Anda di halaman 1dari 48

LAPORAN MAGANG

DINAS SOSIAL NGAWI

Disusun untuk memenuhi salah satu persyaratan untuk menempuh mata kuliah
Magang Sarjana Strata Satu

Oleh :
SISKA INDAH SARI
184027

PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI


UNIVERSITAS SOERJO NGAWI
2021

1
LEMBAR PENGESAHAN
MAKALAH MAGANG
DINAS SOSIAL NGAWI

NAMA : Siska indah sari


NIM : 184027
PROGRAM STUDI : Manajemen
FAKULTAS : Ekonomi

UNIVERSITAS SOERJO NGAWI


Menyatakan bahwa laporan ini adalah benar

PEMBIMBING I Ketua Program Studi


Program Studi Manajemen Manajemen

Rozalina Novianty ST, MM Lina Sugiyanto SE, MM


NIDN: 0703098104 NIDN: 0711078803

2
DAFTAR ISI

Lembar Pengesahan .................................................................................... i


Daftar Isi ..................................................................................................... ii
Daftar Gambar ............................................................................................ iii
Kata Pengantar ............................................................................................ iv
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................... 1
Latar Belakang Magang............................................................................... 1
Tujuan Magang............................................................................................ 2
Manfaat Magang ......................................................................................... 3
BAB II LANDASAN TEORI ................................................................... 4
Dinas Sosial ................................................................................................ 4
Tugas ........................................................................................................... 4
Fungsi .......................................................................................................... 4
Tujuan ......................................................................................................... 4
Sasaran ........................................................................................................ 5
BAB III GAMBARAN UMUM................................................................ 6
Sejarah Kantor Dinas Sosial........................................................................ 6
Visi Misi Dan Tujuan Kantor Dinas Sosial................................................. 9
Struktur Organisasi ..................................................................................... 11
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN................................................... 14
Kesimpulan.................................................................................................. 14
Saran............................................................................................................ 14
Daftar Pustaka.............................................................................................. 15

3
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Logo Kantor Dinas Sosial........................................................... 7


Gambar 2 Foto Kepala Dinas Sosial dan Karyawanya................................ 8
Gambar 3 Struktur Organisasi Kantor Dinas Sosial.................................... 11

4
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT. Dengan segala kekuasaannya


menjadikan kita sebagai mahluk yang paling sempurna di bandingkan mahluk-
Nya yang lain. Salawat dan salam senantiasa tetap tercurah kepada baginda kita
Muhammad SAW. Kepada keluarganya, sahabat dan seluruh umatnya yang insya
Allah kita termasuk salah satu didalamnya.
Laporan ini saya susun untuk memenuhi nilai selama saya praktek di
DINAS SOSIAL NGAWI. Terselesainya laporan ini tidak terlepas dari bimbingan
semua pihak. Laporan ini dapat selesai berkat bantuan semua pihak maka dari itu
saya ingin mengucapkan banyak terimakasih atas bimbingan selama ini dan tidak
lupa juga saya ucapkan terimakasih kepada:
1. Bapak Drs AR. Djoko Purwito,MM selaku Rektor Universitas Soerjo
Ngawi
2. Ibu Rozalina Novianty, ST, MM selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Soerjo Ngawi
3. Ibu Lina Sugiyanto, SE, MM selaku Ketua Jurusan Manajemen
Universitas Soerjo Ngawi
4. Bapak dan Ibu yang telah banyak berjasa memberikan ilmu dan
pendidikan penulis selama masa perkuliahan.
5. Seluruh Staff dan Karyawan bagian Rawat Jalan dan Rawat Inap
6. Semua pihak yang turut membantu dalam pelaksanaan Magang.

Saya sadar dalam penyusunan laporan ini masih banyak kekurangan sehingga
saya sangat berharap koreksi dan bimbingan dari pihak – pihak yang mendukung
terselesainya laporan ini.

Ngawi, 21 April 2021

Siska Indah Sari

5
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Magang


Bagi Para Mahasiswa/i yang akan memasuki dunia kerja,sebaiknya
melakukan fase transisi melakukan praktek kerja magangpada suatu instansi
perusahaan, dengan tujuan agar mahasiswa/i yang melakukan kerja magang
tersebut dapat menyerap pengalaman bagaimana melaksanakan fungsi sebagai
karyawan perusahaan di suatu perusahaan meliputi rangkaian tugas sampai
tanggung jawab.
Pelaksanaan magang jika ditinjau dari aspek mahasiswa/i adalah sangat
penting dalam rangka proses pematangan diri bagi mahasiswa/i sebelum benar-
benar mahasiswa/i yang bersangkutan memasuki dunia kerja yang sebenarnya.
Dengan adanya kerja magang diharapkan mahasiswa/i akan mendapatkan
pengalaman disiplin ilmu praktek kerja nyata serta kerja sama tim dalam
mempertanggungjawabkan suatu pekerjaan.
Pelaksanaan magang jika ditinjau dari aspek lembaga pendidikan adalah
sangat berguna untuk menggali sumber-sumber informasi dari dunia usaha dalam
rangka lembaga pendidikan menyusun kurikulum yang dibutuhkan bagi dunia
usaha. Pelaksanaan magang jika ditinjau dari aspek dunia usaha/perusahaan
adalah sebagai sumber informasi yang dapat menjadi sumber inspirasi untuk
mengambil langkah-langkah perbaikan dan perubahan dalam menghadapi
persaingan global dan kompleks.
Pelaksanaan magang pada prinsipnya dari segalan sisi kepentingan adalah
sangat baik untuk dikembangkan, sebab dari sisi ketiga kepentingan di ataspraktek
kerja magang ini sangat baik menjadi materi pelengkap untuk mendapat input
perubahan.
Hal ini merupakan tantangan bagi mahasiswa/i sebagai sarana
mempersiapkan diri sebelum memasuki dunia kerja yang sebenarnyadan bagi
lembaga-lembaga pendidikan dapat menjadi bahan masukan mempersiapkan
materi pendidikan untuk menjawab tantangan tuntutan mempersiapkan tenaga
1
SDM yang dibutuhkan, sedangkan dunia usaha praktek kerja magang ini
merupakan transfer ilmu pengetahuan yang dapat digunakan sebagai masukan
dalam mengambil langkah-langkah perubahan.
Mahasiswa/i yang akan memasuki dunia kerja harus mempersiapkan diri
dengan sebaik-baiknya dan tidak terpaku hanya pada kompetensi disiplin ilmu
dari universitas saja. Tapi sebaliknya, mahasiswa/i juga dituntut harus memiliki
pengalaman, pengetahuan dan wawasan dunia kerja.
Bagi lembaga pendidikan seperti Universitas Soerjo Ngawi memandang
bahwa program magang adalah sangat penting untuk dilaksanakan, dengan tujuan
agar praktek kerja magang merupakan kurikulum tambahan bagi mahasiswa/i dan
merupakan salah satu mata kuliah tambahan bagi mahasiswa/i dan
merupakansalah satu mata kuliah yang menjadi bagian integral dari kurikulum.
Melalui magang ini diharapkan mahasiswa/i dapat mengakomodasikan
antara konsep-konsep teori dan praktek yang akan bermuara kepada
peningkatanprestasi belajar sekaligus memberi bekal kepada mahasiswa/i untuk
memasuki dunia kerja yang sesungguhnya.

1.2 Tujuan dan Manfaat Magang


Magang merupakan salah satu program di Universitas Soerjo Ngawi untuk
memperkenalkan mahasiswa/i dengan dunia kerja. Adapun tujuan yang diperoleh
dari kegiatan magang yang dilaksanakan di DINAS SOSIAL NGAWI, yaitu :
1. Tujuan Magang
a. Memenuhi salah satu persyaratan dalam menyelesaikan perkuliahan
sesuai dengan strata 1 (S1) untuk persiapan menjadi sarjana.
b. Memperkenalkan mahasiswa/i kepada situasi dan kondisi kerja yang
sebenarnya sehingga dapat membiasakan diri dengan lingkungan kerja
yang nyata.
c. Menambah wawasan pikiran dan menumbuhkan sikap profesional
dengan mempelajari penanganan masalah dalam melaksanakan
pekerjaan.

2
d. Meningkatkan keterampilan dan memberikan pengalaman bagi
mahasiswa sebagai calon tenaga kerja yang diharapkan memiliki
keahlian dan keterampilan.
e. Meningkatkan hubungan kerja sama antara perusahaan dengan pihak
universitas.

