MODUL – 3

LENTUR PADA BALOK PERSEGI

(Tulangan Tunggal)
Oleh
Ir. Darmansyah Tjitradi, ST., MT.
CAPAIAN PEMBELAJARAN MATAKULIAH:
• Mahasiswa mampu memahami momen nominal dan
ultimit pada balok persegi
• Mahasiswa mampu menganalisis & mendesain
balok/pelat bertulangan tunggal akibat momen
lentur
• Mahasiswa mampu mengaplikasikan penulangan
balok persegi pada kasus pelat satu arah
Modul-3 1
 ASUMSI DASAR DALAM
PERENCANAAN
■ Analisis keseimbangan dlm perancangan
- Keseimbangan Statis
- Kompatibilitas dari Regangan
■ Asumsi perhitungan M. Lentur Nominal (Mn):
- Regangan baja (s) dan regangan beton (c)
dianggap berbanding lurus dengan jarak
terhadap garis netral (c)
- Regangan tekan beton ultimit pada serat tekan
(cu) = 0,003 → 0,0003 s/d 0,004

Modul-3 2
■ Penambahan akibat strain hardenning baja diabaikan
- s < y → fs = Es . s
-  s   y → fs = f y
- s < y → T = As . fs = As . Es . s
-  s   y → T = A s . fy
■ Modulus Elastisitas Baja Es = 2,0 .105 MPa
■ Kekuatan tarik beton diabaikan

fs

fy

y s
SNI
Modul-3 3
 DIAGRAM
TEGANGAN-REGANGAN BAJA

Modul-3 4
 Kuat Nominal, Kuat Rencana, dan Kuat Perlu
Kuat Nominal adalah kekuatan suatu komponen struktur
penampang yang dihitung berdasarkan
ketentuan dan asumsi metode perencanaan
sebelum dikalikan dengan faktor reduksi
kekuatan yang sesuai.
Kuat Nominal berupa Mn, Vn, Tn, dan Pn.
Kuat Rencana adalah kekuatan suatu komponen struktur
atau penampang yang diperoleh dari hasil
perkalian antara kuat nominal dengan faktor
reduksi kekuatan yang sesuai.
Kuat Rencana berupa Mr, Vr, Tr, dan Pr.

Kuat Perlu adalah kekuatan gaya luar yang bekerja pada

struktur akibat beban berfaktor.
Kuat Perlu berupa Mu, Vu, Tu, dan Pu.

Modul-3 5
KONSEP PERHITUNGAN BETON
DENGAN SNI-03-2847-2002

Modul-3 6
KONSEP PERHITUNGAN BETON
DENGAN SNI-03-2847-2002

Modul-3 7
KONSEP PERHITUNGAN BETON
DENGAN SNI-03-2847-2002

Retak lentur

Modul-3 8
KONSEP PERHITUNGAN BETON
DENGAN SNI-03-2847-2002

Modul-3 9
KONSEP PERHITUNGAN BETON
DENGAN SNI-03-2847-2002

Modul-3 10
KONSEP PERHITUNGAN BETON DENGAN
SNI 03-2847-1992

Momen Negatif Momen Positif

Modul-3 11
 ANALISIS DIAGRAM
TEGANGAN-REGANGAN BETON

Modul-3 12
 BLOK TEGANGAN SEGIEMPAT EKIVALEN
CHARLES S. WHITNEY (ACI Journal 1937)

Modul-3 13
MOMEN NOMINAL (Mn) PENAMPANG SEGIEMPAT
BERTULANGAN TUNGGAL BERDASARKAN
BLOK TEGANGAN EKIVALEN

Modul-3 14
 c

Modul-3 15
Momen Nominal Penampang Balok:
Mn = Cc . (d - ½.a) = T (d – ½.a)

Mn = 0,85.fc’.b.k.d.(d – ½.k.d)
Mn = 0,85.fc’.b.d2.k.(1 – ½.k)

Mn = As.fs.d.(1 – ½.k)

Modul-3 16
Tergantung nilai fs , ada 3 keruntuhan
yang mungkin terjadi, yaitu:

• Keruntuhan seimbang (balance failure)

→ Balanced reinforced

• Keruntuhan tarik (tension failure)

→ Under reinforced

• Keruntuhan tekan (compression failure)

→ Over reinforced

Modul-3 17
 Keruntuhan Seimbang
(Balanced reinforced)
• Merupakan kondisi yg ideal
• Tulangan baja tarik meleleh bersamaan dgn
rusaknya beton
• Kondisi ideal ini susah dipenuhi dilapangan
krn kualitas mutu beton dan baja serta
pelaksanaan dilapangan tidak tepat
dipenuhi.
• Makanya perlu ditetapkan suatu kondisi yg
dapat menjamin ketidakpastian/
keterbatsan agar balok dpt tetap berperilaku
daktail.

