Anda di halaman 1dari 90

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam konteks pendidikan, supervisi selalu mengarah kepada kegiatan

memperbaiki proses pembelajaran. Proses pembelajaran ini sudah tentu berkaitan

dengan kegiatan-kegiatan yang lain, seperti upaya meningkatkan kepribadian

guru, meningkatkan profesinya, kemampuan berkomunikasi dan berprilaku baik

dengan warga sekolah maupun dengan masyarakat, dan upaya membantu

meningkatkan kesejahteraan mereka. Kegiatan-kegiatan di atas juga tidak bisa

terlepas dari tujuan akhir setiap sekolah, yaitu menjadikan lulusan yang bermutu

(Pidarta, 2009).

Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk menumbuh kembangkan

potensi sumber daya manusia peserta didik dengan cara menolong dan

memfasilitasi kegiatan belajar peserta didik. Secara detail, dalam UU RI Nomor

20 Tahun 2003 tentang SISDIKNAS, pendidikan diartikan sebagai usaha sadar

dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses belajar agar peserta

didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan

spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia

serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyrakat dan Negara. Dalam hal ini,

tentu saja diperlukan adanya pendidikan yang professional terutama guru di

sekolah-sekolah dasar dan menengah.

1
Sasaran utama supervisi adalah para guru yang mempunyai peran sangat

pentingdalam membentuk karakter generasi penerus bangsa. Guru memiliki

keahlian untuk berkreasi dan meningkatkan prestasinya. Namun demikian

seringkali banyak faktor yang menghambat mereka dalam mengembangkan

berbagai potensinya secara optimal, baik itu berupa kemampuan guru itu sendiri

dalam proses belajar mengajar, maupun sarana dan prasarana pendidikan yang

tersedia. Mengingat hal tersebut sangat dirasakan perlunya supervisi yang

berkesinambungan dengan program yang terarah dan sistematis terhadap

guru(Takhlishi, 2018).

Menurut Ramadhan (2017) dalam tingkatan operasional, guru merupakan

penentu keberhasilan atau kesuksesan. Guru juga sangat menentukan mutu dalam

suatu pendidikan. Berhasil tidaknya proses pembelajaran, terorganisasikannya

sarana dan prasarana, peserta didik, media, alat dan sumber belajar maka

keberhasilan tersebut tidak terlepas dari tanggung jawab kepala sekolah.

Secara sederhana kepala sekolah dapat diartikan sebagai seorang tenaga

fungsional guru yang diberi tanggung jawab untuk memimpin suatu sekolah

dimana diselenggarakan proses kegiatan belajar mengajar, atau tempat dimana

terjadinya interaksi antara guru yang memberi pelajaran dan siswa yang menerima

pelajaran.Kepala sekolah merupakan salah satu komponen dalam satuan

pendidikan yang sangat berperan dalam meningkatkan kinerja guru dan staf

sekolah sehingga mutu pendidikan di sekolah meningkat. Menurut Karwati

&Priansa kepala sekolah merupakan salah satu komponen pendidikan yang

berpengaruh dalam meningkatkan prestasi guru(Ramadhan, 2017).

2
Kepala sekolah mempunyai tugas dalam pengembangan peningkatan mutu

pendidikan ditingkat sekolah. Dalam hal ini bertanggung jawab terhadap

kelancaran pelaksanaan pendidikan dan proses Kegiatan Belajar Mengajar(KBM)

di sekolah. Sebagai pengembangan pendidikan dan pengajar di sekolah, kepala

sekolah mempunyai tugas yang tidak ringan sebagaimana diamanatkan pada

Permendiknas No. 13 Tahun 2007 tentang Standar Kepala Sekolah maka sebagai

Kepala Sekolah mempunyai kewajiban melaksanakan peraturan yang salah

satunya adalah kompetensi supervisi. Dalam hal ini kompetensi supervisi yang

dimaksud adalah mengembangkan peningkatan pendidikan secara bersama-sama

agar bergerak ke arah pencapaian tujuan pendidikan.

Kepala Sekolah adalah sebagai supervisor yang memiliki kemampuan

dalammenetapkan standar untuk program pendidikan, termasuk kurikulum,

penilaian, dan praktik pengajaran disekolah untuk memenuhi kebutuhan peserta

didiknya di sekolah dasar. Salah satu fungsi pelaksanaan supervisor yang

dilakukan kepala sekolah adalah supervisi. Pelaksanaan kegiatan supervisi

tersebut merupakan suatu pendekatan yang paling tepat sebagai instrumen dalam

pengelolaan pembelajaran di sekolah dasar secara efektif. Peran kepala sekolah

sebagai supervisor disatuan pendidikan yang dipimpinnya yaitu memberikan

pembinaan berupa bantuan, bimbingan, penilaian, pengamatan, dan arahan kepada

guru-guru dan peserta didik.

Menurut Astuti (2017)supervisi merupakansebuah upaya pemberian layanan

kepada guru-guru baik secara individual maupunsecara kelompok, dengan tujuan

memperbaiki pengajaran, termasuk menstimulasi,menyeleksi pertumbuhan

3
jabatan dan perkembangan guru-guru serta merevisitujuan-tujuan pendidikan,

bahan pengajaran dan metode serta penilaian pengajaran.Adapun yang dimaksud

dengan supervisor yaitu orang yang berperan dalammemberi bantuan kepada para

guru dengan cara menstimulir untukmempertahankan suasana belajar mengajar

yang lebih baik.

Kegiatan supervisi merupakan salah satu tugas kepala sekolah untuk

meningkatkan kualitas dan profesionalisme guru dalam melaksanakan pengajaran.

Sehubungan dengan pentingnya aktivitas supervisi sekolah yang berkaitan dengan

peningkatan kualitas guru pada khususnya dan peningkatan mutu pendidikan pada

umumnya (Pohan, 2016). Supervisi adalah prosedur memberi pengarahan atau

petunjuk, dan mengadakan penilaian terhadap proses pembelajaran yang

dilaksanakan oleh para guru di sekolah (Kotten, 2018).

Dengan demikian layanan supervisi mencakup seluruh aspek dari

penyelenggaraan pendidikan dan pengajaran di sekolah. Dapat dipahami bahwa

supervisi bisa bersifat umum (menyangkut seluruh aspek dari penyelenggaraan

pendidikan dan pengajaran di sekolah), bisa pula hanya pelaksanaan pengajaran

atau Proses Belajar Mengajar(PBM). Supervisi bersifat umum tersebut

tampaknya lebih ditujukan kepada kepala sekolah, sebab supervisi kepala sekolah

dimaksudkan untuk perbaikan manajemen atau pengelolaan sekolah dan

peningkatan serta pengayaan kiat-kiat kepemimpinan. Sedangkan supervise

Proses Belajar Mengajar (PBM) lebih ditujukan kepada guru, karena gurulah yang

mengelola kegiatan belajar mengajar tersebut(Muslim, 2010).

4
Kehadiran supervisi digunakan untuk memajukan pembelajaran melalui

pertumbuhan kemampuan guru-gurunya. Supervisi mendorong guru menjadi lebih

berdaya, dan situasi belajar mengajar menjadi lebih baik, pengajaran menjadi

efektif, guru menjadi lebih puas dalam melaksanakan pekerjaannya.

Jadi dapat disimpulkan bahwa supervisi adalah suatu kegiatan yang

dilakukan oleh kepala sekolah ataupun pengawas untuk memantau kinerja guru-

guru atau pun personel sekolah lainnya dalam mencapai tujuan-tujuan pendidikan.

Ia berupa dorongan, bimbingan, dan kesempatan bagi pertumbuhan keahlian dan

kecakapan guru-guru. Supervisi ini juga adalah bentuk pengawasan kegiatan

akademik yang berupa proses belajar mengajar, pengawasan terhadap guru dalam

mengajar, dan pengawasan terhadap segala administrasi guru.

Supervisi akademik yaitu supervisi yang menitikberatkan pengamatan pada

masa akademik yang langsung berada dalam lingkup kegiatan pembelajaran yang

dilakukan oleh guru untuk membantu siswa ketika sedang dalam proses belajar.

Hal substansial yang ada pada organisasi sekolah adalah pembelajaran. Untuk

mengarahkan, membimbing, dan membina guru dalam menjalankan proses

pembelajaran yang mempunyai kualitas mutu dengan mengadakan supervisi

akademik yang dilakukan oleh pengawas sekolah. Perbaikan proses belajar

mengajar harus dilakukan terus menerus dan berkesinambungan.

Hal ini dilakukan untuk mengahasilkan output pendidikan yang berkualitas.

Salah satu langkah yang harus ditempuh pengawas sekolah adalah mengadakan

supervisi akademik. Supervisi akademik merupakan serangakain kegiatan

membantu guru mengembangkan kemampuannya dalam mengelola proses

5
pembelajaran demi tercapainya tujuan pembelajaran (Hardono, Haryono, &

Yusuf, 2017).

Secara singkat dapat dirumuskan bahwa kepala sekolah atau supervisor

harus berusaha agar semua potensi yang ada di sekolahnya, baik potensi yang ada

pada unsur manusia maupun yang ada pada alat perlengkapannya.

Adanya wabah di Indonesia yang disebut dengan covid-19, maka segala

kegiatan belajar mengajar sebagai paparan di atas, tidak bisa dilaksanakan melalui

tatap muka di sekolah, akan tetapi dilaksanakan dengan bentuk daring. Bagaimana

menjaga mutu hasil belajar tetap terjaga dan dipertahankan dengan baik, dalam

hal ini tidak lepas dari pelaksanaan supervisi kepala sekolah di tengah pandemi

covid-19 di sekolah dasar dengan meningkatkan pembelajaran yang ada di

dalamnya. Tentunya guru sebagai pelaksanaan juga merupakan factor terpenting

dalam proses belajar mengajar. Kepala sekolah dalam hal ini harus mengambil

langkah dan kebijakanyang akan diterapkan di lembaga yang dipimpinnya dalam

rangka meningkatkan mutu pembelajaran yang baik di tengah covid-19 agar

pembelajarannya dapat tercapai sesuai keinginan dan cita-cita bersama.

Pada masa pandemi covid-19, proses pembelajaran dilaksanakan dirumah

melalui pembelajaran daring demi memutuskan mata rantai penyebaran covid-19.

Semua Siswa dan Guru belajar dari rumah, yang mendadak dilakukan tanpa

persiapan sama sekali. Ketidaksiapan semua unsur dalam pendidikan menjadi

kendala yang besar juga, adanya perubahan cara belajar mengajar dari tatap muka

menjadi dalam jaringan membutuhkan kesiapan dari semua unsur, dimulai dari

pemerintah, sekolah, guru, siswa dan orang tua (Rusamsi, Yunus, dkk, 2020).

6
Pada beberapa penelitian tentang pelaksanaan supervisi kepala sekolah di

sekolah dasar banyak dibahas oleh beberapa penelitian, baik terkait perannya,

kepemimpinannya, maupun dalam hal manajemennya. Ada beberapa penelitian

yang membahas tentang pelaksanaan supervisi kepala sekolah dalam

mengembangkan lembaga pendidikannya, sebagaimanaHasanah, (2020:259)

memfokuskan kajiannya pada pelaksanaan supervisi kepala sekolah dan

pengembangan kurikulumnya yang dilaksanakan oleh kepala sekolah beserta

warga sekolah dalam meningkatkan proses pembelajaran di tengah Covid-19..

Penelitian kali ini, peneliti memfokuskan implementasi supervisi akademik kepala

sekolah di tengah Covid-19 yang akan secara langsung dibahas tentang

bagaimana kepala sekolah menjalankan perannya sebagai leader dalam mengatur

guru-guru dalam menjalankan proses belajar mengajar di era Pandemi Covid-19

untuk meningkatkan pembelajaran yang ada dilembaga dengan kebijakan yang

diambil oleh kepala sekolah yang selanjutnya dilaksanakan oleh warga sekolah

dan pendekatan kepada wali murid yang dalam hal ini secara tidak langsung

berperan dalam menunjang keberhasilan pendidikan.

Berdasarkan data-data,selama Covid-19 telah menyebabkan perubahan yang

luar biasa dalam berbagai aspek kehidupan tak terkecuali dalam dunia pendidikan.

Supervisi kepala sekolah memegang peranan vital sebagai pemimpin dalam suatu

lembaga pendidikan dalam membangun atmosfer pendidikan dan memastikan

peserta didik tetap mendapatkan pembelajaran yang bermaka, kepala sekolah

perlu mengambillangkah-langkah yang tetap dan koordinasi yang baik dengan

rekan-rekan guru yang lain sebagai bentuk respon yang cepat dari sekolah agar

7
proses pembelajaran dan pengajaran di tengah wabah Covid-19 tetap berjalan

dengan lancar.

Permasalahan yang saya temukan selama masa pandemi Covid-19, kepala

sekolah dan rekan-rekan guru belum menjalankan pelaksanaan supervisi di tengah

Covid-19 sebaik mungkin.Adapun permasalahan yang lain peserta didik tidak

mempunyai handphone sebagai sumber pembelajaran. Handphone merupakan alat

utama yang digunakan untuk mengikuti proses pembelajaran. Tetapi tidak semua

siswa mempunyai alat komunikasi ini. Mungkin bisa saja handphone menjadi

barang mewah bagi siswa di kalangan ekonomi tidak mampu, akibatnya siswa

tidak punya fasilitas pembelajaran sebagai media pada pembelajaran di sekolah

dasar akan tambah lagi dengan persoalan sinyal yang tidak stabil bahkan pada

daerah terpencil tidak ada sinyal sama sekali, belum lagi harga pulsa (kuota data)

yang mahal tentu tidak terjangkau bagi masyarakat ekonomi tidak mampu, dan

juga ada permasalahan yang lain bahwa pelaksanaan supervisi kepala sekolah di

sekolah dasar sangat umum terjadi di lapangan pendidikan adalah kurangnya

motivasi dari peran guru ketika mendapat supervisi dari kepala sekolah. Hal

tersebut bisa terjadi dikarenakan adanya anggapan yang telah melekat pada diri

guru bahwa supervisi hanyalah kegiatan yang semata-mata untuk mencari-cari

kesalahan. Permasalahan yang timbul adalah dalam melaksanakan supervisi yang

bersangkutan belum sepenuhnya dapat melaksanakan tugas secara utuh.

Kunjungan atau supervisi kelas untuk memantau profesionalisme guru dalam

kegiatan pembelajaran yang jarang dilakukan.

8
Peneliti dapat menarik kesimpulan bahwa dengan melihat dari persoalan di

atas maka kepala sekolah mengambil kebijakan yaitu tetap melakukan proses

belajar mengajar walaupun dengan sistem kunjungan dari rumah supaya siswa

tetap mendapat ilmu pengetahuan, walaupun dengan situasi tidak membaik.

Kepala sekolah tetap mengutamakan pembelajaran yang efektif dengan

pengawasan yang objektif. Tak kurang dari itu para pendidik, pada saat proses

pembelajaran kunjungan dari rumah ke rumah tetap memperhatikan protokol

kesehatan yang dianjurkan dari Dinas kesehatan.Supervisi kepala sekolah sangat

penting dalam sebuah lembaga pendidikan, guna untuk membimbing, mendorong

dan mengarahkan serta menggerakan guru, siswa, dan tenaga pendidik lainya.

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan oleh penulis dengan Yustina

Dindus sebagai Kepala Sekolah SDI Ntala, berkaitan dengan supervisi akademik

yang dilakukan oleh kepala sekolah memiliki hambatan ketika melakukan

supervisi akademik terhadap kepala sekolah dan guru-guru di SDI Ntala. Hasil

penelitian awal yang dilakukan oleh peneliti dalam bentuk wawancara dengan

kepala sekolah di SDI Ntala, mengatakan bahwa dalam pelaksanaan supervise

akademik pada masa pandemic covid-19 terhadap guru-guru masih banyak

menemukan hambatan, baik hambatan dari kepala sekolah itu sendiri maupun dari

pihak gurunya.

Adapun kegiatan pembelajaran yang digunakan saat masa pandemic covid -

19 berlangsung yaitu pembelajaran luring (luar jaringan) dimana kegiatan

pembelajarannya kunjungan dari rumah ke rumah. Hambatan yang dialami kepala

sekolah pada saat kegiatan supervisi akademik selam masa pandemic covid-19

9
yaitu kelelahan karena harus berjalan dari rumah ke rumah setiap hari. Sehingga

pelaksanaan supervise akademik yang dilakukan kepala sekolah tidak berjalan

dengan efektif. Sedangkan hambatan dari guru-gurunya pada saat pelaksanaan

supervisi akademik yaitu kegiatan pembelajaran tidak berjalan dengan efektif

dikarenakan sarana dan parasana tidak mamadai contohnya yaitu tidak ada papan

tulis. Sehingga membuat siswa kewalahan untuk menulis materi yang dipaparkan.

Berdasarkan uraianlatar belakang di atas maka peneliti tertarikmelakukan

penelitian dengan judul, IMPLEMENTASI SUPERVISI AKADEMIK

KEPALA SEKOLAH DI SEKOLAH DASAR PADA MASA PANDEMI

COVID-19.

