DISUSUN OLEH:
Dance Novita Br. Butar- Butar, S.Pd.
2022
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
A. Kompetensi Inti
Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, santun, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), bertanggung
jawab, responsif, dan pro-aktif dalam berinteraksi secara efektif sesuai dengan perkembangan anak di lingkungan, keluarga,
sekolah, masyarakat dan lingkungan alam sekitar, bangsa, negara, kawasan regional, dan kawasan internasional
KI 3: Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan
rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan,
kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural
pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah
KI4: Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang
dipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan metode sesuai kaidah
keilmuan
4.5 Menyeleksi ragam informasi sebagai bahan 4.5.1Menemukan pendapat, alternatif solusi, dan simpulan,
teks editorial baik secara lisan maupun tulis informasi-informasi penting, dan ragam informasi sebagai
bahan teks editorial
C. Tujuan Pembelajaran
Melalui kegiatan pembelajaran dengan pendekatan saintifik dengan model pedagoge genre, saintifik, dan CLIL peserta didik
dapat mengidentifikasi isi, pendapat, ragam informasi, menyimpulkan informasi dalam teks editorial, dan mempresentasikan,
menanggapi, dan merevisi informasi berupa pendapat, alternatif solusi, dan simpulan, informasi-informasi penting, dan ragam
informasi sebagai bahan teks editorial.
D. Materi Pembelajaran
pendapat
ragam informasi
simpulan
E. Metode Pembelajaran
F. Media Pembelajaran
Media :
Lembar penilaian
LCD Proyektor
Alat/Bahan :
G. Sumber Belajar
Suherli, dkk. 2018. Buku Siswa Bahasa Indonesia Kelas XII Revisi Tahun 2018. Jakarta: Pusat Kurikulum dan Perbukuan,
Balitbang, Kemendikbud.
Suherli, dkk. Buku Guru Bahasa Indonesia Kelas XII Revisi Tahun 2018. Jakarta: Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang,
Kemendikbud.
Kosasih, E. 2014. Jenis-Jenis Teks dalam Mata Pelajaran Bahasa Indoneisa SMA/MA/SMK. Bandung: Yrama Widya
H. Langkah-Langkah Pembelajaran
Guru :
15
Orientasi
menit
1.Melakukan pembukaan dengan salam pembuka, memanjatkan syukur kepada
Tuhan YME dan berdoa untuk memulai pembelajaran
Motivasi
Pemberian Acuan
1. Memberitahukan materi pelajaran yang akan dibahas pada pertemuan saat itu.
Kegiatan Inti
Mengamati
3. Membaca.
4. Menulis
5. Mendengar
6. Menyimak
untuk
melatih rasa syukur, kesungguhan dan kedisiplinan,
ketelitian, mencari informasi.
4. Aktivitas
1. Mendiskusikan
2. Mengumpulkan informasi
3. Mempresentasikan ulang
Critical
thinking
Communicative
1 . Pertemuan Pertama (2 x 45 Menit) Nilai Karakter Alokasi
Creativity
HOTS
Kegiatan Penutup
Peserta didik : 15
menit
Membuat resume dengan bimbingan guru tentang point-point penting yang muncul
dalam kegiatan pembelajaran tentang materi Isi dan ragam informasi teks
editorial yang baru dilakukan.
Creativity
Mengagendakan pekerjaan rumah untuk materi pelajaran Isi dan ragam informasi
teks editorial yang baru diselesaikan.
Guru :
Memberikan penghargaan untuk materi pelajaran Isi dan ragam informasi teks
editorial kepada kelompok yang memiliki kinerja dan kerjasama yang baik.
2 . Pertemuan 2 (4 x 45 Menit)
Kegiatan Pendahuluan
Guru :
15 menit
Orientasi
Motivasi
4. Mengajukan pertanyaan
Pemberian Acuan
Kegiatan Inti
Mengamati
3. Membaca.
4. Menulis
5. Mendengar
6. Menyimak
untuk
melatih rasa syukur, kesungguhan dan kedisiplinan,
ketelitian, mencari informasi.
