Anda di halaman 1dari 8

1.

Struktur Jaringan Hewan dan Fungsinya


Sebagai organisme bersel banyak (multiseluler), tubuh hewan disusun oleh banyak sel yang memiliki bentuk dan
fungsi yang berbeda. Sel-sel yang berkelompok dan memiliki bentuk dan fungsi yang sama dalam tubuh hewan
disebut sebagai jaringan hewan.
Jaringan dengan bentuk yang khusus memungkinkan sel-sel di dalamnya melakukan fungsi yang spesifik, misalnya
jaringan syaraf yang memungkinkan tubuh hewan menerima dan menyampaikan rangsangan (peka).
Seperti pada tubuh manusia, jaringan dalam tubuh hewan terbagi menjadi dua kelompok, yaitu jaringan benih
(germinal) dan jaringan tubuh (somatis). Jaringan benih (germinal) adalah jaringan yang aktif membelah diri untuk
menghasilkan benih baru, sementara jaringan tubuh (somatis) merupakan jaringan yang terdapat dalam tubuh
hewan sepanjang hidupnya. Jaringan tubuh (somatis) pada hewan dibagi menjadi empat jaringan utama, yaitu
jaringan epitel, jaringan ikat, jaringan otot, dan jaringan saraf.
A. Jaringan Epitel
 Jaringan epitel pada hewan merupakan jaringan yang berfungsi sebagai pelapis organ dan rongga tubuh bagian
luar hewan. Jaringan epitel berlokasi pada permukaan tubuh hewan yang membatasi organ tubuh dengan
lingkungan luarnya. Jaringan epitel yang melapisi permukaan tubuh atau lapisan luar tubuh disebut sebagai
epitelium, jaringan epitel yang membatasi rongga tubuh disebut mesotelium, dan jaringan epitel yang
membatasi organ tubuh disebut endotelium.
 Jaringan epitel berfungsi untuk melindungi jaringan yang ada di bawahnya dari kerusakan, sebagai pengangkut
zat-zat antar jaringan, dan sebagai tempat keluarnya enzim. Berdasarkan bentuknya, jaringan epitel dibagi
menjadi tiga jenis, yaitu epitel pipih, epitel batang (silinder), dan epitel kubus.
Epitel pipih memiliki ciri berupa selnya yang berbentuk pipih dengan nukleus bulat di tengah. Epitel batang (silinder)
merupakan jaringan epitel yang disusun oleh sel yang berbentuk seperti batang dengan nukleus bulat di dasar sel.
Sementara epitel kubus merupakan jaringan epitel yang disusun oleh sel berbentuk kubus dengan nukleus bulat
besar di tengah.
B. Jenis Jaringan Epitel
Berdasarkan jumlah lapisan selnya, jaringan epitel dibagi menjadi beberapa jaringan, yaitu:
Epitel pipih selapis (sederhana) yang memiliki ciri-ciri inti selnya berbentuk bulat di tengah, sitoplasma jaringannya
sangat jernih, dan sel-selnya tersusun sangat rapat. Jaringan epitel pipih lapis terletak pada kapsula bowman pada
ginjal, lapisan dalam limfa dan pembuluh darah, alveolus dan paru-paru, ruang jantung, selaput bagian dalam
telinga, dan sel ekskresi kecil dari kebanyakan kelenjar. Jaringan epitel pipih selapis berfungsi sebagai pelapis bagian
dalam rongga dan saluran, tempat difusi zat, dan tempat infiltrasi zat.
 Epitel pipih berlapis yang berfungsi sebagai lapisan pelindung dari pengaruh luar dan penghasil mukus. Jaringan
epitel pipih berlapis ini terletak pada kulit (dengan zat tanduk), rongga hidung, rongga mulut, epidermis,
esofagus, laring, vagina, dan saluran anus.
 Epitel batang selapis yang memiliki ciri-ciri bersitoplasma jernih, memiliki sel yang berbentuk batang, dan
memiliki inti sel bulat yang berada di dekat dasar. Jaringan epitel batang berlapis memiliki fungsi dalam proses
sekresi, penyerapan (absorpsi), penghasil mukus, dan pelicin atau pelumas permukaan saluran. Jaringan ini
banyak ditemukan pada usus, dinding lambung, kantong empedu, saluran rahim, saluran pencernaan, dan
saluran pernapasan bagian atas.
 Epitel batang berlapis banyak yang tersusun dari banyak lapisan sel berbentuk batang. Jaringan epitel batang
berlapis terdapat pada dinding kelopak mata, laring, faring, uretra, dan lapisan konjungtiva (lapisan yang selalu
basah karena lendir) seperti pada bagian mata yang berwarna putih. Jaringan epitel batang berlapis banyak
berfungsi sebagai pelindung, penghasil mukus, gerakan zat melewati permukaan, dan saluran ekskresi kelenjar
ludah dan kelenjar susu.
 Epitel kubus selapis yang berfungsi sebagai lapisan pelindung, tempat penyerapan zat (absorbsi), dan penghasil
mukus atau sekresi. Jaringan epitel kubus selapis terletak pada kelenjar air liur, retina mata, permukaan ovari,
dan saluran dari nefron ginjal.
 Epitel kubus berlapis banyak yang berfungsi sebagai pelindung, penghasil mukus, dan pelindung dari gesekan.
Jaringan epitel kubus berlapis banyak dapat ditemukan pada folikel ovarium, testis, kelenjar keringat, dan
kelenjar ludah.
 Epitel transisi yang memiliki ciri sel penyusunnya dapat berubah bentuk dan berlapis-lapis dan berfungsi sebagai
penahan regangan dan tekanan. Jaringan epitel transisi terdapat pada organ saluran pernapasan, ureter, dan
kandung kemih.

Ilustrasi jaringan epitel pada hewan. Sumber gambar: Hartnell.edu


2. Fungsi Jaringan Epitel pada Hewan
A. Jaringan epitel pada hewan memiliki beberapa fungsi, yaitu:
 Sebagai pelindung jaringan yang berada di sebelah dalamnya, seperti jaringan epitel kulit dan jaringan epitel
rongga mulut.
 Sebagai kelenjar yang menghasilkan sekret. Kelenjar ini ada dua jenis, yaitu kelenjar eksokrin dan kelenjar
endokrin.
 Sebagai reseptor atau penerima rangsang, yang disebut epitel sensori atau neuroepitelium. Jaringan epitel
sensori ini kebanyakan berada di sekitar alat indra.
 Sebagai pintu gerbang lalu lintas zat yang mengatur penyerapan zat ke dalam tubuh dan pengeluaran zat dari
dalam tubuh. Contohnya adalah pada nefron yang dilewati urine, pada jonjot usus sebagai penyerap zat
makanan, dan pada alveolus paru-paru yang menjadi tempat keluar dan masuknya O2 dan CO2
B. Jaringan Ikat
Jaringan ikat merupakan jaringan yang berkembang dari mesenkim, yang berasal dari lapisan tengah embrio
(mesoderm). Jaringan ikat ini merupakan penyokong utama dari tubuh hewan dan manusia, sehingga seringkali
disebut juga sebagai jaringan penyokong atau jaringan penyambung. Sel-sel jaringan ikat berada dalam sejumlah
besar matriks (bahan ekstraseluler) yang diekskresikan sel-sel penyusunnya. Letak sel-sel jaringan ikat tidak
berhimpitan rapat atau berpencar-pencar, bila berhubungan dengan ujung-ujung protoplasmanya.
 Jenis Jaringan Ikat
Jaringan ikat dibagi menjadi tiga, yaitu:
Jaringan ikat sebenarnya merupakan jaringan ikat yang berada di seluruh bagian tubuh hewan karena berada di
bawah kulit hewan, yang berfungsi menghubungkan berbagai organ serta mengisi ruang antarjaringan yang
berdekatan. Berdasarkan susunannya, jaringan ikat dibedakan menjadi jaringan ikat longgar, jaringan ikat padat, dan
jaringan lemak (jaringan adiposum).
1. Jaringan ikat longgar dibentuk oleh matriks atau substansi dasar yang mengandung bermacam-macam sel dan
serabut. Di dalam matriks pembentuk jaringan ikat longgar, terdapat empat macam sel, yaitu fibroblas, sel cagak
(mast cell), sel lemak, dan makrofag.
a) Fibroblas adalah sel yang menghasilkan serabut kolagen, serabut elastis, dan matriks
b) sel cagak (mast cell) adalah sel penghasil heparin atau anti pembekuan
c) sel lemak merupakan sel penimbun lemak; sementara
d) makrofag adalah sel ameboid yang memakan partikel asing, yang berperan sebagai pelindung tubuh dari bibit
penyakit.
Di dalam matriks juga terdapat dua macam serabut, yaitu serabut kolagen dan serabut elastis. Serabut kolagen
merupakan berkas serabut yang fleksibel, tetapi tidak elastis, sementara serabut elastis adalah serabut yang fleksibel
dan elastis. Kedua serabut ini membentuk jaringan pada matriks yang menghubungkan berbagai jaringan, seperti
kulit dengan struktur di bawahnya.
2. Jaringan ikat padat dibagi menjadi dua, yaitu jaringan ikat kolagen dan jaringan ikat elastis.
a) Jaringan ikat kolagen merupakan jaringan ikat padat yang matriksnya mengandung berkas serabut kolagen yang
padat. Contoh dari jaringan ikat kolagen ini adalah tendon yang melekatkan otot pada tulang.
Sementara
b) jaringan ikat elastis adalah jaringan ikat padat yang matriksnya hanya mengandung serabut elastis. Jaringan ikat
elastis ini terletak pada ligamen yang mengikat tulang-tulang dalam paru-paru, persendian, pita suara, dan
dinding trakea.
3. Jaringan lemak (adiposum) merupakan jaringan ikat sebenarnya yang dalam matriksnya hanya terdapat sel-sel lemak
yang penting untuk menyimpan lemak cadangan. Jaringan lemak berfungsi sebagai pelindung berbagai organ lunak
seperti jantung dan ginjal, sementara pada kulit, jaringan lemak ini berfungsi sebagai pencegah kehilangan panas.

C. Jaringan Tulang atau Rangka


Jaringan tulang merupakan jaringan ikat yang berfungsi sebagai penyokong tubuh. Oleh karena itulah jaringan
tulang dilengkapi oleh rangka yang kaku. Jaringan tulang juga terdiri dari sel-sel yang terdapat dalam matriks organik
seperti pada jaringan ikat, tetapi matriks jaringan tulang bersifat lebih keras. Pada hewan vertebrata ada dua jenis
jaringan tulang, yaitu tulang rawan (kartilago) dan tulang keras.
Contoh
- Hewan vertebrata bertulang rawan adalah ikan hiu dan ikan pari, yang seluruh rangka tubuhnya terdiri dari tulang
rawan. Sementara pada
- Hewan mamalia, sebagian besar rangkanya adalah tulang keras dan terdapat beberapa tulang rawan, khususnya
pada persendian dan cawan-cawan antarvertebrata

 Tulang rawan (kartilago) merupakan jaringan ikat yang disusun oleh matriks organik yang mengandung sel-sel
kondroblas. Sel-sel kondroblas tersebut menghasilkan matriks kondrin. Tulang rawan sendiri dibagi menjadi tiga,
yaitu rawan hialin, rawan elastis, dan rawan fibrosa. Rawan hialin merupakan tulang rawan yang matriksnya
semitransparan dan mengandung kondroitin sulfat.
1. Rawan hialin ini terdapat pada tulang rusuk, tulang pipa, hidung, rangka embrio, dan saluran pernapasan (laring,
trakea, dan bronkus). Rawan elastik merupakan tulang rawan yang matriksnya agak keruh dan mengandung serabut
elastis kuning. Bila rawan elastik ini dibengkokkan, akan terasa lentur dan dapat kembali ke bentuknya yang semula.
Contoh dari
2. Rawan elastik adalah epiglotis, daun telinga, tulang rawan pada faring, dan pembuluh Eustachius. Sementara rawan
fibrosa adalah tulang rawan yang matriksnya mengandung banyak berkas serabut kolagen yang padat dan memiliki
daya renggang yang lebih kuat daripada rawan hialin. Contoh dari
3. Rawan fibrosa ini adalah simfisis pubis (persambungan tulang kemaluan) dan diskus antarruas tulang belakang.
Tulang keras terbentuk dari matriks yang 70%-nya terdiri dari garam-garam anorganik, terutama kalsium sulfat,
dan 30%-nya terdiri dari zat organik, terutama serabut kolagen. Osteoblas merupakan sel pembentuk tulang yang
mensekresikan bahan organik, garam fosfat, dan karbonat.
Saat sekeliling osteoblas menjadi keras, osteoblas menjadi osteosit. Berdasarkan matriksnya, tulang keras dibagi
menjadi dua, yaitu tulang kompak (tulang keras) dan jaringan tulang spons (bunga karang).
a). Tulang kompak memiliki susunan matriks yang padat, sementara
b). Tulang spons memiliki susunan matriks yang longgar atau berongga dan berisi sumsum merah yang memproduksi
sel-sel darah. Sel-sel yang tersusun pada tulang kompak membentuk sebuah sistem yang disebut sistem Havers. Pada
bagian tengah sistem Havers ini terdapat sebuah saluran yang disebut sebagai saluran Havers.
Saluran Havers ini berisi pembuluh darah, pembuluh limfa, dan saraf. Saluran-saluran Havers disambungkan oleh
saluran Volkman yang ada di antara kedua saluran tersebut. Di sekeliling sistem Havers terdapat lapisan tulang yang
bernama lamela. Pada lamela-lamela yang ada di sekeliling sistem Havers tersebutlah terdapat osteosit (sel-sel
tulang) yang menempati rongga (lakuna) yang tersusun secara Pengertian Transportasi pada Tumbuhan.
Transportasi tumbuhan adalah proses pengambilan dan pengangkutan zat-zat ke seluruh bagian tubuh tumbuhan.
Pada tumbuhan tingkat rendah (misal ganggang) penyerapan air dan zat hara yang terlarut di dalamnya dilakukan
melalui seluruh bagian tubuh. Pada tumbuhan tingkat tinggi (misal spermatophyta) proses pengangkutan dilakukan
oleh pembuluh pengangkut yang terdiri dari pembuluh kayu ( xylem) dan pembuluh tapis (floem).
3. Jenis-Jenis Transportasi pada Tumbuhan
Pada tumbuhan tingkat tinggi terdapat dua macam cara pengangkutan air dan garam mineral yang diperoleh dari
tanah yaitu secara ekstravaskuler dan intravaskuler.
a. Transportasi ektravaskuler
Transportasi ektravaskuler merupakan pengangkutan air dan garam mineral di luar berkas pembuluh
pengangkut. Pengangkutan ini berjalan dari sel ke sel dan biasanya dengan arah horisontal. Pengangkutan air
dimulai dari epidermis bulu-bulu akar, kemudian masuk ke lapisan korteks, lalu ke endodermis dan sampai ke
berkas pembuluh angkut. Pengangkutan ekstravaskluler dapat dibedakan menjadi :
b. Transportasi lintasan apoplas
Menyusupnya air tanah secara bebas atau transpor pasif melalui semua bagian tak hidup dari tumbuhan
seperti dinding sel dan ruang antar sel. Air melalui jalur ini tidak dapat sampai ke xylem karena terhalang oleh
bagian endodermis yang memiliki penebalan dinding sel yang disebut pita kaspari. Untuk menembus halangan
ini, air harus dipompa agar dapat melalui sel-sel endodermis. Pergerakan air tersebut akhirnya menjadi jalur
simplas karena melalui sel-sel peresap (sel-sel penerus).
c. Transportasi lintasan simplas
Bergeraknya air dan garam mineral menembus bagian hidup dari sel tumbuhan seperti sitoplasma dan vakoula
melalui plasmodesma. Pada jalur simplas, air dapat mencapai Xylem bahkan silinder pusat.

Gambar 2.1 Lintasan apoplas dan simplas

d. Transportasi intravaskuler
Pengangkutan intravaskuler adalah proses pengangkutan zat yang terjadi di dalam pembuluh angkut, yaitu
dalam xilem dan floem. Proses pengangkutan dalam pembuluh angkut terjadi secara vertikal. Air dan garam
mineral akan diangkut ke daun melalui pembuluh kayu (xylem). Sedangkan pengangkutan hasil fotosintesis dari
daun ke seluruh bagian tumbuhan dilakukan oleh pembuluh tapis (floem) dan disebut pula dengan istilah
translokasi.
4. Jaringan Pengangkut pada Transportasi Tumbuhan
Jaringan pengangkut (vascular tissue) adalah salah satu kelompok jaringan permanen yang dimiliki tumbuhan
hijau berpembuluh (Tracheophyta). Jaringan ini disebut juga pembuluh dan berfungsi utama sebagai saluran
utama transportasi zat-zat hara yang diperlukan dalam proses vital tumbuhan.
Ada dua kelompok jaringan pengangkut, berdasarkan arah aliran hara. Pembuluh kayu (xilem) mengangkut
cairan dan zat hara menuju daun. Sumbernya dapat berasal dari akar (yang utama) maupun dari bagian lain
tumbuhan. Pembuluh tapis (floem) mengangkut hasil fotosintesis (terutama gula sukrosa) dan zat-zat lain dari
daun menuju bagian-bagian tubuh tumbuhan yang lain.

Gambar 2.2 Berkas Pembuluh Xylem dan Floem

Pada akar dan batang, xylem dan floem biasanya tersusun konsentris, xylem berada di bagian dalam sedangkan
floem di bagian luarnya. Terdapat beberapa perkecualian pada susunan ini. Sebagian anggota Asteraceae memiliki
posisi yang terbalik. Di antara keduanya terdapat lapisan kambium pembuluh/vaskular. Kambium inilah yang
merupakan jaringan meristematik yang membentuk kedua jaringan pengangkut tadi. Pada tumbuhan dikotil
antara xylem dan floem dipisahkan oleh lapisan kambium. Sedangkan pada tumbuhan monokotile tidak terdapat
lapisan kambium antara xylem dan floem. Denotasi Dan Konotasi
Susunan xylem dan floem pada Akar monokotile dan dikotile Susunan xylem dan floem pada Akar monokotile dan
dikotile

Gambar 2.3 Susunan Xylem dan Floem pada Akar Monokotile dan Dikotile

Pada daun, kedua pembuluh ini akan terletak berdampingan dan jaringannya tersusun pada tulang daun maupun
susunan jala yang tampak pada daun. Kedua jaringan ini akan disatukan dalam berkas-berkas (bundles) yang direkatkan
oleh pektin dan selulosa. Pada daun jagung dan tumbuhan C4 tertentu lainnya, berkas-berkas ini terlindungi oleh sel-sel
khusus – dikenal sebagai sel-sel seludang berkas (bundle sheath) – yang secara fisiologi berperan dalam jalur fotosintesis
yang khas.
Pembuluh tapis (floem) biasanya terletak di sisi bawah (abaksial) atau punggung daun, sedangkan pembuluh kayu
berada pada sisi yang lainnya (adaksial). Ini menjadi penyebab kutu daun lebih suka bertengger pada sisi punggung daun
karena mereka lebih mudah mencapai pembuluh tapis untuk menghisap gula.

a. Xylem
Kata xylem berasal dari bahasa Yunani kuno yaitu ξυλον / Lat. xylon, yang berarti “kayu”. Xylem Berfungsi mengangkut
air dan zat hara lain yang terlarut dari akar menuju daun dengan melewati batang. Bagian yang sangat berperan dalam
proses ini adalah pembuluh dan trakeid.

