Anda di halaman 1dari 20

CRITICAL BOOK REPORT

Untuk mata kuliah Filsafat Pendidikan

Dosen Pengampu:

Nasrun, M.Pd, M.Psi


Su ,S.Psi,Kons

Penyusun:
Mangaraja Doli Harahap
(119)

JURUSAN PPB/BK
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2019

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas berkat rahmat dan hidayah-
Nya yang telah memberikan kemudahan sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas critical
book report ini tepat pada waktunya.

Saya menyadari bahwasanya dalam penulisan critical book report ini dalam penyajiannya
jauh dari kata sempurna , karena masih terdapat banyak kekurangan dalam penyusunannya. Oleh
karena itu, saya sangat mengharapkan krirtik dan saran yang membangun dari para pembaca agar
penulis bisa memperbaiki dan lebih baik lagi dalam pembuatan tugas-tugas selanjutnya.

Saya berharap semoga makalah critical book report ini dapat bermanfaat bagi para
pembaca. Semoga Allah SWT selalu mencurahkan rahmat dan karunia-Nya kepada kita semua.
Dan saya berharap makalah ini dapat menambah wawasan untuk kita semua terkhusus bagi
pembaca di dunia pendidikan.

Medan, September 2019

Penulis

2
DAFTAR ISI

COVER ............................................................................................................ 1

KATA PENGANTAR .................................................................................... 2


DAFTAR ISI .................................................................................................. 3

BAB I : PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ...................................................................................... 4
1.2 Tujuan ................................................................................................... 4
1.3 Manfaat ................................................................................................. 4

BAB II : ISI BUKU


2.1 Identitas ............................................................................................. 5
2.2 Ringkasan Setiap Bab ......................................................................... 6

BAB III : PEMBAHASAN


3.1 Keunggulan ........................................................................................ 20
3.2 Kelemahan .......................................................................................... 20

BAB IV : PENUTUP
4.1 Kesimpulan ......................................................................................... 17
4.2 Saran ................................................................................................... 17

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 20

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Indonesia adalah Negara yang kaya akan keanekaragaman suku bangsa, agama dan
budayanya, dari mulai sabang sampai merauke. Meskipun banyak keanekaragaman
didalamnya tetapi Indonesia tetaplah bersatu di dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia
(NKRI). Keanekaragaman tersebut bersatu dan memiliki pedoman yaitu pancasila. Pancasila
merupakan dasar dari pembentukan Negara Indonesia. Setiap Negara memiliki dasar atau
ideology, yang berfungsi untuk dijadikan pegangan oleh setiap warga Negara. Untuk itu
diperlukannya juga filsafat dalam satu Negara. Filsafat merupakan usaha untuk memperoleh
pandangan yang menyeluruh, mencoba menggabungkan beberapa kesimpulan dari berbagai
ilmu dan pengalaman manusia menjadi suatu pandangan dunia yang konsisten.
Didalam matakuliah Filsafat Pendidikan dijelaskan semua teori ataupun pendapat ahli
yang membahas segala bentuk filsafat yang berkaitan khususnya dengan dunia pendidikan.
Sebagai seorang calon pendidik yang nantinya dimasa mendatang (sebagai calon guru) kita
harus mampu untuk mendidik dan mengembangkan kemampuan dan memahami peserta
didik dengan baik khususnya dalam bidang pedagogik. Filsafat Pendidikan sangat diperlukan
khususnya dalam dunia pendidikan. Filsafat pendidikan terwujud dengan menarik garis linear
antara filsafat dan pendidikan.

1.2 Tujuan
1. Untuk memenuhi tugas Critical Book Report pada mata kuliah Filsafat Pendidikan
2. Untuk memberi tahu kelebihan dan kelemahan buku yang dikritik
3. Untuk menambah wawasan tentang Filsafat Pendidikan

1.3 Manfaat
1. Untuk mengetahui kelebihan dan kelemahan sebuah buku
2. Untuk menambah wawasan serta ilmu pengetahuan dari buku yang dikritik.