3. Aktivitas
Literasi
1. Mendiskusikan
2. Mengumpulkan informasi
3. Mempresentasikan ulang
Critical thinking
Communicative
2 . Pertemuan 2 (4 x 45 Menit)
Creativity
HOTS
Kegiatan Penutup
Guru :
a. Sikap
- Penilaian Observasi
Penilaian observasi berdasarkan pengamatan sikap dan perilaku peserta didik sehari-hari, baik terkait dalam proses pembelajaran
maupun secara umum. Pengamatan langsung dilakukan oleh guru. Berikut contoh instrumen penilaian sikap
Keterangan :
• BS : Bekerja Sama
• JJ : Jujur
• TJ : Tanggun Jawab
• DS : Disiplin
Catatan :
75 = Baik
50 = Cukup
25 = Kurang
2. Skor maksimal = jumlah sikap yang dinilai dikalikan jumlah kriteria = 100 x 4 = 400
3. Skor sikap = jumlah skor dibagi jumlah sikap yang dinilai = 275 : 4 = 68,75
5. Format di atas dapat diubah sesuai dengan aspek perilaku yang ingin dinilai
- Penilaian Diri
Seiring dengan bergesernya pusat pembelajaran dari guru kepada peserta didik, maka peserta didik diberikan kesempatan untuk
menilai kemampuan dirinya sendiri. Namun agar penilaian tetap bersifat objektif, maka guru hendaknya menjelaskan terlebih
dahulu tujuan dari penilaian diri ini, menentukan kompetensi yang akan dinilai, kemudian menentukan kriteria penilaian yang
akan digunakan, dan merumuskan format penilaiannya Jadi, singkatnya format penilaiannya disiapkan oleh guru terlebih
dahulu. Berikut Contoh format penilaian :
4 ... 100
Catatan :
3. Skor sikap = (jumlah skor dibagi skor maksimal dikali 100) = (250 : 400) x 100 = 62,50
Penilaian ini dilakukan dengan meminta peserta didik untuk menilai temannya sendiri. Sama halnya dengan penilaian hendaknya
guru telah menjelaskan maksud dan tujuan penilaian, membuat kriteria penilaian, dan juga menentukan format penilaiannya.
Berikut Contoh format penilaian teman sebaya :
Pengamat : ...
5 ... 50
Catatan :
1. Skor penilaian Ya = 100 dan Tidak = 50 untuk pernyataan yang positif, sedangkan untuk pernyataan yang negatif, Ya = 50 dan
Tidak = 100
3. Skor sikap = (jumlah skor dibagi skor maksimal dikali 100) = (450 : 500) x 100 = 90,00
b. Pengetahuan
- Tertulis Uraian dan atau Pilihan Ganda (Lihat lampiran)
Skala
Jumlah Skor Kode
No Aspek yang Dinilai
25 50 75 100 Skor Sikap Nilai
1 Intonasi
2 Pelafalan
3 Kelancaran
4 Ekspresi
5 Penampilan
6 Gestur
Tugas Rumah
a. Peserta didik menjawab pertanyaan yang terdapat pada buku peserta didik
b. Peserta didik memnta tanda tangan orangtua sebagai bukti bahwa mereka telah mengerjakan tugas rumah dengan baik
c. Peserta didik mengumpulkan jawaban dari tugas rumah yang telah dikerjakan untuk mendapatkan penilaian.
c. Keterampilan
Contoh instrumen penilaian unjuk kerja dapat dilihat pada instrumen penilaian ujian keterampilan berbicara sebagai berikut:
Instrumen Penilaian
4 Pelafalan
Kriteria penilaian (skor)
75 = Baik
50 = Kurang Baik
25 = Tidak Baik
Cara mencari nilai (N) = Jumalah skor yang diperoleh siswa dibagi jumlah skor maksimal dikali skor ideal (100)
Keterangan :
75 = Baik
50 = Kurang Baik
25 = Tidak Baik
- Penilaian Portofolio
Kumpulan semua tugas yang sudah dikerjakan peserta didik, seperti catatan, PR, dll
Instrumen Penilain
3
No Aspek yang Dinilai 100 75 50 25
a. Pertemuan Pertama
b. Pertemuan Kedua
c. Pertemuan Ketiga
a. Remedial
Bagi peserta didik yang belum memenuhi kriteria ketuntasan minimal (KKM), maka guru bisa memberikan soal tambahan
misalnya sebagai berikut :
2) Jelaskan tentang Kedudukan dan Fungsi Kementerian Negara Republik Indonesia dan Lembaga Pemerintah Non Kementerian!
Sekolah : ……………………………………………..
Kelas/Semester : ……………………………………………..
KKM : ……………………………………………..