Modul-3 18
 Keruntuhan tarik
(Under reinforced)
• Kekuatan baja lebih lemah dari beton maka
oleh beban ultimit baja leleh/rusak lebih
dahulu.
• Ductile reinforcement design
• Rasio tulangan lebih sedikit dari rasio seimbang
• Pada beban ultimit tulangan akan leleh dan
balok akan berotasi cukup besar yg ditandai
lendutan yg disertai oleh retak lentur yg besar
pd momen maksimumnya.
• Pada beban gempa, balok akan memancarkan
energi gempa shg. amplitudo getaran oleh
gempa akan cepat berhenti.
Modul-3 19
 Keruntuhan Tekan
(Over reinforced)
• Pemasangan tulangan berlebih dapat menjadikan
beton tekan akan rusak lebih dahulu (perilaku
getas).
• Beton didaerah tekan mendadak mengelupas/
meledak shg tdk memberikan kesempatan
pemakainya untuk menghindar dari bencana tsb.
• Tanda-tanda kerusakan tidak tampak jelas.
• Tanda-tanda awal berupa pengelupasan
(spalling) pada sisi tekan sekitar momen
maksimumnya yg kemudian dilanjutkan dengan
keruntuhan mendadak.
• Kekuatan tidak bertambah secara berarti
• Tidak memberikan manfaat secara ekonomi
Modul-3 20
 ANALISIS BALOK SEGIEMPAT
BERTULANGAN TUNGGAL PADA
KERUNTUHAN SEIMBANG
Baja tulangan mulai meleleh sedangkan
daerah tekan beton mencapai regangan tekan
maksimum

• s = y → fs = fy dengan y = fy / Es
• c = cu = 0,003
•  = b

Modul-3 21
 cb ab=1.cb= kb.d

Asb

cb  cu a = 1  cb = kb  d
=
d  cu +  y
cb kb 600
= =
cb
=
0,003 d 1 600 + f y
d fy
0,003 +
200.000
cb 600 600
= kb = 1 
d 600 + f y 600 + f y
Modul-3 22
Keseimbangan gaya:

Cc = T
1
0,85  f c '  b  ab = Asb  f y 
bd
ab Asb
0,85  f c '  =  fy
d bd
0,85  f c '  kb =  b  f y

0,85  f c '
b =  kb
fy Rasio
Tulangan Seimbang
0,85  f c '  600 
b =  1   
fy  600 + f 
 y 

Modul-3 23
Momen Nominal Balok:
Mn = Cc.(d - ½.ab) = Cc.(d – ½.kb.d)
Mn = Cc.d.(1 – ½.kb)
Mn = 0,85.fc’.b.d2.kb.(1 – ½.kb)

Mn = T.(d – ½.ab) = T.d.(1 – ½.kb)

Mn = Asb.fy.d.(1 – ½.kb)

Modul-3 24
 ANALISIS BALOK PERSEGI EMPAT
BERTULANGAN TUNGGAL PADA
KERUNTUHAN TARIK
Tanda-tanda keruntuhan:
Lelehnya tulangan tarik diikuti lendutan yang besar

Sifat sifat keruntuhan tarik:

- Terjadi secara bertahap
- Tidak mendadak/getas
- Penampang daktail

Modul-3 25
 a=1.c= k.d

Modul-3 26
Modul-3 27
Momen Nominal Balok:
Mn = Cc.d.(1 – ½.k)
Mn = 0,85.fc’.b.d2.k.(1 – ½.k)

Mn = T.d.(1 – ½.k)
Mn = As.fy.d.(1 – ½.k)

Modul-3 28
Momen Nominal Balok:
Mn = 0,85 . fc’ . b . d2 . k . (1 - ½ . k) atau
fy
k= 
0,85  f c '

fy  1  fy 
Mn = 0,85  fc'b  d  2 
  1−     
0,85  f c '  2  0,85  f c ' 
 
  fy 
Mn = b  d 2  f y    1 − 0,59      
 
  fc ' 