1.2 Identifikasi Masalah

1. Pembelajaran tidak berjalan efektif karena sarana tidak memadai

2. Aktivitas pembelajaran sulit dipantau oleh kepala sekolah karena

dilaksanakan melalui kunjungan dari rumah ke rumah

3. Kepala sekolah belum menjalankan supervisi secara maksimal di sekolah

dasar pada masa pandemi covid-19

1.3 Batasan Masalah

Agar penelitian ini terfokus, maka peneliti membatasi diri pada penelitian

tentang “Impelementasi Supervisi Akademik Kepala Sekolah di Sekolah Dasar

Pada Masa Pandemi Covid-19”. Dalam hal ini berkaitan dengan tahapan

pelaksanaan supervisi kepala sekolah yaitu perencanaan, pelaksanaan dan tindak

lanjut.

1.4 Rumusan Masalah

10
Bagaimana tahapan pelaksanaan supervisi (perencanaan, pelaksanaan dan

tindak lanjut) yang dilaksanakan kepala sekolah SDI Ntala selama masa pandemi?

1.5 Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui tahapan pelaksanaan supervisi (perencanaan, pelaksanaan

dan tindak lanjut) yang dilaksanakan kepala sekolah SDI Ntala selama masa

pandemi.

1.6 Manfaat Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian di atas, maka penelitian ini diharapkan dapat

memberimanfaat baik secara teoretis maupun praktis sebagai berikut.

a. Manfaat Teoritis

Untuk mengembangkan ilmu pendidikan mengenai impelementasi

supervisi kepala sekolah di sekolah dasar pada masa Pandemi Covid-19.

b. Manfaat Praktis

1. Bagi Kepala Sekolah

Sebagai bahan masukan atau input bagi sekolah, agar mampu

mengambil langkah-langkah yang tepat dalam upaya meningkatkan

kinerja guru di sekolah dasar pada masa Pandemi Covid-19.

2. Bagi Guru

Memberi dorongan kepada guru untuk lebih baik dan menjaga serta

meningkatkan profesionalismenya yang nantinya berguna bagi

11
peningkatan prestasi belajar peserta didik di sekolah dasar pada masa

Pandemi Covid-19.

3. Bagi Peneliti

Penelitian ini berguna untuk menambah wawasan peneliti tentang

analisis pelaksanaan supervisi kepala sekolah di sekolah dasar pada

masa Pandemi Covid-19.

4. Bagi Peserta Didik

Agar peserta didik diberikan pemahaman atau pengertian bahwa

mereka sesungguhnya meliliki potensi dan kemampuan untuk belajar

serta berhasil jika diurus secara profesional oleh orang-orang yang

professional walaupun pada masa Pandemi Covid-19.

5. Bagi Sekolah

Dengan adanya kepala sekolah yang memiliki kemampuan dalam

mengelola sekolah di harapkan dapat meningkatkan kualitas sekolah.

12
BAB II

KAJIAN TEORI

2.1 Supervisi Akademik

2.1.1 Konsep Dasar Supervisi

2.1.1.1 Pengertian Supervisi

Supervisi berasal dari bahasa Inggris yaitu dari kata “supervision”, super

artinya lebih luas atau atas, dan vision artinya melihat atau meninjau (Muktar dan

Iskandar, 2009:41). Jadi, secara etimologis supervisi artinya atasan melihat atau

meninjau kegiatan yang dilakukan oleh bawahannya. Orang yang melakukan

pekerjaan supervisi dinamakan supervisor. Menurut Boardman (Daryanto,

2011:117) supervisi pendidikan adalah suatu usaha menstimulir, mengkoodinir,

dan membimbing secara kontinu pertumbuhan guru-guru sekolah, baik secara

individual maupun secara kolektif, agar lebih mengerti, dan lebih efektif dalam

mewujudkan seluruh fungsi pengajaran, sehingga dengan demikian mereka

mampu dan lebih cakap berpartisipasi dalam masyarakat demokrasi modern

secara lebih khusus, Sutisna mengartikan supervisi sebagai bantuan dalam

mengembangkan situasi belajar mengajar yang lebih baik (Wahyudi, 2012:98).

Dari beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa supervisi

merupakan suatu kegiatan yang direncanakan secara sistematis untuk membantu

guru-guru maupun komponen sekolah lainnya dalam melaksanakan tugasnya agar

tercipta situasi belajar yang baik sehingga dapat menunjang ketercapaian tujuan

pendidikan.

13
Menurut Takhlishi (2018) ada beberapa pengertian supervisi menurut

pandangan para ahli adalah sebagai berikut:

1. Menurut Purwanto, N, supervisi adalah segala bantuan dari para

pemimpin sekolah, yang tertuju kepada perkembangan kepemimpinan

guru-guru dan personel sekolah lainnya di dalam mencapai tujuan-tujuan

pendidikan. la berupa dorongan, bimbingan, dan kesempatan bagi

pertumbuhan keahlian dan kecakapan guru-guru, seperti bimbingan

dalam usaha dan pelaksanaan pembaharuan-pembaharuan dalam

pendidikan dan pengajaran, pemilihan alat-alat pelajaran dan metode-

metode mengajar yang lebih baik, cara-cara penilaian yang sistematis

terhadap fase seluruh proses pengajaran, dan sebagainya .

2. Menurut Suhertian, supervisi ialah suatu aktivitas pembinaan yang

direncanakan untuk membantu para guru dan pegawai sekolah lainnya

dalam melakukan pekerjaan mereka secara efektif. Pengertian supervisi

dalam kaitannya dengan pendidikan adalah pembinaan guru. Konsep

supervisi tradisional menganggap supervisi sebagai inspeksi. Hal inilah

yang menyebabkan guru merasa takut dan tidak bebas melakukan

tugasnya serta merasa terancam dan merasa takut untuk bertemu dengan

supervisor, bahkan supervisor dianggap tidak memberikan dorongan bagi

kemajuan guru. Sikap tersebut dipengaruhi oleh pemahaman tentang

supervisi secara tradisional, artinya supervisor dipahami sebagai

pengawasan dalam pengertian mencari-cari kesalahan dan menemukan

14
kesalahan untuk diperbaiki yang pada gilirannya mempengaruhi

penilaian terhadap guru.

MenurutDaryanto (2011)ada beberapa defenisi-definisi pengertian supervisi

menurut para ahli adalah sebagai berikut:

1. Menurut P.Adams dan Frank G.Dickey;

Supervisi adalah suatu program yang berencana untuk memperbaiki

pengajaran. (supervision is a planned program for the improvement of

instruction).

2. Dalam Kamus Pendidikan Bahasa Indonesia memberikan defenisi

sebagai berikut:

Supervisi adalah segala usaha dari petugas-petugas sekolah dalam

memimpin guru-guru dan petugas pendidikan lainnya dalam

memperbaiki pengajaran, termasuk memperkembangkan pertumbuhan

guru-guru, menyelesaikan dan merevisi tujuan pendidikan, bahan-bahan

pengajaran atau metode mengajar dan penilaian pengajaran.

3. Menurut Alexander dan Saylor:

Supervisi adalah suatu program inservice education dan usaha

memperkembangkan kelompok secara bersama.

4. Menurut Boardman:

Supervisi adalah suatu usaha menstimulir, mengkoodinir dan

membimbing secara kontinu pertumbuhan guru-guru sekolah, baik

secara individual maupun secara kolektif, agar lebih mengerti, dan lebih

efektif mewujudkan seluruh fungsi pengajaran, sehingga dengan

15
demikian mereka mampu dan lebih cakap berpartisipasi dalam

masyarakat demokrasi modern.

5. Menurut Mc.Nerney

Supervisi adalah prosedur member arah serta mengadakan penilaian

secara kritis terhadap proses pengajaran.

6. Menurut H.Burton dan Leo J. Bruckner

Supervisi adalah suatu teknik pelayanan yang tujuan utamanya

mempelajari dan memperbaiki secara bersama-sama factor-faktor yang

mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak.

Defenisi di atas rupa-rupanya terdapat perbedaan satu dengan yang lain,

karena tititk tolak mereka juga berbeda-beda. Namun demikian, kalau kita teliti

kesemuanya tidak meninggalkan unsure-unsur pokok berikut: tujuan, situasi

belajar mengajar, dan supervisor.

2.1.1.2 Tujuan Supervisi

Supervisi merupakan proses bantuan bagi guru dalam mengembangkan

kemampuannya yang meliputi pengetahuan, keterampilan mengajar dan

komitmen atau motivasi guru. Supervisi pendidikan bertujuan menumbuhkan

kesadaran dari dalam. Sehingga, timbul keinginan unuk melakukan perbaikan

demi perbaikan supaya pendidikan mengalami peningkatan kualitas, terhindar dari

kemerosotan, keterbelakangan, dan kemunduran. Supervisi juga bertujuan

membangun kebersamaan dan kekompakan dalam melangkah sesuai target yang

ditentukan. Jadi tujuan supervisi berkenaan dengan aspek kognitif, psikomotor

16
dan afektif adalah membantu memperbaiki dan meningkatkan pengelolaan

sekolah sehingga tercapai kondisi kegiatan belajar mengajar yang sebaik-baiknya.

Tujuan supervisi menurut Hariwung (1989) adalah sebagai pengendalian

kualitas, pengembangan profesional dan untuk memotivasi guru. Supervisi

sebagai pengendalian kualitas artinya, kepala madrasah sebagai supervisor

bertanggung jawab memonitor proses belajar mengajar di sekolah dengan cara

berkunjung ke kelas, berkonsultasi dengan guru yang dapat diharapkan

pendidikan mampu menilai dan mengetahui kemampuan siswa. Supervisi yang

baik adalah supervisi yang mampu merefleksikan multi tujuan tersebut. Supervisi

tidak berhasil jika hanya memperhatikan salah satu tujuan tertentu dengan

mengesampingkan tujuan yang lain. Jadi dengan demikian dapat dipahami, bahwa

tujuan supervisi pendidikan adalah perbaikan dan perkembangan proses belajar

mengajar secara total, ini berarti tujuan supervisi tidak hanya untuk memperbaiki

mutu mengajar guru, tapi juga membina pertumbuhan profesi guru dalam arti

luas, termasuk di dalamnya pengadaan fasilitas-fasilitas, pelayanan kepemimpinan

dan pembinaan hubungan yang baik kepada semua pihak yang .

Menurut Daryanto(2011;171-172), tujuan utama supervisi adalah untuk

mengetahui apakah segala peraturan, perintah atau larangandihalankan sesuai

dengan petunjuk. Apabila semuanya sudah berjalan sesuai dan tidak menyimpang

sdikitpun, maka sekolah itu dinilai “baik”. Para karyawan mendapat kondite baik

dan menerima hadiah: kenaikan pangkat, kenaikan gaji dan sebagainya.

Sebaliknya, apabila karyawan menyimpang dari peraturan maka ia

mendapat kondite “buruk”, dan menerima hukuman administratif, misalnya

17
dipindahkan ke tempat yang tidak menyenangkan, tertundanya kenaikan pangkat,

dan sebagainya. Jadi supervisi zaman dahulu hanyalah untuk membagi hadiah

kepada karyawan yang taat melaksanakan perintah dari pusat, dan untuk mencari

kesalahan para karyawan, yang kemudian mendapat hukuman. Supervisor (orang

yang menjalankan supervisi) pada waktu itu dinamakan inspektur. Usaha

pembimbingan dan memberi nasihat guna kesempurnaan pelaksanaan tugas tidak

ada.Sedangkan pada zaman kemerdekaan tujuannya adalah mengetahui situasi

untuk mengukur tingkat perkembangan kegiatan sekolah dalam usahanya

mencapai tujuan.

Adapun pendapat Sahertian dan Mataheru yang dikutip Wahyudi (2012),

bahwa tujuan konkrit supervisi yaitu (1) membantu guru melihat dengan jelas

tujuan-tujuan pendidikan; (2) membantu guru dalam membimbing pengalaman

belajar murid-murid; (3) membantu guru dalam menggunakan metode-metode/

alat-alat pembelajaran; (4) membantu guru dalam memenuhi kebutuhan belajar

murid-murid; (5) membantu guru dalam hal menilai kemajuan murid-murid dan

hasil pekerjaan guru itu sendiri; (6) membantu guru barsu di sekolah sehingga

mereka merasa gembira dengan tugas yang diperolehnya; ( 7) membantu guru

dalam membina reaksi mental atau moral kerja guru dalam rangka pertumbuhan

pribadi dan jabatan mereka; (8) membantu guru dalam menggunakan sumber-

sumber pengalaman belajar; (9) membantu guru agar lebih mudah mengadakan

penyesuaian terhadap masyarakat dan cara-cara memanfaatkan masyarakat

sebagai sumber belajar; (10) membantu guru agar waktu dan tenaga tercurahkan

sepenuhnya dalam pembinaan sekolahnya.

18
Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa tujuan supervisi

adalah memperkembangkan situasi belajar dan mengajar yang lebih baik. Jadi

pengawas bertujuan untuk mengadakan evaluasi, yaitu untuk mengukur kemajuan

sekolah.

2.1.1.3 Fungsi Supervisi

Secara umum, fungsi yang sangat strategis dari supervisi adalah

mendorong supervisor, yaitu kepala madrasah, pemilik, dan pengawas dengan

otoritas masing-masing, untuk mengembangkan keahlian dan kompetensi mereka

secara luas. Sehingga, mereka mampu melakukan supervisi secara efektif,

produktif, dan kreatif. Adapun fungsi utama supervisi pendidikan adalah untuk

perbaikan dan peningkatan proses belajar mengajar guru di sekolah. Sehubungan

dengan hal ini, menurut pendapat Malik supervisi terhadap kinerja guru dalam

proses belajar mengajar memiliki tiga fungsi utama yaitu:

a. Supervisi kurikulum untuk menjamin penyampaian kurikulum dengan

tepat.

b. Perbaikan proses pembelajaran dengan membantu guru merencanakan

program akademis.

c. Pengembangan profesi dalam melaksanakan program pengajaran (Malik,

2000).

Kemampuan dalam proses belajar mengajar guru di sekolah adalah

penguasaan materi atau bahan, metode, alat dan evaluasi. Keempat hal tersebut

tidak berdiri sendiri, tetapi saling berhubungan dan saling mempengaruhi satu

sama lainnya. Guru sebagai pendidik tidak hanya berkenaan dengan penyampaian

19
ilmu pengetahuan tetapi juga menyangkut pengembangan kepribadian dan

pembentukan nilai-nilai etika dan estetika para siswa dalam menghadapi

tantangan hidup masyarakat. Sahertian menjelaskan bahwa: “Fungsi utama

supervisi pendidikan bukan perbaikan pembelajaran saja, tapi untuk

mengkoordinasi, menstimulasi dan mendorong ke arah pertumbuhan profesi guru”

(Takhlishi, 2018).

Adapun secara singkat fungsi atau tugas supervisi adalah sebagai berikut.

a. Menjalankan aktivitas untuk mengetahui situasi administrasi pendidikan,

sebagaimana kegiatan pendidikan di sekolah dalam segala bidang.

b. Menentukan syarat-syarat yang diperlukan untuk menciptakan situasi

pendidikan di sekolah.

c. Menjalankan aktivitas untuk mempertinggi hasil dan untuk

menghilangkan hambatan-hambatan (Daryanto, 2011).

Atau dengan singkat bahwa fungsi utama dari supervisi adalah ditujukan kepada

perbaikan pengajaran.

Sehubungan dengan hal di atas, maka Swearing memberikan 8 fungsi

supervisi sebagai berikut.

1) Mengkoodinir semua usaha sekolah

2) Memperlengkapi kepemimpinan sekolah

3) Memperluas pengalaman guru-guru

4) Menstimulir usaha-usaha yang kreatif

5) Memberikan fasilitas dan penilaian yang terus menerus

6) Menganalisis situasi belajar mengajar

20
7) Memberikan pengetahuan/ skill kepada setiap anggota staf

8) Membantu meningkatkan

Dari beberapa pengertian para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa jadi

melaksanakan supervisi adalah membantu meningkatkan situasi belajar pada

umumnya dan membantu guru, agar ia mengajr lebih baik, sehingga dengan

demikian murid dapat mengajar dengan lebih baik lagi.

2.1.1.4 Syarat-syarat Seorang Supervisor

Menurut Daryanto (2011:183) sebagai seorang supervisor, yang harus

melaksanakan tugas tanggungjawab hendaknya mempunyai persyaratan-

persyaratan idiil. Dilihat dari segi kepribadiannya (personality) syarat-syarat

tersebut adalah sebagi berikut:

1) Ia harus mempunyai perikemanusian dan solidaritas yang tinggi, dapat

menilai orang lain secara teliti dari segi kemanusiaannya serta dapat

bergaul dengan baik.

2) Ia harus dapat memelihara dan menghargai dengan sungguh-sungguh

semua kepercayaan yang diberikan oleh orang-orang yang berhubungan

dengannya.

