Anda di halaman 1dari 7

‫‪KHUTBAH IDUL ADHA 2022/1443 H‬‬

‫اهللُ َأ ْكَب ُر‪ ،‬اهللُ َأ ْكَب ُر‪ ،‬اهللُ َأ ْكَب ُر‪ ،‬اهللُ َأ ْكَب ُر‪ ،‬اهللُ َأ ْكَب ُر‪ ،‬اهللُ َأ ْكَب ُر‪ ،‬اهللُ‬
‫َأ ْكَب ُر‪ ،‬اهللُ َأ ْكَب ُر‪ ،‬اهللُ َأ ْكَب ُر‪.‬‬

‫الس الَِم‪َ ،‬وَأْف َه َمنَ ا بِ َش ِر ْي َع ِة النَّيِب‬ ‫ل‬


‫ُُ َ ّ‬‫ب‬ ‫س‬ ‫ا‬‫ن‬
‫َ‬ ‫ا‬‫د‬‫َ‬ ‫ه‬
‫َ‬ ‫ذي‬ ‫ل‬
‫ّ‬ ‫ا‬ ‫هلل اْحلم ُد ِ‬
‫هلل‬ ‫َْ‬
‫اْحلم ُد ِ‬
‫َْ‬
‫ّ‬
‫رمي‪َ ،‬أ ْش َه ُد َأ ْن اَل اِلَهَ ِإاَّل اهلل َو ْح َدهُ ال َش ِريك لَه‪َ ،‬وَأ ْش َه ُد َأ ّن َسيِّ َدنَا‬
‫ال َك ِ‬

