Anda di halaman 1dari 8

Hak Pasien dan Keluarga (HPK)

1. Pengertian HPK

Rumah sakit menghormati hak pasien, dan dalam kondisi tertentu juga hak keluarga
pasien untuk memiliki hak prerogatif untuk menentukan apa saja informasi tentang
perawatan yang dapat dibagikan ke keluarga pasien atau orang lain.

Hasil pelayanan pasien akan bertambah baik bila pasien dan keluarga yang tepat atau
mereka yang berhak mengambil keputusan diikut sertakan dalam keputusan pelayanan
dan proses yang sesuai harapan budaya, psikososial dan nilai spiritual.

Kandungan dalam standar akreditasi RS tentang Hak Pasien dan Keluarga (HPK)
sebagai berikut;

1. Mengidentifikasi, melindungi dan meningkatkan hak pasien


2. Memberitahukan pasien tentang hak mereka
3. Melibatkan keluarga pasien, bila memungkinkan, dalam keputusan tentang
pelayanan pasien
4. Mendapatkan persetujuan tindakan (informed consent)
5. Mendidik staf tentang hak pasien.
6. Dasar Hukum HPK
7. UU No. 8 tahun 1999 tentand Perlindungan Konsumen
8. UU No. 44/2009 pasal 32 tentang Hak Pasien di Rumah Sakit
9. Standar hak pasien dan keluarga (HPK), sebagai berikut;
10.Hak Pasien

 Standar HPK 1

Rumah sakit bertanggung jawab untuk memberikan proses yang mendukung hak
pasien dan keluarganya selama dalam pelayanan.

Salah satu elemen penilaian adalah Rumah Sakit menghormati hak pasien dan dalam
beberapa situasi hak istimewa keluarga pasien, untuk menentukan informasi apa saja
yang berhubungan dengan pelayanan yang boleh disampaikan kepada keluarga atau
pihak lain, dalam situasi tertentu. Misalnya, pasien mungkin tidak mau diagnosisnya
diketahui keluarga.
 Standar HPK 1.1

Pelayanan dilaksanakan dengan penuh perhatian dan menghormati nilai-nilai pribadi


dan kepercayaan pasien.

Setiap pasien memiliki nilai-nilai dan kepercayaan yang bersumber pada budaya,
agama atau dirinya sendiri dan membawanya kedalam proses pelayanan. Oleh karena
itu keteguhan memegang nilai dan kepercayaan dapat mempengaruhi bentuknya pola
pelayanan dan cara pasien merespon. Sehingga setiap praktisi pelayanan kesehatan
harus berusaha memahami asuhan dan pelayanan yang diberikan dalam konteks nilai-
nilai dan kepercayaan pasien.

 Standar HPK 1.1.1

Rumah sakit mempunyai proses untuk berespon terhadap permintaan pasien dan
keluarganya untuk pelayanan rohani atau sejenisnya berkenaan dengan agama dan
kepercayaan pasien.

Proses tersebut dapat dilaksanakan melalui staf bidang kerohanian, dari sumber lokal
atau sumber rujukan keluarga. Proses merespon dapat lebih rumit, misalnya, rumah
sakit atau negara tidak mengakui sumber agama atau kepercayaan tertentu yang justru
diminta.

 Standar HPK 1.2

Pelayanan menghormati kebutuhan privasi pasien.

Privasi pasien penting, khususnya pada waktu wawancara klinis, pemeriksaan,


prosedur/ tindakan, pengobatan, dan transportasi. Pasien mungkin menghendaki
privasi dari staf lain, dari pasien yang lain, bahkan dari keluarganya, mereka juga
tidak bersedia difoto, direkam atau berpartisipasi dalam wawancara survei akreditasi.
Jadi, ketika staf memberikan pelayanan kepada pasien, mereka perlu menanyakan
kebutuhan dan harapan pasien terhadap privasi dalam kaitan dengan asuhan atau
pelayanan. Komunikasi antara staf dan pasien membangun kepercayaan sehingga
terbentuknya komunikasi terbuka dan tidak perlu didokumentasi.

