Anda di halaman 1dari 15

Jurnal MATRIK p-ISSN : 1693-5128

VolumeXIV No.2, Maret 2014, p 9-22 doi: 10.30687/matrik v.14.xxx

APLIKASI ERGONOMI UNTUK MENINGKATKAN KINERJA


OPERATOR DAN OUTPUT PRODUKSI PADA PROSES TAPER
Maulidina Achmad
PT. Indospring Tbk, Gresik – Jawa Timur
Maulidi88@gmail.com

ABSTRAK
PT. Indospring Tbk adalah sebuah perusahaan otomotif manufacturing yang memproduksi spring dengan
mutu tinggi dengan menerapkan mutu ISO 9002:2000. Hasil produksinya selama ini untuk memenuhi
pemesanan dari dunia otomotif dalam negeri maupun luar negeri. Rata-rata output produsi (PO) Hot Coil
perbulan = 40.000 pcs/bln, kendala yang membuat output kurang maksimal adalah output taper tidak
sesuai dengan standart (tebal dan panjang), dan adanya keluhan pada bagian tubuh seperti bahu kiri, bahu
kanan, pinggang, lengan bawah kiri dan lengan bawah kanan. Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui
keluhan fisik operator sehingga penulis dapat membuat alternatif solusi yang baik guna mengurangi
keluhan fisik yang terjadi selama proses taper dan membuat rancangan yang ergonomis dengan
perhitungan data anthropometri dan data persentil.

Kata kunci : ergonomi, keluhan fisik, nordic body map, biomekanika

PT. Indospring Tbk is an automotive manufacturing company that produces high quality spring by
applying ISO 9002: 2000. Their products to meet the ordering of the automotive world domestically and
abroad. Average output produsi (PO) Hot Coil per month = 40,000 pcs / month, which makes the output
constraints are less than the maximum, the output is not in accordance with standard taper (thick and
long), and the presence of complaints on the part of the body such as the left shoulder, right shoulder,
waist, left forearm and right forearm. This skripsi aims to determine the physical complaints operators, so
that the author can make a good alternative solution, in order to reduce physical complaints that occurred
during the taper process, and create an ergonomic design, the calculation of anthropometric data and
percentile data.

Keywords: ergonomics, physical complaints, nordic body map, biomechanics

A. PENDAHULUAN diakibatkan oleh letak fasilitas yang


1. Latar Belakang kurang sesuai dengan anthopometri
Dalam sebuah pelaksanaan operator, sehingga mempengaruhi
kegiatan produksi pada perusahaan di kinerja operator.
perlukan kenyamanan, kesehatan,
PT. Indospring Tbk adalah
keselamatan, dan keamanan kerja. agar
sebuah perusahaan otomotif
pelaksanaan kerja dapat lancar, aman,
manufacturing. Setiap hari permintaan
dan nyaman maka dalam perencanaan
pelanggan di dunia otomotif terus
ruang, perencanaan perabot perlu
bertambah, maka perusahaan perlu
mempertimbangkan faktor ergonomic.
menambah kapasitas produksinya,
Postur kerja yang salah sering

9
Maulidina Achmad / MATRIK Vol.XIV No2, Maret 2014 , p 9-23

PO produksi terpenuhi adalah harus


Proses taper merupakan awal proses dari ditambahnya kapasitas produksi pada proses
pembuatan spring, dengan cara memipihkan
salah satu sisi ujung material yang nantinya taper.tetapi identifikasi awal dari masalah
akan diproses menjadi spring. Taper yang terjadi pada tiap proses taper adalah
berfungsi sebagai landasan coil spring agar efektifitas operator yang kurang produktif
dapat berdiri akibat 2 hal, yaitu :

dengan sempurna. Bertambahnya jumlah 1. Pada proses end heating belum


pesanan konsumen membuat produksi hot
coil harus menambah kapasitas produksinya terdapat visualsasi untuk menentukan
untuk dapat memenuhi setiap pesanan panjang permukaan material yang akan di
konsumen. Dan rata-rata output produsi panaskan hal ini mengakibatkan operator
(PO) Hot Coil perbulan = 40.000 pcs/bln. hanya kira-kira dalam mengukur panjang
permukaan material yang akan
Lingkungan yang sifatnya dinamis dipanaskan.
akan mempengaruhi kondisi kerja para
operator. Oleh karena itu, untuk 2. Pada proses taper operator
mengantisipasi hal tersebut maka pada memindahkan material ke mesin A
proses taper wajib memperhatikan tentang
kesehatan dan keselamatan kerja bagi setiap menuju mesin B dengan menggenggam
operator atau pekerjaannya dengan cara material, beban dari material yang akan di
penyesuaian antara pekerja dengan metode taper sepenuhnya di topang oleh operator
kerja, proses kerja dan lingkungan kerja. dalam frekuensi yang tidak sebentar

Pendekatan ini dikenal denan pendekatan mengakibatkan 20 operator berdasarkan


ergonomi. kuisioner Nordic Body Map yang telah
diberikan banyak mengalami keluhan rasa
Tabel 1.1. Data PO Dengan Proses Taper nyeri pada bagian bahu kiri , bahu kanan,
pinggang, lengan bawah kiri, lengan
bawah kanan.

2. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas


maka dapat dirumuskan. Bagaimana
mengaplikasikan ergonomi untuk
meminimalkan keluhan fisik yang dialami
oleh operator Taper produksi Hot Coil
Spring sehingga output produksi dapat
meningkat.
Tabel 1.2. Data Proses Taper
3. Tujuaan Penelitian

a. Mengetahui faktor – faktor yang


mempengaruhi keluhan fisik.

b. Mengurangi keluhan fisik operator.

c. Merancangalatbantuyang
Dengan dasar rata-rata PO P/N dengan proses
Taper 10.000 pcs, maka hanya 25% dari total ergonomis sehingga dapat mengurangi
PO produksi Hot Coil. Dari data yang keluhan fisik
tercantum diatas, maka untuk memastikan
Jurnal MATRIK p-ISSN : 1693-5128
VolumeXIV No.2, Maret 2014, p 9-22 doi: 10.30687/matrik v.14.xxx

4. Manfaat Penelitian prinsip-prinsip ekonomi gerakan. Dengan


mengaplikasikan aspek-aspek ergonomi
a. Mendapatkan identifikasi penyebab atau human engineering, maka dapat
kurangnya kinerja operator. dirancang sebuah stasiun kerja yang bisa
dioperasikan oleh rata-rata manusia.
b. Memberikan rekomendasi perbaikan Disiplin ergonomi khususnya yang
berkaitan dengan pengukuran dimensi
(improvement) untuk menanggulangi tubuh manusia (anthropometri) telah
keluhan fisik yang dialami operator. menganalisa, mengevaluasi dan
membakukan jarak jangkauan yang
c. Memberikan alternatif solusi terbaik memungkinkan rata
untuk menanggulangi kurangnya
kinerja operator. manusia untuk melaksanakan kegiatanya
dengan mudah dan gerakan-gerakan yang
B. TINJAUAN PUSTAKA 1. sederhana. Contoh lain dari aplikasi disiplin
Ergonomi ergonomi juga bisa dilihat dalam proses
perancangan
Ergonomi berasal dari kata yunani
ergo yang berarti kerja dan nomos yang peralatan kerja (tools) untuk
berarti hukum. Jadi ergonomi dapat penggunaan yang lebih efektif. Dengan
diartikan sebagai ilmu yang mempelajari demikian manusia tidak lagi harus
manusia dalam kaitannya dengan pekerjaan. menyesuaikan dirinya dengan mesin
Ergonomi dapat juga didefenisikan sebagai yang dioperasikan (the man fits to the
suatu ilmu yang memanfaatkan informasi design), melainkan sebaliknya yaitu
mengenai sifat, kemampuan dan mesin yang diancang dengan terlebih
keterbatasan manusia untuk merancang dahulu memperhatikan kelebihan dan
system kerja. Dengan ergonomi, diharapkan
manusia yang berperan sentral dalam suatu keterbatasan manusia yang
system kerja dapat bekerja lebih efektif dan mengoperasikannya (Wignjosoebroto,
optimal. 1995).

Dengan demikian jelas bahwa pendekatan 2. Sikap Kerja Ergonomi


ergonomic akan mampu menimbulkan
efektifitas fungsional dan kenyamanan Posisi tubuh dalam bekerja
pemakaian dari peralatan, fasilitas maupun ditentukan oleh jenis pekerjaan yang
lingkungan kerja yang dirancang dilakukan. Masing-masing posisi kerja
(Wignjosoebroto, 1995). mempunyai pengaruh yang berbeda-beda
terhadap tubuh. Menurut Tarwaka dan
Bakri (2004), batasan stasiun kerja untuk
Disiplin human engineering atau ergonomi posisi duduk dan berdiri, sebagai berikut :
banyak diaplikasikan dalam berbagai proses
perancangan produk (man-made object) 1. Pekerjaan dilakukan dengan duduk dan
ataupun operasi kerja sehari-harinya. Sebagai pada saat lainya dilakukan dengan
contoh desain dari dials atau instrumental berdiri saling bergantian.
displays (man-machine interface) akan banyak
mempertimbangkan aspek-aspek ergonomi ini. 2. Perlu menjangkau lebih dari 40 cm ke
Demikian juga dalam sebuah stasiun kerja, depan dan atau 15 cm diatas landasan.
semua fasilitas kerja seperti peralatan, material
dan lain-lain haruslah diletakkan. 3. Tinggi landasan kerja 90-120 cm. Sikap
tubuh dalam beraktivitas
didepan dan berdekatan (jarak jangkauan
normal) dengan posisi operator bekerja. Hal pekerjaan diakibatkan oleh hubungan
ini sesuai dengan antara dimensi kerja dengan variasi tempat
kerja.

