. Guru membantu siswa menginternalisasi dan mentransformasi informasi
baru

TEORI BELAJAR SOSIAL

A. Konsep Belajar Menurut Teori Belajar Sosial


Teori belajar sosial merupakan perluasan dari teori belajar perilaku yang
tradisional (behavioristik) yang dikembangkan oleh Albert Bandura (1986).
Teori ini menerima sebagian besar dari prinsip-prinsip teori-teori belajar
perilaku, tetapi memberi lebih banyak penekanan pada efek-efek dari isyarat-
isyarat pada perilaku, dan pada proses-proses mental internal. Titik
pembelajaran dari semua ini adalah pengalaman-pengalaman tak terduga
(vicarious experiences). Meskipun manusia dapat dan sudah banyak belajar
dari pengalaman langsung, namun lebih banyak yang mereka pelajari dari
aktivitas mengamati perilaku orang lain.
B. Aplikasi Teori Belajar Sosial terhadap Kegiatan Pembelajaran
1. Guru harus menampilkan contoh perilaku yang baik dan yang buruk dari
tokoh-tokoh yang dikenal oleh siswa
2. Pemilihan model yang memiliki kelebihan atau kekuatan di atas yang lain
3. Observasi
4. Mengamati perilaku orang lain lebih daripada diri sendiri
5. Reinforcement bukan syarat utama terjadinya proses pembelajaran
 ZPD (Zona Proximal evelopment)
Daftar materi pada  Aplikasi teori belajar humanistik, konstruktuvistik dan teori sosial
2 KB yang sulit  Tipe belajar menjadi tiga, yaitu; 1) belajar teknis (technical learning), 2)
dipahami belajar praktis (practical learning), dan 3) belajar emansipatoris
(emancipatory learning)

Daftar materi yang  Penekanan pada efek-efek dari isyarat-isyarat pada perilaku, dan pada proses-
sering mengalami proses mental internal.
3
miskonsepsi dalam  Mengkronstruksi pemikiran siswa pada proses pembelajaran
pembelajaran

Anda mungkin juga menyukai