INFORMASI UMUM
A. IDENTITAS MODUL
B. KOMPETENSI AWAL
Modul ini memerlukan prasyarat bagi peserta didik yang akan menggunakannya.
Prasyarat yang harus dipenuhi antara lain peserta didik telah menguasai tentang
bahan dan peralatan bangunan serta teknik dan prinsip menggambar teknik
dasar
F. MODEL PEMBELAJARAN
Model pembelajaran yang dipilih adalah model pembelajaran tatap muka
berbasis Discovery Learning, Problem Based Learning dan Project Based
Learning.
A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Peserta didik mampu memahami profesi dan kewirausahaan ( job-profil dan
technopreneurship) serta peluang usaha di bidang Teknik Konstruksi dan
Perawatan Bangunan Sipil untuk membangun vision dan passion, dengan
melaksanakan pembelajaran berbasis proyek nyata sebagai simulasi proyek
kewirausahaan.
B. PEMAHAMAN BERMAKNA
Diharapkan setelah mempelajari modul ini peserta didik dapat:
C. PERTANYAAN PEMANTIK
Sebelum pembelajaran ini dimulai, silahkan peserta didik jawab pertanyaan
dibawah ini. Tidak ada jawaban benar atau salah dari pertanyaan ini.
1. Apa yang membuat menjadi seorang technopreneurship sangat dibutuhkan
dalam menghadapi revolusi industry 4.0 dan revolusi social dan menarik?
2. Jika kamu menjadi seorang technopreneurship, maka apa yang akan kamu
kamu lakukan dalam mengembangkannya?
D. PERSIAPAN PEMBELAJARAN
Waktu yang dibutuhkan : 1 – 1,5 jam (tiap pertemuan)
Persiapan yang dilakukan sebelum pembelajaran dimulai:
✔ Memahami materi pembelajaran yang akan disampaikan
✔ Mengkoordinasikan industri atau teaching factory untuk kegiatan observasi
✔ Menyiapkan lembar kerja peserta didik (LKPD)
✔ Menyiapkan alat dan bahan yang digunakan dalam pembelajaran
REFERENSI
KEGIATAN PENUTUP
(10 MENIT)
Dwi Lestari.Aprilia.2018. Dasar-dasar Konstruksi
1. Peserta didik dapat
menanyakan hal yang tidak
Bangunan. Surakarta: Mediatama
dipahami pada guru
2. Peserta didik Sumarni, S.2010. Struktur Kayu.
mengomunikasikan kendala Surakarta:Yuma Pressindo
yang dihadapi selama
mengerjakan
Winoto, Agnes Dwi Yanthi. 2014. Ilmu Bahan
3. Peserta didik menerima
apresiasi dan motivasi dari
bangunan. Yogyakarta; Taka publisher
guru.
F. ASESMEN
Jenjang/ Kelas Fase E / Kelas X
1. Asesmen Non-Kognitif
Hobby peserta Hobby apa yang kamu senangi dan mungkin menurut
didik kamu bisa menjadi pekerjaan masa depan kamu nantinya?
Kegiatan Jika tidak sedang belajar, apa kegiatan yang kamu lakukan
mereka dirumah dirumah?
Pengayaan:
Bagi peserta didik mempunyai nilai di atas 75 pengayaan berupa tugas
mandiri.
Refleksi Guru
1. Apa yang menurutmu berhasil kita dapat dari diskusi kelompok ini ?
2. Kesulitan apa yang dialami dalam belajar dengan sistem kerja kelompok
3. Apa langkah yang perlu dilakukan untuk memperbaiki proses belajar ini ?
4. Apakah seluruh siswa mengikuti pelajaran dengan baik ?
Sumber : ………………………………..
