DISUSUN OLEH :
TANGGAL
OLEH :
_________________________
Mengetahui, Palembang,………..2022
______________ ______________
Leny Joice S.Kep., Ns.,M.Biomed Sri Ramayanty, Am.Kep. SKM
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji dan syukur kepada Allah SWT atas berkat
rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah
seminar ini, sebagai salah satu syarat untuk memenuhi tugas praktik klinik
keperawatan anak yang dilaksanakan di Rumah Sakit Umum Daerah Bari Kota
Palembang.
Kami menyadari sepenuhnya masih banyak kekurangan dalam
penyusunan makalah seminar ini, baik isi maupun cara penulisannya. Untuk itu
kami mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun guna
penyempuraan dimasa yang akan datang.
Dalam menyelesaikan makalah seminar ini penulis mendapatkan bantuan
dari berbagai pihak dan pada kesempatan ini penulis juga mengungkapkan
banyak terima kasih kepada yang terhormat :
1. Ibu dr. Hj. MAKIANI, S.H.,M.M.,MARS Selaku Direktur Rumah Sakit Umum
Daerah Palembang Bari
2. Bapak Kapten CKM ARIS TEGUH HIDAYAT S.Kep, Ns, M.Kep Selaku Direktur
Akademi Keperawatan Kesdam II/Sriwijaya
3. Bapak Ns.ISMARDI, S.Kep Selaku Ketua Komite Keperawatan Rumah Sakit
Umum Daerah Palembang Bari
4. Bapak M.YAMIN, SKM., M.Kes Selaku Pudir I Akademi Keperawatan Kesdam
II/Sriwijaya
5. Ibu SUSANTI, SST.,M.Kes Selaku Pudir II Akademi Keperawatan Kesdam
II/Sriwijaya
6. Ibu SRI RAMAYANTY, Am.Kep. SKM Selaku Kepala Ruangan Anak Sekaligus
Pembimbing Lahan Praktik Di Rumah Sakit Umum Daerah Palembang Bari
7. Ibu Leny Joice S.Kep., Ns.,M.Biomed Selaku Dosen Pembimbing Di Akademi
Keperawatan Kesdam II/Sriwijaya
8. Seluruh staf akper kesdam II/Sriwijaya yang telah membantu dalam
menyelesaikan penyusunan makalah seminar ini.
Palembang, Agustus 2022
Penulis
ii
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN......................................................................................i
KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
1. Latar Bekalang............................................................................................1
2. Tujuan.........................................................................................................2
4. Manfaat Penulisan......................................................................................2
A. Konsep teori..............................................................................................11
1. Definisi...................................................................................................11
2. Anatomi Fisiologi...................................................................................11
3. Etiologi...................................................................................................14
4. Manifestasi Klinis...................................................................................14
5. Patofisiologi...........................................................................................16
6. Komplikasi.............................................................................................17
7. Pemeriksaan Diagnostik........................................................................17
1. Pengkajian.............................................................................................20
2. Pemeriksaan fisik..................................................................................21
3. Diagnosa Keperawatan.........................................................................21
4. Intervensi Keperawatan.........................................................................24
iii
5. Implementasi.........................................................................................30
6. Evaluasi.................................................................................................30
I. PENGKAJIAN...........................................................................................31
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Bekalang
Typhoid merupakan penyakit infeksi akut usus halus yang disebabkan
oleh salmonella typhi, salmonella paratyphi A, salmonella paratyphi B,
salmonella typhi C. Penyakit ini mem
1
2. Tujuan
a) Tujuan umum
Memperoleh gambaran atau pengalaman dalam memberikan
asuhan keperawatan anak dengan demam typhoid di ruang anak
Rumah Sakit Umum Daerah Palembang Bari.
b) Tujuan khusus
1. Mampu melakukan pengkajian, analisa data dan perumusan
diagnosa pada pasien anak dengan demam thypoid
2. Mampu menetapkan rencana asuhan keperawatan pada pasien
anak dengan demam thypoid
3. Mampu melakukan implementasi keperawatan pada pasien anak
dengan demam thypoid
4. Mampu melakukan evaluasi keperawatan pada pasien anak
dengan demam thypoid
5. Mampu mendokumentasikan asuhan keperawatan pada pasien
anak dengan demam thypoid
4. Manfaat Penulisan
1. Bagi Rumah Sakit.
Dapat digunakan sebagai acuan dalam melakukan asuhan
keperawatan khususnya bagi pasien dengan demam typhoid.
2. Bagi Perawat
Agar mampu memberikan asuhan keperawatan pada klien
penderita demam typhoid dengan baik.
3. Bagi Instansi Akademik.
Dapat digunakan sebagai informasi bagi institusi pendidikan dalam
pengembangan dan peningkatan mutu pendidikan di masa yang
akan datang.
2
4. Bagi Pasien dan Keluarga
Agar pasien dan keluarga mendapatkan gambaran tentang
penyakit demam typhoid dan cara perawatan demam typhoid
dengan benar.
