Anda di halaman 1dari 68

LAPORAN ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

NY U DENGAN DIABETES MELITUS


DI WILAYAH RT 02 RW 07
KELURAHAN MUNJUL KECAMATAN MAJALENGKA

Diajukan sebagai Tugas Mata Kuliah Keperawatan Keluarga


Dosen : Dr. H.Wawan Kurniawan, SKM, S.Kep.,Ners.,M.Kes

Dosen : Dr. H.Wawan Kurniawan, SKM, S.Kep.,Ners.,M.Kes

Disusun Oleh :
Deah Natasha Farihanum, S.Kep

PRODI PROFESI NERS


STIKES YPIB MAJALENGKA
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah swt yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahnya.
Sehingga kami dapat menyelesaikan tugas pembuatan makalah laporan aplikasi
keperawatan komunitas agregat dewasa diabetes mellitus penerapan komunity ast
parner dengan pendekatan teori orem di wilayah RW 02 & RW 05 Kelurahan
Cempaka Baru Kecamatan Kebayoran Jakarta Pusat.

Dalam penyusunan laporan ini kami banyak mengalami hambatan dan kesulitan
mungkin dikarenakan sedang tahap pempelajaran, tetapi berkat dukungan dari
berbagai pihak akhirnya kami dapat menyelesaikan pembuatan laporan ini.Untuk itu
perkenankan kami mengucapkan terima kasih kepada :

1. Dr. H.Wawan Kurniawan, SKM, S.Kep.,Ners.,M.Kes selaku pembimbing


2. Bapak Memet selaku ketua RT. 02
3. Bapak RW beserta jajarannya

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan, oleh karena itu
penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun.

Akhirnya penulis mengharapkan laporan aplikasi ini dapat diterima dan


bermanfaat bagi kita semua. Amin.

Majalengka, 07 Juni 2022

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...................................................................................................


i
DAFTAR ISI...................................................................................................................
ii
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................................
1
A. Latar Belakang....................................................................................................
1
B. Tujuan Penulisan.................................................................................................
3
BAB II TINJAUAN TEORI...........................................................................................
5
1. Pengertian Keluarga............................................................................................
5
1.1 Tahap dan Tugas Perkembangan Keluarga..................................................
5
1.2 Tipe Keluarga...............................................................................................
7
1.3 Fungsi keluarga............................................................................................
9
1.4 Tugas Keluarga ...........................................................................................
10
2. Teori Asuhan Keperawatan Keluarga.................................................................
11
1. Teori Pengkajian...........................................................................................
11

ii
2. Diagnosa Keperawatan.................................................................................
13
3. Perencanaan..................................................................................................
15
4. Pelaksanaan...................................................................................................
18
5. Evaluasi.........................................................................................................
18
BAB III LAPORAN KASUS ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA
KELUARGA TUAN. A DI KELURAHAN CEMPAKA BARU
KECAMATAN KEBAYORAN JAKARTA PUSAT...................................................... 20
1. Data Umum........................................................................................................... 20
2. Riwayat Dan Tahap Perkembangan Keluarga....................................................... 22
3. Lingkungan............................................................................................................ 23
4. Struktur Keluarga.................................................................................................. 25
5. Fungsi Keluarga..................................................................................................... 26
6. Stress dan Koping Keluarga.................................................................................. 27
7. Harapan Keluarga.................................................................................................. 28
8. Pemeriksaan Keluarga........................................................................................... 29
ANALISA DATA............................................................................................................. 33
SKORING MASALAH.................................................................................................... 35
DIAGNOSIS KEPERAWATAN INDIVIDU DALAM KELUARGA............................ 37
Tingkat Kemandirian Tn.A............................................................................................... 38
NCP (Nursing Care Plan).................................................................................................. 38
Perencanaan Asuhan Keperawatan Keluarga dengan NANDA/INCNP,NOC,NIC......... 39
Tabel Implementasi Keperawatan Keluarga..................................................................... 52
DAFTAR PUSAKA ......................................................................................................... 60

iii
2

BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Program Indonesia Sehat merupakan merupakan salah satu Agenda ke-5 Nawa
Cita, yaitu Meningkatkan Kualitas Hidup Manusia. Program Indonesia Sehat
selanjutnya menjadi program utama pembangunan kesehatan yang kemudian
direncanakan pencapaiannya melalui rencana Strategis Kementrian Kesehatan Tahun
2015-2019, yang ditetapkan melalui Keputusan Mentri Kesehatan R.I. Nomor
HK.02.02/Menkes/52/2015.
Sasaran dari Program Indonesia Sehat adalah meningkatnya derajat kesehatan
dan status gizi masyarakat melalui upaya kesehatan dan pemberdayaan masyarakat
yang didukung dengan perlindungan finansial dan pemerataan pelayanan kesehatan.
Sasaran ini sesuai dengan sasaran pokok RPJMN 2015-2019, yaitu: (1) meningkatnya
status kesehatan dan gizi ibu dan anak, (2) meningkatnya pengendalian penyakit, (3)
meningkatnya akses dan mutu pelayanan kesehatan dasar dan rujukan terutama di
daerah terpencil, tertinggal dan perbatasan, (4) meningkatnya cakupan pelayanan
kesehatan universal melalui Kartu Indonesia Sehat dan kualitas pengelolaan SJSN
kesehatan, (5) terpenuhinya kebutuhan tenaga kesehatan, obat dan vaksin, serta (6)
meningkatnya responsivitas sistem kesehatan.
Program Indonesia Sehat dilaksanakan dengan menegakkan tiga pilar utama,
yaitu: (1) penerapan paradigma sehat, (2) penguatan pelayanan kesehatan, dan (3)
pelaksanaan jaminan kesehatan nasional (JKN). Penerapan paradigma sehat
dilakukan dengan strategi pengarusutamaan kesehatan dalam pembangunan,
penguatan upaya promotif dan preventif, serta pemberdayaan masyarakat. Penguatan
pelayanan kesehatan dilakukan dengan strategi peningkatan akses pelayanan
kesehatan, optimalisasi sistem rujukan, dan peningkatan mutu menggunakan
pendekatan continuum of care dan intervensi berbasis risiko kesehatan. Sedangkan
3

pelaksanaan JKN dilakukan dengan strategi perluasan sasaran dan manfaat (benefit),
serta kendali mutu dan biaya. Kesemuanya itu ditujukan kepada tercapainya keluarga-
keluarga sehat. (DINKES RI, 2016)
Upaya pencapaian prioritas pembangunan kesehatantahun 2015-2019 dalam
Program Indonesia Sehat dilaksanakan dengan mendayagunakan segenap potensi
yang ada, baik dari pemerintah pusat, provinsi, kabupaten/kota, maupun masyarakat.
Pembangunan kesehatan dimulai dari unit terkecil dari masyarakat, yaitu keluarga.
Pembangunan keluarga, sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Nomor
52 Tahun 2009 tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga
serta Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, adalah
upaya mewujudkan keluarga berkualitas yang hidup dalam lingkungan yang sehat.
Pemerintah pusat dan pemerintah daerah menetapkan kebijakan pembangunan
keluarga melalui pembinaan ketahanan dan kesejahteraan keluarga, untuk mendukung
keluarga agar dapat melaksanakan fungsinya secara optimal. Sebagai penjabaran dari
amanat Undang-Undang tersebut, Kementerian Kesehatan menetapkan strategi
operasional pembangunan kesehatan melalui Program Indonesia Sehat Dengan
Pendekatan Keluarga.
Upaya meningkatkan akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang
berkualitas di antaranya meningkatkan akses terhadap pelayanan kesehatan dasar.
Masalah-masalah kesehatan yang berhubungan dengan penyakit yang memerlukan
penanganan ataupun perawatan salah satunya adalah penyakit Diabetes Mellitus
(DINKES RI, 2016).
Menurut survei yang dilakukan oleh organisasi kesehatan dunia (WHO), jumlah
penderita Diabetes Mellitus di Indonesia pada tahun 2010 menjadi 279,3 juta orang
dan diprediksi pada tahun 2020 menjadi 300 juta orang, kemudian pada tahun 2030
diprediksi menjadi 366 juta orang. Berdasarkan penelitian epidemiologis didapatkan
prevalensi Diabetes Mellitus sebesar 1,5 - 2,3% pada penduduk yang usia lebih 15
tahun, bahkan di daerah urban prevalensi Diabetes Mellitus sebesar 14,7% dan
daerah rural sebesar 7,2%. Prevalensi tersebut meningkat 2 -3 kali dibandingkan
4

dengan negara maju, sehingga Diabetes Mellitus merupakan masalah kesehatan


masyarakat yang serius (Perkeni, 2012).
Di Indonesia, menurut Laporan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas 2018)
prevalansi penderita DM pada tahun 2018 (10,9%) mengalami peningkatan dibanding
pada tahun 2013 (8,5%). Prevalansi DM tertinggi terdapat di provinsi DKI dengan
nilai prevalansi 2,6% yang kemudian diikuti oleh Kalimantan timur dengan 2,5% dan
Sulawesi Utara 2,4%. Jenis DM yang paling banyak diderita dan prevalansinya terus
meningkat adalah DM tipe2 dengan kasus terbanyak yaitu 90% dari kasus DM di
dunia. Menurut Profil Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat tahun 2016, Penyakit
tidak menular Diabetes Melitus di Provinsi Jawa Barat sebesar 14.76/10.000.
Menurut data UPTD Puskesmas Cempaka Baru jumlah penderita Diabetes
Mellitus pada tahun 2021 di bulan Oktober 85 jiwa, merupakan jumlah terendah dari
bulan berikutnya, pada bulan November mengalami kenaikan jumlah penderita
Diabetes Mellitus menjadi 97 jiwa, pada bulan Desember juga mengalami kenaikan
jumlah penderita Diabetes Mellitus menjadi 116 jiwa. Jadi, data tiga bulan terakhir
di RW.02 RT.05 pada tahun 2021 jumlah penderita Diabetes Mellitus di daerah
Cempaka Baru adalah 65 jiwa (Puskesmas Cempaka BARU, 2021). Hasil kunjungan
ke rumah Tn A di Kelurahan Cempaka Baru Kecamatan Kebayoran, didapatkan data
bahwa.Tn. A/ Ny. M dengan usia dewasa mengalami diabetes cukup lama, jika tidak
diatasi dengan mengatur pola makan diet Diabetes Mellitus,dan manageman
hiperglikemi tersebut sangat mengganggu aktivitas dan akan berakibat komplikasi.