 Standar HPK 1.3

Rumah sakit mengambil langkah untuk melindungi barang milik pasien dari pencurian
atau kehilangan.
Ada proses mencatat nilai barang tersebut dan memastikan barang tersebut tidak akan
hilang atau dicuri. Proses ini berlaku bagi barang milik pasien emergensi, pasien
bedah rawat sehari, pasien rawat inap dan pasien yang tidak mampu mengamankan
barang miliknya dan mereka yang tidak mampu membuat keputusan mengenai barang
pribadinya.

 Standar HPK 1.4

Pasien dilindungi dari kekerasan fisik.

Rumah sakit bertanggung jawab melindungi pasien dari kekerasan fisik oleh
pengunjung, pasien lain dan staf rumah sakit. Tanggung jawab ini terutama bagi bayi,
anak-anak, lanjut usia dan lainnya yang tidak mampu melindungi dirinya atau
memberi tanda untuk minta bantuan. Rumah sakit berupaya mencegah kekerasan
melalui prosedur investigasi pada setiap orang yang tidak memiliki identifikasi,
monitoring lokasi yang terpencil atau terisolasi di rumah sakit dan secara cepat
bereaksi terhadap mereka yang berada dalam bahaya kekerasan.

 Standar HPK 1.5

Anak-anak, individu yang cacat, lanjut usia dan lainnya yang berisiko mendapatkan
perlindungan yang layak.

Kelompok pasien lemah seperti anak-anak, pasien yang cacat, lanjut usia dan populasi
pasien berisiko, pasien koma dan mereka dengan gangguan mental atau emosional,
bila berada di rumah sakit akan dilindungi dari kekerasan fisik, selian itu perlindungan
diperluas juga untuk masalah keamanan yang lain, seperti perlindungan dari
penyiksaan, kelalaian asuhan, tidak dilaksanakannya pelayanan, atau bantuan dalam
kejadian kebakaran.

 Standar HPK 1.6

lnformasi tentang pasien adalah rahasia.

lnformasi tersebut dapat dalam bentuk tulisan di kertas atau rekaman elektronik atau
kombinasi. Rumah sakit menghormati informasi tersebut sebagai hal yang bersifat
rahasia dan telah menerapkan kebijakan dan prosedur untuk melindungi informasi
tersebut dari kehilangan dan penyalahgunaan sebagaimana diatur dalam  undang-
undang dan peraturan.
Staf menghormati kerahasiaan pasien dengan tidak memasang/memampang  informasi
rahasia pada pintu kamar pasien, di nurse station dan tidak membicarakannya di
tempat umum. Staf mengetahui undang-undang dan peraturan tentang tata kelola
kerahasiaan informasi dan memberitahukan pasien tentang bagaimana rumah sakit
menghormati kerahasiaan informasi. Pasien juga diberitahu tentang kapan dan pada
situasi bagaimana informasi tersebut dapat dilepas dan bagaimana meminta izin untuk
itu.

 Standar HPK 2

Rumah sakit mendukung hak pasien dan keluarga untuk berpartisipasi dalam proses
pelayanan.

Misalnya; pembuatan keputusan tentang pelayanan, bertanya tentang pelayanan, dan


bahkan menolak prosedur diagnostik dan pengobatan serta  untuk mencari second
opinion/ pendapat kedua tanpa takut untuk berkompromi dalam hal pelayanan, baik di
dalam maupun dil luar rumah sakit.

 Standar HPK 2.1

Rumah sakit membertahu pasien dan keluarga, dengan cara dan bahasa yang dapat
dimengerti tentang proses bagaimana mereka akan diberitahu tentang kondisi medis
dan setiap diagnosis pasti, bagaimana mereka ingin dijelaskan tentang rencana
pelayanan dan pengobatan, serta bagaimana mereka dapat berpartisipasi dalam
keputusan pelayanan, bila mereka memintanya.