5. Bagi Pembaca
Sebagai sumber informasi bagi pembaca tentang penyakit demam
typhoid dan cara perawatan pasien dengan demam typhoid.
3
BAB II
Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Palembang BARI terletak sekitar 800
meter dari jalan utama arah Kertapati dan berdiri diatas tanah seluas 4,5 Ha
yakni di Jalan Panca No.1 Kelurahan 5 ULu Kecamatan Seberang Ulu 1.
Awalnya merupakan Puskesmas Panca Usaha sejak tahun 1986 hingga 1997.
Melalui SK Depkes Nomor 1326/Menkes/SK/XI/1997 ditetapkan menjadi Rumah
Sakit Umum Daerah kelas C pada tangga 10 november 1997. RSUD Palembang
BARI terus mengalami kemajuan hingga memperoleh status akreditasi penuh
tingkat dasar pada tangga 7 November 2003 berdasarkan Kepmenkes RI Nomor:
HK/00/06.2.2.4646.lalu ditahun 2004 dirancang sebuah master plan RSUD
Setelah ditahun 2001 dibuat jalan alternative dari arah Jakabaring melalui
jalan poros Jakabaring. Pembangunan gedung dimulai pada tahun 2005 yakni
gedung Instalasi Bedah Sentral (IBS) dan dilanjutkan gedung Bank Darh di tahu
2006. Ditahun 2007 pembangunan dilanjutkan dengan gedung lainnya seperti
gedung Administrasi, gedung Pendaftaran, gedung Rekam Medik, gedung
4
Farmasi, gedung Laboratorium, gedung Radiologi, gedung Perawatan VIP, dan
kantin. Sementara ditahun 2008, pembangunan gedung yang dilaksanakan
meliputi gedung Poliklinik (3 lantai), gedung Instalasi Gawat Darurat, gedung
Instalasi Gizi (dapur), gedung laundry, gedung VVIP, gedung CSSD, gedung ICU
gedung genset dan IPAL.
Pada Februari 2008, RSUD Palembang BARI berhasil memperoleh status
akreditasi penuh tingkat lanjut berdasarkan Kepmenkes RI Nomor:
YM.0I.10/III/334/08. Ditahun yang sama ditetapkan pula sebagai BLUD-SKPD
RSUD Palembang BARI berdasarkan Keputusan Walikota Palembang No.9I5.b
tahun 2008 penetapan RSUD Palembang BARI sebagai SKPD Palembang yang
menerapkan Pola pengelolaan Keuangan Badan Layanan Usaha Daerah (PPK-
BLUD) secara penuh.
Ditahun 2009 RSUD Palembang BARI di tetapkan sebagai Rumah Sakit Tipe B
berdasarkan Kepmenkes RI Nomor 241/MENKES/W/2009 tentang peningkatan
kelas RSUD Palembang BARI milik Pemerintah Kota Palembang Provinsi
Sumatera Selatan tanggal 2 April 2009. Adapun pembangunan gedung yang
berlangsung di tahun 2009 meliputi : gedung Kebidanan, gedung Neonatus,
gedung Rehabilitas Medik serta gedung Hemodialisa. Selanjutnya pembangunan
gedung yang berlangsung ditahun 2010-2011 meliputi Perawatan Kelas
I,II,III,Kamar Jenazah, gedung ICCU, gedung PICU, Workshop dan Mushola.
Saat ini status akreditasi yang telah berhasil diperoleh oleh RSUD
Palembang BARI yang dilakukan oleh Komisi Akreditasi Rumah Sakit (KARS)
Nomor: KARS-SERT/297/I/2019 adalah lululs tingkat paripurna SNARS Edisi I
dengan 5 (lima) layanan unggulan yakni gastro-entero-hepatologi bedah digestif,
pediatric intensive carre unit (PICU), bedah ortopedi-traumatologi, medical Check
Up (MICU) dan rehabilitasi medic. Sebagai salah satu rumah sakit rujukan
COVID-19 di Sumatera Selatan, RSUD Palembang BARI telah melayani pasien
COVID-19 sejak 8 April 2020 hingga sekarang.
5
1. Visi,Misi,dan Motto
a. Visi
Menjadi Rumah Sakit yang Unggul, Amanah dan Terpercaya di Indonesia.
b. Misi
1. Meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan dengan berorientasi pada
keselamatan dan ketepatan sesuai standar mutu berdasarkan pada etika dan
profesionalisme yang menjangkau seluruh lapisan masyarakat
2. Meningkatkan mutu manajemensumber daya kesehatan.
3. Menjadi RSUD Palembang BARI sebagai rumah sakit pendidikan dan
pelatihan di Indonesia
Motto
Kesembuhan dan Kepuasan Pelanggan adalah Kebahagian Kami.
2. Fasilitas Pelayanan
a. Janji Layanan RSUD Palembang BARI
Janji Layanan RSUD Palembang BARI yaitu sebgai berikut:
1. Unit Gawat Darurat
Dalam waktu kurang dari 5 menit, anda sudah mulai kami layani
2. Unit Pendaftaran
Sejak pasien dating sampai dengan dilayani diloket pendaftaran tidak lebih
dari 10 menit.