B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu mengembangakan ilmu keperawatan komunitas untuk di
aplikasikan di individu keluarga di semua sesuai perkembangan keluarga
berbasis bukti dan ilmiah, mampu mendesain ilmu pendidikan kesehatan yang
efektif dalam rangka promosi kesehatan dan pencegahan penyakit individu
dalam kontek keluarga, mampu mengembangkan penelitian dan model
5

evidence-based practice keperawatan keluarga, herontik dan komunitas pada


berbagai setting.
2. Tujuan khusus
a. Mengindentifikasi pengkajian secara komprehensif pada keluarga
rentan/resiko komplikasi diabetes melitus.
b. Menganalisa hasil pengkajian, sesuai teori dan model friedman.
c. Merumuskan diagnosis masalah keperawatan keluarga sesuai
NANDA/INCP; SDKI/SIKI/SLKI pada kasus keluarga.
d. Memprioritaskan masalah keperawatan berdasarkan kebutuhan tumbuh
kembang pada keluarga dengan keluarga rentan/resiko komplikasi diabetes
melitus.
e. Menyusun perencanaan tindakan keperawatan yang spesialistik pada
keluarga rentan/resiko komplikasi diabetes melitus.
f. Menatalaksanakan implementasi keperawatan keluarga menggunakan
terapi modalitas dan komplementer (senam kaki diabetes dan pijat kaki dan
rendam air hangat) pada keluarga rentan/resiko komplikasi diabetes
melitus.
g. Merancang evaluasi tindakan keperawatan yang telah dilakukan dan
penyususunan tindak lanjut
h. Merancang intervensi keperawatan berbasis fakta dan hasil riset yang
diperoleh dan dilaksanakan terus-menerus selama praktik
i. Mengembangkan praktik sesuai dengan fakta dan hasil riset yang diperoleh
dan dilaksanakan terus-menerus (evidence based practice) selama praktik.
j. Melakukan desiminasi hasil asuhan keperawatan keluarga pada Tn. A/ Ny.
M.
BAB II
TINJAUAN TEORI
1. Pengertian Keluarga
    Keluarga adalah sekumpulan dua orang atau lebih yang hidup bersama melalui
ikatan perkawinan dan kedekatan emosi yang masing-masing mengidentifikasi
diri sebagai bagian dari keluarga (Ekasari, 2000). Menurut Duval, 1997 (dalam
Supartini, 2004) mengemukakan bahwa keluarga adalah sekumpulan orang yang
dihubungkan oleh ikatan perkawinan, adopsi, dan kelahiran yang bertujuan
menciptakan dan mempertahankan budaya yang umum, meningkatkan
perkembangan fisik, mental, emosional dan sosial setiap anggota. Bailon, 1978
(dalam Achjar, 2010) berpendapat bahwa keluarga sebagai dua atau lebih
individu yang berhubungan karena hubungan darah, ikatan perkawinan atau
adopsi, hidup dalam satu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain dalam
peranannya dan menciptakan serta mempertahankan budaya. Keluarga adalah
suatu sistem sosial yang dapat menggambarkan adanya jaringan kerja dari orang-
orang yang secara regular berinteraksi satu sama lain yang ditunjukkan oleh
adanya hubungan yang saling tergantung dan mempengaruhi dalam rangka
mencapai tujuan (Leininger, 1976). Jadi dapat disimpulkan bahwa keluarga
adalah sekumpulan dua orang atau lebih yang dihubungkan oleh ikatan
perkawinan, adopsi, hubungan darah, hidup dalam satu rumah tangga, memiliki
kedekatan emosional, dan berinteraksi satu sama lain yang saling ketergantungan
untuk menciptakan atau mempertahankan budaya, meningkatkan perkembangan
fisik, mental, emosional, dan sosial setiap anggota dalam rangka mencapai tujuan
bersama.
1.1. Tahap dan Tugas Perkembangan Keluarga
       Tahap dan siklus tumbuh kembang keluarga menurut Duval 1985 dan Friedman
1998, ada 8 tahap tumbuh kembang keluarga, yaitu :
1. Tahap I      : Keluarga Pemula

5
Keluarga pemula merujuk pada pasangan menikah/tahap pernikahan. Tugas
perkembangan keluarga saat ini adalah membangun perkawinan yang saling
memuaskan, menghubungkan jaringan persaudaraan secara harmonis,
merencanakan keluarga berencana.
2. Tahap II    : Keluarga sedang mengasuh anak (anak tertua bayi sampai umur
30 bulan)
Tugas perkembangan keluarga pada tahap II, yaitu membentuk keluarga muda
sebagai sebuah unit, mempertahankan hubungan perkawinan yang
memuaskan, memperluas persahabata

6
dengan keluarga besar dengan menambahkan peran orang tua kakek dan nenek
dan mensosialisasikan dengan lingkungan keluarga besar masing-masing
pasangan.
3. Tahap III   : Keluarga dengan anak usia pra sekolah (anak tertua berumur
2-6 tahun)
Tugas perkembangan keluarga pada tahap III, yaitu memenuhi kebutuhan
anggota keluarga, mensosialisasikan anak, mengintegrasikan anak yang
baru sementara tetap memenuhi kebutuhan anak yang lainnya,
mempertahankan hubungan yang sehat dalam keluarga dan luar keluarga,
menanamkan nilai dan norma kehidupan, mulai mengenalkan kultur
keluarga, menanamkan keyakinan beragama, memenuhi kebutuhan
bermain anak.
4.  Tahap IV   : Keluarga dengan anak usia sekolah (anak tertua usia 6-13
tahun)
Tugas perkembangan keluarga tahap IV, yaitu mensosialisasikan anak
termasuk meningkatkan prestasi sekolah dan mengembangkan hubungan
dengan teman sebaya, mempertahankan hubungan perkawinan yang
memuaskan, memenuhi kebutuhan kesehatan fisik anggota keluarga,
membiasakan belajar teratur, memperhatikan anak saat menyelesaikan
tugas sekolah.
5.  Tahap V    : Keluarga dengan anak remaja (anak tertua umur 13-20 tahun)
Tugas perkembangan keluarga pada tahap V, yaitu menyeimbangkan
kebebasan dengan tanggung jawab ketika remaja menjadi dewasa dan
mandiri, memfokuskan kembali hubungan perkawinan, berkomunikasi
secara terbuka antara orang tua dan anak-anak, memberikan perhatian,
memberikan kebebasan dalam batasan tanggung jawab, mempertahankan
komunikasi terbuka dua arah.
6. Tahap VI   : Keluarga yang melepas anak usia dewasa muda (mencakup
anak pertama sampai anak terakhir yang meninggalkan rumah)
Tahap ini adalah tahap keluarga melepas anak dewasa muda dengan tugas
perkembangan keluarga antara lain : memperluas siklus keluarga dengan

7
memasukkan anggota keluarga baru yang didapat dari hasil pernikahan
anak-anaknya, melanjutkan untuk memperbaharui dan menyelesaikan
kembali hubungan perkawinan, membantu orang tua lanjut usia dan sakit-
sakitan dari suami dan istri.
7. Tahap VII : Orang tua usia pertengahan (tanpa jabatan atau
pensiunan)Tahap keluarga pertengahan dimulai ketika anak terakhir
meninggalkan rumah dan berakhir atau kematian salah satu pasangan.
Tahap ini juga dimulai ketika orang tua memasuki usia 45-55 tahun dan
berakhir pada saat pasangan pensiun. Tugas perkembangannya adalah
menyediakan lingkungan yang sehat, mempertahankan hubungan yang
memuaskan dan penuh arah dengan lansia dan anak-anak, memperoleh
hubungna perkawinan yang kokoh.
8. Tahap VIII    : Keluarga dalam tahap pensiunan dan lansia
Dimulai dengan salah satu atau kedua pasangan memasuki masa pensiun
terutama berlangsung hingga salah satu pasangan meninggal dan berakhir
dengan pasangan lain meninggal. Tugas perkembangan keluarga adalah
mempertahankan pengaturan hidup yang memuaskan, menyesuaikan
terhadap pendapatan yang menurun, mempertahankan hubungan
perkawinan, menyesuaikan diri terhadap kehilangan pasangan dan
mempertahankan ikatan keluarga antara generasi.
1.2. Tipe Keluarga
1.  Menurut Maclin, 1988 (dalam Achjar, 2010) pembagian tipe keluarga,
yaitu :
a. Keluarga Tradisional
1)     Keluarga inti adalah keluarga yang terdiri dari suami, istri dan
anak-anak yang hidup dalam rumah tangga yang sama.
2)   Keluarga dengan orang tua tunggal yaitu keluarga yang hanya
dengan satu orang yang mengepalai akibat dari perceraian, pisah,
atau ditinggalkan.
3)    Pasangan inti hanya terdiri dari suami dan istri saja, tanpa anak
atau tidak ada anak yang tinggal bersama mereka.

8
4)   Bujang dewasa yang tinggal sendiri
5)  Pasangan usia pertengahan atau lansia, suami sebagai pencari
nafkah, istri tinggal di rumah dengan anak sudah kawin atau
bekerja.
6)    Jaringan keluarga besar, terdiri dari dua keluarga inti atau lebih
atau anggota yang tidak menikah hidup berdekatan dalam daerah
geografis.
b. Keluarga non tradisional
1.  Keluarga dengan orang tua yang mempunyai anak tetapi tidak
menikah (biasanya terdiri dari ibu dan anaknya).
2.   Pasangan suami istri yang tidak menikah dan telah mempunyai
anak
3.  Keluarga gay/ lesbian adalah pasangan yang berjenis kelamin
sama hidup bersama sebagai pasangan yang menikah
4.   Keluarga kemuni adalah rumah tangga yang terdiri dari lebih satu
pasangan monogamy dengan anak-anak, secara bersama
menggunakan fasilitas, sumber dan mempunyai pengalaman yang
sama.
2.   Menurut Allender dan Spradley (2001)
a.  Keluarga tradisional
1)  Keluarga Inti (Nuclear Family) yaitu keluarga yang terdiri dari
suami, istri, dan anak kandung atau anak angkat
2)  Keluarga besar (extended family) yaitu keluarga inti ditambah
dengan keluarga lain yang mempunyai hubungan darah,
misalnya kakek, nenek, paman, dan bibi
3)  Keluarga dyad yaitu rumah tangga yang terdiri dari suami istri
tanpa anak
4)   Single parent yaitu rumah tangga yang terdiri dari satu orang tua
dengan anak kandung atau anak angkat, yang disebabkan karena
perceraian atau kematian.

