Inti kegiatan program lesson study mengikuti pola: PLAN - DO - SEE yang sinambung.
Program Lesson Study telah dibuktikan memberi banyak manfaat dalam pengembangan ilmu
pengetahuan. Program yang berasal dari Jepang ini, kini telah pula diserap dan diadopsi oleh
berbagai negara, termasuk Amerika Serikat. Strategi lesson study memiliki banyak keunggulan
dibanding dengan model inservice training guru lainnya (Hendayana, dkk., 2006: 36). Di Indonesia,
program ini telah pula dijadikan pilot projek sejak tahun 1998 di 3 IKIP (Bandung, Yogya, dan
Malang). Alasannya, seperti dikemukakan oleh Fasli Jalal: "Model lesson study sengaja diadopsi dan
dimodifikasi untuk dijadikan sekolah pelatihan guru yang terkait masalah pembelajaran sehari-hari
khususnya matematika dan IPA".
Pada awalnya, program lesson study ini digunakan dalam pembelajaran MIPA. Tetapi, sejalan
dengan pernyataan Fasli Jalal bahwa program lesson study itu sengaja diadopsi dan dimodifikasi,
maka di Bandung, sebagai salah satu contoh modifikasi tersebut adalah yang diselenggarakan di
SMAN 9 Bandung. Mereka melaksanakan program lesson study untuk mata pelajaran PPKN. Materi
pelajaran yang dipilih adalah tentang sistem politik, yang dikemas dalam bentuk drama rancangan
siswa secara berkelompok.
Manfaat yang bisa didapatkan dari program lesson study antara lain menyangkut peningkatan
pengetahuan guru/dosen tentang materi ajar dan pembelajarannya; peningkatan pengetahuan
guru/dosen tentang cara mengobservasi kegiatan belajar siswa; menguatnya hubungan kolegalitas
antarguru/dosen, guru-dosen, maupun dengan observer di luar guru dan dosen; menguatnya
hubungan antara pelaksanaan pembelajaran sehari-hari dengan tujuan pembelajaran jangka
panjang; meningkatnya motivasi guru/dosen untuk senantiasa berkembang; dan meningkatnya
kualitas rencana pembelajaran --termasuk komponen-komponennya seoerti bahan ajar, teaching
materials (hands on), dan stragegi pembelajaran (Hendayana, dkk. 2006: 39).
Hendayana dkk. mencatat beberapa masukan yang diberikan oleh observer pada saat pelaksanaan
refleksi pada akhir kegiatan lesson study. Catatan tersebut bisa dijadikan sebagai acuan dalam
melaksanakan kegiatan lesson study.
· Siswa/mahasiswa yang duduk jauh dari posisi guru/dosen pada saat pengajar memberi
penjelasan tentang materi ajar, sebaiknya diberi kesempatan mengambil tempat lebih
dekat dengan posisi guru/dosen;
· Observer disarankan terdiri atas beragam kalangan, yang memungkinkan beragamnya masukan
ditinjau dari substansi hasil amatan, kedalaman, maupun ketelitiannya. Observer berada di luar
posisi daerah kegiatan pembelajaran, tidak mengganggu kegiatan belajar, tidak berkomunikasi,
dan harus mencatat perilaku pebelajar. Masukan-masukan dari observer dibahas secara
menyeluruh pada saat dilaksanakan kegiatan refleksi;
· Kerja sama yang dilakukan oleh para guru/dosen dalam mengembangkan perencanaan,
implementasi, dan refleksi dapat meningkatkan proses interaksi konstruktif yang sangat potensial
untuk meningkatkan profesionalisme guru/dosen.
Lesson study adalah sebuah kegiatan kolaborasi. Inisiatif pelaksanaan, idealnya datang dari
pemimpin lembaga (kepala sekolah, ketua jurusan, dekan, rektor) dengan guru/dosen.