3. Unit Rawat Jalan
Pasien sudah dijalani paling lambat 30 menit setelah mendaftar diloket
pendaftaran.
1. Unit Laboratorium
Pemeriksaan cito dan sederhana, hasil jadi ≤ 3 jam
2. Unit Radiologi
Pelyanan photo sederhana dilaksanakan ≤ 3 jam
3. Unit Farmasi
Obat jadi diserahkan maksimal 30 menit sejak resep diterima
Obat racikan diserahkan makasimal 60 menit sejak resep diterima
a. Pelayanan Rawat Jalan
Pelayanan Rawat Jalan terdiri dari:
6
Lantai 1:
1) Poliklinik geriatric
2) Poliklinik syaraf
3) Poliklinik penyakit dalam
4) Poliklinik gastroenterohepatologi
5) Poliklinik sub imunologirespiratori
6) Poliklinik sub kardiovaskuler
7) Poliklinik anak
8) Poliklinik tumbuh kembang terpadu
9) Poliklinik obgyn
10) Poliklinik KB dan kesehatan reproduksi
11) Poliklinik bedah
12) Poliklinik sub ortopedi
13) Poliklinik sub bedah thorax
14) Poliklinik bedah digestif
15) Poliklinik bedah plastic
16) Poliklinik TB dots
17) Poliklinik anestesi
18) Poliklinik konsul gizi
Lantai 2
1) Poliklinik gigi
2) PoliklinikTHT
3) Poliklinik mata
4) Poliklinik psikologi
5) Poliklinik jiwa
6) Poliklinik kulit dan kelamin
7) Poliklinik senam hamil
Lantai 3:
1) MCU
2) EEG
7
3) Endoskopi
b. Pelayanan Gawat Darurat
Pelayanan Gawat Darurat terdiri dari:
1) Dokter dan perawat jaga 24 jam
2) Ambulance 24 jam
c. Pelyanan Rawat Inap dan Intensif Care
Instalasi Rawat Inap terdiri dari:
1) Rawat Inap Anak Kelas I dan II
2) Rawat Inap Anak Kelas III
3) Rawat Inap PDL Laki-laki
4) Rawat Inap PDL Perempuan
5) Rawat Inap TB Paru
6) Rawat Inap Bedah
7) Rawat Inap Kebidanan
8) Rawat Inap Neonatus
9) Rawat Inap Kelas I dan II
10) Rawat Inap VIP dan VVIP
11) Rawat Inap Isolasi Covid 19
1) ICU
2) ICCU
3) PICU
4) NICU
5) ICU Covid 19
d. Pelayanan Penunjang
Pelayanan penunjang dibagi menjadi 2 bagian yaitu:
1) Pelayanan Penunjang Medis
1. Laboratorium
2. Bank Darah
3. Radiologi
4. Farmasi
8
5. Gizi
6. CSSD
7. Rekam Medis
8. Rehab Medik
9. Kamar Jenazah
10. Hemodialisa
2) Pelayanan Penunjang Non Medis
1. IPS-RS
2. IPL-RS
3. Laundry
9
BAB III
TINJAUAN TEORI
A. Konsep teori
1. Definisi
Demam typhoid merupakan penyakit demam akut yang disebabkan oleh
infeksi bakteri Salmonella enterica khususnya turunan Salmonella typhi.
Salmonella typhi yang dibawa oleh manusia yang terinfeksi di dalam saluran
darah dan saluran pencernaan yang menyebar ke orang lain melalui
makanan dan air minum yang terkontaminasi dengan kotoran yang terinfeksi.
Gejalanya berupa demam berangsur naik, terutama sore dan malam hari.
(Yuniawati, 2020).
Demam thypoid adalah penyakit infeksi akut yang biasa mengenai
saluran pencernaan dengan gejala demam yang lebih dari satu minggu.
(Sitti, Fitriani, 2020).
Demam thypoid adalah penyakit demam akut yang disebabkan oleh
infeksi bakteri salmonella typhi. Demam thypoid dapat diberikan terapi
farmako ataupun non farmako yang bertujuan untuk mempercepat
penyembuhan sekaligus untuk mencegah penyebaran penyakit. (Rahmasari,
2018)
2. Anatomi Fisiologi
11
Sistem pencernaan memiliki beberapa organ dan setiap organ memiliki
Peran dalam mencegah makanan dan mengelolah sisa-sisa makanan
tersebut Saluran pencernaan membentuk saru tabung paniang dan terus
melalui tubuh, berawal dari mulut dan berakhir di anus. (ena, 2018)
a. Mulut
Mulut merupakan Suatu rongga terbuka tempat masuknya
makanan Padat dan Cairan Serta menjadi "gerbang masuk” bagi sistem
Pencernaan, kerja sistem pencernaan Sebenarnya sudah dimulai sejak
dari mulut, Sewaktu makanan dikunyah. Di dalam mutut makanan
dipotong potong oleh gigi depan (Ineivius) dan dikunyah oleh gigi
belakang (molar/geraham) menjadi bagian bagian kecil agar lebih
mudah dicerna air liur enzim di dalam air liur disebut amilase berfungsi
memecah karbohidrat tertentu menjadi bentuk lebih Sederhana.