3) Ia harus berjiwa optimis yang berusaha mencari yang baik,

mengharapkan yang baik dan melihat segi-segi yang baik.

4) Hendaknya bersifat adil dan jujur, sehingga tidak dapat dipengaruhi oleh

penyimpangan-penyimpangan manusia.

21
5) Hendaknya ia cukup tegas dan objektif (tidak memihak), sehingga guru-

guru yang lemah dalam stafnya tidak “hilang dalam bayangan” orang-

orang yang kuat pribadinya.

6) Ia harus berjiwa terbuka dan luas, sehingga lekas dan mudah dapat

memberikan pengakuan dan penghargaan terhadap perastasi yang baik.

7) Jiwanya yang terbuka tidak boleh menimbulkan prasangka terhadap

seseorang untuk selama-lamanya hanya krena sesuatu kesalahan saja.

8) Ia hendaknya sedemikian jujur, terbuka dan penuh tanggungjawab.

9) Ia harus cukup taktik, sehingga kritiknya tidak menyinggung perasaan

orang.

10) Sikapnya yang bersimpati terhadap guru-gurunya tidak akan

menimbulkan depresi dan putus asa pada anggota-anggota stafnya.

11) Sikap harus ramah, terbuka dan mudah dihubungi sehingga guru-guru dan

siapa saja yang memerlukannya tidak akan ragu-ragu untuk menemuinya.

12) Ia harus dapat bekerja dengan tekun dan rajin serta teliti, sehingga

merupakan contoh bagi anggota stafnya.

13) Personel appearance terpelihara dengan baik, sehingga dapat

menimbulkan respect dari orang lain.

14) Terhadap murid-murid ia harus mempunyai perasaan cinta sedemikian

rupa, sehingga ia secara wajar dan serius mempunyai perhatian terhadap

mereka.

22
2.1.1.5 Jenis-jenis Supervisi Pendidikan

Dalam supervisi pendidikan, dikenal berbagai jenis supervisi. Menurut

Purwanto (2012:89), jenis-jenis supervisi pendidikan adalah sebagai berikut.

1. Supervisi umum dan supervisi pengajaran (akademik)

Supervisi umum adalah supervisi yang dilakukan terhadap kegiatan-

kegiatan atau pekerjaan yang secara tidak langsung berhubungan dengan

usaha perbaikan pengajaran seperti supervisi terhadap kegiatan

pengelolaan bangunan dan perlengkapan sekolah atau kantor-kantor

pendidikan, supervisi terhadap kegiatan pengelolaan administrasi kantor,

supervisi pengelolaan keuangan sekolah atau kantor pendidikan dan

sebagainya.

Sementara pengertian supervisi pengajaran yaitu kegiatan-kegiatan

kepengawasan yang ditujukan untuk memperbaiki kondisi-kondisi baik

personel maupun material yang memungkinkan terciptanya situasi belajar

mengajar yang lebih baik demi tercapainya tujuan pendidikan.

2. Supervisi klinis

Menurut Keuth Acheson dan Meredith D. Gall, berpendapat bahwa

supervise klinis merupakan proses membantu guru memperkecil

ketidaksesuaian (kesenjangan) antara tingkah laku mengajar yang nyata

dengan tingkah laku mengajar yang ideal.

3. Pengawasan melekat dan pengawasan fungsional

Istilah pengawasan melekat diturunkan dari bahasa asing build in control

yang memiliki arti bahwa suatu kepengawasan yang memang sudah ada

23
dengan sendirinya atau melekat menjadi tugas dan tanggung jawab semua

pimpinan, dari pimpinan tingkat atas sampai dengan pimpinan tingkat

yang paling bawah dari semua organisasi atau lembaga. Tujuan dari

pengawasan ini adalah untuk mengetahui apakah pimpinan unit kerja

dapat menjalankan fungsi pengawasan dan pengendalian yang melekat

padanya dengan baik sehingga, bila ada penyelewengan, pemborosan,

korupsi, pimpinan unit kerja dapat mengambil tindakan koreksi secepat

mungkin. Sedangkan pengawasan fungsional adalah kegiatan-kegiatan

pengawasan yang dilakukan oleh orang-orang yang fungsi jabatannya

sebagai pengawas.

2.1.2 Supervisi Akademik

2.1.2.1Pengertian Supervisi Akademik

Kepala Sekolah mempunyai wewenang dan tanggung jawab penuh untuk

menyelenggarakan seluruh kegiatan pendidikan dalam lingkungan sekolah yang

dipimpinnya. Kepala Sekolah tidak hanya bertanggung jawab secara teknis

akademis saja, akan tetapi segala kegiatan, keadaan lingkungan sekolah dengan

kondisi dan situasinya, serta hubungan dengan masyarakat sekitar merupakan

tanggung jawab kepala sekolah.

Secara konseptual, sebagaimana ditegaskan Glickman(Bahri Saiful, 2014),

“Supervisi akademik adalah serangkaian kegiatan membantu guru

mengembangkan kemampuannya mengelola proses pembelajaran demi

pencapaian tujuan pembelajaran”. Supervisi akademik merupakan upaya

membantu guru-guru mengembangkan kemampuannya mencapai tujuan

24
pembelajaran. Dengan demikian, berarti esensi supervisi akademik itu sama sekali

bukan menilai unjuk kerja guru dalam mengelola proses pembelajaran, melainkan

membantu guru mengembangkan kemampuan profesionalismenya. Meskipun

demikian, supervisi akademik tidak bisa terlepas dari penilaian unjuk kerja guru

dalam mengelola pembelajaran.

Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan, penilaian unjuk kerja guru

dalam mengelola proses pembelajaran sebagai suatu proses pemberian estimasi

kualitas unjuk kerja guru dalam mengelola proses pembelajaran, merupakan

bagian integral dari serangkaian kegiatan supervisi akademik. Dikatakan supervisi

akademik jika serangkaian kegiatan dapat membantu guru dalam mengembangkan

kemampuannya, maka dalam pelaksanaannya terlebih dahulu perlu diadakan

penilaian kemampuan guru, sehingga bisa ditetapkan aspek yang perlu

dikembangkan dan cara mengembangkannya.

Adapun menurut Glickman (Nugraha, 2015:46) supervisi akademik

adalah serangkaian kegiatan membantu guru mengembangkan kemampuannya

mengelola proses pembelajaran demi tercapainya tujuan pembelajaran.

Supervisi akademik adalah upaya membantu guru-guru mengembangkan

kemampuannya mencapai tujuan pembelajaran. Jadi, esensi supervisi akademikitu

sama seklai bukan menilai unjuk kerja guru dalam mengelola proses pembelajara,

melainkan membantu guru dalam mengembangkan kemampuan

profesionalismenya, Daresh (Asmani, 2012:92).

Dari beberapa pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa supervisi

akademik adalah menilai dan membina guru dalam rangka meningkatkan kualitas

25
proses pembelajaran agar diperoleh hasil belajar peserta didik yang lebih optimal.

Oleh karena itu sasaran supervisi akademik adalah guru dalam proses

pembelajaran. Pelaksanaan proses pembelajaran dapat dilakukan di dalam kelas

ataupun luar kelas. Di dalam melaksanakan pembelajaran masih banyak guru

yang mengalami kesulitan, sehingga proses dan hasil belajar siswa kurang

optimal.

2.1.2.2Tujuan dan Fungsi Supervisi akademik

Menurut Asmani (2012:101) tujuan supervisiakademik adalah sebagai

berikut.

a) Membantu guru dalam mengembangkan kompetensi.

b) Mengembangkan kurikulum.

c) Mengembangkan kelompok kerja guru dan membimbing penelitian

tindakan kelas.

Hasil supervisi akademik berfungsi sebagai sumber informasi bagi

pengembangan profesionalisme guru. Waktu yang dibutuhkan tentu tidak bisa

cepat karena ketiga tujuan tersebut merupakan pekerjaan berat. Pada poin

pertama, masih pedagogis, kepribadian, sosial, dan professional. Keempat

kompetensi ini harus ada pada guru. Tentu, internalisasi empat kompetensi ini

membutuhkan waktu yang panjang. Itu belum ditambah poin kedua, yaitu

pengembangan kurikulum, yang membutuhkan kemampuan akademik tingkat

tinggi. Baru dilanjutkan pada grup diskusi dan pelatihan penelitian yang

membutuhkan kosentrasi tinggi. Jadi, hasil supervisi akademik berfungsi sebagai

sumber informasi bagi pengembangan profesionalisme guru.

26
2.1.2.3 Prinsip-prinsip Supervisi Akademik

Menurut Dharma (Bahri Saiful, 2014) ada beberapa prinsip yang harus

diperhatikan dan direalisasikan oleh supervisor dalam melaksanakan supervisi

akademik, yaitu:

a) Supervisi akademik harus mampu menciptakan hubungan kemanusiaan

yang harmonis.

b) Supervisi akademik harus dilakukan secara berkesinambungan. Supervisi

akademik bukan tugas bersifat sambilan yang hanya dilakukan sewaktu-

waktu jika ada kesempatan.

c) Supervisi akademik harus demokratis. Supervisor tidak boleh

mendominasi pelaksanaan supervisi akademiknya.

d) Program supervisi akademik harus integral dengan program pendidikan.

Di dalam setiap organisasi pendidikan terdapat bermacam-macam sistem

perilaku dengan tujuan sama, yaitu tujuan pendidikan.

e) Supervisi akademik harus komprehensif. Program supervisi akademik

harus mencakup keseluruhan aspek pengembangan akademik, walaupun

mungkin saja ada penekanan pada aspek-aspek tertentu berdasarkan hasil

analisis kebutuhan pengembangan akademik sebelumnya.

f) Supervisi akademik harus konstruktif. Supervisi akademik bukanlah

sekali-kali untuk mencari kesalahan-kesalahan guru.

g) Supervisi akademik harus obyektif. Dalam menyusun, melaksanakan, dan

mengevaluasi, keberhasilan program supervisi akademik harus obyektif .

27
Adapun menurut Sagala (2012:136), prinsip supervisi pendidikan pada

umumnya bersifat ilmiah, yang berarti sistematis dilaksanakan secara tersusun,

kontinu, teratur, objektif, demokratis, kooperatif, menggunakan alat, konstruktif

dan kreatif. Konstruktif dan kreatif yaitu mendorong insiatif untuk ikut aktif

menciptakan suasana kondusif yang dapat membangkitkan suasana kreativitas.

Supervisi dilaksanakan secara kooperatif dengan mengembangkan usaha bersama

menciptakan suasana belajar mengajar yang lebih baik berdasarkan sumber

kolektif dan kelompok, daripada usaha-usaha supervisior sendiri menunjukkan

profesionalitas bukan atas hubungan pribadi.

Menurut Asmani (2012:102) ada beberapa prinsip supervisi akademik

antara lain sebagai berikut.

a. Praktis, artinya mudah dikerjakan sesuai kondisi sekolah.

b. Sistematis, artinya dikembangkan sesuai perencanaan program supervisi

yang matang dan sesuai dengan tujuan pembelajaran.

c. Objektif, artinya masukan sesuai aspek-aspek isntrumen.

d. Realistis, artinya berdasarkan kenyataan sebenarnya.

e. Antisipatif, artinya mampu menghadapi masalah-masalah yang mungkin

akan terjadi.

f. Konstruktif, artinya mengembangkan kreativitas dan inovasi guru dalam

mengembangkan pembelajaran.

g. Kooperatif, artinya ada kerjasama yang baik antara supervisor dan guru

dalam mengembangkan pembelajaran.

28
h. Kekeluargaan, artinya mempertimbangkan saling asah, asih, dan asuh,

dalam mengembangkan pembelajaran,

i. Demoratis, artinya supervisi tidak boleh mendominasi pelaksanaan

supervisi akademik.

j. Aktif, artinya guru dan supervisor harus aktid berpartisipasi.

k. Humanis, artinya mampu menciptakan hubungan kemanusiaan yang

harmonis, terbuka, jujur, sabar, antusias, dan penuh humor.

l. Berkesinambungan, artinya supervisi akademik dilakukan secara teratur

dan berkelanjutan oleh kepala sekolah.

m. Terpadu, artinya menyatu dengan program pendidikan.

n. Komprehensif,artinya memenuhi ketiga tujuan supervisi akademik.

2.1.2.4 TahapanPelaksanaan Supervisi Akademik

Secara umum pelaksanaan supervisi akademik dilaksanakan dalam tiga


tahapan, yaitu a) perencanaan, b). pelaksanaan supervisi, dan c) tindak lanjut hasil
supervisi. Aktivitas yang baik harus direncanakan dengan baik, demikian pula
halnya dengan supervisi akademik
a. Perencanaan
Adapun langkah-langkah penyusunan perencanaan supervisi akademik
yaitu: 1) merumuskan tujuan, 2) menetapkan jadwal, 3) memilih pendekatan,
teknik, dan model, 4) memilih instrumen. Agar dapat digunakan sebagai pedoman
pelaksanaan supervisi sebaiknya perencanaan supervisi memuat:
1. Latar belakang
Latar belakang berisi tentang arti penting supervisi dan alasan perlunya
pelaksanaan supervisi akademik.
2. Landasan hukum Landasan hukum berisi berbagai peraturan yang
digunakan sebagai landasan pelaksanaan supervisi akademik dan peraturan
yang berkaitan dengan tugas pokok dan fungsi supervisi.

29
3. Tujuan Tujuan supervisi memuat hal-hal yang diinginkan dari adanya
program supervisi dan pelaksanaan supervisi.
4. Indikator keberhasilan supervisi akademik. Agar supervisi akademik
terukur keberhasilannya, perlu dideskripsikan indikator keberhasilan, baik
dilihat dari awal, proses pelaksanaan maupun hasilnya. Kriteria
keberhasilan merupakan tolak ukur untuk menetapkan tingkat keberhasilan
sebuah aktivitas.
b. Pelaksanaan
Pelaksanaan supervisi akademik sangat tergantung pada pendekatan dan
teknik yang digunakan. Dalam pelaksanaan supervisi akademik teknik individual
jenis observasi dan kunjungan kelas, pelaksanaan supervisi dilaksanakan dalam
tiga tahapan, yaitu pra observasi, observasi dan pasca observasi.
1. Pra observasi
Pra observasi adalah tindakan berupa sebelum observasi, guru yang akan
disupervisi merasa nyaman dan siap untuk disupervisi. Bentuk kegiatan
pra observasi biasanya berupa diskusi yang sekaligus dimanfaatkan untuk
melakukan supervisi perencanaan pembelajaran.
2. Observasi
Observasi adalah aktivitas pengamatan oleh supervisor pada saat guru
melaksanakan pembelajaran di kelas. Pengamatan oleh supervisor
mengunakan instrumen yang telah ditentukan sebelumnya. Meskipun
demikian dapat saja supervisor menemukan sesuatu yang menarik di luar
instrumen. Temuan berupa kekuatan atau kelemahan guru saat
pembelajaran yang tidak terakomodasi dalam instrumen observasi
sebaiknya tetap diperhatikan sebagai bahan penguatan atau umpan balik.
3. Pasca Observasi
Kegiatan pasca observasi adalah proses refleksi dan pemberian umpan
balik serta upaya pengkondisian tindakan perbaikan yang harus dilakukan
oleh guru yang disupervisi. Kegiatan refleksi dan wawancara ini dapat
didokumentasi berupa instrumen wawancara seperti pada tabel 3 berikut
ini:Hal penting yang perlu diperhatikan saat memberikan umpan balik dan

30
refleksi adalah bantuan kepada guru yang disupervisi untuk menemukan
sendiri hal yang dirasakan kurang, serta memfasilitasi guru untuk
mengambil keputusan dan menemukan solusi atas kekurangannya sendiri.
c. Tindak Lanjut
Salah satu langkah penting dalam kegiatan supervisi akademik adalah
tindak lanjut hasil supervisi. Supervisi tanpa tindak lanjut tidak memiliki dampak
yang berarti dalam perbaikan proses pembelajaran. Tindak lanjut supervisi
akademik dapat berupa:
1) Melakukan Evaluasi Hasil Supervisi
Tindak lanjut hasil supervisi merupakan kegiatan yang sangat strategis
berkenaan dengan upaya peningkatan mutu proses dan hasil belajar. Hal
ini didasarkan pada pertimbangan bahwa tanpa kegiatan tindak lanjut,
supervisi yang dilakukan tidak memiliki makna apa pun. Tindak lanjut
hasil supervisi meliputi dua kegiatan utama, yaitu melakukan evaluasi
hasil supervisi dan menindaklanjuti hasil supervisi. Evaluasi hasil
supervisi merupakan salah satu kegiatan mengolah, menganalisis,
menafsirkan, menyimpulkan dari instrumen-instrumen pengumpulan data
hasil observasi di kelas. Materi evaluasi difokuskan dalam pencapaian
rencana pelaksanaan supervisi, baik menyangkut fokus supervisi, tujuan,
sasaran, waktu pelaksanaan, teknik supervisi, media, termasuk instrumen
supervisi, serta kriteria keberhasilannya. Hasil evaluasi selanjutnya
digunakan sebagai dasar untuk mengetahui ketercapaian rencana supervisi,
sekaligus mengetahui letak permasalahan yang dihadapi. Guna
memudahkan kepala sekolah melakukan evaluasi hasil supervisi, format
berikut ini dapat digunakan.
2) Menindak lanjuti Hasil Supervisi
Berdasarkan hasil analisis evaluasi supervisi akademik, langkah
selanjutnya adalah menindaklanjuti hasil supervisi, yang meliputi:
(a) menetapkan alternatif tindakan yang akan ditempuh sesuai dengan
kesulitan atau kelemahan yang ditemukan ada pada guru

31
(b) membuat rencana tindakan yang mencakup kapan, dimana, siapa
yang terlibat, serta bagaimana langkah-langkah tindakan tersebut
dilakukan. Berbagai bentuk tindak lanjut hasil supervisi dapat berupa
pembinaan secara langsung dan tidak langsung serta pembinaan
situasional.
(c) Pembinaan secara langsung dilakukan terhadap guru yang memiliki
permasalahan yang spesifik dan dipandang efektif dilakukan secara
langsung dan segera, misalnya, kesalahan konsep materi, sikap dan
tindakan guru yang dipandang memberi dampak negatif bagi peserta
didik.
(d) Pembinaan secara tidak langsung dilakukan terhadap hal-hal yang
sifatnya umum yang perlu perbaikan dan perhatian setelah
memperoleh hasil analisis supervisi. Kegiatan pembinaaan ini
sekaligus merupakan upaya untuk memberikan penguatan dan
pengembangan pengetahuan, sikap, dan keterampilan guru(Mulyasa,
2012:250).
2.1.2.5 Teknik-teknik Supervisi Akademik

Melaksanakan supervisi akademik dalam rangka perbaikan pembelajaran

menjadi tugas kepala sekolah. Untuk dapat melaksanakan supervisi akademik

secara efektif, kepala sekolah harus memiliki teknik-teknik supervisi yang tepat

dalam melaksanakan supervisi. Menurut Prasojo dan Sudiyono (Suradi, 2018:18),

teknik supervisi akademik ada dua macam yaitu teknik supervisi individual dan

teknik supervisi kelompok.

a. Teknik supervisi individual

1) Kunjungan kelas, merupakan teknik pembinaan guru oleh kepala

sekolah untuk mengamati proses pembelajaran di kelas dengan tujuan

untuk mendorong guru dalam mengatasi permasalahan di kelas.