Mn fy   fy 
=    1 − 0,59      
b  d2  fc '  
fc '   fc ' 

Modul-3 29
 Elstner 1961: pengujian thd 364 balok dengan keruntuhan tarik

Mn fy   fy 
= 
   1 − 0,59      
b  d  fc '
2  
fc '   fc ' 

Valid untuk:
0.025 ≤ .(fy/fc’) ≤ 0.230

Modul-3 30
Syarat penampang balok daktail:
Agar tidak terjadi keruntuhan getas, maka rasio
tulangan baja () harus ada pembatasan minimum &
maximum dgn harga :
• SNI-1992:
min = 1,4 / fy  fy dalam MPa
max = 0,75 . b
• SNI-2002, SNI-2013, dan ACI 318M-05:

max = 0,75 . b

Modul-3 31
Syarat penampang balok daktail SNI-2002, SNI-2013:

Modul-3 32
t < max

t > min

Modul-3 33
 ANALISIS BALOK PERSEGI EMPAT
BERTULANGAN TUNGGAL PADA
KERUNTUHAN TEKAN
• Keruntuhan diawali dengan hancurnya
beton dan saat itu tegangan baja belum
mencapai tegangan lelehnya.
 > b dan c = cu = 0,003, s < y
• Tidak terlihat tanda-tanda awal seperti
terjadinya lendutan.
• Keruntuhan total terjadi secara mendadak
dan dinamakan keruntuhan getas (brittle).

Modul-3 34
 a=1.c = k.d

Berdasarkan diagram tegangan-regangan beton diatas didapat:

 d −c k d
 s =  cu    ,c =
 c  1
1− c  1− k 
 d   1   −k 
 s = 0,003  d   ;  s = 0,003    = 0,003   1 
c   k  
1 
k
  
 1 − k 
 s   y → f s = Es   y = Es  0,003   
 k 

Modul-3 35
Momen Nominal Balok:
Mn = Cc.d.(1 – ½.a)
Mn = 0,85.fc’.b.d2.k.(1 - ½.k)
Mn = T.d.(1 – ½.a)
Mn = As.fs.d.(1 – ½.k)
Modul-3 36
Kesimpulan:
• Regangan Tekan Beton Ultimit (cu = 0,003)
• Regangan tulangan baja:
- Under Reinforced: s  y diambil s = y (leleh)
- Balanced: s = y (leleh)
- Over Reinforced: s < y (belum leleh)
• Tegangan tulangan baja:
- Under Reinforced: fs = fy (leleh)
- Balanced: fs = fy (leleh)
- Over Reinforced: fs = Es.s (belum leleh)

Modul-3 37
Modul-3 38
Modul-3 39
Modul-3 40
Modul-3 41
Modul-3 42
POSISI GARIS NETRAL (c) UNTUK
BEBERAPA KONDISI PENULANGAN

Modul-3 43
Lanjutan Kesimpulan:
• Garis netral:
c1 < c2 < c3
• Rasio tulangan:
- Under Reinforced:  < b
- Balanced:  = b
- Over Reinforced:  > b

Peraturan SNI-02 telah membatasi rasio

penulangan sbb.:
- Under Reinforced:  < 0,75.b
- Balanced:  = b
- Over Reinforced:  > 0,75.b

Modul-3 44
 Lanjutan Kesimpulan:

Keruntuhan Tarik Keruntuhan Tekan Keruntuhan Seimbang

Modul-3 45
 KONDISI PENULANGAN KURANG
(UNDER REINFORCED)

Pola Retak beban 20 kN Pola Retak beban 25 kN

Pola Retak beban 30 kN Pola Retak Beban ultimit 33,8 kN

Modul-3 46
 KONDISI PENULANGAN LEBIH
(OVER REINFORCED)

Pola Retak beban 30 kN Pola Retak beban 45 kN

Pola Retak beban 60 kN Pola Retak Beban ultimit

Modul-3 47
 FORMAT KEAMANAN SNI-02

Mu = .q -- Kapasitas momen ultimit akibat beban

berfaktor dari hasil ANALISA STRUKTUR

qLL
qDL

 > 1 -- lihat Code

SNI/ ACI

qu = 1,2.qDL +1,6.qLL
Mmax =Mu
Mu = (1/8).qu.L2
Modul-3 48
 FORMAT KEAMANAN SNI-02

