Anda di halaman 1dari 2

Nama : Sulfitra

Nim : P062201023

Tugas : Endokrin dan sistim reproduksi

SISTEM SARAF OTONOM DAN MEDULA ADRENAL


Salah satu sifat sistem saraf otonom yang paling menonjol adalah kecepatan dan intensitasnya
dapat mengubah fungsi viseral dalam waktu singkat. Contohnya, dalam waktu 3 sampai 5 detik saja
sistem ini dapat meningkatkan frekuensi denyut jantung dua kali dari normal, dan tekanan arteri dapat
digandakan dalam waktu 10 sampai 15 detik; atau, pada contoh ekstrem lain, tekanan arteri dalam
waktu 10 sampai 15 detik dapat diturunkan begitu rendah sehingga menyebabkan pingsan. Berkeringat
dapat terjadi dalam waktu beberapa detik, dan pengosongan kandung kemih, secara involunter, juga
terjadi dalam waktu beberapa detik.

Sistem saraf otonom terutama diaktifkan oleh pusat-pusat yang terletak di medula spinalis,
batang otak, dan hipotalamus. Juga bagian korteks serebri, khususnya korteks limbik, dapat
menghantarkan sinyal ke pusat-pusat yang lebih rendah sehingga dengan demikian memengaruhi
pengaturan otonom.

Sinyal otonomik eferen dihantarkan ke berbagai organ tubuh melalui dua subdivisi utama yang
disebut sistem saraf simpatis dan sistem saraf parasimpatis.

Serat-serat saraf simpatis berawal di medula spinalis bersama dengan saraf-saraf spinal di
antara segmen medula spinalis T-1 dan L-2, dan berjalan mula-mula ke rantai simpatis, untuk
selanjutnya ke jaringan-jaringan dan organ-organ yang dirangsang oleh sarafsaraf simpatis. Serat saraf
preganglion simpatis berjalan tanpa bersinaps, sejak dari sel-sel kornu intermediolateral medula spinalis,
melalui rantai simpatis, kemudian melewati nervus splangnikus, dan berakhir di dua medula adrenal. Di
medula adrenal, serat-serat saraf ini langsung berakhir pada sel-sel neuron khusus yang menyekresi
epinefrin dan norepinefrin ke dalam aliran darah. Secara embriologis, sel-sel sekretorik ini berasal dari
jaringan saraf dan sebenarnya merupakan neuron postganglion; bahkan sel-sel ini masih mempunyai
serat-serat saraf yang rudimenter, dan ujung serat-serat inilah yang menyekresi hormon adrenal,
epinefrin dan norepinefrin

serat-serat parasimpatis meninggalkan sistem saraf pusat melalui saraf kranial III, VII, IX, dan X;
serat parasimpatis lainnya meninggalkan bagian paling bawah medula spinalis melalui saraf sakral spinal
kedua dan ketiga; dan kadang saraf sakral pertama dan keempat. Kira-kira 75 persen dari seluruh serat
saraf parasimpatis terdapat dalam nervus vagus (saraf kranial X), berjalan ke seluruh regio toraks dan
abdomen. Oleh karena itu, yang terutama dianggap sebagai sistem saraf parasimpatis oleh para pakar
fisiologi adalah kedua nervus vagus. Nervus vagus menyuplai saraf parasimpatis ke jantung, paru,
esofagus, lambung, seluruh usus halus, setengah bagian proksimal kolon, hati, kandung empedu,
pankreas, ginjal, dan bagian atas ureter
Serat saraf simpatis dan parasimpatis terutama menyekresi salah satu dari dua bahan transmiter
sinaps, asetilkolin atau norepinefrin. Serat-serat yang menyekresi asetilkolin disebut serat kolinergik.
Serat-serat yang menyekresi norepinefrin disebut serat adrenergik, suatu istilah yang berasal dari kata
adrenalin, nama lain bagi epinefrin. Semua neuron preganglion bersifat kolinergik pada sistem saraf
simpatis maupun parasimpatis. Asetilkolin atau zat menyerupai asetilkolin, bila diberikan pada ganglia,
akan merangsang neuron postganglion simpatis dan parasimpatis. Semua atau hampir semua neuron
postganglion sistem parasimpatis juga bersifat kolinergik. Sebaliknya, sebagian besar neuron
postganglion simpatis bersifat adrenergic

Pada umumnya, sebagian besar struktur entodermal, seperti hati, kandung empedu, ureter,
kandung kemih, dan bronkus dihambat oleh rangsang simpatis namun dirangsang oleh rangsang
parasimpatis. Rangsang simpatis juga mempunyai berbagai efek metabolik, seperti pelepasan glukosa
dari hati, meningkatkan konsentrasi glukosa darah, meningkatkan proses glikogenolisis dalam hati dan
otot, meningkatkan kekuatan otot rangka, meningkatkan kecepatan metabolisme basal, dan
meningkatkan aktivitas mental. Akhirnya, simpatis dan parasimpatis juga terlibat dalam kegiatan seksual
antara laki-laki dan perempuan

Perangsangan saraf simpatis yang menuju medula adrenal menyebabkan sejumlah besar
epinefrin dan norepinefrin dilepaskan ke dalam sirkulasi darah dan kedua hormon ini kemudian dibawa
dalam darah ke semua jaringan tubuh. Ratarata, sekitar 80 persen hormon yang disekresikan adalah
epinefrin dan 20 persennya adalah norepinefrin. Epinefrin dan norepinefrin dalam peredaran darah
mempunyai efek yang hampir sama terhadap berbagai organ seperti efek yang disebabkan oleh
perangsangan langsung simpatis, kecuali bahwa efek ini berlangsung 5 sampai 10 kali lebih lama karena
hormon-hormon ini disingkirkan dari darah secara lambat dalam waktu 2 sampai 4 menit. Norepinefrin
dalam darah menyebabkan konstriksi

Peran Medula Adrenal terhadap Fungsi Sistem Saraf Simpatis. Epinefrin dan norepinefrin hampir
selalu dilepaskan oleh medula adrenal pada waktu yang bersamaan dengan saat organ-organ lain
terangsang langsung oleh aktivasi simpatis umum. Oleh karena itu, sebenarnya organ-organ ini
dirangsang melalui dua cara: secara langsung oleh saraf simpatis dan secara tak langsung oleh hormon-
hormon medula adrenal

Norepinefrin dan epinefrin, keduanya disekresi ke dalam darah oleh medula adrenal,
mempunyai pengaruh yang sedikit berbeda dalam merangsang reseptor alfa dan beta. Norepinefrin
terutama merangsang reseptor alfa namun kurang merangsang reseptor beta. Sebaliknya, epinefrin
merangsang kedua reseptor ini hampir sama kuatnya

Anda mungkin juga menyukai