9
5)   Single adult yaitu rumah tangga yang hanya terdiri dariseorang
dewasa saja
6)  Keluarga usia lanjut yaitu rumah tangga yang terdiri dari suami
istri yang berusia lanjut.
b.      Keluarga non tradisional
1) Commune family yaitu lebih dari satu keluarga tanpa pertalian
darah hidup serumah
2) Orang tua (ayah/ ibu) yang tidak ada ikatan perkawinan dan
anak hidup bersama dalam satu rumah
3) Homoseksual yaitu dua individu yang sejenis kelamin hidup
bersama dalam satu rumah tangga
3.      Menurut Carter dan Mc Goldrick (1988) dalam Setiawan dan
Darmawan (2005)
a. Keluarga berantai (sereal family) yaitu keluarga yang terdiri dari
wanita dan pria yang menikah lebih dari satu kali dan merupakan
satu keluarga inti.
b. Keluarga berkomposisi yaitu keluarga yang perkawinannya
berpoligami dan hidup secara bersama-sama.
c. Keluarga kabitas yaitu keluarga yang terbentuk tanpa pernikahan
1.3. Fungsi Keluarga
Fungsi keluarga merupakan hasil atau konsekuensi dari struktur keluarga
atau sesuatu tentang apa yang dilakukan oleh keluarganya :
Fungsi keluarga menurut Friedman (1998) dalam Setiawati dan Darmawan
(2005), yaitu:
1.     Fungsi afektif
Fungsi afektif merupakan fungsi keluarga dalam memenuhi kebutuhan
pemeliharaan kepribadian  anggota keluarga.
2.     Fungsi sosialisasi
Fungsi sosialisasi bercermin dalam melakukan pembinaan sosialisasi
pada anak, membentuk nilai dan norma yang diyakini anak,

10
memberikan batasan perilaku yang boleh dan tidak boleh pada anak,
meneruskan nilai-nilai budaya anak.
3.     Fungsi perawatan kesehatan
Fungsi perawatan kesehatan keluarga merupakan fungsi keluarga
dalam melindungi keamanan dan kesehatan seluruh anggota keluarga
serta menjamin pemenuhan kebutuhan perkembangan fisik, mental,
dan spiritual, dengan cara memelihara dan merawat anggota keluarga
serta mengenali kondisi sakit tiap anggota keluarga.
4.     Fungsi ekonomi
Fungsi ekonomi untuk memenuhi kebutuhan keluarga seperti sandang,
pangan, dan papan, dan kebutuhan lainnya melalui keefektifan sumber
daya keluarga.
5.     Fungsi biologis
Fungsi biologis bukan hanya ditujukan untuk meneruskn keturunan
tetapi untuk memelihara dan membesarkan anak untuk kelanjutan
generasi selanjutnya.
6.     Fungsi psikologis
Fungsi psikologis terlihat bagaimana keluarga memberikan kasih
saying dan rasa aman/ memberikan perhatian diantara anggota
keluarga, membina pendewasaan kepribadian anggota keluarga dan
memberikan identitas keluarga.
7.      Fungsi pendidikan
Fungsi pendidikan diberikan keluarga dalam rangka memberikan
pengetahuan, keterampilan membentuk perilaku anak, mempersiapkan
anak untuk kehidupan dewasa mendidik anak sesuai dengan tingkatan
perkembangannya.
1.4. Tugas Keluarga
Tugas keluarga merupakan pengumpulan data yang berkaitan dengan
ketidakmampuan keluarga dalam menghadapi masalah kesehatan. Asuhan
keperawatan keluarga mencantumkan lima tugas keluarga sebagai paparan
etiologi/ penyebab masalah dan biasanya dikaji pada saat penjajagan tahap

11
II bila ditemui data malaadapti pada keluarga. Lima tugas keluarga yang
diaksud adalah:
1. Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah, termasuk bagaimana
persepsi keluarga terhadap tingkat keparahan penyakit, pengertian, tanda
dan gejala, factor penyebab dan persepsi keluarga terhadap masalah yang
dialami keluarga.
2. Ketidakmampuan keluarga mengambil keputusan, termasuk sejauh mana
keluarga mengerti mengenai sifat dan luasnya masalah, bagaimana
masalah dirasakan keluarga, bagaimana keluarga menanggapi masalah
yang dihadapi, adakah rasa takut terhadap akibat atau adakah sifat
negative dari keluarga terhadap masalah kesehatan, bagaimana system
pengambilan keputusan yag dilakukan keluarga terhadap anggota
keluarga yang sakit.
3. Ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit, seperti
bagaimana keluarga mengetahui keadaan sakitnya, sifat, dan
perkembangan perawatan yang diperlukan, sumber-sumber yang ada
dalam keluarga serta sikap keluarga terhadap anggota keluarga yang
sakit.
4. Ketidakmampuan keluarga memodifikasi lingkungan seperti pentingnya
hygiene sanitasi bagi keluarga, upaya pencegahan penyakit yang
dilakukan keluarga. Upaya pemeliharaan lingkungan yang dilakukan
keluarga, kekompakan anggota keluarga dalam menata lingkungan dalam
dan lingkungan luar rumah yang berdampak terhadap kesehatan keluarga.
5. Ketidakmampuan keluarga memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan,
seperti kepercayaan keluarga terhadap petugas kesehatan dan fasilitas
pelayanan kesehatan, keberadaan fasilitas kesehatan yang ada,
keuntungan keluarga terhadap penggunaan fasilitas kesehatan, apakah
pelayanan kesehatan terjangkau oleh keluarga, adakah pengalaman yang
kurang baik yang dipersepsikan keluarga.
2. Teori Asuhan Keperawatan Keluarga
1.      Pengkajian

12
Pengkajian adalah sekumpulan tindakan yang digunakan oleh perawat
untuk mengukur keadaan klien (keluarga) dengan menangani norma-
norma kesehatan keluarga maupun sosial, yang merupakan system
terintegrasi dan kesanggupan keluarga untuk mengatasinya. (Effendy,
1998)
Pengumpulan data dalam pengkajian dilakukan dengan wawancara,
observasi, dan pemeriksaan fisik dan studi dokumentasi. Pengkajian
asuhan keperawatan keluarga menurut teori/model Family Centre
Nursing Friedman (1988), meliputi 7 komponen pengkajian yaitu
a.       Data Umum
1)      Identitas kepala keluarga
2)      Komposisi anggota keluarga
3)      Genogram
4)      Tipe keluarga
5)      Suku bangsa
6)      Agama
7)      Status sosial ekonomi keluarga
b.      Aktifitas rekreasi keluarga
1)      Riwayat dan tahap perkembangan keluarga
2)      Tahap perkembangan keluarga saat ini
3)      Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
4)      Riwayat keluarga inti
5)      Riwayat keluarga sebelumnya
c.       Lingkungan
1)      Karakteristik rumah
2)      Karakteristik tetangga dan komunitas tempat tinggal
3)      Mobilitas geografis keluarga
4)      Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
5)      System pendukung keluarga
d.      Struktur keluarga
1)      Pola komunikasi keluarga

13
2)      Struktur kekuatan keluarga
3)      Struktur peran (formal dan informal)
4)      Nilai dan norma keluarga
e.       Fungsi keluarga
1)      Fungsi afektif
2)      Fungsi sosialisasi
3)      Fungsi perawatan kesehatan
f.       Stress dan koping keluarga
1)  Stressor jangka panjang dan stressor jangka pendek serta
kekuatan keluarga
2)      Respon keluarga terhadap stress
3)      Strategi koping yang digunakan
4)      Strategi adaptasi yang disfungsional
g.      Pemeriksaan fisik
1)      Tanggal pemeriksaan fisik dilakukan
2)      Pemeriksaan kesehatan dilakukan pada seluruh anggota
keluarga
3)     Aspek pemeriksaan fisik mulai dari vital sign, rambut,
kepala, mata, mulut, THT, leher, thoraks, abdomen,
ekstremitas atas dan bawah, system genetalia
4)      Kesimpulan dari hasil pemeriksaan fisik
h.      Harapan keluarga
1)      Terhadap masalah kesehatan keluarga
2)      Terhadap petugas kesehatan yang ada
Ada beberapa tahap yang perlu dilakukan saat pengkajian menurut
Supraji (2004) yaitu:
a.      Membina hubungan baik
Dalam membina hubungan yang baik, hal yang perlu dilakukan
antara lain, perawat memperkenalkan diri dengan sopan dan
ramah tamah, menjelaskan tujuan kunjungan, meyakinkan
keluarga bahwa kehadiran perawat adalah menyelesaikan masalah

14
kesehatan yang ada di keluarga, menjelaskan luas kesanggupan
bantuan perawat yang dapat dilakukan, menjelaskan kepada
keluarga siapa tim kesehatan lain yang ada di keluarga.
b.     Pengkajian awal
Pengkajian ini terfokus sesuai data yang diperoleh dari unit
pelayanan kesehatan yang dilakukan
c.     Pengkajian lanjutan (tahap kedua)
Pengkajian lanjutan adalah tahap pengkajian untuk memperoleh
data yang lebih lengkap sesuai masalah kesehatan keluarga yang
berorientasi pada pengkajian awal. Disini perawat perlu
mengungkapkan keadaan keluarga hingga penyebab dari masalah
kesehatan yang penting dan paling dasar.
2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah pernyataan yang menggunakan dan
menggambarkan respons manuasia. Dimana keadaan sehat atau
perubahan pola  interaksi potensial/actual dari individu atau kelompok
dimana perawat dapat menyusun intervensi-intervensi definitive untuk
mempertahankan status kesehatan atau untuk mencegah perubahan
(Carpenito, 2000).
Untuk menegakkan diagnosa dilakukan 2 hal, yaitu:
a.       Anallisa data
Mengelompokkan data subjektif dan objektif, kemudian
dibandingkan dengan standar normal sehingga didapatkan
masalah keperawatan.
b.      Perumusan diagnosa keperawatan
Komponen rumusan diagnosa keperawatan meliputi:
1)   Masalah (problem) adalah suatu pernyataan tidak
terpenuhinya kebutuhan dasar manusia yang dialami oleh
keluarga atau anggota keluarga.
2) Penyebab (etiologi) adalah kumpulan data subjektif dan
objektif.

15
3) Tanda (sign) adalah sekumpulan data subjektif dan objektif
yang diperoleh perawat dari keluarga secara langsung atau
tidak langsung atau tidak yang emndukung masalah dan
penyebab.
Dalam penyusunan masalah kesehatan dalam perawatan keluarga
mengacu pada tipologi diagnosis keperawatan keluarga yang dibedakan
menjadi 3 kelompok, yaitu:
1)      Diagnosa  sehat/Wellness/potensial
Yaitu keadaan sejahtera dari keluarga ketika telah mampu
memenuhi kebutuhan kesehatannya dan mempunyai sumber
penunjang kesehatan yang memungkinkan dapat digunakan.
Perumusan diagnosa potensial ini hanya terdiri dari komponen
Problem (P) saja dan sign /symptom (S) tanpa etiologi (E).
2)      Diagnosa ancaman/risiko
Yaitu masalah keperawatan yang belum terjadi. Diagnosa ini dapat
menjadi masalah actual bila tidak segera ditanggulangi. Perumusan
diagnosa risiko ini terdiri dari komponen problem (P), etiologi (E),
sign/symptom (S).
3)      Diagnosa nyata/actual/gangguan
Yaitu masalah keperawatan yang sedang dijalani oleh keluarga dan
memerlukn bantuan dengan cepat. Perumusan diagnosa actual
terdiri dari problem (P), etiologi (E), dan sign/symptom (S).
Perumusan problem (P) merupakan respons terhadap gangguan
pemenuhan kebutuhan dasar. Sedangkan etiologi mengacu pada 5 tugas
keluarga.
Dalam Friedman (!998)  diagnosa-diagnosa keperawatan pilihan
NANDA yang cocok untuk praktek keperawatan keluarga seperti tabel
dibawah ini:

Kategori Diagnosa NANDA Diagnosa Keperawatan

16
Persepsi kesehatan-pola Manajemen kesehatan yang dapat di ubah
manajemen kesehatan Perilaku mencari sehat

Kognitif-pola latihan Kerusakan penatalaksanaan lingkungan


rumah
Peran-pola persepsi Kurang pengetahuan
Konflik keputusan
Peran-pola hubungan Berduka antisipasi
Berduka disfungsional
Konflik peran orang tua isolasi social
Perubahan dalam proses keluarga
Perubahan penampilan peran
Risiko perubahan dalam menjadi orang tua
Perubahan menjadi orang tua
Risiko terhadap kekerasan
Koping pola – pola toleransi Koping keluarga potensial terhadap
terhadap stress pertumbuhan Koping keluarga tidak efektif :
menurun
Koping keluarga tidak efektif : kecacatan

3.    Perencanaan
         Perencanaan adalah sekumpulan tindakan yang ditentukan perawat
untuk dilaporkan dalam memecahkan masalah kesehatan dan
keperawatan yang telah diidentifikasi (Efendy,1998).
     Penyusunan rencana perawatan dilakukan dalam 2 tahap yaitu
pemenuhan skala prioritas dan rencana perawatan (Suprajitmo, 2004).
a.    Skala prioritas
Prioritas didasarkan pada diagnosis keperawatan yang mempunyai skor
tinggi dan disusun berurutan sampai yang mempunyai skor terendah.

