Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
TEACHING PROJECT
PROGRAM UPSKILLING DAN RESKILLING
KOMPETENSI KEAHLIAN
……………..
NAMA PESERTA…………
SEKOLAH :……..
Klaster : …………………………………………………………………………………………………….
Telah disetujui dan diketahui untuk laporan Teaching Project Magang Industri Program
Upskilling dan Reskilling Tahun 2022.
(Kota),DD-MM-YYYY,
KATA PENGANTAR
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
Nama
NIP. …………………..
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN 2
LAPORAN TEACHING PROJECT 2
MAGANG INDUSTRI 2
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI 1
BAB I PENDAHULUAN 2
A. Latar Belakang 2
B. Dasar Pelaksanaan 3
C. Tujuan Magang Industri 4
BAB II PERUSAHAAN / INDUSTRI 5
A. Profil Industri dan Struktur Organisasi 5
B. Materi yang diperolah saat Magang Industri 5
C. Kegiatan yang dilakukan selama Magang Industri 5
BAB III TEACHING PROJECT 6
A. Refleksi Kegiatan Magang Industri 6
B. Penyelarasan Kompetensi Keahlian di Industri dengan Kurikulum 6
C. Implementasi Keahlian di Industri dengan Aspek Kewirausahaan 6
D. Rencana Tindak Lanjut dan Desiminasi 6
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN 6
A. Kesimpulan 6
B. Saran 7
LAMPIRAN 8
1. Data Pendukung 8
2. Foto Kegiatan pada saat melaksanakan pekerjaan di tempat DU/DI 8
3. Sumber Dokumen, seperti contoh pekerjaan yang diselesaikan 8
4. Jurnal Harian Magang Industri 8
A. Latar Belakang
Guru merupakan salah satu komponen terpenting dalam pendidikan, dimana guru
memegang peranan yang penting dalam penyelengaraan pendidikan. Demi
terselenggaranya pendidikan yang baik, guru dituntut untuk memiliki kualifikasi dan
kompetensi sesuai dengan standar yang telah ditetapkan pemerintah yaitu memiliki
kompetensi pedagogik, profesionalisme, kepribadian, dan sosial seperti yang diatur
dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 16 Tahun 2007 tentang Standar
Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru.
Guru SMK, terutama guru kejuruan, memiliki peran penting dalam membentuk siswa
agar kompeten di bidang kejuruannya. Hal tersebut dikarenakan, setelah menuntaskan
pendidikan di SMK, siap untuk bekerja. Perubahan teknologi dan penerapan kemajuan
teknologi di dunia usaha dan industri menjadi sesuatu yg urgen untuk dilakukan dan
dikuasai oleh guru SMK, sehingga model serta materi pembelajaran yang digunakan
guru akan sesuai dengan kebutuhan, tren, dan prediksi masa depan.
Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 9 Tahun 2016 tentang Revitalisasi Sekolah Menengah
Kejuruan Dalam Rangka Peningkatan Kualitas dan Sumber Daya Manusia Indonesia,
dan arahan Presiden, Percepatan Pembangunan SDM unggul 2020-2024 adalah
“memperbaiki piramida kualifikasi dan kompetensi tenaga kerja agar menjadi tenaga
kerja yang terlatih, terampil sehingga terserap semuanya ke dalam industri-industri.
Pendidikan Tinggi, Pendidikan Kejuruan SMK di daerah-daerah, dihubungkan dengan
industri-industri agar lulusannya sesuai dengan kebutuhan, dan siap untuk hal-hal yang
baru.
Melalui program pengembangan sumber daya manusia (SDM) yang mumpuni, Presiden
berharap Indonesia mampu memanfaatkan bonus demografi yang diperkirakan terjadi
pada 2030. Salah satu hal yang bisa dilakukan adalah mulai melakukan reformasi di
sistem pendidikan dan pelatihan vokasi yang dilakukan secara terpadu dan terintegrasi.
"Tetapi sekali lagi kita ingin sebuah hal yang konkret, pelatihan harus betul-betul
menghasilkan SDM yang kelihatan ter-up grade betul skill-nya sehingga anggaran yang
kita keluarkan betul-betul bisa bermanfaat yang konkret," tambahnya.
