Anda di halaman 1dari 5

(1) Pemeriksaan Vital Sign

(a). Tekadan darah : Pada kasus ibu nifas dengan ASI tidak

lancar tekanan darah normal, sistolik antara 110

sampai 140 mmHg dan diastolik antara 70 sampai 90

mmHg (Astuti, 2012).

(b). Suhu : Pada kasus ibu nifas dengan ASI tidak lancar

dalam keadaan normal suhu badan berkisar 36,5o-

37,50C (Astuti, 2012).

(c). Nadi: Pada kasus ibu nifas dengan ASI tidak lancar

nadi berkisar antara 60-80x/ menit (Ambarwati dan

Wulandari, 2009).

(d). Respirasi: Pada kasus ibu nifas dengan ASI tidak

lancar frekuensi pernapasan yang normal berkisar

antara 20- 30 x/ menit (Astutik, 2014).


(e). Dada dan Mamae : Pada kasus ibu nifas dengan ASI

tidak lancar biasanya kesan umum tampak kencang

dan teraba keras, puting susu menonjol, aerola

kehitaman, kolostrum dan ASI belum keluar

(Handayani, 2014).

2) Masalah

Masalah merupakan permasalahan yang muncul berdasarkan

pernyataan pasien (Ambarwati dan Wulandari,2009). Masalah pada

kasus ini ibu bingung/ cemas karena ASI-nya tidak keluar

(Sulistyawati, 2009).

3) Kebutuhan

Merupakan hal yang dibutuhkan klien dan belum

teridentifikasi dalam diagnosa dan masalah (Sulistyawati, 2009).

Kebutuhan pada kasus ini adalah memberikan dukungan psikis

pada ibu agar ASI nya lancar (Sulistyawati, 2009).

b. Langkah ketiga: Diagnosa potensial

Mengidentifikasi diagnosa atau masalah potensial yang mungkin

terjadi. Pada langkah ini diidentifikasikan masalah atau diagnosa

potensial berdasarkan rangkaian masalah dan diagnosa potensial

berdasarkan rangkaian masalah dan diagnosa, hal ini membutuhkan

antisipasi, pencegahan, bila memungkinkan menunggu mengamati dan

bersiap-siap apabila hal tersebut benar- benar terjadi (Ambarwati dan


Wulandari, 2009). Diagnosa potensial pada ibu nifas dengan ASI tidak

lancar adalah bendungan ASI (Prawiroharjo, 2010).

4) Langkah keempat: Antisipasi tindakan segera

Langkah ini memerlukan kesinambungan dari manajemen

kebidanan. Identifikasi dan menetapkan perlunya tindakan segera oleh

bidan atau dokter dan tau untuk dikonsulkan atau ditangani bersama

dengan anggota tim kesehatan lain sesuai dengan kondisi pasien

(Ambarwati dan Wulandari, 2009). Antisipasi tindakan segera pada ibu

nifas dengan ASI tidak lancar adalah segera menyusui bayinya sesering

mungkin (Marmi, 2014).

5) Langkah kelima: Perencanaan

Merupakan rencana asuhan yang menyeluruh tidak hanya meliputi

apa yang sudah dilihat dari kondisi pasien atau dari setiap masalah yang

berkaitan, tetapi juga berkaitan dengan kerangka pedoman antisipasi

pada wanita yaitu apa yang akan terjadi berikutnya

(Ambarwati dan Wulandari, 2009). Penatalaksanaan ASI tidak lancar

meliputi:

a) Lakukan pemeriksaan keadaan umum, kesadaran, tanda-tanda vital

(tekanan darah, suhu, nadi, dan pernapasan), payudara

(pembesaran, puting susu menonjol atau tidak, ASI/ kolostrum

sudah keluar, pembengkakan, radang, benjolan abnormal), dan


pengeluaran lochea.

b) Beritahu ibu hasil pemeriksaan.

c) Beritahu ibu komplikasi masa nifas.

d) Anjurkan ibu untuk istirahat cukup.

e) Berikan informasi pada ibu dan keluarga tentang ASI eksklusif dan

manfaatnya.

f) Anjurkan ibu untuk menyusui bayinya sesering mungkin, tanpa

dijadwal.

g) Berikan pijat oksitosin setiap 2-3 kali sehari.

h) Observasi tanda-tanda keberhasilan pijat oksitosin.

i) Observasi cara menyusui ibu dan mengajarkan cara menyusui yang

benar.

j) Lakukan kolaborasi dengan keluarga untuk memotivasi klien dalam

pemberian ASI pada bayi.

k) Beritahu konseling tentang gizi ibu nifas, yaitu makanan yang tinggi

protein, kalori, karbohidrat, dan mineral.

l) Beri terapi obat

a. Amoxycillin 500 mg 3x1

b. Tablet Fe 60 mg 1x1

c. Vitamin A 200.000 IU 1x1

Anda mungkin juga menyukai