11
Maulidina Achmad / MATRIK Vol.XIV No2, Maret 2014 , p 9-23

manusia secara mendasar keadaan istirahat 4. Pekerja tidak seharusnya duduk atau
menurut Pheasant (1991), yaitu : berdiri pada saat bekerja dalam waktu
yang cukup lama dengan posisi kepala,
1. Sikap berdiri (standing). leher, dada, dan kaki berada dalam
postur kerja miring.
Sikap berdiri adalah posisi tulang
belakan vertical dan berat badan bertumpu 5. Operator tidak seharusnya dipaksa
secara seimbang pada dua kaki. bekerja dalam frekuensi atau periode
waktu yang lama dengan tangan atau
2. Sikap duduk (sitting) lengan berada dalam posisi diatas level
siku yang normal.
Sikap dimana kaki tidak terbebani
dengan berat tubuh dan posisi stabil saat 3. Anthropometri Dalam Ergonomi
bekerja.
Istilah anthropometri berasal dari
3. Sikap berbaring (lying). kata anthro yang berarti manusia dan metri
yang berarti ukuran. Anthropometri secara
Sikap terlentang dimana bagian luas akan digunakan sebagai pertimbangan
lordosis dipertahankan dengan paha dan – pertimbangan ergonomic dalam proses
lutut 45°. perancangan (design) produk maupun

4. Sikap jongkok (squatting) system kerja yang akan memerlukan interaksi


manusia (Wignjosoebroto, 1995). Data
Sikap kerja dimana posisi lutut anthropometri yang diperoleh akan
fleksi max, paha, badan fleksi max, dan diaplikasikan secara luas dalam hal :
lumbal juga fleksi max.
1. Perancangan areal kerja (work station,
Menurut Barnes (1980), untuk interior mobil, dan lain-lain).
menghindari postur kerja yang demikian
dilakukan pertimbangan ergonomi, yaitu : 2. Perancangan peralatan kerja seperti
mesin, equipment, perkakas (tools) dan
1. Mengurangi keharusan bekerja dengan sebagainya.
postur tubuh membungkuk dalam
frekuensi kegiatan yang sering atau 3. Perancangan produk konsumtif
dalam jangka waktu yang lama.
seperti pakaian, kursi/meja computer,
2. Mengatasi hal ini, maka stasiun dan lain-lain.

kerja dirancang dengan memperhatikan 4. Perancangan lingkungan kerja fisik.


fasilitas kerja,
seperti meja, kursi yang sesuai 5. Data anthropometri akan menentukan
dengan anthropometri agar pekerja bentuk, ukuran dan dimensi yang tepat
menjaga postur kerjanya tetap tegak berkaitan dengan produk yang
dan normal. Ketentuan ini ditekankan dirancang dan manusia yang akan
bilamana pekerjaan dilakukan mengoperasikan / menggunakan produk
dengan posisi postur berdiri. tersebut. Dalam kaitan ini maka
perancang
3. Pekerja tidak seharusnya
menggunakan jarak jangkauan produk harus mampu
maksimum. Pengaturan postur mengakomodasikan dimensi tubuh dari
kerja dalam hal ini dilakukan populasi terbesar yang akan
dalam jarak jangkauan normal
(prinsip ekonomi gerakan). menggunakan produk hasil
rancangannya tersebut. Secara umum
sekurang – kurangnya 90% - 95% dari
Jurnal MATRIK p-ISSN : 1693-5128
VolumeXIV No.2, Maret 2014, p 9-22 doi: 10.30687/matrik v.14.xxx

populasi yang menjadi target dalam 5. Dimensi Anthropometri


kelompok pemakai suatu produk
haruslah mampu menggunakan dengan Data anthropometri dapat
selayaknya. dimanfaatkan untuk menetapkan dimensi
ukuran produk yang akan dirancang dan
Pada dasarnya perataan kerja yang disesuaikan dengan dimensi tubuh manusia
dibuat dengan mengambil referensi yang akan menggunakannya.
dimensi tubuh tertentu jarang sekali bisa
mengakomodasikan seluruh range
ukuran tubuh dari populasi yang akan
memakainya. Jadi,

sebelum menentukan data anthropometri


mana yang akan dipakai tentunya
diketahui dulu sasaran konsumen yang
akan memakai produk tersebut.