32
2) Observasi kelas, merupakan kegiatan mengamati proses pembelajaran

secara teliti di kelas dengan tujuan untuk memperoleh data yang

objektif terkait dengan aspek-aspek situasi pembelajaran, dan

kesulitan-kesulitan dalam usaha memperbaiki proses pembelajaran.

3) Pertemuan individual, merupakan suatu pertemuan, percakapan,

dialog, dan tukar pikiran antara supervisor dan guru dengan tujuan

memberikan kemungkinan pertumbuhan jabatan guru melalui

pemecahan kesulitan yang dihadapi, mengembangkan hal mengajar

yang lebih baik, memperbaiki segala kelemahan dan kekurangan pada

diri guru, dan menghilangkan atau menghindari segala prasangka.

4) Kunjungan antar kelas, adalah guru yang satu berkunjung ke kelas

yang lain di sekolah itu sendiri dengan tujuan untuk berbagi

pengalaman dalam pembelajaran.

5) Menilai diri sendiri, merupakan penilaian diri yang dilakukan oleh diri

sendiri secara objektif. Dengan demikian diperlukan kejujuran diri

sendiri.

b. Teknik supervisi kelompok

Teknik supervisi kelompok adalah adalah satu cara melaksanakan

program supervisi yang ditujukan pada dua orang atau lebih. Guru-guru

yang diduga sesuai dengan analisis kebutuhan, memiliki masalah atau

kebutuhan atau kelemahan-kelemahan yang sama, dikelompokkan

menjadi satu. Pemberian layanan supervise sesuai dengan permasalahan

atau kebutuhan yang mereka hadapi. Ada tiga belas teknik

33
supervisikelompok, yaitu: kepanitiaan, kerja kelompok, laboratorium dan

kurikulum, membaca terpimpin, demonstrasi pembelajaran, darmawisata,

kuliah/studi, diskusi panel, perpustakaan, organisasi professional, bulletin

supervisi, pertemuan guru, lokakarya atau konferensi kelompok.

2.2 Kepala Sekolah Sebagai Supervisor

2.2.1 Pengertian Kepala Sekolah

Secara etimologi, kepala sekolah merupakan padanan dari school

principal yang bertugas menjalankan principalship atau kekepalasekolahan.Istilah

kekepalasekolahan, artinya segala sesuatu yang berkaitan dengan tugas pokok dan

fungsi sebagai kepala sekolah. Selain sebuatan kepala sekolah, ada juga sebutan

lain, yaitu administrasi sekolah (school administrator), pimpinan sekolah (school

leader), manajer sekolah (school manajer), dan sebagainya.

Kepala sekolah berasal dari dua kata, yaitu “kepala” dan “sekolah”. Kata

“kepala” dapat diartikan ketua atau pemimpin organisasi atau lembaga. Sementara

“sekolah” berarti lembaga tempat menerima atau memberi pelajaran. Jadi secara

umum kepala sekolah dapat diartikan pemimpin sekolah atau lembaga tempat

menerima dan memberi pelajaran. Wahjosumidjo mengartikan kepala sekolah

sebagai seorang tenaga fungsional guru yang diberi tugas untuk memimpin

sekolah tempat diselenggarakan proses belajar mengajar, atau tempat terjadinya

interaksi antara guru yang memberi pelajaran dan siswa yang menerima pelajaran.

Sementara Rahman mengungkapkan bahwa “Kepala sekolah adalah seorang guru

(jabatan fungsional) yang diangkat untuk menduduki jabatan structural (kepala

sekolah) di sekolah (Affifudin, 2014:30).

34
Menurut (Bahri, 2010) Kepala dapat diartikan Ketua atau Pemimpin dalam

suatu organisasi atau sebuah lembaga. Sedangkan sekolah adalah sebuah lembaga

dimana menjadi tempat menerima dan memberi pelajaran. Dengan demikian

secara sederhana kepala sekolah dapat didefinisikan sebagai seorang tenaga

fungsional guru yang diberi tugas untuk memimpin suatu sekolah dimana

diselenggarakan proses belajar mengajar, atau tempat dimana terjadi interaksi

antara guru yang memberi pelajaran dan murid yang menerima pelajaran.

Berdasarkan beberapa pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa kepala

sekolah adalah guru yang mempunyai kemampuan untuk memimpin segala

sumber daya yang ada pada suatu sekolah sehingga dapat didayagunakan secara

maksimal untuk mencapai bersama.

Kepala Sekolah mempunyai wewenang dan tanggung jawab penuh untuk

menyelenggarakan seluruh kegiatan pendidikan dalam lingkungan sekolah yang

dipimpinnya. Kepala Sekolah tidak hanya bertanggung jawab secara teknis

akademis saja, akan tetapi segala kegiatan, keadaan lingkungan sekolah dengan

kondisi dan situasinya, serta hubungan dengan masyarakat sekitar merupakan

tanggung jawab kepala sekolah.

2.2.2 Tugas Kepala Sekolah Sebagai Supervisor

Kepala sekolah sebagai supervisor artinya kepala sekolah berfungsi sebagai

pengawas, pengendali, pembina, pengarah dan pemberi contoh kepada tenaga

pendidik dan tenaga kependidikan di sekolah. Sebagai supervisor kepala sekolah

harus memahami tugas dan kedudukan guru dan staf di sekolah yang dipimpin,

sehingga kepala sekolah bukan hanya mengawasi pekerjaan dari guru dan stafnya

35
tetapi juga membekali diri dengan pengetahuan dan pemahamannya tentang tugas

dan fungsi stafnya, agar pengawasan dan pembinaan berjalan dengan baik

mencapai tujuan pendidikan di sekolah.

Supervisi dilaksanakan oleh kepala sekolah dengan melakukan pengawasan

dan pengendalian untuk meningkatkan profesionalsime tenga pendidik maupun

tenaga kependidikan. Pengawasan dan pengendalian ini merupakan control agar

kegiatan pendidikan di sekolah terarah pada tujuan yang telah ditetapkan (Fitriani,

2019:732).

Dalam bidang supervisi, kepala sekolah bertugas memberikan bimbingan,

bantuan, pengawasan, dan penilaian pada berbagai masalah yang timbul di

sekolah yang berhubungan dengan masalah teknis penyelenggaraan dan

pengembangan pendidikan pengajaran, yaitu berupa perbaikan program dan

kegiatan pendidikan pengajaran agar dapat menciptakan situasi belajar mengajar

yang kondusif.

Tugas kepala sekolah dalam bidang supervisi, yaitu:

1. Membimbing guru agar memahami secara jelas tujuan pendidikan

pengajaran yang akandicapai, dan hubungannya dengan aktivitas

pengajaran untuk mencapai tujuan tersebut.

2. Membimbing guru agar lebih memahami dengan jelas persoalan dan

kebutuhan siswa di sekolah.

3. Melakukan seleksi dan memberikan tugas-tugas yang paling tepat bagi

para guru sesuai dengan minat, kemampuan, dan bakatnya serta

36
mendorong guru agar terus mengembangkan minat, bakat, dan

kemampuannya.

4. Melakukan penilain terhadap prestasi kerja sekolah berdasarkan standar

yang telah ditentukan dalam pencapaian tujuan sekolah Basri (2014:57).

Menurut Mulyasa (2012) yang dikutip dari Gwyn merumuskan sepuluh

tugas utama kepala sekolah sebagai supervisor antara lain:

a. Membantu guru mengerti dan memahami peserta didik .

b. Membantu mengembangkan dan memperbaiki, baik secara individual

maupun secara bersama-sama.

c. Membantu seluruh staf sekolah agar lebih efektif dalam melaksanakan

proses belajar mengajar.

d. Membantu guru meningkatkan cara mengajar yang efektif.

e. Membantu guru secara individual.

f. Membantu guru agar dapat menilai para peserta didik lebih baik.

g. Menstimulasi guru agar dapat menilai diri dan pekerjaannya.

h. Membantu guru agar merasa bergairah dalam pekerjaannya dengan penuh

rasa aman.

i. Membantu guru dalam melaksanakan kurikulum di sekolah.

j. Membantu guru agar dapat memberikan informasi yang seluas-luasnya

kepada masayarakat tentang kemajuan sekolahnya.

2.2.3 Kompetensi Kepala Sekolah

Menurut Wahyudi (2012:28), istilah kompoten berasal dari bahasa

Inggris yaitu competency yang berarti kecakapan, kemampuan dan wewenang

37
seseorang dinyatakan kompeten di bidang tertentu jika menguasai kecakapan

bekerja sebagai suatu keahlian selaras dengan bidangnya. Kepala sekolah dalam

mengelola suatu pendidikan disyaratkan menguasai ketrampilan dan kompetensi

tertentu yang dapat mendukung pelaksanaan tugasnya. Dengan demikian

kompetensi kepala sekolah adalah pengetahuan, ketrampilan dan nilai-nilai dasar

yang direfleksikan kepala sekolah dalam kebiasaan berpikir dan bertindak secara

konsisten yang memungkinkannya menjadi kompeten dalam mengambil

keputusan tentang penyediaan, pemanfaatan dan peningkatan potensi sumber daya

untuk meningkatkan kualitas pendidikan di sekolah.

Kompetensi-kompetensi Kepala Sekolah adalah sebagai berikut:

a. Kompetensi Kepribadian; (1) Berakhlak mulia, mengembangkan budaya

dan tradisi akhlak mulia bagi komunitas di sekolah/madrasah, (2)

Memiliki integritas kepribadian sebagai pemimpin, (3) Memiliki keinginan

yang kuat dalam pengembangan diri, (4) Bersikap terbuka dalam

melaksanakan tugas dan fungsi, (5) Mengendalikan diri dalam menghadapi

masalah dalam pekerjaan sebagai kepala sekolah, (6) Memiliki bakat dan

minat jabatan sebagai pemimpin pendidikan.

b. Kompetensi manajerial; (1) Menyusun perencanaan sekolah/madrasah

untuk berbagai tingkat perencanaan, (2) Mengembangkan organisasi

sekolah/madrasah, (3) Dalam rangka pendayaguna sumber daya

sekolah/madrasah secara optimal, (4) Mengelola perubahan dan

pengembangan sekolah/madrasah menuju organisasi pembelajaran yang

efektif, (5) Menciptakan budaya dan iklim sekolah/madrasah yang

38
kondusif dan inovatif bagi pembelajaran peserta didik, (6) Mengelola guru

dan staf dalam rangka pendayagunaan sumber daya manusia secara

optimal, (7) Mengelola sarana dan prasarana sekolah/madrasah dalam

rangka pendayagunaan secara optimal, (8) Mengelola hubungan

sekolah/madrasah dan masyarakat dalam rangka pencairan dukungan ide,

sumber belajar dan pembiayaan sekolah/madrasah, (9) Mengelola peserta

didik dalam rangka penerimaan pseserta didik baru, penempatan dan

pengembangan kapasitas peserta didik, (10) Mengelola pengembangan

kurikulum dan kegiatan pebelajaran sesuai dengan arah tujuan pendidikan

nasional, (11) Mengelola keuangan sekolah/madrasah sesuai dengan

prinsip pengelolaan yang akuntabel, transparan dan efisien, (12)

Mengelola ketatausahaan sekolah/madrasah dan mendukung pencapaian

tujuan sekolah, (13) Mengelola unit layanan khusus sekolah/madrasah

dalam mendukung kegiatan pembelajaran dan kegiatan peserta didik di

sekolah/madrasah, (14) Mengelola sistem informasi sekolah/madrasah

dalam mendukung penyusunan program dan pengambilan keputusan, (15)

Memanfaatkan kemajuan teknologi informasi bagi peningkatan

pembelajaran dan manajemen sekolah/madrasah, (16) Melakukan

monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan program

sekolah/madrasah dengan prosedur yang tepat serat merencanakan tindak

lanjutnya.

c. Kompetensi Kewirausahaan; (1) Menciptakan inovasi yang berguna bagi

pengembangan sekolah/madrasah, (2) Bekerja keras untuk mencapai

39
keberhasilan sekolah/madrasah, (3) Memiliki motivasi yang kuat untuk

sukses dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya sebagai pemimpin

sekolah/madrasah, (4) Pantang menyerah dan seluruh mencari solusi

terbaik dalam menghadapi kendala yang dihadapi sekolah/madrasah, (5)

Memiliki naluri kewirausahaan dalam mengelola kegiatan produksi/jasa

sekolah/madrasah sebagai sumber belajar peserta didik.

d. Kompetensi Supervisi; (1) Merencanakan program supervisi akademik

dalam rangka peningkatan profesionalisme guru, (2) Melaksanakan

supervisi akademik terhadap guru dalam menggunakan pendekatan dan

teknik supervisi yang tepat, (3) Menindaklanjuti hasil supervisi akademik

terhadap guru dalam rangka peningkatan profesionalisme guru.

e. Kompetensi Sosial; (1) Bekerjasama dengan pihak lain untuk kepentingan

sekolah/madrasah, (2) Berpartisipasi dalam kegiatan sosial

kemasyarakatan, (3) Memiliki kepekaan sosial terhadap orang tau

kelompok lain.

2.3 Penelitian yang Relevan

Adapun penelitian-penelitian lain yang dilakukan sebelumnya dan

memiliki kemiripan dengan penelitian ini:

1. Penelitian relevan Nola Refika (2016:108) dengan judul “Pelaksanaan

Supervisi Kepala Sekolah SD Negeri 11 Kampung Baru”. Hasil

penelitian ini menunjukan bahwa: pelaksanaan supervisi di SD Negeri

11 Kampung Baru di mulai dari perencanaan, pelaksanaan, dan

40
pendanaan. Dalam kegiatan pelaksanaan itu juga terdapat kegiatan

tindak lanjut.

Kegiatan supervisi di SD Negeri 11 Kampung Baru sangat

terstruktur dan jelas, dengan demikian kegiatnan supervisi berjalan

dengan sangat baik. Guru pun merasa terbantu dengan kegiatan

supervisi kepala sekolah, contohnya dalam penilaian pada kurikulum

2013. Dengan adanya kegiatan tersebut guru dapat memahami penilaian

pada kurikulum 2013 tersebut.

Pendanaan untuk kegiatan supervisi juga sangat jelas, yaitu

bersumber dari dana bantuan oprasional sekolah (BOS). Dana BOS

sudah cukup untuk terlaksananya kegiatan supervisi oleh kepala sekolah.

Kepemimpinaan yang diterapkan oleh kepala sekolah adalah demokrasi,

dan kegiatan supervisi didukung oleh teknologi yang canggih, serta

sarana dan prasarana yang lengkap.