1
Nama Indikator yang Bentuk
Peserta Nilai Belum Tindakan Nilai Setelah
No Keterangan
Didik Ulangan Dikuasai Remedial Remedial
dst
b. Pengayaan
Guru memberikan nasihat agar tetap rendah hati, karena telah mencapai KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal). Guru memberikan
soal pengayaan sebagai berikut :
1) Membaca buku-buku tentang Nilai-nilai Pancasila dalam kerangka praktik penyelenggaraan pemerintahan Negara yang relevan.
2) Mencari informasi secara online tentang Nilai-nilai Pancasila dalam kerangka praktik penyelenggaraan pemerintahan Negara
3) Membaca surat kabar, majalah, serta berita online tentang Nilai-nilai Pancasila dalam kerangka praktik penyelenggaraan
pemerintahan Negara
4) Mengamati langsung tentang Nilai-nilai Pancasila dalam kerangka praktik penyelenggaraan pemerintahan Negara yang ada di
lingkungan sekitar.
Mengetahui
....................................................................................................................................................................
................................................................................................................................................ ....................
BAHAN AJAR
MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA KELAS
XII TAHUN PELAJARAN 20221/2023
DISUSUN OLEH:
Dance Novita Br. Butar- Butar, S.Pd.
2022
2. Modul ini memuat materi struktur teks editorial, unsur kebahsaan teks editorial, dan topik
teks editorial.
Kompetensi Dasar
4.42. Merancang teks editorial dengan memerhatikan struktur dan kebahasaan baik secara lisan
maupun tulis.
Tujuan Pembelajaran
Mdmideenilkayluudsiaupknaetgemikasetanengdipdtoermniatbilf,eidklaajsnairmasntermudkeptnruegrsa,enn
utnpasesuinkrdaeknkenabytahn. assaaai nt,iftiokpidke,ndgan
mkeoradnelgkdaisckoarvaenrygalneatrenkisngedpiteosreiratla,
Peta Konsep
Pernyataan
Argumentasi
Struktur Teks Editorial Penegasan ulang
EDITORIAL
Supaya kalian lebih paham tentang bagian struktur teks editorial, berikut ada contoh
teksnya. Contoh teks editorialnya berjudul “Perlukah Ujian Nasional Online Diadakan ?”
Pernyataan pendapat/tesis :
Di bawah ini merupakan sudut pandang penulis terhadap isu/masalahnya. Isu yang diangkat
yaitu pelaksanaan ujian nasional daring. Kemudian ditambahkan beberapa kalimat yang
menegaskan sudut pandang penulis.
Beberapa bulan lagi ujian nasional akan dilaksanakan di tingkat SD hingga SMA.
Argumentasi :
Kemendikbud menambahkan aturan baru yaitu pelaksanaan ujian nasional secara online di
beberapa sekolah. Dilihat dari keadaan dan situasi lapangan saat ini, rencana ini belum
Di bawah
tepat dan ini merupakan
perlu argumenkembali
dipertimbangkan yang berisi
karenapernyataan umum
permasalahan yang infrastruktur
seperti menguatkan yang
pernyataan pendapat/tesis.
belum merata dan kurangnya pengetahuan dari tenaga ahli di beberapa sekolah.
Padahal hal ini sangatlah baik. Jika pelaksanaan ujian nasional online tetap dilaksanakan,
maka beberapa sekolah akan kesulitan karena tidak adanya infrastruktur yang memadai
seperti komputer, akses internet, dan listrik. Coba bayangkan ketika ada sebuah sekolah
yang mempunyai 250 siswa yang akan mengikuti ujian nasional, maka berapa jumlah
komputer yang dibutuhkan oleh pihak sekolah untuk melaksanaan ujian nasional ini?
Tentunya membutuhkan komputer yang banyak. Apabila tetap dipaksakan, maka salah satu
caranya yaitu dengan menggunakan komputer secara bergiliran. Tetapi hal ini rentan akan
timbulnya kecurangan dalam ujian nasional. Selain itu kurangnya tenaga ahli di beberapa
sekolah juga menjadi masalah, karena pasti beberapa sekolah akan bingung dalam
pelaksanaan karena tidak mengerti bagaimana melaksanakannya.
Penegasan Ulang Pendapat (Reiteration)
Di bawah ini merupakan penegasan ulang pendapat yang sudah dibicarakan diawal. Terutama
dalam hal infrastruktur.