Pembentukan SDM unggul tidak cukup berdasarkan perkembangan ilmu yang dibentuk
berdasarkan tren masa lalu. “Tetapi tren masa depan. Untuk itu presiden meminta untuk
melakukan benchmarking pada negara-negara yang telah berhasil mengadaptasi sistem
pendidikan untuk memenuhi kebutuhan perubahan di masa depan. Seperti Australia
untuk pendidikan anak usia dini. Finlandia untuk pendidikan dasar dan menengah,
Jerman untuk pendidikan vokasi dan Korea untuk perguruan tinggi.
Menghadapi perubahan teknologi yang masif dan peningkatan otomatisasi dalam dunia
industri, para guru SMK perlu mendorong pengembangan ilmu pengetahuan dan metode
ajar untuk merespon kebutuhan pasar kerja di masa depan.
Untuk itu, upaya pembaruan pengetahuan dan keterampilan tenaga pendidik dan
kependidikan perlu disiapkan, maka Pemerintah Indonesia secara khusus
mengalokasikan investasi pada pelatihan baik bersifat up skilling maupun re skiling untuk
tenaga pendidik dan kependidikan pada Kementerian Pendidikan dan kebudayaan.
Guru SMK, terutama guru kejuruan, memiliki peran penting dan tanggung jawab dalam
membentuk siswa agar kompeten di bidang kejuruannya. Hal tersebut dikarenakan,
setelah menuntaskan pendidikan di SMK, siswa diharapkan siap untuk bekerja.
Perubahan teknologi dan penerapan kemajuan teknologi di dunia usaha dan industri
menjadi sesuatu yg urgen untuk dilakukan dan dikuasai oleh guru SMK, sehingga model
serta materi pembelajaran yang digunakan guru akan sesuai dengan kebutuhan industri,
tren, dan prediksi masa depan.
Balai Besar Pengembangan Penjaminan Mutu Pendidikan Vokasi Bisnis dan Pariwisata
telah melakukan kegiatan pelatihan kompetensi guru SMK (Smart Training) pada bidang
keahlian Bisnis dan Pariwisata. Salah satu tindak lanjut yang merupakan rangkaian
kegiatan Smart Training adalah Bantuan Magang Indutrsi bagi peserta Smart Training.
Magang industry pada guru SMK yang merupakan implementasi dari pengetahuan dan
keterampilan yang ditetapkan di industry secara nyata dan diperlukan oleh guru SMK
dalam meyiapkan siswanya terserap di industry dan dapat berwirausaha sesuai bidang
keahliannya
Pada tahun 2022, BBPPMPV Bisnis dan Pariwisata menyelenggarakan kegiatan Bantuan
Magang Industri bagi Guru SMK Bisnis dan Pariwisata sesuai dengan kompetensi
keahlian masing-masing.
B. Dasar Pelaksanaan
Landasan Hukum Pelaksanaan Magang Industri bagi guru SMK adalah sebagai berikut:
1. Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Lembaran
Negara Republik Indonesia tahun 2003 Nomor 78, tambahan lembaran Negara RI
Nomor 4301).
3. Undang-undang nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen (Lembaran Negara
RI Tahun 2005 Nomor 157, tambahan Lembaran Negara RI Nomor 4586)
4. Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2016 Tentang Revitalisasi Sekolah Menengah
Kejuruan (SMK);
5. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 34 Tahun 2018 tentang
Standar Nasional Pendidikan Sekolah Menengah Kejuruan/Madrasah Aliyah Kejuruan
6. Permenpan RB Nomor 16 Tahun 2009 tentang Jabatan Fungsional Guru dan angka
Kreditnya.
7. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 34 Tahun 2018 tentang
Standar Nasional Pendidikan Sekolah Menengah Kejuruan/Madrasah Aliyah
Kejuruan
8. Permenpan RB Nomor 16 Tahun 2009 tentang Jabatan Fungsional Guru dan angka
Kreditnya.
9. Permenperin No 3 Tahun 2017 tentang Pedoman Pembinaan dan Pengembangan
Sekolah Menengah Kejuruan Berbasis Kompetensi yang Link and Match dengan
industry.
10. Perdirjen Diksi No 16 Tahun 2022 tentang Pedoman Pelaksanaan Kegiatan
Peningkatan Kualitas dan Kompetensi Pendidik dan Tenaga Kependidikan Vokasi.
11. DIPA BBPPMPV Bisnis dan Pariwisata Tahun 2022.
A. Kesimpulan
..............................................................................................................................................
..............................................................................................................................................
..............................................................................................................................................
..............................................................................................................................................
..............................................................................................................................................
B. Saran
...............................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
...............................................................................................................................................