Persamaan dari penelitian yang relevan di atas yaitu mengangkat

masalah implementasi supervise akademik kepala sekolah dan metode

penelitianya yaitu deskriptif kualitatif dan lokasi pelaksanaan supervisi

di sekolah dasar. Perbedaanya yaitu peneliti yang dilakukan sebelumnya

berkaitan dengan pelaksanaan supervisi kepala sekolah SD Negeri 11

Kampung Baru, sedangkan penelitian kali ini membahas tentang

impelementasi supervisi akademik kepala sekolah di sekolah dasar pada

masa Pandemi Covid-19 dan pelaksanaan supervisi sebelumnya dengan

kondisi yang normal, sedangkan penelitian saat ini kepala sekolah

41
melakukan supervisi disituasi Covid-19, dengan teknik wawancara, dan

dokumentasi.

2. Penelitian relevan Sri Indarwati (2021: 387) dengan judul

“Impelementasi Supervisi Akademik Pembelajaran Daring Di Masa

Pandemi Covid-19 Di SD Negeri Gelangan 2 Kota Magelang”. Hasil

dari penelitian ini menunjukkan bahwa pelaksanaan supervisi akademik

dalam rangka peningkatan profesionalisme guru pada masa

pandemicovid-19di SDN Gelangan 2 Kota Magelang sudah berjalan

dengan baik, yang dibuktikan dengan : (a) mekanisme pelaksanaan

supervisi akademik pembelajaran daring pada masa pandemic Covid-19

meliputi: adanya program supervisi akademik selama masa pandemic

Covid-19; program supervisi akademik yang berfokus pada peningkatan

dan pengembangan kemampuan serta kemampuan guru dalam

memanfaatkan teknologi dalam proses pembelajaran daring;

pelaksanaan supervisi sudah dilaksanakan secara berjadwal sejak mulai

adanya pandemi Covid-19; serta strategi yang digunakan supervisor

dalam melaksanakan supervisi akademik pada pembelajaran masa

pandemi Covid-19 yakni dengan metode observasi kelas saat

berlangsungnya proses pembelajaran daring dengan menggunakan

media google meet.

Sedangkan (b) factor pendukung dan factor penghambat dalam

impelementasi supervisi akademik ini meliputi; respon positif dari para

guru yang seyogyanya sangat memerlukan bantuan dan bimbingan

42
dalam melaksanakan pembelajaran daring; adanya supervisor lain yang

melakukan pembinaan sekolah juga dari pihak pengawas sekola Dinas

Pendidikan Kota Magelang; serta tindak lanjut dari hasil supervisi

akademik yang dilakukan oleh kepala sekolah, yakni secara bersama

melakukan diskusi bersama dengan guru dalam rangka memecahkan

masalah dan mencari solusijika ditemukan kesulitan dalam

melaksanakan pembelajaran daring. Hasil penelitian menunjukkan

bahwa Impelementasi supervisi akademik pembelajaran daring dari

masa pandemi Covid-19secara keseluruhan sudah berjalan dengan baik

dan mendapat respon positif dari para guru terhadap program supervisi

yang dilakukan oleh kepala sekolah pada masa pandem Covid-19.

Persamaan dari penelitian yang relevan di atas yaitu mengangkat

masalah tentang supervisi akademik kepala sekolah di masa pandemi

Covid-19 dan metode penelitiannya yaitu deskriptif kualitatif dan teknik

pengumpulan data sama-sama menggunakan teknik wawancara dan

studi dokumentasi. Perbedaanya yaitu peneliti yang dilakukan

sebelumnya berkaitan dengan Impelementasi Supervisi Akademik

Pembelajaran Daring Di Masa Pandemic Covid-19 Di SD Negeri

Gelangan 2 Kota Magelang. Sedangkan penelitian kali ini membahas

tentang Impelementasi Supervisi Akademik Kepala Sekolah Di Sekolah

Dasar Pada Masa Pandemi Covid-19dan waktu serta tempat

penelitiannya juga berbeda.

43
2.4 Kerangka Berpikir

Sugiyono (2008:91), menyatakan bahwa “ kerangka berpikir merupakan

model konseptual tentang bagaimana tori berhubungan dengan berbagai fakta

yang telah diidentifikasi sebagai masalah penting”. Kepemimpinan adalah norma

atau perilaku yang digunakan seseorang pemimpin pada saat dia mencoba

mempengaruhi perilaku orang lain seperti yang ia lihat.

Pelaksanaan supervisi yang dilaksanakan oleh kepala sekolah dapat

meningkatkan mutu layanan dan mutu guru. Dalam melaksanakan pembelajaran

disekolah peran kepala sekolah sebagai supervisor menjadi sangat penting, karena

tujuan supervisi sebagai bantuan, perbaikan, dan pembinaan kepada para guru

dalam melaksanakan proses pembelajaran di sekolah agar dapat berjalan efektif

sesuai dengan tujuan.Kepala sekolah dalam melaksanakan kegiatan supervisi

senantiasa berpegang pada prinsip-prinsip dan teknik-teknik supervisi yang tepat.

Dengan demikian dapat ditemukan berbagai kelemahan dan kekurangan guru-

guru dalam melaksanakan proses pembelajaran di sekolah. Selanjutnya hasil dan

temuan dari supervisi itu ditindaklanjuti agar memperoleh manfaatnya. Supervisi

dilaksanakan oleh kepala sekolah merupakan suatu cara atau proses yang

bertujuan untuk meningkatkan mutu serta pencapaian tujuan pada suatu lembaga

pendidikan.

44
Berikut adalah kerangka berpikir dalam penelitian ini:

Supervisi Kepala sekolah

Manajerial
Akademik

 Pembuatan rencana kegiatan sekolah


 Kinerja mengajar guru
 Pengorganisasian sekolah
 Ketersediaan sumber dan media
 Manajemen perubahan sekolah
pembelajatan
 Manajemen SDM di sekolah
 Metode cara mengajar guru
 Manajemen sarana dan prasarana sekolah
 Ketersediaan perangkat
 Manajemen kurikulum dan pembelajaran
pembelajaran
sekolah
 Ketersediaan sarana dan prasarana
 Manajemen keuangan sekolah
 Ketresediaan materi ajar

Mutu guru
Mutu tata
kelola/layananlembaga
pendidikan

Mutu pendidikan

nasional

Bagan 3.1 kerangka berpikir

45
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Pendekatan dan Jenis Penelitian

3.1.1 Pendekatan

Penelitian pada hakikatnya adalah suatu kegiatan untuk memperoleh

kebenaran mengenai sesuatu masalah dengan menggunakan metode ilmiah.Dalam

penelitian ini, peneliti menggunakan jenis penelitian kualitatif, yaitu penelitian

mengkaji implementasi supervisi akademik kepala sekolah di SD selama masa

pandemi covid-19. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang bukan

merupakan angka maka diperlukan untuk mengetahui implementasi supervisi

akademik kepala sekolah di sekolah dasar selama masa pandemi.

3.1.2 Jenis penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitianstudi kasus.Bersifat

studi kasus karena penelitian ini bertujuan untuk melihat dan mendeskripsikan

mengenai bagaimana impelementasi supervisi akademik kepala sekolah di SDI

Ntala selama masa pandemic covid-19. Peneliti ingin menggali informasi apa

yang akhirnya bisa dipelajari dan ditarik dari sebuah kasus, baik kasus tunggal

maupun kasus jamak.Sejalan dengan pendapat Merriam dan Tisdell (Hidayat,

2019:3) mendefenisikan studi kasus sebagai deskripsi dan analisis mendalam dari

bounded system, sebuah system yang tidak bisa terlepas dari satu kasus dengan

kasus yang lain. Karena dalam studi kasus memunculka adanya bagian-bagian

system yang bekerja secara terintegratif dan berpola dengan yang lain.

46
3.2 Tahapan-tahapan Penelitian

Tahapan-tahapan penelitian ini ada tiga tahapan dan ditambah dengan

tahapan terakhir yaitu penulisan hasil laporan penelitian. Tahapan-tahapan

tersebut adalah sebagai berikut.

1. Tahapan Pra Lapangan

Menurut Bodgan dan Taylor bahwa desain penelitian kualitatif dilakukan

sebelum ke lapangan, yakni di mana peneliti mempersiapkan diri sebelum

terjun ke lapangan. Desain penelitiannya bersifat fleksibel, termasuk

ketika terjun ke lapangan

Tahapan pra penelitian yang peneliti lakukan yaitu, menyusun rancangan

penelitian , memilih lapangan atau lokasi penelitian, mengurus perizinan,

menjajagi dan menilai keadaan lapangan, memilih dan memanfaatkan

informan, dan mneyiapkan instrument penelitian.

2. Tahapan Pekerja Lapangan

Pada tahap ini, peneliti mengacu pada desain yang dirancang sebelum

turun ke lapangan. Namun desain yang disusun sedemikian rupa, bisa saja

tidak sesuai dengan situasi nyatanya. Pernyataan telah dipersipakan

sebelumnya mungkin tidak mempunyai relevansi dangan situasi objek

yang dteliti. Dalam menghadapi hal ini, peneliti harus mulai membuat

formulasi desain yang baru atau taktik baru dan mulai menyusun

pertayaan-pertanyaan berbeda dengan berbagai hal serta meninggalkan

situasi yang satu ke situasi yang lain.

47
Tahapan yang peneliti lakukan yaitu meliputi: memahamilatar penelitian

dan perisiapan diri memasuki lapangan dan berperan serta sambil

mengumpulkan data melalui teknik pengumpulan data yaitu observasi,

wawancara, dan dokumentasi.

3. Tahap Analisis Data

Tahap ini meliputi analisis selama pengumpulan data dan setelahnya.

Setelah data terkumpul maka dilakukan analisis. Karena penelitian ini

merupakan penelitian kualitatif maka pengolahan datanya dilakukan

dengan cara menarik kesimpulan deduktif-indukitf

4. Tahap Penulisan Hasil Laporan Penelitian

Penulisan laporan penelitian tidak terlepas dari keseluruhan tahapan

kegiatan dan unsur-unsur penelitian.kemampuan melaporkan hasil

penelitian merupakan suatu tuntutan mutlak bagi peneliti. Dalam hal ini,

peneliti hendaknya tetap berpegang teguh pada etika penelitian, sehingga

penelitimembuat laporan apa adanya dan objektif, walaupun dalam hal ini

peneliti akan mengalami kesulitan

3.3 Tempat Penelitian

Lokasi penelitian adalah tempat di mana penelitian akan dilakukan.

Tempat penelitian ini ada di SDI Ntala, Desa Buar, Kecamatan Rahong Utara,

Kabupaten Manggarai.

3.4 Waktu Penelitian

Waktu penelitian adalah tanggal bulan dan tahun dimana kegiatan penelitian

tersebut dilakukan. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret 2022.

48
3.5 Subjek Penelitian

Subjek penelitian adalah pihak-pihak yang dijadikan sebagai sampel dalam

sebuah penelitian. Subjek penelitian lebih mengacu pada informan yang menjadi

sumber data penelitian. Dalam penelitian ini yang menjadi subjek adalah kepala

sekolah danguru-guru.

3.6 Teknik Pengumpulan Data

Adapun metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini

adalah sebagai berikut.

1. Wawancara

Salah satu teknik yang digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah

teknik wawancara. Teknik wawancara adalah suatu bentuk dialog antara

peneliti dan responden secara langsung. Dalam wawancara ini peneliti

mengajukan pertanyaan secara lisan dan responden menjawab

pertanyataan tersebut secara lisan pula.Adapun responden yang peneliti

wawancara nanti adalah kepala sekolah dan 4 orang guru.

2. Dokumentasi

Menurut Siyoto dan Sodik (2015:66) metode dokumentasi adalah mencari

data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku,

surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, agenda dan sebagainya.

Dibandingkan metode lain, maka metode ini agak tidak begitu sulit, dalam

arti apabila ada kekeliruan sumber datanya masih tetap, belum berubah.

Dengan metode dokumentasi yang diamati bukan benda hidup tetapi benda

mati. Seperti telah dijelaskan, dalam menggunakan metode dokumentasi

49
ini peneliti memegang checklist untuk mencari variabel yang sduah

ditentukan.

Dalam penelitian ini peneliti mengumpulkan beberapa dokumen

supervisi yang telah dilaksanakan. Jadi, selain mewawancarai peneliti juga

meminta bantuan para guru atau pun kepala sekolah untuk meminta

dokumen hasil supervisi yang telah mereka laksanakan dengan tujuan

untuk memperkuat hasil dari penelitian ini.

3.7 Teknik Analisis Data

Analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif

kualitatif adalah data yang sifatnya data deskriptif, keterangan informasi, dan

bersifat kata-kata bukan berupa angka. Deskriptif data berupa informasi ,

keterangan secara mendalam tentang suatu objek yang menjadi sasaran penelitian.

Fenomena yang nampak pada penelitian ditanyakan, digali, dan dikembangkan

lewat wawancara.

Analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan tiga alur

kegiatan yang dikemukakan oleh Miles dan Huberman (Sugiyono,

2015:19).Menurut Siyoto dan Sodik (2015:97) analisis data adalah proses

mengorganisasikan dan mengurutkan data ke dalam pola, kategori dan satuan

uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja

seperti yang disarankan oleh data. Adapun beberapa tahapan dalam analisis data

adalah sebagai berikut.

50
a. Reduksi data

Pada tahap ini, data yang diperoleh dari lapangan kemudian dianalisis

melalui reduksi data. Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal

pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya

dan membuang yang tidak perlu. Dengan demikian, data yang telah

direduksi akan memberikan gamabaran yang lebih jelas tentang intensitas

informasi yang telah diperoleh. Dalam penelitian ini, setelah dilakukan

wawancara dengan responden peneliti merangkum hal-hal pokok dari hasil

wawancara tersebut.

b. Penyajian data

Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah penyajian data.

Dalam penelitian kualitatif, penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk

uraian singkat dengan teks yang bersifat naratif. Dalam penelitian ini,

setelah melakukan reduksi data peneliti menguraikan data-data hasil

wawancara yang telah dirangkum dan di buat dalam bentuk uraian singkat.

c. Penarikan kesimpulan

Setelah data disajikan, langkah selanjutnya adalah menarik kesimpulan.

Pada bagian ini peneliti mengutarakan kesimpulan dari data-data yang

telah diperoleh. Kegiatan ini dimaksudkan untuk mencari makna data yang

dikumpulkan dengan mencari hubungan, persamaan, atau perbedaan.

Penarikan kesimpulan bisa dilakukan dengan jalan membandingkan

kesesuaian pernyataan dari subjek penelitian dengan makna yang

terkandung dengan konsep-konsep dasar dalam penelitian tersebut.

51
3.8 Teknik Validasi Data

Terdapat banyak cara yang bisa dilakukan peneliti untuk menguji validasi

data penelitian kualitatif. Dalam penelitian ini teknik yang diambil peneliti untuk

menguji validasi data adalah teknik triangulasi.

3.8.1 Teknik Triangulasi

Menurut Ali dan Asrori (2009:138) triangulasi dengan dengan modus

penggunaan sumber data yang berbeda dan lebih dari satu mengandung makna

bahwa suatu informasi yang diperoleh dari satu sumber data dicek silang pada

sumber data yang lain. Tujuannya adalah untuk memperoleh informasi lain yang

mungkin berbeda dengan informasi yang diperoleh dari sumber data sebelumnya

atau bahkan memperkaya informasi yang diperoleh dari sumber data pertama.

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan triangulasi sumber dan triangulasi

teknik.

3.8.1.1 Triangulasi Sumber

Menurut Sugiyono (2015:373) triangulasi sumber adalah teknik untuk

menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara mengecek data yang telah

diperoleh melalui beberapa sumber. Sebagai contoh, untuk menguji kredibilitas

data tentang perilaku murid, maka pengumpulan dan pengujian data yang telah

diperoleh dapat dilakukan ke guru, teman murid yang bersangkutan dan orang

tuanya. Data dari ketiga sumber tersebut, tidak bisa dirata-ratakan seperti dalam

penelitian kuantitatif, tetapi dideskripsikan dan dikategorisasikan, mana

pandangan yang sama, pandangan yang berbeda,dan mana spesifikasi dari sumber

52
data tersebut. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan 5 sumber untuk

diwawancarai yakni kepala sekolah dan 4 orang guru.

3.8.1.2 Triangulasi Teknik

Menurut Sugiyono (2015:373) triangulasi teknik bertujuan untuk menguji

kredibilitas data dilakukan dengan cara mengecek data kepada sumber yang sama

dengan teknik yang berbeda. Misalnya data diperoleh dengan wawancara, lalu

dicek dokumentasi. Apabila dengan dua teknik pengujian kredibilitas data

tersebut, menghasilkan data yang berbeda-beda, maka peneliti melakukan diskusi

lebih lanjut kepada sumber data yang bersangkutan atau sumber data yang lain

untuk memastikan mana data yang dianggap benar atau mungkin semuanya benar

karena sudut pandangnya berbeda-beda. Dalam penelitian ini, untuk mendapat

informasi peneliti menggunakan dua teknik yakni menggunakan teknik

wawancara dan teknik studi dokumentasi.