17
Dalam menyusun prioritas masalah kesehatan dan keperawatan
keluarga harus didasarkan beberapa criteria sebagai berikut :
1.      Sifat masalah (actual, risiko, potensial)
2.      Kemungkinan masalah dapat diubah
3.      Potensi masalah untuk dicegah
4.      Menonjolnya masalah
Skoring dilakukan bila perawat merumuskan diagnosa keperawatan
telah dari satu proses skoring menggunakan skala yang telah
dirumuskan oleh Bailon dan Maglay (1978) dalam Effendy (1998)

No Kriteria Skor Bobot


1 Sifat masalah
Skala : 3
Wellness 3
Aktua 2 1
l 1
Resik
2 o
Poten
sial 2
1 2
Kemungkina 0
n masalah
3 dapat diubah
Skala :
Muda 3
h 2 1
Sebag 1
ian
4 Tidak
dapat

18
2
Potensi 1 1
masalah 0
untuk
dicegah
Skala :
Tingg
i
Cuku
p
Rend
ah

Menonjol
masalah
Skala :
Seger
a
Tidak
perlu
Tidak
dirasakan

Cara Skoring :
1. Tentukan skor untuk setiap kriteria
2. Skor dibagi dengan makna teringgi dan kalikanlah
dengan bobot.
Skor
X bobot
Angka Tertinggi
3. Jumlahkanlah skor untuk semua kriteria

19
4. Fakto-faktor yang dapat mempengaruhi penetuan prioritas
Tingkat kemandirian keluarga dilihat dari tujuh kriteria yang kemampuan
yang telah dicapau oleh keluarga yaitu :

Tingkat Kemandirian
No Kriteria
1 2 3 4

1. Menerima petugas √ √ √ √

2. Menerima pelayanan rencana keperawatan √ √ √ √

3. Tahu dan dapat mengungkapkan masalah kesehatannya secara benar √ √ √

4. Memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan sesuai anjuran √ √ √

5. Melakukan tindakan keperawatan sederhana sesuai anjuran √ √ √

6. Melakukan tindakan pencegahan secara asertif √ √

7. Melakukan tindakan peningkatan/ promotif secara aktif √

b.      Rencana
Langkah pertama yang dilakukan adalah merumuskan tujuan
keperawatan. Tujuan dirumuskan untuk mengetahui atau mengatasi
serta meminimalkan stressor dan intervensi dirancang berdasarkan tiga
tingkat pencegahan. Pencegahan primer untuk memperkuat garis
pertahanan fleksibel, pencegahan sekunder untuk memperkuat garis
pertahanan sekunder, dan pencegahan tersier untuk memperkuat garis
pertahanan tersier (Anderson & Fallune, 2000).
Tujuan terdiri dari tujuan jangka panjang dan tujuan jangka pendek.
Tujuan jangka panjang mengacu pada bagaimana mengatasi
problem/masalah (P) di keluarga. Sedangkan penetapan tujuan jangka

20
pendek mengacu pada bagaimana mengatasi etiologi yang berorientasi
pada lima tugas keluarga.
Adapun bentuk tindakan yang akan dilakukan dalam intervensi
nantinya adalah sebagai berikut :
1.      Menggali tingkat pengetahuan atau pemahaman keluarga
mengenai masalah
2.    Mendiskusikan dengan keluarga mengenai hal-hal yang belum
diketahui dan meluruskan mengenai intervensi/interpretasi yang
salah.
3.      Memberikan penyuluhan atau menjelaskan dengan keluarga
tentang faktor-faktor penyebab, tanda dan gejala, cara menangani,
cara perawatan, cara mendapatkan pelayanan kesehatan dan
pentingnya pengobatan secara teratur.
4.      Memotivasi keluarga untuk melakukan hal-hal positif untuk
kesehatan.
5.      Memberikan pujian dan penguatan kepada keluarga atas
apa yang telah diketahui dan apa yang telah dilaksanakan.
4.      Pelaksanaan
Pelaksanaan dilaksanakan berdasarkan pada rencana yang telah disusun.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan tindakan
keperawatan terhadap keluarga yaitu :
a.       Sumber daya keluarga
b.      Tingkat pendidikan keluarga
c.       Adat istiadat yang berlaku
d.      Respon dan penerimaan keluarga
e.       Sarana dan prasarana yang ada pada keluarga.
5.      Evaluasi
Evaluasi merupakan kegiatan membandingkan antara hasil
implementasi dengan criteria dan standar yang telah ditetapkan untuk
melihat keberhasilannya. Kerangka kerja valuasi sudah terkandung
dalam rencana perawatan jika secara jelas telah digambarkan tujuan

21
perilaku yang spesifik maka hal ini dapat berfungsi sebagai criteria
evaluasi bagi tingkat aktivitas yang telah dicapai (Friedman,1998)
Evaluasi disusun mnggunakan SOAP dimana :
S : ungkapan perasaan atau keluhan yang dikeluhkan secara subyektif
oleh keluarga setelah diberikan implementasi keperawatan.
O : keadaan obyektif yang dapat diidentifikasi oleh perawat
menggunakan pengamatan yang obyektif.
A : merupakan analisis perawat setelah mengetahui respon subyektif
dan obyektif.
P : perencanaan selanjutnya setelah perawat melakukan analisis
(Suprajitno,2004)

22
Gambar 4.5 Framework Proses Keperawatan Keluarga Menurut Friedman
(2003)

Pengkajian Anggota Keluarga:


Pengkajian terhadap Keluarga:
Mental
Data Sosial Budaya
Fisik
Data Lingkungan
Emosional
Struktur
Social
Fungsi
Spiritual

Identifikasi Masalah-Masalah Keluarga dan Individu


(Diagnosis Keperawatan)

Rencana Perawatan :
Penyusunan Tujuan
Mengindentifikasi sumber-sumber
Mendefinisikan pendekatan alternatif
Memilih intervensi perawatan
Penyusun prioritas

Intervensi :
Implementasi rencana pengerahan sumber-sumber

Evaluasi Perawatan

Sumber : Friedman, 2003

23
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA
PADA KELUARGA NY. U. BLOK CIBATU KELURAHAN MUNJUL
KABUPATEN MAJALENGKA

I. DATA UMUM
1. Nama Kepala Keluarga (KK) : Ny. U
2. Usia : 50 Tahun
3. Pendidikan : SD
4. Agama : Islam
5. Suku Bangsa : Sunda
6. Pekerjaan : IRT
7. Alamat : Rt. 02 Rw. 07 Blok Cibatu
8. Komposisi Keluarga : Kelurga Inti
9. Tanggal Pengkajian : Rabu, 01 Juni 2022
No Nama L Hub dg Um Pen Pek Imunisasi Ket
( Inisia /P KK ur d BCG DPT Poli Campa
l) o k
1 Ny. U L Suami 60 SD IRT - - - - - - - -
2 Tn. I P Istri 50 SD Petani - - - - - - - -
3 Tn. Y L Anak 23 SM Pegawa √ √ √ √ √ √ √ √
K i
4 Ny. A P Anak 20 SM Pegawa √ √ √ √ √ √ √ √
A i

10. Genogram

24
Keterangan :
Tinggal serumah Garis penikahan
Garis keturunan
Perempuan
Meninggal dunia
Laki-laki

11. Tipe Keluarga


Keluarga Ny. U merupakan keluarga dengan tipe Nuclear Family
(keluarga inti), yaitu keluarga yang hanya ada Ny. U, suami, dan dan
anak.
12. Suku dan Latar Belakang
Ny. U dan Tn. I merupakan pasangan suami istri dengan latar belakang
suku yang sama. Ny. U dan Tn. I berasal dari suku Sunda. Karena suku
dan latar belakang budaya yang tidak berbeda Tn. I dan Ny. U tidak
terlalu susah dalam proses adaptasi.
13. Agama
Keluarga Ny. U merupakan keluarga muslim. Ny. U mengatakan setiap
ada masalah yang dihadapi seperti masalah rumah tangga selalu di
rundingkan dengan suaminya, karena menurut Ny. U ia sekarang
bersama suaminya, selain dengan suami Ny. U mengadu kepada Allah.
14. Status Sosial Ekonomi
Kebutuhan ekonomi keluarga Ny. U didapatkan dari hasil kerja Tn. I
sebagai buruh tani, putra dan putrinya juga membantu kebutuhan
ekonomi keluarga. Ny. U mengatakan sudah tidak bekerja sejak setahun
yang lalu karena masalah kesehatannya.
15. Aktivitas dan Rekreasi Keluarga
Ny. U mengatakan jika dirinya dan suami tidak pernah melakukan
rekreasi, Ny. U mengatakan hanya dirumah saja bersama anak-
anaknya. Biasanya keluarga pergi bersama diwaktu lebaran untuk

25
mengunjungi orang tua Tn. I di kampung halamannya yaitu Talaga
(Cikijing).

II. RIWAYAT DAN TAHAP PERKEMBANGAN KELUARGA


1. Tahap perkembangan keluarga saat ini
Keluarga Ny. U saat ini berada pada tahap perkembangan keluarga
dengan Keluarga inti (Nuclear Family) yaitu rumah tangga yang terdiri
dari suami, istri dan anak. Tugas perkembangan keluarga yang
dilakukan saat ini adalah. Ny. U mengatakan saat di rumah ia hanya
diam. Semua pekerjaan rumah dilakukan oleh anaknya.
2. Tahap perkembangan keluarga yang belum tercapai
Berdasarkan identifikasi yang dilakukan pada keluarga Ny. U tahap
perkembangan keluarga Ny. U yang saat ini sudah terpenuhi semua.
3. Riwayat keluarga inti
Ny. U dan Tn. I merupakan pasangan suami istri yang menikah dengan
latar belakang suku dan budaya yang sama. Ny. U merupakan
penduduk asli Blok Cibatu, Kel. Munjul, dan Tn. I berasal daerah
Talaga (Cikijing), setelah menikah Tn. I ikut tinggal bersama istrinya
Ny. U. Terkait masalah kesehatan anggota keluarga, Ny. U mengatakan
ia sudah menderita hipertensi sejak 1 tahun yang lalu.
4. Riwayat keluarga sebelumnya (pihak suami & istri)
Ny. U mengatakan keluarganya tidak ada memiliki riwayat penyakit
hipertensi. Terkait riwayat kesehatan dari Ny. U menurut Tn. I istrinya
tidak memiliki riwayat hipertensi dari orang tuanya.

III. Kriteria Kemandirian Keluarga Berdasarkan Tingkat Kemandirian :


No Tingkat Kemandirian Keterangan
.

1 Menerima petugas kesehatan √

2 Menerima pelayanan kesehatan sesuai rencana √


keperawatan keluarga

26
3 Keluarga tahu dan dapat mengungkapkan masalah √
kesehatannya dengan benar

4 Kemampuan keluarga dalam memanfaatkan fasilitas √


pelayanan kesehatan sesuai anjuran

5 Melakukan tindakan keperawatan sederhana sesuai √


anjuran

6 Melakukan tindakan pencegahan aktif √

7 Keluarga mampu melakukan tindakan promotif secara √


aktif

IV. LINGKUNGAN
1. Karakteristik rumah
a. Tipe, ukuran rumah, jumlah ruangan
Rumah Ny. U, saat ini merupakan rumah warisan ibunya. Tipe
bangunan rumah bersifat permanen, yang terdiri atas ruang tamu, 3
kamar tidur, 1 dapur, dan 1 kamar mandi.
b. Ventilasi dan penerangan
Ventilasi dari rumah Ny. U cukup bagus. Udara yang masuk juga
cukup bagus karena di rumah Ny. U udaranya berasal dari depan
rumah yang terdapat pohon dan pekarangan yang cukup luas.
c. Persediaan air bersih
Ny. U mengatakan kebutuhan air berasal dari air sumur/air tanah
(yang dipompa menggunakan mesin), airnya cukup jernih. Untuk
masak dan minum menggunakan air sumur juga.
d. Pembuangan sampah
Sampah rumah tangga dari keluarga Ny. U, dikumpulkan didalam
satu wadah, yang sudah disediakan di belakang rumah. Sampah
tersebut akan dibakar oleh anaknya jika sudah penuh.
e. Pembuangan air limbah

27
Pembuangan air limbah dialirkan ke septictank, yang berada di
belakang rumah Ny. U.
f. Jamban/WC (tipe, jarak dengan sumber air)
Kamar mandi dirumah Ny. U menggunakan jamban tipe jongkok,
jarak sumber air dengan septitank kurang lebih 6-8 meter.
g. Denah (rumah dan lingkungan)

Kamar

Kamar

Kamar

wc

2. Karakteristik lingkungan dan komunitas


Kediaman Ny. U berada ditengah-tengah rumah warga. Akses menuju
rumah Ny. U masih dapat dilalui pejalan kaki, pesepeda, dan motor.
Mayoritas masyarakat di sekitar kediaman Ny. U adalah masyarakat
suku sunda. Masyarakat disekitar kediaman Ny. U sangat kompak dan
menjunjung sifat saling tolong menolong, menurut Ny. U jika di sekitar
kediaman mereka ada yang sakit atau meninggal dunia, mereka
bersama-sama menjenguk atau melayat.
3. Mobilisasi geografis keluarga
Keluarga Ny. U rumahnya sudah sekitar 10 tahun. Ny. U mengatakan
nyaman saja dengan rumahnya karena itu adalah tanah kelahiran Ny. U.
4. Perkumpulan keluarga dan interaksi keluarga dengan masyarakat
Ny. U merupakan penduduk asli dan memiliki banyak saudara yang
tinggal di Blok Cibatu. Menurut Ny. U, suaminya pulang kerja tidak
menentu kadang masih siang sudah pulang kadang sore tergantung
banyaknya pekerjaan yang harus di kerjakan. Ny. U mengatakan sedikit
khawatir terhadap suaminya karena harus bekerja tanpa Ny. U. Ny. U
mengatakan dia dan isuaminya cukup baik berinteraksi dengan

28
tetangga, apalagi Ny. U sering bermain di depan rumah dan dirumah
tetangga bersama anak bungsunya.
5. Sistem pendukung keluarga
Ny. U memiliki kartu jaminan kesehatan yang mendukung kesehatan
semua anggota keluarga. Selain itu, Ny. U mengatakan keluarga
besarnya selalu saling mendukung baik dari pihak Ny. U maupun dari
keluarga suaminya, semuanya saling membantu jika salah satu anggota
keluarga ada yang mengalami masalah. Selain keluarga besarnya,
dukungan juga didapat dari tetangga-tetangga dan kader yang juga
sudah seperti keluarga sendiri.

V. STRUKTUR KELUARGA
1. Pola Komunikasi Keluarga
Ny. U mengatakan pola komunikasi didalam keluarganya terbuka dan
dua arah. Namun, Ny. U mengatakan perlu waktu tertentu atau melihat
kondisi Tn. I jika ingin mengkomunikasikan hal-hal baik terkait
keluarga, pekerjaan atau kesehatan Ny. U.
2. Struktur Kekuatan Keluarga
Dalam keluarga Ny. U, pengambil keputusan tertinggi adalah Tn. I
namun untuk keputusan terkait urusan sehari-hari di putuskan oleh Ny.
U. Jika terdapat hal-hal penting yang harus diputuskan, Ny. U
mengatakan biasanya di musyawarakan dengan Tn. I terlebih dahulu.
3. Struktur Peran (Formal dan Informal)
a) Peran Formal
Tn. I berperan sebagai kepala keluarga, dan Ny. U berperan sebagai
ibu rumah tangga. Tn. I sebagai pengambil keputusan dan
bertanggungjawab dalam menafkahi keluarga. Dulu saat sehat Ny.
U bersama suqminya bekerja menjadi petani.
b) Peran Informal
Selama ini karena masalah kesehatannya Ny. U tidak aktif berperan
serta dilingkungan masyarakat.

29
4. Nila dan Norma budaya
Nilai dan norma yang dianut keluarga umumnya dilatar belakangi
budaya sunda. Namun, dalam keluarga Ny. U tidak ada larangan atau
pantangan yang dijalani oleh keluarga Ny. U. Sampai saat ini, budaya
makan bersama keluarga ketika malam hari masih tetap dipertahankan.
Ny. U mengatakan sudah mengurangi masakan santan dan berlemak,
selain itu Ny. U juga mengatakan sudah tidak suka memakan makanan
yang asin-asin.

VI. FUNGSI KELUARGA


1. Fungsi Afektif
Dalam keluarga Ny. U, setiap orang saling menyayangi satu sama lain.
Ny. U mengatakan Tn. I selalu memeperhatikan kondisi kesehatan Ny.
U.
2. Fungsi Sosialisasi
Menurut Ny. U ia sangat mudah bersosialisasi dengan anggota tetangga
lain disekitar tempat tinggalnya.
3. Fungsi Perawatan Keluarga
Ny. U mengatakan pernah mendapatkan informasi terkait masalah
kesehatan seperti penyakit hipertensi dari petugas Kesehatan saat
periksa di puskesmas. Ny. U mengatakan jika penyakit hipertensi
ditandai dengan sakit di kepala belakang, dan harus menghindari
makanan yg asin.
Ny. U mengatakan sejak mengetahui tekanan darahnya tinggi 200/100,
ia sudah mengurangi makanan yang mengandung garam berlebih.
Namun Ny. U masih belum tahu diet yang baik selain menghindari
yang asin untuk penyakit hipertensinya. Ny. U juga mengatakan sudah
rutin mengkonsumsi obat tekanan darah tinggi .

VII. STRES DAN KOPING KELUARGA


1. Stressor Jangka Pendek dan Jangka Panjang serta kekuatan keluarga

30
a) Stressor jangka pendek
Ny. U mengatakan saat ini yang dipikirkan adalah kondisi
kesehatannya.
b) Stressor jangka panjang
Ny. U mengatakan memiliki masalah lain yang dipikirkan selain
masalah kesehatan adalah putra dan putrinya belum menikah.
c) Kekuatan keluarga
Ny. U mengatakan sangat bersyukur, karena Tn. I tidak sering sakit
seperti dirinya.
2. Kemampuan keluarga berespon terhadap stressor
Ny. U mengatakan setiap masalah didalam keluarganya dibahas dengan
tuntas dan diselesaikan dengan baik. Ny. U juga mengatakan selalu
diingatkan Tn. I untuk menjaga kesehatannya dengan mengontrol dan
menghindari hal-hal yang dapat memicu tekanan darahnya naik.
3. Strategi koping yang digunakan
Ny. U mengatakan hanya bisa berdoa untuk kesembuhan dirinya. Ny. U
juga mengatakan tetap berfikir positif terutama dengan kesehatannya.
4. Strategi adaptasi disfungsional
Dari wawancara yang dilakukan pada keluarga Ny. U, ditemukan
adanya stress adaptasi disfungsional pada Ny. U.

VIII. HARAPAN KELUARGA


Keluarga Ny. U mengatakan selalu berdo’a agar selalu diberikan
kesehatan dan selalu bersyukur atas nikmat rejeki dan kesehatan yang
diberikan. Ny. U mengatakan semoga kedatangan mahasiswa perawat
ke rumahnya bisa membantu mengurangi masalah kesehatannya,
membantu untuk membiasakan dirinya dalam mengontrol pola hidup
yang belum sehat serta membantu mengontrol atau memberikan cara
untuk mengalihkan pikirannya secara positif, jika sedang memikirkan
sesuatu seperti kondisi kesehatnnya. Karena informasi yang
disampaikan menambah wawasan tentang kesehatan dan membantunya

31
mengenal penyakit hipertensi lebih dalam dan berharap dapat
membantunya dalam merubah kebiasaannya yang merupakan
pantangan penyakit hipertensi.

IX. PEMERIKSAAN KESEHATAN SETIAP ANGGOTA KELUARGA


1. Pemeriksaan Fisik Ny. U
No Pemeriksaan Ny. U
.
1. Keadaan umum Tampak kurang sehat, lemas, cemas.
2. Tanda – tanda vital
: TD = 200/100 mmHg
TD (mmHg) Nadi = 84 x/menit
Nadi (x/menit) Pernapasan = 24x/menit
Suhu (celcius) Suhu = 36,8 o C
RR (x/menit)
3. TB (cm) & BB TB = 160 cm ; BB = 40 kg
(kg)
4. Kepala Bentuk mesochepal, Ny. U mengatakan
tidak ada nyeri tekan pada kulit kepala,
rambut terlihat bersih dan beruban, Ny. U
mengeluh pusing dikepala bagian belakang
sampai ke tengkuk.
5. Mata Kelopak mata terlihat dapat membuka
menutup, sclera unikterik, konjungtiva
tidak anemia, alis mata berbatas tegas dan
simetris, pembengkakan mata (-), respon
terhadap cahaya (+), mata terlihat sedikit
berair.
6. Mulut dan Hidung Bentuk simetris, ekspresi muka tampak
lemas, lidah berwarna putih kemerahan,
tidak ada secret yang keluar melalui
hidung, tidak ada kotoran yang terlihat
melalui hidung, lidah pada posisi normal,
bicara tidak pelo, tidak ada gangguan
menelan, bibir simetris, mukosa bibir
kering, tidak ada cuping hidung, Tidak ada
lesi pada rongga mulut, perdarahan dan
pembengkakan (-), karies gigi (+)
7. Telinga Bentuk simetris antara telinga kanan dan
kiri, lubang telinga terlihat bersih, eritema
(-), tidak ada ganngguan pendengaran, Ny.
U mengatakan belum pernah merasakan
telinganya berdengung.

32
8. Leher Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid
9. Dada Pernapasan :
Inspeksi tidak ada rektaksi dada saat
bernafas, Palpasi dada mengembang secara
seimbang perkusi (tidak dilakukan),
Auskultasi paru : vesikuler, tidak terdenagr
bunyi tambahan dan tidak ada keluhan
pada pernapasan.
Jantung :
Auskultasi : Suara jantung S1S2 tunggal
tidak terdengar bunyi tambahan. Tidak ada
keluhan sesak napas, nyeri dada, tidak
tampak sianosis.
10. Abdomen Ny. U mengatakan tidak memiliki riwayat
penyakit maag. Ny. U mengatkan tidak ada
nyeri tekan pada abdomennya. Tidak
tampak adanya pembengkakan.
11. Eliminasi Eliminasi Urine (BAK)
Pola : ± 5-6x/sehari, tidak mengalami
inkontinensia
Eliminasi Alvi (BAB)
Pola 1x sehari di pagi hari, tidak ada
konstipasi.
12. Integumen Turgor kulit tidak elastis.
13. Muskuloskeletal Ekstremitas atas dan bawah simetris,
rentang gerak tidak penuh, dan otot kuat
tidak kuat.
14 Capillary refill < 2 detik

2. Pemeriksaan Fisik Tn. I


No Pemeriksaan Tn. I
.
1. Keadaan umum Tampak sehat.
2. Tanda – tanda vital
: TD = 120/80 mmHg
TD (mmHg) Nadi = 88x/menit
Nadi (x/menit) Pernapasan = 20x/menit
Suhu (celcius) Suhu = 36,5 o C
RR (x/menit)
3. TB (cm) & BB TB = 155 cm ; BB = 50 kg
(kg)
4. Kepala Bentuk mesochepal, Tn. I mengatakan
tidak ada nyeri tekan pada kulit kepala,
rambut terlihat rapi dan bersih.

33
5. Mata Kelopak mata terlihat dapat membuka
menutup, sclera unikterik, konjungtiva
tidak anemia, alis mata berbatas tegas dan
simetris, pembengkakan mata (-), respon
terhadap cahaya (+).
6. Mulut dan Hidung Bentuk simetris, tidak ada secret yang
keluar melalui hidung, tidak ada kotoran
yang terlihat melalui hidung, lidah pada
posisi normal, bicara tidak pelo, tidak ada
gangguan menelan, bibir simetris, mukosa
bibir lembab, tidak ada cuping hidung,
Tidak ada lesi pada rongga mulut,
perdarahan dan pembengkakan (-), karies
gigi (-)
7. Telinga Bentuk simetris antara telinga kanan dan
kiri, lubang telinga terlihat bersih, eritema
(-), tidak ada ganngguan pendengaran.
8. Leher Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid
9. Dada Pernapasan :
Inspeksi tidak ada rektaksi dada saat
bernafas, Palpasi dada mengembang secara
seimbang perkusi (tidak dilakukan),
Auskultasi paru : vesikuler, tidak terdenagr
bunyi tambahan dan tidak ada keluhan
pada pernapasan.
Jantung :
Auskultasi : Suara jantung S1S2 tunggal
tidak terdengar bunyi tambahan. Tidak ada
keluhan sesak napas, nyeri dada, tidak
tampak sianosis.
10. Abdomen Tn. I mengatakan memiliki riwayat
penyakit maag, terutama jika telat makan.
Tn. I mengatkan tidak ada nyeri tekan pada
abdomennya.
11. Eliminasi Eliminasi Urine (BAK)
Pola : ± 4-5 x/sehari, tidak mengalami
inkontinensia
Eliminasi Alvi (BAB)
pola 1x sehari di pagi hari, tidak ada
konstipasi.
12. Integumen Turgor kulit elastis.
13. Muskuloskeletal Ekstremitas atas dan bawah simetris.
14 Capillary refill < 2 detik

3. Pemeriksaan Fisik Tn. Y

34
No Pemeriksaan Ny.A
.
1. Keadaan umum Tampak sehat.
2. Tanda – tanda vital :
 TD
(mm
Hg)
 Nadi
(x/m
enit)
 Suhu
(celc
ius)
 RR
(x/m
enit)
3. TB (cm) & BB (kg)
4. Kepala
5. Mata
6. Mulut dan Hidung
7. Telinga
8. Leher
9. Dada
10. Abdomen
11. Eliminasi
12. Integumen
13. Muskuloskeletal
14 Capillary refill
15. Pemeriksaan darah
(Tidak dilakukan pemeriksaan/ tidak terkaji)

4. Pemeriksaan Fisik Ny. A


No Pemeriksaan Ny.A
.
1. Keadaan umum Tampak sehat.
2. Tanda – tanda vital
:
TD (mmHg)
Nadi (x/menit)
Suhu (celcius)
RR (x/menit)
3. TB (cm) & BB
(kg)
4. Kepala
5. Mata

35
6. Mulut dan Hidung
7. Telinga
8. Leher
9. Dada
10. Abdomen
11. Eliminasi
12. Integumen
13. Muskuloskeletal
14 Capillary refill
15. Pemeriksaan darah
(Tidak dilakukan pemeriksaan/ tidak terkaji)

36
ANALISA DATA

No Data Masalah
1. DS : Kurangnya pengetahuan
 Ny. U mengatakan sudah pernah mendapatkan berhubungan dengan
informasi kesehatan tentang hipertensi, namun belum nutrisi
mampu mengontrol terkait diet atau makannan yang
harus di konsumsi, mengontrol emosi yang dirasakan.
 Ny. U mengatakan sudah rutin meminum obat tekanan
darah tinggi yaitu Amlosipine 5g, terkadang tekanan
darahnya turun 150/80
 Ny. U mengatakan selain meminum obat tekanan
darah, Tn. I juga sudah mulai menghindari makan
makananan yang asin, namun Ny. U masih bertanya
tentang diet hipertensi selain makanan yang asin.
 Ny. U mengatakan faktor yang paling mempengaruhi
hipertensinya adalah stress
 Ny. U mengatakan sudah menderita hipertensi sejak 3
tahun yang lalu
DO :
 Tampak cemas
 Tampak lemas
 TD = 200/100 mmHg

2. DS : Ketidak mampuan koping


 Ny. U mengatakan ia lebih banyak diam, jika pada keluarga Ny. U
memikirkan sesuatu dan perlu waktu tertentu jika
ingin membicarakan hal-hal dengan suaminya.
 Ny. U mengatakan anak-anaknya terlihat sibuk
dengan pekerjaannya sehingga Ny. U susah berbagi
cerita dengan anaknya dan itu menjadi bahan
pemikiran Ny. U.
 Ny. U mengatakan jika dirinya tidak pernah
melakukan rekreasi.
 Ny. U mengatakan lebih banyak menyimpan masalah
sendiri, jika belum mendapatkan waktu terbaik untuk
berbicara dengan suaminya (Tn. I)
 Ny. U mengatakan harus mencari waktu tertentu jika

37
ingin membicarakan hal-hal terkait dengan
keluarganya seperti kondisi kesehatan dirinya kepada
Tn. I.
 Ny. U mengatakan selalu berusaha membicarakan
dan menyelesaikan secara kekeluargaan tanpa
emosional dengan Tn. I dengan cara mencari waktu
terbaik untuk mendiskusikan hal tersebut.
 Menurut Ny. U terkadang jika dimalam hari teringat
akan kondisi kesehatannya ia sudah tidak dapat
memejamkan mata hingga pagi hari.
DO :
 Tampak cemas
 Tampak lemas
 Klien melamun terus
 TD = 200/100 mmHg

38
SKORING MASALAH

a. Diagnosa Keperawata 1 :
Gangguan integritas kulit,resiko infeksi
Kriteria dan Skor Bobot Total Pembenaran
Sifat Masalah: 1 1/3x1=2/ Riwayat Hipertensi pada Ny. U sudah 1
1. Keadaan Sejahtera (3) 3 tahun yang lalu, kondisi kesehatan Ny. U
2. Defisit Kesehatan (3) saat ini, dengan tekanan darah 200/100
3. Ancaman Kesehatan (2) mmHg, N = 84 x/menit, P = 24x/menit,
4. Krisis yang Dialami (1) S = 36 o C, dengan faktor risiko lainnya,
aktifitas fisik pasif dan berat badan
berlebih TB = 150 cm ; BB = 65 kg

Kemungkinan Masalah 2 1/2x2=1 Kemungkinan masalah untuk diubah


dapat Diubah: adalah sebagian karena Ny. U memiliki
1. Mudah (2) Jaminan Kesehatan BPJS, layanan
2. Sebagian (1) kesehatan mudah dijangkau, ada klinik
3. Tidak Dapat (0) kesehatan dan akses dengan puskesmas
terjangkau, di lingkungan tempat tinggal
terdapat posbindu. Namun, jika ada
sesuatu hal yang ingin dibicarakan
dengan suaminya, perlu moment yang
pas.
Potensial Masalah untuk 1 1/3x1=1/ Potensial masalah untuk dicegah adalah
Dicegah: 3 rendah karena Ny. U mengalami
1. Tinggi (3) hipertensi sejak 1 tahun yang lalu dan
2. Cukup (2) memiliki riwayat diabetes dari orang
3. Rendah (1) tuanya. Ny. U belum bisa mengatur pola
hidupnya ke pola hidup sehat.
Menonjolnya Masalah: 1 2/2x1=1 Ny. U mengatakan ingin tekanan
1. Membutuhkan darahnya cepat normal.
perhatian dan segera
diatasi (2)
2. Tidak membutuhkan
perhatian dan tidak
segera diatasi (1)

39
3. Tidak dirasakan sebagai
masalah atau kondisi
yang membutuhkan
perubahan (0)
Total 3
b. Diagnosa keperawatan 2 : Ketidakmampuan koping pada
keluarga Ny. U khusunya Tn. I
Kriteria dan Skor Bobot Total Pembenaran
Sifat Masalah: 1 2/3 x 1 = Ny. U mengatakan tidak merasakan
1. DefisitKesehatan (3) 2/3 keluhan tekanan darah tinggi yang
2. Ancaman Kesehatan derita, namun tekanan darahnya masih
(2) 200/100 mmHg. Ny. U mengatakan jika
3. Krisis yang Dialami (1) ada masalah lebih memilih untuk
memendam diri, sebelum mendapatkan
waktu terbaik untuk membicarakan
dengan suaminya.
Kemungkinan Masalah 2 ½ x 2 = 1 Kemungkinan masalah untuk diubah
dapat Diubah: adalah sebagian karena Ny. U
1. Mudah (2) mengatakan sering memikirkan kondisi
2. Sebagian (1) dirinya, sehingga membuat Ny. U
3. Tidak Dapat (0) memiliki pemikiran yang tidak menentu
dan membuat tidurnya terganggu.
Namun, suami Ny. U cukup perhatian
jika Ny. U kondisi kesehatannya kurang
baik
Potensial Masalah untuk 1 2/3 x 1 = Potensial masalah untuk dicegah adalah
Dicegah: 2/3 Cukup karena Ny. U mengatakan rutin
1. Tinggi (3) memeriksakan masalah kesehatannya ke
2. Cukup (2) Petugas pelayanan kesehatan jika
3. Rendah (1) datang ke puskesmas. Ny. U
mengatakan jika suaminya sangat
memeperhatikan kesehatan anggota
keluarga, walalupun jika ada masalah
dalam keluarga perlu waktu tertentu
untuk membicarakan.
Menonjolnya Masalah: 1 2/2 x 1 = 1 Ny. U memerlukan perhatian terkait
1. Membutuhkan kesehatannya dan segera harus
perhatian dan segera ditangani mengingat hipertensinya yang
diatasi (2) sudah parah. Ny. U juga belum mampu
2. Tidak membutuhkan mengelola stress yang dimiliki karena
perhatian dan tidak lebih banyak memendam perasaan dan
segera diatasi (1) memikirkan penyakitnya.
3. Tidak dirasakan sebagai
masalah atau kondisi
yang membutuhkan

40
perubahan (0)
Total 2 4/3

PRIORITAS DIAGNOSIS KEPERAWATAN

No Diagnosis Keperawatan Skor


1. Kurangnya pengetahuan 3

2. Ketidak mampuan koping pada keluarga Ny. U 2 4/3

41
NCP (Nursing Care Plan)

Fasilitas Yankes Mahasiswa No. Register


Nama Perawat yang mengkaji Deah Natasha F Nama Penanggungjawab/ KK Tn. I
Nama Individu/ Keluarga/ Ny. U Blok Cibatu Rt. 02 Rw.
Kelompok Alamat 07, Kel. Munjul, Kab.
Penyakit/ Masalah Kesehatan Hipertensi Majalengka

42
Diagnosis
No NOC NIC
Analisis Data Keperawatan
.
Kode Diagnosis Kode Kriteria Hasil Kode Intervensi
i Batasan TUK 1 : Keluarga mampu mengenal masalah :
kaarakteristik: Domain:11 Setelah dilakukan intervensi
 Kurang Kelas :1 keluarga mampu mengenal
pengetahua masalah dengan kriteria hasil :
n untuk 00004 Kurangnya  Pendidikan kesehatan
mengetahui pengetahuan  Level:1 Level;1
diet yang  Domain:4:pengetahuan Domain ;3 prilaku
baik untuk tentang kesehatan & prilaku Level:2
hipertensi  Level 2; Kelas S: pendidikan pasien
 Malnutrisis  Kelas S: pengetahuan
 Obesitas tentang kesehatan Pengajaran proses penyakit:

1803 : Pengetahuan 5602  Kaji tingkat pengetahuan pasien


proses penyakit terkait penyakit hipertensi
 Jelaskan patofisiologi penyakit
hipertensi dan bagaimana
180303  Faktor penyebab hipertensi hubungannya dengan anatomi dan
fisiologi
 Review pengetahuan pasien
180304  Faktor resiko hipertensi mengenai kondisinya
 Jelaskan tanda dan gejala yang
umum dari penyakit diabetes
180305  Efek fisiologis hipertensi  Jelaskan proses penyakit diabetes
180306  Tanda dan gejala hipertensi  Identifikasi kemungkinan penyebab
diabetes mellitus

43
 Identifikasi perubahan kondisi fisik
180307 pasien akibat diabetes
 Proses perjalanan hipertensi  Diskusikan perubahan gaya hidup
yang mungkin di perlukan untuk
180308 mencegah komplikasi di masa yang
 Strategi untuk akan datang
meminimalkn  Diskusikan pilihan terapi dan
1802 :pengetahuan diet penangannana
180309 yang di sarankan  Jelaskan komplikasi kronik
hipertensi
 diet yang disrankan pada  Instruksikan pasien mengenai
180310 penederita diabetes tindakan untuk mencegah
 manfaat diet diabetes  Edukasi pasien tindakan untuk
 mnafaat diet yang di mengeontrol diabetes
anjurkan  Edukasi pasien mengenal tanda dan
180313  tujuan diet gejala yang harus dilaporkan pada
 hubungan antara petugas kesehatan
diet,olahraga dan berat
nadan Kelas D:
180314  makanan yang di 561114;Pengajaran peresepan
perbolehkan dalam diet diet
diabetes  Kaji tingkat pengetahuan pasien
 makanana yang tidak di tentang diet yang di sarankan
perbolehkan dalam diet  Kaji pola makan pasien saat ini dan
diabetes sebelumnya
 makanana yang di hindari  Kaji pasien dan keluarga mengenai
dalam diet diabetes pandangan, kebudayaan
 cairan yang di haindari

44
dalam diet diabetes  Kaji adanya keterbatan finansial
 maknana sesuai keyakinan  Ajarkan nama nama makanan yang
sesuai budaya sesuai dengan diet yang disarankan
 Disertakan isi intake  Jelaskan pada pasien mengenai
makanan yang di tujuan kepatuhan diet
rekomendasikan sepanjang  Informasikan pada pasien jangka
hari waktu pasien harus mengikuti diet
 porsi makan yang di  Ajarkan pasien untuk membuat
rekomendasikan diary makanan
 interpretasi gizi pada label 503  Intruksikan pada pasien untu
makanana menghindari makanan yang di
 pedoman untuk persiapan apantang dan mengkonsumsi
makan makannan yang di bolehkan
181401  perencanaan menu  Informasikan pada pasien
berdasarkan diet yang diet kemungkinan interaksi obat dan
yang di anjurkan makananan
 strategi untuk mengubah  Bantu pasien untuk memilih
181402
kebiasaan diet makanaan yanaga di sukai
 teknik pemantauan sendiri  Bantu pasien untuk mengganti
 interaksi potensuial obat bumbu masakan ke dalam diet yang
181403 dan makanan di sarankan
 interaksi obat herbal dan  Intruksikan pasien untuk membaca
makanan label pada makananan
181405  Strategi meningkatkan  Sediakan contoh menu makananan
kepatuhan diet yang sesuai
 Tekankan pemantauaan yanga
berkelanjutan

45
 Libatkan anggota keluaraga

181404

181410
7

181409

TUK 2 : Keluarga mampu memodifikasi


Setelah dilakukan intervensi lingkungan :
keluarga mampu memodifikasi Level 1: fisiologi dasar
lingkungan dengan kriteria Domain;perawatan yang mendukung fungsi
hasil : fisik
1501 6482 Level 2: Kelas :E peningkatan
Menunjukan perannya kenyamanana fisik
 Sebagai anggota keluarga
untuk membnatu perawatan Manageman lingkungan:kenyamanan
pasien  Ciptakan lingkungan yang aman

46
bagi pasien
 Identifikasi kebutuhan keselamatan
pasien berdasarkan fungsi fisik
 Letakan benda yang sering
digunakan pasien
 Sediakan tempat tidur yang bersih
dan nyaman
 Sesuaikan suhu lngkungan dengan
kondisi pasien
 Sediakan pengharum ruangan ,jika
di
 Perlukan

TUK 3 : Keluarga mampu memanfaatkan


Setelah dilakukan intervensi fasilitas pelayanan kesehatan:
keluarga mampu memanfaatkan
fasilitas pelayanan kesehatan 7910 Konsultasi
dengan kriteria hasil :  Intruksikan pasien konsultasi ke
dokter bedah atu tim kesehatan
Kepuasan pasien:akses ke sumber
 Keluarga mampu
menjangkau tempat
pelayanan kesehatan

47
Kepuasan pasien:perawatan
berkelanjutan
 Klien ingin selalu kontrol
ke tempat pelayanan
kesehatan

Diagnosis
No NOC NIC
Analisis Data Keperawatan
.
Kode Diagnosis Kode Kriteria Hasil Kode Intervensi
2 Data pendukung: TUK 1 : Keluarga mampu mengenal
 Keluarga Domain ;9 Setelah dilakukan intervensi keluarga masalah :
mengungkapk Kelas ;2 mampu mengenal masalah dengan Level:1
an kesulitan kriteria hasil : Domain :3 prilaku
00069 Ketidak Level : 1 Level :2
untuk
mampuan Domain:6 kesehatan keluarga Kelas:R Bantuan koping
mendapatkan koping Level :2 5510  Konseling
regimen Kelas: X-kesejahtraan keluarga  Pendidikan kesehtaan tentang
terapetik mengelola masalah
Koping keluarga
 Keluarga tidak 2600
mengetahui  Mengelola masalah keluarga
aktivitas yang  Mengungkapkan perasaan dan
tepat unuk emosi secara terbuka di antara

48
memenuhi 260005 anggota keluarga
tujuan  Menggunakan strategi untuk
kesehatan 260007 mengelola konplik keluarga
 Managemen stres
 Status
ekonomi
260021
keluarga
kurang
1862

TUK 2 : Keluarga mampu memutuskan


Setelah dilakukan intervensi keluarga tindakan:
mampu mengambil keputusan kriteria: Level:1
Domain :3 prilaku
Level :2
Level : 1 Kelas:R Bantuan koping
Domain:6 kesehatan keluarga  Peningkatan keterlibatan
Level :2 keluarga
Kelas: X-kesejahtraan keluarga  Dukungan keluarga
 Dukungan spiritual
Koping keluarga
 Melibatkan anggota keluarga

49
2600 dalam pengambilan keputusan,
untuk menyelesaikan masalah
260005 koping keluarga
 Menggunkan system dukungan
keluarga yang tersedia,dukungan
dari suami,kakak dan
260024 keponakannya yang tinggal
serumah,meningkatkan dukungan
spiritual
 Menyusun jadwal rutinitas dan
kegiatan keluarga,seperti seperti
jadwal perawatan luka,jadwal
control,rutinitas beribadah
260012

TUK 3 keluarga mampu melakukan Keluarga mampu melakukan


perawatan keluarga dengan kriteria perawatan anggota keeluarg
hasil:
Level : 1
Domain:6 kesehatan keluarga
Level :2 Level:1
Kelas: X-kesejahtraan keluarga Domain :3 prilaku
Level :2
Kelas:R Bantuan koping

50
Koping keluarga  Pengurangan kecemasan
2600  Menggunakan strategi  Teknik menenangkan
pengurangan stress yang berpusat  Melakukan perawatan kai
260009 diabetikum
pada keluarga,meminimalkan
aktivitas melamun
 Mengatur perawatan luka, jadwal
istirahat,meningkatkan dukungan
spiritual (beribadah,dikir )untuk
26003 menenangka

TUK 4 : Keluarga mampu memodifikasi


Setelah dilakukan intervensi keluarga lingkungan :
mampu memodifikasi lingkungan Level 1:
dengan kriteria hasil : 7040
 Dukungan terhadap pemberian
1501 Menunjukan perannya 7130 kesehatan
 Sebagai anggota keluarga untuk
membnatu perawatan pasien  Pemeliharaan proses keluarga
7140
Control resiko
1902  Mampu mengontrol resiko  Dukungan keluarga
gangguan psikologis 7150
 Menunjukan peranannnya,sebagai

51
1501 suami mampu mencari nafkah  Terapi keluarga
untuk pembiayaan berobat
 Keterampilan interaksi social,
antara anggota keluarga yang lain
1502 untuk mendapatkan dukungan
keluarga
 Mangeman
lingkungan:kenyamanan,meningka
2 6482 tkan kenyamanan lingkungan di
rumah

TUK 5 : Keluarga mampu memanfaatkan


Setelah dilakukan intervensi keluarga fasilitas pelayanan kesehatan:
mampu memanfaatkan fasilitas
pelayanan kesehatan dengan kriteria 7910 Konsultasi
hasil :  Intruksikan pasien konsultasi
ke dokter bedah atu tim
1603 Prilaku mencari sehat kesehatan
 Klien atau keluarga mau konsultasi 8100
tentang hipertensi Rujukan
 Rujuk pasien untuk
3000 Kepuasan pasien:akses ke sumber mengontrol hipertensi
 Keluarga mampu menjangkau 77400 
tempat pelayanan kesehatan Pedoman system kesehatan

3003 Kepuasan pasien:perawatan berkelanjutan  Intruksikan pasien untuk patuh


 Klien mau rutin mengontrol terhadap diet hipertensi
tekanan darahnya

52
TABEL IMPLEMENTASI KEPERAWTAN

N DIAGNOSA TGL IMPLEMENTASI EVALUASI (SOAP) TTD


O WAKTU
1 7 Juni 2022 TUK 1 : TUK 1 :
Domain:11 keluarga mampu mengenal keluarga mampu mengenal masalah:
Kelas :1 masalah hipertensi dengan
 Subjektif :
kriteria hasil :
0004: Resiko  Ny. U menjelaskan kembali terkait
infeksi  Level:1
hipertensi bahwa hipertensi
 Domain:4:pengetahuan
tentang kesehatan & rilaku merupakan keadaan tekanan darah di
DS.  Level 2;
 Klien atas 140 mmHg (skala 4 =
 Kelas S: pengetahuan
mengataka tentang kesehatan pengetahuan baik)
n pusing
 Ny. U mengatakan penyebab
1804 :Pengetahuan
DO.