Mr = .Mn --- Kapasitas Momen Rencana

Ultimit dari hasil ANALISA
PENAMPANG BETON→ CODE yg
berlaku—SNI-2002/SNI-2013.
I

L I

Syarat:

Mr ≥ Mu ---- AMAN POT I-I

Modul-3 49
 ANALISIS PENULANGAN LENTUR BALOK
PERSEGI BERTULANGAN TUNGGAL
Diketahui:, Ast , b, d, fc’, fy
Ditanya: Mnt = ?, Mr =  ∙ Mnt
Prosedur Desain :
1. Menghitung Koefisien Blok Stress (1)

Modul-3 50
 ANALISIS PENULANGAN LENTUR BALOK
PERSEGI BERTULANGAN TUNGGAL

2. Menghitung Tinggi Efektif Balok (d)

d = h – ds-s – ½.ut
h
s

ut

ds

Modul-3 51
 ANALISIS PENULANGAN LENTUR BALOK
PERSEGI BERTULANGAN TUNGGAL

2. Menghitung Tinggi Efektif Balok (d)

Untuk ut1 = ut2

d = h – ds-s – ut - ½.25

h
s
ut2
≥ 25 mm
ut1
ds

Modul-3 52
 ANALISIS PENULANGAN LENTUR BALOK
PERSEGI BERTULANGAN TUNGGAL

2. Menghitung Tinggi Efektif Balok (d)

d = h – yb
h
s
ut2
≥ 25 mm ut1
z2
yb z1
ds

Modul-3 53
 ANALISIS PENULANGAN LENTUR BALOK
PERSEGI BERTULANGAN TUNGGAL
3. Menghitung Rasio Tulangan Terpasang (t)

Ast
t =
bd

4. Hitunglah nilai Rasio Tulangan Minimum

Asmin =  min  b  d

Modul-3 54
 ANALISIS PENULANGAN LENTUR BALOK
PERSEGI BERTULANGAN TUNGGAL
5. Hitunglah nilai Rasio Tulangan Maksimum

0,85  f c '  600 

b =  1   
fy  600 + f 
 y 

 maks = 0,75  b Asmax = max  b  d

6. Ceklah Tipe Keruntuhan Balok

Jika t < 0.75.b , maka Keruntuhan Tarik

Jika t = b , maka Keruntuhan Seimbang

Jika t > 0.75.b , maka Keruntuhan Tekan

Modul-3 55
 ANALISIS PENULANGAN LENTUR BALOK
PERSEGI BERTULANGAN TUNGGAL

7. Kapasitas Lentur Nominal (Mnt)

- KASUS KERUNTUHAN TARIK (t ≤ 0,75.b)

Regangan Tarik Tulangan Baja :
Ast  f y
kt =  1 − k t  f
0,85  f c 'b  d  s =  cu      sy = y
 k  Es
fy  t 
k t = t 
0,85  f c '

Momen Nominal Balok :

Tinggi Blok Stress :
a = kt d
M nt = 0,85  f c 'b  d 2  k t  (1 − ½  k t ) atau
M nt = A st  f y  d  (1 - ½  kt )
Tinggi Garis Netral :
a
c= Momen Rencana Ultimit Balok :
1
M r =   M nt ,  = 0,80 (lentur )
Modul-3 56
 ANALISIS PENULANGAN LENTUR BALOK
PERSEGI BERTULANGAN TUNGGAL

- KASUS KERUNTUHAN SEIMBANG (t = b)

Astb  f y Regangan Tarik Tulangan Baja :

kb =
0,85  fc 'b  d  1 − kb  f
 s =  cu      sy = y
fy  k  Es
kb = b   b 
0,85  fc '
Momen Nominal Balok :
Tinggi Blok Stress :
M nt = 0,85  f c 'b  d 2  k b  (1 − ½  k b ) atau
ab = kb  d
M nt = A st b  f y  d  (1 - ½  k b )

Tinggi Garis Netral :

Momen Rencana Ultimit Balok :
ab
cb = M r =   M nt ,  = 0,80 (lentur )
1

Modul-3 57
 ANALISIS PENULANGAN LENTUR BALOK
PERSEGI BERTULANGAN TUNGGAL
- KASUS KERUNTUHAN TEKAN (t > 0,75.b)

A = 0,85  f c '  b  d
B = A st  E s  ε cu = A st  E s  0,003 Regangan Tarik Tulangan Baja :
 β1 − k t  f
C = A st  E s  ε cu  β1 = B  β1 ε s = ε cu     ε sy = y
 kt  Es
 