53
54
DAFTAR PUSTAKA

Anggito. A & Setiawan. J. 2018. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bojong


Genteng: CV Jejak

Supatni, Putu. 2017. Mengefektifkan Pelaksanaan Supervisi Akademik Dalam


Upaya Meningkatkan Kompetensi Guru Kelas Dalam Proses Pembelajaran
di SDN 36 Ampenan. Jurnal Kependidikan, 16(2)

Saipul. 2021. Meningkatkan Kemampuan Guru Menerapkan Pendekatan Saintifik


Melalui Teknik Kunjungan Kelas. Jurnal Manajer Pendidikan, 15(2)

Arikunto. S. 2006. Metode Penelitian. PT. Remaja Rosdakarya

Asmani. M. J. 2012. Tips Efektif Supervisi Pendidikan Sekolah. Jogjakarta: DIVA


Press

Astuti, Suhandi. 2017. “Supervisi Akademik Untuk Meningkatkan Kompetensi


Guru SD Laborium UKSW”. Scholaria

Bahri, Saiful. 2010. “Peranan Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Iklim Sekolah
Terhadap Kinerja Guru”, 1(2)

Bahri, Saiful. 2014. ”Supervisi Akademik Dalam Peningkatan Profesionalisme


Guru”, 5(1)

Danim. S & Khairil. S. 2012. Profesi Pendidikan. Bandung: Alfabeta

Daryanto. 2011. Administrasi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta

Fitriani. 2019. “Peran Kepala Sekolah Sebagai Supervisor Dalam Membina


Profesionalsime Guru”. Jurnal Manajemen Pendidikan Islam, 8(1)

Harahap. N. 2020. Penelitian Kualitatif. Medan: Wal Ashri Publishing

Hardono.,dkk. 2017.” Kepemimpinan Kepala Sekolah, Supervisi Akademik dan


Motivasi dan Kerja Dalam Meningkatkan Kinerja Guru”. Educatioanal
Management

Hidayat, T.,& Purwokerto, U.M. 2019. Pembahasan studi kasus sebagai bagian
metodologi penelitian. Jurnal Study Kasus

Kotten. B. N. 2018. Supervisi Pendidikan dan Pengajaran. Yogyakarta: Nusa


Indah

Mukhtar. H & Iskandar. 2009. Orientasi Baru Supervisi Pendidikan. Jakarta:


Gaung Persada (GP Press)

55
Mulyasa. 2012. Manajemen dan Kepemimpinan Kepala Sekolah. Jakarta: Bumi
Akasara

Mulyasa. E. H. 2012. Manajemen Berbasis Sekolah. Bandung: PT. Rosdakarya

Muslim.B. S. 2010. Supervisi Pendidikan Meningkatkan Kualitas Profesionalisme


Guru. Bandung: Alfabeta

Nugraha. S. M. 2015. “Pelaksanaan Supervisi Akademik Oleh Kepala Sekolah


Madrasah Aliyah Swasta di Kabupaten Sukabumi Jawa Barat”. Jurnal
Pendidikan Islam, 9 (1)

Pidarta. 2009. Supervisi Pendidikan Kontekstual. Jakarta: Rineka Cipta

Pohan, Nirwana. 2016. Peran Supervisi Kepala Sekolah Terhadap Pelaksanaan


Tugas Pokok Guru: Penilaian Tindakan Sekolah. Yogyakarta: Nusa
Indah

Prasojo. L. D & Sudiyono . 2011. Supervisi Akademik. Yogyakarta: Penerbit Gaya


Media

Purwanto. N. 2012. Administrasi dan Supervisi Pendidikan. Bandung: Remaja


Rosdakarya

Ramadhan, Ahmad. 2017.” Pengaruh Pelaksanaan Supervise Akademik Pengawas


Sekolah dan Supervise Kepala Sekolah Terhadap Kinerja Guru SMK
Negeri Di Kabupaten Manejel”. Jurnal of Education and Technology,
3( 2)

Rusamsi, Yunus. 2020. “Pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah Dan


Peningkatan Professional Guru Terhadap Kinerja Guru di Masa Pandemi
Covid-19”. Manager Indonesian Journal of education management, 2 (3)

Sagala. S. H. Administrasi Pendidikan Kontemporer. Bandung: Alfabeta

Siyoto. S & Sodik. A. M. 2015. Dasar Metodologi Penelitian. Yogyakarta:


Literasi Media Publishing

Sugiyono. 2015. Metode Penelitian Pendidikan; Pendekatan Kuantitatif,


Kualitatif, dan R & D. Bandung: ALFABETA CV

Suradi, A. 2018. Supervisi Akademik Kepala Sekolah Terhadap Kinerja Guru


Pendidikan Agama Islam di Sekolah Dasar Negeri 79 Kota Bengkulu.
Jurnal Pendidikan Dasar Islam, 5(1)

Sutisna. 2011. Supervisi Pendidikan. Jakarta: Gaung Persada Press

56
Suwartini. E. A. 2017. Supervisi Akademik Kepala Sekolah, Profesionalisme
Guru dan Mutu Pendidikan. Jurnal Administrasi Pendidikan, 24(2).

Takhlishi, Afif. 2018. Implementasi Supervisi Pendidikan Pada Masa pandemic


Covid-19 di Madrasah Aliyah Sunan Prawoto Pati. Jurnal Intelegnsia,
6(1)

Wahyudi. 2012. Kepemimpinan Kepala Sekolah Dalam Organisasi Pembelajar;


Leraning Organization. IKAPI: Alfabeta CV

Wahyudi. 2012. Kepemimpinan Kepala Sekolah Dalam Organisasi


Pembelajaran. Bandung: Alfabeta

Wekke. S.I., dkk. 2019. Metode Penelitian Sosial. Yogyakarta: Gawe Buku

Sola, Ermi. 2019. Supervisi Akademik Versus Kulaitas Pembelajaran. Jurnal


Idaarah, 3(1)

Sugiyanti, S., & Narimo, S. (2016). Pengelolaan supervisi akademik oleh kepala
sekolah di SDI Negeri 6 Putatsari Grobogan. Manajemen Pendidikan,
11(1)

Zulfakar. dkk., 2020. Implementasi supervisi akademik dalam meningkatkan


kinerja guru. Jurnal Manajemen, Kepemimpinan, dan Supervisi
Pendidikan, 5(2)

Burhanuddin. 2007. Supervisi Pendidikan dan Pengajaran. Malang: Rosindo

Dwikurnaningsih, Yari. 2020. Implementasi supervisi akademik di lembaga


pendidikan anak usia dini. Jurnal manajemen dan supervisi pendidikan,
4(3)

57
LAMPIRAN HASIL WAWANCARA

LAMPIRAN 1

Instrument wawancara
Aspek Indikator Guru Kepala Sekolah
Perencanaan 1. Apakah selama 1. Apakah selama
masa pandemi masa pandemi ibu
bapak/ibu pernah punya program
disupervise oleh supervise akdemik?
kepala sekolah? 2. Kapan ibu
2. Kapan dan berapa melakukan
kali kegiatan supervisi
Merumuskan supervise itu akademik?
tujuan dilakukan selama 3. Apa tujuan ibu
pandemi? melakukan
3. Menurut supervisi?
bapak/ibu, apa
tujuan supervis
yang dilakukan
oleh kepala
sekolah?
Menetapkan 4. Apakah ibu 4. Dalam
jadwal pernah dilibatkan menentukan
dalam jadwal
menentukan pelaksanaan
jadwal supervise
pelaksanaan akademik, apakah
supervise dilakukan
akademik? pertemuan dengan
guru-guru terlebih

58
dahulu?
5. Dalam kegiatan 5. Dalam
supervise teknik melaksanakan
apa apa yang supervisi
digunakan oleh akademik,
kepala sekolah? teknik apa
Memilih teknik 6. Apakah Ibu yang ibu
kepala sekolah gunakan?
menjelaskan 6. Apa alasan ibu
tujuan memilih
penggunaan teknik tersebut
teknik tersebut? ?
7. Apa instrumen 7. Dalam
yang digunakan melaksanakan
kepala sekolah supervise
dalam akademik,
melaksanakan instrumen apa
supervisi?Apa saja yang ibu gunakan?
aspek yang Apa saja aspek
disupervisi? yang disupervisi?
Memilih 8. Dalam memilih
instrument 8. Apakah bapak/ibu instrumen yang
pernah dilibatkan akan digunakan
oleh kepala untuk melakukan
sekolah dalam supervise, apakah
memilih ada kesepakatan
instrumen yang dengan guru-guru
akan digunakan terlebih dahulu?
untuk melakukan
supervisi?
Pelaksanaan Pra observasi 9. Sebelum 9. Sebelum melakukan

59
melakukan observasi, apakah
observasi, apakah ibu pernah
kepala sekolah membahas bersama
pernah membahas guru terkait
brsama bapak/ibu persiapan supervisi?
terkait persiapan
supervisi?
10. Apa saja hal-hal 10. Apa saja hal-hal
yang dibahas yang dibahas

terkait persiapan terkait persiapan

supervisi? supervisi?

11. Dalam 11. Dalam melakukan


melakukan observasi
observasi pembelajaran di
pembelajaran di kelas, hal-hal apa
Observasi
kelas, hal-hal apa yang perlu
yang diobservasi observasi?
oleh kepala
sekolah?
Pasca observasi 12. Apakah kepala 12. Apakah ibu pernah
sekolah pernah menunjukan data
menunjukan data hasil observasi
hasil observasi kepada guru?
kepada
bapak/ibu?
13. Apakah kepala 13. Apakah ibu pernah
sekolah pernah membahas bersama

membahas guru terkait data

bersama hasil data observasi

bapak/ibu terkait terkait dengan apa

hasil data yang telah

60
observasi terkait disepakati ?
dengan apa yang
telah disepakati ?
Tindak 14. Apakah kepala 14. Apakah ibu pernah
lanjut sekolah pernah melakukan evaluasi
melakukan hasil supervise?
evaluasi hasil 15. Seperti apakah
supervise kepada hasil dari eveluasi
bapak/ibu? yang ibu lakukan?
Melakukan 15. Seperti apakah Apa saja kelebihan
evaluasi hasil dari dan kekurangan
eveluasi yang di dari hasil kegiatan
lakukan kepala supervise yang ibu
sekolah?Apa saja lakukan?
kelebihan dan
kekurangan yang
ditemukan?
Menindaklanjuti 16. Berdasarkan 16.Berdasarkan
hasil supervise evaluasi hasil evaluasi hasil
supervisi, supervisi, apakah
apakah kepala ibu pernah
sekolah pernah menetapkan
menetapkan tindakankonkrit
tindakan konkret yang akan
yang akan ditempuh sebagai
ditempuh terkait upaya konkret
sebagai upaya untuk
konkret untuk memperbaiki atau
memperbaiki meningkatkan
atau kinerja guru?
meningkatkan

61
kinerja guru?

62
LAMPIRAN 2
HASIL WAWANCARA

1. Nama : Yustina Dindus


Jabatan : Kepala Sekolah
Hari/tanggal : Jumat, 01 Maret 2022
Kode : YS/Kepsek/1/01042022
Kepala Sekolah Jawaban hasil wawancara
1. Apakah selama masa  Iya. Selama masa pandemic saya sebagai kepala
pandemi ibu punya sekolah tetap menjalankan supervisi akademik
program supervisi  Kegiatan supervisi akademik dilakukan setiap
akdemik? awal semester
2. Kapan ibu  Tujuan dilakukan supervisi akademik yaitu untuk
melakukan supervisi memebantu guru mengelola pembelajaran,
akademik? membantu guru dalam mengatasi kesulitan belajar
3. Apa tujuan ibu siswa,untuk membantu dalam hal penggunaan
melakukan metode pembelajara,dan untuk membantu kinerja
supervisi? mengajar guru serta meningkatkan
profesionalisme guru.
4. Dalam menentukan Iya. Setiap menentukan jadwal supervise selalu
jadwal pelaksanaan dilakukan/diadakan pertemuan dengan guru-guru
supervise akademik, terlebih dahulu supaya tidak ada kesan huru-hara
apakah dilakukan nanti pada saat pelaksanaan supervisi dan juga
pertemuan dengan supaya guru menyiapkan segala bahan terkait
guru-guru terlebih dengan supervisi. Dalam pertemuan ini membahas
dahulu? nama-nama guru yang akan disupervisi, mata
pelajaran/tema apa yang akan disupervisi oleh
guru tersebut, hari dan tanggal pelaksanaan, jam
pelajaran, kompetensi dasar, dan pokok
bahasan/materi dari guru tersebut.
5. Dalam  Dalam melaksanakan supervisi teknik yang selalu

63
melaksanakan saya gunakan yaitu teknik kunjungan kelas.
supervisi akademik,  Alasan saya memilih teknik ini yaitu supaya saya
teknik apa yang ibu bisa lihat langsung bagaimana suasana proses
gunakan? pembelajaran di kelas dan bagaimana cara guru
6. Apa alasan ibu mengelola suatu kelas dan apa saja kelemahan
memilih teknik dan kelebihan dari guru pada saat melakukan
tersebut ? proses pembelajaran, serta bagaimana
penggunaan dari metode dari guru tersebut.
7. Dalam  Instrument yang saya gunakan yaitu instrument
melaksanakan supervisi kegiatan pembelajaran. Aspek-aspek
supervise akademik, yang disupervisi yaitu kinerja mengajar guru,
instrumen apa yang ketersediaan sumber dan media pembelajaran,
ibu gunakan?Apa metode atau cara mengajar guru dan ketersediaan
saja aspek yang perangkat pembelajaran.
disupervisi?  Iya. Sebelum memilih istrumen yang akan
8. Dalam memilih digunakan saya selalu mengadakan rapat terkait
instrumen yang akan pemilihan instrument yang digunakan nantinya
digunakan untuk pada saat kegiatan supervisi. Hal ini dilakukan
melakukan supervisi, supaya ada kesiapan yang matang dari guru-guru
apakah ada yang akan disupervisi terkait hal-hal yang mereka
kesepakatan dengan siapkan nantinya.
guru-guru terlebih
dahulu?
9. Sebelum melakukan  Sebelum dilakukan observasi, saya bersama guru-
observasi, apakah guru selalu membahas terkait hal-hal persiapan
Sibu pernah supervisi.
membahas bersama  Yang disampaikan kepala sekolah yaitu
guru terkait bagaimana proses pembelajaran di kelas sesuai
persiapan supervisi? dengan aturan yang sebenarnya, mulai dari
urutannya, cara menyiapkan kelas yang baik,
10. Apa saja hal-hal menyiapkan anak-anak dan persiapan materi ajar,

64
yang dibahas terkait persiapan perangkat pembelajaran dan lain
persiapan supervisi? sebagainya.
11. Dalam melakukan Dalam melakukan observasi pembelajaran di kelas
observasi hal-hal yang diobservasi yaitu bagaimana
pembelajaran di perencanaannya (ketersediaan RPP), ketersediaan
kelas, hal-hal apa sumber dan media pembelajaran, kinerja mengajar
yang perlu guru serta metode atau cara mengajar guru.
observasi?
12. Apakah ibu pernah  Iya. Setelah saya melakukan observasi saya selalu
menunjukan data menunjukkan data hasil observasi kepada guru-
hasil observasi guru. Hal ini bertujuan supaya guru-guru bisa
kepada guru? melihat apa saja yang kurang dalam mengajarnya
13. Apakah ibu pernah dan poin-poin apa saja yang akan perlu
membahas bersama ditingkatkan lagi.
guru terkait data  Biasanya yang saya lakukan setelah menyerahkan
hasil data observasi data observasi kepada guru yang bersangkutan,
terkait dengan apa kami meluangkan waktu beberapa menit untuk
yang telah disepakati membahas apa-apa saja yang perlu diperbaiki
? guru dalam kegiatan belajar mengajar maupun
dari segi persiapannya. Dan kegiatan ini
dilakukan secara individual.
14. Apakahibu pernah  Iya. Setiap dilakukan kegiatan supervise pasti
melakukan evaluasi selalu ada evaluasi terkait hasil supervise yang
hasil supervisi? telah dilakukan. Evaluasi ini kadang dilakukan
15. Seperti apakah hasil secara berkelompok kadang dilakukan secara
dari eveluasi yang individu supaya tidak ada kesan menyinggung
ibu lakukan?Apa perasaan dari guru yang bersangkutan. Untuk
saja kelebihan dan evaluasi berkelompoknya saya mengadakan rapat
kekurangan dari bersama guru-guru untuk membahas segala
hasil kegiatan kekurangan dan hal-hal yang perlu diperbaiki
supervise yang ibu

65
lakukan? kedepannya.
 Hasil dari evaluasi yang dilakukan yaitu memberi
arahan kepada guru-guru yang terlihat belum
maksimal dalam mengajar untuk lebih giat belajar
dan mempersiapkan bahan ajar secara matang dan
kegiatan evaluasi ini bertujuan memperbaiki
kinerja guru yang belum maksimal dalam hal
mengajar.
Adapun kekurangan yang ditemukan selama
supervise yaitu pertama, masih ada guru yang
belum mempersiapkan diri secara matang. Kondisi
ini dapat diartikan bahwa motivasi guru untuk
disupervisi dinilai masih kurang, hal tersebut
dikarenakan masih melekatnya anggapan dari para
guru bahwa supervise hanyalah kegiatan untuk
mencari sebuah kesalahan. Walaupun kegiatan
supervise ini sudah disinggung jauh-jauh hari tapi
masih ada 1, 2 guru yang belum mempersiapkan
diri secara matang/maksimal. Kedua, sarana dan
prasarana yang terbatas sehingga proses
menghambat kegiatan belajar mengajar. Apalagi
selama pandemic ada beberapa yang disupervisi di
rumah siswa. Karena pada saat itu masih
menerapkan pembelajaran luring yaitu kunjungan
dari rumah ke rumah. Sehingga segala sarana
prasarana untuk menunjang proses pembelajaran
menjadi sangat terbatas. Ketiga, masih kurangnya
pengetahuan guru tentang pengelolaan proses
belajar mengajar yang efektif sehingga seorang
guru dituntut agar mampu melaksanakan belajar

66
mengajar yang efektif .
Kelebihan dari hasil kegiatan supervise ini yaitu
sebagian guru sudah menyiapkan materi dan
bahan terkait materi yang akan mereka belajarkan.
16. Berdasarkan evaluasi Iya. Tindakan konkrit yang saya lakukan yaitu
hasil supervisi, memberikan bimbingan kepada guru-guru baik
apakah ibu pernah secara individu maupun secara kelompok dan
menetapkan sesering mungkin diikutisertakan dalam kegiatan
tindakankonkrit yang KKG sebagai upaya peningkatan kompetensi guru,
akan ditempuh mengikuti latihan di gugus untuk kegiatan lesson
sebagai upaya study, dan selanjutnya menghimbau supaya dapat
konkret untuk mengikuti latihan manakala ada program pelatihan
memperbaiki atau baik dari tingkat kabupaten maupun propinsi.
meningkatkan
kinerja guru?

2. Nama : Yovita Mamus


Jabatan : Guru
Hari/tanggal : Jumat, 01 Maret 2022
Kode : YM/Guru/2/01042022
Guru Jawaban hasil wawancara
1.Apakah selama masa  Iya pernah. Selama pandemic saya pernah
pandemi bapak/ibu disupervisi oleh kepala sekolah.
pernah disupervisi oleh  Kegiatan supervise sudah dilakukan 4 kali
kepala sekolah? selama pandemi dan kegiatan supervise ini
2.Kapan dan berapa kali dilakukan setiap awal semester.
kegiatan supervise itu  Menurut saya tujuan dilakukan supervise oleh
dilakukan selama kepala sekolah yaitu untuk membantu guru-guru
pandemi? dalam memperbaiki proses belajar mengajar.
3.Menurut bapak/ibu, apa
tujuan supervisi yang

67
dilakukan oleh kepala
sekolah?
4.Apakah ibu pernah Iya. Saya dan teman-teman guru selalu
dilibatkan dalam dilibatkan kepala sekolah dalam menentukan
menentukan jadwal jadwal pelaksanaan supervise akademik.
pelaksanaan supervise Kegiatan ini bertujuan supaya kami bisa tau hari
akademik? dan tanggal pelaksanaan supervisi, materi apa
yang dibawakan, mata pelajaran, serta metode
apa yang kami gunakan.
5.Dalam kegiatan  Teknik yang digunakan oleh kepala sekolah
supervise teknik apa dalam melakukan supervise guru-guru yaitu
yang digunakan oleh teknik kunjungan kelas.
kepala sekolah?  Iya. Ibu kepala sekolah menjelaskan tujuan dan
6.Apakah Ibu kepala alasan menggunakan teknik tersebut kepada
sekolah menjelaskan kami. Adapun alasan kepala sekolah memilih
tujuan penggunaan teknik tersebut yaitu karena teknik kunjungan
teknik tersebut? lebih maksimal dalam meningkatkan kinerja
mengajar guru dan juga kepala sekolah dapat
melihat langsung kepada sasaran yang akan
disupervisi.

7.Apa instrumen yang  Instrument yang digunakan kepala sekolah


digunakan kepala dalam melaksanakan supervise yaitu
sekolah dalam instrument supervise kegiatan pembelajaran.
melaksanakan supervisi? Aspek yang dinilai yaituketersediaan perangkat
Apa saja aspek yang pembelajaran, metode yang digunakan, dan
disupervisi? kinerja mengajar guru.
8.Apakah bapak/ibu  Setiap hal yang berkaitan dengan supervise
pernah dilibatkan oleh pasti selalu melibatkan guru-guru untuk
kepala sekolah dalam melakukan diskusi terkait instrument apa yang
memilih instrumen yang akan mereka gunakan pada saat disupervisi.

68
akan digunakan untuk Hal ini dilakukan bertujuan supaya guru
melakukan supervisi? menyiapkan diri secara matang dalam
mempersiapakan kegiatan supervise.
9.Sebelum melakukan  Iya. Persiapan supervise sudah jauh-jauh hari
observasi, apakah kepala dibahas oleh kepala sekolah bersama guru-guru
sekolah pernah terkait persiapan dari supervise yang dilakukan
membahas bersama oleh kepala sekolah.
bapak/ibu terkait  Hal-hal yang dibahas yaitu kepala sekolah
persiapan supervisi? meminta guru-guru menyiapkan RPP, bahan
10. Apa saja hal-hal yang ajar, media dan yang lainnya yang berkaitan
dibahas terkait dengan kegiatan belajar mengajar.
persiapan supervisi?
11. Dalam melakukan Hal-hal yang diobservasi kepala sekolah saat
observasi pembelajaran melakukan supervise yang pertama yaitu
di kelas, hal-hal apa ketersediaan RPP. Karena RPP merupakan hal
yang diobservasi oleh paling penting dalam kegiatan belajar dan
kepala sekolah? panduan dari guru pada saat mengajar. Yang
kedua yaitu cara mengelola kelas. Dalam hal ini
penilaian dari kepala sekolah dari mengelola
kelas yaitu bagaimana cara guru dalam
mengatasi anak-anak yang notabene sangat
nakal. Yang ketiga metode yang digunakan serta
bagaimana kinerja mengajar guru tersebut.
12. Apakah kepala sekolah  Berdasarkan pengalaman saya selama ini setiap
pernah menunjukan kali usai disupervisi kepala sekolah
data hasil observasi menunjukkan hasil observasi kepada guru yang
kepada bapak/ibu? bersangkutan. Kegiatan ini dilakukan secara
13. Apakah kepala sekolah individu supaya tidak ada rasa beban atau
pernah membahas tersinggung dari pihak yang bersangkutan.
bersama bapak/ibu  Iya. Setelah menunjukkan data hasil observasi,
terkait hasil data kepala sekolah bersama guru yang bersangkutan

69
observasi terkait membahas bersama hasil data observasi tersebut
dengan apa yang telah guna untuk memperbaiki segala kekurangannya
disepakati ? selama mengajar.
14. Apakah kepala sekolah  Iya. Setelah dilakukan supervise, kepala sekolah
pernah melakukan mengadakan rapat evaluasi untuk membahas
evaluasi hasil hasil observasi secara bersama. Hal ini
supervise kepada bertujuan untuk memperbaiki bersama-sama
bapak/ibu? segala kekurangan dari masing-masing guru dan
15. Seperti apakah hasil mencari jalan solusi yang baik.
dari eveluasi yang di  Seperti evaluasi supervisi sebelumnya kepala
lakukan kepala sekolah mengadakan rapat untuk kegiatan
sekolah?Apa saja evaluasi guru-guru. Pada saat rapat kepala
kelebihan dan sekolah memberikan masukan terkait persiapan
kekurangan yang RPP dari guru-guru yang belum memenuhi
ditemukan? syarat dan pada saat mengajar ada guru-guru
yang belum sesuai antara RPP yang dia buat
dan simulasinya. Adapun kelebihan yang
ditemukan yaitu guru-guru sudah mengatur
strategi murid-murid sudah jauh hari sebelum
disupervisi. Dan kekurangan yang ditemukan
yaitu masih ada guru-guru yang belum
menyiapkan diri secara matang untuk
disupervisi.
16. Berdasarkan evaluasi Tindakan konkret yang dilakukan kepala sekolah
hasil supervisi, apakah yaitu pertama, dengan cara memberi bimbingan
kepala sekolah pernah profesi oleh kepala sekolah baik secara
menetapkan tindakan kelompok maupun secara berkelompok. Kedua,
konkret yang akan menyiapkan isntrumen penilaian dan catatan
ditempuh terkait sebagai kelebihan dan kekurangan guru perlu dicatat atau
upaya konkret untuk di rekam secara objektif oleh kepala sekolah.
memperbaiki atau Manfaatnya, hasil penilaian dan catatan itu

70
meningkatkan kinerja nantinya dapat digunakan untuk mengadakan
guru? pembinaan baik secara individual maupun secara
bersama-sama di sekolah. Langkah-langkah
dalam mengatasinya menciptakan hubungan
harmonis bersama guru, analisis kebutuhan guru,
mengembangkan strategi , dan media
pembelajaran, dan menilai kemampuan guru.

3. Nama : Ardianus Sudion


Jabatan : Guru Matematika
Hari/tanggal: Sabtu, 02 Maret 2022
Kode : AS/Guru/03/02/042022
Guru Jawaban hasil wawancara
1. Apakah selama masa  Iya. Selama masa pandemic kepala sekolah
pandemi bapak/ibu membuat program supervise untuk
pernah disupervisi oleh mensupervisi guru-guru
kepala sekolah?  Kegiatan supervisi dilakukan setiap awal
2. Kapan dan berapa kali semester dan selama pandemic supervisi
kegiatan supervisi itu dilakukan sebanyak 4 kali.
dilakukan selama  Menurut saya tujuan dilakukan supervise oleh
pandemi? kepala sekolah adalah untuk membantu guru-
3. Menurut bapak/ibu, guru dalam meningkatkan profesionalismenya
apa tujuan sehingga akan mampu mencapai tujuan
supervisiyang pendidikan.
dilakukan oleh kepala
sekolah?
4. Apakah ibu pernah Iya. Setiap kali kepala sekolah menetapkan
dilibatkan dalam jadwal supervisi, kepala sekolah selalu
menentukan jadwal melibatkan guru untuk merunding bersama-sama
pelaksanaan supervise kapan akan dilaksanakan supervise dan mata
akademik? pelajaran apa yang akan disupervisi oleh guru

71
tersebut. Hal ini bertujuan supaya guru-guru
lebih menyiapkan diri dan mental secara matang
dalam pelaksanaan supervisinya nanti.
5. Dalam kegiatan  Selama melakukan supervise akademik teknik
supervise teknik apa yang digunakan kepala sekolah yaitu
yang digunakan oleh kunjungan kelas.
kepala sekolah?  Iya. Tujuan dari kepala sekolah menggunakan
6. Apakah Ibu kepala teknik ini yaitu supaya kepala sekolah
sekolah menjelaskan langsung kepada sasaran yang akan disupervisi
tujuan penggunaan dan bisa secara lebih jelas bagaimana
teknik tersebut? kelebihan dan kelemahan dari guru tersebut.
7. Apa instrumen yang  Instrument yang digunakan kepala sekolah yaitu
digunakan kepala instrument supervise kegiatan pembelajaran.
sekolah dalam Aspek yang dinilai oleh kepala yaitu mulai dari
melaksanakan menyiapkan kelas, kegiatan pendahuluan,
supervisi?Apa saja kegiatan inti, kegiatan penutup, kesiapan materi
aspek yang ajar, metode yang digunakan dan media
disupervisi? pembelajaran.
8. Apakah bapak/ibu  Iya. Dalam memilih instrument kepala sekolah
pernah dilibatkan oleh selalu melibatkan guru-guru untuk melakukan
kepala sekolah dalam musyawarah seperti apa instrument yang akan
memilih instrumen mereka gunakan nantinya pada saat disupervisi.
yang akan digunakan Hal ini bertujuan supaya guru-guru bisa lebih
untuk melakukan mengerti seperti apa langkah-langkah kegiatan
supervisi? pembelajaran yang mereka lakukan pada saat
disupervisi.
9. Sebelum melakukan  Iya. Dalam pelaksanaan supervisi kepala
observasi, apakah sekolah selalu membahas bersama guru-guru
kepala sekolah pernah terkait hal-hal atau persiapan supervisi.
membahas bersama  Hal-hal yang dibahas terkait pesiapan supervisi
bapak/ibu terkait yaitu bagaimana proses pembelajaran di kelas

72
persiapan supervisi? sesuai dengan aturan yang sebenarnya, mulai
10. Apa saja hal-hal yang dari urutannya, cara menyiapkan kelas yang
dibahas terkait baik, menyiapkan anak-anak dan metode yang
persiapan supervisi? digunakan, persiapan RPP, persiapan diri secara
matang, dan lain sebagainya.
11. Dalam melakukan Dalam melakukan observasi pembelajaran di
observasi kelas hal-hal yang diobservasi oleh kepala
pembelajaran di kelas, sekolah yaitu bagaimana perencanaannya
hal-hal apa yang (ketersediaan RPP), pelaksanaannya mulai dari
diobservasi oleh pendahuluan, kegiatan inti sampai kegiatan
kepala sekolah? penutup pembelajaran, ketersediaan media dan
sumber belajar serta kinerja mengajar guru.
12. Apakah kepala sekolah  Iya. Setelah dilakukan supervisi kepala sekolah
pernah menunjukkan menunjukkan data-data hasil observasi selama
data hasil observasi supervisi berlangsung kepada guru yang
kepada bapak/ibu? bersangkutan.
13. Apakah kepala sekolah  iya. Setelah kepala sekolah menyerahkan data
pernah membahas hasil observasi kepada guru, kami meluangkan
bersama bapak/ibu waktu beberapa menit untuk membahas hal-hal
terkait hasil data yang perlu diperbaiki lagi dalam hal mengajar.
observasi dengan apa
yang telah disepakati ?
14. Apakah kepala sekolah  Iya pernah. Setiap diadakan supervise kepala
pernah melakukan sekolah selalu mengadakan evaluasi. Karena
evaluasi hasil kegiatan evaluasi sangat penting dilakukan
supervise kepada untuk mengetahui bagaimana kelemahan dari
bapak/ibu? kegiatan tersebut dan apa-apa saja yang perlu
15. Seperti apakah hasil diperbaiki.
dari evaluasi yang di  Hasil dari evaluasi yang dilakukan kepala
lakukan kepala sekolah yaitu memberikan arahan dan motivasi
sekolah?Apa saja serta masukan guna untuk menunjang kinerja

73
kelebihan dan mengajar guru. Adapun kelebihan yang
kekurangan yang ditemukan yaitu guru-guru yang disupervisi
ditemukan? datang tepat waktu di sekolah. Dan kekurangan
yang ditemukan yaitu masih ada guru-guru yang
belum mempersiapakn diri secara matang untuk
disupervisi.
16. Berdasarkan evaluasi Iya. Tindakan konkrit yang yang dilakukan
hasil supervisi, apakah kepala sekolah yaitu memperbaiki segala yang
kepala sekolah pernah perbaikan yang diberikan oleh kepala sekolah
menetapkan tindakan dan melakukan supervise ulang dan mengikuti
konkret yang akan KKG dan pelatihan-pelatihan untuk menunjang
ditempuh terkait kinerja mengajarnya.
sebagai upaya konkret
untuk memperbaiki
atau meningkatkan
kinerja guru?

