Anda di halaman 1dari 23

BAB I

PENDAHULUAN

A.     Latar Belakang

Penatalaksanaan Rekam Medis yang baik, akan menunjang terselenggaranya

upaya peningkatan derajat kesehatan masyarakat indonesia untuk menghasilkan rekam

medis yang baik dan dapat dipertanggung jawabkan dengan seluruh bagian yang terkait.

Rekam Medis memegang peranan penting dalam penyedian informasi pasien, karena

rekam medis adalah merupakan suatu berkas yang menjadi sumber dalam penyediaan

informasi medis yang menggambar seluruh aspek pengelolahan rumah sakit dan aspek

pelayanan yang diberikan terhadap pasien.

Berdasarkan Permenkes No. 269/MENKES/PER/II/2008, bahwa setiap sarana

pelayanan kesehatan wajib menyelenggarakan Medical Record. Dengan demikian rumah

sakit harus menyelenggarakan rekam medis adalah merupakan suatu proses kegiatan

yang mulai pada saat diterimanya pasien di rumah sakit , kegiatan pencatatan data medis

pasien selama pasien itu mendapatkan pelayanan medis rumah sakit dan dilanjutkan

dengan pelayanan BRM yang meliputi penyelenggaraan, penyimpanan serta

pengembalian kembali BRM apabila d butuhkan.

Sehubungan dengan hal tersebut di atas maka penulis mencoba mengangkat judul

“FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KETERLAMBATAN

PENGOLAHAN BERKAS REKAM MEDIS PASIEN SECARA KESELURUHAN

(ASSEMBLING, ANALISIS, KODING, INDEKS & FILLING) DI RUMAH SAKIT

“Y”
B.     Rumusan Masalah

1.      Apa yang menyebabkan keterlambatan dalam pengolahan berkas rekam medis pasien?

2.      Apakah ada keterkaitan antara keterlambatan pengembalian berkas rekam medis dari

ruang perawatan dengan keterlambatan dalam pengolahan BRM pasien?

3.      Bagaimana tingkat pengetahuan petugas rekam medis tentang pengolahan berkas rekam

medis pasien rawat inap (Assembling, Analisis, Koding, Indeks & Filling)

C.     Tujuan Penelitian

1.       Untuk memperoleh gambaran tentang faktor-faktor yang mempengaruhi keterlambatan

pengolahan berkas rekam medis pasien rawat inap di unit rekam medis

2.       Untuk mengetahui cara pengembalian berkas rekam medis ke unit rekam medis sehingga

menyebabkan keterlambatan dalam proses pengolahan berkas rekam medis

3.       Untuk mengetahui prosedur pengolahan berkas rekam medis pasien

D.     Manfaat Penelitian

1.      Menjadi bahan masukan dan evaluasi bagi rumah sakit.

2.      Hasil penulisan ini di harapkan menjadi salah satu sumber bacaan administrasi dan

kebijakan STIKES PANAKKUKANG MAKASSAR terutama di jurusan D3 rekam

medis dan informasi kesehatan


3.      Bagi penulis, dapat menambah pengetahuan dan wawasan serta keterampilan dalam

penyelenggaraan rekam medis dan informasi kesehatan di rumah sakit.

4.      Bagi peneliti lainnya, sebagai bahan untuk penelitian lebih lanjut.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A.     Tinjauan Umum Tentang Rekam Medis

1.         Definisi Rekam Medis

Rekam medis adalah berkas yang berisi catatan dan dokumen tentang identitas

pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan lain kepada pasien pada sarana

pelayanan kesehatan

2.         Tujuan Rekam Medis

Tujuan rekam medis adalah ‘”ALFRED” yang berarti mempunyai nilai untuk

kepentingan administrasi, hukum (legal), finansial, riset, edukasi, dan dokumentasi

B.     Tinjaun Tentang Pengolahan BRM (assembling, analisis, koding, indeks & fiiling)

1.      Assembling
Adalah menyusun dan merapikan kembali urutan sususnan formulir berkas rekam

medis rawat jalan, rawat inap, dan rawat darurat sesuai dengan urutan yang telah

ditentukan

Tujuan assembling adalah untuk tertatanya urutan formulir rekam medis menjadi

berurut sesuai urutannya.