4
BAB II

ISI BUKU

2.1 Identitas Buku

Identitas Buku Utama

Judul buku : Filsafat Pendidikan

Penulis : Drs. Edward Purba, M.Si

Prof. DR. Yusnadi, MS

Penerbit : Unimed Press

Tahun terbit : 2017

Kota terbit : Medan

Jumalah halaman : 178 halaman

ISBN : 978-602-7938-38-0

Identitas Buku Pembanding

Judul buku : Filsafat


Penulis :

Penerbit :

Tahun terbit :

Kota terbit :

Jumalah halaman : halaman

ISBN :

5
2.2 Ringkasan Buku

BAB I
PENGERTIAN FILSAFAT DAN FILSAFAT PENDIDIKAN

A. Pengertian Filsafat
Pengertian filsafat dibedakan menjadi dua jenis yaitu secara Etimologi dan secara
Terminalogi. Filsafat secara etimologi kata filsafat berasal dari bahasa Yunani, yakni
Philosophia. Philosophia terdiri atas dua suku kata yaitu philein dan Shopia; philein berarti
cinta dan Sophia berarti kebijaksanaan. Sehingga secara etimologi filsafat berarti cinta
kebijaksanaan dalam arti yang sedalam-dalamnya. Sedangkan secara Terminologi filsafat
adalah ilmu pengetahuan yang menyelidiki segala sesuatu yang ada secara mendalam
sampai pada hakikatnya dengan menggunakan akal atau pikiran. Filsafat bertujuan untuk
mencari hakikat dari sesuatu gejala atau fenomena secara mendalam.

B. Pengertian Filsafat Pendidikan


Pendidikan dapat diartikan sebagai suatu proses , dimana pendidikan merupakan
usaha sadar dan penuh tanggung jawab dari orang dewasa dalam membimbing, memimpin,
dan mengarahkan peserta didik dengan berbagai problema atau persoalan dan pertanyaan
yang mungkin timbul dalam pelaksanaannya. Filsafat Pendidikan sesuai dengan peranannya,
merupakan landasan filosofis yang menjiwai seluruh kebijaksanaan dan pelaksanaan
pendidikan. Oleh sebab itu Filsafat Pendidikan dapat dikatakan adalah ilmu yang pada
hakekatnya merupakan jawaban dari pertanyaan-pertanyaan dalam bidang pendidikan yang
merupakan penerapan analisa filosofis dalam lapangan pendidikan. Menurut Al-Syaibany
(1979,30) Filsafat Pendidikan adalah pelaksanaan pandangan falsafah dan kaidah falsafah
dalam bidang pendidikan

6
BAB II
FILSAFAT PENDIDIKAN

A. Filsafat Pendidikan Sebagai Suatu Sistem


Filsafat pendidikan sebagaimana cabang filsafat lainnya mencakup sekurang-
kurangnya tiga cabang utama dari filsafat, yaitu : ontology, epistemology, dan aksiologi. Ki
Hajar Dewantoro mengemukakan dalam praktek pelaksanaan pendidikan harus lebih
mengutaakan pendidikan budi pekerti, pikiran dan tubuh anak. Filsafat pendidikan terwujud
dengan menarik garis linear antara filsafat dan pendidikan, selain pendekatan linear, filsafat
pendidikan dapat disusun dengan berpangkal kepada pendekatan tertentu dari pada
pendidikan itu sendiri.

B. Substansi Filsafat Pendidikan


Kedudukan filsafat pendidikan dalam jajaran ilmu pendidikan adalah sebagai
bagian dari fundasi-fundasi pendidikan. Hal ini sekaligus sebagai acuan yang harus
dipedomani dalam praktek pelaksanaan pendidikan. Pancasila dan Undang-Undang Dasar
1945 dan undang-undang pendidikan merupakan dasar atau landasan terhadap
pelaksanaan pendidikan. Hal ini menjadikan Pancasila, atau khususnya Filsafat Pancasila
mempunyai kedudukan sentral dalam wawasan kependidikan, dan nilai-nilai serta norma-
norma Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 itu melingkupi pendidikan secara
keseluruhan, baik itu mengenai teori maupun mengenai praktek pelaksanaan pendidikan.
Dengan memperhatikan kedudukan filsafat pendidikan secara fungsional terhadap
keadaan atau perubahan serta perkembangan zaman dan alam, maka tidak jarang filsafat
pendidikan merupakan tumpuan atas berbagai pertanyaan yang bersifat makro.