1.3 Manfaat Magang


Adapun yang menjadi manfaat magang bagi penulis adalah sebagai
berikut:
Manfaat untuk Mahasiswa/i :
a. Dapat membandingkan pelajaran yang diperoleh dari
perkuliahandengan praktek yang ada di lapangan.
b. Memberikan pengalaman yang sangat berharga mengenai
caramembina hubungan kerja profesional dan menambah
pengalaman mengenai sistem dan prosedur-prosedur yang ditetapkan
dalam perusahaan.
c. Melatih mahasiswa/i untuk dapat bertanggung jawab dalam
melakukan perkerjaan.
Manfaat untuk perusahaan :
a. Dengan adanya mahasiswa/i yang mengadakan magang maka dapat
membantu para staf dan karyawan di perusahaan.
b. Perusahaan dapat mempromosikan atau memperkenalkan segala
keunggulan kinerja terbaik di perusahaan.
c. Dapat terjadi kerja sama yang baik antara lembaga pendidikan dan
usaha.
Manfaat untuk lembaga pendidikan
a. Magang merupakan program yang dapat dijadikan standar atau
patokan dalam meningkatkan kualitas dan kuantitas.
b. Sebagai alat yang dapat menjalin hubungan yang baik antara
lembaga pendidikan dan perusahaan

3
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Dinas Sosial


Dinas sosial merupakan unsur pelaksana urusan pemerintahan yang
menjadi kewenangan daerah. Dinas sosial dipimpin oleh kepala dinas yang
berkedudukan di bawah dan bertanggungjawab kepada bupati melalui
sekretaris daerah.
Di tengah berbagai perubahan yang terjadi di Indonesia baik perubahan
politik maupun pemerintahan menyebabkan terjadinya perubahan
paradigma khususnya pada Sistem Administrasi Negara. Dengan berlakunya
Undang – undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah,
Penyelenggaraan Otonomi Daerah dilaksanakan dengan memberikan
kewenangan yang luas, nyata dan bertanggungjawab kepada daerah.
Pemberian kewenangan yang luas kepada daerah memerlukan
koordinasi dan pengaturan untuk lebih mengharmonisasikan dan
menyelaraskan pembangunan baik pembangunan daerah maupun antar
daerah yang penjabarannya diatur dalam Undang-undang Nomor 25 Tahun
2005 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional. Di dalam
Undang-undang Nomor 25 Tahun 2005 tersebut ditetapkan bahwa
Kabupaten atapun Kota harus memiliki Rencana Pembangunan Jangka
Menengah (RPJM) yang menjadi acuan pembangunan masa 5 (lima) tahun
kedepan.
Perencanaan Strategis merupakan langkah awal untuk melakukan
pengukuran kinerja dan merupakan integrasi antara keahlian sumberdaya
manusia dan sumberdaya lain agar mampu menjawab tuntutan
perkembangan lingkungan strategis lokal maupun nasional. Prinsip utama
dalam kegiatan perencanaan dan penganggaran adalah menyusun dan
menganggarkan prioritas kegiatan yang disepakati dengan tidak melebihi
kapasitas fiskal daerah. Dalam konteks pembangunan, dipahami bahwa

4
perencanaan pembangunan terdiri dari 4 ( empat ) tahapan yakni :
1.)Penyusunan rencana
2.)Penetapan rencana
3.) Pengendalian
pelaksanaan rencana
4.) Evaluasi
rencana

Untuk meningkatkan efisiensi dan efektifitas program serta mampu eksis


dan unggul dalam persaingan yang semakin ketat dalam lingkungan yang
berubah sangat cepat dewasa ini, maka suatu instansi pemerintah harus
terus menerus melakukan perubahan ke arah perbaikan. Perubahan
tersebut harus disusun dalam suatu tahapan yang konsisten dan
berkelanjutan, sehingga dapat meningkatkan akuntabilitas dan kinerja yang
berorientasi kepada pencapaian hasil.
Sebagai perwujudan dari semangat otonomi daerah, serta mengacu
kepada Undang-undang Nomor 11 Tahun 2009 tentang Kesejahteraan Sosial
dan Peraturan Daerah Kabupaten Ngawi Nomor 06 Tahun 2016 tentang
Pembentukan Perangkat Daerah Kabupaten Ngawi, maka Dinas Sosial
Kabupaten Ngawi mempunyai tugas “Melaksanakan urusan pemerintahan
daerah di bidang Sosial serta melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan
Bupati sesuai lingkup tugas dan fungsinya. Hal yang tidak dapat dipisahkan
dari perubahan paradigma yaitu pembangunan yang menekankan pada
peningkatan keterlibatan stakeholder dalam penyusunan perencanaan
pembangunan yang memiliki makna aspiratif / bottom-up yang tinggi dalam
kehidupan demokrasi tanpa terlepas dari aspek nasional, akseptabel, efisien,
efektif dan berkelanjutan.
Sebagai apresiasi dalam mewujudkan visi dan misi Pemerintah
Kabupaten Ngawi, Dinas Sosial dan Pemberdayaan Masyrakat Kabupaten
Ngawi menjabarkan visi dan misi tersebut dalam Rencana Strategis
Tahunan 2016 – 2021.

5
Rencana strategis ini menggambarkan pilihan program dan kegiatan
yang dapat dan harus dilaksanakan oleh jajaran Dinas Sosial dan
Pemberdayaan Masyarakat Kabupaten Ngawi yang mencakup kegiatan dan
sasaran yang mempunyai daya dorong kuat dan strategis terhadap
pencapaian program pembangunan Kabupaten Ngawi

6
2.2 Kesejahteraan Sosial
Kesejahteraan sosial merupakan perwujudan dari sila kelima Pancasila
perihal keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Pembukaan Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang mengamanatkan
Negara untuk melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah
Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa,
dan ikut melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan kemerdekaan,
perdamaian abadi dan keadilan sosial sebagai upaya mencapai tujuan bangsa
sesuai amanat dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945.
Permasalahan kesejahteraan sosial yang berkembang dewasa ini
menunjukkan bahwa ada warganegara yang belum terpenuhi hak atas
kebutuhan dasarnya secara layak karena belum memperoleh pelayanan sosial
dari Negara. Akibatnya, masih ada warga Negara yang mengalami hambatan
pelaksanaan fungsi sosial sehingga tidak dapat menjalani kehidupan secara
layak dan bermartabat. Kehidupan yang layak dan bermartabat merupakan
amanah Negara sesuai Pasal 34 Undang-Undang Dasar Negara Republik
Tahun 1945, bahwa Negara memelihara fakir miskin dan anak-anak terlantar,
mengembangkan sistem jaminan sosial bagi seluruh rakyat dan
memberdayakan masyarakat 1 Penjelasan Undang-Undang Nomor 11 Tahun
2009 tentang Kesejahteraan Sosial, yang lemah dan tidak mampu sesuai
dengan martabat kemanusiaan dan juga bertanggungjawab atas penyediaan
fasilitas pelayanan kesehatan dan fasilitas pelayanan umum yang baik.
Berdasarkan pasal tersebut maka Pemerintah maupun Pemerintah Daerah
sebagai wakil Negara bertanggunggjawab dalam memberikan rehabilitasi
sosial, jaminan sosial, pemberdayaan sosial, dan perlindungan sosial sebagai
perwujudan pelaksanaan kewajiban Negara dalam menjamin terpenuhinya hak
atas kebutuhan dasar warga negara terutama yang miskin dan tidak mampu.
Kewajiban Negara dalam menjamin terpenuhinya hak atas kebutuhan dasar
warganegaranya merupakan hak asasi manusia sebagaimana termaktub dalam
Bab XA Undang Undang Dasar 1945 tentang Hak Asasi Manusia khususnya

7
Pasal 28A, bahwa setiap orang berhak untuk hidup serta berhak
mempertahankan hidup dan kehidupannya.
Dalam Pasal 28G ayat (1) bahwa setiap orang berhak atas perlindungan
diri pribadi, keluarga, kehormatan, martabat dan harta benda yang di bawah
kekuasaannya, serta berhak atas rasa aman dan perlindungan dari ancaman
ketakutan untuk berbuat atau tidak berbuat sesuatu yang merupakan hak asasi.
Pasal 28H ayat (1) berisi ketentuan bahwa setiap orang berhak hidup sejahtera
lahir dan batin, bertempat tinggal dan mendapatkan lingkungan hidup yang
baik dan sehat serta berhak memperoleh pelayanan kesehatan dan ayat (3)
bahwa setiap orang berhak atas jaminan sosial yang memungkinkan
pengembangan dirinya secara utuh sebagai manusia yang bermartabat. Majelis
Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia,Undang Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945, Sekretariat Jenderal MPR RI 2013, hlm. 107.
3 Pengembangan manusia secara utuh dan bermartabat tidak dapat dilepaskan
dari upaya meningkatkan kesejahteraan sosial.
Kesejahteraan sosial sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 Undang-
Undang Nomor 11 Tahun 2009 tentang Kesejahteraan Sosial adalah kondisi
terpenuhinya kebutuhan material, spiritual, dan sosial warga negara agar dapat
hidup layak dan mampu mengembangkan diri, sehingga dapat melaksanakan
fungsi sosialnya. Hak setiap orang atas jaminan sosial yang memungkinkan
setiap orang berkembang secara utuh sebagai manusia yang bermartabat
hanya merupakan salah satu upaya peningkatan kesejahteraan sosial. Selain
jaminan sosial, Negara juga mempunyai kewajiban dalam peningkatan
kesejahteraan sosial dengan melaksanakan rehabilitasi sosial, pemberdayaan
sosial dan perlindungan sosial.
Jaminan sosial adalah skema yang melembaga untuk menjamin seluruh
rakyat agar dapat memenuhi kebutuhan dasar hidupnya yang layak.
Rehabilitasi sosial adalah proses refungsionalisasi dan pengembangan untuk
memungkinkan seseorang mampu melaksanakan fungsi sosialnya secara
wajar dalam kehidupan masyarakat. Pemberdayaan sosial adalah semua upaya
yang diarahkan untuk menjadikan warga negara yang mengalami masalah

8
sosial mempunyai daya, sehingga mampu memenuhi kebutuhan dasarnya.
Perlindungan sosial adalah semua upaya yang diarahkan untuk mencegah
dan menangani risiko dari guncangan dan kerentanan sosial. Undang-Undang
Nomor 11 Tahun 2009 tentang Kesejahteraan Sosial, Pasal 1. Keempat ruang
lingkup untuk meningkatkan kesejahteraan sosial tersebut mempunyai
cangkupan yang sangat luas dan dalam hal ini peran masyarakat baik
perseorangan, keluarga maupun kelompok dan masyarakat seperti organisasi
kemasyarakatan dan keagamaan, sangat diperlukan demi terselenggaranya
kesejahteraan sosial yang terarah, terpadu dan berkelanjutan. Demi
terselenggaranya kesejahteraan sosial yang terarah, terpadu dan berkelanjutan
diperlukan suatu pemahaman yang tepat terhadap tanggungjawab dan peranan
masing-masing unsur dalam hal ini pemerintah, masyarakat dan perorangan.
Pemahaman juga diperlukan untuk mengetahui secara benar siapa yang
menjadi subyek kesejahteraan sosial sebagaimana dimaksud dalam Undang-
Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945.
Dalam Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2009 tentang Kesejahteraan
Sosial Pasal 5 ayat (2) ditentukan bahwa penyelenggaraan kesejahteraan sosial
diprioritaskan kepada mereka yang memiliki kehidupan yang tidak layak
secara kemanusiaan dan memiliki kriteria masalah sosial antara lain masalah
kemiskinan, ketelantaran, kecacatan, keterpencilan, ketunaan sosial dan
penyimpangan perilaku dan korban bencana, korban tindak kekerasan,
eksploitasi dan diskriminasi. Di antaranya adalah korban perdagangan orang.

Kesejahteraan sosial sebagai suatu keadaan tatanan (tata kehidupan) yang


meliputi kehidupan material maupun spiritual, dengan tidak menempatkan satu
aspek lebih penting dari lainnya, tetapi lebih tetapi lebih mencoba melihat pada
upaya mendapatkan titik keseimbangan. Titik keseimbangannya adalah
keseimbangan antara aspek jasmaniah dan rohaniah, ataupun keseimbangan antara
aspek material dan spiritual.. Kesejahteraan sosial merupakan ilmu terapan, ilmu
yang saling meminjam dari disiplin ilmu lain, seperti psikologi, antropologi,
hukum, ekonomi dan disiplin ilmu lainnya.

9
Kesejahteraan sosial memiliki tiga kerangka nilai, meliputi Body of
knowledge (kerangka pengetahuan), Body of value (kerangka nilai) dan Body of
skills (kerangka keterampilan). Definisi Kesejahteraan Sosial menurut Suharto
(2010:3) adalah sebagai berikut : Kesejahteraan sosial adalah suatu institusi atau
bidang kesejahteraan yang melibatkan aktivitas terorganisir yang diselenggarakan
baik oleh lembagalembaga pemerintah maupun swasta yang bertujuan untuk
mencegah, mengatasi atau memberikan kontribusi terhadap pemecahan masalah
sosial, dan peningkatan kualitas hidup individu. Definisi tersebut menggambarkan
kesejahteraan sosial adalah suatu lembaga sosial yang beraktifitas atau yang
berperan penting dalam mencegah, mengatasi atau memberikan kontribusinya
dalam pemecahan masalah yang dihadapi oleh setiap individu, kelompok,
maupun masyarakat.
Adapun definisi kesejahteraan sosial yang lain menurut Suharto (2009:
154) adalah sebagai berikut : “Kesejahteraan sosial adalah kondisi terpenuhinya
kebutuhan material, spiritual dan sosial warga Negara agar dapat hidup layak dan
mampu mengembangkan diri, sehingga dapat melaksanakan fungsi sosialnya”.
Berdasarkan definisi tersebut maka kesejahteraan sosial merupakan keadaan untuk
memenuhi semua kebutuhan dari mulai material dan spiritual sehingga dapat
melaksanakan fungsi sosialnya dengan baik dan layak tanpa adanya halangan
apapun. Fungsi sosialnya tersebut dapat juga berupa sosialisasinya serta mobilitas
dalam kesehariannya. Definisi kesejahteraan sosial tentunya sangatlah beragam,
namun pada intinya seluruh definisi kesejahteraan sosial tersebut merujuk pada
keberfungsian sosial yang terjadi dalam upaya untuk dapat meningkatkan
kebutuhan dalam masyarakat. Salah satu definisi yang juga tidaklah jauh berbeda
dengan defisini kesejahteraan sosial yang telah dijelaskan diatas adalah definisi
kesejateraan sosial menurut UU No.6 Tahun 1974 Pasal 2 Ayat 1 yang
diperbaharui dalam UU No.11 Tahun 2009 yang dikutip oleh Fahrudin (2012: 10)
adalah sebagai berikut : Menyatakan bahwa kesejahteraan sosial adalah kondisi
terpenuhinya kebutuhan material, spiritual, dan sosial warga negara agar dapat
hidup layak dan mampu mengembangkan diri, sehingga dapat melaksanakan
fungsi sosialnya. Definisi di atas menjelaskan kesejahteraan sosial merupakan

10
suatu tata kehidupan yang bertujuan dengan pelayanan untuk individu, kelompok
dan masyarakat dalam memenuhi kebutuhan hidupnya sehingga dapat
melaksanakan fungsi sosialnya. 22

a. Tujuan Kesejahteraan Sosial


Tujuan kesejahteraan sosial yaitu untuk dapat mengembalikan
keberfungsian setiap individu, kelompok dan masyarakat dalam menjalani
kehidupan, yaitu dengan mengurangi tekanan dan goncangan yang dapat
meningkatkan kesejahteraan sosial.

Tujuan utama dari sistem kesejahteraan sosial yang sampai tingkat tertentu tercermin
dalam semua program kesejahteraan sosial menurut Schneiderman dalam
Fahrudin (2012:10) adalah sebagai berikut :
1. Untuk mencapai kehidupan yg sejahtera dalam arti tercapainya standar kehidupan
pokok seperti sandang, perumahan, pangan, kesehatan, dan relasi-relasi sosial
yang harmonis dengan lingkungannya.
2. Untuk mencapai penyesuaian diri yang baik khususnya dengan masyarakat di
lingkungannya, misalnya dengan menggali sumbersumber, meningkatkan, dan
mengembangkan taraf hidup yang memuaskan.

b. Fungsi-fungsi Kesejahteraan Sosial


Kesejahteraan sosial selain memiliki tujuan untuk mencapai kehidupan yang
layak bagi masyarakat, juga memiliki fungsi-fungsi yang berkaitan erat terhadap
keberfungsian sosial dalam kehidupan. Selain itu kesejahteraan sosial juga
memiliki fungsi khusus yang berkaitan dengan penyesuaian sosial dan relasi sosial
sehingga diharapkan peranan-peranan sosial yang terganggu dapat kembali sesuai
dengan apa yang diinginkan dan keberfungsian sosial masyarakat dapat kembali
normal.
Fungsi-fungsi kesejahteraan sosial menurut Friedlander dan Apte, (1982) dalam
Fahrudin, (2012: 12) adalah sebagai berikut :

11
1. Fungsi Pencegahan (preventive) Kesejahteraan sosial ditujukan untuk memperkuat
individu, keluarga, dan masyarakat supaya terhindar dari masalah-masalah sosial
baru.
2. Fungsi penyembuhan (curative) Kessejahteraan sosial ditujukan untuk
menghilangkan kondisi-kondisi ketidakmampuan fisik, emosional, dan sosial agar
orang yang mengalami masalah tersebut daapat berfungsi kembali secara wajar
dalam masyarakat.
3. Fungsi Pengembangan (development) Kesejahteraan sosial berfungsi untuk
memberikan sumbangan langsung ataupun tidak langsung dalam proses
pembangunan atau pengembangan tatanan dan sumber-sumber daya sosial dalam
masyarakat.
4. Fungsi Penunjang (supportive) Fungsi ini mencangkup kegiatan-kegiatan untuk
membantu mencapai tujuan sector atau bidang pelayanan kesejahteraan sosial.
Fungsi kesejahteraan sosial ini dapat di terapkan dalam praktik pekerja sosial
profesional dan dalam pemecahan masalah penyandang disabilitas yang tidak
dapat terlaksana kemandiriannya, upaya untuk memenuhi kemandirian
penyandang disabilitas pihak

c. Komponen Kesejahteraan Sosial


Kesejahteraan sosial selain memiliki tujuan dan fungsi yang sangat penting bagi yang
mempelajarinya, kesejahteraan sosial juga memiliki beberapa komponen –
komponen yang tidak kalah jauh penting.
Komponen-komponen tersebut menjadi suatu pembeda antara kesejahteraan sosial
dengan kegiatankegiatan lainnya, Dikutip dalam Fahrudin (2012: 16) komponen-
komponen dalam kesejahteraan sosial antara lain :
1) Organisasi formal Usaha kesejahteraan sosial terorganisasi secara formal dan
dilaksanakan oleh organisasi/badan sosial yang formal pula.
2) Pendanaan Tanggung jawab dalam kesejahteraan sosial bukan hanya tanggung
jawab pemerintah melainkan juga tanggung jawab masyarakat.
3) Tuntutan kebutuhan manusia Kesejahteraan sosial harus memandang kebutuhan
manusia secara keseluruhan, dan tidak hanya memandang manusia dari satu aspek

12
saja, hal inilah yang membedakan pelayanan kesejahteraan sosial dengan yang
lainnya. Pelayanan kesejahteraan sosial diadakan karena tuntutan kebutuhan
manusia.
4) Profesionalisme Pelayanan kesejahteraan sosial dilaksanakan secara profesional
berdasarkan kaidah ilmiah, terstruktur, sistematik, dan menggunakan metoda dan
teknik-teknik pekerjaan sosial dalam praktiknya
5) Kebijakan Pelayanan kesejahteraan sosial harus ditunjang oleh seperangkat
perundang-undangan yang mengatur syarat memperoleh, proses pelayanan dan
pengakhiran pelayanan.
6) Peran serta masyarakat Usaha kesejahteraan sosial harus melibatkan peran serta
masyarakat agar dapat berhasil dan memberi manfaat kepada masyarakat. Peran
serta masyarakat dalam hal ini adalah peran serta dari para penyandang disabilitas
untuk dapat turut serta berpartisipasi dalam mengikuti program peningkatan
kapasitas diri ini untuk meningkatkan keterampilannya.
7) Data dan informasi kesejahteraan sosial Pelayanan kesejahteraan sosial harus
ditunjang dengan data dan informasi yang tepat. Tanpa data dan informasi yang
tepat maka pelayanan akan tidak efektif dan tidak tepat sasaran.

d. Bidang-bidang Pelayanan Kesejahteraan Sosial


Dalam kesejahteraan sosial selain berfokus pada keberfungsian sosial yang terjadi di
masyarakat, ternyata kesejahteraan sosial juga memiliki beberapa bidang-bidang
pelayanan dalam usaha kesejahteraan sosial. Tentunya hal ini lebih menspesifikasi
fokus-fokus pelayanan yang terdapat dalam ilmu kesejahteraan sosial, fokus-fokus
pelayanan dari beberapa cakupan yang terdapat dalam kesejahteraan sosial juga
saling terkait erat antara satu dengan yang lainnya. Cakupan-cakupan tersebut
antara lain terdiri dari :
1) kesejahteraan anak dan keluarga
2) Kesejahteraan remaja dan generasi muda
3) kesejahteraan orang lanjut usia
4) pelayanan kesejahteraan sosial umum
5) pelayanan rekreasional

13
6) pelayanan sosial koreksional
7) pelayanan kesehatan mental
8) pelayanan sosial medis
9) pelayanan sosial bagi penyadang cacat
10) pelayanan sosial bagi wanita
11) pelayanan sosial perumahan dan lingkunganlembaga yang terkait perlu untuk
terlibat dalam memecahkan masalah tersebut.

2.3. Masalah Sosial


Pengertian Masalah Sosial Indonesia merupakan salah satu Negara berkembang di
Asia yang tentunya mempunyai banyak juga permasalahan sosial yang terjadi.
Tentunya permasalahan sosial yang terjadi dapat disebabkan oleh banyak hal,
tentunya hal tersebut dapat menyebabkan ketimpangan sosial sehingga dapat
mengganggu pada kehidupan bermasyarakat.
Menurut Kartono (1992; 1-2) dalam Huraerah (2008; 4), mendefinisikan
masalah sosial adalah “Situasi sosial yang dianggap oleh sebagian besar dari
warga masyarakat sebagai menganggu, tidak dikehendaki, berbahaya, dan
merugikan orang banyak”. Berdasarkan definisi diatas bahwa masalah sosial yang
terjadi akan berdampak pada terganggunya aktivitas ataupun hal lain yang
menyebabkan tidak berjalannya mobilitas atau sosialisasi dengan normal sehingga
merugikan bagi banyak orang dan mengganggu keberfungsian sosialnya.
Untuk mengatasi permasalahan tersebut dibutuhkan seorang pekerja sosial
agar keberfungsian sosial yang sebelumnya terganggu dapat berjalan sebagaimana
mestinya dan masalah-masalah sosial tersebut dapat teratasi.
Definisi masalah sosial juga dikemukakan oleh Rubbington et al (1981)
dalam bukunya The Study Of Social 39 Problem yang dikutip oleh Rudito (2008:
44), dalam hal itu Rubbington mendefinisikan masalah sosial adalah : Sebuah
situasi yang diduga bahwa situasi tersebut tidak cocok atau bertentangan dengan
nilai-nilai sejumlah orang atau komuniti,dan orang dalam komuniti tersebut
sepakat bahwa harus ada aksi yang dilakukan untuk merubah situasi tersebut.
Definisi diatas menjelaskan bahwa masalah sosial merupakan suatu situasi yang

14
tidak diharapkan orang atau komuniti, namun dalam kehidupan bermasyarakat
masalah sosial tidaklah dapat terpisahkan begitu saja. Tentunya masyarakat
haruslah memiliki cara untuk dapat mengatasi permasalahan sosial tersebut, salah
satunya adalah dengan adanya aksi ataupun kegiatan untuk dapat merubah hal
tersebut.
2.Pandangan tentang Masalah Sosial
Dalam masalah sosial terdapat 2 pandangan yang berbeda, pandangan tersebut
berasal dari persepsi yang dibedakan oleh kelas yang ada. Perbedaan persepsi
tersebut tentunya menimbulkan pandangan yang berbeda antara keduanya.
Pandangan tersebut yaitu :
1) Pandangan umum atau orang awam Pada pandangan ini orang awam dan
umum cenderung menanggapi masalah sosial sebagai suatu yang berkenaan
langsung dengan sendi kehidupan dirinya selaku anggota komuniti.
2) Pandangan para ahli Pada pandangan ini para ahli cenderung menanggapi
masalah sosial terjadi dikarenakan adanya faktor lain yang mendukung sehingga
terjadi suatu permasalahan sosial 40
3. Klasifikasi Masalah Sosial berdasarkan Sumbernya Masalah sosial timbul
karena adanya nilai-nilai ataupun perilaku yang tidak sesuai dengan norma-norma
yang berlaku dalam kehidupan bermasyarakat. Namun, dalam setiap masalah
sosial tentunya terdapat juga sumber-sumber permasalahan yang akan tentu
menjadi suatu akar permasalahan sehingga menjadi suatu masalah sosial. Masalah
sosial juga memiliki kualifikasi-kualifikasi seperti yang dikutip dalam Soekanto
(2012: 314) Klasifikasi masalah sosial berdasarkan sumber-sumbernya, yaitu :
1. Ekonomis (contoh : kemiskinan, pengangguran, dsb)
2. Biologis (contoh : penyakit)
3. Biopsikologis (contoh : penyakit saraf, bunuh diri, disorganisasi jiwa)
4. Kebudayaan (contoh : perceraian, kejahatan, kenakalan anak-anak, konflik
rasial, dan keagamaan) Berdasarkan klasifikasi-klasifikasi masalah sosial tersebut
dapat dipahami bahwa masalah sosial memiliki berbagai macam klasifikasi yang
berdasarkan dengan berbagai sumber-sumber yang ada dalam kehidupan
bermasyarakat. Tentunya hal tersebut menjadi suatu pembelajaran khususnya

15
untuk pemerintah maupun warga Negara agar permasalahan sosial yang ada dapat
diminimalisir

2.4 Landasan Hukum


Landasan hukum yang dipakai dalam menyusun RENSTRA Dinas
Sosial Kabupaten Ngawi Tahun 2016-2021 ini merupakan peraturan
perundang-undangan yang menjiwai setiap aktivitas yang dilaksanakan
oleh Dinas Sosial penyusunan dokumen-dokumen yang terkait dengan
Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional. Peraturan-peraturan
tersebut antara lain adalah sebagai berikut :
1. Undang-Undang Dasar 1945 pasal 27 ayat 2 dan Pasal 34;
2. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1974 tentang Ketentuan-
Ketentuan Pokok Kesejahteraan Sosial (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 1974 Nomor 53, Tambahan Lembaran
Negara Nomor 3039).
3. Undang-undang Nomor 4 Tahun 1979 tentang Kesejateraan Anak;
4. Undang-undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan
Anak;
5. Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara.
6. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan
Daerah sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan
Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008.
7. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan
Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Daerah.
8. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2005 tentang Sistem
Perencanaan Pembangunan Nasional.

16
9. Undang-undang Nomor 11 Tahun 2009 tentang Kesejahteraan
Sosial;
10. Peraturan Pemerintah Nomor 31 Tahun 1980 tentang
Penanggulangan Gelandangan dan Pengemis;
11. Peraturan Pemerintah RI Nomor : 42 Tahun 1981 tentang
Pelayanan Kesejahteraan Sosial bagi Fakir Miskin.
12. Peraturan Pemerintah RI Nomor : 43 Tahun 1998 tentang Upaya
Peningkatan Kesejahteraan Sosial Penyandang Cacat.
13. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang
Pedoman, Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan
Pemerintahan Daerah.
14. Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang Pembagian
Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah
Provinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten / Kota.
15. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2008 tentang Pedoman
Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah.
16. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan,
Tatacara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan
Rencana Pembangunan Daerah.
17. Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019.
18. Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 54
Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8
Tahun 2008 tentang Tahapan, Tatacara Penyusunan,
Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan
Daerah.
19. Peraturan Daerah Kabupaten Ngawi Nomor 2 Tahun 2016 tentang
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah tahun 2016-
2021;
20. Peraturan Daerah Kabupaten Ngawi Nomor 06 Tahun 2016
tentang Pembentukan Perangkat Daerah Kabupaten Ngawi

13
21. Peraturan Bupati Ngawi Nomor 38 Tahun 2016 tentang
Kedudukan, Hukum Organisasi, Tugas dan Fungsi serta
Tata Kerja Dinas Sosial Kabupaten Ngawi
2.5 Pelayanan
Pelayanan (customer service) secara umum adalah setiap kegiatan yang
diperuntukkan atau ditujukan untuk memberikan kepuasan kepada pelanggan,
melalui pelayanan ini keinginan dan kebutuhan pelanggan dapat terpenuhi.
Dalam Kamus Bahasa Indonesia dijelaskan bahwa pelayanan adalah
sebagai usaha melayani kebutuhan orang lain, sedangkan melayani yaitu
membantu menyiapkan (membantu apa yang diperlukan seseorang). pada
hakekatnya pelayanan adalah serangkaian kegiatan yang merupakan proses.
Sebagai proses pelayanan berlangsung secara rutin dan berkesinambungan
meliputi seluruh kehidupan orang dalam masyarakat, proses pemenuhan
kebutuhan melalui aktivitas orang lain. Menurut R.A Supriyono pelayanan adalah
kegiatan yang diselenggarakan organisasi menyangkut kebutuhan pihak
konsumen dan akan menimbulkan kesan tersendiri, dengan adanya pelayanan
yang baik maka konsumen akan merasa puas,dengan demikian pelayanan
merupakan hal yang sangat penting dalam upaya menarik konsumen untuk
menggunakan produk atau jasa yang ditawarkan.
Sedangkan definisi yang lain menyatakan bahwa pelayanan atau service
adalah setiap kegiatan atau manfaat yang diberikan suatu pihak kepada pihak
lainnya yang pada dasarnya tidak berwujud dan tidak pula berakibat pemilikan
sesuatu dan produksinya dapat atau tidak dapat dikaitkan dengan suatu produk
fisik. Selanjutnya Munir juga mengatakan pelayanan umum adalah kegiatan yang
oleh seseorang (sekelompok orang) dengan landasan faktor material melalui
sistem, prosedur dan metode dalam rangka usaha memenuhi kepentingan orang
lainya sesuai dengan haknya. Munir mengemukakan bahwa pelaksanaan
pelayanan dapat diukur, oleh karena itu dapat ditetapkan standar baik dalam
waktu yang diperlukan maupun hasilnya. Dengan adanya standar manajemen
dapatmerencanakan, melaksanakan, mengawasi dan mengevaluasi kegiatan
pelayanan agar hasil akhir memuaskan kepada pihak-pihak yang mendapatkan

13
pelayanan.
B. Bentuk-bentuk Pelayanan
Pelayanan dapat dikategorikan dalam tiga bentuk yaitu: layanan dengan lisan,
layanan dengan tulisan, layanan dengan perbuatan.
1. Layanan dengan lisan Layanan dengan lisan dilakukan oleh petugas-petugas
dibidang hubungan masyarakat (humas), bidang layanan informasi dan bidang-
bidang lain yang tugasnya memberikan penjelasan atau keterangan kepada
siapapun yang memerlukan.
2.. Layanan dengan tulisan Layanan dengan tulisan merupakan bentuk layanan
yang paling menonjol dalam pelaksanaan tugas. Tidak hanya dari segi jumlah
tetapi juga dari segi peranannya. Pada dasarnya pelayanan melalui tulisan tulisan
4Munir, Manajemen Pelayanan Umum, (Jakarta: Bumi Aksara, 2006), h. 275 26
cukup efisien terutama layanan jarak jauh karena faktor biaya. Agar layanan
dalam bentuk tulisan dapat memuaskan pihak yang dilayani, satu hal yang dapat
diperhatikan adalah faktor kecepatan, baik dalam pengolahan masalah maupun
proses penyelesaiannya, (pengetikannya, penandatanganannya, dan pengiriman
kepada yang bersangkutan).
3. Layanan dengan perbuatan Dilakukan oleh sebagian besar kalangan menegah
dan bawah. Karena itu faktor keahlian dan keterampilan petugas tersebut sangat
menetukan hasil perbuatan atau pekerjaan.
C. Dasar-dasar Pelayanan Seorang karyawan dituntut untuk memberikan
pelayanan yang prima kepada konsumen. Agar pelayanan yang diberikan dapat
memuaskan konsumen maka seorang karyawan diharapkan dapat melayani
keinginan dan kebutuhan konsumennya. Berikut ini dasar-dasar pelayanan yang
harus dipahami dalam memberikan pelayanan yaitu:
1. Berpakain dan berpenampilan bersih dan rapi.
2. Percaya diri, bersikap akrap dengan penuh senyum.
3. Menyapa dengan lembut dan berusaha menyebutkan nama jika sudah kenal
.4. Tenang, sopan, hormat, serta tekun mendengarkan setiap pembicaraan.
Berbicara dengan bahasa baik dan benar.
5. Bertanggung jawab sejak awal hingga selesai. Setiap perusahaan selalu ingin

13
dianggap terbaik dimata konsumennya. Konsumen pada intinya ingin diberikan
pelayanan yang terbaik, pelayanan yang baik harus diketahui oleh pihak
perusahaan sehingga keinginan konsumen dapat diberikan secara maksimal.
Adapun pelayanan yang baik adalah sebagai berikut:
a. Tersedia sarana dan prasarana yang baik Konsumen ingin dilayani prima, oleh
karena itu untuk melayani konsumen salah satu yang paling penting diperhatikan
adalah sarana dan prasarana yang tersedia.
b. Tersedianya karyawan yang baik Kenyamanan konsumen tergantung dari
petugas yang melayaninya. Petugas harus ramah, sopan, dan menarik, disamping
itu petugas harus cepat tanggap, pandai berbicara, menyenangkan serta pintar
c. Bertanggung jawab kepada konsumen sejak awal hingga selesai. Dalam
menjalankan kegiatan pelayanannya setiap karyawan harus mempu melayani dari
awal hingga selesai
d. Mampu melayani secara cepat dan tepat Dalam melayani konsumen
diharapkan petugas harus melakukannya sesuai prosudur. Layana yang diberikan
sesuai jadwal dan pekerjaan tentunya dan jangan membuat kesalahan dalam arti
pelayanan yang diberikan sesuai dengan keinginan konsumen.
e. Mampu berkomunikasi Petugas harus mampu berbicara kepada setiap
konsumen dan memahami keinginan konsumen, artinya petugas harus dapat
berkomunikasi dengan bahasa yang jelas dan mudah dimengerti, dan jangan
menggunakan istilah yang sulit dimengerti.
f. Berusaha memahami kebutuhan konsumen Petugas harus cepat tanggap apa
yang diinginkan konsumen, mengerti dan memahami keinginan dan kebutuhan
konsumen.

13
2.6 Kualitas Pelayanan
Kualitas merupakan suatu kondisi dinamis yang berpengaruh dengan
produk, jasa, manusia, proses dan lingkungan yang memenuhi atau melebihi
harapan (Tjiptono, 2001). Sehingga definisi kualitas pelayanan dapat diartikan
sebagai upaya pemenuhan kebutuhan dan keinginan konsumen serta ketepatan
penyampaiannya dalam mengimbangi harapan konsumen (Tjiptono,2007).
Kualitas pelayanan (service quality) dapat diketahui dengan cara
membandingkan persepsi para konsumen atas pelayanan yang nyata-nyata mereka
terima / peroleh dengan pelayanan yang sesungguhnya mereka harapkan /
inginkan terhadap atribut-atribut pelayanan suatu perusahaan. Jika jasa yang
diterima atau dirasakan (perceived service) sesuai dengan yang diharapkan, maka
kualitas pelayanan dipersepsikan baik dan memuaskan, jika jasa yang diterima
melampaui harapan konsumen, maka kualitas pelayanan dipersepsikan sangat
baik dan berkualitas.Sebaliknya jika jasa yang diterima lebih rendah daripada
yang diharapkan, maka kualitas pelayanan dipersepsikan buruk.
Menurut Kotler (2002:83) definisi pelayanan adalah setiap tindakan atau
kegi tan yang dapat ditawarkan oleh suatu pihak kepada pihak lain, yang pada
dasarnya tidak berwujud dan tidak mengakibatkan kepemilikan apapun.
Produksinya dapat dikaitkan atau tidak dikaitkan pada satu produk fisik.
Pelayanan merupakan perilaku produsen dalam rangka memenuhi kebutuhan dan
keinginan konsumen demi tercapainya kepuasan pada konsumen itu sendiri.
Kotler juga mengatakan bahwa perilaku tersebut dapat terjadi pada saat, sebelum
dan sesudah terjadinya transaksi. Pada umumnya pelayanan yang bertaraf tinggi
akan menghasilkan kepuasan yang tinggi serta pembelian ulang yang lebih sering.
Kata kualitas mengandung banyak definisi dan makna, orang yang berbeda akan
mengartikannya secara berlainan tetapi dari beberapa definisi yang dapat kita
jumpai memiliki beberapa kesamaan walaupun hanya cara penyampaiannya saja
biasanya terdapat pada elemen sebagai berikut:
1. Kualitas meliputi usaha memenuhi atau melebihkan harapan pelanggan.
2. Kualitas mencakup produk, jasa, manusia, proses dan lingkungan.
3. Kualitas merupakan kondisi yang selalu berubah.
Dari definisi-definisi tentang kualitas pelayanan tersebut dapat diambil
13
kesimpulan bahwa kualitas pelayanan adalah segala bentuk aktivitas yang
dilakukan oleh perusahaan guna memenuhi harapan konsumen. Pelayanan dalam
hal ini diartikan sebagai jasa atau service yang disampaikan oleh pemilik jasa
yang berupa kemudahan, kecepatan, hubungan, kemampuan dan keramahtamahan
yang ditujukan melalui sikap dan sifat dalam memberikan pelayanan untuk
kepuasan konsumen. Kualitas pelayanan (service quality) dapat diketahui dengan
cara membandingkan persepsi para konsumen atas pelayanan yang nyata-nyata
mereka terima / peroleh dengan pelayanan yang sesungguhnya mereka
harapkan/inginkan terhadap atribut-atribut pelayanan suatu perusahaan. Hubungan
antara produsen dan konsumen menjangkau jauh melebihi dari waktu pembelian
ke pelayanan purna jual, kekal abadi melampaui masa kepemilikan produk.
Perusahaan menganggap konsumen sebagai raja yang harus dilayani dengan baik,
mengingat dari konsumen tersebut akan memberikan keuntungan kepada
perusahaan agar dapat terus hidup.

13
BAB III
GAMBARAN UMUM DINAS SOSIAL NGAWI

3.1 Sejarah Dinas Sosial Ngawi


Dinas Sosial merupakan suatu intansi pemerintahan yang dipimpin oleh
Kepala Dinas yang berkedudukan di bawah dan bertanggungjawab kepada
Bupati melalui Sekretaris Daerah untuk melakukan tugasnya
sebagaipelaksana otonomi daerah dan pembantuan di bidang Sosial serta
tugas lainnyya yang diberikan oleh Bupati. Dinas Sosial Kabupaten Ngawi
sendiri terletak di Jalan Sukowati No. 11 Ngawi, Kelurahan Karangasri,
Kecamatan Ngawi.
Disebutkan dalam Peraturan Bupati Ngawi (Perbub) NO. 34 tahun 2019
pasal 4 tentang kewenangan yang dimiliki Dinas sosial, yakni:
a Rekomendasi ijin pengumpulan sumbangan dala daerah kabupaten.
b Pengembangan potensi sumber kesejahteraan sosial daerah kabupaten.
c Pembinaan lembaga konsultasi kesejahteraan keluarga
yang wilayah kegiatannya di daerah kabupaten.
d Pemulangan warga negara migran korban tindak kekerasan dari titik
debarkasi di daerah kabupaten untuk dipulangkan ke desa/kelurahan asal.
Rehabilitasi sosial bukan/tidak termasuk bekas korban penyalah
gunaan napza dan orang dengan human immunodeficiency
virus/acquired immunnodeficiency syndrom yang tidak memerlukan
rehabilitasi pada panti, dan rehabilitasi anak yang berhadapan dengan
hukum.
e Pemeliharaan anak-anak terlantar.
f Pendataan dan pengelolaan data fakir-miskin cakupan kabupaten
g Penyediaan kebutuhan dasardan pemulihan trauma bagi korban
bencana kabupaten.

13
h Pemeliharaan anak-anak terlantar.
i Pendataan dan pengelolaan data fakir-miskin cakupan kabupaten.
j Penyediaan kebutuhan dasardan pemulihan trauma bagi korban bencana
kabupaten

13
Gambar 1
Kantor Dinas Sosial Ngawi

Sumber : Arsip Dinas Sosial Ngawi

13
Gambar 2
Foto kepala Dinas Sosial dan karyawannya

Sumber : Arsip Dinas Sosial Ngawi

Sumber : Arsip Dinas Sosial Ngawi

13
3.1 Visi Misi dan Tujuan Dinas Sosial Ngawi
1. VISI
Visi adalah cara pandang ke depan kearah mana Dinas Sosial Ngawi
harus dibawa agar eksis, antisipasif, dan inovatif. Jadi Visi adalah
pandangan ideal masa depan yang ingin diwujudkan Instansi Pelayanan
Masyarakat. Pernyataan Visi ini merupakan gambaran yang menantang
tentang keadaan masa depan yang ingin dicapai oleh Dinas Sosial
Ngawi. Visi Dinas Soaial Ngawi adalah sebagai berikut :
”Ngawi Sejahtera, Berakhlak Berbasis Pedesaan Sebagai Barometer Jawa
Timur”

2. MISI
Misi dari Dinas Sosial Kabupaten Ngawi adalah:
a Menanggulangi kemiskinan secara terpadu ddan berkelanjutan.
b Meningkatkan pelayanan dasar bidang pendidikan dan kesehatan
yang berkualitas serta berdaya saing.
c Meningkatkan kuwalitas infrastruktur sesuai dengan daya dukung
lingkungan dan fungsi ruang.
d Mengembangkan iklim usaha dan ekonomi kerakyatan berbasis
agraris.
e Pembaharuan tata kelola Pemerintah Daerah dan Desa serta
pelayanan publik yang baik, bersih dan akunttabel serta peningkatan
kesejahteraan aparatur pemerintah melalui peninkatan kinerja.
f Meningkatkan budaya yang berlandaskan kearifan dan keagamaan
dalam suasana yang kondusif..
g Meningkatkan kondusifitas daerah dalam mendukung,
menyelenggarakan pemerintahan, pembangunan, kemasyarakatan
dan pemberdayaan sebagai barometer pembangunan di Jawa Timur.
3. TUJUAN

1. Mengembangkan kesadaran, kemampuan, tanggungjawab dan peran


aktif masyarakat dalam menangani permasalahan sosial di lingkungannya

13
serta memperbaiki kualitas hidup dan kesejahteraan PMKS
2. Meningkatkan mutu dan profesionalisme pelayanan sosial melalui
pengembangan alternatif-alternatif intervensi dibidang kesejahteraan
sosial, peningkatan kemampuan dan kompentensi pekerja sosial dan
kemasyarakatan lainnya
3. Terlindungnya masyarakat dari dampak peyelenggaraan pembangunan
dan perubahan sosial yang cepat melalui wardah jaringan kerja
4. Menyediakan data dan informasi yang benar dan bertanggungjawab
kepada masyarakat dan dunia usaha
5. Meningkatkan furngsi koordinasi jaringan kelembagaan dalam upaya
pembentukan keterpaduan pengendaliaan masalah-masalah sosial.

4. BUDAYA KERJA

a. Religius
Berkerja dengan niat ibadah untuk memberikan pelayanan yang terbaik serta
nilai-nilai religi dalam setiap pekerjaan.
b. Profesional
Bekerja dengan cerdas dan terampil sesuai dengan standar profesi,Sselalu
mengikuti perkembangan terkini.
c. Tanggung Jawab
Disiplin dan bertanggung jawab terhadap amanah yang diberikan, bisa
berkerjasama dan mencari solusi untuk mengatasi masalah yang dihadapi.
d. Jujur
Kesesuaian antara lisa, hati, dan perbuatan, tidak berbohong serta tidak
melanggar hak orang lain.
e. Bersahabat
Ramah, sopan, saling menghargai dan selalu memperhatikan nilai-nilai
agama, norma, dan susila.

13
3.2 Struktur Organisasi
Berdasarkan Peraturan Bupati Ngawi Nomor 34 Tahun 2019 tentang
Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas Dan Fungsi Serta Tata Kerja Dinas
Sosial Tipe B Kabupaten Ngawi, maka jabatan structural pada Dinas Sosial
Kabupaten Ngawi sebagai berikuit:
a) Kepala DinasSekretariat
1) Sub Bagian Perencanaaan dan Keuangan
2) Sub Bagian Umum
b) Bidang Perlindungan dan Jaminan Sosial
1) Seksi Perlindungan Sosial Korban Bencana Alam
2) Seksi Perlindungan Sosial Korban Bencana Sosial
3) Seksi Jaminan Sosial Keluaraga

c) Bidang Rehabilitasi Sosial


1) Seksi Rehabilitasi Sosial Anak dan Lanjut Usia
2) Seksi Rehabilitasi Sosial Penyandang Disabilitas
3) Seksi Rehabilitasi Sosial Tuna Sosial dan Korban Perdagangan
Orang

d) Bidang Pemberdayaan Sosial dan Penanganan Fakir Miskin


1) Seksi Identifikasi dan Penguatan Kapasitas
2) Seksi Pemberdayaan Masyarakat
3) Seksi Kelembagaan, Kepahlawanan dan Restorasi Sosial
e) Kelompok Pejabat Fungsional

13
Gambar 3. Struktur Organisasi Dinas Sosial Kabupaten Ngawi

KEPALA

Sekertariat

Sub Bagian Sub Bagian


Perencanaan dan Umum
keuangan

Bidang Bidang Bidang


perlindungan dan Rehabilitasi Sosial Pemberdayaan Sosial
Jaminan Sosial dan Penanganan
Fakir Miskin

Seksi Seksi Seksi


Kelompok
Perlindungan Sosial Rehabilitasi Identifikasi dan
Jabatan
Korban Bencana Sosial SosialAnak dan Lanjut Penguatan
Fungsional

Seksi Seksi Seksi

Perlindungan SOsial Rehabilitasi Sosial Pemberdayaan


Korban Bencana Alam Penyandang Masyarakat
Disabilitas

Seksi
Seksi Seksi
Kelembagaan
Jaminan Sosial Rehabilitasi Sosial
Kepahlawanan
Keluarga Tuna Sosial & Korban
dan Restorasi
Perdagangan Orang

13
2. Tugas Pokok
a. Kepala Dinas
Dinas Sosial Kabupaten Ngawi mempunyai tugas pokok yakni
melaksanakan Sebagian tugas pokok sesuai kebijakan Bupati dan
Peraturan Perundang-undangan yang berlaku, merumuskan
kebijaksanaan, mengoordinasikan, dan mengendalikan tugas-tugas
dinas.
Dalam melaksanakan tugas sebagaiamana dimaksud dalam
PERBUB Ngawi No. 34 pasal 4 Tahun 2019, Kepala Dinas
Menyelanggarakan:
1) Perumusan kebijakan daerah di bidang perlindungan dan jaminan
sosial, bidang rehabilitasi sosial, dan bidang penanganan fakir
miskin dan pemberdayaan sosial.
2) Pelaksanaan kebijakan daerah di bidang perlindungan dan jaminan
sosial, bidang rehabilitasi sosial, dan bidang penanganan fakir
miskin dan pemberdayaan sosial.
3) Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan daerah di bidang perlindungan
dan jaminan sosial, bidang rehabilitasi sosial, dan bidang
penanganan fakir miskin dan pemberdayaan sosial.
4) Pelaksanaan administrasi dinnnas daerah di bidang perlindungan
dan jaminan sosial, bidang rehabilitasi sosial, dan bidang
penanganan fakir miskin dan pemberdayaan sosial
5) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupatii sesuai dengan
tugas dan fungsinya.

b. Sekretariat
Sekretariat mempunyai tugas melaksanakan urusan perencanaan,
keuangan dan umum sertatugas-tugas lain yang diberikan oleh
Kepala Dinas Sosia sesuai dengan bidang tugasnya.
Untuk melaksanakan tugas tersebut, sekretariat menyelenggarakan
fungsi :

13
1. Penyusunan bahan kebijakan di bidang perencanaan, pelaporan,
penatausahaan keuangan, urusan umum dan kepegawaian.
2. Pelaksanaan penyusunan perencanaan dan pelaporan.
3. Penatausahaan keuangan.
4. Penyelenggaraan urusan umum dan kepegawaian.
5. Pengkoordinasian pelaksanaan tugas-tugas bidang dan UPT.
6. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan atasan sesuai dengan
tugas dan fungsinya.

c. Sub Bagian Perencanaan dan Keuangan mempunyai tugas:

Subbagian Perencanaan dan Keuangan mempunyai uraian tugas


sebagai berikut :
1. Menyusun bahan penyusunan renstra, Renja, RKA dan
DPA Dinas Sosial sesuai lingkup tugasnya;
2. Melaksanakan DPA Dinas Sosial sesuai lingkup tugasnya;
3. Menghimpun bahan dan menyusun Renstra, Renja, RKA
dan DPA Dinas Sosial;
4. Mengoordinasikan penyusunan Renstra, Renja, RKA dan
DPA Dinas Sosial;
5. Melaksanakan kegiatan monitoring, pengendalian dan
evaluasi pelaksanaan DPA, tugas dan fungsi Dinas Sosial;
6. Menghimpun bahan dan menyusun LAKIP, LPPD, IPPD
dan bahan LKPJ Dinas Sosial;
7. Menyusun anggaran kas Dinas Sosial;
8. Memproses pengajuan SPD dan SPM Dinas Sosial;
9. Mempersiapkan pengajuan surat permohonan membayar,
surat permohonan penyediaan dana, dan surat pencairan
dana Dinas Sosial;

13
d. Bidang Perlindungan dan Jaminan Sosial
Bidang Perlindungan dan Jaminan Sosial mempunyai tugas
melaksanakan Sebagian tugas Dinas Sosial di Bidang Perlindungan
dan Jaminan Sosial serta tugas-tugas lain yang diberikan oleh
Kepala Dinas sesuai dengan bidang tugasnya.
Untuk melaksanakan tugas tersebut, bidang perlindungan dan jaminan
sosial menyelenggarakan fungsi :

1. Penyusunan bahan kebijakan teknis di bidang perlindungan social


dan jaminan sosial
2. Pemberian perlindungan sosial korban bencana alam dan sosial
3. Pengelolaan dan manajemen logistik bencana.
4. Pelayanan publik terhadap penerima program jaminan sosial.
5. Penghimpunan dan pengelolaan data PMKS dan PSKS serta data
pendukung lainnya.
6. Pembinaan kesadaran dan tanggungjawab sosial masyarakat.
7. Pembinaan peran serta masyarakat dalam usaha kesejahteraan sosial.
8. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan atasan sesuai dengan tugas
dan fungsinya.

e. Bidang Rehabilitasi Sosial


Bidang Rehabilitasi Sosial mempunyai tugas melaksanakan
Sebagian tugas Dinas Sosial di Bidang Rehabilitasi Sosial serta
tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan
bidang tugasnya.
Untuk melaksanakan tugas tersebut, bidang rehabilitasi sosial
menyelenggarakan fungsi :

1. Penyusunan bahan kebijakan teknis di bidang rehabilitasi sosial.

13
2. Melaksanakan program rehabilitasi sosial
3. Pelayanan terhadap permasalahan anak dan lanjut usia.
4. Pemberian pelayanan terhadap penyandang diabilitas dan
masyarakat yang mengalami ketunaan sosial.
5. Pemberian pelayanan terhadap korban tindak kekerasan (KTK) dan
Korban Perdagangan Orang (KPO)
6. Pengembangan terhadap lembaga kesejahteraan sosial(LKS).
7. Upaya penanaman nilai-nilai keperintisan, kepahlawanan,
kesetiakawanan dan restorasi sosial.
8. Pembinaan peran serta masyarakat dan lembaga kesejahteraan sosial
(LKS) dalam usaha kesejahteraan sosial.

f. Bidang Pemberdayaan Sosial dan Penanganan Fakir Miskin


Bidang Pemberdayaan Sosial dan Penanganan Fakir Miskin
mempunyai tugas melaksanakan Sebagian tugas Dinas Sosial di
Bidang Pemberdayaan Sosial dan Penanganan Fakir Miskin serta
tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan
bidang tugasnya.
Untuk menyelenggarakan fungsi tersebut, seksi penanganan
pemberdayaan sosial dan fakir miskin mempunyai tugas :

1. Menyusun bahan kebijakan teknis dibidang penanganan fakir


miskin.
2. Melakukan pemetaan kemiskinan perkotaan.
3. Malakukan identifikasi kebutuhan dan perencanaan penanganan
kemiskinan bagi fakir miskin.
4. Memberikan pelayanan dan bimbingan sosial kepada fakir miskin/
keluarga kurang mampu dan wanita rawan sosial ekonomi.