b. Tenggorokan (faring)
Tenggorokan merupakan penghubung antara rongga mulut dan
kerongkongan. Kerongkongan memilik rongga persimpangan antara
Jalan napas dan jalan makanan. letaknya dibelakang rongga mulut dan
rongga hidung, didepan ruas tulang belakang. Didalam lengkung Faring
(Amandel) yaitu limpe yang banyak mengandung kelenjar limfosit dan
merupakan pertahanan terhadap infeksi.
c. Kerongkongan (Esofagus)
Esofagus adalah otot berbentuk tabung yang berada di dalam
kerongkongan bagian belakang, faring dan esofagus bertemu pada
ruas ke 6 tulang belakang. Setelah dikunyah dan ditelan, makanan
esofagus dan didorong menuju lambung oleh gerak Peristaltik.
d. Lambung
Setelah makanan masuk kedalam perut, Proses pencernaan terus
berlanjut di dalam lambung lambung adalah otot berongga berukuran
besar dan terdiri dari 3 bagian yaitu, kardia, Fundus, dan antrum.
12
Makanan Masuk kedalam lambung dari kerongkongan melalui otot
berbentuk Cincin (Sfingter) yang menghalang masuknya kembali isi
lambung ke dalam kerongkongan.
e. Usus halus
Usus halus / Usus kecil adalah bagian dari Saluran pencernaan
yang terletak diantara lambung dan usus besar. Usus halus berbentuk
tabung paniang dimana Sebagian besar Vitamin dan nutrisi diserap dari
makanan ke dalam aliran darah. Dinding halus dipenuhi Pembuluh
darah yang bertugas mengangkut zat-zat untuk diserap ke hati melalui
veaporta. (syaifudin, 2018)
f. Usus besar
Usus besar/kolon adalah bagian usus yang terletak diantara Usus
buntu dan rektum. Fungsi utama organ ini adalah menyerap air dari
Feses (tinja). Setelah bergerak melalui Usus kecil / makanan kemudian
sebagian dicerna dan sebagian didalam bentuk (air didorong melewati
sfingter. disebut katup ileosekal agar mamasuki usus besar. Di dalam
usus besar sebaran besar diserap dan bahan limbah. Pada Feses/tinja
mencapai ujung usus besar, berbentuknya sudah menjadi lebih padat.
g. Usus buntu
Usus buntu/ Cecum adalah suatu kantung yang terhubung pada
usus ileum serta menjadi bagian kolon yang menanjak dari usus besar
organ ini umumnya ditemukan pada mamalia, burung dan beberapa
Jenis reptil. Sebagian besar herbivora memiliki serum yang besar,
sedangkan karnivora ekskulsif memiliki sekum yang kecil yang
sebagian / Seluruhnya digantikan oleh umbai cacing.
h. Rektum
Bagian akhir usus besar disebut rektum yakni semacam "waduk"
yang menampung tinja sebelum bisa keluar dari tubuh. Rektum
13
berbentuk Sebuah ruangan yang berawal dari ujung usus besar
(setelah kolon sigmoid) dan berakhir di anus.
i. Anus
Anus merupakan lubang diujung saluran pencernaan dimana bahan
limbah keluar dari tubuh. Anus memiliki dua otot sfingter yang berfungsi
menahan tinja di dalam tubuh sampai tiba saatnya keluar.
3. Etiologi
Menurut (Wulandari dan Erawati 2016) penyakit typhoid disebabkan oleh
infeksi kuman Salmonella thposa / Eberthela thyposa yang merupakan kuman
negatif, motil dan tidak menghasilkan spora, hidup baik sekali pada suhu
tubuh manusia maupun suhu yang lebih rendah sedikit serta mati pada suhu
70°C dan antiseptik.
4. Manifestasi Klinis
Gejala klinis demam typhoid menurut (Wulandari dan Erawati 2016) yang
terjadi ialah pada anak biasanya lebih ringan jika dibandingkan dengan
penderita dewasa. Masa tunas rata-rata 10-20 hari. Masa tunas tersingkat
adalah empat hari, jika infeksi terjadi melalui makanan. Sedangkan, jika infeksi
melalui minuman masa tunas terlama berlangsung 30 hari Selama masa
inkubasi, mungkin ditemukan gejala prodromal, yaitu perasaan yang tidak
14
enak badan, lesu, nyeri kepala, pusing dan tidak bersemangat, yang
kemudian disusul dengan gejala-gejala klinis sebagai berikut.
a. Demam
c. Gangguan keasadaran
1) Minggu ke 1
Pada umumnya demam berangsur naik, terutama pada sore hari dan
malam hari. Dengan keluhan dan gejala demam, nyeri otot, nyeri
kepala, anoreksia, dan mual batuk, epistaksis, obstipasi atau diare,
perasaan tidak enak diperut.