C. Hubungan Filsafat dengan Filsafat Pendidikan


Filsafat sebagai pandangan hidup berisi nilai-nilai dan kebenaran yang dijunjung
tinggi oleh penganutnya sekaligus merupakan asas dan pedoman yang melandasi semua
aspek hidup dan kehidupan manusia, masyarakat dan bangsa. Pendidikan sebagai suatu
lembaga yang berfungsi menanamkan dan mewariskan sistem –sistem norma tingkah

7
laku perbuatan yang didasarkan pada dasar-dasar filsafat yang dijunjung oleh lembaga
pendidikan dan tenaga kependidikan (termasuk guru) dalam suatu masyarakat.
Hasan Langgulung (dalam Jalaluddin,1997,22) berpendapat bahwa filsafat
pendidikan adalah penerapan metode dan pandangan filsafat dalam bidang pengalaman
manusia yang disebutkan pendidikan. Filsafat dan Filsafat Pendidikan menjadi sangat
penting, sebab menjadi dasar, arah dan pedoman suatu sistem pendidikan. Dengan
demikian dapat dikatakan bahwa terdapat kesatuan yang utuh antara filsafat,filsafat
pendidikan dan pengalaman manusia atau pendidikan.

BAB III
ALIRAN-ALIRAN FILSAFAT PENDIDIKAN

A. Aliran-Aliran Filsafat Pendidikan


Filsafat Pendidikan merupakan terapan dari filsafat, yang berarti bahwa filsafat
pendidikan pada dasarnya menggunakan cara kerja filsafat dan akan menggunakan hasil-
hasil kajian dari filsafat, yaitu berupa hasil pemikiran manusia tentang realitas,
pengetahuan, dan nilai, khususnya yang berkaitan dengan praktek pelaksanaan
pendidikan. Berikut ini akan diuraikan bebagai aliran filsafat pendidikan, yaitu :
1. Filsafat Pendidikan Idealisme
Segala benda yang Nampak berhubungan dengan kejiwaan dan segala aktivitas
adalah aktivitas kejiwaan. Aliran Idealisme berusaha menerangkan secara alami pikiran
yang keadaannya secara metafisis yang baru berupa gerakan-gerakan rohaniah dan
dimensi gerakan tersebut untuk menemukan hakikat yang mutlak dan murni pada
kehidupan manusia. Menurut paham idealisme, guru harus membimbing atau
mendiskusikan denga peserta didik bukan prinsip-prinsip eksternal, melainkan sebagai
kemungkinan-kemungkinan (bathin) yang perlu dikembangkan, juga harus diwujudkan
sedapat mungkin watak yang terbaik.
2. Filsafat Pendidikan Realisme
Realisme dalam berbagai bentuk menurut Kattsoff (1996:126) menarik garis
pemisah yang tajam antara yang mengetahui dan yang diketahui, dan pada umumnya

8
cenderung kearah dualism atau monism materialistik. Sistem kefilsafatan realisme
percaya bahwa dengan sesuatu atau lain cara, ada hal-hal yang adanya terdapat di dalam
dan tentang dirinya sendiri, dan yang hakekatnya tidak terpegaruh oleh seseorang.
3. Filsafat Pendidikan Materialisme
Aliran Materialisme adalah suatu aliran filsafat yang berisikan tentang ajaran
kebendaan, dimana benda merupakan sumber segalanya, sedangkan yang dikatakan
materialistis mementingkan kebendaan menurut materialisme.
(Poerwadarminta,1984:638)
4. Filsafat Pendidikan Pragmatisme
Pragmatisme berasal dari kata “pragma” yang berarti praktik atau aku berbuat.
Hal ini mengandung bahwa makna dari segala sesuatu tergantung dari hubungannya
dengan apa yang dapat dilakukan.
5. Filsafat Pendidikan Eksistensialisme
Filsafat ini memfokuskan pada pengalaman-pengalaman individu.
6. Filsafat Pendidikan Progresivisme
Menurut penganut aliran ini bahwa kehidupan manusia berkembang terus
menerus dalam suatu arah yang positif. Guru atau pendidik harus berperan sebagai
pembimbing dan fasilisator agar peserta didik terdorong dan terbantu untuk mempelajari
dan memiliki pengalaman tentang hal-hal yang penting bagi kehidupan mereka.
7. Filsafat Pendidikan Perenialisme
Perenialisme mengemukakan bahwa situasi dunia saat ini penuh dengan
kekacauan dan ketidakpastian dan ketidakteraturan terutama dalam tatanan kehidupan
moral,intelektual, dan sosio-kultural.
8. Filsafat Pendidikan Esensialisme
Esensialisme merupakan suatu aliran filsafat tersendiri, yang mendirikan suatu
bangunan filsafat tersendiri, melainkan suatu gerakan dalam pendidikan yang memprotes
pendidikan progresivisme. Esensi ialah hakikat barang sesuatu yang khusus sebagai sifat
terdalam dari sesuatu sebagai satuan yang konseptual dan akali.
9. Filsafat Pendidikan Rekonstruksionisme
Rekonstruksionisme adalah suatu kelanjutan yang logis dari cara berpikir
progresifisme dalam pendidikan.