Misalnya; pasien dan keluarga perlu memahami proses di rumah sakit dalam
mendapatkan persetujuan dan untuk pelayanan apa, tes, prosedur dan pengobatan
yang perlu persetujuan mereka.

 Standar HPK 2.1.1

Rumah sakit memberitahu pasien dan keluarganya tentang bagaimana mereka akan
dijelaskan tentang hasil pelayanan dan pengobatan, termasuk hasil yang tidak
diharapkan dan siapa yang akan memberitahukan. Seperti; kejadian tidak terantisipasi
saat operasi atau obat yang diresepkan atau pengobatan lain.

 Standar HPK 2.2


Rumah sakit memberitahu pasien dan keluarganya tentang hak dan tanggung jawab
mereka yang berhubungan dengan penolakan atau tidak melanjutkan pengobatan yang
direncanakan setelah diberitahu tentang alternatif pelayanan dan pengobatan.

 Standar HPK 2.3

Rumah sakit menghormati keinginan dan pilihan pasien untuk menolak pelayanan
resusitasi atau membatalkan atau memberhentikan pengobatan bantuan hidup dasar.
Dalam pembuatan keputusan yang sulit tersebut maka RS menggunakan kerangka
kerja sebagai berikut:

1. Membantu rumah sakit mengidentifikasi posisinya pada masalah ini.


2. Memastikan bahwa posisi rumah sakit sesuai dengan norma agama dan budaya
serta semua persyaratan hukum dan peraturan, khususnya dengan persyaratan
hukum untuk resusitasi yang tidak konsisten dengan keinginan pasien.
3. Mencakup situasi dimana keputusan tersebut berubah sewaktu pelayanan
sedang berjalan.
4. Memandu para profesional kesehatan melalui isu etika dan hukum dalam
melaksanakan keinginan pasien yang demikian.

 Standar HPK 2.4

Rumah sakit mendukung hak pasien terhadap asesmen dan manajemen nyeri yang
tepat.  Misalnya: pasien didorong dan didukung melaporkan rasa nyeri.

 Standar HPK 2.5

Rumah sakit mendukung hak pasien untuk mendapatkan pelayanan yang penuh
hormat dan penuh kasih sayang pada akhir kehidupannya.

Pasien yang sedang menghadapi kematian mempunyai kebutuhan yang unik.


Kebutuhan ini meliputi pengobatan terhadap gejala primer dan sekunder, manajemen
nyeri, respon terhadap aspek psikologis, sosial, emosional, agama dan budaya pasien
dan keluarganya serta keterlibatannya dalam keputusan pelayanan.

 Standar HPK 3

Rumah sakit memberikan penjelasan kepada pasien dan keluarganya mengenai proses
untuk menerima dan bertindak terhadap keluhan, konflik dan perbedaan pendapat
tentang pelayanan pasien serta hak pasien untuk berpartisipasi dalam proses ini.
Mengenai kebijakan dan prosedur, siapa yang perlu dilibatkan dalam proses dan
bagaimana pasien dan keluarganya berpartisipasi. Misalnya masalah penolakan
pelayanan resusitasi atau membatalkan atau mundur dari pengobatan bantuan hidup
dasar.

 Standar HPK 4

Staf rumah sakit dididik tentang peran mereka dalam mengidentifikasi nilai-nilai
kepercayaan pasien dan serta melindungi hak pasien.

Pendidikan tersebut termasuk bagaimana setiap staf ikut serta dalam mengidentifikasi
nilai-nilai dan kepercayaan pasien serta bagaimana staf menghormati nilai-nilai dan
kepercayaan tersebut dalam proses asuhan.

 Standar HPK 5

Setiap pasien dijelaskan mengenai hak-hak dan tanggung jawab mereka dengan cara
dan bahasa yang dapat mereka pahami.

Rumah sakit menyediakan pernyataan tertulis tentang hak dan tanggung jawab pasien
dan keluarganya yang diberikan kepada pasien pada saat masuk rawat inap atau rawat
jalan dan tersedia pada setiap kunjungan atau selama dirawat. Misalnya, pernyataan
tersebut dapat dipampang di rumah sakit.