− B + B2 + 4  A  C
kt = f s = ε s  E s  f sy
2A
Momen Nominal Balok :
Tinggi Blok Stress :
M nt = 0,85  f c 'b  d 2  k t  (1− ½  k t ) atau
a = kt  d
M nt = A st  (f s )  d  (1 - ½  k t )

Tinggi Garis Netral : Momen Rencana Ultimit Balok :

a M r =   M nt ,  = 0,80 (lentur)
c=
1

Modul-3 58
 PROVISI KEAMANAN STRUKTUR

Faktor reduksi kekuatan

FAKTOR REDUKSI KEKUATAN ()

NO. JENIS KEKUATAN
SNI-92 SNI-02 ACI 318-08 Usul Mac.G
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
1 Lentur murni 0,80 0,80 0,90 0,85
Aksial tarik, aksial tarik dan
2 0,80 0,80 0,90 0,70
lentur
Aksial tekan, aksial tekan dan
lentur
3
a.dgn tulangan spiral 0,70 0,70 0,75 0,70
b.dgn tulangan sengkang 0,65 0,65 0,70 0,65
4 Geser dan torsi 0,60 0,75 0,75 0,70
5 Tumpuan pada beton 0,70 0,65 0,65 0,60

Modul-3 59
 PROVISI KEAMANAN STRUKTUR

Faktor reduksi kekuatan

Modul-3 60
 PROVISI KEAMANAN STRUKTUR

Faktor reduksi kekuatan

Modul-3 61
Contoh soal 1:
Sebuah balok segiempat dengan ukuran
lebar (b) = 300 mm, tinggi (h) = 500 mm
memiliki tulangan tarik 2D25, diameter tulangan
geser 10 mm, selimut beton ds = 40 mm, mutu
baja fy = 420 MPa, mutu beton fc’ = 20 MPa, dan
modulus elastisitas (Es) = 2.105 MPa.

Hitunglah Kapasitas Momen Nominal dan

Rencana Ultimit penampang balok tsb. menurut
SNI 03-2847-2002.

Modul-3 62
Solusi:

Modul-3 63
Contoh soal 2:
Sebuah balok segiempat dengan ukuran
lebar (b) = 300 mm, tinggi (h) = 500 mm
memiliki tulangan tarik 4D29.0109439451685,
diameter tulangan geser 10 mm, selimut beton
ds = 40 mm, mutu baja fy = 420 MPa, mutu
beton fc’ = 20 MPa, dan modulus elastisitas (Es)
= 2.105 MPa.

Hitunglah Kapasitas Momen Nominal dan

Rencana Ultimit penampang balok tsb. menurut
SNI 03-2847-2002.

Modul-3 64
Solusi:

Modul-3 65
Contoh soal 3:
Sebuah balok segiempat dengan ukuran
lebar (b) = 300 mm, tinggi (h) = 500 mm
memiliki tulangan tarik 4D30, diameter tulangan
geser 10 mm, selimut beton ds = 40 mm, mutu
baja fy = 420 MPa, mutu beton fc’ = 20 MPa, dan
modulus elastisitas (Es) = 2.105 MPa.

Hitunglah Kapasitas Momen Nominal dan

Rencana Ultimit penampang balok tsb. menurut
SNI 03-2847-2002.

Modul-3 66
Solusi:

Modul-3 67
 Kesimpulan Soal 1 sd 3:
Keruntuhan Tarik:
s = 0,01001
c = 95,11742 mm
k = 0,196
Mn = 153,41923 kN.m
Mr = 122,73538 kN.m
Keruntuhan Seimbang:
s = 0,0021
c = 256,17325 mm
k = 0,5
Mn = 362,716111 kN.m
Mr = 290,17289 kN.m

Keruntuhan Tekan:
s = 0,002
c = 260,96957 mm
k = 0,50994
Mn = 366,64168 kN.m
Mr = 293,31334 kN.m
Modul-3 68
Contoh soal 4:
Sebuah balok segiempat dengan ukuran
lebar (b) = 250 mm, tinggi (h) = 500 mm,
selimut beton ds = 50 mm, mutu baja fy = 400
MPa, mutu beton fc’ = 20 MPa, dan modulus
elastisitas (Es) = 2.105 MPa.

