Anda di halaman 1dari 18

Lampiran : Keputusan Direktur Rumah Sakit Daerah Kota Tidore Kepulauan

Tanggal : 2022
Nomor : 445/ / 11 / 2022
Tentang : Pedoman Pengorganisasian Instalasi Farmasi Rumah Sakit Daerah Kota Tidore
Kepulauan

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pelayanan farmasi rumah sakit adalah bagian yang tidak terpisahkan dari sistem pelayanan
kesehatan rumah sakit yang berorientasi kepada pelayanan pasien, penyediaan sediaan farmasi,
alat kesehatan, dan bahan habis pakai yangbermutu dan terjangkau bagi semua lapisan masyarakat
termasuk pelayanan klinik. Tuntutan pasien dan masyarakat akan mutu pelayanan farmasi,
mengharuskan adanya perubahan pelayanan dan paradigma lama (drug oriented) ke paradigma
baru (patient oriented) dengan filosofi ‘Pharmaceutical Care’ (pelayanan kefarmasian). Praktek
pelayanan kefarmasian merupakan kegiatan yang terpadu dengan tujuan untuk mengidentifikasi,
mencegah dan menyelesaikan masalah obat dan masalah yang berhubungan dengan kesehatan.
Dalam suatu Rumah Sakit kefarmasian merupakan syarat yang harus dipenuhi dari suatu
Rumah Sakit, oleh karena itu maka peran farmasi sangat penting dalam penyelengaraan kesehatan
pada suatu Rumah Sakit.Dalam melakukan pelayanan kefarmasian di Rumah Sakit, farmasi
mempunyai standar pelayanan kefarmasian di Rumah Sakit yang terdapat dalam PERMENKES
No 72 Tahun 2016 Tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit, yang menjadi tolak
ukur dan pedoman bagi tenaga kefarmasian dalam menyelenggarakan pelayanan kefarmasian.

1.2. Ruang Lingkup


Instalasi farmasi merupakan kegiatan pelayanan kefarmasian di Rumah Sakit . Intalasi
Farmasi Rumah Sakit (IFRS) merupakan fasilitas penyelenggaraan kefarmasian di bawah pimpinan
seorang Apoteker dan memenuhi persyaratan secara hukum untuk mengadakan, menyediakan, dan
mengelola seluruh aspek penyediaan perbekalan kesehatan di rumah sakit.unit pelaksana
fungsional yang menyelenggarakan seluruh
Tugas dari IFRS  adalah pengelolaan mulai dari perencanaan, pengadaan, penyimpanan,
penyiapan, peracikan, pelayanan langsung kepada penderita sampai dengan pengendalian semua
perbekalan kesehatan yang beredar dan digunakan dalam rumah sakit, baik untuk penderita rawat
inap, rawat jalan mau kebutuhan perbekalan daru unit penunjang medis lainnya.
Adapun tujuan dari pendirian Instalasi Farmasi rumah sakit, meliputi:
1. Melayani segala keperluan rumah sakit
2. Menyediakan perbekalan.
3. Meningkatkan penelitian rumah sakit

Pedoman Pengorganisasian Instalasi Farmasi 1


4. Sebagai sarana untuk mengembangkan bidang kefarmasian.
5. Melaukan pertukaran informasi antara apoteker, rumah sakit, anggota profesi lainnya.

1.3. Dasar Hukum


1. Undang-undang Nomor 1 Tahun 2003 tentang Pembentukan Kabupaten
Halmahera Utara, Kabupaten Halmahera Selatan, Kabupaten Sula, Kabupaten Halmahera
Timur dan Kota Tidore Kepulauan di Propinsi Maluku Utara (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2003 Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4437);
2. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5063);
3. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 153, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5072);
4. Undang-Undang Nomor 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5587);
5. Undang - Undang RI Nomor : 36 tahun 2009 tentang Kesehatan
6. Undang - Undang RI Nomor : 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit
7. KeputusanPresiden Republik Indonesia Nomor 40 Tahun 2001 tentang Pedoman
Kelembagaan dan Pengelolaan Rumah Sakit.
8. Keputusan Mentri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1333/ Menkes/ SK/ XII/ 1999
tentangStandar Pelayanan Rumah Sakit.
9. Keputusan Mentri Kesehatan Republik Indonesia Nomor. 129/ Menkes/ SK/ II/ 2008
tentang Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit.
10.Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor1165.A./Menkes/SK/X/2004
tentang Komisi Akreditasi Rumah Sakit.
11.Peraturan Menteri Kesehatan Nomor : 012 tahun 2012 Tentang Akreditasi.
12. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1691 Tahun 2011 tentang Keselamatan
Pasien Rumah Sakit;
13. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 72 Tahun 2016 tentang Standar
Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit.
14. Peraturan Walikota Tidore Kepulaun No. 28 tahun 2018 tentang Pengelolaan
Keuangan Badan Layanan Umum Daerah Kota Tidore Kepulauan;
15. Peraturan Walikota Tidore Kepulaun No. 8 tahun 2019 tentang Kebijakan
Akuntansi Badan Layanan Umum Rumah Sakit Daerah Kota Tidore Kepulauan;
16. Keputusan Walikota Tidore Kepulauan No. 71.1 Tahun 2018 tentang Penetapan
Rumah Sakit Daerah Kota Tidore Kepulauan Sebagai Badan Layanan Umum Daerah