4. Nordic Body Map (NBM)

Salah satu alat ukur ergonomik


sederhana yang dapat digunakan untuk
mengenali sumber penyebab keluhan
musculoskeletal adalah nordic body map.
Nordic body map ini dipakai untuk Anthropometri Untuk Perancangan
mengetahui keluhan-keluhan yang Produk Atau Fasilitas
dirasakan oleh para pekerja.

6. Aplikasi Distribusi Normal


Dalam Anthropometri

Penerapan data anthropometri,


distribusi yang umum digunakan adalah
distribusi normal (Nurmianto, 1996).
Dalam statistic, distribusi normal dapat
diformulasikan berdasarkan nilai rata-rata
dan standart deviasi yang ada dapat
ditentukan persentile sesuai table
probabilitas distribusi normal. Persentil
menunjukan jumlah bagian per seratus
orang dari suatu populasi yang memiliki
ukuran tubuh tertentu.

Ada dua hal penting yang

harus selalu diingat bila menggunakan


persentil. Pertama, suatu persentil
anthropometri dari tiap individu hanya
Nordic Body Map berlaku untuk satu data dimensi tubuh saja.
Sikap tubuh (posture) Hal ini dapat dikatakan seseorang memiliki
persentil yang sama ke-95 atau ke-90 atau
ke-5, untuk keseluruhan dimensi tubuhnya.
Hal ini hanya merupakan gambaran dari
suatu makhluk dalam khayalan, karena

13
Maulidina Achmad / MATRIK Vol.XIV No2, Maret 2014 , p 9-23

seseorang dengan persentil ke-50 untuk 7. Pengolahan Data Anthropemetri


data tinggi badanya, dapat saja memiliki
persentil ke-40 untuk data tinggi lututnya, Data mentah yang sudah
atau persentil ke-60 untuk data panjang didapatkan diuji terlebih dahulu dengan
lengannya seperti ilustrasi pada gambar menggunakan metode statistic sederhana
yaitu uji

keseragaman, uji kecukupan

(Wignjosoebroto, 1995). Hal tersebut


dilakukan agar data yang diperoleh bersifat
respresentatif, artinya data tersebut dapat
mewakili populasi yang diharapkan.

a. Uji keseragaman data Pengujian


keseragaman data dilakukan untuk
mengetahui :

1. Homogenitas data.

2. Apakah berasal dari satu populasi


yang sama.
b. Data ekstrim atau yang berada di luar
batas harus dihilangkan dan tidak
Ilustrasi Persentil perlu

jenis persentil dan cara perhitungan Disertakan dalam perhitungan.


dalam distribusi normal
Rumus yang digunakan dalam uji ini
adalah :

Rumus uji keseragaman data

BKA = X‾ + 3 σᵪ

BKB = X‾ - 3 σᵪ

Keterangan :

X‾ = rata-rata
σᵪ = standart deviasi

N = jumlah data
BKA = batas kendali atas
Jurnal MATRIK p-ISSN : 1693-5128
VolumeXIV No.2, Maret 2014, p 9-22 doi: 10.30687/matrik v.14.xxx

BKB = batas kendali bawah


Keterangan :
Jika data berada diluar batas
d = diameter dalam (mm)
kendali atas ataupun batas kendali bawah 3. Menghitung tegangan geser yang
maka data tersebut dihilangkan, keseragaman
data dapat diketahui dengan menggunakan diijinkan pada rangka
peta kendali X‾ .

Setelah nilai RWL diketahui,


selanjutnya perhitungan lifting index, untuk
Keterangan :
mengetahui index pengangkatan yang tidak
mengandung resiko cidera tulang belakang, τ = tegangan geser yang terjadi
dengan persamaan :
(kgf/mm)

M = momen yang terjadi

(kgf/mm) Iᵪ = momen inersia

batang (mm)
Keteraangan :
Y = titik berat penempang (mm)
Jika LI ≤ 1, maka aktivitas tersebut tidak
mengandung resiko cidera tulang belakang. 4. Menghitung tegangan ijin profil
Jika LI>1, maka aktiivitas tersebut
mengandung resiko cidera tulang belakang. Tegangan ijin profil =
( )