2) Minggu ke 2
15
5. Patofisiologi
Penyebab demam tifoid adalah bakteri Salmonella typhi atau Salmonella
paratyphi, Bakteri Salmonella typhi merupakan bakteri basil gram negatif
anaerob fakultatif. Bakteri Salmonella akan masuk kedalam mbuh melalui oral
bersama dengan makanan atau minuman yang terkontaminasi. Sebagian
bakteri akan dimusnahkan dalam lambung oleh asam lambung. Sebagian
bakteri Salmonella yang lolos akan segera menuju ke usus halus tepatnya di
ileum dan jejunum untuk berkembang biak. Bila sistem imun humoral mukosa
(IgA) tidak lagi baik dalam merespon, maka bakteri akan menginvasi kedalam
sel epitel usus halus (terutama sel M) dan ke lamina propia. Di lamina propia
bakteri akan difagositosis oleh makrofag. Bakteri yang lolos dapat
berkembang biak didalam makrofag dan masuk ke sirkulasi darah (bakterimia)
I). Bakterinia I dianggap sebagai masa inkubasi yang dapat terjadi selama 7-
14 hari Bakteri Salmonella juga dapat menginvasi bagian usus yang bernama
plak payer. Setelah menginvasi plak payer, bakteri dapat melakukan
translokasi ke dalam folikel limfoid intestin dan aliran limfe mesenterika dan
beberapa bakteri melewati sistem retikuloendotelial di hati dan limpa. Pada
fase ini bakteri juga melewati organ hati dan limpa. Di hati dan limpa, bakteri
meninggalkan makrofag yang selanjutnya berkembang biak di sinusoid hati.
Setelah dari hati, bakteri akan masuk ke sirkulasi darah untuk kedua kalinya
(bakterimia
II). Saat bakteremia II. makrofag mengalami hiperaktivasi dan saat makrofag
memfagositosis bakteri, maka terjadi pelepasan mediator inflamasi salah
satunya adalah sitokin. Pelepasan sitokin ini yang menyebabkan munculnya
demam, malaise, myalgia, sakit kepala, dan gejala toksemia. Plak payer dapat
mengalami hyperplasia pada minggu pertama dan dapat terus berlanjut
hingga terjadi nekrosis di minggu kedua. Lama kelamaan dapat timbul ulserasi
yang pada akhirnya dapat terbentuk ulkus diminggu ketiga. Terbentuknya
ulkus mi dapat menyebabkan perdarahan dan perforasi. Hal ini merupakan
salah satu komplikasi yang cukup berbahaya dari demam typhoid (Levam dan
Prastya 2020).
16
6. Komplikasi
Menurut (Wulandari dan Erawati 2016) komplikasi demam typhoid dapat
dibagi dalam dua bagian, yaitu:
a. Komplikasi intestinal
b. Komplikasi ekstraintestinal
7. Pemeriksaan Diagnostik
Pemeriksaan diagnostik menurut Aru. W (2006) meliputi:
a. Pemeriksaan Rutin
17
Walaupun pada pemeriksaan darah perifer lengkap sering di temukan
leukopenia dapat pula terjadi kadar leukosit normal atau leukositosis dapat
terjadi walaupun tanpa disertai infeksi sekunder. Selain itu dapat pula
ditemukan anemia ringan dan trombositopenia. Pada pemeriksaan hitung jenis
leukosit demam typhoid dapat meningkat. SGOT dan SGPT seringkali
meningkat, tetapi akan kembali normal setelah sembuh. Kenaikan SGOT dan
SGPT tidak memerlukan penanganan khusus.
b. Kultur Darah
b. Diet dan terapi penunjang Diet merupakan hal yang cukup penting
dalam proses penyembuhan penyakit dalam typhoid, karena makanan
yang kurang akan menurunkan keadaan umum dan gizi penderita
akan semakin turun dan proses penyembuhan penyakit dalam typhoid
diberi bubur saring. kemudian ditingkatkan menjadi bubur kasar dan
akhirnya diberi nasi, perubahan diet tersebut disesuaikan dengan
tingkat kesembuhan pasien. Pemberian bubur saring tersebut
ditujukan untuk menghindari komplikasi pendarahan saluran cerna
atau perforasi usus. Hal ini disebabkan ada pendapat bahwa usus
harus diistirahatkan. Beberapa peneliti menunjukan bahwa pemberian
makanan padat dini yaitu nasi demgan lauk pauk rendah selulosa
(menghindari sementara sayuran yang berserat) dapat diberikan
dengan aman pada penderita demam typhoid.
c. Pemberian antibiotik
1) Antimikroba
19
a. Klroramfenikol 4 X500 mg sehari/IV
b. Tiamfenikol 4 X500 mg sehari oral
c. Kotrimoksazol 2 X2 tablet sehari oral (1 tablet-sulfa metoksazol
400 mg + trimetropin 80 mg atau dosis yang sama IV.
dilarutkan dalam 250 ml cairan infus).
d. Ampisilin atau amoksilin 100 mg/kg BB sehari oral/IV, dibagi
dalam 3 atau 4 dosis
e. Antimikroba diberikan selama 14 hari atau sampai 7 hari bebas
demam.
2) Antipicritik seperlunya.
20
psikoseksual, interaksi dan lain-lain. Data fokus yang perlu dikaji
dalam hal ini adalah riwayat pemenuhan nutrisi anak.
2. Pemeriksaan fisik
Pengkajian secara umum dilakukan dengan metode head to toe
yang meliputi : keadaan umum dan status kesadaran, tanda-tanda vital,
area kepala dan wajah, dada, abdomen, ekstermitas dan genito-urinaria.
1) Sistem kardiovaskuler.
2) Sistem pernapasan.
3) Sistem pencernaan.
4) Sistem genitourinus
5) Sistem saraf
6) Sistem lokomotor/musculoskeletal
7) Sistem endokrin
8) Sistem integument
3. Diagnosa Keperawatan
Menurut tim Pokja SDKI DPP PPNI, 2016 diagnosis keperawatan
merupakan suatu penilaian klinis mengenai respons klien terhadap
masalah kesehatan atau proses kehidupan yang dialaminya baik yang
berlangsung actual maupun potensial. Diagnosis keperawatan bertujuan
21
untuk mengidentifikasi respons klien individu, keluarga dan komunitas
terhadap situasi yang berkaitan dengan kesehatan.
Diagnosis keperawatan yang mungkin muncul pada pasien anak
dengan demam typoid adalah sebagai berikut:
(tidak tersedia)
Objektif
1. Kulit merah
2. Kejang
3. Takikardi
4. Takipnea
5. Kulit terasa
hangat
22
2. Intoleransi 1. Ketidakseimbangan a) Subjektif :
aktivitas : antara suplai dan 1)Mayor :
Ketidakcukupan kebutuhan oksigen mengeluh lelah
energi untuk 2. Tirah baring 2) Minor : dispnea
melakukan 3. Kelemahan saat/setelah
aktivitas sehari 4. Imobilitas aktivitas, merasa
hari 5. Gaya hidup monoton tidak nyaman
setelah
beraktivitas,
merasa lemah.
b) Objektif
1)Mayor : frekuensi
jantung meningkat
>20% dari kondisi
istirahat
2) Minor : tekanan
darah berubah
>20% dari kondisi
istirahat, gambaran
EKG menunjukkan
aritmia
saat/setelah
aktivitas,
gambaran EKG
menunjukkan
iskemia, sianosis.
23
3. Risiko deficit Faktor Risiko : -
nutrisi : Beresiko 1. Ketidakmampuan
mengalami menelan makanan
asupan nutrisi 2. Ketidakmampuan
tidak cukup mencerna makanan
untuk memenuhi 3. Ketidakmampuan
kebutuhan mengabsorbsi nutrien
metabolisme. 4. Peningkatan
kebutuhan
metabolisme
5. Faktor ekonomi (mis.
finansial tidak
mencukupi)
6. Faktor psikologis (mis.
stres, keenganan
untuk makan)
4. Intervensi Keperawatan
Menurut Tim Pokja SIKI DPP PPNI, 2018. Intervensi keperawatan
adalah segala treatmen yang dikerjakan oleh perawat yang didasarkan
pada pengetahuan dan penilaian klinis untuk mencari luaran (outcome)
yang diharapkan
Terapeutik :
4. kecepatan
26
berjalan 1. Sediakan lingkungan
meningkat nyaman dan rendah
5. jarak berjalan stimulus (mis. cahaya,
meningkat suara, kunjungan)
6. kekuatan tubuh 2. Lakukan rentang
bagian atas gerak pasif dan/atau
meningkat aktif
7. kekuatan tubuh 3. Berikan aktivitas
bagian bawah distraksi yang
meningkat menyenangkan
8. toleransi dalam 4. Fasilitas duduk di sisi
menaiki tangga tempat tidur, jika tidak
meningkat dapat berpindah atau
9. keluhan Lelah berjalan
menurun Edukasi :
10. dispnea saat
1. Anjurkan tirah baring
aktivitas menurun
2. Anjurkan melakukan
11. Dispnea setelah
aktivitas secara
aktivitas menurun
bertahap
12. Perasaan lemah
3. Anjurkan
menurun
menghubungi perawat
13. aritmia saat
jika tanda dan gejala
aktivitas menurun
kelelahan tidak
14. Aritmia setelah
berkurang
aktivitas menurun
4. Ajarkan strategi
15. sianosis menurun
koping untuk
16. Warna kulit mengurangi kelelahan
membaik
17. Tekanan darah Kolaborasi :
membaik
1. Kolaborasi dengan
18. Frekuensi napas
ahli gizi tentang cara
membaik
meningkatkan asupan
27
19. EKG iskemia makanan
membaik
meningkat nutrient
28
asupan nutrisi Piramida makanan)
yang tepat 3. Sajikan makanan
meningkat secara menarik dan
8. Penyiapan dari suhu yang sesuai
penyampaian 4. Berikan makan tinggi
makanan yang serat untuk mencegah
aman meningkat konstipasi
9. Penyiapan dan 5. Berikan makanan
penyimpanan tinggi kalori dan tinggi
minuman yang protein
aman meningkat 6. Berikan suplemen
10. Sikap terhadap makanan, jika perlu
makanan/minuma 7. Hentikan pemberian
n sesuai dengan makan melalui selang
tujuan Kesehatan nasigastrik jika
meingkat asupan oral dapat
11. Perasaan cepat ditoleransi
kenyang menurun
12. Nyeri abdomen Edukasi
menurun
13. Sariawan menurun 1. Anjurkan posisi
29
20. Bising usus menentukan jumlah
membaik kalori dan jenis
21. Tebal lipatan kulit nutrient yang
trisep membaik dibutuhkan, jika perlu
22.membrane mukosa
membaik
5. Implementasi
Menurut tim Pokja SIKI DPP PPNI, 2018 Tindakan keperawatan
adalah perilaku atau aktivitas spesifik yang dikerjakan oleh perawat
untuk mengimplementsikan intervensi keperawatan.
