OLEH :
Nama : Annisa Rahmafita
NIM : PO.71.20.1.20.089
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena telah
memberikan Rahmat dan Karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas ini yang
berjudul “Asuhan Keperawatan Pasien dengan Sirosis Hepatitis di Rumah Sakit Pusri
Palembang”.
Penulisan makalah ini disusun sebagai syarat kelulusan mata kuliah Praktik Klinik
Keperawatan Dasar pada semester 3 ini di Poltekkes Kemenkes Palembang Program Studi
DIII Keperawatan. Penulis menyadari segala kekurangan dalam penulisan ini, namun atas
bantuan baik moril maupun materil dari berbagai pihak dapatlah terpenuhi segala
kelengkapan dan penulisannya.
Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi pembaca. Bagi saya sebagai penulis merasa bahwa masih banyak
kekurangan dalam penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman
saya. Untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari
pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Mendapatkan gambaran secara umum tentang asuhan keperawatan pada
pasien dengan sirosis hepatitis secara holistik dan komprehensif.
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Mengkaji pasien sirosis hepatitis
2. Merumuskan diagnosa keperawatan pada pasien sirosis hepatitis secara holistik
dan komprehensif
3. Menyusun intervensi (perencanaan) keperawatan pada pasien sirosis hepatitis
4. Melaksanakan intervensi (implementasi keperawatan) yang sesuai dengan
perencanaan keperawatan pada pasien sirosis hepatitis
5. Mengevaluasi tindakan keperawatan pada pasien sirosis hepatitis
6. Mendokumentasikan tindakan keperawatan pada pasien sirosis hepatitis
1.4 Manfaat
1.4.1 Manfaat Bagi Penulis
Menambah informasi dan menambah wawasan penulis dalam
mengaplikasikan asuhan keperawatan pada pasien sirosis hepatitis meliputi
pengkajian, merumuskan diganosa, menyusun intervensi (perencanaan),
melaksanakan intervensi (implementasi keperawatan), mengevaluasi tindakan, dan
mendokumentasikan tindakan.
1.4.2 Manfaat Bagi Tempat Praktik
Studi kasus pada makalah ini diharapkan menjadi masukan untuk melakukan
asuhan keperawatan pada pasien sirosis hepatitis secara holistik dan komprehensif.
Gambar 1.1
Anatomi Hepar (Sjattar, 2017)
Gambar 1.2
Siroris Hepar (Widya,2018)
Hati merupakan organ terbesar dari system pencernan yang ada dalam tubuh
manusia. Berwarna coklat, sangat vaskules lunak. Beratnya sekitar 1300-1550
gram. Di dalam hati terdiri dari lobulus-lobulus yang banyak sekitar 50.000-
100.000 buah. Lobulus yang terbentuk segienam, setiap lobulus terdiri dari jajaran
sel hati (hematosist) seperti jari-jari roda melingkari suatu vena sentralis diantara
sel hati terdapat sinusinoid yang pada dindingnya terdapat makrofag yang disebut
sel kuffer yang dapat memfagosit sel-sel darah yang rusak dan bakteri. Hematosit
menyerap nutrient, oksigen dan zat racun dari darah sinusinoid. Didalam
hematosit zat racun akan didetoksifikasi. Diantara hematosist terdapat saluran
empedu (kanalikuli empedu) untuk menyerap bahan pembentuk cairan empedu.
Kanalikuli-kanalikuli akan bergabung menjadi duktus hepatikus, yang bercabang
menjadi dua, satu menuju kandung empedu yang disebut duktus sitius, yang kedua
duktus koleodokus akan bergabung dengan duktus wisrung dari pankreas menuju
duodenum.
Bagian-Bagian Hati
Menurut Qorry, 2014, bagian sel-sel dari organ hati yang memiliki peranan
besar dalam menunjang fungsi dan kinerja hati yang sangat penting bagi
kesehatan tubuh, diantaranya:
a) Lobus hati
Lobus hati terbentuk dari sel parenkim dan sel non parenkim. Sel parenkim
pada hati disebut heptosit. Sel parenkim ini memiliki sekitar 80% volume hati
yang memiliki fungsi dari kinerja utama organ hati. Selain lobus hati juga
terdapat lobus sinusoidal yang memiliki 40% sel hati.
b) Hepatosis
Ia merupakan bagian dari sel endodermal merupakan stimulasi dari
jaringan mesenkimal yang secara terus-menerus saat embrio sedang
berkembang yang kemudian menjadi sel parenkimal. Selama masa
perkembangan tersebut, akan terjadi peningkatan pada transkripsi mRNA
albumin yang berfungsi untuk stimulan proliferasi dan diferensiasi sel
endodermal yang menjadi hepatosit.
c) Lumen lobus
Lumen lobus yang terbentuk dari SEC yang memiliki 3 jenis sel lainnya,
seperti sel kupffer, sel ito, linfosit intrahepatic seperti sel pit. Sel non-
parenkimal yang memiliki volume hati sekitar 6,5% yang memproduksi
berbagai jenis substansi yang mengatur dan mengontrol dari berbagai macam
fungsi dan kerja dari Hepatosit.
d) Filtrasi
Filtrasi yang merupakan salah satu fungsi dari lumen lobus sinusoidal yang
memisahkan antara permukaan hepatosit dari darah, SEC yang memiliki
muatan endosisitas yang sangat besar dengan berbagai ligan seperti
glikoprotein, kompleks imun, transferrin dan seruroplasmin.
e) Sel ito
Sel ito yang berada pada jaringan perisinusoidal, yang merupakan sel
dengan banyak vesikel lemak di dalam sitoplasma yang mengikat SEC sangat
kuat hingga memberikan lapisan ganda pada lumen lobus sinusoidal. Saat hati
berada pada kondisi normal, sel ito menyimpan vitamin A guna
mengendalikan kelenturan matriks ekstraseluler yang dibetuk dengan SEC,
yang juga merupakan kelenturan dari lumen sinusoid.
f) Sel kupffer
Sel kupffer yang berada pada jaringan intrasunisoidal, yang merupakan
makrofag dengan kemampuan endositik dan fagositik yang mencengangakan.
Sel kupffer sehari-hari berinterkasi dengan material yang berasal saluran
pencernaan yang mengandung larutan bacterial, dan mencegah aktivasi efek
toksin senyawa tersebut kedalam hati. Paparan larutan bacterial yang tinggi,
terutama paparan LPS, membuat sel kupffer melakukan sekresi berbagai
sitokinin yang memicu proses peradangan dan dapat menyebabkan cedera
pada hati.
g) Sel pit
Ia merupakan limfosit dengan granula besar, seperti sel NK yang
bermukim di hati, sel pit dapat menginduksi kematian seketika pada sel tumor
tanpa bergantung pada ekspresi antigen pada kompleks histokompatibilitas
utama.