9
BAB IV
FILSAFAT PENDIDIKAN PANCASILA

A. Pandangan Filsafat Pancasila tentang Manusia, Masyarakat, Pendidikan dan Nilai


Pancasila merupakan dasar dari pembentukan Negara Indonesia. Setiap Negara
mempunyai dasar atau ideologinya yang berfungsi sebagai pegangan oleh setiap warga Negara
untuk mengikat seluruh anggotanya dalam suatu organisasi Negara Republik Indonesia. Sebagai
ideology, Pancasila sebagai Dasar Negara.
1. Pandangan Filsafat Pancasila Tentang Manusia
Manusia adalah makhluk tertinggi ciptaan Tuhan Yang Maha Kuasa dan
Maha Mulia yang dianugerahi kemampuan atau potensi untuk bertumbuh dan
berkembang, baik sebagai individu maupun sebagai anggota masyarakat atau sosial.
Manusia memiliki pribadi yang monopluralis yaitu religious. Kedudukan manusia
dihadapan Tuhan adalah sama dan sama-sama memiliki harkat dan martabat sebagai
manusia mulia.
2. Pandangan Filsafat Pancasila Tentang Masyarakat
Aktualisasi nilai filsafat pancasila dalam membangun diformulasikan dalam
konsep pembangunan manusia Indonesia seutuhnya. Hal ini mengindikasikan bahwa
manusia Indonesia mulai dari sabang-merauke yang tinggal dikota, di pedalaman,
mendiami pulau-pulau besar dan kecil adalah satu yang diikat oleh nilai-nilai
pancasila.
3. Pandangan Filsafat Pancasila Tentang Pendidikan
Dalam undang-undang sitem pendidikan nasional no 20 tahun 2003 dijelaskan
bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pemelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan
potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaa, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa dan Negara.
Pendidikan berlangsung dikeluarga, dirumah, di sekolah, dan di masyarakat.
Pendidikan harus berlangsung dengan keteladanan dan komunikasi. Orangtua adalah

10
pendidik dikeluarga, dirumah. Guru dan tenaga kependidikan lainnya adalah pendidik
disekolah.
4. Pandangan Filsafat Pancasila Tentang Nilai
Pancasila merupakan satu kesatuan dari sila-silanya harus merupakan sumber
nilai, kerangka berpikir serta asas moralitas bagi pembangunan ilmu pengetahuan dan
teknologi menurut Kaelan, 2000 (dalam Surajiyo,2008:161).

B. Pandangan Filsafat Pendidikan Pancasila Terhadap Sistem Pendidikan Nasional


Dengan tidak adanya perubahan terhadap Pembukaan UUD 1945, menunjukkan
bahwa bangsa Indonesia tetap memiliki komitmen yang kuat untuk melakukan upaya
sebagai langkah mencerdaskan kehidupan bangsa dalam rangka mengangkat harkat dan
martabat bangsa Indonesia di mata dunia internasional. Pendidikan adalah sebagai suatu
investasi bagi pengembangan sumber daya manusia sebagai individu dan anggota
masyarakat.

BAB IV
HAKIKAT ILMU PENDIDIKAN.

A. Hakikat Pendidikan
1. Pengertian Pendidikan
Paedagogiek atau ilmu pendidikan adalah ilmu pengetahuan yang
menyelidiki, merenungkan tentang gejala-gejala perbuatan mendidik. Paedagogie
artinya adalah pendidikan. Pendidikan adalah usaha manusia (pendidik) untuk dengan
penuh kesadaran dan tanggung jawab membimbing anak-anak (peserta didik)
mencapai kedewasaa.
2. Tujuan Pendidikan

da akhir masa kanak-kanak akan dibahas beberapa tentang ciri akhir masa kanak-
kanak, tugas perkembangan akhir masa kanak-kanak, minat pada akhir masa kanak-
kanak, bahaya pada akhir masa kanak-kanak, serta kebahagiaan pada akhir masa