Pedoman Pengorganisasian Instalasi Farmasi 2


1.4. Tujuan

Sebagai suatu organisasi, RSD Kota Tidore Kepulauan mempunyai tujuan dan sasaran.
Adapun tujuan dan sasaran nya adalah:

1. Tujuan
a. Meningkatkan kompetensi SDM dan berkarakter unggul.
b. Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan rujukan.
c. Meningkatkan pemenuhan sarana dan prasarana yang sesuai standar rumah sakit kelas C.
d. Meningkatkan sistem manajemen operasional berbasis kepuasan pelanggan.
2 Sasaran
1. Meningkatnya kompetensi SDM dan berkarakter unggul.
2. Meningkatnya mutu pelayanan kesehatan rujukan.
3. Terpenuhinya sarana dan prasarana pelayanan yang sesuai standar rumah sakit kelas C.
4. Meningkatnya pemanfaatan aset non pelayanan secara produktif
5. Meningkatnya kepuasan pelanggan

BAB II

GAMBARAN UMUM RUMAH SAKIT

Rumah Sakit Daerah Soasio didiirikan sejak tahun 1981 yang diresmikan oleh Gubernur
Propinsi Maluku, Bapak Hasan Slamet dan dikelola oleh Pemerintah Daerah Halmahera Tengah yang
tumbuh dan berkembang secara wajar. Pada tahun 1995 dengan adanya Peraturan Daerah Kabupaten
Daerah Tingkat II Halmahera Tengah Nomor 17 Tahun 1995 tentang Pembantukan Organisasi dan
Tata Kerja Rumah Sakit Umum Soasio Kabupaten Daerah Tingkat II Halmahera Tengah, Rumah Sakit
Umum sesuai dengan ketentuan yang berlaku, maka menggunakan klasifikasi Rumah Sakit Kelas D.
Selanjutnya dalamkurun waktu 3 tahun, Pemerintah Kabupaten Daerah Tingkat II Halmahera
Tengah bertekad meningkatkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat dengan mengusulkan kepada
Menteri Kesehatan Repubelik Indonesia untuk meningkatkan klasifikasi Rumah Sakit Umum dari
kelas D menjadi Kelas C.
Rumah Sakit Daerah Kota Tidore Kepulauan adalah satu-satunya Rumah Sakit di lingkungan
Kota Tidore yang terletak di jalan Sultan Mansyur No. 11 pada lokasi tepat di tengah-tengah Kota
Soasio dengan menempati area seluas ± 20.360 m, letaknya yang strategis memberi kemudahan akses
bagi masyarakat maupun tenaga kesehatan.
Rumah Sakit Daerah Kota Tidore Kepulauan merupakan salah satu Satuan Kerja Perangkat
Daerah (SKPD) berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 20 Tahun 2007 tentang Pembentukan

Pedoman Pengorganisasian Instalasi Farmasi 3


Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah Kota Tidore Kepulauan, dengan klasifikasi kelas C
sesuai perda No.9 Tahun 1998, No SK Penetapan kelas No. 1237 / MENKES / SK / X /1997 yang
diresmikan penggunaannya sejak Tanggal 28 Desember 1981.
Sejak awal Tahun 2003 seiring dengan perubahan status Kota Tidore Kepulauan dari
Kabupaten Halmahera Tengah menjadi Kota Tidore Kepulauan.Pada tahun 2007 Rumah Sakit Umum
soasio berubah menjadi Badan Pelayanan Rumah Sakit Daerah (BPRSD) Kota Tidore
Kepulauan,kemudian terjadi lagi perubahan menjadi Rumah Sakit Daerah (RSD) Kota Tidore
Kepulauan dari tahun 2008 sampai sekarang.

2.1 Letak Geografis


Rumah Sakit Daerah Kota Tidore Kepulauan adalah satu-satunya Rumah Sakit di lingkungan
Kota Tidore yang terletak di jalan Sultan Mansyur No. 11 pada lokasi tepat di tengah-tengah Kota
Soasio dengan menempati area seluas ± 20.360 m, letaknya yang strategis memberi kemudahan akses
bagi masyarakat maupun tenaga kesehatan.

2.2 Visi dan Misi


2.2.1. Visi
Visi Rumah Sakit Daerah Kota Tidore Kepulauan adalah :
“Terwujudnya Rumah Sakit Unggulan dan Terpercaya di Maluku Utara”.