Sudah semestinya jika pemerintah ingin melaksanakan ujian nasional secara online,
pemerintah harus menjamin ketersediaan infrastruktur yang mendukung serta tidak terburu-
buru dalam melaksanakannya. Pemerintah juga harus melakukan sosialisasi langsung ke
sekolah-sekolah yang jauh sebelum ujian nasional agar tidak menimbulkan masalah seperti
yang telah diuraikan di atas.
Menggunak
Penggunaa an Kata-
n Kalimat Kata
Retoris Populer
Unsur
Kebahasaan Teks
Editorial
Menggunak Menggunak
an an Kata
Konjugasi Ganti
Kausalitas Penunjuk
Contoh Teks Editorial
Contoh 1 :
Lebaran di Indonesia selalu diwarnai dengan kemacetan di berbagai wilayah khususnya pulau
Jawa dan Sumatra. Meski pemerintah telah menyediakan berbagai jenis alat transportasi
tambahan, akan tetapi banyak pemudik yang memilih menggunakan kendaraan pribadi
karena dengan begitu mereka bisa bersilaturahmi ke kerabatnya dengan mudah tanpa harus
memikirkan kendaraan lagi. Namun, resiko macet yang dihadapi juga tidak bisa disepelekan.
Tak hanya itu, kecelakaan di jalan juga menjadi resiko yang mengerikan.
Lebaran semestinya menjadi momen yang membahagiakan karena umat muslim tak hanya
dapat berkumpul dan bersilaturahmi dengan keluarganya, namun juga sebagai media untuk
mempererat tali kasih sayang dan persaudaraan. Sayangnya lebaran juga seringkali diliputi
dengan suasana duka dengan kasus meninggal karena kecelakaan di jalan.
Angka kematian karena kecelakaan pada tahun 2017 bisa dibilang menurun berdasarkan data
yang dihimpu oleh Polri dari angka 1.261 jiwa (tahun 2016) menjadi 743 jiwa (tahun 2017).
Bisa dibilang ini menjadi salah satu prestasi dari upaya pemerintah dan Polri untuk menekan
angka kematian akibat kecelakaan sata mudik.
Tetapi jika disikapi kembali, apakah setiap tahun harus selalu ada korban? Bagaimanapun
juga angka 743 jiwa yang meninggal bukanlah hal yang sepele. Lantas apa upaya yang harus
dilakukan oleh pemerintah untuk semakin meminimalisir angka kematian akibat kecelakaan
di jalan raya?
Jika ditinjau kembali, banyak masyarakat yang memilih menggunakan kendaraan pribadi
untuk mudik. Tentu selain karena mereka ingin bisa bepergian ke rumah kerabatnya tanpa
harus bingung dengan kendaraan, sarana transportasi yang disediakan oleh pemerintah tetap
tidak memadai.
Kita bisa melihat penumpang yang berjubel di setiap kendaraan umum dan tentunya
bepergian dengan kondisi semacam itu sangatlah tidak nyaman dan sama-sama beresiko. Apa
boleh buat, masyarakat tak punya pilihan
Mudik saat lebaran bisa jadi adalah kewajiban dan kebutuhan yang harus dilakukan oleh
sebagian besar warga muslim (dan bahkan yang non muslim). Sebetulnya budaya mudik ini
merupakan budaya turun temurun yang telah ada bahkan pada masa kolonial belanda.
Namun demikian, di masa lalu lebaran tidak identik dengan kemacetan karena selain
masyarakat lebih memilih menggunakan kendaraan umum, kendaraan pribadi memang tak
banyak dimiliki oleh masyarakat karena harganya mahal dan cara membelinyapun susah.
Lalu bagaimana dengan mudik pada tahun-tahun berikutnya ketika jumlah masyarakat dan
jumlah kendaraan sudah semakin bertambah? Akankah jalan raya bisa muat untuk dilalui
semua jumlah kendaraan yang ada? Rekayasa lalu lintas, pembagian arus, dan penambahan
armada harus ditingkatkan oleh pemerintah guna menekan jumlah angkan kematian
akibat kecelakaan pada saat arus mudik lebaran.
Sangat disayangkan apabila lebaran diwarnai dengan duka akibat kematian karena
kecelakaan saat mudik. Masyarakatpun harus menyadari hal ini dan sudah semestinya untuk
ikut memikirkan solusi minimal untuk menyelamatkan diri mereka masing-masing saat
mudik dengan cara disiplin berkendara, mematuhi aturan dan melaksanakan himbauan
pemerintah dan Polri seperti misalnya beristirahat ketika sudah lelah.