Menurut Nurarif dan Kusuma, 2015 patofisiologi sirosis hepatis yaitu sirosis
penyakit kronis dicirikan dengan pergantian jaringan hati normal dengan fibrosis
menyebar yang mengganggu struktur dan fungsi hati, fibrosis terbentuk melalui
proses bertahap, nekrosis sel hati terjadi poliferasi jaringan fibrosa lalu timbulnya
nodul-nodul lama kelamaan hepatik lobus dan sirkulasi darah akan terganggu, lalu
terjadi deformasi organ hati, pengerasan dan sirosis. Sirosis hepatis terbentuk
melalui kelainan jaringan parenkim hati, mengakibatkan hipertensi portal maupun
hipoalbuminemia sehingga terjadi peningkatan permeabilitas vaskuler,
perpindahan cairan ke ekstrasel sehingga bisa menyebabkan kelebihan volume
cairan yang ditandai dengan akumulasi dalam rongga perut(asites) dan edema
perifer. Akibat asites dan edema perifer bisa menimbulkan ekspansi paru
terganggu terjadinya masalah ketidakefektifan pola nafas. Selain itu Sirosis
hepatis menyebabkan fungsi hati terganggu , gangguan metabolisme bilirubin
menyebabkan feses pucat, urine gelap, penumpukan garam empedu dibawah kulit,
priuritas dan menimbulkan masalah kerusakan integritas kulit, resiko
perdarahan(perdarahan gastrointestinal): hematemesis melena , masalah nyeri
akibat inflamasi akut dan gangguan metabolisme zat besi penurunan produksi
darah merah, sehingga bisa juga berdampak pada gangguan intoleransi aktivitas.
7. Penatalaksanaan
a. Penatalaksanaan Medis
Penatalaksanaan medis pada sirosis hepatis yaitu:
1) Terapi mencakup antasid, Suplemen vitamin dan nutrisi, diet seimbang;
diuretik penghemat kalium (untuk asites) hindari alkohol Brunner & Suddart,
(2013).
2) Dokter biasanya meresepkan multivitamin untuk menjaga kesehatan. Sering
kali vitamin K diberikan untuk memperbaik faktor pembekuan (Black &
Hawks, 2009).
3) Dokter mungkin juga meresepkan pemberian albumin IV untuk menjaga
volume plasma (Black & Hawks, 2009). Sedangkan menurut Lyndon Saputra
(2014), penatalaksanaan medis pada sirosis hepatis yaitu sebagai berikut:
1) Memberikan oksigen
2) Memberikan cairan infus
3) Memasang NGT (pada perdarahan)
4) Terapi transfusi: platelet, packed red cells, fresh frozen plasma
(FFP)
5) Diuretik: spironolakton (Aldactone), Furosemid (lasix)
6) Sedatif: fenobarbital (Luminal)
7) Pelunak feses : dekusat
8) Detoksikan Amonia: Laktulosa
9) Vitamin: zink
10) Analgetik: Oksikodon
11) Antihistamin: difenhidramin (Benadryl)
12) Endoskopik skleroterapi: entonolamin
13) Temponade balloon varises: pipa Sengstaken-Blakemore (pada
perdarah aktif)
14) Profilaksis trombosis vena provunda : stocking kompresi
sekuensial.
b. Penatalaksanaan Keperawatan
Menurut Black & Hawks (2009), penatalaksaan keperawatan sebagai
berikut:
1) Mencegah dan memantau perdarahan
Pantau klien untuk perdarahan gusu, purpura, melena, hematuria, dan
hematemesis.Periksa tanda vital sebagai pemeriksa tanda syok. Selain itu
untuk menceah perdarahan, lindungi klien dari cedera fisik jatuh atau abrasi,
dan diberikan suntikan hanya ketika benar- benar diperlukan, menggunakan
jarum sintik yang kecil. Instruksikan klien untuk menghindari nafas hidung
dengan kuat dan mengejan saat BAB. Terkadang pelunak fases diresepkan
untuk mencegah mengejan dan pecahnya varises.
2) Meningkatkan status nutrisi
Modifikasi diet: diet tinggi proten untuk membangun kembali jaringan
dan juga cukup karbohidrat untuk menjaga BB dan menghemat protein.
Berikan suplemen vitamin biasanya pasien diberikan multivitamin untuk
menjaga kesehatan dan diberikan injeksi Vit K untuk memperbaiki faktor
bekuan.
3) Meningkatkan pola pernapasan efektif
Edema dalam bentuk asites, disamping menekan hati dan
memengaruhi fungsinya, mungki juga menyebabkan nafas dangkal dan
kegagalan pertukaran gas, berakibat dalam bahaya pernafasan. Oksigen
diperlukan dan pemeriksaan AGD arteri. Posisi semi fowler, juga pengkuran
lingkar perut setiap hari perlu dilakukan oleh perawat.
4) Menjaga keseimbangan volume cairan
Dengan adanya asites dan edema pembatasan asupan cairan klien harus
dipantau ketat. Memantau asupan dan keluaran, juga mengukur lingkar perut.
5) Menjaga integritas kulit
Ketika tedapat edema, mempunyai resiko untuk berkembang
kemungkinan lesi kulit terinfeksi. Jika jaundis terlihat, mandi hangat-hangat
kuku dengan pemakai sabun non-alkalin dan penggunaan lotion.
6) Mencegah Infeksi
Pencegahan infeksi diikuti dengan istirahat adekuat, diet tepat,
memonitor gejala infeksi dan memberikan antibiotik sesuai resep.
8. Manifestasi Klinis
Menurut Brunner & Suddart (2014) masifestasi klinis sirosis hepatis terdiri dari :
1. Pembesaran hati
2. Obstruksi portal dan asites
3. Varises dan gastrointestinal
4. Edema
1) Derajat I: kedalaman 1- 3 mm dengan waktu kembali 3 detik
2) Derajat II: kedalaman 3-5 mm dengan waktu kembali 5 detik
3) Derajat III: kedalaman 5-7 mm dengan waktu kembali 7 detik
4) Derajat IV: kedalaman >7 mm dengan waktu kembali 7 detik
5. Defisiensi vitamin dan anemia
6. Kemunduran mental
WOC SIROSIS HEPATITIS
2.2.1 Pengkajian
a. Identitas klien dan keluarga (penanggung jawab)
Biasanya identitas klien/ penanggung jawab dapat meliputi : nama, umur, jenis kelamin,
alamat, agama, suku, bangsa, pendidikan, pekerjaan, tanggal masuk rumah sakit, diagnosa medis,
nomor registrasi, hubungan klien dengan penanggung jawab.
b. Keluhan Utama:
Pada awal sirosis hepatis biasaya orang dengan sirosis sering terungkap kondisinya secara
tidak sengaja ketika mencari pelayanan kesehatan untuk masalah lain. Beberapa kondisi menjadi
alasan masuk pasien yaitu dengan keluhan nyeri abdomen bagian atas sebelah kanan, mual,
muntah, dan demam. Sedangkan pada tahap lanjut dengan keluhan adanya ikterus, melena,
muntah berdarah. (Black & Hawks, 2009)
c. Riwayat Kesehatan Sekarang
Pada saat perawat melakukan pengkajian biasanya akan diperoleh komplikasi berat dengan
dasar fisiologis; asites disebabkan malnutrisi, GI muncul dari varises esofagus (pembesaran
vena), sehingga pasien mengeluhkan bengkak pada tungkai, keletihan, anoreksia. (Black &
Hawks, 2009)
d. Riwayat Kesehatan Dahulu
Biasanya adanya riwayat Hepatitis, pascaintoksikasi dengan kimia industri, sirosis bilier dan
yang paling sering ditemukan dengan riwayat mengonsumsi alkohol.
e. Riwayat Kesehatan Keluarga
Sirosis Hepatis merupakan penyakit yang menular, jadi jika ada keluarga yang menderita
hepatitis maka akan menjadi faktor resiko.
f. Pola aktivitas sehari-hari
1) Nutrisi
Biasanya nafsu makan pasien akan berkurang, karena adanya mual, muntah.
2) Eliminasi
BAB : biasanya berwarna hitam (melena)
BAK : biasanya urine berwarna gelap
3) Personal Hygiene
Biasanya pasien mengalami defisit perawatan diri karena kelelahan.