‫ص ِّل و َس لِّ ْم َوب ا ِر ْك َعلَى َس يِّ ِدنا‬


‫َونَبَِّينَ ا حُمَ َّم ًدا َعْب ُدهُ َو َرس ولُه‪ ،‬اللّ ُه َّم َ‬
‫إحسا ِن إىَل َي ْوِم الدِّين‪ََّ ،‬أما َب ْع ُد‪:‬‬‫ِ‬
‫ب‬
‫َ ْ‬ ‫عني‬‫ِ‬‫ب‬ ‫َّا‬
‫ت‬ ‫ال‬ ‫و‬
‫َ‬ ‫ه‬
‫ِ‬ ‫ِ‬
‫ب‬ ‫حا‬‫أص‬ ‫و‬
‫َ ْ‬ ‫ه‬‫حُم م ٍد وعلَى الِ‬
‫َّ َ َ‬
‫اهلل وطَاع ِ‬
‫تِه لَ َعلَّ ُك ْم‬ ‫ِ‬ ‫ص ْي ُك ْم َو َن ْف ِس ْي بَِت ْق‬
‫َوى َ َ‬ ‫َفيَايُّ َه ا اِإل ْخ َوان‪ْ ،‬أو ُ‬
‫اهلل ِم َن الَّش ْيطَا ِن‬
‫ال اهلل َتع اىل يِف اْل ُق ر ِان اْل َك ِرمي‪َ :‬أع وذُ بِ ِ‬
‫َ‬ ‫ق‬
‫َ‬ ‫‪،‬‬ ‫ن‬
‫ْ‬ ‫و‬ ‫ح‬‫ُت ْفلِ‬
‫ُْ‬ ‫ْ‬ ‫ْ‬ ‫ُ َ َ‬ ‫ُْ‬
‫ال َّر ِجيم‪ ،‬بِس ِم ِ‬
‫ص ِّل‬
‫اك الْ َك ْو َثَر فَ َ‬ ‫اهلل الرَّمْح َ ا ِن ال َّر ِحْي ْم‪ِ : :‬إنَّا ْ‬
‫َأعطَْينَ َ‬ ‫ْ ْ‬
‫الع ِظي‬ ‫اهلل‬ ‫ق‬
‫َ‬ ‫د‬ ‫ص‬ ‫‪.‬‬ ‫ر‬ ‫ت‬ ‫اَأْلب‬ ‫و‬‫ه‬ ‫ك‬ ‫ك واحْن ر ِإ َّن َشانِ‬ ‫ب‬
‫ِّ‬ ‫ر‬‫لِ‬
‫ُ َ‬ ‫َ‬ ‫َ‬
‫َئ ُ َ ْ ُ َ‬ ‫َ‬ ‫َ َ َْ‬ ‫َ‬
Allahu Akbar 3x. wa lillahi al-hamd
KAUM MUSLIMIN JAMAAH SHOLAT IDUL ADHA YANG BERBAHAGIA.
Alhadulillah, pada hari ini kita dapat berkumpul bersama-sama melaksanakan sholat Ied al-
Adha. Sejak tadi malam telah mengumandang kalimat takbir, tahmid, tashbih dan tahlil,
mengagungkan Asma Allah, menyanjung dan memuja-Nya atas segala rahmat dan nikmat-
Nya, yang senantiasa dilimpahkan-Nya kepada kita semua dan sama-sama kita rasakan, baik
berupa kesehatan lahir maupun batin. Sebagai wujud tasyakur kita atas semua kenikmatan itu,
marilah kita bersama-sama selalu meningkatkan taqwa kepada-Nya dengan penuh pengabdian
dan pengorbanan dalam wujud melaksanakan segala perintah-Nya dan meninggalkan segala
larangan-Nya apa pun bentuknya dan di mana pun kita berada..
KAUM MUSLIMIN ROHIMAKUMULLAH.
Hari Raya Idul Adha ini mengingatkan kita kepada dua Ibadah besar., yakni Ibadah Haji dan
Ibadah Qurban.
Alhamdulillah tahun ini pemerintah Arab Saudi kembali membuka dan mengizinkan jamaah
calon haji Indonesia untuk dapat menunaikan rukun Islam ke lima ini, Namun kuotanya saja
yang dikurangi.
Bagi yang berangkat, bersyukur dan berbahagialah karena telah dipilih menjadi tamu Allah
(Dhuyufurrahman) Terlebih lagi, Jika dapat memetik hikmah yang terkandung di dalam
segala prosesi ritual Ibadah Haji, sejak dari ihram, Thawaf, Sa’i, Wukuf di Arafah dan
pelemparan Jumrah di Mina. Kesemuanya itu mengandung makna yang tinggi dan dalam bagi
hidup dan kehidupan umat manusia. Rangkaian manasik haji itu merupakan penggalan dari
sejarah keteladanan Nabi Ibrahim AS sebagai khalilullah atau kekasih Allah SWT sekaligus
bapak teladan dunia sampai akhirat.

Allahu akbar 3x wa lillahi al-hamd,


KAUM MUSLIMIN YANG BERBAHAGIA
Banyak hikmah yang dapat dipetik dari Idul Adha atau dengan nama lain Idul Qurban, atau
Idul Haji ini. Di mana itu semua merupakan dokumentasi dari nilai pengabdian dan
pengorbanan Nabi Ibrahim, Siti Hajar dan Nabi Ismail AS. Dan juga sebagai sunnah
Rasulullah SAW. Semua peristiwa itu setidaknya ada tiga hikmah dan falsafah kehidupan
yang terkandung di dalamnya untuk diaktualkan dalam hidup saat ini, antara lain:
Hikmah pertama diambil dari seluruh rangkaian manasik haji. Hikmah itu adalah mendidik
kepada seluruh umat manusia agar selalu bersatu, saling bantu membantu di antara satu
dengan yang lain. Seperti terlihat dengan nyata pada rangkaian ibadah haji. Di mana itu
merupakan wahana pendidikan yang suci, yaitu ketika para jama’ah haji yang sedang berada
di Padang Arafah dan Mina, mereka sama-sama memakai dua helai pakaian putih, tiada
perbedaan sedikit, orang pangkat atau orang tak berderajat, kaya atau miskin. Dalam berbagai
suku, bangsa, ras dan warna kulit mereka berkumpul dalam satu tempat, semua itu sama saja
tingkatannya dalam pengabdian dan ibadahnya di hadapan Allah SWT.. Rasulullah
Muhammad SAW. bersabda sebagaimana diriwayatkan oleh Imam Thabrani:

-‫رواه الطرباىن‬- ‫أح ٍد إالّ بالتَّقوى‬ ٍ ‫ ال فَ ِأل‬،ٌ‫املسلمو َن إخوة‬


َ ‫ضل َحد على‬
َ َ
“Orang-orang Islam (satu sama lain) adalah bersaudara, tidak ada seorang pun yang lebih
ُ
mulia atas yang lain, kecuali karena ketaqwaannya.”
Dari peristiwa itu, maka tergoreslah dalam jiwa kita, rasa persatuan dan kebersamaan di
antara kita sebagai umat Islam di muka bumi ini. Karena kita sebagai muslim dan mukmin
adalah bagaikan satu bangunan yang saling menguatkan antara satu dengan yang lain, atau
bagaikan satu tubuh, bila satu bagian sakit, maka bagian yang lain pun akan merasa sakit.
Jangan hanya karena perbedaan politik, pangkat dan jabatan antara satu muslim dengan
muslim lainnya saling menganiaya dan mendzalimi satu sama lain. Padahal persatuan dan
kebersamaan adalah pangkal kebahagiaan dan kedamaian hidup dan kehidupan di muka bumi
ini.

Allahu akbar 3x wa lillahi al-hamd.


KAUM MUSLIMIN ROHIMAKUMULLAH
Adapun hikmah yang kedua: adalah pembuktian Allah SWT kepada Nabi Ibrahim AS atas
ikrarnya yang Allah abadikan dalam QS. al-An’am: 79, yaitu:
ِ ِ ِ ِ َّ ‫ِإيِّن و َّجهت وج ِهي لِلَّ ِذي فَطَر‬
َ ‫ض َحنيفاً َو َما َأنَاْ م َن الْ ُم ْش ِرك‬
‫ني‬ َ ‫اَألر‬
ْ ‫الس َم َاوات َو‬ َ َ َْ ُ ْ َ
“Sesungguhnya aku menghadapkan diriku kepada Tuhan yang menciptakan langit dan bumi
dengan cenderung kepada agama yang benar, dan aku bukanlah termasuk orang-orang yang
mempersekutukan Tuhan.”
Bahkan di dalam QS. al-An’am: 162, Nabi Ibrahim AS menegaskan:

﴾١٦٢﴿ ‫ني‬ ِ ِّ ‫قُل ِإ َّن صالَيِت ونُس ِكي وحَمْياي ومَمَايِت لِلّ ِه ر‬
َ ‫ب الْ َعالَم‬ َ ََ َ َ ُ َ َ ْ
“Katakanlah: "Sesungguhnya shalatku, ibadatku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah,
Tuhan semesta alam.”
Ayat tersebut menegaskan bahwa Nabi Ibrahim senantiasa tunduk dan patuh hanya kepada
Allah SWT semata. Bahkan beliau menyatakan bahwa shalat, ibadat, hidup dan matinya
hanyalah milik Alllah SWT. Maka untuk menguji ikrarnya itu, Allah memerintahkan Nabi
Ibrahim AS untuk menyembelih putra yang diidam-idamkan selama 97 tahun, yaitu Nabi
Ismail AS. Dan saat itu baru putra satu-satunya karena Nabi Ishaq belum terlahir ke dunia.
Adanya ketabahan dan kepatuhan yang sangat agung dalam melaksanakan perintah Allah
SWT untuk menyembelih putra kesayangannya itu merupakan satu ketaatan yang luar biasa
kepada Allah SWT. Pengujian itu diabadikan dalam QS. al-Shaffat: 105-107, yaitu:

.‫ َوفَ َد ْينَاهُ بِ ِذبْ ٍح َع ِظي ٍم‬.‫ني‬


ُ ِ‫ ِإ َّن َه َذا هَلَُو الْبَاَل ء الْ ُمب‬.‫ني‬
ِِ ِ
َ ‫ت الرُّْؤ يَا ِإنَّا َك َذل‬
َ ‫ك جَنْ ِزي الْ ُم ْحسن‬ َ ْ‫ص َّدق‬
َ ‫قَ ْد‬
“Sesungguhnya kamu telah membenarkan mimpi itu", sesungguhnya demikianlah Kami
memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik. Sesungguhnya ini benar-benar suatu
ujian yang nyata. Dan Kami tebus anak itu dengan seekor sembelihan yang besar.”
Oleh karena itulah, maka layak lah Nabi Ibrahim mendapatkan gelar sebagai Khalil Allah
atau kekasih Allah. Meskipun Nabi Ismail AS tidak jadi tersembelih, karena akhirnya Allah
SWT memerintahkan malaikat Jibril menggantikannya dengan kambing Gibas, yang konon
kambing persembahan Habil yang diterima Allah SWT. Dan kemudian Nabi Ibrahim
melanjutkan menyembelih 1000 ekor kambing.
Dan saat inilah umat Islam diperintahkan untuk mengenang peristiwa itu setiap tahunnya
dengan menyembelih hewan kurban baik berupa sapi, kambing atau ternak halal lainnya,
untuk menguji ketaatan dan kepatuhan kita kepada Allah SWT. Dan dari peristiwa itu
lahirlah kata-kata pengorbanan, berkorban dan lain-lain, yaitu kesediaan seorang mukmin
memberikan sesuatu yang sangat dicintainya untuk agama Allah baik berupa harta, tenaga,
popularitas, ilmu, kedudukan, bahkan jiwa sekalipun, asalkan agama Allah tetap tegak dan
syiar Islam tetap memancar di muka bumi. Juga mengandung falsafah yang sangat penting
dan bermakna, yaitu bahwa setiap perjuangan itu membutuhkan pengorbanan, tanpa adanya
pengorbanan baik harta maupun jiwa segala perjuangan tak mungkin dapat berhasil dengan
sukses. Allah berfirman dalam QS. al-anfal : 72, yaitu:

‫اه ُد ْوا بِاَْم َواهِلِ ْم َواَْن ُف ِس ِه ْم يِف ْ َسبِْي ِل ال ٰلّ ِه‬ ِ ِ


َ ‫ا َّن الَّذيْ َن اٰ َمُن ْوا َو َه‬
َ ‫اج ُر ْوا َو َج‬
“Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad dengan harta dan jiwa
mereka di jalan Allah…”

Disebutkan dalam QS. al-Anfal : 74 dengan: ‫اولئك هم المؤمنون حقا‬, yaitu: “ mereka itulah orang-
orang yang benar-benar beriman.” Bukan sebaliknya, orang lain telah berjuang dengan jiwa ,
raga, dan hartanya, tetapi sebagian orang mengambil kesempatan untuk mencari hasil dari
perjuangan tersebut. Oleh karena itu, pengorbanan jiwa, raga, dan harta sangat menentukan
selama shodaqoh dan amaliah itu masih ada yang menerima dan terbuka. Sebab sebaik-baik
manusia adalah orang yang dapat memberi manfaat bagi yang lain.

Allahu akbar 3x wa lillahi al-hamd.


KAUM MUSLIMIN ROHIMAKUMULLAH
Adapun Hikmah yang ketiga, yang dapat diambil, adalah nilai keteladanan Nabi Ibrahim AS
sebagai utusan Allah, sebagai seorang bapak yang sangat mencintai keluarganya. Seorang
bapak yang selalu terbimbing dengan titah dan perintah Allah SWT. Seorang bapak tegas
menyerahkan seluruh urusan keluarganya hanya kepada Allah SWT. Sebagai bapak para nabi
dan rasul. Bapak yang selalu tabah dan tekun dalam mengabdikan dirinya kepada Allah serta
selalu mendidik keluarganya tanpa meninggalkan berbakti kepada agama, bangsa, dan negara.
Itu lah teladan yang patut dicontoh bagi segenap umat manusia.
Allah telah mengaruniai Nabi Ibrahim As. dengan istri yang taat dan putra yang penyantun
sebagaimana disebutkan dalam QS. Al-Shoffat : 101 “maka kami beri dia khabar gembira
dengan seorang anak yang amat sabar”. Itu bukan sekedar shaleh tapi penyantun. Anak yang
penyantun itu mempunyai ciri, bentuk dan sifat tersendiri, ada belas kasihan pada orang tua,
serta pandai menenggang rasa dan perasaan. Demikianlah Ismail sebagai anak yang
dikaruniakan kepada Ibrahim AS., Bentuk kesantunan Ismail itu tergambar benar dalam QS.
al-Shaffat: 102,
ِ
َ ُ‫قَ َال ٰيبُيَنَّ ايِّن ْٓي اَٰرى ىِف الْ َمنَ ِام اَيِّن ْٓي اَ ْذحَب‬
- ‫ك فَانْظُْر َماذَا َت ٰر ۗى‬
“Wahai anakku sesungguhnya aku telah melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu,
maka pikirkanlah apa pendapatmu!”
Kemudian Ismail Kecil menjawab:

-‫ين‬ ِ ‫ٱلصٰرِب‬
َّ ‫ن‬ ‫م‬ ِ ‫قَ َال ٰيََٓأب‬
ِ ‫ت ٱ ْفعل ما ُتْؤ مر ۖ ستَ ِج ُدىِن ٓى ِإن َشٓاء ٱللَّه‬
َ َ ُ َ َ َُ َ ْ َ َ
“Wahai ayahku, laksanakanlah perintah Allah itu, niscaya ayah akan melihat aku
menghadapinya dengan sabar, insya Allah.”

Allahu akbr 3x walillahilham


SAUDARA-SAUDARAKU YANG BERBAHAGIA!!
Sekarang ini kita melihat, sebagian besar pendidikan kita masih lebih banyak berkembang
kearah mencari materi semata, mencari ilmu dan kedudukan, serta sangat jauh dari nilai-nilai
ibadah sebagai inti agama yang mengajarkan anak supaya menjadi penyantun. Akibatnya,
banyak sekali orang tua merasa kesal dan sakit hati akibat ulah anaknya, otaknya tajam
memiliki ilmu tetapi ia tidak memiliki rasa santun dalam jiwanya.
Karena itu, janganlah kita cepat berbangga hati bila anak kita berperingkat di sekolahnya,
sudah sekolah tinggi, sarjana, memimpin sebuah perusahaan, kaya raya dan sebagainya.
Tetapi yang menjadi persoalan adalah, apakah anak kita baik atau tidak! Penyantun atau
tidak! Kalau tidak ada rasa santun kepada kita, apalagi kalau kita sudah bertambah tua, maka
rasanya dunia ini tidak kurang panasnya dari api neraka, rumah tangga akan penuh dengan
rintihan, dosa, dan noda. Sekedar anak pintar dan berilmu, berkedudukan dan kaya, maka ia
itu ibarat matahari yang dapat menerangi kita dan jagad raya ini, namun demikian silau mata
memandangnya. Tetapi anak yang penyantun yang terdapat padanya didikan al-din, ia dapat
diibaratkan sebagai bulan di malam purnama, ia dapat menerangan alam raya, cahayanya
sejuk dan nyaman, dan tak puas pula mata memandangnya.

Allahu akbar 3X, Walillahilhamd


Hadirin yang berbahagia!
Sekian uraian khotbah ini semoga ada manfaatnya bagi kita semua ini. Dan marilah kita
berdo’a kepada Allah, semoga segala amal ibadah kita, wabil khusus bapak ibu yang
berqurban tahun ini diterima oleh Allah SWT, dan mudah-mudahan bagi para jamaa’ah dan
keluarga kita yang sedang menjalani ibadah haji pada tahun ini dilancarkan segala proses
ibadah hajinya, diberi keselamatan sampai pulang kembali ke tanah air dengan selamat dan
sebagai haji yang mabrur. Amin ya rabbal a’alamin

‫ واس تغفراهلل‬.‫ اق ول ق وىل ه دا‬.‫فص ل لرب ك واحنر ان ش انئك ه و اب رتز‬.‫ان ا أعطين ك ال ك الك وثر‬
.‫ انه هو الغفور الرحيم‬.‫العظيم‬
‫‪KHUTBAH KE 2‬‬