Hitung Momen Nominal untuk kondisi:

 = 0,5 b
 = 0,75 b
 = b

 = 1,25 b

Modul-3 69
Modul-3 70
Tabel Hasil Perhitungan
Kasus 1 Kasus 2 Kasus 3 Kasus 4

0,50.b max =0,75.b b 1,25.b

As (mm2) 1.219,219 1.828,828 2.438,438 3.048,047

 (%) 1,084 1,626 2,168 2,709

T = Cc (N) 487.687,50 731.531,25 975.375,00 1.037.288,22

k 0,255 0,383 0,510 0,542

j 0,873 0,809 0,745 0,729

Mn (kN.m) 191,478 266,232 326,994 340,195

Mn/Mb 0,59 0,81 1,00 1,04

• Kasus 4:
A =1912500 N, B=1828828 N, C=1554504 N
Cc= 0,85 fc’.b.d.k= 1037288,22 N
Mn= Cc.d.j= 340,195 KN.m

Modul-3 71
 Desain
Mn(kN.m) Desain
Beban Gravitasi
500 Beban Gempa Under Over
450 Reinforced Reinforced
400
350
300 SNI 2013/ ACI 02
 0,71.b
250
200
150
100 min = 0,350 0,5 b 0,75 b b 1,25 b
50
0 
0 0.25 0.5 0.75 1 1.25 1.5 1.75 2 2.25 2.5 2.75 3
(%)
Under Reinforced Over Reinforced

SNI 1992/ SNI 2002/ ACI 99

Modul-3 72
Resume:
1. Peningkatan tulangan tarik sd
melebihi b hanya memberikan sedikit
kenaikan nilai momen nominal.

2. Peningkatan tulangan tarik

menyebabkan kapasitas rotasi/
lendutan balok mengecil sehingga
penampang menjadi getas.

Modul-3 73
 DESAIN PENULANGAN LENTUR BALOK
PERSEGI BERTULANGAN TUNGGAL
Diketahui: Mu , b, d, fc’, fy
Ditanya: As = ?
Prosedur Desain :

Modul-3 74
 DESAIN PENULANGAN LENTUR BALOK
PERSEGI BERTULANGAN TUNGGAL

1. Menghitung Koefisien Blok Stress (1)

Modul-3 75
2. Menghitung Tinggi Efektif Balok (d)
3. Menghitung Momen Nominal (Mn)
M
M n = u ----  = 0,80 utk lentur


4. Kontrol apakah balok perlu tulangan rangkap

 600 
k maks = 0,75 kb = 0,75   1  
 600 + f y 
 

Mn1 = 0,85.fc’.b.d2.kmaks. (1 - ½.kmaks )

Hitung selisih momen: Mn2 = M = Mn – Mn1

• Jika Mn2 > 0 diperlukan tulangan rangkap
• Jika tulangan rangkap diperlukan, maka harus ada
tulangan tekan

• Jika Mn2 < 0 cukup dipakai tulangan tunggal

Modul-3 76
Jika dipakai tulangan tunggal
5. Menghitung nilai kperlu

 k perlu 
M n = 0,85  f c '  b  d  k perlu  1 −
2
 2
 2 
2Mn
=  −
2
2 k k
0,85  f c '  b  d 2
perlu perlu

2Mn
(k perlu − 1) 2 = 1 −
0,85  f c '  b  d 2

2 Mn
k perlu = 1− 1−
0,85  f c '  b  d 2

Modul-3 77
6. Menentukan nilai As yang diperlukan
(asumsi tulangan tarik leleh --- fs = fy)
Mn
M n = As perlu  f y  d  (1 - ½  k perlu ) Rn =
bd2
Mn 0,85  f c '  2  Rn 
As perlu = atau  perlu =  1 − 1 −
 k perlu  fy  0,85  f c ' 
f y  d  1 − 
 2  As perlu =  perlu  b  d

7. Hitung Luas Tulangan Minimum (Asmin)

Asmin =  min  b  d

Modul-3 78
8. Hitunglah nilai Rasio Tulangan Maksimum

0,85  f c '  600 

b =  1   
fy  600 + f 
 y 

 maks = 0,75  b Asmax = max  b  d

9. Pilih tulangan dengan syarat: Ast  Asperlu

10. Cek syarat daktilitas: Asmin ≤ Ast ≤ Asmax

ANALISIS TULANGAN TERPASANG

Modul-3 79
(Jika tulangan tarik leleh --- fs ≥ fy)