53
 Tidur 5-6 proses penyakit hipertensi seperti sering memikirkan
jam Media yang digunakan adalah
sendiri masalah yang dihadapi, kurang
 Klien leaflet.
tampak Mengkaji pemahaman klien rekreasi. (skala 4 = pengetahuan baik)
cemas dewasa dan keluarga tentang
 Ny. U mengatakan tanda dan gejala
 Klien hipertensi
sering hipertensi adalah pusing, badan terasa
mengeluh lemas, kesemutan Ny. U merasakan
penyakitn  Menjelaskan faktor
ya penyebab hipertensi itu semua
 TD  Ny. U mengatakan komplikasi yang
200/100
 Menjelaskan Factor resiko dapat muncul seperti stroke (skala 4 =
hipertensi
pengetahuan baik)
 Objektif :
 Menjelaskan Efek fisiologis
hipertensi  Ny. U kooperatif saat diskusi
 Menjelaskan Tanda dan berlangsung
gejal hipertensi
 Ny. U dan kaka sangat antusias

 Menjelaskan Proses  Ny. U tampak sering bertanya terkait


perjalanan hipertensi keadaannya
 Ny. U tampak mengerti dengan yang
 Menjelaskan Strategi untuk dijelaskan (dari pengetahuan terbatas
meminimalkn
(skala 2) menjadi pengetahuan baik

54
perkembangan hipertensi (skala 4).
 Analisis :
 Menjelaskan potensial  TUK 1 tercapai, dimana keluarga
komplikasi penyakit
diabetes mampu mengetahui DIABETES dan
memiliki pandangan terbuka terhadap
 Menjelaskan Tanda dan kesehatan. Perencanaan :
gejala omplikasi penyakit  Lanjutkan pada perencanaan di
hipertensi
TUK 2 tentang cara keluarga
mengambil keputusan terkait
 Menjelaskan Efek
psikososial diabetes pada kesehatan anggota keluarga
individu

 Menjelaskan Efek
psikososial penyakit pada
keluarga

TUK 2 : TUK 2 :
Skeluarga mampu mengambil
Skeluarga mampu mengambil keputusan:
keputusan kriteria:
Level :1 domain:4 pengetahuan Subjektif :
tentang kesehatan & prilaku
• Ny. U mengatakan akan melakukan
Level :2

55
Kelas Q; prilaku sehat pemeriksaan kesehatan ke puskesmas dan
Level ;3
rumah sakit terdekat
Outcome
• Ny. U mengatakan ingin menurunkan
partisipasi dalam keputusan
tekanan darah
perawatan kesehatan:
keluarga mampu •Ny. U mengatakan masih memikirkan
• Membuat keputusan terkait
penyakitnya
perawatan hipertensi
• Menggunakan teknik pemecahan • Ny. U mengatakan berharap akan
masalah untuk mencapai hasil yang
memperoleh banyak keuntungan yang
maksimal
didapatkan selama mengontrol tekanan
darahnya, mengontrol komsumsi
makanannya, minum obat hipertensi teratur
sesuai jadwal dan memulai untuk mengontrol
emosinya.
Objektif :
• Ny. U kooperatif saat diskusi berlangsung
• Keluarga antusias dalam diskusi
Ada kontak mata selama diskusi berjalan
Analisis :
TUK 2 tercapai dengan indikator keluarga

56
mampu mengambil keputusan yang tepat
untuk mengatasi masalah hipertensinya
Mengambil keputusan tindakan yang tepat
(skala 4)
7 Juni 2022 TUK 3 : TUK 3 :
keluarga mampu memodifikasi keluarga mampu memodifikasi
lingkungan dengan kriteria
lingkungan:
hasil :
 Subjektif : Ny. U mengatakan
Menunjukan perannya
keponakannya dan kakanya selalu
 Sebagai anggota keluarga
untuk membantu perawatan membantu dalam memenuhi
pasien
kebutuhan dirinya
Control resiko  Objektif : Ny. U selalu memberi
 Mampu mengontrol resiko
support yang baik pada Ny. U
gangguan psikologis
 Analisis :
TUK 3 tercapai keluarga mampu
memodifikasi lingkungan
 Keluarga mampu merawat klien yang
sakit
 . Perencanaan :

57
 Lanjutkan pada perencanaan di
TUK 4 tentang keluarga mamapu
memanfaatkan fasilitas pelayanan
terkait kesehatan anggota keluarga

7 juni 2022 TUK 4 : TUK 4 :


Keluarga mampu memanfaatkan keluarga mampu memanfaatkan fasilitas
fasilitas pelayanan kesehatan
pelayanan kesehatan:
dengan kriteria hasil :
 Subjektif :
Prilaku mencari sehat
Ny. U mulai bertanya bagai mana
 Klien atau keluarga mau
konsultasi mengenai caranya untuk mendapatkan perawatan
hipertensi
yang baik dan tanpa mengeluarkan
Kepuasan pasien:akses ke sumber
 Keluarga mampu biaya banyak
menjangkau tempat
 Objektif : Ny. U mau memeriksaakan
pelayanan kesehatan
dirinya ke klinik
 Analisis :
 TUK 4 tercapai keluarga mampu
memodifikasi lingkungan
 Keluarga mampu merawat klien yang

58
sakit
 . Perencanaan : intervensi di
hentikan.

NO DIAGNOSA TGL/WAKTU IMPLEMENTASI EVALUASI (SOAP) TTD

2 Domain ;9 TUK 1 : TUK 1 :


Kelas ;2 keluarga mampu keluarga mampu mengenal masalah
Kode:00069 mengenal masalah koping :
koping dengan kriteria
Ketidak mampuan koping hasil : SUBJEK

59
Data pendukung; Koping keluarga  Klien mengatakan pusing
tekanan darahnya tak kunjung
DS
 Keluarga mampu turun.
klienien mengatakan sulit Mengelola
masalah yang di  Klien mengatakan kenapa
berkomunikasi ssetiap hari
hadapi klien, klien harus mengalami seperti
dengan suaaminya
secara bersama ini
keluarga klien mengatakan sama  Klien mengatakan sering
tidak tahu caranya untuk  Klien mampu melamun setiap hari
mengatasi masalah Mengungkapkan
kesehatannya perasaan dan OBJEK:
emosi secara
klien mengatakan ekonominya Ny. U sering melamun di depan
terbuka di antara
pas pasan rumahnya setiap hari
anggota keluarga
Klien mengatakan tidak mau  Keluarga dank lien ANALISIS:
control ke rumah sakit ,mampu
Menggunakan Keluarga belum mampu sepenuhnya
DO mengelola masalah yang di alami Ny.
strategi untuk
mengelola konplik U
kluarga klien bertanya cara
control yang mudah keluarga,seperti
bermusyawarah
klien jarang control ke rumah  Klien mampu  PLENING/PERENCANAAN
sakit Managemen stress
Lanjutkan pada perencanaan di
dengan beribadah
TUK 2 tentang cara keluarga

60
mengambil keputusan terkait
kesehatan anggota keluarga

TUK 2 : TUK 2 :
Sekeluarga mampu Sekeluarga mampu mengambil
mengambil keputusan keputusan:
kriteria:
 Melibatkan SUBJEK: Ny. U mengatakan selalu
anggota keluarga merundingkan segala sesuatu dengan
dalam keponakan dank k nya
pengambilan
keputusan ,untuk
menyelesaikan OBJEK: Keluarga tampak mendukung
masalah koping keputusan Ny. U
keluarga
 Menggunkan ANLISIS: tuk 2 tercapai
system dukungan
PLENING/PERENCANAAN
keluarga yang
tersedia,dukungan Lanjutkan pada perencanaan di TUK

61
dari suami,kakak 3
dan keponakannya Keluarga mampu melakukan
yang tinggal perawatan keluarga
serumah,meningka
tkan dukungan
spiritual
 Menyusun jadwal
rutinitas dan
kegiatan
keluarga,seperti
seperti jadwal
perawatan
luka,jadwal
control,rutinitas
beribadah

TUK 3 TUK 3
keluarga mampu keluarga mampu melakukan
melakukan perawatan perawatan keluarga:
keluarga dengan kriteria
hasil: SUBJEK : Ny. U sering mengeluh
 Menggunakan tentang kesehatannya sat ini
strategi
pengurangan stress OBJEK : Ny. U belum bisa

62
yang berpusat pada menggunakan strategi pengurangan
keluarga,meminim stres
alkan aktivitas
melamun ANALISIS : Tuk 3 belum tercapai
 Mengatur jadwal PLENING
istirahat,
meningkatkan Lanjutkan pada perencanaan di TUK
dukungan spiritual 4:
keluarga mampu memodifikasi
(beribadah, dzikir)
lingkungan
untuk
menenangkan

TUK 4 : TUK 4 :
keluarga mampu keluarga mampu memanfaatkan
memanfaatkan fasilitas fasilitas pelayanan kesehatan:
pelayanan kesehatan
dengan kriteria hasil : SUBJEK:Ny. U mulai rutin datang ke
Prilaku mencari sehat klinik perawatan diabetes,dan akan
 Klien atau memeriksaakan setiap 32 hri sekali
keluarga mau
konsultasi tentang OBJEK: luka pada kaki Ny. U tampak
luka pada kakinya

63
 Kepuasan pasien : ada perkembangan kea rah yang
akses ke sumber, lebihbaikdari sebelumnya
klien mau bertanya
cara control, ANALISIS: tuk 5 tercapai
melakukan
pemeriksaan lanjut PLENING:
 Keluarga mampu
menjangkau Lanjutkan pada perencanaan di TUK
tempat pelayanan 4:
kesehatan Keluarga mampu memanfaatkan
fasilitas pelayanan kesehatan

64

Anda mungkin juga menyukai