4) Pola Istirahat dan tidur
Biasanya pada ensefalopati pola tidur terbalik, malam hari terbangun dan siang hari tertidur
5) Pola aktivitas
Biasanya aktivitas dibantu keluarga dan perawat karena adanya kelelahan
g. Pemeriksaan Fisik
1) Keadaan Umum dan Tanda-tanda vital
Biasanya pada diperiksa tingkat kesadaran, bila pada ensefalopati hepatikum akan terjadi
penururnan kesadaran, Tanda- tanda vital juga diperiksa untuk mengetahui keadaan umum
pasien
2) Kepala
Biasanya akan tampak kotor karena pase mengalami defisit perawatan diri
3) Wajah
Wajah biasanya tampak pucat
4) Mata
Biasanya sklera tampak ikterik dan konjungtiva tampak anemis
5) Hidung
Biasanya tampak kotor
6) Mulut
Adanya bau karateristik pernapasan yaitu fetor hepaticus
7) Telinga
Biasanya tampak kotor kaena defisit perawatan diri
8) Paru
a. Inspeksi : Pasien tampak sesak
b. Palpasi : Fremitus seimbang bila tidak ada komplikasi
c. Perkusi : Bila terdapat efusi pleura maka bunyinya hipersonor
d. Auskultasi : Secara umum normal, akan ada stridor bila ada akumulasi sekret.
9) Jantung
10) Abdomen
a. Perkusi : Redup
b. Auskultasi : Penurunan bising usus
11) Ekstremitas
Biasanya Terdapat udem tungkai, penurunan kekuatan otot, Eritema Palmaris pada
tangan, Jaundis dan CRT >2 detik
12) Genitalia
Biasanya pada wanita menstruasi tidak teratur
h. Pemeriksaan Diagnostik
1) Hemoglobin biasanya rendah
2) Leukosit biasnya meningkat
3) Trombosit biasanya meningkat
4) Kolesterol biasanya rendah
5) SGOT dan SGPT biasanya meningkat
6) Albumin biasanya rendah
7) Pemerikaan CHE (koloneterase): penting dalam menilai sel hati. Bila terjadi kerusakan sel
hati, kadar CHE akan turun, pada perbaikan terjadi kenaikan CHE menuju nilai normal.
8) Pemeriksaan kadar elektrolit dalam penggunaan diuretik dan pembatasan garam dalam diet
(Diyono dan Sri Mulyanti, 2013)
9) Uji fungsi hati (misalnya fosatase alkali serum, aspartat aminotransferase [AST], [tranaminase
glutamate oksaloasetat serum (SGOT)], alanin aminotransferase [ALT], [transaminasenglutamat
piruvat serum (SGPT)], GGT, kolinesterase serum dan bilirubin), masa protrombin, gas darah
arteri, biopsy.
10) Pemidaian ultrasonografi
11) Pemindaian CT
12) MRI
13) Pemindaian hati radioisotope
(Brunner & Suddart, 2013)
2.2.2 Diagnosa Keperawatan
Kemungkinan diagnosa keperawatan yang muncul pada pasien sirosis hepatitis yaitu :
1. Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera fisiologi. Kategori: psikologi, subkategori:
nyeri dan kenyamanan (D.0077)
2. Hipertermia berhubungan dengan proses penyakit. Kategori: lingkungan, subkategori:
keamanan dan proteksi (D.0130)
3. Diare berhubungan dengan inflamasi gastrointestinal. Kategori: fsiologis, subkategori:
nutrisi dan cairan (D.0020)
4. Defisit nutrisi berhubungan dengan ketidakmampuan mengabsorbsi nutrien ke jaringan.
Kategori: fisiologi, subkategori: nutrisi dan cairan (D.0019)
5. Gangguan rasa nyaman berhubungan dengan gejala penyakit (nyeri). Kategori: psikologis,
subkategori: nyeri dan kenyamanan (D.0074)
6. Hipervolemia berhubungan dengan gangguan mekanisme regulasi. Kategori: fisiologis,
subkategori: nutrisi dan cairan (D.0022)
7. Risiko perfusi serebral tidak efektif ditandai dengan hipertensi. Kategori: fisiologis,
subkategori: sirkulasi (D.0017)
8. Risiko gangguan integritas kulit ditandai dengan faktor elektris (blue light). Kategori:
lingkungan, subkategori: keamanan dan proteksi (D.139)
Edukasi :
14. Anjurkan makanan porsi kecil dan sering secara
bertahap
15. Anjurkan menghindari makanan pembentuk
gas, pedas, dan mengandung laktosa
16. Anjurkan melanjutkan pemberian ASI
Kolaborasi :
17. Kolaborasi pemberian obat antimotilitas (mis.
loperamide, difenoksilat)
18. Kolaborasi pemberian obat antispasmodic/
spasmolitik (mis. papaverin, ekstak belladona,
mebeverine)
19. Kolaborasi pemberian obat pengeras feses (mis.
atapulgit, smektit, kaolin-pektin)
4. Defisit Nutrisi L.03030 Manajemen Nutrisi ( I.03119 )
(D.0019) Setelah dilakukan asuhan
keperawatan selama ... x 24
jam diharapkan ekspektasi Observasi :
1. Identifikasi status nutrisi
status nutrisi membaik 2. Identifikasi alergi dan intoleransi makanan
dengan kriteria hasil : 3. Identifikasi makanan yang disukai
a. Porsi makanan yang 4. Identifikasi kebutuhan kalori dan jenis nutrien
5. Identifikasi perlunya penggunaan selang
dihabiskan meningkat
nasogastrik
b. Kekuatan otot pengunyah 6. Monitor asupan makanan
meningkat 7. Monitor berat badan
c. Kekuatan otot menelan 8. Monitor hasil pemeriksaan laboratorium
meningkat
d. Serum albumin Terapeutik :
meningkat 9. Lakukan oral hygiene sebelum makan, jika
perlu
e. Verbalisasi keinginan 10. Fasilitasi menentukan pedoman diet (mis.