Contoh 2:
Pada era perkembangan jaman sekarang ini kerap terjadi tindakan memalukan di dalam negara kita seperti ka
Menanggapi fenomena ini, seperti telah terjadi pola pendidikan yang tidak benar telah terjadi di negara ini. Po
mereka perbuat.
Dalam hati masyarakat bertanya, apakah mereka tidak pernah diajari pengetahuan bahwa memakan harta yan
Pengenalan isu
Penyampaian argumen/pendapat
Penegasan
2. Uraikan pendapat kalian mengapa paragraf-paragraf tersebut digolongkan ke dalam pengenalan isu,
4. Menurut kelompok kalian, apakah kedua teks editorial ini sudah bagus atau belum?
SELAMAT BELAJAR
REFERENSI
Suherli, dkk. Buku Guru Bahasa Indonesia Kelas XII Revisi Tahun 2018. Jakarta: Pusat
Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, Kemendikbud.
Suherli, dkk. 2018. Buku Siswa Bahasa Indonesia Kelas XII Revisi Tahun 2018. Jakarta:
Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, Kemendikbud.
DISUSUN OLEH:
Dance Novita Br. Butar- Butar, S.Pd.
2022
Teks Editorial
Bahasa Indonesia
DANCE NOVITA,S.Pd
. Tujuan Pembelajaran
peserta didik dapat mengidentifikasi isi, pendapat, ragam informasi, menyimpulkan informasi dalam teks editorial, dan mempresentasikan, menanggapi, dan merevis
Amati gambar berikut:
https://images.search.yahoo.com
KOMPETENSI DASAR
Teks editorial adalah artikel utama yang ditulis oleh redaktur koraninformasi
3.3 Mendeskripsikan yang merupakan pandangan
(pendapat, alternatif solusi danredaksi te
simpulan ter
4.3 Menyeleksiragam informasisebagai bahan teks editorialbaiksecaralisanm
fenomenal,kontrofersial
(menimbulkan perbedaan
pendapat).Tekseditorial
disebu t juga tajuk rencana.
Permasalahan yang dibahas dalam
teks editorial :
🞇aktual (sedang menjadi sorotan)
1, Peristiwaapa yang diberitakan gambar di atas? 2, Sebutkan fakta yang terdapat dalam gambar
tersebut! 🞇Fenomenal (luar
3, Berdasarkan peristiwa yang terjadi serta fakta yang terdata, ungkapkanlah isu aktual dari gambar tersebut dengan menggunakan kalimatmu!
biasa)
🞇kontrofersial
(menimbulkan perbedaan pendapat)
Fakta adalah hal, keadaan, peristiwa yang merupakan kenyataan atau sesuatu yang benar-benar terjadi,dapat disajikan dalam bentuk data-data terkait dengan peristiwa yang
Ciri-cirinya:
kebenarannya bersifat objektif menunjuk pada benda, orang, jumlah, peristiwa, atau waktu tertentu
apabila sedang atau sudah terjadi
LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK
MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA KELAS XII
TAHUN PELAJARAN 20221/2023
DISUSUN OLEH:
Dance Novita Br. Butar- Butar, S.Pd
2022
EDITORIAL
LKPD 1
Tujuan Pembelajaran :
Dengan mempelajari materi ini, peserta didik dapat menganalisis struktur teks editorial
dan unsur kebahasaan teks editorial.
teks editorial
4.5.1 Menentukan struktur dalam teks
4.5. Merancang teks editorial dengan editorial. P3
memerhatikan struktur dan 4.5.2 Menentukan unsur kebahasaan
kebahasaan baik secara lisan dalam teks editorial
maupun tulis 4.5.3 Menyusun teks editorial yang
sesuai topik, struktur, dan kebahasaan
4.5.6 Mempresentasikan, menanggapi,
dan merevisi topik, kerangka, stuktur,
unsur kebahasaan, dan teks editorial
yang telah disusun
Langkah-Langkah Kegiatan:
Lebaran di Indonesia selalu diwarnai dengan kemacetan di berbagai wilayah khususnya pulau
Jawa dan Sumatra. Meski pemerintah telah menyediakan berbagai jenis alat transportasi
tambahan, akan tetapi banyak pemudik yang memilih menggunakan kendaraan pribadi
karena dengan begitu mereka bisa bersilaturahmi ke kerabatnya dengan mudah tanpa harus
memikirkan kendaraan lagi. Namun, resiko macet yang dihadapi juga tidak bisa disepelekan.