6. Evaluasi
Evaluasi merupakan langkah terakhir dari proses keperawatan untuk
mengetahui sejauh mana tujuan dari rencana keperawatan tercapai.
Evaluasi ini dilakukan dengan cara membandingkan hasil akhir yang
teramati dengan tujuan dan kriteria hasil yang dibuat dalam rencana
keperawatan.
BAB IV
TINJAUAN KASUS
FORMAT PENGKAJIAN KEPERAWATAN ANAK SAKIT
I. PENGKAJIAN
A. Identitas Klien
30
1. Nama / Nama Panggilan : An. H
4. Agama : Islam
5. Pendidikan : 1 SD
1. AYAH
a. Nama : Tn.S
b. Usia : 40 thn
c. Pendidikan : SMA
d. Pekerjaan : Wiraswarta
e. Agama : Islam
2. IBU
a. Nama : Ny.M
b. Usia : 40 thn
c. Pendidikan : SMK
31
d. Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
e. Agama : Islam
Saudara
2. Dedi 17 th Sehat
kandung
Saudara
3. Zakir 12 th kandung Sehat
1. Prenatal care
32
Keluhan Selama hamil yang dirasakan oleh ibu, tapi oleh dokter
dianjurkan untuk
2. Natal
a. Tempat melahirkan : RS
b. Jenis Persalinan : SC
d. Komplikasi yang dialami oleh ibu pada saat melahirkan dan setelah
melahirkan : Tidak ada
3. Post Natal
Genogram
33
Ket : Ppp = Perempuan
= Laki-laki
= Meninggal
6. Tambahan - - - -
34
A. Pertumbuhan Fisik
1. Berat badan : 19 Kg
2. PB/TB : 138 cm
3. LK : 50 cm
4. LLA : 17cm
B. Perkembangan (Gunakan KPSP untuk menilai perkembangan anak)
lingkari yang sesuai dengan perkembangan anak
2. Meragukan
3. Kemungkinan Penyimpangan
V. RIWAYAT NUTRISI
A. Pemberian ASI/PASI
Pada perubahan nutrisi tiap tahap usia sampai tahap saat ini
35
b. Lingkungan berada di : Plaju
B. Pemahaman anak tentang sakit dan rawat inap : Sakit itu tidak enak
apalagi dirawat.
36
Jenis Baik Bubur
Selera Tidak selera
Masalah keperawatan : Resiko defisit nutrisi
B. Cairan
C. Eliminasi (BAB)
1. Tempat pembuangan WC WC
D. Istirahat tidur
1. Jam tidur
37
2. Pola tidur Baik Baik
4. Kesulitan tidur
Tidak ada Tidak ada
E. Aktifitas Bermain
X. PEMERIKSAAN FISIK
Tekanan darah :-
Denyut nadi : 103 x / menit
Suhu : 39,1 C
Pernapasan : 23 x/menit
4. Berat Badan : 19 Kg
6. Kepala
38
Inspeksi : Bersih
b. Penyebaran :-
Palpasi
7. Muka
Inspeksi
Palpasi
8. Mata
Inspeksi
39
a. Palpebra : Edema / tidak Radang / tidak
e. Posisi mata
Palpasi
Inspeksi
10. Telinga
Inspeksi
c. Aurikel : Normal
Palpasi
a. Rinne : Baik
b. Weber : Baik
c. swabach : Baik
11. Mulut
Inspeksi
a. Gigi
b. Gusi
41
Merah / Radang / tidak : Tidak
c. Lidah
Kotor/tidak : Kotor
d. bibir
- Cianosis/pucat/tidak : Pucat
- Basahn/kering/pucat : Kering
12. Tenggorokan
13. Leher
Inspeksi
Palpasi
Palpasi
Auskultasi
Perkusi : Redup/Pekak/Hypersonor/tympani
15. Jantung
Palpasi
Perkusi
Auskultasi
43
a.BJ I : dup-dup-dup (terang)
b. BJ II : dup-dup-dup (sedang)
Data lain
16. Abdomen
Inspeksi
1. Membuncit : Tidak
Palpasi
Auskultasi
Perkusi
a. Tympani : +/+
b. Redup : -/-
Data lain
Ekstremitas atas
a. Motorik
b. Sensori
- Nyeri : Tidak
Ekstermitas Bawah
a. Motorik
b. Refleks
Data lain
d. Nervus V (Trimeginus)
Fungsi pendengaran
- Suara : Normal
h. Nervus XI (Assesorius)
Data lain
1. Motorik kasar