untk meningkatkan piramida makanan)
nutrisi meningkat 11. Sajikan makanan secara menarik dan suhu yang
f. Pengetahuan tentang sesuai
pilihan makanan yang 12. Berikan makanan tinggi serat untuk mencegah
sehat meningkat konstipasi
13. Berikan makanan tinggi kalori dan tinggi
g. Pengetahuan tentang
protein
pilihan minuman yang 14. Berikan suplemen makanan, jika perlu
sehat meningkat 15. Hentikan pemberian makan melalui selang
h. Pengetahuan tentang nasogastrik jika asupan oral dapat ditoleransi
standar asupan nutrisi
yang tepat meningkat Edukasi :
16. Anjurkan posisi duduk, jika mampu
i. Penyiapan dan
17. Anjurkan diet yang diprogramkan
penyimpanan minuman
yang aman meningkat Kolaborasi :
j. Sikap terhadap 18. Kolaborasi pemberian medikasi sebelum makan
makanan /minuman (mis. pereda nyeri, antiemetik), jika perlu
sesuai dengan tujuan 19. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan
kesehatan meningkat jumlah kalori dan jenis nutrien yang
k. Perasaan cepat kenyang dibutuhkan, jika perlu
menurun
l. Nyeri abdomen menurun
m. Sariawan menurun
n. Rambut rontok menurun
o. Diare menurun
p. Berat badan membaik
q. Indeks Massa Tubuh
(IMT) membaik
r. Frekuensi makan
membaik
s. Nafsu makan membaik
t. Bising usus membaik
u. Tebal lipatan kulit trisep
membaik
v. Membran mukosa
membaik
5. Gangguan Rasa L.08064 Manajemen Nyeri ( I.08238 )
Nyaman Setelah dilakukan asuhan
(D.0074) keperawatan selama ... x 24 Observasi :
jam diharapkan ekspektasi 1. Identifikasi lokasi, karekteristik, durasi,
status kenyamanan frekuensi, kualitas, intensitas nyeri
meningkat dengan kriteria 2. Identifikasi skala nyeri
hasil : 3. Identifikasi respons nyeri non verbal
a. Kesejahteraan fisik dan 4. Identifikasi faktor yang memperberat dan
psikologis meningkat memperingan nyeri
b. Dukungan sosial dari 5. Identifikasi pengetahuan dan keyakinan tentang
teman dan keluarga nyeri
meningkat 6. Identifikasi pengaruh budaya terhadap respon
c. Perawatan sesuai nyeri
kebutuhan dan keyakinan 7. Identifikasi pengaruh nyeri pada kualitas hidup
budaya meningkat 8. Monitor keberhasilan terapi komplementer yang
d. Kebebasan melakukan sudah diberikan
ibadah meningkat 9. Monitor efek samping penggunaan analgesic
e. Rileks meningkat
f. Keluhan tidak nyaman Terapeutik :
menurun 10. Berikan teknik non farmakologis untuk
g. Gelisah menurun mengurangi rasa nyeri (mis. TENS, hypnosis,
h. Kebisingan menurun akupresur, terapi music, biofeedback, terapi
i. Keluhan sulit tidur, pijat, aromaterapi, teknik imajinasi terbimbing,
kedinginan, atau kompres hangat/dingin, terapi bermain)
kepanasan menurun 11. Kontrol lingkungan yang memperberat rasa
j. Gatal menurun nyeri (mis. suhu ruangan, pencahayaan,
k. Mual menurun kebisingan)
l. Lelah menurun 12. Fasilitasi istirahat dan tidur
m. Merintih/menangis 13. Pertimbangkan jenis dan sumber nyeri dalam
menurun pemilihan strategi meredakan nyeri
n. Iritabilitas menurun
o. Menyalahkan diri sendiri Edukasi :
menrun 14. Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu nyeri
p. Konfusi menurun 15. Jelaskan strategi meredakan nyeri
q. Percobaan bunuh diri 16. Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri
menurun 17. Anjurkan menggunakan analgetik secara tepat
r. Memori masa lalu 18. Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk
membaik mengurangi rasa nyeri
s. Suhu ruangan, pola
eliminasi, postur tubuh, Kolaborasi :
kewaspadaan membaik 19. Kolaborasi pemberian analgetik, jika perlu
t. Pola hidup dan pola tidur
membaik
6. Hipervolemia L.03020 Manajemen Hipervolemia ( I.03114 )
(D.0022) Setelah dilakukan asuhan
keperawatan selama ... x 24 Observasi :
jam diharapkan ekspektasi 1. Periksa tanda dan gejala hipervolemia (mis.
keseimbangan cairan ortopnea, dispnea, edema)
meningkat dengan kriteria 2. Identifikasi penyebab hipervolemia
hasil : 3. Monitor status hemodinamik (mis. frekuensi
a. Asupan cairan meningkat jantung, tekanan darah, MAP, CVP, PAP,
b. Haluaran urin meningkat POMP, CO, Cl) jika tersedia
c. Kelembapan membran 4. Monitor intake dan output cairan
mukosa meningkat 5. Monitr tanda hemokonsentrasi (mis. kadar
d. Asupan makanan natrium)
meningkat 6. Monitor tanda peningkatan tekanan onkotik
e. Edema menurun plasma (mis. kadar protein dan albumin
f. Dehidrasi menurun meningkat)
g. Asites menurun 7. Monitor kecepatan infus secara ketat
h. Konfusi menurun 8. Monitor efek samping diuretik
i. Tekanan darah membaik
j. Denyut nadi radial Terapeutik :
membaik 9. Timbang berat badan setiap hari pada waktu
k. Tekanan arteri rata-rata yang sama
membaik 10. Batasi asupan cairan dan garam
l. Membran mukosa 11. Tinggikan kepala tempat tidur 30-40o
membaik
m. Mata cekung membaik Edukasi :
n. Turgor kulit membaik 12. Anjurkan melapor jika haluaran urin <0,5
o. Berat badan membaik mL/kg/jam dalam 6 jam
13. Anjurkan melapor jika BB bertambah >1kg
dalam sehari
14. Ajarkan cara mengukur dan mencatat asupan
dan haluaran cairan
15. Ajarkan cara membatasi cairan
Kolaborasi :
16. Kolaborasi pemberian diuretik
17. Kolaborasi penggantian kehilangan kalium
akibat diuretik
18. Kolaborasi pemberian continuous renal
replacement therapy (CRRT), jika perlu
7. Risiko Perfusi L.02014 Manajemen Peningkatan Tekanan Intrakranial
Serebral Tidak Setelah dilakukan asuhan ( I.06194 )
Efektif (D.0017) keperawatan selama ... x 24
jam diharapkan ekspektasi Observasi :
perfusi serebral meningkat 1. Identifikasi penyebab peningkatan TIK (mis.