11
kanak-kanak. Akhir masa kanak-kanak yang berlangsung dari enam tahun sampai
anak mencapai kematangan seksual, yaitu sekitar tiga belas tahun bagi anak
perempuan, dan empat belas tahun untuk anak laki-laki, oleh orangtua disebut sebagai
usia yang “menyulitkan”, “tidak rapih”, atau usia “bertengkar”, oleh para pendidik
disebut usia “sekolah dasar”, dan oleh ahli psikologi disebut sebagai “usia
berkelompok”, “usia penyesuaian”, atau “usia kreatif”.
Beberapa hiburan yang digemari pada akhir masa kanak-kanak seperti : membaca, buku
komik, film, radio dan televisi serta melamun atau berkhayal. Minat-minat yang umum pada
akhir masa kanak-kanak yaitu seperti : Penampilan, Pakaian, Nama dan Julukan, Agama,
Tubuh Manusia, Kesehatan, Seks, Sekolah, Pekerjaan Masa Depan, Simbol Status dan
Otonomi. Terdapat juga beberapa bahaya psikologis pada akhir masa kanak-kanak, yaitu :
bahaya dalam berbicara, bahaya emosi, bahaya sosial, bahaya bermain, bahaya dalam
konsep diri, bahaya moral,bahaya yang menyangkut minat, bahaya dalam penggolongan
peran seks, bahaya hubungan keluarga. Akhir masa kanak-kanakdapat dan harus merupakan
periode yang bahagia dalam rentang kehidupan. Sekalipun kebahagiaan yang dialami dalam
periode ini tidak menjamin kebahagiaan seumur hidup, tetapi kondisi-kondisi yang
menimbulkan kebahagiaan akan terus memberikan kebahagiaan pada tahun-tahun berikut,
terutama bila tiga faktor kebahagiaan-penerimaan/dukungan, kasih sayang dan prestasi
terpenihi.

B. Masa Puber
Pada masa puber akan dibahas beberapa tentang masa puber, kriteria pubertas, sebab-
sebab pubertas, bahaya masa puber dan ketidakbahagiaan masa puber serta lainnya. Masa
Puber adalahperiode yang unik dan khusus yang ditandai oleh perubahan-perubahan
perkembangan tertentu yang tidak terjadi dalam tahap-tahap lain dalam rentang kehidupan.
Ada beberapa kondisi yang menyebabkan perubahan pubertas yakniperan kelenjar pituitary,
peranan gonad, interaksi kelenjar pituitary dan gonad. Seiring dengan masa puber terjadi
beberapa akibat perubahan yang dialami saat masa puber dalam sikap maupun
perilaku,seperti : ingin menyendiri, bosan, inkoordinasi, antagonisme sosial, emosi yang
meninggi, hilangnya kepercayaan diri, terlalu sederhana. Bahaya fisik tampaknya lebih
ringan dibandingkan dengan bahaya psikologis. Terdapat juga ketidakbahagiaan dalam masa

12
puber, karena ketiga elemen kebahagiaan-penerimaan/dukungan, kasih sayang, dan prestasi
sering terganggu selama tahun tahun masa puber, masa puber cenderung merupakan salah
satu periode rentang kehidupan yang paling tidak bahagia. Ini merupakan suatu hal yang
serius karena ketidakbahagiaan dapat dan sering menjadi kebiasaan.

C. Masa Remaja
Ciri-ciri masa remaja meliputi : Masa remaja sebagai periode yang penting, Masa remaja
sebagai periode peralihan, Masa remaja sebagai periode perubahan, Masa Remaja sebagai
usia bermasalah, Masa Remaja sebagai masa mencari identitas, Masa remaja sebagai usia
yang menimbulkan ketakutan, Masa remaja sebagai masa yang tidak realistik, Masa remaja
sebagai ambang masa dewasa. Di dalam masa remaja terdapat perubahan tubuh yakni
perubahan eksternal maupun internal. Perubahan Eksternal meliputi : Perubahan tinggi,
berat, proporsi tubuh, organ seks, ciri-ciri seks sekunder, Sedangkan Perubahan Internal
meliputi : Perubahan Sistem pencernaan, Peredaran tubuh, Pernapasan, Endokrin, dan
Jaringan tubuh.
Adapun kondisi-kondisi yang mempengaruhi konsep diri remaja adalah Usia
Kematangan, Penampilan diri, Kepatutan seks, Nama dan julukan, Teman-teman sebaya,
Hubungan keluarga, Kreativitas dan Cita-cita. Sebagian besar orang dewasa mengenang
masa remaja sebagai masa yang tidak berbahagia.