2.2.2 Misi
Sebagai upaya untuk mewujudkan Visi Tersebut, rumah sakit menetapkan Misi yaitu :
a. Memberikan pelayanan yang bermutu dan terjangkau;
b. Menyediakan sarana dan prasarana sesuai standar;
c. Menyediakan sumber daya manusia yang professional;
d. Meningkatkan kelas Rumah Sakit.

2.2.3 Falsafah
Rumah Sakit Daerah Kota Tidore Kepulauan memiliki, yaitu untuk Keselamatan, Kenyamanan
dan Kesembuhan pasien adalah tujuan kami.
2.2.3 Prinsip Pelayanan
Rumah Sakit Daerah Kota Tidore Kepulauan memiliki prinsip pelayanan 5 S : Senyum, Salam,
Sapa, Sopan, Santun
2.2.4 Tujuan dan Sasaran Rumah Sakit
Tujuan
1. Terwujudnya pelayanan yang bermutu dan berorientasi pada kecepatan, ketepatan,
keselamatan dan kenyamanan berlandaskan etika dan profesionalisme.
2. Terwujudnya pelayanan rujukan sebagai Rumah Sakit Rujukan Regional di Propinsi
MalukuUtara.
Pedoman Pengorganisasian Instalasi Farmasi 4
3. Terwujudnya kepercayaan dan citra positif terhadap pelayanan RumahSakit
Sasaran
1. Meningkatnya mutu pelayanan rumah sakit
2. Meningkatnya pelayanan kesehatan masyarakat
3. Meningkatnya kepuasan pelanggan rumah sakit
4. Meningkatnya kapasitas dan kinerja rumah sakit
5. Meningkatnya sarana dan prasarana rumah sakit

BAB IV
STRUKTUR ORGANISASI
RUMAH SAKIT DAERAH KOTA TIDORE KEPULAUAN

Pembentukan, kedudukan, tugas pokok, fungsi dan susunan organisasi RSD Kota Tidore
Kepulauan berdasarkan Peraturan Wali Kota Tidore Kepulauan NO. 19.a Tahun 2017 tanggal 13
Maret 2017 Tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Rumah Sakit Daerah Kota Tidore
Kepulauan. Organisasi dan Tata Kerja ini diharapkan mampu mewadai seluruh aspek kegiatan
pelayanan dan administrasi RSD Kota Tidore Kepulauan..
RSD Kota Tidore Kepulauan juga memiliki berbagai kelompok jabatan fungsional yang bertugas
memberikan pelayanan pada masing-masing instalasi. Selain yang terdapat dalam susunan organisasi
tersebut diatas ada kelompok jabatan yang sangat menunjang kegiatan pelayanan kesehatan RSD Kota
Tidore Kepulauan adalah Komite Medik, Komite Keperawatan, Komite Keselamatan Pasien Rumah
Sakit, dan Dewan Pengawas BLUD.

4.1 Struktur Orgnisasi Rumah Sakit Daerah Kota Tidore Kepulauan


Susunan organisasi RSD Kota Tidore Kepulauan berdasarkan Peraturan Wali Kota Tidore
Kepulauan NO. 19.a Tahun 2017 tanggal 13 Maret 2017 Tentang Pembentukan Organisasi dan Tata
Kerja Rumah Sakit Daerah Kota Tidore Kepulauan terdiri dari :
1. Direktur
2. Bagian Tata Usaha, membawahi:
a. Sub Bagian Umum
b. Sub Bagian Kepegawaian
c. Sub Bagian Perencanaan dan Keuangan
3. Bidang Pelayanan, membawahi:
a. Subbidang Pelayanan Medik
b. Subbidang Pelayanan Penunjang Medik

Pedoman Pengorganisasian Instalasi Farmasi 5


4. Bidang Keperawatan, membawahi:
a. Subbidang Profesi dan Asuhan
b. Subbidang Logistik
5. Bidang Pengembangan Rumah Sakit, membawahi:
a. Subbidang Sarana dan Prasarana
b. Subbidang Pengembangan dan Layanan Pengaduan
6. Kelompok Jabatan Fungsional