Tak hanya itu, kecelakaan di jalan juga menjadi resiko yang mengerikan.
Lebaran semestinya menjadi momen yang membahagiakan karena umat muslim tak hanya
dapat berkumpul dan bersilaturahmi dengan keluarganya, namun juga sebagai media untuk
mempererat tali kasih sayang dan persaudaraan. Sayangnya lebaran juga seringkali diliputi
dengan suasana duka dengan kasus meninggal karena kecelakaan di jalan.
Angka kematian karena kecelakaan pada tahun 2017 bisa dibilang menurun berdasarkan data
yang dihimpu oleh Polri dari angka 1.261 jiwa (tahun 2016) menjadi 743 jiwa (tahun 2017).
Bisa dibilang ini menjadi salah satu prestasi dari upaya pemerintah dan Polri untuk menekan
angka kematian akibat kecelakaan sata mudik.
Tetapi jika disikapi kembali, apakah setiap tahun harus selalu ada korban? Bagaimanapun
juga angka 743 jiwa yang meninggal bukanlah hal yang sepele. Lantas apa upaya yang harus
dilakukan oleh pemerintah untuk semakin meminimalisir angka kematian akibat kecelakaan
di jalan raya?
Jika ditinjau kembali, banyak masyarakat yang memilih menggunakan kendaraan pribadi
untuk mudik. Tentu selain karena mereka ingin bisa bepergian ke rumah kerabatnya tanpa
harus bingung dengan kendaraan, sarana transportasi yang disediakan oleh pemerintah tetap
tidak memadai.
Kita bisa melihat penumpang yang berjubel di setiap kendaraan umum dan tentunya
bepergian dengan kondisi semacam itu sangatlah tidak nyaman dan sama-sama beresiko. Apa
boleh buat, masyarakat tak punya pilihan
Namun demikian, di masa lalu lebaran tidak identik dengan kemacetan karena selain
masyarakat lebih memilih menggunakan kendaraan umum, kendaraan pribadi memang tak
banyak dimiliki oleh masyarakat karena harganya mahal dan cara membelinyapun susah.
Lalu bagaimana dengan mudik pada tahun-tahun berikutnya ketika jumlah masyarakat
dan jumlah kendaraan sudah semakin bertambah? Akankah jalan raya bisa muat untuk
dilalui semua jumlah kendaraan yang ada? Rekayasa lalu lintas, pembagian arus, dan
penambahan armada harus ditingkatkan oleh pemerintah guna menekan jumlah angkan
kematian akibat kecelakaan pada saat arus mudik lebaran.
Sangat disayangkan apabila lebaran diwarnai dengan duka akibat kematian karena
kecelakaan saat mudik. Masyarakatpun harus menyadari hal ini dan sudah semestinya untuk
ikut memikirkan solusi minimal untuk menyelamatkan diri mereka masing-masing saat
mudik dengan cara disiplin berkendara, mematuhi aturan dan melaksanakan himbauan
pemerintah dan Polri seperti misalnya beristirahat ketika sudah lela
Contoh 2:
Pada era perkembangan jaman sekarang ini kerap terjadi tindakan memalukan di dalam
negara kita seperti kasus korupsi, suap, mafia pajak, dan sebagainya. Namun tidak disangka
sangka ternyata pelaku kasus kejahatan tersebut tidak lain dan tidak bukan adalah orang-
orang pintar yang notabenenya memiliki ijazah dan gelar sarjana hingga seorang doktor.
Menanggapi fenomena ini, seperti telah terjadi pola pendidikan yang tidak benar telah terjadi
di negara ini. Pola pendidikan yang saat ini tengah diterapkan di negara ini hanya mengacu
pada ilmu duniawi semata sehingga hanya menghasilkan orang pintar semata, namun tidak
menghasilkan orang dengan budi pekerti yang baik.
Banyak sekali orang-orang pintar nan terhormat yang tertangkap basah tengah melakukan
tindakan suap bahkan korupsi. Meskipun mereka memiliki tingkat pendidikan yang tinggi
dan mengaku sebagai manusia yang beradab dan beragama namun memiliki tindakan yang
memalukan dan bersifat merugikan.
Umumnya ketika seseorang terlibat kasus kejahatan, mereka tidak akan pernah sendirian.