D. Masa Dewasa Dini : Penyesuaian Pribadi dan Sosial


Masa dewasa dini dimulai pada umur 18 tahun sampai kira-kiraumur 40 tahun. Saat
perubahan-perubahan fisik dan psikologisyang menyertai berkurangnya kemampuan
reproduktif. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi partisipasi sosial pada masa dewasa
dini, yakni : Mobilitas sosial, Status sosial-ekonomi, Lamanya tinggal dalam suatu
kelompok masyarakat, Kelas sosial, Lingkungan, Jenis Kelamin, Umur kematangan sosial,
urutan kelahiran,dan lainnya. Kesulitan dalam menguasai berbagai tugas perkembangan
masa dini, sering bertambah besar karena terdapat hambatan seperti : dasar-dasar yang tidak
memadai, cacat fisik, pendidikan yang tidak diselesaikan, perlindungan orangtua yang
berlebihan, pengaruh kelompok sebaya yang berlanjut dan aspirasi yang tidak realistik.

13
E. Masa Dewasa Dini : Penyesuaian Pekerjaan dan Keluarga
Penyesuaian keluarga dan pekerjaan khususnya pada masa dewasa dini sangat sulit.
Masalah utama dalam penyesuaian pekerjaan pada masa dewasa muda yakni, meliputi
pemilihan pekerjaan, stabilitas dalam pemilihan, dan penyesuaian diri terhadap situasi kerja.
Ada faktor yang mempengaruhi kondisi kepuasan kerja seperti : Persiapan yang terbatas,
Peran dalam perkawinan, Kawin muda, Konsep yang tidak realistis tentang perkawinan,
Perkawinan Campur, Pacaran yang dipersingkat, Konsep perkawinan yang romantis dan
kurangnya Identitas. Keberhasilan penyesuaian diri dengan masa dewasa dapat dinilai
dengan tiga kriteria, seperti: prestasi dalam pola pekerjaan dan pola hidup yang dipilih oleh
seseorang, Tingkat kepuasan yang diperoleh dari pekerjaan, dan pola hidup yang dipilih, dan
keberhasilan dari penyesuaian personal.

F. Usia Madya : Penyesuaian Pribadi dan Sosial


Terdapat beberapa karakteristik usia madya, yaitu :
1. Usia madya merupakan periode yang sangat ditakuti
2. Usia madya merupakan masa transisi
3. Usia madya adalah masa stress
4. Usia madya adalah usia yang berbahaya
5. Usia madya adalah usia canggung
6. Usia madya adalah masa berprestasi
7. Usia madya merupakan masa evaluasi
8. Usia madya dievaluasi dengan standar ganda
9. Usia madya merupakan masa sepi
10. Usia madya merupakan masa jenuh
Seperti halnya tugas-tugas dalam perkembangan pada periode lainnya, tugas-tugas dari
usia madya tidak seluruhnya dikuasai dalam waktu yang sama atau dengan cara yang sama
oleh setiap orang. Tugas–tugas perkembangan pada usia madya adalah tugas yang berkaitan
dengan perubahan fisik, perubahan minat, penyesuaian kejujuran serta kehidupan keluarga.
Terdapat bahaya personal maupun sosial bagi orang usia madya. Bahaya Personal,
diantaranya seperti diterimanya kepercayaan tradisional, idealisasi anak muda, perubahan
peran, perubahan keinginan dan minat, simbol status, aspirasi yang tidak realistis. Dan

14
penyesuaian sosial yang buruk pada masa tersebut, merupakan bahaya, karena
semakinbertambah usia seseorang maka ia semakin sering bergantung pada orang lain,
terutama orang yang suami atau istrinya telah meninggal, sedangkan anak-anaknya sibuk
dengan keluarganya masing-masing.

G. Usia Madya : Penyesuaian Pekerjaan dan Keluarga


Pada usia madya, harus mampu menyesuaikan diri seperti menyesuaikan pekerjaan,
terhadap pola perubahan keluarga, penyesuaian terhadap hidup sendiri, serta yang lainnya.
Ada beberapa kondisi yang mempengaruhi penyesuaian pekerjaan pada usia madya, yaitu :
Kepuasan kerja, Kesempatan promosi, Harapan pekerjaan, Meningkatnya penggunaan
otomatisasi semakin meningkat, Sikap pasangan, Sikap terhadap usaha besar, sikap terhadap
teman sekerja, dan relokasi. Tingkat keberhasilan pria dan wanita menyesuaikan diri dengan
usia madya dapat dinilai dengan empat kriteria yaitu prestasi, tingkat emosional, pengaruh
perubahan fisik pada kepribadiannya, dan tingkat kepuasan dan kebahagiaan yang diperoleh
seseorang pada usia tersebut.