Struktur Organisasi Rumah Sakit Daerah Kota Tidore Kepulauan

DIREKTUR

Kelompok Jabatan Bagian Tata Usaha


Fungsional

Sub Bagian Umum Sub Bagian


Kepegawaian Sub Bagian
Perencanaan dan
Keuangan

Bidan gPelayanan Bidang Keperawatan Bidang Pengembangan

Sub Bidang Sarana dan


Sub Bidang Profesi dan
Prasarana
Sub Bidang PelayananMedik Asuhan

Sub Bidang Pelayanan Sub Bidang Pengembangan


Penunjang Medik Sub BidangLogistik &Layanan Pengaduan

Pedoman Pengorganisasian Instalasi Farmasi 6


4.2 Struktur Organisasi Instalasi Farmasi Rumah Sakt Daerah Kota Tidore Kepulauan
Secara struktur organisasi, Instalasi Farmasi Rumah Sakit ( IFRS ) berada di bawah Kepala
Bidang ( Kabid ) Pelayanan. Dalam hal yang berkaitan dalam Sumber Daya Manusia (SDM)
Kefarmasian dan SDM lainnya di bawah Instalasi farmasi ( SDM Gas Medis ) akan berkoordinasi
dengan Kepala Sub Bidang Pelayanan Penunjang Medis. Kepala Instalasi Farmasi adalah unit
pelayanan non struktural yang dipimpin oleh seorang kepala Instalasi yang menyelenggarakan
kegiatan pelayanan penunjang medic, pendidikan, pelatihan dan penelitian kesehatan di rumah sakit.

Instalasi Framasi Rumah Sakit Tidore memiliki unit-unit dalam melakukan tugas dan fungsinya
yang disebut dengan Depo dan juga Gudang Farmasi sebagai unit penyimpan seluruh perbekalan
farmasi. Depo farmasi merupakan perpanjangan tangan dari instalasi farmasi yang bertugas
mengkoordinasikan, membina, melaksanakan perencanaan, penerimaan, penyimpanan, pendistribusian
perbekalan farmasi ke pasien yang ada di instalasi. Masing-masing Depo dan Gudang Farmasi di
pimpin oleh seorang penanggung jawab yang membawahi beberapa staf dan bertanggung jawab
kepada kepala instalasi Farmasi. Selain itu Pelaksanaan pengelolaan Gas Medis Rumah Sakit juga
berada di bawah Instalasi Farmasi.

Unit Pelaksana dari Instalasi farmasi Rumah Sakit Tidore adalah :


1. Gudang Farmasi
2. Depo Farmasi Rawat Jalan
3. Depo Farmasi Rawat Inap
4. Depo Farmasi Unit Gawat Darurat (Depo UGD ), dan
5. Depo Farmasi Unit Kamar Operasi ( Depo OK )
6. Gas Medis
Adapun tugas dan fungsi dari masing-masing penanggung jawab serta staf di Instalasi farmasi
adalah sebagai berikut :

URAIAN TUGAS KEPALA IFRS DAN PENANGGUNG-JAWAB FARMASI

Kepala Instalasi Farmasi

1 menjamin terselenggaranya visi dan misi Rumah Sakit Daerah Kota Tidore Kepulauan;

2 menjamin terselenggaranya tugas dan tujuan Instalasi Farmasi sesuai dengan kebijakan
Direktur;
3 menetapkan jadwal rapat atau pertemuan Instalasi Farmasi untuk membahas kebijakan,
pedoman atau panduan, prosedur dan penetapannya;
4 mengkonsolidasi, mengkoordinasi, mengakomadasi, memonitoring dan mengevaluasi
seluruh kebutuhan dan kegiatan instalasi farmasi kepada pihak manajemen Rumah Sakit
Daerah Kota Tidore Kepulauan;
5 memberikan advokasi dibidang pengelolaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan
MedisHabis Pakai dan Pelayanan Farmasi Klinik kepada di eksternal Instalasi Farmasi;
6 membantu advokasi manajeman Rumah Sakit Daerah Kota Tidore Kepulauan dibidang
pengelolaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan dan Bahan MedisHabis Pakai dan Pelayanan

Pedoman Pengorganisasian Instalasi Farmasi 7


Farmasi Klinik kepada pihak stakes holder;
7 mengupayakan dan melaksanakan komputerisasi pengelolaan Sediaan Farmasi, Alat
Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai.

Penanggung Jawab Gudang Farmasi /Perbekalan Farmasi


1. Menerima dan menyimpan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai
sesuai dengan spesifikasi dan ketentuan yang berlaku;
2. Melaksanakan pencatatan dan pelaporan data-data mutasi secara periodik terhadap Sediaan
Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai sesuai dengan ketentuan yang berlaku
baik di kartu stok atau di buku yang sesuai ketentuan;
3. Melakukan stop opname secara periodik.
4. Menjamin suhu ruang penyimpanan sesuai standar dari masing-masing Sediaan Farmasi,
Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai;
5. Melakukan inspeksi mutu secara periodik terhadap seluruh Sediaan Farmasi, Alat
Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai, di gudang farmasi
6. Melakukan pencatatan dan pelaporan off date atau expired date secara periodik terhadap
Sediaan Farmasi, dan Bahan Medis Habis Pakai yang diserahkan ke Kepala Instalasi;
7. Menerima pendelegasian pelayanan anfrag dan mendistribusikan Obat dan Bahan Habis
Pakai di setiap ruang perawatan dan ruang emergensi (IGD, Kamar Bedah/OK, ICU dan
NHCU/NICU) ;
8. Melakukan pencatatan dan pelaporan seluruh kegiatan Gudang ke Kepala Instalasi Farmasi
9. Memonitoring ketersediaan dan mendistribusikan Obat Emergensi sesuai kebutuhan di
setiap ruang perawatan.