Anak dapat lompat 2-3X dengan satu kaki, anak dapat mempertahankan
keseimbangan dalam 11 detik, anak dapat menagkap bola
2. Motorik halus
3. Bahasa
4. Personal social
Hematologi : 14 -16
Nilai Kritis
Nilai Kritis
Hematokrit 42 % 40 – 52
S.Typhi O +1 / 320
48
S. Parathypi A H (-) (-) (-)
- IVFD Rl 58 cc/jam
- Domperidon Sp 3x2,5 ml
49
Kuman Masuk
1. Data Subjektif: Kedalam tubuh Hipertermia
↓
Pasien mengatakan Proses Infeksi
demam sejak 7 hari ↓
yang lalu, demam naik Menyerang Pusat
Panas di Hipotalamus
turun
↓
Seluiruh badan panas
Data Objektif :
K/U : baik
BB : 19 Kg
HR : 103 x/menit
T : 39,10C
TB : 138 cm
Lila : 17 cm
50
2. Data Subjektif : Prosedur Tindakan Intoleransi aktivitas
Data Objektif : ↓
Intoleransi aktivitas
Pasien tampak lesu dan
lemah
K/U : baik
BB : 19 Kg
HR : 103 x/menit
T : 39,10C
TB : 138 cm
Lila : 17 cm
51
No Data penunjang Etiologi Masalah keperawatan
Pasien mengatakan ↓
Masuk ke dalam tubuh
kurang nafsu makan
dan mual saat makan ↓
Berkembang biak di
Data objektif : dalam usus
HR : 103 x/menit ↓
Intake berkurang
T : 39,10C
↓
TB : 138 cm Risiko defisit nutrisi
Lila : 17 cm
52
1. Hipertermia
2. Intoleransi aktifitas
1. Hipertermia
2. Intoleransi aktitas
DIAGNOSA KEPERAWATAN:
2. Intoleransi aktifitas b.d tirah barin kelelahan d,d mengeluh Lelah merasa
lemah
7. Hindari pemberian
antipiretik atau aspirin
Edukasi
54
Kolaborasi
Kolaborasi :
Kolaborasi dengan ahli
gizi tentang cara
meningkatkan asupan
55
makanan
Edukasi
56
Kolaborasi
57
No DIAGNOSA KEEPERAWATAN IMPLEMENTASI
58
Intoleransi aktivitas 1.Memonitor kelelahan fisik dan
berhubungan dengan tirah emosional
baring kelelahan dibuktikan
Respon: Anak mengeluh lelah karena
dengan mengeluh Lelah merasa
terlalu sering berbaring
lemah
2.Menganjurkan beraktivitas secara
bertahap
59
FORMAT IMPLEMENTASI ASUHAN KEPERAWATAN
60
3 Risiko defisit nutrisi dibuktikan 1.Memonitor asupan makanan
dengan gangguan persepsi
Respon : paasien sudah mampu
makanan
makan dengan baik
61
FORMAT IMPLEMENTASI ASUHAN KEPERAWATAN
62
FORMAT CATATAN PERKEMBANGAN KEPERAWATAN
Lila : 17cm
63
2 Intoleransi 9/8/22 S : pasien mengeluh Lelah
aktivitas karena terlalu lama berbaring
11.45
berhubungan
O : pasien tampak lesuh dan
dengan tirah
lemah
baring
kelelahan di k/u : baik
buktikan
RR : 23 x/m
dengan
mengeluh HR : 103x/m
lelah merasa
T : 39,1oC
Lelah/ lemah
P : intervensi 2 dilanjutkan
Hr : 103/m
T : 39,1oC
P : intervensi di lanjutkan
64
CATATAN PERKEMBANGAN
T : 38,3oC
P : Intervensi dilanjutkan
65
HR : 106 x/m
T : 38,3oC
A : Masalah teratasi
sebagian
P : Intervensi dilanjutkan
k/u : baik
RR : 25 x/m
HR : 106x/ m
T : 38,3oC
A : Masalah teratasi
Sebagian
P : Intervensi dilanjutkan
CATATAN PERKEMBANGAN
66
Nama : An.H Diagnosa Medis : Hipertermia
T : 37,1oC
A : Masalah teratasi
P: Intervensi dihentikan
P : Intervensi dihentikan
67
3 Risiko Defisit 11-8-22 S: Pasien mengatan sudah
Nutrisi nafsu makan dan makan
08.45
dengan lahap
k/u: baik
RR: 20x/m
HR: 102x/m
T: 37,1oC
A : Masalah teratasi
P : Intervensi dihentikan
68