2 Kewirausahaan
Sumber : …………………………………
ASPEK Belum Kompeten Cukup Kompeten Kompeten (8-9) Sangat Kompeten (10)
(0-6) (6-7)
Proses presentasi hasil Peserta didik tidak mempresentasikan hasil Peserta didik mampu Peserta didik mampu
mampu observasi namun dengan mempresentasikan hasil mempresentasikan hasil
mempresentasikan hasil sikap yang kurang baik observasi dengan sikap observasi dengan sikap yang
observasi yang baik namun tidak baik dan mampu berdiskusi
mampu berdiskusi
Hasil pencarian Peserta didik mampu Peserta didik mampu Peserta didik mampu Peserta didik mampu
informasi terkait mendapatkan informasi mendapatkan informasi 2 mendapatkan informasi 3 mendapatkan informasi 4 jenis
peralatan kantor <2 peralatan jenis peralatan dengan tepat jenis peralatan dengan peralatan dengan tepat
tepat
Keterangan : Siswa yang belum kompeten maka harus mengikuti pembelajaran remediasi. Siswa yang cukup kompeten
diperbolehkan untuk memperbaiki pekerjaannya sehingga mencapai level kompeten
B. KEWIRAUSAHAAN (TECHNOPRENEURSHIP)
a. Kewirausahaan
a) Pengertian Kewirausahaan
Istilah kewirausahaan merupakan padanan kata dari entrepreneurship
dalam bahasa inggris. Kata entrepreneurship sendiri sebenanrnya berasal
dari bahasa Prancis yaitu entereprende yang berarti petualang, pencipta,
dan pengelola usaha. Istilah ini diperkenalkan pertama kali oleh Rihard
Cantillon (1755). Istilah ini makin populer setelah digunakan oleh pakar
b. Teknologi
a) Pengertian teknologi
Kata teknologi berasal dari bahasa Yunani technología‐techne, yang
berarti serangkaian prinsip atau metode rasional yang berkaitan dengan
pembuatan suatu objek, atau kecakapan tertentu, atau pengetahuan
tentang prinsip-prinsip atau metode dan seni. Pengertian teknologi
menurut para ahli :
1. Teknologi adalah pengembangan dan penerapan berbagai peralatan
atau sistem untuk menyelesaikan persoalan-persoalan yang dihadapi
manusia dalam kehidupan sehari- hari. (M Maryono).
2. Teknologi adalah keseluruhan metode yang secara rasional mengarah
dan memiliki ciri efisiensi dalam setiap kegiatan manusia (Jacques Ellil).
\
3. Teknologi merupakan penerapan ilmu- ilmu perilaku dan alam serta
pengetahuan lain secara bersistem dan mensistem untuk memecahkan
masalah (Gary J. Anglin).
4. Pendapat Miarso yang menyatakan bahwa teknologi adalah suatu
bentuk proses yang meningkatkan nilai tambah. Proses tersebut dapat
b) Jenis-jenis teknologi
Perkembangan dapat dilihat dari aneka inovasi teknologi yang ada saat
ini. Kemajuan teknologi menyentuh berbagai macam sektor, mulai dari :
1. Teknologi dalam bidang ekonomi
Kemajuan teknologi di bidang ekonomi ini berupa perkembangan
sistem keuangan yang digunakan. Jika dahulu orang melakukan
bertransaksi secara real atau nyata, atau berhadapan antara pembeli
7. Teknologi pendidikan
Adapun teknologi yang turut berkembang dalam dunia pendidikan
adalah, berkembangnya sistem pendidikan jadi lebih baik, tenaga
pendidik serta peserta didik mudah memahami berbagai pelajaran yang
diberikan, dan lainnya.
b) Sejarah Technopreneurship
Istilah teknopreneurship baru muncul diakhir tahun 1990-an dan mulai
mengalami booming ditahun 2000-an , semenjak teknologi sudah
mengalami perkembangan ke pelosok-pelosok Negeri, ditambah dengan
adanya eksis dari perusahaan-perusahaan yang berbasis IT (Informasi
Teknologi) seperti google, yahoo. Dan pada akhirnya munculnya
teknopreneur sejarti bernama Bill Gates. Amerika Serikat merupakan salah
satu negera berperan penting dalam hal teknopreneruship di dunia, lembah
silikon adalah sebutan bagi negara San Fransisco di Amerika Serikat ,
didaerah tersebut banyak memiliki perusahaan yang bergerak di bidang
komputer. Perusahaan sekarang ini yang ada di lembah silikon antara lain
Google, intel dan lain sebagainya, budaya inovasi dan teknopreneruship
bukan saja menginspirasi anak anak muda di daerah tersebut akan tetapi
memberikan inspriasi bagi dunia. Memiliki bisnis sendiri sudah menjadi
sebuah “American Dream”. Dalam sebuah studi menunjukkan bahwa
sebanyak 67 persen orang Amerika selalu berfikir untuk keluar dari
pekerjaan kantoran, dan sebanyak 72 persen mengaku ingin melakukan
bisnis sendiri. Lalu bagaiman pula Indonesia, Indonesia mulai
Teknopreneruship di tahun 1990 an , akan tetapi menggeliatnya ditahun
2000-an , sampai dengan saat ini makin banyaknya anak-anak muda
Indonesia bercita-cita ingin menjadi pengusaha, tidak bekerja dengan
orang lain atau kantoran.