Jika lesson study dikembangkan berbasis sekolah/fakultas, maka yang melaksanakan kegiatan
lesson study adalah guru/dosen dari semua bidang studi di sekolah/fakultas tersebut bersama
kepala sekolah/dekan. Tujuan lesson study jenis ini adalah untuk meningkatkan kualitas proses
dan hasil belajar siswa/mahasiswa menyangkut semua bidang studi yang diajarkan.
Lesson study bisa dilaksanakan melibatkan guru/dosen bidang study sejenis. Misalnya, kelompok
guru/dosen matematika. Untuk guru telah ada komunitas belajar yang diwadahi dalam MGMP.
Lesson study jenis ini akan melibatkan banyak orang dari lokasi yang lebih beragam. Bisa juga
melibatkan para penentu kebijakan pendidikan atau bahkan stake holders dan masyarakat
pendukung sekolah/fakultas, dan sejenisnya.
Seperti disebutkan dalam definisi operasionalnya, ada sejumlah kondisi yang diharapkan muncul
setelah melaksanakan kegiatan lesson study. Beberapa hal yang penting adalah kesiapan
kolaboratif, kesadaran kolegalitas, dan terbentuknya komunitas belajar.
Beberapa hal fisik sebagai indikator luaran hasil kegiatan antara lain:
· Data output (kinerja guru/dosen, peningkatan kemampuan dan sikap pebelajar maupun pengajar,
kegiatan laboratorium/studio, tanggapan pihak-pihak terkait); dan
7. Pertanyaan Penutup
Semua yang dikemukakan adalah hasil rangkuman dari beberapa catatan yang menjadi sumber
acuan yang membahas lesson study. Acuan tersebut menjadi penting karena disusun oleh para
pendahulu yang memiliki pengalaman melaksanakan kegiatan lesson study. Pertanyaan terakhir,
siapkah para guru dan dosen seni rupa melaksanakan program lesson study?
8. Pustaka Acuan
Diposkan oleh desainkomunikasivisual di 17:58
No comments:
Lesson Study bukanlah suatu strategi atau metode dalam pem-belajaran, tetapi merupakan
salah satu upaya pembinaan untuk mening-katkan proses pembelajaran yang dilakukan
oleh sekelompok guru secara kolaboratif dan berke-sinambungan dalam merencanakan
(plan), melaksanakan (do), meng-observasi dan melaporkan hasil pembelajaran/refleksi
(see). Yaitu;
1.Merencanakan pembelajaran dengan penggalian akademis pada topik dan alat - alat
pembelajaran yang digunakan, yang selanjutnya dise-but tahap Plan.
2. Materi pelajaran yang penting. Lesson study memfokuskan pada materi atau bahan
pelajaran yang dianggap penting dan menjadi titik lemah dalam pembelajaran siswa
serta sangat sulit untuk dipelajari siswa.
3. Studi tentang siswa secara cermat. Fokus yang paling utama dariLesson
Study adalah pengembangan dan pembelajaran yang dilakukan siswa, misalnya,
apakah siswa menunjukkan minat dan motivasinya dalam belajar, bagaimana siswa
bekerja dalam kelompok kecil, bagaimana siswa melakukan tugas-tugas yang diberikan
guru, serta hal-hal lainya yang berkaitan dengan aktivitas, partisipasi, serta kondisi dari
setiap siswa dalam mengikuti proses pembelajaran. Dengan demikian, pusat perhatian
tidak lagi hanya tertuju pada bagaimana cara guru dalam mengajar sebagaimana
lazimnya dalam sebuah supervisi kelas yang dilaksanakan oleh kepala sekolah atau
pengawas sekolah.
Pertama, kemauan membuka diri. Membuka diri berarti menerima masukan dari pihak lain
sejak merencanakan materi pelajaran, ketika melaksanakan apa yang telah direncanakan,
dan merefleksikan hasil pelaksanaan tersebut sehingga memungkinkan guru-guru dapat
membagi pengalaman pembelajaran dengan sejawatnya.