‫ًرا‬ ‫هلل َكثِْي‬


‫هلل اَ ْكب ر (‪ )×3‬اهلل اَ ْكب ر (‪ )×4‬اهلل اَ ْكب ر كب ريا واْحلم ُد ِ‬
‫َ َْ‬ ‫ُ َ ْ‬ ‫ُ َ ْ‬ ‫ُ َ ْ‬
‫وسبحا َن اهلل ب ْكر ًة وَأصيالً الَاِلَه اِالّ اهلل واهلل اَ ْكبر اهلل اَ ْكبرو ِ‬
‫هلل اْحلَ ْم ُد‬ ‫ُ َ ُ َْ ُ َْ َ‬ ‫َ‬ ‫ُ َ َ ْْ‬ ‫َ ُْ َ‬
‫اب‬ ‫ز‬ ‫اَأْلح‬ ‫م‬ ‫ز‬ ‫ه‬ ‫و‬ ‫ه‬ ‫د‬ ‫ن‬
‫ْ‬ ‫ج‬ ‫ز‬
‫َّ‬ ‫ع‬‫ا‬
‫َ‬ ‫و‬ ‫ه‬ ‫د‬ ‫ِ‬
‫ب‬ ‫ع‬ ‫ر‬ ‫ص‬ ‫ن‬
‫َ‬ ‫و‬ ‫ه‬ ‫ـد‬ ‫ع‬ ‫و‬ ‫ق‬‫َ‬ ‫د‬ ‫ص‬ ‫ه‬‫د‬ ‫ح‬ ‫و‬ ‫ه‬‫ِ‬ ‫َّ‬
‫ل‬ ‫احْل م د لِ‬
‫َْ ُ َ ْ ُ َ َ ْ ُ َ َ َ َ ُ َ َ ُ ُ َ َ َ َ ْ َ َ‬
‫َ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫َ‬
‫َو ْح َدهُ ‪َ.‬أ ْش َه ُد اَ ْن الَ ِإلَهَ ِإالَّ اهللُ وَأ ْش َه ُد اَ َّن حُمَ َّم ًدا َعْب ُدهُ ُو َر ُسولُهُ‬
‫ص ْحبِ ِه َو َس لِّ ْم تَ ْس لِْي ًما‬ ‫َ َ‬ ‫و‬ ‫‪.‬اَللَّه َّم ص ِّل وس لِّم وب ا ِر ْك علَى حُم َّم ٍد وعلَى ِ‬
‫آلِه‬ ‫ُ َ َ َ ْ ََ َ َ َ َ‬
‫َّاس‪ ,‬اَِّت ُقوا اهللَ َح َّق ُت َقاتِِه َواَل مَتُوتُ َّن ِإاَّل َوَأْنتُ ْم‬ ‫ُ‬ ‫ن‬‫ال‬ ‫ا‬ ‫ه‬ ‫ـ‬
‫ُّ‬‫ي‬‫َأ‬
‫َْ َ َ‬ ‫آ‬‫ي‬‫ف‬‫َ‬ ‫‪:‬‬ ‫د‬‫ُ‬ ‫ع‬ ‫ب‬ ‫ا‬ ‫َأم‬
‫َّ‬ ‫ا‪.‬‬ ‫ر‬
‫ًْ‬ ‫ي‬‫َكثِ‬
‫لى النَّىِب ي آ‬ ‫ع‬ ‫ن‬
‫َ‬ ‫و‬ ‫ُّ‬
‫ل‬ ‫ص‬ ‫ي‬ ‫ه‬ ‫ت‬ ‫ك‬
‫َ‬ ‫ِئ‬ ‫آل‬ ‫م‬ ‫و‬ ‫اهلل‬ ‫َّ‬
‫ن‬ ‫ِ‬
‫ا‬ ‫‪:‬‬ ‫ىَل‬
‫َ‬ ‫ا‬ ‫ع‬ ‫ت‬ ‫ال‬
‫َ‬ ‫َ‬‫ق‬ ‫و‬ ‫‪.‬‬ ‫ن‬
‫َ‬ ‫و‬ ‫م‬‫مس لِ‬
‫َ‬ ‫َ‬ ‫ُ ْ‬ ‫َ‬ ‫ُ‬ ‫َ‬ ‫َ ََ‬ ‫َ‬ ‫ُْ ُ َ‬
‫ص ِّل َعلَى حُمَ َّم ٍد‬ ‫ُ َ‬ ‫م‬