RANGKUMAN
1. Profesi adalah pekerjaan yang membutuhkan pelatihan dan penguasaan
terhadap suatu pengetahuan khusus. Suatu profesi biasanya memiliki asosiasi
profesi, kode etik, serta proses sertifikasi dan lisensi yang khusus untuk bidang
profesi tersebut. Contoh profesi adalah pada bidang hukum, kedokteran,
keuangan, militer,teknikdan desainer.
2. Technopreneurship adalah proses dan pembentukan usaha baru yang
melibatkan teknologi sebagai basisnya dengan harapan bahwa penciptaan
strategi dan inovasi yang tepat kelak bisa menempatkan teknologi sebagai
salah satu faktor untuk pengembangan ekonomi nasional.
RANGKUMAN
1. Landasan technopreneurship adalah:
1) Berangkat dari kebutuhan masyarakat.
2) Perkaya diri dengan ide dan inspirasi.
3) Rencanakan dengan datang dan lakukan dengan cepat.
2. Bidang-bidang technopreneurship:
1) Penasehat/Konsultan (Advisor)
2) Organisator.
3) Creator
4) Care Taker
c) Peranan Techopreneurship
Technopreneurship tidak hanya bermanfaat dalam pengembangan
industri-industri besar dan canggih, tetapi juga dapat diarahkan untuk
memberikan manfaat kepada masyarakat yang memiliki kemampuan
ekonomi lemah dan untuk meningkatkan kualitas hidup mereka. Dengan
demikian, technopreneurship diharapkan dapat mendukung pembangunan
berkelanjutan (sustainable development). Menurut Suparno et al (2008),
technopreneurship dapat memberikan memiliki manfaat atau dampak, baik
secara ekonomi, sosial, maupun lingkungan. Dampaknya secara ekonomi
adalah:
1. Meningkatkan efisiensi dan produktivitas.
2. Meningkatkan pendapatan.
3. Menciptakan lapangan kerja baru.
4. Menggerakkan dan menciptakan peluang bisnis pada sektor-sektor
ekonomi yang lain.
Manfaat dari segi sosial diantaranya adalah mampu membentuk
budaya baru yang lebih produktif, dan berkontribusi dalam memberikan
solusi pada penyelesaian masalah-masalah sosial. Manfaat dari segi
lingkungan antara lain adalah:
1. Memanfaatkan bahan baku dari sumber daya alam Indonesia secara
lebih produktif.
2. Meningkatkan efisiensi penggunaan sumber daya terutama sumberdaya
energi.
RANGKUMAN
1. Seorang technopreneurship sepantasnya memanfaatkan era industri 4.0
sebaik mungkin. Jangan sampai pelaku bisnis dan wirausaha di nusantara
terlambat mengantisipasi dan beradaptasi dengan gelombang revolusi industri
4.0. Perubahan ini dapat menjadi tantangan sekaligus peluang baru bagi
pelaku wirausaha.
2. Technopreneur yang kini sudah sukses berbisnis, khususnya technopreneur
yang telah memulai bisnis UMKM (Usaha Mikro Kecil dan Menengah) bisa
memanfaatkan kecanggihan internet yang tanpa batas karena esensi dari
technopreneur adalah memanfaatkan pesatnya teknologi yang terus berinovasi
menjadi sebuah peluang usaha yang menjanjikan di era digitalisai dan era
society 5.0 yang mengusung pada konsep teknologi masyarakat.
G. GLOSARIUM
Winoto, Agnes Dwi Yanthi. 2014. Ilmu Bahan bangunan. Yogyakarta; Taka
publisher