H. Usia Lanjut : Penyesuaian Pribadi dan Sosial


Usia lanjut ditandai dengan perubahan fisik dan psikologis tertentu. Ciri-ciri usia lanjut
cenderung menuju dan membawa penyesuaian diri yang buruk dari pada yang baik dan
kepada kesengsaraan daripada ke kebahagiaan. Sebagian besar tugas perkembangan usia
lanjut lebih banyak berkaitan dengan kehidupan pribadi seseorang daripada kehidupan orang
lain. Orangtua diharapkan menyesuaikan diri dengan menurunnya kekuatan, dan
menurunnya kesehatan secara bertahap. Bagi usia lanjut diharapkan dapat menyesuaikan diri
terhadap perubahan-perubahan yang terjadi seperti pada perubahan fisik. Perubahan fisik
seperti : Perubahan penampilan, Perubahan bagian dalam tubuh, Perubahan pada fungsi
fisiologis, Perubahan Panca Indera (meliputi Penglihatan, Pendengaran, Perasa, Penciuman,
Perabaan), Perubahan Seksual.
Tanda-tanda bahaya fisik yang umum pada usia lanjut adalah Penyakit dan hambatan
fisik, Kurang gizi, Gangguan gigi, Mengendurnya kemampuan seksual, Kecelakaan.
Sedangkan bahaya psikologis yang dapat terjadi adalah orang usia lanjut menerima pendapat
klise tentang kebudayaan, Pengaruh perubahan fisik pada usia lanjut, Perubahan dalam pola

15
kehidupan, Kecenderungan untuk tidur secara mental, Merasa bersalah karna menganggur,
Berkurangnya pendapatan, dan Pelepasan kegiatan sosial.

I. Usia Lanjut : Penyesuaian Pekerjaan dan Keluarga.


Ada beberapa kondisi yang membatasi kesempatan kerja bagi pekerja usia lanjut seperti
Wajib pensiun, Kebijakan perekrutan, Rencana Pensiun, Sikap sosial, Fluktuasi dalam daur
usaha, Jenis pekerjaan, Jenis kelamin. Pada usia lanjut diperlukan penyesuaian terhadap
berbagai perubahan, seperti penyesuaian dalam kehidupan keluarga pada usia lanjut,yaitu :
Hubungan dengan pasangan, Perubahan Perilaku Seksual, Efek terhadap penyesuaian
perkawinan, Hubungan dengan anak, Ketergantungan orangtua, Hubungan dengan
cucu,Penilaian penyesuaian terhadap perubahan dalam kehidupan keluarga.
Tanda-tanda umum penyesuaian yang baik dan yang buruk pada usia lanjut. Penyesuaian
yang baik meliputi : Adanya minat yang kuat dan beragam, Kemandirian dalam hal ekonomi
yang memungkinkan untuk hidup mandiri, Melakukan banyak hubungan sosial dengan
segala umur, Kenikmatan kerja yang menyenangkan dan bermanfaat tetapi tidak
memerlukan banyak biaya, Berpartisipasi dalam organisasi kemasyarakatan dan lainnya.
Sedangkan penyesuaian yang buruk meliputi : Sedikit berminat pada keadaan lingkungan
saat ini atau peranan pribadinya dalam dunianya kecil, Selalu mengenang masa lalu, Kurang
semangat mengarah pada prokduktivitas yang rendah dalam segala bidang, secara tidak
sengaja terisolasi secara geografis, dan lainnya. Terdapat beberapa kondisi penting yang
menunjang kebahagiaan pada masa usia lanjut yaitu sikap yang menyenangkan terhadap usia
lanjut berkembang sebagai akibat dari kontak pada usia sebelumnya dengan orang usia
lanjut yang menyenangkan., Kenangan yang menggembirakan sejak masaanak-anak sampai
masa dewasanya, Terus berpartisipasi dengan kegiatan yang berarti dan menarik, Diterima
oleh dan memperoleh respek dari kelompok sosial. Kebahagiaan pada orang berusia lanjut
dicirikan oleh aktivitas yang kontiniu, sementara ketidakbahagiaan dipengaruhi oleh
pelepasan diri baik secara sukarela ataupun terpaksa.