9. Perhitungan Rangka
Keterangan :
Profil adalah batang yang digunakan
pada konstruksi, ada beberapa jenis profil τ(tarik) = tegangan tarik yang
yang digunakan pada pembuatan produk atau
perkakas (tools) profil L, profil I, profil U, diijinkan (kg/mm²)
dan lain-lain. Perhitungan kekuatan rangka
yang digunakan yaitu profil O. FS = factor safety/faktor keamanan
(nilai = 2)
Profil O (besi pipa)
C. METODE PENELITIAN
Perhitungan rangka untuk profil jenis
besi pipa dijelaskan sebagai berikut : Pada bab ini diuraikan
secara sistematis mengenai langkah
1. Menghitung titik berat penampang (Y) penelitian tentang kinerja dari operator
pada proses Taper. Adapun langkah-
langkah yang dilakukan dalam
Y= penelitian ditunjukkan pada gambar
Keterangan :
Y = titik berat penampang (mm)
d = diameter luar (mm)

2. Menghitung momen inersia


( )

15
Maulidina Achmad / MATRIK Vol.XIV No2, Maret 2014 , p 9-23

Identifikasi dan Perumusan Masalah

Setelah penelitian pendahuluan


dilakukan melalui pengamatan langsung
di lapangan dan wawancara dengan
operator, makadapat diketahui
permasalahan - permasalahan apa saja
yang dihadapi oleh operator proses taper.
Masalah yang ditemukan kemudian akan
dianalisa dan dirumuskan penyebab serta
solusi yang memungkinkan untuk
dikembangkan.

Tujuan dan Manfaat Penelitian


Dimana tujuan dari penelitian harus
disesuaikan dengan identifikasi dan
perumusan masalah yang telah diangkat
pada penelitian ini. Dan tentunya tujuan
penelitian ini juga mempunyai manfaat
juga bagi perusahaan serta bagi peneliti –
peneliti lain yang akan melakukan
penelitian juga dengan mengambil topik
yang sama.

Tinjauan Pustaka
Studi pustaka dilakukan untuk
menambah wawasan dan pengetahuan
mengenai permasalahan yang akan
dibahas dan menentukan metode yang
Penelitian Pendahuluan cocok untuk memecahkan masalah yang
sedang dihadapi. Studi pustaka dapat
Tahap ini merupakan ditelusuri melalui literatur berupa buku
langkah awal penelitian yang panduan, jurnal, hasil penelitian orang
dilakukan dimana penelitian lain berupa tesis dan skripsi, serta
pendahuluan dimaksudkan untuk pencarian informasi melalui internet.
memahami proses operasional pada
Tahap Pengumpulan Dan
proses taper. Penelitian dilakukan
Pengolahan Data
dengan melakukan observasi secara
langsung mengenai aktivitas- Pada tahap ini dilakukan
aktivitas pada operasional pengumpulan dan pengolahan data
perusahaan seperti aktivitas produksi yang digunakan untuk perancangan alat
dan wawancara dengan pihak bantu bagi operator taper yang akan
operator. dijelaskan sebagai berikut :
Jurnal MATRIK p-ISSN : 1693-5128
VolumeXIV No.2, Maret 2014, p 9-22 doi: 10.30687/matrik v.14.xxx