11. Hitung Regangan Tarik Baja (s)

 β1 − k t 
ε s = ε cu   =
 k 
 t 
 β1 − k t  f
ε s = 0,003     ε sy = y (tulangan tarik baja leleh, maka sesuai asumsi awal f s = f y )
 k  Es
 t 

12. Kontrol Kapasitas Momen Nominal (Mnt)

A st fy a
kt =  , a = k t  d, c=
b  d 0,85  f c ' β1
M nt = A st  f y  d  (1 - ½  k t )  M n

13. Kontrol Kapasitas Momen Rencana (Mr)

M r =   M nt  M u
14. Gambar Hasil Tulangan Tarik

Modul-3 80
(Jika tulangan tarik belum leleh --- fs < fy)

11. Hitung Regangan Tarik Baja (s)

 1 − k t 
 s =  cu   =
 kt 
 
 1 − k t  f
 s = 0,003      sy = y ( tulangan tarik baja belum leleh)
 kt  Es
 

Jika ε s  ε sy → f s = E s  ε s maka koreksi nilai kt :

12. Kontrol Kapasitas Momen Nominal (Mnt)

A = 0,85  f c '  b  d
B = A st  E s  ε cu = A st  E s  0,003
C = A st  E s  ε cu  β1 = B  β1
− B + B2 + 4  A  C a
kt = , a = k t  d, c=
2A β1

M nt = A st  f s  d  (1 - ½  k t )  M n
M nt = A st  (E s  ε s )  d  (1 - ½  k t )  M n
Modul-3 81
13. Kontrol Kapasitas Momen Rencana Ultimit (Mr)

M r =   M nt  M u

14. Hitung Faktor Keamanan (SF)

Mr
SF =  1 - - - Aman
Mu

Modul-3 82
 DESAIN DIMENSI PENAMPANG
BALOK PERSEGI BERTULANGAN TUNGGAL

M
b d =
2 n

 k mak s 
0 ,8 5  f c '  k mak s  1 − 
 2 

• Tentukan nilai lebar (b)

b/d = ½ → d = 2 . b

Keterangan : fy
kb =  b
ACI / SNI-02 : kmaks  0,75.kb 0,85  fc '
UBC/Gempa : kmaks  0,50.kb 0,85  fc '
b =  kb
Pengalaman : kmaks  0,30.kb fy

Modul-3 83
Contoh soal 5:
Sebuah pelat lantai sebuah bangunan air
dengan tebal 120 mm, selimut beton ds = 20
mm, mutu baja fy = 240 MPa, dan mutu beton
fc’ = 15 MPa. Momen ultimit yang bekerja pada
pelat tersebut adalah sebesar 11,64x106
N.mm.

Desainlah tulangan pelat tersebut per meter.

Modul-3 84
Penyelesaian:
Momen Nominal:
 = 0,80 - - - utk lentur

11,64 106
Mu
Mn = = = 14550000 N .mm
 0,80

Rasio tulangan minimum:

1,4 1,4
min = = = 0,00583
fy 240

Rasio tulangan maksimum:

1 = 0,85 - - karena fc’ = 15 MPa

ρmax = 0,75  ρb
   600 
 
0,85 fc'
ρmax = 0,75  β1 
 fy  600 + fy 
  
 0,85  15  600 
ρmax = 0,75  0,85    = 0,0242
 240  600 + 240 
Modul-3 85
Tinggi efektif pelat:
perkiraan diameter tulangan  = 12 mm

1 1
d = h − ds −   = 120 − 20 −  12 = 94 mm
2 2

Rasio Tulangan Perlu:

Mn 14550000
Rn = = = 1,647
bd 2
1000  94 2

0,85  fc'  2  Rn  0,85 15  2 1,647 

=  1 − 1 − =
  1 − 1 −

 = 0,00737
fy  0,85  fc'  240  0,85 15 

Karena min = 0,00583   = 0,00737  max = 0,0242,

maka dipakai  = 0,00737

Modul-3 86
 Luas tulangan perlu:
As =   b  d = 0,00737  1000  94 = 692,78 mm 2
dicoba tulangan Ø = 12 mm
1    2  b 1    122  1000
Jarak Antar Tulangan = 4 = 4 = 163,17 mm
As 692,78

Maka dipakai tulangan Ø12 - 160

Cek jarak antar tulangan 160 mm < 3h = 360 mm
dan < 500 mm …. ok!