dengan kriteria hasil : lesi, gangguan metabolisme, edema serebral)
a. Tingkat kesadaran 2. Monitor tanda/gejala peningkatan TIK
meningkat 3. Monitor MAP (mean arterial pressure)
b. Kognitif meningkat 4. Monitor CVP (central venous pressure) jika
c. Tekanan intrakranial perlu
menurun 5. Monitor PAWP, jika perlu
d. Sakit kepala menurun 6. Monitor PAP, jika perlu
e. Gelisah menurun 7. Monitor ICP (intra cranial pressure) jika
f. Kecemasan menurun tersedia
g. Agitasi menurun 8. Monitor CPP (cerecral perfusion pressure)
h. Demam menurun 9. Monitor gelombang ICP
i. Nilai rata-rata tekanan 10. Monitor status pernafasan
darah membaik 11. Monitor intake dan output cairan
j. Kesadaran membaik 12. Monitor cairan serebro-spinalis (mis. warna,
k. Tekanan darah sistolik konsistensi)
dan diastolik membaik Terapeutik :
l. Refleks saraf membaik 13. Minimalkan stimulus dengan menyediakan
lingkungan yang tenang
14. Berikan posisi semi fowler
15. Hindari maneuver valsava
16. Cegah terjadinya kejang
17. Hindari penggunaan PEEP
18. Hindari pemberian cairan IV hipotonik
19. Atur ventilator agar PaCO2 optimal
20. Pertahankan suhu tubuh normal
Kolaborasi :
21. Kolaborasi pemberian sedasi dan anti
konvulsan, jika perlu
22. Kolaborasi pemberian diuretik osmosis, jika
perlu
23. Kolaborasi pemberian pelunak tinja, jika perlu
8. Risiko L.14125 Perawatan Integritas Kulit ( I.11353 )
Gangguan Setelah dilakukan asuhan
Integritas Kulit keperawatan selama ... x 24 Observasi :
(D.0139) jam diharapkan ekspektasi 1. Identifikasi penyebab gangguan integritas kulit
integritas kulit dan jaringan (mis. perubahan sirkulasi, perubahan status
meningkat dengan kriteria nutrisi, penurunan kelembaban, suhu
hasil : lingkungan ekstrem, penurunan mobilitas)
a. Elastisitas meningkat
b. Hidrasi meningkat Terapeutik :
c. Perfusi jaringan 2. Ubah posisi tiap 2 jam bila tirah baring
meningkat 3. Lakukan pemijatan pada area penonjolan
d. Kerusakan jaringan tulang, jika perlu
menurun 4. Bersihkan perineal dengan air hangat, terutama
e. Kerusakan lapisan kulit selama periode diare
menurun 5. Gunakan produk berbahan ptrolium atau
f. Nyeri menurun minyak pada kulit kering
g. Pendarahan menurun 6. Gunakan produk berbahan ringan/alami dan
h. Kemerahan menurun hipoalergik pada kulit sensitif
i. Hematoma menurun 7. Hindari produk berbahan dasar alkohol pada
j. Pigmentasi abnormal kulit kering
menurun
k. Jaringan perut menurun Edukasi :
l. Nekrosis menurun 8. Anjurkan menggunakan pelembab (mis. lotion,
m. Abrasi kornea menurun serum)
n. Suhu kulit membaik 9. Anjurkan minum air yang cukup
o. Sensasi membaik 10. Anjurkan meningkatkan asupan nutrisi
p. Tekstur membaik 11. Anjurkan meningkatkan asupan buah dan sayur
q. Pertumbuhan rambut 12. Anjurkan menhindari terpapar suhu ekstrem
membaik 13. Anjurkan menggunakan tabir surya SPF
minimal 30 saat berada diluar rumah
14. Anjurkan mandi dan menggunakan sabun
secukupnya
BAB III
LAPORAN ASUHAN KEPERAWATAN
3.1 Pengkajian
a. Identitas Pasien
Nama (Inisial) : Ny. YMS
Umur : 57 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Status Perkawinan : Menikah
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Agama : Islam
Pendidikan Terakhir : SMA
Alamat : Komp PU No 295 RT 003 Kel. Kenten Laut, Kec Talang Kelapa
Kabupaten Banyuasin
No. Register : RBI-22-01-02XX
No. RM : 203098
Tanggal MRS : 18 Januari 2022 / Pukul : 19.52 WIB
Tanggal Pengkajian : 24 Januari 2022 / Pukul : 14.30 WIB
Diagnosa Medis : Sirosis Hepatitis + Asites + Acute Abd + GEA Dehidrasi Ringan Sedang
b. Identitas Penanggungjawab
Nama (Inisial) : Tn. E
Umur : 67 Tahun
Pendidikan : Tidak Tercantum
Hubungan dg Pasien : Suami
Pekerjaan : Tidak Tercantum
Alamat : SDA
Saat sakit :
Suara nafas vesikuler, tidak ada wheezing, tidak ada kesulitan
bernafas, pasien mengatakan tidak sesak nafas.
Pola Nutrisi Sebelum sakit :
- Makan : Pasien mengatakan di rumah makan 3x sehari (nasi,
sayur, lauk pauk). Pasien mengatakan selalu menghabiskan porsi
makannya.
- Minum : Pasien mengatakan minum air putih 5-8 gelas/hari yang
dilakukan setelah makan dan sewaktu-waktu.
Saat sakit :
- Makan : Pasien mengatakan di RS makan 3x (pagi siang sore)
berupa (bubur biasa, sayur, lauk pauk, buah). Pasien selalu
menghabiskan porsi makannya. (BBRL : Bubur Biasa Rendah
Lemak)
- Minum : Pasien mengatakan minum air putih 3-6 gelas/hari yang
dilakukan setelah makan dan sewaktu-waktu serta sesekali
minum teh manis.
Pola Eliminasi Sebelum sakit :
- BAK : Pasien mengatakan BAK 6x sehari, warna urin jernih,
tidak ada nyeri, darah, dan tidak ada hambatan saat BAK.
- BAB : Pasien mengatakan BAB 1x sehari dengan konsistensi
lembek, berwarna kuning, tidak berlendir, dan tidak berdarah.
Saat sakit :
- BAK : Pasien mengatakan BAK 5x, warna urin sedikit kuning,
dan tidak ada nyeri ataupun hambatan saat BAK.
- BAB : Pasien mengatakan BAB 10x, dengan konsistensi cair,
berwarna coklat, tidak berlendir, tidak berdarah, dan bau khas
feses.
Pola Aktifitas dan Latihan Sebelum sakit :
Pasien mengatakan ibu rumah tangga yang aktif mengerjakan semua
aktifitas di rumah.
Saat sakit :
Pasien hanya terbaring ditempat tidur.
Perawatan Diri Sebelum sakit :
Pasien mampu menyisir rambut, menggosok gigi, mandi, dan
berpakaian secara mandiri.
Saat sakit :
Kegiatan perawatan diri dibantu oleh orang lain (suaminya).
Pola Istirahat dan Tidur Sebelum sakit :
Pasien mengatakan waktu tidur dirumah pukul 23.00 dan bangun
pukul 05.00 subuh.
Saat sakit :
Pasien mengatakan waktu tidur di RS pukul 22.00 dan bangun pukul
05.00 subuh.
Rasa Aman dan Nyaman Sebelum sakit :
Pasien tidak berisiko jatuh dan pasien mengatakan merasa nyaman
dengan fisiknya.
Saat sakit :
Pasien tidak nyaman dengan kondisi perutnya yang semakin lama
semakin membuncit.
Pola Komunikasi Sebelum sakit :
Pasien menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar.
Saat sakit :
Pasien tetap menggunakan bahasa Indonesia saat di rumah sakit dan
tetap bisa berkomunikasi secara lancar.
Pola Ibadah Sebelum sakit :
Tidak tercantum.
Saat sakit :
Tidak tercantum.
Pola Kebutuhan Belajar Sebelum sakit :
Tidak tercantum.
Saat sakit :
Tidak tercantum.
Pola Kegiatan Lainnya Tidak ada
Ekstremitas Bawah
Mampu menggerakkan kaki secara mandiri dan tidak teraba
benjolan.