4. Nama: Rosalia Dalima


Jabatan : guru kelas 3
Hari/tanggal : Sabtu, 02 Maret 2022
Kode : RD/Guru/4/02042022
Guru Jawaban hasil wawancara
1. Apakah selama masa  iya. Selama pandemic saya pernah disupervisi
pandemi bapak/ibu pernah oleh kepala sekolah.
disupervise oleh kepala  Kegiatan supervise dilakukan setiap awal
semester dan sudah dilakukan 4 kali selama

74
sekolah? masa pandemic.
2. Kapan dan berapa kali  Menurut saya tujuan dilakukan supervise oleh
kegiatan supervise itu kepala sekolah yaitu untuk meningkatkan
dilakukan selama kinerja mengajar dari guru-guru supaya bisa
pandemi? menjadi guru yang professional.
3. Menurut bapak/ibu, apa
tujuan supervisi yang
dilakukan oleh kepala
sekolah?
4. Apakah ibu pernah Iya. Saya pernah dilibatkan dalam penentuan
dilibatkan dalam jadwal supervisi. Karena memang aturannya
menentukan jadwal semua guru-guru yang disupervisi diwajibkan
pelaksanaan supervise untuk ikut dalam penentuan jadwal supervise.
akademik? Karena dalam rapat ini kepala sekolah
membahas siapa-siapa saja yang akan
disupervisi, kapan dilaksanakan supervisi, serta
materi apa yang akan disupervisi nantinya.
5. Dalam kegiatan supervise  Selama saya disupervisi teknik yang seringkali
teknik apa yang digunakan oleh kepala sekolah yaitu teknik
digunakan oleh kepala kunjungan kelas.
sekolah?  Iya. Pada saat melakukan diskusi dengan guru-
6. Apakah Ibu kepala guru dia menjelaskan teknik yang akan dia
sekolah menjelaskan gunakan serta menjelaskan tujuan dia
tujuan penggunaan teknik menggunakan teknik tersebut.
tersebut?
7. Apa instrumen yang  Instrumen yang digunakan kepala sekolah
digunakan kepala sekolah dalam mensupervisi kami guru-guru yaitu
dalam melaksanakan instrument supervise kegiatan pembelajaran.
supervisi?Apa saja aspek Aspek yang disupervisi yaitu cara mengelola
yang disupervisi? peserta didik, cara menyiapkan kelas yang
baik, kelengkapan media dan sumber belajar

75
8. Apakah bapak/ibu pernah dan seperti apa metode yang digunakan oleh
dilibatkan oleh kepala guru-guru serta kinerja mengajar guru.
sekolah dalam memilih  Iya. Instrumen yang digunakan kepala sekolah
instrumen yang akan nantinya akan disepakati lebih dahulu oleh
digunakan untuk guru-guru supaya guru-guru bisa mengetahui
melakukan supervisi? hal-hal apa saja yang dinilai oleh kepala
sekolah nantinya.
9. Sebelum melakukan  Iya. Biasanya sebelum dilakukan supervise
observasi, apakah kepala kepala sekolah terlebih dahulu mengadakan
sekolah pernah membahas rapat untuk membahas persiapan supervise.
bersama bapak/ibu terkait Dalam rapat ini kepala sekolah secara terbuka
persiapan supervisi? bertanya jawab kepada guru-guru terkait hal-
10. Apa saja hal-hal yang hal yang belum dimengerti oleh guru-guru.
dibahas terkait persiapan  Hal-hal yang dibahas terkait persiapan
supervisi? supervise yaitu pertama, kesiapan mental,
kesiapan RPP, media dan sumber belajar serta
sarana dan prasanan yang menunjang proses
pembelajaran.
11. Dalam melakukan Hal-hal yang diobservasi oleh kepala sekolah
observasi pembelajaran saat pembelajaran di kelas yaitu bagaimana
di kelas, hal-hal apa yang penggunaan metode, bagaimana urutan
diobservasi oleh kepala penyampaian materi, dan ketersediaan
sekolah? perangkat pembelajaran, serta bagaimana
kinerja mengajar guru.
12. Apakah kepala sekolah  Setelah dilakukan supervise, kepala sekolah
pernah menunjukan data menunjukkan data hasil observasi kepada guru-
hasil observasi kepada guru yang bersangkutan. Dan itu dilakukan
bapak/ibu? secara pribadi supaya tidak ada kesan
13. Apakah kepala sekolah tersinggung dengan pihak yang disupervisi.
pernah membahas  Setiap selesai kegiatan supervisi, kepala
bersama bapak/ibu sekolah selalu mengadakan rapat di kelas untuk

76
terkait hasil data evaluasi hasil supervise yang telah dilakukan
observasi dengan apa oleh guru. Dalam rapat ini guru membahas
yang telah disepakati ? terkait hal-hal yang perlu diperbaiki oleh guru
baik dari segi RPP maupun dari cara
mengajarnya dan kegiatan ini dilakukan secara
individual.
14. Apakah kepala sekolah  Iya. Selama saya disupervisi, kepala sekolah
pernah melakukan selalu mengadakan evaluasi setelah melakukan
evaluasi hasil supervise supervise guru-guru.
kepada bapak/ibu?  Bentuk dari hasil evaluasi yang dilakuka
15. Seperti apakah hasil dari kepala sekolah yaitu kepala sekolah
eveluasi yang dilakukan memberikan masukan terkait apa saja yang
kepala sekolah?Apa saja menjadi kekurangan dari kegiatan supervise itu
kelebihan dan dan memberi motivasi kepada guru-guru
kekurangan yang supaya tetap semangat dalam kegiatan proses
ditemukan? belajar mengajar.
16. Berdasarkan evaluasi Iya. Bentuk upaya konkret dari kepala sekolah
hasil supervisi, apakah dalam memperbaiki kinerja mengajar guru yaitu
kepala sekolah pernah menyuruh guru untuk memperbaiki ulang bahan
menetapkan tindakan ajar yang telah diperbiki supaya bisa disupervisi
konkret yang akan lagi.
ditempuh terkait sebagai
upaya konkret untuk
memperbaiki atau
meningkatkan kinerja
guru?

5. Nama : Skolastika Amul


Jabatan : guru kelas 1
Hari/tanggal : Sabtu, 02 Maret 2022
Kode: SA/Guru/5/02042022

77
Guru Jawaban hasil wawancara
1. Apakah selama masa  iya. Selama pandemic saya pernah disupervisi oleh
pandemi bapak/ibu kepala sekolah.
pernah disupervise  Kegiatan supervise dilakukan setiap awal semester
oleh kepala sekolah? dan sudah dilakukan 4 kali selama masa pandemic.
2. Kapan dan berapa  Menurut saya tujuan dilakukan supervise oleh
kali kegiatan kepala sekolah yaitu untuk memberikan bantuan
supervise itu layanan kepada guru-guru dalam rangka
dilakukan selama memperbaiki proses belajar mengajar yang
pandemi? dilakukan guru dan meningakatkan kualitas hasil
3. Menurut bapak/ibu, belajar.
apa tujuan supervisi
yang dilakukan oleh
kepala sekolah?
4. Apakah ibu pernah Iya. Setiap ada perencanaan supervise pasti selalu
dilibatkan dalam diadakan rapat terlebih dahulu. Dalam rapat ini
menentukan jadwal kepala sekolah menentukan kapan jadwal supervise
pelaksanaan supervise ini diadakan serta materi apa yang kami bawakan
akademik? nanti pada saat pelaksanaan supervisi.

78
5. Dalam kegiatan  Seperti supervise sebelumnya, teknik yang
supervise teknik apa digunakan oleh ibu kepala sekolah yaitu teknik
apa yang digunakan kunjungan kelas.
oleh kepala sekolah?  Dalam rapat/pertemuan yang dilakukan kepala
6. Apakah Ibu kepala sekolah, kepala sekolah menjelaskan kepada guru-
sekolah menjelaskan guru mengenai teknik yang ia gunakan. Adapun
tujuan penggunaan tujuan dari penggunaan teknik tersebut yaitu
teknik tersebut? supaya kepala sekolah dapat mengamati proses
pembelajaran secara langsung, terutama dalam
pemilihan dan penggunaan metode, media yang
digunakan serta keterlibatan siswa dalam proses
pembelajaran.
7. Apa instrumen yang  Instrument yang digunakan oleh kepala sekolah
digunakan kepala yaitu instrument supervise pengajaran. Aspek-
sekolah dalam aspek yang disupervisi yaitu kinerja mengajar
melaksanakan guru, ketersediaan sumber dan media
supervisi?Apa saja pembelajaran, metode atau cara mengajar guru,
aspek yang dan ketersediaan perangkat pembelajaran.
disupervisi?  Dalam rapat yang diadakan oleh kepala sekolah
8. Apakah bapak/ibu kami bersama guru-guru dilibatkan oleh kepala
pernah dilibatkan sekolah dalam memilih instrument yang akan
oleh kepala sekolah digunakan panda saat kegiatan supervise nanti. Hal
dalam memilih ini bertujuan supaya guru-guru lebih paham seperti
instrumen yang akan apa langkah-langkah pembelajaran yang ada dalam
digunakan untuk instrumen yang mereka gunakan.
melakukan supervisi?

79
9. Sebelum melakukan  Sebelum diadakan supervise pastinya kepala
observasi, apakah sekolah mengadakan rapat untuk membahas secara
kepala sekolah pernah bersama-sama dengan guru-guru terkait hal-hal
membahas brsama apa saja yang mereka perlu siapkan untuk kegiatan
bapak/ibu terkait supervisi.
persiapan supervisi?  Yang dibahas terkait persiapan supervise yaitu
10. Apa saja hal-hal kapan supervise itu dilaksanakan dan tentunya hal-
yang dibahas terkait hal yang dipersiapkan yaitu RPP, media dan
persiapan supervisi? sumber belajar dan sarana untuk menunjang proses
pembelajaran.
11. Dalam melakukan Pada saat observasi pembelajaran di kelas, hal-hal
observasi yang diobservasi oleh kepala sekolah yaitu
pembelajaran di kelengkapan RPP sesuai yang diminta, keselarasan
kelas, hal-hal apa metode yang digunakan dengan materi yang
yang diobservasi diajarkan dan ketepatan waktu mengajar dengan
oleh kepala sekolah? waktu yang sudah ditentukan serta ketersediaan
sumber dan media pembelajaran.
12. Apakah kepala  Iya. Selesai melakukan supervise, kepala sekolah
sekolah pernah menunjukkan data hasil observasi kepada guru
menunjukan data yang bersangkutan secara pribadi. Hal ini
hasil observasi dilakukan dengan secara pribadi tujuan supaya
kepada bapak/ibu? tidak ada kesan tersinggung oleh guru yang
13. Apakah kepala bersangkutan.
sekolah pernah  Iya pernah. Setelah guru yang bersangkutan
membahas bersama disupervisi kepala sekolah meluangkan waktu
bapak/ibu terkait beberapa menit untuk evaluasi individual. Kepala
hasil data observasi sekolah memberi masukan bila ada kekurangan
terkait dengan apa dari guru-guru tersebut. Dan kepala sekolah juga
yang telah memberi motivasi kepada guru-guru agar tetap
disepakati? semangat dalam mengabdi.

80
14. Apakah kepala  Iya. Kepala selalu menetapkan jadwal evaluasi
sekolah pernah kepada guru-guru. hal ini bertujuan untuk
melakukan evaluasi memperbaiki hal-hal perlu diperbaiki guru-guru.
hasil supervise  Adapun hasil dari evaluasi yang dilakukan yaitu
kepada bapak/ibu? pemberian motivasi dari kepala sekolah serta
15. Seperti apakah hasil masukan dan saran demi menumbuhkan semangat
dari eveluasi yang di dari guru-guru. Adapun kekurangan yang
lakukan kepala ditemukan saat supervise yaitu sarana dan
sekolah?Apa saja prasarana yang kurang memadai sehingga
kelebihan dan pembelajaran tidak berjalan efektif. Adapun
kekurangan yang kelebihan yang ditemukan yaitu kepala sekolah
ditemukan? membantu guru ketika ada murid yang nakal.
16. Berdasarkan evaluasi Adapun tindakan konkret yang dilakukan kepala
hasil supervisi, sekolah demi memperbaiki kinerja mengajar guru
apakah kepala yaitu memperbaiki RPP yang telah direvisi,
sekolah pernah supervise ulang , menyuruh mengikuti pelatihan-
menetapkan pelatihan demi meningkatkan kinerja mengajar dan
tindakan konkret menyuruh mengikuti KKG .
yang akan ditempuh
terkait sebagai
upaya konkret untuk
memperbaiki atau
meningkatkan
kinerja guru?

81
82
LAMPIRAN FOTO

LAMPIRAN 3

FOTO PADA SAAT WAWANCARA KEPALA SEKOLAH DAN GURU

Nama : Yustina Dindus


Jabatan : Kepala Sekolah
Hari/tanggal : Jumat, 01 April 2022

Nama : Yovita Mamus


Jabatan : Guru
Hari/tanggal : Jumat, 01 April 2022

Nama : Yovita Mamus


Jabatan : Guru
Hari/tanggal : Jumat, 02 April 2022

83
Nama : Rosalia Dalima
Jabatan : Guru
Hari/tanggal : Sabtu, 02 April 2022

Nama : Skolastika Amul


Jabatan : Guru
Hari/tanggal : Senin, 04 April 2022

84
DOKUMENTASI LINGKUNGAN SEKOLAH

Lingkungan sekolah SDI Ntala

Ruangan kelas di SDI Ntala

Ruangan perpustakaan SDI Ntala

85
WC/Toilet SDI Ntala

86
Dokumentasi
LAMPIRAN 3

Kalender Pendidikan

87
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Satuan Pendidikan : SDI Ntala


Mata Pelajaran : Matematika
Bab 1 : Pecahanan Senilai
Kelas / Semester : IV (Empat) / 1
Alokasi Waktu : 6 x 3 Jam (1 Pertemuan 3 JP)

A. KOMPETENSI INTI (KI)


KI 1 : Menerima, menjalankan dan menghargai ajaran agama yang dianutnya.
KI 2 : Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan
percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru, dan
tetangganya.
KI 3 : Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati (mendengar,
melihat, membaca dan menanya) dan menanya berdasarkan rasa ingin
tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-
benda yang dijumpainya di rumah, sekolah, dan tempat bermain.
KI 4 : Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas, sistematis, dan
logis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak
sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan peri-laku anak beriman
dan berakhlak mulia.
B. KOMPETENSI DASAR (KD)
3.1 Menjelaskan pecahan-pecahan senilai dengan gambar dan model konkret.
4.1 Mengindetifikasi pecahan-pecahan senilai dengan gambar dan model konkret.
C. Indikator:
3.1.1 Menyebutkan unsur-unsur pecahan.
4.1.1 Menunjukkan bentuk pecahan dari suatu gambar atau model konkret.

D. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Siswa dapat menyebutkan unsur-unsur pecahan
2. Siswa dapat menunjukkan bentuk pecahan dari suatu gambar atau model
konkret
 Karakter siswa yang diharapkan : Religius, Nasionalis, Mandiri, Gotong
RoyonG, Integritas
E. KEGIATAN PEMBELAJARAN
Kegiatan DeskripsiKegiatan AlokasiWaktu
Pendahuluan  Guru mengajak peserta didik untuk berdoa sebelum 10 menit
dan setelah pelajaran.Religius
 Guru menjelaskan tujuan pembelajaran kepada
peserta didik tentang Mengenal Pecahan.
 Guru memberi peserta didik contoh dalam kehidupan
yang berkaitan dengan pecahan.Gotong Royong
 Guru membantu peserta didik dalam merencanakan
dan menyiapkan kegiatan pembelajaran tentang
Mengenal Pecahan. Communication

88
Kegiatan DeskripsiKegiatan AlokasiWaktu
Inti Mengamati .... menit
 Guru membimbing peserta didik untuk membuat
kelompok dengan 3 atau 4 teman
kelasnya.Collaboration
 Guru mengarahkan peserta didik untuk mencari atau
mengambil satu lembar kertas.
 Guru mengarahkan peserta didik untuk memikirkan
cara memotong kertas tersebut menjadi 8 bagian yang
sama besar.
Menanya
 Guru menfasilitasi peserta didik untuk membuat
pertanyaan berkaitan dengan cara memotong kertas
menjadi 8 bagian yang sama besar. Kemudian guru
membimbing peserta didik dalam memotong kertas
agar menjadi 8 bagian sama besar.Critical Thinking
and Problem Solving
Mencoba
 Guru mendampingi peserta didik dalam membagikan
potongan kertas tersebut untuk setiap anggota
kelompok.Gotong Royong
 Guru menegasakan bahwa kertas yang diperoleh
masing-masing anggota kelompok mungkin tidak sama
karena berhubungan dengan jumlah potongan kertas
dan jumlah anggota masing-masing kelompok.
 Guru membimbing peserta didik dalam mengisi Tabel
1.1 yang ada pada buku siswa.Communication
Menalar
 Guru menalarkan peserta didik untuk menyebutkan
unsur-unsur pecahan berdasarkan Tabel 1.1 pada
buku siswa.Mandiri
 Guru mendampingi peserta didik dalam menentukan
bentuk pecahan yang diarsir pada gambar di Kegiatan
1.1
Mengkomunikasikan
 Guru mengarahkan peserta didik untuk menyampaikan
hasil kegiatannya di depan kelas

Penutup  Guru merefleksikan hasil pembelajaran tentang .... menit


Mengenal PecahanIntegritas
 Guru melakukan evaluasi tentang Mengenal Pecahan,
serta menugaskan peserta didik untuk mempelajari
materi selanjuutnya.Mandiri
 Guru menginformasikan materi selanjutnya, yaitu
Menentukan Letak Pecahan pada Garis
Bilangan.Communication

F. SUMBER DAN MEDIA PEMBELAJARAN

89
 Buku teks pelajaran Matematika SD/MI Kelas IV tahun 2016
 Kamus Matematika yang relevan
 Ensiklopedia Matematika yang relevan
 Benda-benda yang ada di sekitar sekolah seperti benda yang dapat dibagi
menjadi beberapa bagian sama besar seperti kertas, buah-buahan, pita, tali,
dan lain sebagainnya.
G. MATERI PEMBELAJARAN
 Mengenal Pecahan

90

Anda mungkin juga menyukai