Lesson study sebagai salah satu program kegiatan untuk mening-katkan kompetensi guru
dan kualitas pembelajaran dapat dikembangkan di sekolah sebagai studi untuk analisis atas
suatu praktik pembelajaran yang dilaksanakan dalam bentuk pembelajaran berbasis riset
untuk menemukan inovasi pembelajaran tertentu. Apabila semua ini dapat menjadi sebuah
tradisi atau kebiasaan maka akan tampak hasil yang signifikan. Implementasi program ini
perlu dimonitor dan dievaluasi sehingga akan diketahui bagaimana keefektifan, keefesienan
dan perolehan pihak-pihak yang terlibat di dalamnya. Inilah hal
Pada dasarnya, Lesson Study dapat dilaksanakan melalui 7 (tujuh) langkah kegiatan, yaitu:
Lesson Study yang diniatkan untuk merevitalisasi MGMP (Musya-warah Guru Mata
Pelajaran –setelah era efektif PKG)- menyodorkan paradigma kritis tentang pembelajaran.
Meningkatkan mutu pembelajaran melalui pengamatan kepada perilaku siswa adalah
terobosan yang ditawarkan. Sikap dan perilaku yang ditunjukkan siswa selama proses
pembelajaran menjadi titik perhatian untuk meningkatkan pembelajaran pada proses
berikutnya.
Hal ini ditandai pada posisi pandang para pengamat ketika tahap pelaksanaan (do)
berlangsung. Semua catatan yang diperoleh merupakan bahan diskusi pada tahap refleksi
(see).
Lesson study merupakan salah satu cara yang efektif untuk mening-katkan kualitas
pembelajaran. Hal ini dikarenakan :
(3) kompetensi yang diharapkan dimiliki siswa, dijadikan fokus dan titik perhatian utama
dalam pembelajaran di kelas,
(4) berdasarkan pengalaman nyata dan alami di kelas, lesson study mampu menjadi
landasan bagi pengembangan pembelajaran, dan
(5) lesson study akan menempatkan peran para guru sebagai peneliti pembelajaran (Lewis,
2004).
Secara individual, hal ini diyakini dapat menumbuhkan semangat introspeksi terhadap apa
yang sudah dilakukan selama ini dalam proses pembelajarannya. Sehingga paradig-ma
guru yang hanya mentransfer pengetahuan yang dimiliki menjadi memberikan inspirasi
kepada siswa untuk berkreasi dan melatih siswa untuk hidup mandiri.
Agar dapat lebih memberi makna, perlu lebih diaktifkan peran dari komponen yang terkait
dalam bidang pendidikan, Kepala Sekolah, MGMP, Kantor Dinas Pendidikan, Universitas,
dan para pemerhati pendidikan pada komitmen nyata dalam mendukung kegiatan
Kesimpulan
3. Ciri-ciri dari Lesson Study yaitu adanya: (a) tujuan bersama untuk jangka panjang; (b)
materi pelajaran yang penting; (c) studi tentang siswa secara cermat; dan (d) observasi
pembelajaran secara langsung
4. Lesson study memberikan banyak manfaat bagi para guru, antara lain: (a) guru dapat
mendokumentasikan kemajuan kerjanya, (b) guru dapat memperoleh umpan balik dari
anggota/komunitas lainnya, dan (c) guru dapat mempublikasikan dan mendiseminasikan
hasil akhir dari Lesson Study
Lesson Study jangan dianggap sebagai sebuah proyek sesaat dan ketika terjamin
dukungan keuangannya saja, tetapi meru-pakan kegiatan terus menerus yang tiada
henti dan merupakan sebuah upaya untuk mengaplikasikan prinsip-prinsip dalam Total
Quality Management (TQM), yakni memperbaiki proses dan hasil pembelajaran siswa
secara terus-menerus, dan berdasarkan data.
Sumber Bacaan: