ACARA 2
Disusun Oleh :
Lecia Zafira
NIM. 2103036021
B. TINJAUAN PUSTAKA
Larutan didefinisikan sebagai campuran homogen antara dua atau lebih
zat yang terdispersi baik sebagai molekul, atom maupun ion yang komposisinya
dapat berpariasi. Larutandapat berupa gas, cairan, atau padatan. Larutan encer
adalah larutan yang mengandung sebagiankecil solute, relative terhadap jumlah
pelarut. Sedangkan larutan pekat adalah larutan yangmengandung sebagian
besar solute. Solute adalah zat terlarut. Sedangkan solvent (pelarut)
adalahmedium dalam mana solute terlarut (Baroroh, 2004).
Pada umumnya, zat yang digunakan sebagai pelarut adalah air (H 2O).
Selain air yang berfungsi sebagai pelarut adalah alkohol, amoniak, kloroform,
benzena, minyak dan asam asetat. Jika menggunakan air, biasanya tidak
disebutkan (Gunawan, 2004).
Untuk menyatakan komposisi larutan secara kuantitatif digunakan
konsentrasi. Konsentrasi adalah perbandingan jumlah zat terlarut dan jumlah
pelarut, dinyatakan dalam satuan volume (berat, mol) zat terlarut dalam sejumlah
volume tertentu dari pelarut. Berdasarkan hal ini muncul satuan-satuan
konsentrasi, yaitu fraksi mol, molaritas, molalitas, normalitas, ppm serta
ditambah dengan persen massa dan persen volume.
Beberapa cara untuk menyatakan konsentrasi larutan, yaitu :
a. Molaritas (M)
Molaritas menyatakan jumlah mol zat terlarut dalam setiap liter larutan.
Molaritas Zat = w/Mr x 1000/v
b. Molalitas (m)
Molalitas didefinisikan sebagai jumlah mol zat terlarut per kilogram
pelarut.
m = mol zat terlarut / kg pelarut
m = (gram zat terlarut / Mr zat terlarut) x (1000 / g pelarut)
c. Normalitas (N)
Konsentrasi Normalitas (N) yaitu jumlah mol ekivalen zat terlarut dalam
larutan dibagi oleh volume larutan yang dinyatakan dalam liter.
Normalitas (N) = n. M, dimana : n = ekivalen
N = gr ekivalen/liter larutan
C. TUJUAN PERCOBAAN
1. Mempelajari beberapa aspek yang terkait dengan larutan termasuk proses
pembuatan, penentuan konsentrasi dan karakterisasi sifat-sifatnya.
2. Setelah menyelesaikan percobaan membuat larutan dan analisisnya mahasiswa
akan dapat membuat larutan, menentukan konsentrasi larutan dan sifat-
sifatnya.
D. ALAT DAN BAHAN
Alat :
3. Pipet ukur
Bahan :
1. Air suling
2. NaOH
3. H2SO4 Urea.
E. CARA KERJA
Pembuatan Larutan
3. Masukkan kedalam labu ukur 100 mL, kemudian penuhkan labu ukur
dengan air suling sampai tanda tera. Perhatikan miniskus (permukaan
cekung dari zat cair) harus tepat menyinggung tanda tera labu ukur.
Pengenceran
Untuk membuat larutan standar kadang-ladang dilakukan dengan
mengencerkan larutan yang sudah tersedia.Misalnya dengan membuat
larutan standar NaOH 0, 1 N dari larutan NaOH1 N. Tentukan dulu berapa
banyak larutan standar yang akan dibuat dan dihitung, berapa banyak larutan
”asli” yang harus diencerkan dengan persamaan:
V1 . N1 = V2 . N2
V1 . N1 = V2 . N2
b) Pengenceran H2SO4
F. HASIL PENGAMATAN
A. Pembuatan larutan
M N X m Endoterm Eksoterm
Penghitungan konsentrasi:
G. PEMBAHASAN
Larutan adalah campuran yang serba sama antara dua zat atau lebih (homogen)
pada dasarnya zat terlarut lebih sedikit dari pada zat pelarut. Zat terlarut adalah pada
dasarnya berbentuk cair yaitu zat yang menyebar secara merata (terdispersi) dalam zat
pelarut.
Dalam pembuatan larutan NaOH ini, hal yang harus dilakukan adalah
menyediakan labu ukur 100 mI yang telah berisi aguades. Lalu pipet HCL4N untuk cara
penggunaan pipet yaitu di pencet bagian A untuk mengempeskan kemudian tekan atau
pencet 5 untuk menghisap dan di keluarkan pada bagian E, jika penggunaan pipet
masih kurang,lalu tambahkan dengan pipet kecil, batas ukur dilhat dari cekungan bawah
yang sama dengan tanda tera, setelah itu di homogenkan dengan labu ukur di tutup dan
di goyang-goyangkan atau di bolak-balik.
. Suhu dari larutan NaOH terasa lebih panas yang menunjukkan bahwa larutan
NaOH memiliki sifat reaksi eksoterm. Reaksi eksoterm adalah reaksi yang melepaskan
kalor dari sistem ke lingkungan. Pelepasan kalor ke lingkungan akan menurunkan energi
di dalam sistem
H. KESIMPULAN
Proses pembuatan larutan yaitu dengan menentukan seberapa berat jenis bahan
yang akan dilarutkan yang kemudian melarutkannya dengan air aquades sesuai dengan
takaran yang diinginkan yang selanjutnya dihomogenkan dengan cara mengocok larutan
hingga homogen. Setelah pembuatan larutan NaOH, dapat dirasakan bahwa larutan
mengeluarkan kalor yang ditunjukkan dengan terasanya suhu panas. Dapat disimpulkan
bahwa NaOH bersifat eksotermis.
LAMPIRAN
2. V1 . M1 = V2 . M2
V1 . 0,2 = 100 . 0,1
10
V1 = = 500 ml
0,2
Eko, R. (2014). Perhitungan Kimia dan Pembuatan Larutan. Diakses pada 30 November
2021, dari https://www.scribd.com/doc/224794657/LAPORAN-PRAKTIKUM-KIMIA-
PERHITUNGAN-KIMIA-DAN-PEMBUATAN-LARUTAN