1. Informed consent

 Standar HPK 6

Pernyataan persetujuan (lnformed Consent) dari pasien didapat melalui suatu proses
yang ditetapkan rumah sakit dan dilaksanakan oleh staf yang terlatih, dalam bahasa
yang dipahami pasien. Misalnya, informed consent diperoleh ketika pasien masuk
rawat inap dan sebelum suatu tindakan atau pengobatan tertentu yang berisiko tinggi.
Proses persetujuan ditetapkan  dengan jelas oleh rumah sakit dalam kebijakan dan
prosedur, yang mengacu kepada undang-undang dan peraturan yang berlaku.

Pasien dan keluarga dijelaskan tentang tes, prosedur / tindakan, dan pengobatan mana
yang memerlukan persetujuan dan bagaimana mereka dapat memberikan persetujuan
(misalnya, diberikan secara lisan, dengan menandatangani formulir persetujuan, atau
dengan cara lain).

 Standar HPK 6.1


Pasien dan keluarganya menerima penjelasan yang memadai tentang penyakit, saran
pengobatan, dan para pemberi pelayanan, sehingga mereka dapat membuat keputusan
tentang pelayanan.

Penjelasan yang diberikan meliputi :

1. Kondisi pasien
2. Usulan pengobatan
3. Nama individu yang memberikan pengobatan
4. Kemungkinan manfaat dan kekurangannya Kemungkinan alternatif
5. Kemungkinan keberhasilan
6. Kemungkinan timbulnya masalah selama masa pemulihan
7. Kemungkinan hasil yang terjadi apabila tidak diobati.

 Standar HPK 6.2

Rumah sakit menetapkan suatu proses, dalam konteks undang-undang dan budaya
yang ada, tentang orang lain yang dapat memberikan persetujuan.

Hal ini terjadi terutama bila pasien tidak mempunyai kapasitas mental atau fisik untuk
mengambil keputusan, bila budaya atau kebiasaan memerlukan orang lain yang
memutuskan, atau bila pasiennya adalah seorang anak. Bila pasien tidak mampu
mengambil keputusan tentang asuhannya, maka diidentifikasi seorang wakil yang
memutuskan. Bila orang lain selain pasien yang memberikan persetujuan, maka orang
tersebut dicatat dalam rekam medis pasien.

 Standar HPK 6.3

Persetujuan umum untuk pengobatan, bila didapat pada waktu pasien masuk sebagai
pasien rawat inap atau didaftar pertama kali sebagai pasien rawat jalan, harus jelas
dalam cakupan dan batas- batasnya.

Bila dengan cara persetujuan umum, pasien diberi penjelasan tentang lingkup dari
persetujuan umum, seperti tes dan pengobatan apa saja yang termasuk dalam
persetujuan umum tersebut. Pasien juga diberi informasi tentang tes dan pengobatan
mana memerlukan persetujuan (informed consent) yang terpisah. Persetujuan umum
tersebut juga mencantumkan bila ada mahasiswa dan trainees lain terlibat dalam
proses pelayanan.

 Standar HPK 6.4


Informed consent diperoleh sebelum operasi, anestesi, penggunaan darah atau produk
darah dan tindakan serta pengobatan lain yang berisiko tinggi. (Proses persetujuan ini
memberikan penjelasan seperti yang telah diidentifikasi pada HPK 6.1 dan mencatat
identitas petugas yang memberikan penjelasan).

 Standar HPK 6.4.1

Rumah sakit membuat daftar semua kategori dan atau jenis pengobatan dan prosedur
yang memerlukan informed consent yang khusus. Daftar ini disusun dan
dikembangkan atas kerjasama dokter dan profesional lain yang memberikan
pengobatan atau melakukan tindakan. Daftar tersebut termasuk tindakan dan
pengobatan yang diberikan kepada pasien rawat jalan dan rawat inap.

Anda mungkin juga menyukai