13
5. Melaksanakan pengawasan program penanganan fakir miskin
6. Melaksanakan kegiatan vokasional dan peningkatan pengetahuan

NO NAMA BARANG JUMLAH


1. Mobil Dinas 7 unit
2. Komputer 50 unit
3. Kendaraaan Dinas Roda 2 3 Unit
4. Laptop 9 Unit
5. PC 5 Unit
6. Printer 10 Unit
7. Meja 60 Buah
8. Kursi 60 Buah
9. Lemari 10 Buah
10 Filling 5 Buah

Kelompok Jabatan Fungsional merupakan berbagai kelompok yang

3.3 Aset/modal dinas sosial

Berikut ini Jenis dan Jumlah Aset Dinas Sosial Kabupaten Ngawi
berikut terlampir Tabel Aset dan Modal Dinas Sosial Kabupaten Ngawi
. Tabel Aset dan Modal Dinas Sosial Kabupaten Ngawi

13
13
3.4 KINERJA PELAYANAN DINAS SOSIAL

Kinerja Pelayanan Dinas Sosial yang dilaksanakan adalah:


1. Koordinasi / kerjasama dengan instansi terkait dan
organisasi / lembaga sosial di Bidang Sosial.
2. Pemberdayaan Penyandang Masalah Kesejahteraan
Sosial (PMKS) melalui fasilitasi,
pembinaan/bimbingan, monitoring, supervisi,
konsultasi di bidang sosial.
3. Identifikasi dan Penanganan Penyandang Masalah
Kesejahteraan Sosial (PMKS)

13
4. Fasilitasi Pemberdayaan Komunitas Adat Terpencil (KAT).
5. Pemberian Pelayananan kepada masyarakat lanjut usia (lansia)
kurang produktif.
6. Pemberian bantuan perbaikan rumah tidak layak huni kepada
rumah tangga miskin.
7. Pemberian bantuan dalam rangka rehabilitasi sosial kepada
penyandang cacat.
8. Pembinaan generasi muda melalui KUBE Karang Taruna.
9. Penanggulangan Korban Bencana.

3.5 STRATEGI

Program adalah instrumen kebijakan yang berisi satu atau lebih kegiatan
yang dilaksanakan oleh instansi pemerintah/lembaga untuk mencapai sasaran
dan tujuan atau kegiatan masyarakat yang dikoordinasikan oleh instansi
pemerintah.
Berdasarkan strategi dan kebijakan, selanjutnya ditetapkan sejumlah program
prioritas yang akan dilaksanakan sesuai dengan tugas dan fungsi Dinas Sosial
Kabupaten Ngawi sebagai upaya untuk mewujudkan visi organisasi melalui
perwujudan sasaran-sasaran misi yang telah ditetapkan. Rencana Program
Kegiatan tersebut dikelompokkan atas dua bagian yaitu Unsur Pendukung dan
Program Substansi

1. Unsur Pendukung

Sekretariat sebagai unsur pendukung berlangsungnya kegiatan Dinas Sosial


Kabupaten Ngawi memiliki Program dan kegiatan sebagai berikut:
A. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran;
1. Penyediaan Jasa Surat Menyurat

13
2. Penyediaan Jasa Komunikasi, Sumber Daya air dan Listrik
3. Penyediaan Peralatan dan bahan Kebersihan Kantor
4. Penyediaan Alat Tulis Kantor
5. Penyediaan Barang Cetakan Dan Penggandaan
6. Penyediaan Komponen Instalasi Listrik/Penerangan
7. Penyediaan Makanan dan Minuman
8. Rapat-rapat koordinasi dan konsultasi ke luar daerah
9. Rapat-rapat Koordinasi dan Konsultasi ke dalam Daerah
10. Pembuatan Perda
11. Penyusunan RKA, LPPD, Renstra, Renja, Lakip.
12. Peningkatan Kapasitas SDM ASN

B. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur;


1. Pengadaan Kendaraan Dinas/Operasional
2. Pengadaan Perlengkapan gedung kantor
3. Pengadaan Peralatan Kantor
4. Pemeliharaan rutin/berkala gedung kantor
5. Pemeliharaan rutin/berkala Kendaraan Dinas/Operasional
6. Pemeliharaan rutin/Berkala perlengkapan gedung kantor

2. Program Substansi

13
A. Program Pemberdayaan Kelembagaan Kesejahteraan Sosial
Program ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan dan
keberdayaan sosial keluarga fakir miskin, Komunitas Adat Terpencil
(KAT) dan penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS) lainnya.
Kegiatan:
1. Operasional PKH
2. Pembinaan dan Pemantapan Pendamping dan Operator Program
Keluarga Harapan Kabupaten
3. Pembinaan Taruna Siaga Bencana (TAGANA)
4. Pembinaan dan Operasional Tenaga Kesejahteraan Sosial dan
Kecamatan (TKSK)
5. Lomba Paduan Suara Lansia
6. Pengadaan Pakaian TAGANA
7. Bantuan Operasional Lembaga Komisi Daerah Lansia
8. Peningkatan Peran Aktif KUBE Karang Taruna
9. Bantuan Operasioanal kepada Lembaga Kesejahteraan Sosial

B. Program Pemberdayaan Fakir Miskin, Komunitas Adat


Terpencil (KAT) dan Penyandang Masalah Kesejahteraan
(PMKS) lainnya.

1. Bantuan Perbaikan Rumah Tidak Layak Huni (RTLH)


2. Pengembangan KUBE Fakir Miskin
3. Pemberdayaan Warga Komunitas Adat Terpencil (KAT) melalui
KUBE
4. Monitoring dan Operasional Penanggulangan Bencana
5. Monitoring, Evaluasi dan Pengendalian Bidang Pelayanan dan
Rehabilitasi Sosial
6. Monitoring, Evaluasi dan Pengendalian Bidang Pemberdayaan dan
Bantuan Sosial
7. Penyuluhan Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba

13
8. Bantuan Tali Asih kepada Legiun Veteran Republik Indonesia
(LVRI)
9. Pengembangan Bakat dan Keterampilan Anak Terlantar
10. Biaya Operasional Personil Verifikasi dan Validasi PMKS
11. Koordinasi Program Keluarga Harapan (PKH) antar Leading Sector
12. Pembinaan LK3 Pemberian Bantuan Sembako bagi Keluarga yang
terkena musibah bencana

C. Program Pelayanan dan Rehabilitasi Kesejahteraan Sosial


Program ini bertujuan untuk membangun fasilitas bagi Penyandang
Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) khususnya bagi Penyandang
Cacat Jiwa.
Kegiatan:
1. Pembangunan Sarana dan Prasarana Sosial;
2. Pembangunan Gudang Buffer Stock;
3. Bantuan Jambanisasi bagi keluarga tidak mampu;
4. Pembinaan dan Pemberian Bantuan kepada Lanjut Usia
(LANSIA);
5. Penertiban terhadap penyandang cacat jiwa dan Penyakit Sosial
lainnya;
6. Penanganan Mayat Terlantar;
7. Rehabilitasi Penyandang Cacat Fisik untuk masyarakat kurang
mampu di Kabupaten Humbang Hasundutan;
8. Bedah Kamar Lansia Terlantar (Tempat tidur, Kasur, Bantal,
Selimut, Lemari Pakaian).
9. Bantuan Peralatan Sekolah Terhadap Keluarga Miskin TK dan
SD.
10. Verifikasi Validasi Data Penerima Bantuan Iuaran (PBI),
Daerah, Provinsi dan Pusat.

13
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat penulis jelaskan selama melakukan
magang di Dinas Sosial Ngawi, sebagai berikut :
Dalam melaksanakan tugas sebagaiamana dimaksud dalam
PERBUP Ngawi No. 34 pasal 4 Tahun 2019, Kepala Dinas
Menyelanggarakan:
2) Perumusan kebijakan daerah di bidang perlindungan dan jaminan
sosial, bidang rehabilitasi sosial, dan bidang penanganan fakir
miskin dan pemberdayaan sosial.
3) Pelaksanaan kebijakan daerah di bidang perlindungan dan jaminan
sosial, bidang rehabilitasi sosial, dan bidang penanganan fakir
miskin dan pemberdayaan sosial.
4) Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan daerah di bidang perlindungan
dan jaminan sosial, bidang rehabilitasi sosial, dan bidang
penanganan fakir miskin dan pemberdayaan sosial.
5) Pelaksanaan administrasi dinnnas daerah di bidang perlindungan dan
jaminan sosial, bidang rehabilitasi sosial, dan bidang penanganan
fakir miskin dan pemberdayaan sosial.
6) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupatii sesuai dengan
tugas dan fungsinya.
4.2. Saran
1.Fakultas
Saran penulis terhadap fakultas ialah semoga kegiatan atau mata kuliah magang
terus ada, karena akan memberikan mahasiswa pengalaman untuk memasuki
dunia kerja.
2. Dinas Sosial Ngawi
Penulis memberikan saran kepada Dinas Sosial Ngawi agar lebih meningkatkan
pelayanan pada masyarakat guna memberikan kepuasan kepada warga
khususnya masyarakat ngawi.

13
DAFTAR PUSTAKA

Pedoman Makalah Magang, Fakultas Ekonomi, Universitas Soerjo Ngawi, 2020.


http://eprints.iain-surakarta.ac.id/442/1/Full%20text_161211168.pdf

https://ngawikab.go.id/dinas/dinas-sosial-tenaga-kerja-dan-transmigrasi/
ngawikab.bps.go.id (diakses 10 Oktober 2019)

https://info.metrokota.go.id/dinas-sosial-tenaga-kerja-dan-pemberdayaan-
masyarakat/

http://repository.unpas.ac.id/31050/3/BAB%20II.pdf

13

Anda mungkin juga menyukai