Selasa
25 Januari 2022 DS :
- Pasien mengatakan BAB ± 7x sehari dengan konsistensi cair,
berwarna coklat
- Pasien mengatakan lelah berkurang
DO :
- Keadaan umum : Lemah
- Kesadaran : Compos Mentis
- TD : 120/80 mmHg
- N : 82x/mnt
- S : 36,6o C
- RR : 21x/mnt
- Pasien BAB lebih dari 3x sehari
- Feses cair, coklat, bau khas feses, tidak berlendir
- Bising usus hiperaktif
Rabu - Pasien tampak mengusap perutnya
26 Januari 2022
DS :
- Pasien mengatakan BAB ± 3x sehari dengan konsistensi lembek,
berwarna coklat
- Pasien mengatakan lelah berkurang
DO :
- Keadaan umum : Lemah
- Kesadaran : Compos Mentis
- TD : 110/70 mmHg
- N : 80x/mnt
- S : 36,6o C
- RR : 20/mnt
- Pasien BAB lebih dari 3x sehari
- Feses lembek, coklat, bau khas feses, tidak berlendir
- Bising usus normal
- Pasien tampak mengusap perutnya
Selasa
25 Januari 2022 DS :
- Pasien mengatakan lemas berkurang
- Pasien mengatakan haus
- Pasien mengatakan BAB cair ± 7x sehari
DO :
- Keadaan umum : Lemah
- Kesadaran Compos Mentis
- TD : 120/80 mmHg
- N : 82x/mnt
- S : 36,6o C
- RR : 21x/mnt
- Pasien tampak gelisah
- Turgor kulit lambat (3 detik)
- Membran mukosa kering
Rabu
26 Januari 2022
DS :
- Pasien mengatakan lemas berkurang
- Pasien mengatakan haus berkurang
- Pasien mengatakan BAB lembek ± 3x sehari
DO :
- Keadaan umum : Lemah
- Kesadaran Compos Mentis
- TD : 110/70 mmHg
- N : 80x/mnt
- S : 36,6o C
- RR : 20x/mnt
- Pasien tampak gelisah
- Turgor kulit membaik (1 detik)
- Membran mukosa lembab
4. Senin DS : Nyeri Akut (D.0077) Agen pencedera fisiologis
24 Januari 2022 - Pasien mengeluh nyeri pada bagian perutnya (sirosis hepar)
DO :
- Keadaan umum : Lemah
- Kesadaran : Compos Mentis
- TD : 130/80 mmHg
- N : 89x/mnt
- S : 36o C
- RR : 24x/mnt
- Pasien tampak gelisah
- Pasien tampak meringis
- Skala nyeri : 3
- Lokasi nyeri : perut (abdomen)
- Durasi nyeri : setiap saat
Selasa
25 Januari 2022 DS :
- Pasien mengatakan nyeri pada bagian perutnya berkurang
DO :
- Keadaan umum : Lemah
- Kesadaran : Compos Mentis
- TD : 120/80 mmHg
- N : 82x/mnt
- S : 36,6o C
- RR : 21x/mnt
- Pasien tampak gelisah
- Pasien tampak sedikit meringis
- Skala nyeri : 2
- Lokasi nyeri : perut (abdomen)
Rabu - Durasi nyeri : setiap saat
26 Januari 2022
DS :
- Pasien mengatakan nyeri pada bagian perutnya berkurang
DO :
- Keadaan umum : Lemah
- Kesadaran : Compos Mentis
- TD : 110/70 mmHg
- N : 80x/mnt
- S : 36,6o C
- RR : 20x/mnt
- Skala nyeri : 1
- Lokasi nyeri : perut (abdomen)
- Durasi nyeri : setiap saat
4. Senin Nyeri Akut bd Agen Pencedera Manajemen Nyeri ( I.08238 ) S : Pasien mengatakan masih nyeri perut
24 Januari 2022 Fisiologis (sirosis hepar) O : Pasien meringis, pasien tampak gelisah,
D.0077 Observasi : skala nyeri berkurang, TTV normal.
19.00 WIB 1. Identifikasi lokasi, karekteristik, durasi, P : Pasien mengatakan nyeri perut
frekuensi, kualitas, intensitas nyeri Q : Nyeri seperti ingin muntah
19.00 WIB 2. Identifikasi skala nyeri R : Lokasi nyeri → Abdomen
19.02 WIB 4. Identifikasi faktor yang memperberat dan S : Skala nyeri → 2
memperingan nyeri T : Setiap saat
19.20 WIB 8. Monitor keberhasilan terapi komplementer - Keadaan umum : Lemah
yang sudah diberikan - Kesadaran : Compos Mentis
19.20 WIB 9. Monitor efek samping penggunaan - TD : 120/70 mmHg
analgesic - N : 86x/mnt
Terapeutik : - S : 36,8o C
19.05 WIB
10. Berikan teknik non farmakologis untuk - RR : 22x/mnt
mengurangi rasa nyeri (mis. TENS, hypnosis, A : Masalah teratasi sebagian
akupresur, terapi music, biofeedback, terapi P : Lanjutkan intervensi
pijat, aromaterapi, teknik imajinasi 1. Identifikasi lokasi, karekteristik, durasi,
terbimbing, kompres hangat/dingin, terapi frekuensi, kualitas, intensitas nyeri
19.02 WIB bermain) 2. Identifikasi skala nyeri
11. Kontrol lingkungan yang memperberat 8. Monitor keberhasilan terapi komplementer
rasa nyeri (mis. suhu ruangan, pencahayaan, yang sudah diberikan
19.02 WIB kebisingan) 9. Monitor efek samping penggunaan analgesic
13. Pertimbangkan jenis dan sumber nyeri 10. Berikan teknik non farmakologis untuk
dalam pemilihan strategi meredakan nyeri mengurangi rasa nyeri (mis. TENS, hypnosis,
19.05 WIB Edukasi : akupresur, terapi music, biofeedback, terapi
14. Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu pijat, aromaterapi, teknik imajinasi terbimbing,
19.05 WIB nyeri kompres hangat/dingin, terapi bermain)
19.06 WIB 15. Jelaskan strategi meredakan nyeri 15. Jelaskan strategi meredakan nyeri
18. Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk 18. Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri mengurangi rasa nyeri
19.10 WIB
Kolaborasi : 19. Kolaborasi pemberian analgetik, jika perlu
19. Kolaborasi pemberian analgetik, jika perlu
5. Selasa Perfusi Perifer Tidak efektif bd Perawatan Sirkulasi ( I.02079 ) S : Pasien mengatakan telapak tangannya mati
25 Januari 2022 Penurunan Aliran Darah Arteri rasa, pasien mengatakan kakinya masih
D.0009 Observasi : kesemutan
14.40 WIB 1. Periksa sirkulasi perifer (mis. nadi perifer, O : Akral teraba dingin, pasien masih pucat,
edema, pengisian kapiler, warna, suhu, ankle turgor kulit membaik (2 detik), membran
brachial indeks) mukosa kering, tampak edema anasarka
14.40 WIB 3. Monitor panas, kemerahan, nyeri, atau berkurang, TTV pasien normal, keadaan umum
bengkak pada ekstremitas pasien lemah.
Terapeutik : - Keadaan umum : Lemah
14.40 WIB 5. Hindari pengukuran tekanan darah pada - Kesadaran : Compos Mentis
ekstremitas dengan keterbatasan perfusi - TD : 120/70 mmHg
Edukasi : - N : 82x/mnt
14.50 WIB
16. Anjurkan melakukan perawatan kulit yang - S : 36,5o C
tepat (mis. melembabkan kulit kering pada - RR : 20x/mnt
14.50 WIB kaki) A : Masalah teratasi sebagian
18. Anjurkan program diet untuk P : Lanjutkan intervensi
memperbaiki sirkulasi (mis. rendah lemak 1. Periksa sirkulasi perifer (mis. nadi perifer,
jenuh, minyak ikan omega3) edema, pengisian kapiler, warna, suhu, ankle
brachial indeks)
3. Monitor panas, kemerahan, nyeri, atau
bengkak pada ekstremitas
5. Hindari pengukuran tekanan darah pada
ekstremitas dengan keterbatasan perfusi
16. Anjurkan melakukan perawatan kulit yang
tepat (mis. melembabkan kulit kering pada
kaki)
18. Anjurkan program diet untuk memperbaiki
sirkulasi (mis. rendah lemak jenuh, minyak ikan
omega3)
6. Selasa Diare bd Inflamasi Manajemen Diare ( I.03101 ) S : Pasien mengatakan BAB 5x sehari,
25 Januari 2022 Gastrointestinal konsistensi lembek, berwarna coklat, dan mulai
D.0020 Observasi : membaik, pasien mengatakan lelah berkurang
15.00 WIB 1. Identifikasi penyebab diare (mis. inflamasi O : Frekuensi BAB membaik (5x sehari), feses
gastrointestinal, iritasi gastrointestinal, proses lembek, coklat, tidak berlendir, dan bau khas
infeksi, malabsorpsi, ansietas, stres) feses, bising usus normal, pasien tampak masih