Penanggung Jawab Mutu

1. Membuat program peningkatan mutu dan pengembangan standar pelayanan farmasi

2. Menjamin pelaksanaan pelayanan pasien yang sesuai estándar dan berorientasi kepada
keselamatan pasien;
3. Bertugas sebagai Apoteker pendamping untuk Apotek Rawat Inap;

4. Melakukan telaah resep untuk pasien rawat inap;

5. Melakukan visite ke ruang perawatan;

6. Membuat laporan pencapaian sasaran mutu/indikator mutu:


a. Kepuasan pelanggan
b. Waktu untuk penyiapan obat jadi dan obat racikan
c. Kesesuaian penulisan resep obat dengan formularium RS
d. Potensi kesalahan obat di instalasi farmasi
Penanggung Jawab Pelayanan Farmasi ( Pelayanan Rawat Inap dan Rawat jalan )

1. Mengkaji dan melaksanakan pelayanan Resep atau permintaan Obat;


2. Menjamin seluruh pelaksanaan pelayanan di unit pelayanan Farmasi ( Satelit Farmasi)
terlaksana sesuai standar;
3. Melaksanakan pelayanan Obat dan Bahan Medis Habis Pakai kepada setiap ruang
perawatan dan palayanan obat untuk pasien rawat jalan;
4. Menjamin pelayanan obat dan BMHP kepada seluruh ruang perawatan dan rawat jalan
yang berorientasi kepada patient safety;

Pedoman Pengorganisasian Instalasi Farmasi 8


5. Melaksanakan monitoring dengan cara melakukan pencatatan dan pelaporan data-data
mutasi secara periodik terhadap Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis
Habis Pakai sesuai dengan ketentuan yang berlaku baik di kartu stok atau di buku yang
sesuai ketentuan;
6. Melakukan stop opname pada secara periodik sesuai dengan ketentuan;

7. Menjamin suhu ruang penyimpanan di unit pelayanan ( Satelit Farmasi ) sesuai standar
dari masing-masing Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai;
8. Melakukan pencatatan dan pelaporan seluruh kegiatan pelayanan Resep ke Kepala
Instalasi;
9. Melakukan pelaporan narkotika, PSikotropika dan obat-obatan yang mengandung
precursor sesuai ketentuan perundang-undangan yang berlaku;
10. Melakukan inspeksi mutu secara periodik terhadap seluruh Sediaan Farmasi, Alat
Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai ( BMHP ) di Satelit Farmasi;

Penanggung Jawab Farmasi Klinik

1. Melaksanakan rekonsiliasi Obat;

2. Memberikan informasi dan edukasi penggunaan Obat baik berdasarkan Resep maupun
Obat non Resep kepada pasien/keluarga pasien;
3. Mengidentifikasi, mencegah dan mengatasi masalah yang terkait dengan Sediaan
Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai;
4. Melaksanakan visite mandiri maupun bersama tenaga kesehatan lain;

5. Memberikan konseling pada pasien dan/atau keluarganya;

6. Melaksanakan Pemantauan Terapi Obat (PTO);

7. Melaksanakan Evaluasi Penggunaan Obat (EPO);

8. Melaksanakan Pelayanan Informasi Obat (PIO) kepada tenaga kesehatan lain,


pasien/keluarga, masyarakat dan institusi di luar Rumah Sakit;
9. Melaksanakan Penyuluhan Kesehatan Rumah Sakit (PKRS);

10. Melakukan pencatatan dan pelaporan pelayanan farmasi klinik ke Kepala Instalasi

Penanggung Jawab Perencanaan dan Ketersediaan Perbekalan Farmasi

1. Menyusun perencanaan obat dan Bahan Medis Habis Pakai ( BMHP ) Rumah sakit untuk
kebutuhan satu ( 1 ) tahun;
2. Membuat pesanan obat dan BMHP sesuai kebutuhan untuk persediaan tiga ( 3 ) bulan
atau enam ( 6 ) bulan berdasarkan perencanaan yang sudah di buat;
3. Melakukan koordinasi dengan bagian pengadaan Rumah Sakit untuk menjamin
terlaksananya proses pengadaan obat;
4. Memberikan masukkan dan bekerjasama dengan bagian pengadaan Rumah Sakit tentang
persyaratan mutu sediaan serta pemilihan distributor yang memenuhi standar dan dapat di
pilih untuk menjadi penyedia perbekalan farmasi, obat dan BMHP di Rumah Sakit,
perbekalan farmasi, obat dan BMHP yang diterima bermutu dan sesuai dengan syarat
yang di ajukan;
5. Mengarsipkan semua proses perencanaan dan pemesanan secara terperinci dan lengkap
dan tertib;

Pedoman Pengorganisasian Instalasi Farmasi 9


6. Merencanakan, memonitoring dan mengendalikan ketersediaan perbekalan farmasi, obat
dan BMHP agar tercapai tujuan ketersediaan yang bermutu dan bermanfaat; efisien dan
cost-benefit
7. memeriksa dan menganalisa seluruh pelayanan kefarmasian dari aspek legalitas dan
patient safety;
8. Menjamin ketersediaan perbekalan farmasi, obat dan BMHP yang di butuhkan tersedia
dan berkualitas .