Adapun kegiatan di bagian assembling adalahsebagai berikut :

a.       Menerima BRM setiap hari

b.      Menerima sensus harian setiap hari

c.       Mencocokkan jumlah BRM dengan jumlah dengan jumlah pasien yang tercatat pada

sensus harian masing-masing

d.      Menanda tangani buku ekspedisi sebagai bukti serah terima BRM

e.       Merakit dan menyusun/ menyusun kembali formulir RM sesuai urutan yang berlaku

f.       Mengeluarkan lembar formulir yang kosong (bila ada)

g.       Mencatat tanggal pelaksanaan assembling

h.      Mengalokasikan nomor RM agar tidak terjadi duplikasi.

i.        Mengendalikan penggunaan formulir RM, catatan dan laporan dengan menggunakan

buku pengendalian formulir RM

2.      Analisis

Analisis adalah review/ telaah pada berkas rekam medis secara lengkap dan benar

Tujuan analisis antara lain :

a.       Menentukan bila adanya kekurangan agar dapat dikoreksi dengan segera dan kekurangan

akan segera di perbaiki Menjamin efektifitas kegunaan isi BRM dikemudian hari
b.      Mengidentifikasi bagian yang tidak lengkap sehingga BRM dapat dipakai untuk

pelayanan pasien, melalui kasus hukum, memenuhi peraturan, analisa data dan statistik

akurat

c.       Mendukung kualitas informasi untuk pengelolahan mutu dan resiko

d.      Membantu memberikan kode penyakit dan tindakan yang lebih spesifik untuk penelitian

medis dan penelitian administratif

e.       Meningkatkan pencatatan rekam medis oleh pemberi layanan

f.       Meninggkatkan kembali pencatatan yang baik dan memperlihatkan pencatatan yang

kurang.

3.      Koding

Koding adalah pemberian penetapan kode dengan menggunakan huruf atau

angka atau kombinasi huruf dalam dalam angka yang mewakili komponen data. Kegiatan

dan tindakan serta diagnosa yang ada di dalam rekam medis harus diberi kode, dan

selanjutnya d indeks agar memudahkan pelayanan pada penyajian informasi untuk

menunjang fungsi perencanaan, manajemen, dan riset bidang kesehatan.

Kode klasifikasi penyakit oleh WHO (World Health Organization) bertujuan

untuk menyeragamkan nama dan golongan penyakit, cedera, gejala, dan faktor yang

mempengaruhi kesehatan. Sejak tahun 1993 WHO mengharuskan negara anggotanya

termaksuk indonesia menggunakan ICD-10 (Internasional Statitical Clasification

Diseasses and Health Problem 10 revisien). ICD-10 menggunakan kode kombinasi yaitu

abjat dan angka (Alpha Numerik)

4.      Indeks
Indeks adalah proses penataan sandi (kode) berdasarkan satu cara yang akan

memudahkan proses retrival statistik maupun riset. Dan berfungsi sebagai sarana

kompilasi kumpulan gabungan data yang bersumber pada kumpulan rekam medis

Indeks terdiri dari indeks pasien penyakit, tindakan/operasi, pasien, dokter dan kematian

5.      Fiiling

Adalah penataan berkas rekam medis dalam suatu ruang yang khusus agar

rujukan dan retrieval ( penganbilan kembali BRM) menjadi mudah, cepat dan tepat.

Adapun tujuan filing yaitu :

a.       Menyediakan BRM yang lengkap saat d butuhkan

b.      Menghindari pemborosan waktu dan tenaga

c.       Memanfaatkan sarana/tempat yang ada

d.      Mengamankan/melindungi bRM

e.       Melindungi informasi (kerahasiaan isi BRM)


BAB III

KERANGKA KONSEP

Kerangka Pikir

Rekam medis merupakan sumber informasi kesehatan dan salah satu

pendukung dalam upaya peningkatan derajat kesehatan masyarakat ditatanan pelayanan

kesehatan. Untuk menghasilkan informasi yang lengkap, tepat, akurat dan dapat

dipertanggung jawabkan dalam berkas rekam medis, diperlukan tahap penggolahan

berkas rekam medis yaitu bagian perakitan (assembling), penganalisa (analisis),

pengkodean (Coding), pengindeksan (indexing) dan penyimpanan (filing). Dalam

pelaksanaan berkas rekam medis perlu di dukung oleh ketepatan dalam pengembalian

BRM dari ruang perawatan serta pengetahuan petugas dan keterampilan dalam

pengolahan berkas rekam medis. Sehingga pengelolahan berkas rekam medis dapat

dilaksanakan sebagaimana mestinya, tidak terjadi keterlambatan dan maksimall dalam

pemberian pelayanan.