Pengumpulan Data Rancang Bangun Alat Bantu


Tahap pengumpulan data
memerlukan beberapa macam data 1. Penyusunan Konsep Perancangan
mengenai aktivitas operator pada saat Menjelaskan langkah-langkah
proses taper. perancangan, pembuatan alat bantu
proses taper yang terdiri dari
1. Dokumentasi komponen seperti profil/batang besi
pipa yang digunakan pada
Data ini digunakan untuk konstruksi.
mengetahui aktifitas yang terjadi
pada proses taper, berupa sikap 2. Perhitungan Teknik Perhitungan teknik
kerja operato dan alat yang diperlukan untuk mengetahui
digunakan. kelayakan rancangan apabila rancangan
tersebut digunakan. Perhitungan teknik
2. Wawancara meliputi kekuatan rangka untuk
mengetahui kekuatan hasil rancangan
Wawancara merupakan proses terhadap beban maksimal yang
pengambilan data melalui pengisian diterima penentuan beban, dan
kuisioner nordic body map yang telah perhitungan momen pada titik kritis,
dirancang sesuai tujuan yang ingin serta material.
dicapai. Penyebaran kuisioner
diberikan kepada operator yang Pengolahan Data Anthropometri
terlibat dalam proses taper untuk
mengetahui keluhan yang dialami Data dari penelitian dikumpulkan
operator dalam melakukan proses kemudiaan diolah terlebih dahulu sebelum
taper. ke tahap analisa. Pengolahan data ini
meliputi perhitungan mean dan standart
3. Identifikasi keluhan, harapan, dan deviasi data anthropometri, pengukuran
kebutuhan perancangan anthropometri, perhitungan
kekuatan material dan perancangan alat
Pada tahap ini akan dilakukan bantu taper.
interpretasi, harapan dan kebutuhan
operator, yang nantinya akan Pengolahan data tersebut dijelaskan,
sebagai berikut :
digunakan sebagai dasar perancangan
1. Perhitungan Uji Keseragaman Data
alat bantu untuk proses taper. Hasil
Anthropometri
rancangan terse but diharapkan
2. Perhitungan Persentil
mampu memenuhi keluhan, harapan
3. Perhitungan Biomekanika
dan kebutuhan operator tersebut.
Analisa Dan Interpretasi Hasil
4. Data anthropometri Pada sub bab ini akan diuraikan
mengenai analisa dan interpretasi hasil
Dalam perancangan ini diperlukan terhadap pengumpulan dan pengolahan
data anthropometri yang digunakan data alat bantu proses taper.
untuk menetapkan ukuran rancangan. Untuk mengetahui alat bantu
Hal ini dimaksudkan agar rancangan Taper yang telah dibuat layak atau
yang dihasilkan dapat digunakan tidak, maka perlu di ukur terlebih
dengan baik atau paling tidak dahulu, sehingga mengetahui keluhan
mendekati karakteristik penggunanya. fisik operator telah menurun dengan
menggunakan kuisioner Nordic Body

17
Maulidina Achmad / MATRIK Vol.XIV No2, Maret 2014 , p 9-23

Map dan output produksi apakah telah


meningkat di bandingkan sebelum b. Wawancara
menggunakan alat bantu tersebut. Wawancara dilakukan untuk
mendapatkan informasi langsung dari
operator taper mengenai keluhan yang
Kesimpulan Dan Saran dirasakan atau dialami pada aktivitas
prose taper. Berdasarkan hasil wawancara
Pada tahap ini akan membahas dengan operator diketahui bahwa waktu
kesimpulan dari hasil pengolahan data rata-rata produksi proses taper adalah 7
dengan memperhatikan tujuan yang jam kerja dan output yang dihasilkan rata-
ingin dicapai dari penelitian dan rata 400 pcs dalam 23 hari kerja.
kemudian memberikan saran perbaikan
yang mungkin dilakukan untuk c. Nordic Body Map
penelitian selanjutnya. Nordic Body Map diberikan kepada 20
operator tetap pada proses taper,
penyebaran kuisioner ini bertujuan untuk
D. PENGUMPULAN DAN memperkuat data dari wawancara
PENGOLAHAN DATA sebelumnya agar mengetahui keluhan yang
dialami mereka setelah melakukan
aktivitas proses taper.

presentase nordic body map

1. Pengumpulan Data
d. Identifikasi Keluhan, Harapan
Metode untuk mendapatkan data Dan Kebutuhan Perancangan.
awal dilakukan wawancara pada operator,
menyebarkan kuisioner Nordic Body Map Identifikan dilakukan dengan
dan data anthropometri operator taper wawancara, memberikan pertanyaan
untuk mendesain alat bantu proses taper. langsung kepada 20 operator taper
untuk mendapatkan informasi secara
a. Pengambilan Gambar Sikap langsung dari para operator mengenai
kesulitan atau keluhan yang dialami
Kerja Operator
pada waktu proses taper.
Dilakukan dengan mengambil foto e. Identifikasi Mesin-Mesin Yang
sikap tubuh pada saat operator melakukan Digunakan Untuk Proses Taper
proses taper
Jurnal MATRIK p-ISSN : 1693-5128
VolumeXIV No.2, Maret 2014, p 9-22 doi: 10.30687/matrik v.14.xxx

Identifikasi mesin yang digunakan Data Jangkauan Tangan Kedepan (JT)


untuk proses taper dilakukan untuk
mengetahui kondisi mesin yang digunakan
untuk proses taper yang saat ini digunakan
sebagai informasi awal untuk mengetahui
kekurangan yang ada dan proses
perbaikan yang perlu di lakukan.

f. Identifikasi Biomekanika Awal

Identifikasi biomekanika awal


digunakan untuk menganalisis penyebab
dari keluhan paling dominan yaitu sakit
pada bagian pinggang operator taper.