Penanggung Jawab Depo ( Depo Farmasi di Kamar Operasi dan di UGD )

1. Menjamin pelaksaan pengkajian dan pelayanan Resep atau permintaan Obat dari kamar
operasi terlaksana dengan baik dan sesuai standar dengan berorientasi pada patient
safety;
2. Menjamin pelayanan Obat dan Bahan Medis Habis Pakai ( BMHP ) di Depo terlaksana
setiap waktu saat dibutuhkan ;
3. Menjamin ketersediaan obat dan BMHP yang dibutuhkan di Depo tersedia secara
lengkap dan bermutu;
4. Melaksanakan monitoring dengan cara melakukan pencatatan dan pelaporan data-data
mutasi secara periodik terhadap Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan BMHP sesuai
dengan ketentuan yang berlaku baik di kartu stok atau dengan system pencatatan lainnya
sesuai ketentuan yang berlaku;
5. Melakukan stop opname terhadap persediaan obat dan BMHP di Depo secara periodik
sesuai dengan ketentuan;
6. Menjamin suhu ruang penyimpanan di Depo sesuai standar dari masing-masing Sediaan
Farmasi dan BMHP;
7. Melakukan pencatatan dan pelaporan seluruh kegiatan pelayanan di Depo ke Kepala
Instalasi;
8. Melakukan inspeksi mutu secara periodik terhadap seluruh Sediaan Farmasi, Alat
Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai ( BMHP ) di Depo ;
9. Melakukan pencatatan dan pelaporan off date atau expired date secara periodik terhadap
obat dan BMHP yang dan dikembalikan ke gudang farmasi sesuai dengan ketentuan
yang berlaku.

Penanggung Jawab Pengelolaan Gas Medis

1. Menyusun rencana kerja Unit Gas Medis

2. Menjamin ketersediaan Gas Medis di Rumah sakit sesuai kebutuhan

3. Mengupayakan keamanan gudang penyimpanan Gas Medis termasuk dari bahaya kebakaran

4. Menjamin peralatan pengoperasien Gas medis baik yang sentral maupun manual dalam
keadaan baik dan siap digunakan.
5. Menjamin perawatan semua peralatan pengoperasian gas medis secara berkala terlaksana
sesuai jadwal yang sudah dibuat
6. Menjamin terlaksananya pemeliharaan peralatan pengoperasien Gas medis

7. Menjamin pendistibusian gas medis ke semua unit dan sentral yang membutuhkan
terlaksana sesuai kebutuhan masing- masing

Pedoman Pengorganisasian Instalasi Farmasi 10


8. Memastikan semua tabung kosong dari ruang perawatan segera di tarik ke gudang gas medis
sentral.
9. Menjamin Proses pengelolaan gas medis dicatat dan didokumentasikan sesuai prosedur.

10. Mengupayakan semua unit terkait dapat mengoperasikan peralatan gas medis dan vakum
medis dengan melakukan edukasi dan terdokumentasi
11. Membuat laporan hasil kerja setiap bulan kepada kepala Instalasi farmasi

URAIAN TUGAS PELAKSANA

1. Apoteker dan TTK Pelaksana Tugas Pelayanan Farmasi

1. Membantu Kepala Instalasi dalam hal pelaksanaan program pelayanan Kefarmasian dan
Penggunaan Obat
2. Menyiapkan peralatan yang mendukung pelaksanaan pelayanan Kefarmasian untuk
kelancaran pelayanan;
3. Menyusun rencana praktek kefarmasian sesuai batas kemampuannya.
4. Melakukan pelayaanan resep sesuai SPO
5. Melaksanakan upaya-upaya untuk menjmain keamanan persediaan perbekalan farmasi
6. Melaksanakan stok opname obat dan BMHP secara periodik sesuai waktu yang
ditetapkan.
7. Bertanggung jawab dalam pengelolaan Obat- obatan Emergency di dalam Tolly
Emergency ruang Perawatan bekerja sama dengan perawat/bidan ruangan,
8. Melaksanakan tugas sore, malam dan hari libur secara bergilir sesuai jadwal dinas serta
wajib melaksanakan serah terima kepada petugas pengganti secara lisan maupun tertulis
pada saat pergantian dinas.
9. Melakukan rekonsiliasi obat, Memberikan Konseling dan melakukan Pelayanan
Informasi Obat ( PIO )
10. Melakukan Kegiatan pelayanan Farmasi klinik apoteker di ruang perawatan
11. Membuat laporan kegiatan