A.     Kerangka Konsep

Pengetahuan petugas dalam Pengelolahan berkas rekam medis :


     Perakitan (assembling)
     Analisa ( analisis)

     Koding (coding)

     Indeks (indexing)

     Penyimpanan ( filing)

Pengembalian BRM dari ruang perawatan


Berkas rekam medis rawat inap
Pengolahan BRM rawat inap
 
B.     Definisi Oprasional

Pengetahuan petugas tentang pengelolahan berkas rekam medis adalah segala

sesuatu yang diketahui oleh petugas dalam penyelenggaraan rekam medis khususnya

pengelolahan BRM pasien antara lain : perakitan (assembling), analisa ( anlisis), koding

(coding), indeks (indexing), penyimpanan (filing)

1.      Pengetahuan petugas rekam medis tentang perakitan (assembling) adalah petugas dapar

menyususn BRM sesuai dengan urutan standar yang telah ditentukan.

Kriteria Objektif :

Baik : Apabila dapat menyusun BRM sesuai urutan

Kurang baik : Apabila tidak dapat menyusun BRM sesuai urutan

2.      Pengetahuan rekam medis tentang analisa (analisis) adalah petugas dapat menganalisa

tentang kelengkapan dan keakuratan sebuah berkas.

Kriteria Objektif :

Baik : Apabila dapat mengetahui cara menganilasa BRM

Kurang baik : Apabila tidak mengetahui cara menganalisa BRM


3.      Pengetahuan petugas rekam medis tentang koding (coding) adalah petugas dapat

memberikan kode dengan benar sesuai diagnosa

Kriteria Objektif :

Baik : Apabila mengetahui cara mengkoding

Kurang baiK : Apabila tidak mengetahui cara mengkoding

4.      Pengetahuan petugas rekam medis tentang indeks (indexing) yaitu petugas dapat

membuat jenis indeks seperti indeks pasien, diagnosa,operasi/tindakan, dokter, dan

indeks kematian.

Kriteria Objektif :

Baik : Apabila mengetahui cara mengindeks

Kurang baik : Apabila tidak mengetahui cara mengindeks

5.      Pengetahuan petugas rekam medis tentang penyimpanan adalah petugas yang

mengetahui cara penyimpanan,pengambilan, dan pengembalian berkas rekam medis .

Kriteria Objektif :

Baik : Apabila mengetahui cara penyimpanan dan pengembalian BRM

Kurang baik : Apabila tidak mengetahui cara menyimpan dan mengembalian BRM

6.      Pengetahuan petugas rekam medis tentang penyimpanan adalah petugas yang

mengetahui cara penyimpanan,pengambilan, dan pengembalian berkas rekam medis .

Kriteria Objektif :

Baik : Apabila mengetahui cara penyimpanan dan pengembalian BRM


Kurang baik : Apabila tidak mengetahui cara menyimpan dan mengembalian BRM

BABA IV

METODOLOGI PENELITIAN

A.     Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang di gunakan dalam proposal penelitian ini adalah secara survei

deskriptif yaitu dengan mendapatkan gambaran mengenai faktor-faktor yang

mempengaruhi keterlambatan pengolahan berkas rekam medis rawat inap.

B.     Populasi dan Sampel

1.      Populasi

Yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah semua berkas rekam medis pasien

rawat inap di rumah sakit “Y” sebanyak 30 berkas rekam medis dan tenaga medis yang

mengolah berkas rekam medis rawat inap sebanyak 10 orang .