tp =120 mm

ds = 20 mm

Ø12-160

Modul-3 87
Contoh soal 6:
Sebuah balok beton mempunyai ukuran b x h =
250 x 500 mm, mutu beton f’c = 25 MPa, mutu
baja fy = 400 MPa, balok memikul beban lentur
Mu = 100 kNm.
Ditanya, tentukan jumlah tulangan As yang
dibutuhkan.

h=500 d

D19

b=250

Modul-3 88
 Penyelesaian:

1. Koefisien Blok Stress (1)

1 = 0,85 - - karena f c ’ = 25 MPa  30 MPa

2. Tinggi Efektif Balok (d):

Asumsi dipakai diameter tulangan 19 mm –1 lapis
1
d = h − ds −  s −   ut
2
1
d = 500 − 40 − 10 − 19 = 440,50 mm
2

3. Momen Nominal Balok (Mn):

 = 0,80 - - - utk lentur

Mu 100
Mn = = = 125 kN .m
 0,80

Modul-3 89
4. Kontrol apakah balok perlu tulangan rangkap

 600 
k maks = 0,75   1  
 600 + f y 
 
  600  
k maks = 0,75   0,85     = 0,3825
  600 + 400  

Mn1 = 0,85.fc’.b.d2.kmaks. (1 - ½.kmaks)

Mn1 = 0,85.(25).(250).(440,50)2.(0,3825).(1 - ½.(0,3825)) x 10-6

Mn1 = 318,8868 kN.m

Mn2 = M = Mn – Mn1
Mn2 = 125 – 318,8868 = -193,8868 kN.m < 0 – cukup tulangan tunggal

Modul-3 90
5. Nilai kperlu
2 Mn
k perlu = 1 − 1 −
0,85  f c '  b  d 2

k perlu = 1− 1−
(
2  125 x106 ) = 0,1297
0,85  25  250  440,502

6. Nilai Asperlu
Mn
As perlu =
 k perlu 
f y  d  1 − 
 2 

125x106
As perlu = = 758,6042 mm 2
 0,1297 
400  440,50  1 − 
 2 

Modul-3 91
7. Tulangan Terpasang
Dipakai tulangan 3D19 (Ast = 859,909 mm2)

d=440,50 mm h =500 mm

 10

3D19

ds=40
≥20

b = 250 mm

Modul-3 92
 Umpan Balik Modul 3
Soal 1:
Sebuah balok segiempat yang terletak diatas 2 tumpuan
dengan panjang bentang balok L = 10 m dan memikul
beban merata berfaktor total sebesar qu, balok tersebut
berdimensi lebar 350 mm, tinggi 600 mm, diameter
sengkang 10 mm dan jarak minimum antar tulangan
utama 20 mm. Tulangan tarik 6D-25, selimut beton 50
mm. Hitunglah besarnya beban qu yang mampu dipikul
penampang balok.

Nim Ganjil : fy = 350 MPa, fc’ = 22 MPa. d’

Nim Genap : fy = 400 MPa, fc’ = 32 MPa. d

h = 600
 10
625
20
ds=50
≥20
b = 350

Modul-3 93
 Umpan Balik Modul 3
Soal 2:
Sebuah balok segiempat dengan ukuran lebar (b) = 300
mm, tinggi (h) = 500 mm, selimut beton ds = 50 mm,
mutu baja fy = 400 MPa, mutu beton fc’ = 32 MPa, dan
modulus elastisitas (Es) = 2.105 MPa. Momen ultimit yang
bekerja adalah 160 kN.m (Ganjil), 200 kN.m (Genap)
Desainlah tulangan balok tersebut dengan kondisi under
reinforced.

Soal 3:
Sebuah pelat satu arah dengan tebal 150 mm, selimut
beton ds = 25 mm, mutu baja fy = 350 MPa, dan mutu
beton fc’ = 25 MPa. Momen ultimit yang bekerja pada
pelat tersebut adalah sebesar 15 kN.m (Ganjil), 20 kN.m
(Genap).

Desainlah tulangan pelat tersebut per meter.

Modul-3 94
 Umpan Balik Modul 3
Soal 4:

Modul-3 95
 Umpan Balik Modul 3
Soal 5:

Modul-3 96
 LAMPIRAN
DESAIN TULANGAN

Modul-3 97
BESI TULANGAN UTK BALOK DAN KOLOM

Modul-3 98
BESI TULANGAN UTK BALOK DAN KOLOM

Modul-3 99
BESI TULANGAN UTK PELAT LANTAI

Modul-3 100