Dimensi Anthropometri

Perancangan dimensi rangka


dihitung dengan menggunakan data 2. Pengolahan Data
anthropometri tinggi siku berdiri tegak
(TSB) dan jangkauan tangan kedepan a. Penyusunan Konsep Perancangan
(JT), data tersebut digunakan untuk Desain konsep diperlukan dalam
menentukan dimensi panjang dan tinggi
rangka alat bantu. Data anthropometri suatu perancangan. Desain konsep
yang digunakan dalam perhitungan ini meliputi bentuk dasar, dimensi utama
yaitu data anthropometri operator taper yang fungsional, dan mekanisme kerja.
sebanyak 20 orang. Konsep perancangan ini memberikan
gambaran awal mengenai alat yang akan
dibuat dan bagaimana mekanisme
Data Tinggi Siku Berdiri (TSB) kerja dengan mempertimbangkan
kesesuaian operator yang akan
menggunakannya.

b. Konsep Desain

Konsep desain dari perancangan


alat bantu ini adalah gambaran secara
garis besar mengenai alat bantu yang
akan dibuat, mempermudah perhitungan
teknik seperti penentuan dimensi alat,
dan peletakan alat yang tepat.

c. Pengujian Data Anthropometri

Data anthropometri yang telah


dikumpulkan dihitung masing-masing
mean dan standart deviasinya.

19
Maulidina Achmad / MATRIK Vol.XIV No2, Maret 2014 , p 9-23

d. Penentuan Dimensi Rancangan Dalam perancangan alat bantu


Rangka Alat Bantu taper peneliti tidak merubah sikap atau
posisi kerja operator, peneliti hanya
Perhitungan dimensi dilakukan memberikan alat bantu berupa pipa besi
untuk menentukan ukuran rancangan yang untuk membantu jalanya proses taper,
akan dibuat Perhitungan dimensi ini hal ini dilakukan bedasarkan keluhan
mengacu pada hasil perhitungan persentil dan pertimbangan hasil wawancara serta
yang telah dilakukan sebelumnya. penyebaran kuesioner yang diberikan
Identifikasi Biomekanika kepada operator. Perancangan dilakukan
dengan menggunakan pendekatan
Dalam sub bab ini peneliti ingin anthropometri, sehingga diharapkan
mengetahui apakah aktivitas pengangkatan dapat meminimalisir keluhan- keluhan
yang dilakukan pada proses taper setelah yang dirasakan.
adanya alat bantu telah memenuhi standart.
2. Analisis Biomekanika
5. ANALISIS DAN
INTERPRETASI HASIL Dalam sub bab ini peneliti ingin
mengetahui apakah aktivitas
1. Analisis Hasil Penelitian pengangkatan yang dilakukan pada
Analisis hasil penelitian yang proses taper setelah adanya alat bantu
dilakukan adalah analisis terhadap telah memenuhi standart.
rancangan alat bantu, analisis material alat
bantu proses taper, tinggi anthropometri Sebelum Dibuatkan Alat Bantu
operator dan aspek ekonomisnya. Analisis
secara lebih jelas dijelaskan, sebagai LI 1, maka aktivitas tersebut
berikut : mengandung resiko cidera tulang
belakang bagi operator taper.
a. Analisis Proses Taper Sebelum
Dibuatkan Alat Bantu Setelah Dibuatkan Alat Bantu
Sebelum terdapat alat bantu LI ≤ 1, maka aktivitas tersebut tidak
pada proses taper, hasil dari taper yang mengandung resiko cidera tulang belakang
di proses kurang sesuai standart bagi operator taper
dikarenakan permukaan ujung material
yang dipanaskan hanya dikira-kira oleh
3. Interpretasi Hasil
operator dan operator banyak
Perbandingan Produktivitas Proses
mengalami keluhan fisik pada bagian
Taper Sebelum Dan Sesudah Dibuatkan
tubuh mereka.
Alat Bantu
b. Analisis Proses Taper Setelah
Dibuatkan Alat Bantu

Pembuatan alat bantu visualisasi


pada mesin heating memudahkan operator
dalam menempatkan material yang akan
dipanaskan ujungnya, hal ini dapat
membatu operator dalam memanaskan
ujung material sehingga proses taper dapat
berjalan dengan cepat.
Jurnal MATRIK p-ISSN : 1693-5128
VolumeXIV No.2, Maret 2014, p 9-22 doi: 10.30687/matrik v.14.xxx

Dari tabel diatas dapat dilihat hasil rasa sakit pada bagian tubuh operator
output rata – rata sebelum dibuatkan seperti pada bahu kiri, bahu kanan,
alat bantu sebanyak 408 pcs dalam pinggang, lengan bawah kiri dan lengan
kurun waktu 23 hari kerja, dan hasil bawah kanan, hal tersebut juga
output rata – rata setelah dibuatkan alat berpengaruh pada produktivitas dari
bantu sebanyak 678 pcs dalam kurun proses taper.
waktu hanya 15 hari kerja sehingga output taper kurang maksimal.