‫َّ‬ ‫ه‬‫َّ‬
‫ل‬ ‫ال‬ ‫ا‪.‬‬ ‫م‬ ‫ي‬‫اَيُّهاالَّ ِذين آمن وا ص لُّوا علَي ِه وس لِّموا تَس لِ‬
‫َ ْ َ َُ ْ َ ْ َ ْ َ َ ُ ْ ْ ْ ً‬
‫يم َوبَا ِر ْك َعلَى‬ ‫وعلَى ِآل حُم َّم ٍد َكما صلَّيت علَى ِإبر ِاهيم وعلَى ِآل ِإبر ِ‬
‫اه‬
‫َْ َ‬ ‫َ َ ْ َ َ َْ َ َ َ‬ ‫َ‬ ‫ََ‬
‫ت َعلَى ِإ ْب ر ِاهيم َو َعلَى ِآل ِإ ْب ر ِاهيم يِف‬ ‫َ‬ ‫ك‬
‫ْ‬ ‫ار‬ ‫ب‬ ‫ا‬ ‫م‬ ‫ك‬‫َ‬ ‫حُم َّم ٍد وعلَى ِآل حُم َّم ٍ‬
‫د‬ ‫َ‬ ‫َ ََ‬
‫َ َ‬ ‫َ َ‬ ‫َ ََ‬
‫ك مَحِ ي ٌد جَمِ ي ٌد‪.‬‬ ‫ني ِإنَّ َ‬ ‫َ َ‬‫م‬‫الْعالَ ِ‬
‫ات اَالَ ْحي آءُ ِمْن ُه ْم‬ ‫ات واْملس لِ ِم واْملس لِم ِ‬ ‫اَلله َّم ا ْغفِر لِْلم ْؤ ِمنِ واْملْؤ ِمنَ ِ‬
‫َ ُ ْ نْي َ َ ُ ْ َ‬ ‫ُ‬ ‫ْ ُ نْي َ َ‬ ‫ُ‬
‫اب‬ ‫ذ‬ ‫َ‬ ‫ع‬ ‫ا‬ ‫ن‬‫ات ‪ .‬ربَّن ا آتِن اَ ىِف ال ُّد ْنيا حس نةً وىِف اْآل ِخ ر ِة حس نةً وقِ‬ ‫واْالَم و ِ‬
‫َ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫َ‬
‫َ ََ َ‬ ‫َ ََ َ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫َ َْ‬
‫ب الْ َع الَ ِمنْي َ ‪َ .‬ج َعلَنَ ا اهللُ َواِيَّا ُك ْم ِم َن‬ ‫النَّا ِر‪َ .‬وآخِ ُر َد ْع َوانَ ا َِأن احْلَ ْم ُد هلل َر ِّ‬
‫الصاحِلِنْي َ ‪.‬‬‫اْ َلعاِئ ِديْ َن َواْل َفاِئِزيْ َن َواْمل ْقُب ْولِنْي َ َواَ ْد َخلَنَا َواِيَّا ُك ْم ىِف ُز ْمَر ِة ِعبَ ِادهِ َّ‬
‫َِ‬ ‫واْحلم ُد ِ‬
‫ني‬
‫ب الْ َعالَم َ‬ ‫هلل َر ِّ‬ ‫َ َْ‬

‫السالَم علَي ُكم ورمْح ةُ ِ‬


‫اهلل َو َبَر َكاتُه‬ ‫َو َّ ُ َ ْ ْ َ َ َ‬

Anda mungkin juga menyukai