Anda di halaman 1dari 2

Nama: Lusia Ratna Fatima Hadia

Npm: 21202069

Kelas : 2021C

Tugas Remedial: kewirausahaan

Judilul opini:Menilik Kewirausahaan Milenial

Menjelang akhir 2020 semakin terasa intensitas hujan maupun panas yang ekstrem. Alih-alih mencari
jalan keluar atau merubah perilaku untuk mengurangi dampak pemanasan global, biasanya kita sibuk
menaik-turunkan suhu pendingin ruangan. Pada saat yang sama, kita juga mulai sadar bahwa semakin
sulit untuk memenuhi kebutuhan sehari-hariSejumlah negara mulai membangun konsensus untuk
menghadapi perubahan iklim dan kondisi ekonomi. Kesepakatan, peraturan dan target mulai
dipersiapkan. Terlepas daripada itu, bagaimana peran kolektif masyarakat? Terutama peran pelaku
bisnis, sejauh apa sektor wirausaha bisa menjadi motor rekonstruksi ekonomi, sosial dan lingkungan
dalam krisis ini?Ketika dunia penuh dengan perubahan dan ketidak pastian, bangsa-bangsa semakin
membutuhkan talenta pengusaha lebih dari sebelumnya. Artinya kita harus meningkatkan jumlah
wirausahawan, karena peran wirausaha sebagai agen perubahan yang menciptakan inovasi dalam
berbagai situasi Berlanjut dari kewirausahaan, muncul gagasan kewirausahaan sosial. Kewirausahaan
sosial lahir seiring semakin urjennya penyelesaian berbagai krisis paska milenium. Kewirausahaan sosial
dapat didefenisikan sebagai aktivitas komersial yang dilakukan oleh pelaku swasta untuk mencapai
tujuan sosial atau publik bersamaan dengan keuntungan finansial (Wolk, 2008).Semakin banyak kita
menyaksikan kemunculan usaha kreatif secara sporadis yang turut menyumbang nilai sosial dan
lingkungan diberbagai daerah. Usaha-usaha ini tidak sekadar menjadi entitas bisnis yang komersil,
namun juga membawa semangat perubahan. Sebagai contoh, kesadaran pemilik UMKM akan
lingkungan di Ruteng .Beberapa kafe, toko roti, dan toko bahan makanan sudah mengurangi
penggunaan plastik dan melakukan pemilahan sampah. Program peduli lingkungan hidup juga semakin
populer dan banyak diminati. Organisasi seperti Waste4Change memiliki peningkatan pengikut. Selain
itu pada berbagai kompetisi perguruan tinggi dan acara lainnya, lahir banyak inisiator energi
terbarukan.Kewirausaaan juga menjadi pemicu kreativitas dalam diri. Kreativitas ini akan memetakan
setiap tantangan dan kesempatan bisnis sesuai perkembangan zaman. Gambaran ini direpresentasikan
melalui kesuksesan start-up seperti Lazada, Traveloka dan Tokopedia yang menjawab kebutuhan gaya
hidup fleksibel masyarakat di masa kini. Selain berkontribusi pada penciptaan lapangan kerja,
kewirausahaan tentunya juga mendorong solidaritas sosial dan ekonomi di suatu daerah. Sebagai
contoh, di Manggarai yg mempunyai kreatif membuat tenunan. memberdayakan potensi pada sektor
kerajinan dan fashion dengan nilai-nilai kebudayaan untuk merentaskan kemiskinan. Selain itu, adapula
aplikasi Tumbasin, yang menjawab permasalahan pasar tradisional, seperti masalah jarak dan
keengganan konsumen untuk belanja secara konvensional karena keterbatasan waktu. Tumbasin
menyediakan agen belanja, jasa ini memenuhi kebutuhan masyarakat tanpa mematikan dinamika pasar
itu sendiri.
Lalu bagaimana cara mengaktivasi tren kewirausahaan supaya lebih masif? Tentunya dengan
mendorong generasi milenial yang merupakan angkatan produktif kerja agar semakin terlibat di sektor
ini. Terdapat 1,7 miliar milenial di seluruh dunia, dengan kata lain 25,5% dari populasi, dan dua kali lebih
besar dari Generasi X (Laporan tahunan Generasi Y dan Tempat Kerja, 2010). Karena itu, keberlansungan
sektor kewirausahaan kedepannya sangat terkait dengan keputusan-keputusan yang diambil generasi
milenial sekarang. Kepedulian terhadap masalah sosial, ketekunan, dan kepribadian proaktif memegang
peranan penting di kalangan milenial untuk niat berwirausaha sosial (Alberto dan Margarita, 2019).
Milenial memiliki lebih dari sekadar keinginan untuk menghasilkan uang, tetapi juga sangat peduli
bagaimana ia bisa berdampak pada dunia (Forbes, 2016).Milenial yang ingin mengembangkan usaha
menghadapi tekanan, dimana acap kali wirausaha dianggap terlalu berisiko dan tidak stabil oleh
keluarga atau kolega. Sudah saatnya sistem pendidikan serta bantuan dari pemerintah semakin gencar
mendukung dan memasarkan program-progam yang menyasar pertumbuhan kewirausahaan.Dengan
kesadaran akan peran sebagai sumber daya manusia, milenial sebaiknya membekali diri dengan
konsistensi dan komitmen belajar bisnis. Milenial bisa memulai pemahaman mengenai kebutuhan
masyarakat dengan observasi dari hilir ke hulu sebelum memulai merintis usaha. Pemahaman
komperhensif diperlukan agar usaha nantinya menguntungkan secara ekonomi, lingkungan dan sosial.
Terjun kemasyarakat (hilir) artinya mengenali apa yang menjadi pemasalahan masyarakat saat ini.
Kemudian mengidentifikasi penyebab atau pemicu permasalahan tersebut. Solusi yang ditawarkan bisa
pada konteks hilir maupun hulu. Gerbang investasi sebenarnya sudah banyak terbuka, tersisa
bagaimana milenial berani dalam mengambil keputusan.Mari selalu memberi dukungan moral supaya
milenial semakin percaya diri dan termotivasi untuk terjun ke dunia wirausaha. Harus selalu ditanamkan
kepada masyarakat, bahwa generasi muda bukanlah sekedar generasi kelas belajar. Generasi muda
adalah aset manusia yang hebat, pemimpin masa depan dan harapan bagi kemajuan ekonomi global

Anda mungkin juga menyukai