15.00 WIB 2. Identifikasi riwayat pemberian makanan mnegusap perutnya, TTV pasien normal, dan
15.05 WIB 3. Monitor warna, volume, frekuensi, dan keadaan umum pasien lemah.
konsistensi tinja - Keadaan umum : Lemah
Terapeutik : - Kesadaran : Compos Mentis
15.10 WIB 5. Berikan cairan intravena (mis. RL, RA) - TD : 120/70mmHg
jika perlu - N : 82x/mnt
Edukasi : - S : 36,5o C
15.15 WIB
11. Anjurkan makanan porsi kecil dan sering - RR : 20x/mnt
secara bertahap A : Masalah teratasi sebagian
15.15 WIB
14. Anjurkan menghindari makanan P : Lanjutkan intervensi
pembentuk gas, pedas, dan mengandung 1. Identifikasi penyebab diare (mis. inflamasi
laktosa gastrointestinal, iritasi gastrointestinal, proses
15.30 WIB Kolaborasi : infeksi, malabsorpsi, ansietas, stres)
15. Kolaborasi pemberian obat pengeras feses 3. Monitor warna, volume, frekuensi, dan
(mis. atapulgit, smektit, kaolin-pektin) konsistensi tinja
5. Berikan cairan intravena (mis. RL, RA) jika
perlu
11. Anjurkan makanan porsi kecil dan sering
secara bertahap
7. Selasa Hipovolemia bd Kehilangan Manajemen Hipovolemia ( I.03116 ) S : Pasien mengatakan lemas berkurang, pasien
25 Januari 2022 Cairan Aktif (diare) mengatakan haus, pasien mengatakan BAB cair
D.0023 Observasi : ± 5x sehari
16.00 WIB 1. Periksa tanda dan gejala hipovolemia (mis. O : Gelisah tampak berkurang, turgor kulit
frekuensi nadi meningkat, nadi teraba lemah, lambat (2 detik), membran mukosa lembab,
tekanan darah menurun, tekanan nadi TTV pasien normal, keadaan pasien lemah,
menyempit, turgor kulit menurun) jumlah intake cairan pasien (± 1200 ml perhari),
16.20 WIB 2. Monitor intake dan output cairan jumlah output cairan pasien (±700 mL perhari)
Terapeutik : - Keadaan umum : Lemah
16.05 WIB 5. Berikan asupan cairan oral - Kesadaran : Compos Mentis
Edukasi : - TD : 120/70 mmHg
16.05 WIB
6. Anjurkan memperbanyak asupan cairan - N : 82x/mnt
oral - S : 36,5o C
Kolaborasi : - RR : 20x/mnt
16.20 WIB
8. Kolaborasi pemberian cairan IV isotonis A : Masalah teratasi sebagian
16.20 WIB (mis. NaCl, RL) P : Lanjutkan intervensi
9. Kolaborasi pemberian cairan IV hipotonis 1. Periksa tanda dan gejala hipovolemia (mis.
(mis. glukosa 2,5 %) frekuensi nadi meningkat, nadi teraba lemah,
tekanan darah menurun, tekanan nadi
menyempit, turgor kulit menurun)
2. Monitor intake dan output cairan
6. Anjurkan memperbanyak asupan cairan oral
8. Kolaborasi pemberian cairan IV isotonis
(mis. NaCl, RL)
8. Selasa Nyeri Akut bd Agen Pencedera Manajemen Nyeri ( I.08238 ) S : Pasien mengatakan nyeri perut berkurang
25 Januari 2022 Fisiologis (sirosis hepar) O : Pasien sedikit meringis, gelisah berkurang,
D.0077 Observasi : skala nyeri berkurang, TTV normal.
19.00 WIB 1. Identifikasi lokasi, karekteristik, durasi, P : Pasien mengatakan nyeri perut
frekuensi, kualitas, intensitas nyeri Q : Nyeri seperti ingin muntah
19.00 WIB 2. Identifikasi skala nyeri R : Lokasi nyeri → Abdomen
19.20 WIB 8. Monitor keberhasilan terapi komplementer S : Skala nyeri → 1
yang sudah diberikan T : Setiap saat
19.20 WIB 9. Monitor efek samping penggunaan - Keadaan umum : Lemah
analgesic - Kesadaran : Compos Mentis
Terapeutik : - TD : 120/70 mmHg
19.05 WIB 10. Berikan teknik non farmakologis untuk - N : 82x/mnt
mengurangi rasa nyeri (mis. TENS, hypnosis, - S : 36,5o C
akupresur, terapi music, biofeedback, terapi - RR : 20x/mnt
pijat, aromaterapi, teknik imajinasi A : Masalah teratasi sebagian
terbimbing, kompres hangat/dingin, terapi P : Lanjutkan intervensi
bermain) 1. Identifikasi lokasi, karekteristik, durasi,
19.05 WIB Edukasi : frekuensi, kualitas, intensitas nyeri
19.06 WIB 15. Jelaskan strategi meredakan nyeri 2. Identifikasi skala nyeri
18. Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk 8. Monitor keberhasilan terapi komplementer
mengurangi rasa nyeri yang sudah diberikan
19.10 WIB Kolaborasi : 10. Berikan teknik non farmakologis untuk
19. Kolaborasi pemberian analgetik, jika perlu mengurangi rasa nyeri (mis. TENS, hypnosis,
akupresur, terapi music, biofeedback, terapi
pijat, aromaterapi, teknik imajinasi terbimbing,
kompres hangat/dingin, terapi bermain)
9. Rabu Perfusi Perifer Tidak efektif bd Perawatan Sirkulasi ( I.02079 ) S : Pasien mengatakan telapak tangannya
26 Januari 2022 Penurunan Aliran Darah Arteri sudah ada rasa, pasien mengatakan kakinya
D.0009 Observasi : tidak lagi kesemutan
14.40 WIB 1. Periksa sirkulasi perifer (mis. nadi perifer,
edema, pengisian kapiler, warna, suhu, ankle
brachial indeks) O : Akral teraba hangat, pasien tidak pucat lagi,
14.40 WIB 3. Monitor panas, kemerahan, nyeri, atau turgor kulit membaik (<1 detik), membran
bengkak pada ekstremitas mukosa lembab, tidak ada edema anasarka,
Terapeutik : TTV pasien normal, keadaan umum pasien
14.40 WIB 5. Hindari pengukuran tekanan darah pada membaik.
ekstremitas dengan keterbatasan perfusi - Keadaan umum : Sedang
Edukasi : - Kesadaran : Compos Mentis
14.50 WIB
16. Anjurkan melakukan perawatan kulit yang - TD : 110/80 mmHg
tepat (mis. melembabkan kulit kering pada - N : 80x/mnt
kaki) - S : 36o C
14.50 WIB
18. Anjurkan program diet untuk - RR : 20x/mnt
memperbaiki sirkulasi (mis. rendah lemak A : Masalah teratasi
jenuh, minyak ikan omega3) P : Hentikan intervensi
10. Rabu Diare bd Inflamasi Manajemen Diare ( I.03101 ) S : Pasien mengatakan BAB 1x sehari, bentuk
26 Januari 2022 Gastrointestinal lembut dan padat, berwarna kuning kecoklatan,
D.0020 Observasi : dan mulai membaik, pasien mengatakan tidak
15.00 WIB 1. Identifikasi penyebab diare (mis. inflamasi lelah lagi
gastrointestinal, iritasi gastrointestinal, proses O : Frekuensi BAB membaik (1x sehari), feses
infeksi, malabsorpsi, ansietas, stres) lembut padat, kuning kecoklatan, tidak
15.05 WIB 3. Monitor warna, volume, frekuensi, dan berlendir, dan bau khas feses, bising usus
konsistensi tinja normal, pasien tampak tenang dan nyaman,
Terapeutik : TTV pasien normal, dan keadaan umum pasien
15.10 WIB 5. Berikan cairan intravena (mis. RL, RA) membaik.
jika perlu - Keadaan umum : Sedang
Edukasi : - Kesadaran : Compos Mentis
15.15 WIB
11. Anjurkan makanan porsi kecil dan sering - TD : 110/80mmHg
secara bertahap - N : 80x/mnt
- S : 36o C
- RR : 20x/mnt
A : Masalah teratasi
P : Hentikan intervensi
11. Rabu Hipovolemia bd Kehilangan Manajemen Hipovolemia ( I.03116 ) S : Pasien mengatakan tidak lemas, pasien
26 Januari 2022 Cairan Aktif (diare) mengatakan tidak haus lagi, pasien mengatakan
D.0023 BAB lembut ± 1x sehari
16.00 WIB Observasi : O : Pasien tenang, turgor kulit membaik (<1
1. Periksa tanda dan gejala hipovolemia (mis. detik), membran mukosa lembab, TTV pasien
frekuensi nadi meningkat, nadi teraba lemah, normal, keadaan pasien membaik, jumlah intake
tekanan darah menurun, tekanan nadi cairan pasien (± 2L perhari), jumlah output
16.20 WIB menyempit, turgor kulit menurun) cairan pasien (±700 mL perhari)
2. Monitor intake dan output cairan - Keadaan umum : Sedang
16.05 WIB Edukasi : - Kesadaran : Compos Mentis
6. Anjurkan memperbanyak asupan cairan - TD : 110/80 mmHg
oral - N : 80x/mnt
16.20 WIB
Kolaborasi : - S : 36o C
8. Kolaborasi pemberian cairan IV isotonis - RR : 20x/mnt
(mis. NaCl, RL) A : Masalah teratasi
P : Hentikan intervensi
12. Rabu Nyeri Akut bd Agen Pencedera Manajemen Nyeri ( I.08238 ) S : Pasien mengatakan nyeri perut hilang
26 Januari 2022 Fisiologis (sirosis hepar) O : Pasien tidak meringis, pasien tampak
D.0077 Observasi : tenang, skala nyeri berkurang, TTV normal.
19.00 WIB 1. Identifikasi lokasi, karekteristik, durasi, P : Pasien mengatakan tidak nyeri
frekuensi, kualitas, intensitas nyeri Q : tidak nyeri
19.00 WIB 2. Identifikasi skala nyeri R : Lokasi nyeri → Abdomen
19.20 WIB 8. Monitor keberhasilan terapi komplementer S : Skala nyeri → 0
yang sudah diberikan T : Setiap saat
- Keadaan umum : Sedang
Terapeutik : - Kesadaran : Compos Mentis
19.05 WIB 10. Berikan teknik non farmakologis untuk - TD : 110/80 mmHg
mengurangi rasa nyeri (mis. TENS, hypnosis, - N : 80x/mnt
akupresur, terapi music, biofeedback, terapi - S : 36o C
pijat, aromaterapi, teknik imajinasi - RR : 20x/mnt
terbimbing, kompres hangat/dingin, terapi A : Masalah teratasi
bermain) P : Hentikan intervensi
3.5 Evaluasi Keperawatan
Hari/Tanggal Diagnosa Keperawatan Evaluasi Keperawatan (Subjektif/Objektif/Analisa/Perencanaan)
Senin 1 S : Pasien mengatakan telapak tangannya mati rasa, pasien mengatakan kakinya masih
24 Januari 2022 Perfusi Perifer Tidak efektif bd kesemutan
Penurunan Aliran Darah Arteri O : Akral teraba dingin, pasien masih pucat, turgor kulit membaik (3 detik), membran mukosa
D.0009 kering, tampak edema anasarka, TTV pasien normal, keadaan umum pasien lemah.
- Keadaan umum : Lemah
- Kesadaran : Compos Mentis
- TD : 120/70 mmHg
- N : 86x/mnt
- S : 36,8o C
- RR : 22x/mnt
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
1. Periksa sirkulasi perifer (mis. nadi perifer, edema, pengisian kapiler, warna, suhu, ankle
brachial indeks)
3. Monitor panas, kemerahan, nyeri, atau bengkak pada ekstremitas
5. Hindari pengukuran tekanan darah pada ekstremitas dengan keterbatasan perfusi
16. Anjurkan melakukan perawatan kulit yang tepat (mis. melembabkan kulit kering pada
kaki)
18. Anjurkan program diet untuk memperbaiki sirkulasi (mis. rendah lemak jenuh, minyak
ikan omega3)
Senin 2 S : Pasien mengatakan BAB 8x sehari, konsistensi cair, berwarna coklat, dan mulai membaik,
24 Januari 2022 Diare bd Inflamasi Gastrointestinal pasien mengatakan lelah berkurang
D.0020 O : Frekuensi BAB membaik (8x sehari), feses cair, coklat, tidak berlendir, dan bau khas
feses, bising usus hiperaktif, pasien tampak belum nyaman, TTV pasien normal, dan keadaan
umum pasien lemah.
- Keadaan umum : Lemah
- Kesadaran : Compos Mentis
- TD : 120/70mmHg
- N : 86x/mnt
- S : 36,8o C
- RR : 22x/mnt
A : Masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan intervensi
1. Identifikasi penyebab diare (mis. inflamasi gastrointestinal, iritasi gastrointestinal, proses
infeksi, malabsorpsi, ansietas, stres)
2. Identifikasi riwayat pemberian makanan
3. Monitor warna, volume, frekuensi, dan konsistensi tinja
5. Berikan cairan intravena (mis. RL, RA) jika perlu
11. Anjurkan makanan porsi kecil dan sering secara bertahap
14. Anjurkan menghindari makanan pembentuk gas, pedas, dan mengandung laktosa
15. Kolaborasi pemberian obat pengeras feses (mis. atapulgit, smektit, kaolin-pektin)
Senin 3 S : Pasien mengatakan tubuhnya masih lemas, pasien mengatakan haus, pasien mengatakan
24 Januari 2022 Hipovolemia bd Kehilangan Cairan BAB cair ± 8x sehari
Aktif (diare) O : Pasien tampak gelisah, turgor kulit lambat (3 detik), membran mukosa kering, TTV pasien
D.0023 normal, keadaan pasien lemah, jumlah intake cairan pasien (± 500ml perhari), jumlah output
cairan pasien (±350 mL perhari)
- Keadaan umum : Lemah
- Kesadaran : Compos Mentis
- TD : 120/70 mmHg
- N : 86x/mnt
- S : 36,8o C
- RR : 22x/mnt
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
1. Periksa tanda dan gejala hipovolemia (mis. frekuensi nadi meningkat, nadi teraba lemah,
tekanan darah menurun, tekanan nadi menyempit, turgor kulit menurun)
2. Monitor intake dan output cairan
5. Berikan asupan cairan oral
6. Anjurkan memperbanyak asupan cairan oral
8. Kolaborasi pemberian cairan IV isotonis (mis. NaCl, RL)
9. Kolaborasi pemberian cairan IV hipotonis (mis. glukosa 2,5 %)