2. Pelaksana Tugas Gudang Farmasi

1. Melaksanakan Menerima dan memeriksa Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan
Medis Habis Pakai ( BMHP ) sesuai dengan spesifikasi dan ketentuan yang berlaku;
2. Melakukan penyimpanan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis
Pakai ( BMHP ) sesuai dengan spesifikasi dan ketentuan yang berlaku;
3. Melakukan pencatatan dalam kartu stok atas setiap mutasi masuk dan keluar Sediaan
Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai ( BMHP );
4. Melakukan penginputan atas semua mutasi keluar sediaan Farmasi Alat Kesehatan, dan
Bahan Medis Habis Pakai ( BMHP );
5. Menyiapkan permintaan ( Anfrag ) Alat Kesehatan dan BMHP dari setiap unit di Rumah
sakit yang membutuhkan.
6. Menyiapkan permintaan ( Anfrag ) obat dan BMHP dari depo-depo Farmasi dan
mendistribusikan permintaan tersebut ke masing-masing depo Farmasi;
7. Melakukan stop opname secara periodik.
8. Melakukan pencatatan suhu dan kelembaban ruangan dan lemari pendingin tempat
penyimpanan serta melaporkan adanya ketidak sesuaian suhu yang tidak sesuai standar

Pedoman Pengorganisasian Instalasi Farmasi 11


untuk ditindaklanjuti ;
9. Melakukan pencatatan obat dan BMHP yang kadaluarsa dan atau rusak ( sub-standar) dan
menyimpan di ruang karantina sebelum dilakukan proses pemusnahan;
10. Terlibat dalam penyiapan obat dan BMHP yang akan dimusnahkan;
11. Menyiapkan kelengkapan peraalatan dan administrasi guna mendukung Pelayanan
kefarmasian dan penggunaan obat di Instalasi Farmasi
12. Membuat laporan kegiatan.

3. Pelaksana Tugas Gas Medis

1. Melakukan distribusi gas medis ke ruangan yang mebutuhkan


2. Melakukan penarikan tabung kosong dari semua ruangan pera
3. Melakukan pemeliharaan instalasi dan peralatan oksigen :
4. Melakukan pemeliharaan instalasi Vakum medis sesuai jadwal
5. Melakukan pemeliharaan alat Suction sesuai jadwal
6. Menyiapkan oksigen dalam tabung transfer.
7. Melakukan edukasi pengoperasian gas medis dan vakum medis kepada operator/user dan
mendokumentasikan hasil edukasi.
8. Mencatat semua hasil kerja

Struktur organisasi Instalasi Farmasi

DIREKTUR

KEPALA BIDANG PELAYANAN

KEPALA INSTALASI FARMASI

KEPALA SUBBIDANG
PELAYANAN PENUNJANG
MEDIS

PJ DEPO FARMASI PJ DEPO FARMASI


P.J GUDANG FARMASI PJ PERENCANAAN FARMASI
RAWAT INAP RAWAT JALAN

PJ DEPO FARMASI PJ DEPO FARMASI


PJ GAS MEDIS
DI UGD DI KAMAR OPERASI

Pedoman Pengorganisasian Instalasi Farmasi 12


BAB V
POLA KETENAGAAN DAN KUALIFIKASI STAF

5.1 Kualifikasi Staf


Kualifikasi Staf Instalasi Farmasi Daerah Kota Tidore Kepulauan adalah sumber daya manusia
atau tenaga kefarmasian yang melakukan pekerjaan kefarmasian yaitu Apoteker dan Tenaga Tekhnis
Kefarmasian (TTK) atau asisten apoteker yang termasuk dalam struktur organisasi Instalasi
dengan persyaratan:
- Terdaftar di Departeman Kesehatan;
- Terdaftar di Asosiasi Profesi;
- Mempunyal STRA dan SIPA untuk profesi apoteker;
- Mempunyai STRTTK dan SIK untuk tenaga teknis kefarmasian;
- Mempunyai SK penempatan.