Namun mereka tertangkap tangan melakukan kejahatan secara bersama. Mirisnya lagi, ketika
telah tertangkap tangan melakukan kejahatan mereka masih bisa menebar senyum lebar di
muka masyarakat seolah tidak terjadi apa-apa dan tidak merasakan malu atas apa yang telah
mereka
perbuat.
Dalam hati masyarakat bertanya, apakah mereka tidak pernah diajari pengetahuan bahwa
memakan harta yang bukan merupakan haknya adalah perbuatan dosa yang hukum dalam
agama adalah haram. Mungkin mereka memang telah hilang akal sehatnya dan putus urat
malunya. Maka dari itu, sistem pendidikan di negara ini harus segera diperbaiki agar tidak
1. Bacalah teks editorial di atas, kemudian analisislah teks tersebut dalam tabel berikut !
Pengenalan isu
Penyampaian argumen/pendapat
Penegasan
4. Menurut kelompok kalian, apakah kedua teks editorial ini sudah bagus atau belum?
5. Presentasikanlah hasil kerja kelompok kalian di depan kelas, kemudian mintalah tanggapan
a. Sikap
- Penilaian Observasi
Penilaian observasi berdasarkan pengamatan sikap dan perilaku peserta didik sehari-hari,
baik terkait dalam proses pembelajaran maupun secara umum. Pengamatan langsung
dilakukan oleh guru. Berikut contoh instrumen penilaian sikap
Zuhri
1 75 75 50 75 275 68,75 C
Indonesia
Keterangan :
• BS : Bekerja Sama
• JJ : Jujur
• TJ : Tanggung Jawab
• DS : Disiplin
Catatan :
75 = Baik
50 = Cukup
25 = Kurang
2. Skor maksimal = jumlah sikap yang dinilai dikalikan jumlah kriteria = 100 x 4 = 400
3. Skor sikap = jumlah skor dibagi jumlah sikap yang dinilai = 275 : 4 = 68,75
- Penilaian Diri
Seiring dengan bergesernya pusat pembelajaran dari guru kepada peserta didik, maka peserta
didik diberikan kesempatan untuk menilai kemampuan dirinya sendiri. Namun agar penilaian
tetap bersifat objektif, maka guru hendaknya menjelaskan terlebih dahulu tujuan dari
penilaian diri ini, menentukan kompetensi yang akan dinilai, kemudian menentukan kriteria
penilaian yang akan digunakan, dan merumuskan format penilaiannya Jadi, singkatnya
format penilaiannya disiapkan oleh guru terlebih dahulu. Berikut Contoh format penilaian :
4 ... 100
Catatan :
3. Skor sikap = (jumlah skor dibagi skor maksimal dikali 100) = (250 : 400) x 100 = 62,50
5. Format di atas dapat juga digunakan untuk menilai kompetensi pengetahuan dan
keterampilan
- Penilaian Teman Sebaya
Penilaian ini dilakukan dengan meminta peserta didik untuk menilai temannya sendiri. Sama
halnya dengan penilaian hendaknya guru telah menjelaskan maksud dan tujuan penilaian,
membuat kriteria penilaian, dan juga menentukan format penilaiannya. Berikut Contoh
format penilaian teman sebaya :
Pengamat : ...
Mau pendapat
1 100
menerima
teman.
5 ... 50
Catatan :
1. Skor penilaian Ya = 100 dan Tidak = 50 untuk pernyataan yang positif, sedangkan untuk
pernyataan yang negatif, Ya = 50 dan Tidak = 100
3. Skor sikap = (jumlah skor dibagi skor maksimal dikali 100) = (450 : 500) x 100 = 90,00
b. Pengetahuan
- Tertulis Uraian
Skala
Jumlah Skor Kode
No Aspek yang Dinilai
25 50 75 100 Skor Sikap Nilai
1 Intonasi
2 Pelafalan
3 Kelancaran
4 Ekspresi
5 Penampilan
6 Gestur
c. Keterampilan
Contoh instrumen penilaian unjuk kerja dapat dilihat pada instrumen penilaian ujian
keterampilan berbicara sebagai berikut:
Instrumen Penilaian
4 Pelafalan
75 = Baik
50 = Kurang Baik
25 = Tidak Baik
Cara mencari nilai (N) = Jumalah skor yang diperoleh siswa dibagi jumlah skor maksimal
dikali skor ideal (100)
Keterangan :
75 = Baik
50 = Kurang Baik
25 = Tidak Baik
Instrumen Penilain
4
KISI-KISI, INSTRUMEN DAN RUBRIK
PENILAIAN
MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA KELAS XII
TAHUN PELAJARAN 20221/2023
DISUSUN OLEH:
Dance Novita Br. Butar- Butar, S.Pd.