Xylem tersusun atas:


Parenkim xylem
Serabut xylem
Trakeid
Pembuluh
Pergerakan air pada xilem bersifat pasif karena xilem tersusun dari sel-sel mati yang mengayu (mengalami lignifikasi),
sehingga xilem tidak berperan dalam proses ini. Faktor penggerak utama adalah transpirasi. Faktor pembantu lainnya
adalah tekanan akar akibat perbedaan potensial air di dalam jaringan akar dengan di ruang tanah sekitar perakaran.
Gaya kapilaritas hanya membantu mendorong air mencapai ketinggian tertentu, tetapi tidak membantu pergerakan.
Sel-sel xilem memiliki beberapa tipe, yaitu trakea (tidak dimiliki oleh tumbuhan paku dan tumbuhan berbiji terbuka),
trakeida, dan serabut trakeida. Sel-sel xilem tidak memiliki protoplasma. Pada sistem pembuluh kayu ditemukan pula
parenkima kayu, yang mengisi ruang-ruang kosong di antara pembuluh dan membantu melekatkan pembuluh-
pembuluh tersebut. Trakea dapat dikatakan pembuluh yang sebenarnya. Ia adalah sekumpulan sel-sel yang dinding sel
lateralnya mengalami penebalan oleh lignin (zat kayu) sedangkan bagian ujung atas dan bawahnya mengalami perforasi
(pelubangan) sehingga berhubungan dengan sel-sel sejenis di atas dan bawahnya membentuk pipa kapiler memanjang.
Trakeida berukuran lebih kecil daripada trakea, bentuknya juga memanjang dan juga mengalami penebalan pada
dinding lateralnya. Ujung-ujungnya tidak berperforasi sehingga pergerakan air seakan-akan melalui katup-katup. Dinding
selnya banyak memiliki noktah-noktah. Serabut trakeida mirip dengan trakeida namun memiliki dinding sel yang lebih
tebal sehingga lumennya (ruang dalam dinding sel) sempit dan selnya lebih memanjang. Selain trakea dan trakeid xylem
juga mengandung sel parenkim (parenkim kayu) yang merupakan sel hidup dan berfungsi untuk menyimpan bahan
makanan. Xylem juga mengandung serabut kayu yang berfungsi sebagai penguat (penyokong).

b. Floem
Pembuluh tapis atau floem (floem, dari bahasa Yunani φλόος / Lat. phloos, berarti “pepagan”.) adalah jaringan
pengangkut pada tumbuhan berpembuluh (Tracheophyta) yang berfungsi dalam transportasi hasil fotosintesis, terutama
gula sukrosa, dan berbagai metabolit lainnya dari daun menuju bagian-bagian tumbuhan lainnya, seperti batang, akar,
bunga, buah, biji, dan umbi. Proses transpor ini disebut sebagai translokasi. Daun merupakan sumber fotosintat
(source), sedangkan organ lain menjadi penampungnya (sink). Arah pergerakan zat dalam pembuluh tapis berlawanan
dengan pembuluh kayu. Dalam proses ini, bagian yang sangat berperan adalah sel-sel berbentuk silindris memanjang
pada bagian ujung.

Floem terdiri atas:


Parenkim floem
Serabut floem
Sklereid
Sel pengiring
Pembuluh
Berbeda dengan pembuluh kayu, sel-sel pembuluh tapis bersifat “aktif” dalam mengatur pergerakan hara di dalamnya.
Dinding sel-selnya tipis dan memiliki struktur lubang-lubang. Sel-sel buluh tapis dihasilkan oleh kambium pembuluh dan
setelah “masak” tidak kehilangan protoplasma. Dalam sistem buluh tapis, biasanya sel-sel buluh tapis didampingi oleh
sel-sel pengiring yang lebih kecil.Translokasi gula diatur oleh kebutuhan dari organ-organ pada jarak yang jauh dan
bergantung pada tahap perkembangan tumbuhan.
Proses yang umum dikenal sebagai aliran tekanan. Konsentrasi gula yang tinggi di daun akan bergerak ke sel-sel
dengan gradien konsentrasi yang lebih rendah. Pergerakan ini dikendalikan oleh proses biokimia pada organ-organ
lainnya. Sebagai contoh, perkembangan buah dan biji memerlukan energi tinggi. Proses perkembangan ini akan menarik
banyak gula dan substansi-substansi yang diperlukan dari daun dan organ lainnya. Kompetisi antarorgan untuk
mendapatkan pasokan energi dapat terjadi. Dalam pertanian, pemangkasan atau pengurangan banyaknya buah kerap
dilakukan untuk menekan kompetisi dan menghasilkan produk dengan ukuran yang dikehendaki pasar.konsentris.
Download Photoshop CS5 Full Version Windows 7/8/10 ― Kalian tentunya udah tau kan
aplikasi photo editor keren satu ini. Paling sering digunakan oleh professional untuk
mengedit foto, design grafis dan juga menggambar secara digital. Nah buat kalian yang
kangen dengan versi jadul Adobe Photoshop CS5, kebetulan bisa download disini secara
gratis. Dengan fitur yang lengkap seperti pada umumnya, kalian dapat menggunakan aplikasi
Photoshop cs5 ini dengan leluasa pada spesifikasi komputer apapun. Apalagi aplikasi ini
sudah mendukung sistem integrasi antar produk Adobe Sensei seperti Illustrator CS5 atau
Premiere Pro.

Versi jadul photoshop ini mendukung Windows 7, Windows 8.1 dan juga Windows 10 kok,
baik untuk 32 bit maupun 64 bit. Jadi jangan khawatir. Pada versi Adobe Photoshop CS5 ini
cenderung resource komputernya lebih kecil. Karena memang ukuran programnya juga masih
kecil dan fiturnya masih menyesuaikan zamannya. Jika ada fitur yang kurang dari aplikasi
ini, kalian bisa menambahkan dengan template atau plugin photoshop seperti Athentech
Perfectly Clear yang bisa kalian download di google. Ingin cobain dulu? Download Adobe
Photoshop CS5 full version gratis dengan pada panel google drive dibawah ini.

Minimum System Requirements


Untuk dapat menjalankan aplikasi Adobe Photoshop CS5 ini sebenarnya tidak memerlukan
spesifikasi yang terlalu tinggi, mengingat aplikasi ini dirilis sudah sangat lama. Namun untuk
lebih jelasnya, berikut ini system requirements atau spesifikasi minimal yang dibutuhkan
untuk menjalankan Photoshop CS5 secara optimal

 Intel Pentium 4 or AMD Athlon 64 processor


 Microsoft WindowsXP or Windows 7
 1GB of RAM
 1GB of available hard-disk space for installation
 1024×768 display (1280×800 recommended) w
 DVD-ROM drive
 QuickTime 7.6.2 software required for multimedia features

Link Download Photoshop CS5


 Link download: Google Drive | Mediafire | Mega
 Crack only: Google Drive | Mediafire | Mega
 Ukuran file: 1.4 GB
 Format file: ZIP (download WinRAR full version)
 Jenis file: Setup | Portable

Cara Install & Aktivasi


Setelah download aplikasi Adobe Photoshop CS5 melalui link download di atas, selanjutnya
kamu bisa mengikuti langkah-langkah berikut ini untuk meng-install dan meng-aktivasi
aplikasi Photoshop CS5 tersebut.
1. Terlebih dahulu matikan koneksi internet sebelum memulai proses instalasi
2. Install aplikasi Adobe Photoshop CS5 dengan membuka file Set-up.exe
3. Silakan pilih sesuai dengan jenis bit processor PC yang kamu gunakan. Pelajari Bit
Processor
4. Silakan install seperti aplikasi pada umumnya.
5. Jangan buka dulu aplikasinya, buka folder “Crack” lalu pilih sesuai yang di-install 32
bit atau 64 bit
6. Copy dan replace amtlib.dll ke folder Photoshop CS5 terinstall, secara default di “C:\
Program Files\Adobe\Adobe Photoshop CS5\”

Anda mungkin juga menyukai