5.2. Pola Ketenagaan Instalasi Farmasi RS Tidore


Nama Jabatan Kualifikasi Sertifikat Tenaga yang Tenaga yang
Pendidikan dibutuhkan ada
Ka. Instalasi Farmasi Apoteker - 1
1

Penanggung Jawab Apoteker - 0


1
Gudang Farmasi (ada TTK )
Penanggung Jawab Apoteker - 1
1
Perencanaan Farmasi
Penanggung Jawab Depo Apoteker - 1
1
Rawat Jalan
Penanggung Jawab Depo Apoteker - 1
1
rawat Inap
Penanggung Jawab Depo Apoteker - 0
1
UGD (ada TTK )
Penanggung Jawab Depo Apoteker - 0
1
OK (ada TTK )
Penanggung Jwab Mutu Apoteker - 0
1
(ada TTK )
Penanggung Jawab Apoteker - 1
1
Farmasi Klinik
Penanggung Jawab Gas D3 - 0
1
Medis Elektromedis
Apoteker Pelaksana Apoteker
Pelayanan Kefarmasian
Tenaga Teknis D3 dan S1
Kefarmasian Pelaksana Farmasi

Pedoman Pengorganisasian Instalasi Farmasi 13


Pedoman Pengorganisasian Instalasi Farmasi 14
BAB VI
KEGIATAN ORIENTASI

Kegiatan orientasi di Instalasi farmasi adalah kegiatan yang dilakukan kepada tenaga Framasi
baru sebagai upaya untuk menyesuaikan diri pada tempat / unit kerja dan tugas-tugas baru dalam
rangka memenuhi syarat bagi pekerjaan / jabatan dengan situasi baru yang berbeda dan asing. Kegiatan
orientasi mempunyai tujuan antara lain :
1. Memahami tugas, kewajiban, wewenang dan prosedur kerja.
2. Memahami tujuan, falsafah dan peraturan – peraturan di lingkungan rumah sakit serta kebijakan
pimpinan rumah sakit.
3. Memahami prosedur – prosedur dalam berbagai bidang di berbagai unit kerja.
4. Memahami teknik – teknik mengerjakan basic life support dalam keadaan darurat.
5. Memahami prosedur tentang penilaian terhadap penampilan kerja staf Instalasi farmasi

Materi orientasi meliputi :


1. Materi umum :
a. Struktur organisasi rumah sakit dan bidang kefarmasian.
b. Falsafah dan tujuan rumah sakit dan pelayanan kefarmasian .
c. Fasilitas / sarana yang tersedia dan cara penggunaannya.
d. Kebijakan dan prosedur yang berlaku di rumah sakit / pelayanan kefarmasian.
e. Metode pelaksanaan pelayanan kefarmasian.
f. Pola ketenagaan dan sistem penilaian kinerja staf farmasi
g. Prosedur pengamanan dalam berbagai bidang di rumah sakit.
h. Hak dan kewajiban staf
2. Materi khusus :
 Struktur organisasi Instalasi / ruangan.
 Setting ruangan dan alat kerja
 Tata tertib instalasi / ruangan.
 Prosedur administrasi instalasi / ruangan.
 Prosedur pelayanan disetiap bagian intalasi farmasi ( Gudang dan depo-depo )
 Manajemen instalasi farmasi.
3. Prosedur kegiatan orientasi yang dilakukan adalah :
 Tenaga farmasi diserahkan dari urusan kepegawaian ke bidang pelayanan.
 Tenaga baru, pindahan dan mutasi antar ruang menerima penjelasan materi orientasi yang
meliputi materi umum dan khusus.
 Perkenalan dengan pejabat struktural / fungsional di pelayanan.
 Pelaksanaan program orientasi bidang kefarmasian yang dijadwalkan mulai dari gudang
farmasi .
 Pelaksanaan Orientasi selama 3 bulan
 Setelah pelaksanaan orientasi, petugas baru tersebut membuat laporan ke bidang pelayanan
Berdasarkan evaluasi selama orientasi yang dibuat oleh masing – masing kepala ruang, maka yang
bersangkutan ditempatkan sesuai kebutuhan serta ketrampilan yang bersangkutan melalui SK Direktur.
Pedoman Pengorganisasian Instalasi Farmasi 15
BAB VII
PENUTUP

Buku Pedoman Pengorganisasian Unit RSD Kota Tidore Kepulauan ini mempunyai peranan
penting sebagai pedoman bagi pelaksanaan kegiatan sehari-hari, sehingga dapat meningkatkan mutu
pelyanan rumah sakit. Koordinasi Internal dan eksternal Rumah sakit perlu dilakukan dalam upaya
peningkatan pelayanan di unit.

Pemerintah Daerah diharapkan selalu memperhatikan dan mendorong peningkatan pelayanan


kesehatan masyarakat di Rumah Sakit , serta fasilitas pelayanan kesehatan lainnya dalam rangka
meningkatkan kesehatan masyarakat diKota Tidore Kepulauan melalui monitoring, pembinaan, dan
dukungan dana agar dapat terwujud peningkatan mutu Rumah sakit dan Penigkatan pelayanan
kesehatan masyarakat.

Direktur
RSD Kota Tidore Kepulauan

Dr.Fahrizal Mardjabessy Sp.B


Nip.198610232011011006

Pedoman Pengorganisasian Instalasi Farmasi 16


Pedoman Pengorganisasian Instalasi Farmasi 17
Pedoman Pengorganisasian Instalasi Farmasi 18

Anda mungkin juga menyukai