2022
Komponen Kisi-kisi Instrumen Penilaian
2. Mata Pelajaran
3. Kelas/Semester
4. Tahun ajaran
5. Alokasi waktu
6. Teknik Penilaian
7. Bentuk soal
8. Jumlah soal
9. Penyusun
12. Materi
16. Soal
Format Kisi-kisi Soal Aspek Pengetahuan
Level
N Kompetensi Taxo Nomor Kunci
Kompetensi Inti Materi Indikator Soal Soal
o Dasar nomy Soal Jawaban
dan kejadian,
serta
menerapkan 3.5.1.3 Bacalah Simpulan
pengetahuan Peserta didik teks dari editorial
prosedural pada mampu C4 3 editorial ini adalah
bidang kajian menyimpulka berjudul pasca UN
yang spesifik n informasi Refleksi adalah
sesuai dengan dalam teks Hasil momentum
bakat dan editorial Ujian yang tepat
3
minatnya untuk Nasional untuk
.
memecahkan dengan membenahi
masalah saksama, mutu dan
kemudian pemerataan
tulislah pendidikan di
simpulan Indonesia.
dalam teks
tersebut!
d
s
dst.
t
.
Soal PG
Kelulusan ujian nasional (UN) jenjang SMA/MA/SMK di Merauke, Papua, mencapai 95%.
Hanya saja, hal itu dinilai bukan patokan kualitas kelulusan. Hal itu tidak usah dibanggakan,
ujar Kepala Dinas Pendidikan dan Pengajaran Merauke Vincentius Mekiuw di Merauke,
Sabtu (26/5). Menyimak pernyataan di atas menguatkan apa yang selama ini diwacanakan,
khususnya saat UN tiba, yaitu adanya kesenjangan taraf pendidikan di Tanah Air. Di wilayah
barat, pendidikan relatif maju. Lulusan UN bisa langsung bersaing secara setara di kancah
perguruan tinggi terkenal. Sebaliknya, siswa dari Merauke, jika ingin masuk PTN terkenal,
harus matrikulasi satu tahun kalau mau setaraf dengan lulusan setingkat dari Jawa.
1. .Berdasarkan paragraf diatas tema yang tepat adalah ...
a. Kemanusiaan
b. Pendidikan
c. Sosial
d. Kebudayaan
e. Permasalah ekonomi
2. Fakta dalam paragraf diatas ...
a. Di wilayah barat, pendidikan relatif maju.
b. Lulusan UN bisa langsung bersaing secara setara di kancah perguruan tinggi
terkenal.
c. Sebaliknya, siswa dari Merauke, jika ingin masuk PTN terkenal, harus
matrikulasi satu tahun kalau mau setaraf dengan lulusan setingkat dari Jawa.
d. Kelulusan ujian nasional (UN) jenjang SMA/MA/SMK di Merauke,
Papua, mencapai 95%.
e. Menyimak pernyataan di atas menguatkan apa yang selama ini diwacanakan,
khususnya saat UN tiba, yaitu adanya kesenjangan taraf pendidikan di Tanah
Air.
3. Kesimpulan yang tepat untuk teks editorial tersebut ...
a. Upaya menyamakan persaingan lulusan Indonesia timur dengan Jawa
b. Lulusa Indonesia timur sangat berprestasi
c. Banyak ajang yang berhasil dijuarai putra putri Jawa
d. Upaya pemerintah menjadikan lulusan asal Jawa lebih maju daripada
Indonesia timur
e. Menjadikan pola, bukan kasus
Benar dan struktur Benar dan struktur Jawaban dan struktur Tidak
jawaban sesuai jawaban tidak sesuai belum sesuai menjawab
KKM 75
B 81-90 Baik
C 75-80 Cukup
D <75 Kurang
Format Kisi-kisi Instrumen Aspek Keterampilan
Dimen
Kompetensi si
No Kompetensi Inti Materi Indikator Soal Ketera Soal
Dasar
mpilan
P3
Rubrik Penilaian Proyek
Rata-Rata Skor
Rubrik Penilaian
Orisinal 3
Cukup orisinal 2
Tidak orisinal 1