Anda di halaman 1dari 4

Nama Kelompok : Kelompok 2

1. Budi Prasetyo
2. Cahya Rifki Darmawan
3. Chelometha Dewi Nurhalizah
4. Deva Anggraini
5. Dini Octaviani
6. Dwiky Dafa Fika Rahman

RUMUS KIMIA

Rumus kimia zat menyatakan jenis dan jumlah relatif atom-atom yang terdapat dalam
zat. Angka yang menyatakan jumlah atom suatu unsur dalam rumus kimia disebut angka
indeks. Rumus kimia zata terbagi menjadi dua, yaitu:
1. Rumus molekul
Rumus molekul adalah rumus yang menyatakan jumlah atom-atom dari unsur
yang menyusun satu molekul senyawa. Sehingga rumus molekul menyatakan susunan
dari molekul zat.
Misalnya, rumus molekul air adalah H2O, artinya dalam satu molekul air terdapat
dua atom hidrogen dan satu atom oksigen.
a. Rumus empiris
Rumus empiris adalah rumus yang menyatakan perbandingan terkecil atom-atom dari
unsur yang menyusun suatu senyawa.
Rumus kimia senyawa ion merupakan rumus empiris.
Misalnya, natrium klorida merupakan senyawa ion yang terdiri atas ion Na+ dan ion
Cl- dengan perbandingan 1:1. Rumus kimia natrium klorida adalah NaCl.
Pada kondisi lain, sebagian uinsur-unsur ada yang membentuk molekul-molekul.
Rumus kimia unsur-unsur ini tidak digambarkan hanya dengan lambang unsurnya,
melainkan unsur beserta jumlah atom yang terbentuk.
Misalnya, rumus kimia gas oksigen, yaitu O2, artinya rumus kimia gas oksigen
terdiri atas molekul-molekul oksigen yang dibangun oleh dua atom oksigen.
Semua senyawa memiliki rumus empiris. Senyawa molekul memiliki rumus molekul
selain rumus empiris. Pada banyak senyawa, rumus molekul sama dengan rumus
empirisnya. Senyawa ion hanya memiliki rumus empiris.
Sehingga, semua senyawa yang memiliki rumus molekul, pasti memiliki rumus
empiris. Sedangkan yang memiliki rumus empiris, belum tentu memiliki rumus
molekul.

Tatanama senyawa
Nama ilmiah suatu unsur memiliki asal-usul yang bermacam-macam. Ada yang
didasarkan pada warna unsur, salah satu sifat unsur yang bersangkutan, atau nama seorang
ilmuwan yang sangat berjasa.
Untuk mencegah timbulnya perdebatan mengenai nama, Persatuan Kimia Murni dan
Kimia Terapan atau IUPAC menetapkan aturan penamaan dan pemberian lambang bagi
unsur temuan baru. Berikut aturannya:
- Nama berakhir dengan ium, baik unsur logam atau nonlogam.
- Nama itu didasarkan pada nomor ataom unsur, yaitu rangkaian akar kata yang
menyatakan nomor atomnya.
0 = nil 4 = quad 8 = okt
1 = un 5 = pent 9 = enn
2 = bi 6 = hex  
3 = tri 7 = sept  
- Lambang unsur (tanda atom) terdiri dari tiga huruf yakni rangkaian huruf awal dari akar
yang menyatakan nomor atom unsur tersebut.

Sistem penamaan 
Namun, aturan penamaan IUPAC jarang digunakan. Ada beberapa sistem penamaan yang
didasarkan pada rumus kimia senyawa, yaitu:

Tatanama senyawa biner


Senyawa biner adalah senyawa yang hanya terbentuk dari dua macam unsur yang berbeda.
Biasanya terdiri dari unsur logam dan nonlogam.
Pada senyawa biner, unsur logam sebagai kation (ion positif) dan unsur nonlogam sebagai
anion (ion negatif).
Berikut cirinya:
- Unsur yang berada di depan disebut sesuai dengan nama unsur tersebut.
- Unsur yang berada di belakang disebut sesuai dengan nama unsur tersebut dengan
menambahkan akhiran-ida.
- Jumlah atom unsur disebut dengan menggunakan angka Latin, jika diperlukan.
Contohnya:
NO = nitrogen monoksida
NO2 = nitrogen dioksida
AlCl = alumunium klorida

Senyawa biner kedua-duanya nonlogam


Senyawa biner kedua-duanya nonlogam merupakan senyawa yang tersusun atas molekul-
molekul, bukan ion-ion.
Penamaan ditandai dengan awalan angkan Yunani yang menyatakan jumlah atom nonlogam,
kemudian diakhir dengan jumlah atom nonlogam diakhiri dengan akhiran -ida.
Awalan angka Yunani, yaitu
Mono = 1
Di = 2
Tri = 3
Tetra = 4
Penta = 5
Heksa = 6
Hepta = 7
Okta = 8
Nona = 9
Deka = 10
Contoh:
CO = Karbon monoksida
N2O5 = Dioksida pentaoksida
PCl5 = Fosfor pentaklorida

Senyawa yang tersusun atas ion-ion poliaton


Ion-ion dibedakan menjadi ion atom tunggal (ion monoatom) dan ion yang tersusun atas
gabungan beberapa unsur yang disebut ion-ion poliatom.
Cara pemberian nama senyawa yang tersusun atas kation dan anion poliatomik yaitu, nama
logam kation diikuti nama anionnya.
Khusus untuk logam golongan B disesuaikan dengan bilangan oksida unsur tersebut dalam
senyawanya.
Contoh:
NH4Cl = amonium klorida
NaNO3 = natrium nitrat
MgSO4 = magnesium sulfat
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pemberian nama senyawa ion poliatomik sebagai
berikut:
1. Kebanyakan ion poliatom bermuatan negatif kecuali ion amonium.
2. Hampir seluruh ion poliatom mengandung oksigen, kecuali CN- dan NH4+.
3. Suatu senyawa bersifat netral. Oleh karena itu, apabila suatu senyawa belum netral, ion-ion
yang berbeda muatannya harus disamakan terlebih dahulu dengan menambahkan angka
indeks.

Tatanama senyawa asam


Asam adalah zat yang jika dilarutkan di dalam air akan terlarut dan terurai menghasilkan ion
hidrogen (H+) dan ion negatif. Semua asam diawali dengan hidrogen kecuali asam organik
dan air. Pada umumnya asam merupakan senyawa biner yang mengandung hidrogen,
oksigen, dan unsur nonlogam. Semua asan dinamai dengan awalan asam yang diikuti nama
ion negatifnya.

Tatanama senyawa hidrat


Beberapa senyawa yang berwujud kristal mampu mengikat air dari udara atau bersifat
higroskopis, sehingga kristal senyawa tersebut mengandung air kristal.
Senyawa yang mengandung air kristal disebut hidrat. Kristal hidrat tidak berair karena
molekul air terkurung rapat dalam kristal senyawa.
Senyawa hidrat dinamai dengan menambahkan awalan angka Yunani yang menyatakan
banyaknya air kristal hidrat di akhir nama senyawa tersebut.

Anda mungkin juga menyukai