2.      Sampel

Berkas rekam medis pasien rawat inap di rumah sakit ”Y” sebanyak 10 berkas rekam

medis dan tenaga medis yang mengelolah berkas rekam medis rawat inap sebanyak 3

orang.

C.     Sumber Data

Sumber data yang diambil oleh penelitian dalam penyusunan proposal ini adalah data

primer yang berasal dari rumah sakit “Y” dengan observasi terhadap berkas rekam medis

rawat inap interna dan wawancara dengan petugas rekam medis yang ada diruang

pengelolahan data rekam medis

D.     Pengelolahan Data

Data yang diperoleh akan dikumpulkan dan kemudian diolah secara komputerisasi
E.     Bentuk Penyajian Data

Penyajian data yang digunakan dalam penilitian ini dilakukan dalam bentuk tabel disertai

dengan penjelasan.

DAFTAR PUSTAKA

Gemala Hatta, 2008, Pedoman Manajemen Informasi Kesehatan di Sarana Pelayanan Kesehatan

Lili Wijaya, SKM, Pengantar Manajemen Rekam Medis da Informasi kesehatan, Jakarta, 2001

Pedoman Pengelolahan Rekam Medis Rumah Sakit Indonesia, Dapartemen Kesehatan RI, Jakarta, 1997

Pedoman Sistem Pencatatan Rumah Sakit ( Rekam Medis/ Medical Record), Dapartemen Kesehatan RI,

jakarta, 1994

Prosedur Tetap Pelayana Rekam Medis Rumah Sakit Persahabatan, Depertemen Kesehatan RI, Jakarta,

2002

Sis Wuryanto, Amd. PK SKM, dan Hozisah, Amd. PK, Sistem Penomoran, Penyimpanan, Pengembalian

Kembali Dan Penyusutan Rekam Medis, Pelatihan Dasar Manajemen Rekam Medis dan

Informasi Kesehatan Jakarta, 2001

Siswati, 2000, Penatalaksanaan Rekam Medis Menyongsong Indonesia Sehat 2010.

Suriah Tjegge, 2000, Kelengkapan Rekam Medis dan Informasi Kesehatan di Setiap Unit Pelayanan

Kesehatan
BAB I

PENDAHULUAN

A.     Latar Belakang

Penatalaksanaan Rekam Medis yang baik, akan menunjang terselenggaranya

upaya peningkatan derajat kesehatan masyarakat indonesia untuk menghasilkan rekam

medis yang baik dan dapat dipertanggung jawabkan dengan seluruh bagian yang terkait.

Rekam Medis memegang peranan penting dalam penyedian informasi pasien, karena

rekam medis adalah merupakan suatu berkas yang menjadi sumber dalam penyediaan

informasi medis yang menggambar seluruh aspek pengelolahan rumah sakit dan aspek

pelayanan yang diberikan terhadap pasien.

Berdasarkan Permenkes No. 269/MENKES/PER/II/2008, bahwa setiap sarana

pelayanan kesehatan wajib menyelenggarakan Medical Record. Dengan demikian rumah

sakit harus menyelenggarakan rekam medis adalah merupakan suatu proses kegiatan

yang mulai pada saat diterimanya pasien di rumah sakit , kegiatan pencatatan data medis

pasien selama pasien itu mendapatkan pelayanan medis rumah sakit dan dilanjutkan
dengan pelayanan BRM yang meliputi penyelenggaraan, penyimpanan serta

pengembalian kembali BRM apabila d butuhkan.

Sehubungan dengan hal tersebut di atas maka penulis mencoba mengangkat judul

“FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KETERLAMBATAN

PENGOLAHAN BERKAS REKAM MEDIS PASIEN SECARA KESELURUHAN

(ASSEMBLING, ANALISIS, KODING, INDEKS & FILLING) DI RUMAH SAKIT

“Y”

B.     Rumusan Masalah

1.      Apa yang menyebabkan keterlambatan dalam pengolahan berkas rekam medis pasien?

2.      Apakah ada keterkaitan antara keterlambatan pengembalian berkas rekam medis dari

ruang perawatan dengan keterlambatan dalam pengolahan BRM pasien?