BAB III

PEMBAHASAN

16
1.1 Keunggulan
Buku Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan
karya Elizabeth B. Hurlock ini adalah buku utama yang dikritik oleh penulis. Buku ini
memiliki cakupan materi tentang ilmu pengetahuan yang sangat luas berkaitan dengan
psikologi perkembangan baik dari indivisu itu lahir (bayi) sampai dengan usia tua
(lansia). Buku ini menjelaskan secara detail terkhusus untuk pertumbuhan dan
perkembangan serta periode atau setiap fase-fase yang dialami oleh manusia ( dari Masa
Bayi yang baru lahir, kanak-kanak, remaja, dewasa, hingga sampai lanjut usia ) semua
dijelaskan dalam beberapa judul dan subjudul yang ada didalam buku psikologi
perkembangan ini. Buku ini dilengkapi dengan Pokok-pokok penting dan Bibliografi
pada setiap diakhir pembahasan judulnya. Sedangkan, buku pembanding hanya
memaparkan beberapa materi saja didalamnya, terkhusus juga hanya untuk anak dan
remaja.

1.2 Kelemahan
Menurut saya kelemahan dari buku ini adalah buku utama tidak menjelaskan
terlebih dahulu tentang pengertian psikologi perkembangan serta teori-teori yang
mencakup kajian tersebut secara mendetail melainkan langsung masuk pada pembahasan
tentang pertumbuhan dan perkembangan dimana fase anak yang baru lahir sampai
dengan lanjut usia. Dalam buku utama, di bagian daftar isi tidak dibuat pembagian BAB-
nya pada judul-judul tersebut (misalnya BAB I tentang Psikologi Perkembangan).
Tulisan dibuku utama juga terbilang kecil dan penulisannya seperti tulisan koran, karena
dibagi menjadi dua bagian, membuat pembaca akan sedikit terganggu dan akan membuat
pembaca mudah jenuh. Sedangkan, buku pembanding memaparkan pengertian psikologi
perkembangan terlebih dahulu sebelum menjelaskan judul pembahasan yang lainnya. Di
bagian daftar isi buku pembanding juga terdapat tulisan pembagian BAB-nya pada
masing-masing judul. Penulisan dibuku juga tidak terlalu kecil sehingga memudahkan
pembaca untuk lebih bisa membaca tanpa alat bantu.

17
BAB IV

PENUTUP

1.1 Kesimpulan

18
Secara garis besar, Psikologi Perkembangan adalah “cabang psikologi yang
mempelajari perubahan tingkah laku dan kemampuan sepanjang proses perkembangan
individu dari mulai masa konsepsi sampai mati.” (Ross Vasta, dkk., 1992).

Setiap manusia akan terus bertumbuh dan berkembang. Sebagai orangtua kita
juga harus mengetahui tentang psikologi anak, bagaimana perkembangan yang dialami
oleh sang anak dalam kehidupannya. Dalam psikologi perkembangan dipelajari bahwa
pertumbuhan dan perkembangan anak sangatlah penting. Setiap individu akan
berkembang (mulai dari fase masih bayi yang baru dilahirkan hingga lanjut usia) anak
akan terus tumbuh dan berkembang. Untuk itu diharapkan anak mampu menyesuaikan
diri pada setiap proses tahapan fase yang akan dilaluinya didalam kehidupannya. Anak
harus bisa menyesuaikan dengan berbagai keadaan baik itu didalam lingkungan keluarga
maupun lingkungan sosial.

1.2 Saran
Sebagai calon pendidik atau pendidik lain penting sekali buku ini ditambahkan
kedalam daftar bacaankarena buku ini menyajikan materi-materi yang sangat bagus agar
kita mengetahui psikologi perkembangan seseorang dimana dimulai dari proses
pertumbuhan dan perkembangan yaitu mulai dari lahir hingga fase lanjut usia. Untuk itu
penulis mengharapkan bahwa buku ini bisa menambah wawasan bagi pembaca
selanjutnya dan menjadi buku yang dapat dipergunakan untuk memenuhi tugas yang
dibutuhkan.

DAFTAR PUSTAKA

19
Hurlock,B Elizabeth. Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang
Kehidupan. Jakarta: Erlangga.

Yusuf, Syamsu. 2016. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung: Remaja
Rosdakarya.

20

Anda mungkin juga menyukai