2. Mengurangi keluhan fisik operator


dengan membuatkan alat bantu yang
ergonomis pada proses taper dengan
rancangan yang sesuai menurut postur
tubuh, data anthropometri dan data
persentil dari setiap operator taper
sehingga dapat ditentukan tinggi alat
Hasil grafik menunjukkan output taper bantu, jarak antara mesin dengan alat
pada produksi hot coil telah meningkat bantu dan panjang dari alat bantu
75% setelah dibuatkan alat bantu. tersebut.
Dalam analisis perhitungan
Dari hasil kuesioner yang disebar pada
biomekanika aktivitas yang aman dari
setiap opertaor setelah dibuatkan alat
cidera tulang belakang adalah
bantu, operator taper tidak lagi
mengalami keluhan fisik yang selama
LI ≤ 1, sebelum adanya alat bantu pada
ini dirasakan ketika proses taper
proses taper LI = 2,492 maka aktivitas
berjalan.
tersebut mengandung resiko cidera
tulang belakang dan setelah dibuatkan
6. KESIMPULAN DAN SARAN
alat bantu maka
1. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari analisis biomekanika yang sebelumnya
penelitian ini adalah sebagai berikut : LI = 2,492 menjadi LI = 0,77 sehingga
resiko cidera tulang belakan dapat
1. Faktor – faktor yang mempengaruhi dihilangkan.
keluhan fisik operator taper disebabkan
dari beban material yang di angkat oleh 3. Rancangan alat bantu yang ergonomis
operator dan sikap tubuh operator yang dapat mengurangi keluhan fisik yang
membungkuk pada aktivitas yang terjadi akibat aktivitas dari proses taper
terdapat pada proses taper, sehingga tersebut, hal tersebut juga dapat
kendala yang dihadapi oleh operator membuat produktivitas dari operator
taper adalah

21
Maulidina Achmad / MATRIK Vol.XIV No2, Maret 2014 , p 9-23

proses taper bertambah sehingga output 2004.


produksipun dapat meningkat.
4. Dengan bantuan alat bantu untuk Tayyari, F. and Smith, J.L,
proses taper maka produktivitas dari Occupational Ergonomics:
proses taper dapat meningkat dan Principles and Application,
output produksipun dapat meningkat London : Chapman & Hall,
pula 1997.

6.2. Saran Tarwaka, Bakri, SHA. Ergonomic


Untuk Kesehatan dan
Saran yang dapat diberikan untuk Keselamatan Kerja Dan
langkah pengembangan atau penelitian Produktivitas. Surakarta :
selanjutnya, adalah sebagai berikut : penerbit UNIBA press, 2004.
1. Desain rancangan alat bantu untuk
Wignjosoebroto, sritomo.
proses taper sebaiknya bahan yang
Ergonomi Stidi Gerak
tahan panas, dikarenakan material
dan Waktu.
yang akan di taper merupakan
Surabaya : penerbit guna
material panas setelah proses
widya,1995.
heating.
Wignjosoebroto, sritomo. Teknik Tata
2. Pengembangan rancangan alat bantu
Cara dan Pengukuran Kerja.
untuk proses taper dengan extend
Jakarta : penerbit guna
adjustable style, dimana tinggi dari
widya,1992.
penyangga alat bantu dapat diatur
dan disesuaikan dengan tinggi
Winter, D.A. Boimechanics of Human
operator yang bervariasi.
Movement. New York : Wiley
and Sons, 1977
Dafatar Pustaka

Barnes, R.M. Motion and Time Study,


Design and Measurement of
Work. New York, USA : John
Wiley & Sons, Inc,. 1982.

Bridger, R.S. Introduction to


Ergonomics, McGRAW-HILL,
1995.
Chaffin. D.O ccupational
Biomechanics. John Wiley and
Sons Inc. New York, 1973.

Macleod, Dan The Ergonomic Edge :


Improving Safety, Quality, And
Productivity : Van Nostrand
Reinhold, 1995.

Nurmianto, Eko. Ergonomi


Konsep Dasar dan aplikasinya.
Surabaya: penerbit guna widya,
Jurnal MATRIK p-ISSN : 1693-5128
VolumeXIV No.2, Maret 2014, p 9-22 doi: 10.30687/matrik v.14.xxx

23

Anda mungkin juga menyukai