3.      Bagaimana tingkat pengetahuan petugas rekam medis tentang pengolahan berkas rekam

medis pasien rawat inap (Assembling, Analisis, Koding, Indeks & Filling)

C.     Tujuan Penelitian

1.       Untuk memperoleh gambaran tentang faktor-faktor yang mempengaruhi keterlambatan

pengolahan berkas rekam medis pasien rawat inap di unit rekam medis
2.       Untuk mengetahui cara pengembalian berkas rekam medis ke unit rekam medis sehingga

menyebabkan keterlambatan dalam proses pengolahan berkas rekam medis

3.       Untuk mengetahui prosedur pengolahan berkas rekam medis pasien

D.     Manfaat Penelitian

1.      Menjadi bahan masukan dan evaluasi bagi rumah sakit.

2.      Hasil penulisan ini di harapkan menjadi salah satu sumber bacaan administrasi dan

kebijakan STIKES PANAKKUKANG MAKASSAR terutama di jurusan D3 rekam

medis dan informasi kesehatan

3.      Bagi penulis, dapat menambah pengetahuan dan wawasan serta keterampilan dalam

penyelenggaraan rekam medis dan informasi kesehatan di rumah sakit.

4.      Bagi peneliti lainnya, sebagai bahan untuk penelitian lebih lanjut.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A.     Tinjauan Umum Tentang Rekam Medis

1.         Definisi Rekam Medis


Rekam medis adalah berkas yang berisi catatan dan dokumen tentang identitas

pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan lain kepada pasien pada sarana

pelayanan kesehatan

2.         Tujuan Rekam Medis

Tujuan rekam medis adalah ‘”ALFRED” yang berarti mempunyai nilai untuk

kepentingan administrasi, hukum (legal), finansial, riset, edukasi, dan dokumentasi

B.     Tinjaun Tentang Pengolahan BRM (assembling, analisis, koding, indeks & fiiling)

1.      Assembling

Adalah menyusun dan merapikan kembali urutan sususnan formulir berkas rekam

medis rawat jalan, rawat inap, dan rawat darurat sesuai dengan urutan yang telah

ditentukan

Tujuan assembling adalah untuk tertatanya urutan formulir rekam medis menjadi

berurut sesuai urutannya.

Adapun kegiatan di bagian assembling adalahsebagai berikut :

a.       Menerima BRM setiap hari

b.      Menerima sensus harian setiap hari

c.       Mencocokkan jumlah BRM dengan jumlah dengan jumlah pasien yang tercatat pada

sensus harian masing-masing

d.      Menanda tangani buku ekspedisi sebagai bukti serah terima BRM

e.       Merakit dan menyusun/ menyusun kembali formulir RM sesuai urutan yang berlaku

f.       Mengeluarkan lembar formulir yang kosong (bila ada)

g.       Mencatat tanggal pelaksanaan assembling

h.      Mengalokasikan nomor RM agar tidak terjadi duplikasi.


i.        Mengendalikan penggunaan formulir RM, catatan dan laporan dengan menggunakan

buku pengendalian formulir RM

2.      Analisis

Analisis adalah review/ telaah pada berkas rekam medis secara lengkap dan benar

Tujuan analisis antara lain :

a.       Menentukan bila adanya kekurangan agar dapat dikoreksi dengan segera dan kekurangan

akan segera di perbaiki Menjamin efektifitas kegunaan isi BRM dikemudian hari

b.      Mengidentifikasi bagian yang tidak lengkap sehingga BRM dapat dipakai untuk

pelayanan pasien, melalui kasus hukum, memenuhi peraturan, analisa data dan statistik

akurat

c.       Mendukung kualitas informasi untuk pengelolahan mutu dan resiko

d.      Membantu memberikan kode penyakit dan tindakan yang lebih spesifik untuk penelitian

medis dan penelitian administratif

e.       Meningkatkan pencatatan rekam medis oleh pemberi layanan

f.       Meninggkatkan kembali pencatatan yang baik dan memperlihatkan pencatatan yang

kurang.

3.      Koding

Koding adalah pemberian penetapan kode dengan menggunakan huruf atau

angka atau kombinasi huruf dalam dalam angka yang mewakili komponen data. Kegiatan

dan tindakan serta diagnosa yang ada di dalam rekam medis harus diberi kode, dan

selanjutnya d indeks agar memudahkan pelayanan pada penyajian informasi untuk

menunjang fungsi perencanaan, manajemen, dan riset bidang kesehatan.


Kode klasifikasi penyakit oleh WHO (World Health Organization) bertujuan

untuk menyeragamkan nama dan golongan penyakit, cedera, gejala, dan faktor yang

mempengaruhi kesehatan. Sejak tahun 1993 WHO mengharuskan negara anggotanya

termaksuk indonesia menggunakan ICD-10 (Internasional Statitical Clasification

Diseasses and Health Problem 10 revisien). ICD-10 menggunakan kode kombinasi yaitu

abjat dan angka (Alpha Numerik)

4.      Indeks

Indeks adalah proses penataan sandi (kode) berdasarkan satu cara yang akan

memudahkan proses retrival statistik maupun riset. Dan berfungsi sebagai sarana

kompilasi kumpulan gabungan data yang bersumber pada kumpulan rekam medis

Indeks terdiri dari indeks pasien penyakit, tindakan/operasi, pasien, dokter dan kematian

5.      Fiiling

Adalah penataan berkas rekam medis dalam suatu ruang yang khusus agar

rujukan dan retrieval ( penganbilan kembali BRM) menjadi mudah, cepat dan tepat.

Adapun tujuan filing yaitu :

a.       Menyediakan BRM yang lengkap saat d butuhkan

b.      Menghindari pemborosan waktu dan tenaga

c.       Memanfaatkan sarana/tempat yang ada

d.      Mengamankan/melindungi bRM

e.       Melindungi informasi (kerahasiaan isi BRM)


BAB III

KERANGKA KONSEP

Kerangka Pikir

Rekam medis merupakan sumber informasi kesehatan dan salah satu

pendukung dalam upaya peningkatan derajat kesehatan masyarakat ditatanan pelayanan

kesehatan. Untuk menghasilkan informasi yang lengkap, tepat, akurat dan dapat

dipertanggung jawabkan dalam berkas rekam medis, diperlukan tahap penggolahan

berkas rekam medis yaitu bagian perakitan (assembling), penganalisa (analisis),

pengkodean (Coding), pengindeksan (indexing) dan penyimpanan (filing). Dalam

pelaksanaan berkas rekam medis perlu di dukung oleh ketepatan dalam pengembalian

BRM dari ruang perawatan serta pengetahuan petugas dan keterampilan dalam

pengolahan berkas rekam medis. Sehingga pengelolahan berkas rekam medis dapat

dilaksanakan sebagaimana mestinya, tidak terjadi keterlambatan dan maksimall dalam

pemberian pelayanan.
A.     Kerangka Konsep

Pengetahuan petugas dalam Pengelolahan berkas rekam medis :


     Perakitan (assembling)

     Analisa ( analisis)

     Koding (coding)

     Indeks (indexing)

     Penyimpanan ( filing)

Pengembalian BRM dari ruang perawatan


Berkas rekam medis rawat inap
Pengolahan BRM rawat inap
 

B.     Definisi Oprasional

Pengetahuan petugas tentang pengelolahan berkas rekam medis adalah segala

sesuatu yang diketahui oleh petugas dalam penyelenggaraan rekam medis khususnya

pengelolahan BRM pasien antara lain : perakitan (assembling), analisa ( anlisis), koding

(coding), indeks (indexing), penyimpanan (filing)

1.      Pengetahuan petugas rekam medis tentang perakitan (assembling) adalah petugas dapar

menyususn BRM sesuai dengan urutan standar yang telah ditentukan.

Kriteria Objektif :

Baik : Apabila dapat menyusun BRM sesuai urutan


Kurang baik : Apabila tidak dapat menyusun BRM sesuai urutan

2.      Pengetahuan rekam medis tentang analisa (analisis) adalah petugas dapat menganalisa

tentang kelengkapan dan keakuratan sebuah berkas.

Kriteria Objektif :

Baik : Apabila dapat mengetahui cara menganilasa BRM

Kurang baik : Apabila tidak mengetahui cara menganalisa BRM

3.      Pengetahuan petugas rekam medis tentang koding (coding) adalah petugas dapat

memberikan kode dengan benar sesuai diagnosa

Kriteria Objektif :

Baik : Apabila mengetahui cara mengkoding

Kurang baiK : Apabila tidak mengetahui cara mengkoding

4.      Pengetahuan petugas rekam medis tentang indeks (indexing) yaitu petugas dapat

membuat jenis indeks seperti indeks pasien, diagnosa,operasi/tindakan, dokter, dan

indeks kematian.

Kriteria Objektif :

Baik : Apabila mengetahui cara mengindeks

Kurang baik : Apabila tidak mengetahui cara mengindeks

5.      Pengetahuan petugas rekam medis tentang penyimpanan adalah petugas yang

mengetahui cara penyimpanan,pengambilan, dan pengembalian berkas rekam medis .

Kriteria Objektif :

Baik : Apabila mengetahui cara penyimpanan dan pengembalian BRM


Kurang baik : Apabila tidak mengetahui cara menyimpan dan mengembalian BRM

6.      Pengetahuan petugas rekam medis tentang penyimpanan adalah petugas yang

mengetahui cara penyimpanan,pengambilan, dan pengembalian berkas rekam medis .

Kriteria Objektif :

Baik : Apabila mengetahui cara penyimpanan dan pengembalian BRM

Kurang baik : Apabila tidak mengetahui cara menyimpan dan mengembalian BRM

BABA IV

METODOLOGI PENELITIAN

A.     Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang di gunakan dalam proposal penelitian ini adalah secara survei

deskriptif yaitu dengan mendapatkan gambaran mengenai faktor-faktor yang

mempengaruhi keterlambatan pengolahan berkas rekam medis rawat inap.

B.     Populasi dan Sampel

1.      Populasi

Yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah semua berkas rekam medis pasien

rawat inap di rumah sakit “Y” sebanyak 30 berkas rekam medis dan tenaga medis yang

mengolah berkas rekam medis rawat inap sebanyak 10 orang .

2.      Sampel

Berkas rekam medis pasien rawat inap di rumah sakit ”Y” sebanyak 10 berkas rekam

medis dan tenaga medis yang mengelolah berkas rekam medis rawat inap sebanyak 3

orang.

C.     Sumber Data


Sumber data yang diambil oleh penelitian dalam penyusunan proposal ini adalah data

primer yang berasal dari rumah sakit “Y” dengan observasi terhadap berkas rekam medis

rawat inap interna dan wawancara dengan petugas rekam medis yang ada diruang

pengelolahan data rekam medis

D.     Pengelolahan Data

Data yang diperoleh akan dikumpulkan dan kemudian diolah secara komputerisasi

E.     Bentuk Penyajian Data

Penyajian data yang digunakan dalam penilitian ini dilakukan dalam bentuk tabel disertai

dengan penjelasan.

DAFTAR PUSTAKA

Gemala Hatta, 2008, Pedoman Manajemen Informasi Kesehatan di Sarana Pelayanan Kesehatan

Lili Wijaya, SKM, Pengantar Manajemen Rekam Medis da Informasi kesehatan, Jakarta, 2001

Pedoman Pengelolahan Rekam Medis Rumah Sakit Indonesia, Dapartemen Kesehatan RI, Jakarta, 1997

Pedoman Sistem Pencatatan Rumah Sakit ( Rekam Medis/ Medical Record), Dapartemen Kesehatan RI,

jakarta, 1994

Prosedur Tetap Pelayana Rekam Medis Rumah Sakit Persahabatan, Depertemen Kesehatan RI, Jakarta,

2002
Sis Wuryanto, Amd. PK SKM, dan Hozisah, Amd. PK, Sistem Penomoran, Penyimpanan, Pengembalian

Kembali Dan Penyusutan Rekam Medis, Pelatihan Dasar Manajemen Rekam Medis dan

Informasi Kesehatan Jakarta, 2001

Siswati, 2000, Penatalaksanaan Rekam Medis Menyongsong Indonesia Sehat 2010.

Suriah Tjegge, 2000, Kelengkapan Rekam Medis dan Informasi Kesehatan di Setiap Unit Pelayanan

Kesehatan

Anda mungkin juga menyukai