Minggu Sengsara Yesus Pertama, Mahkamah Agama mempunyai ketetapan bahwa
setiap pengadilan harus dilakukan pada siang hari. Tujuannya
Injil Markus 15:1-15: adalah supaya pada malam hari para anggota Mahkamah Agama dapat merenung dan memikirkan ulang apakah Agama selalu identik dengan nilai-nilai yang luhur dan mulia, keputusan yang tadi siang diambil adalah keputusan yang adil seperti misalnya kerendahan hati, kejujuran, ketulusan, atau tidak. Bila saja ternyata keputusan itu dirasa tidak adil, keadilan dan kebenaran. Ketika agama telah meninggalkan mereka masih memiliki waktu esok harinya untuk meralat dan nilai-nilai luhur dan mulia tersebut, maka agama yang mestinya memperbaiki keputusan tersebut. berwajah sejuk dan damai akan berubah menjadi berwajah demonik (iblis). Ia bisa menghalalkan segala cara untuk meraih Namun kita membaca bahwa pengadilan terhadap Yesus oleh keinginannya, termasuk menabrak semua nilai-nilai luhur dan Mahkamah Agama dilakukan menjelang tengah malam. Dan mulia tersebut. esoknya, pagi-pagi benar, Yesus sudah digelandang ke hadapan Pilatus. Pengadilan Yesus oleh Pilatus tidak dapat dilepaskan kaitannya dengan pengadilan yang digelar oleh Mahkamah Agama, Kedua, Pengadilan Mahkamah Agama harus digelar di ruang bahkan bisa dikatakan, pengadilan yang digelar Pilatus terjadi pengadilan yang letaknya di salah satu ruang di kompleks oleh karena ada pengadilan Mahkamah Agama. Tanpa istana Herodes. Nyatanya pengadilan itu dilakukan di rumah Mahkamah Agama yang menggelar pengadilan atas diri Yesus, Imam Besar Kayafas. maka Pilatus pun tidak akan mengadili Yesus. Jadi pengadilan Mahkamah Agama adalah pengadilan yang sangat penting, Ketiga, Pengadilan Mahkamah Agama mesti menghadirkan sekalipun pengadilan Pilatus yang menjatuhkan hukuman mati. sekurangnya dua orang saksi yang tidak saling mengenal dan tidak memiliki hubungan keluarga dengan terdakwa maupun Kalau kita memerhatikan pengadilan yang digelar oleh salah satu dari anggota Mahkamah Agama. Itu berarti bahwa Mahkamah Agama, maka sebenarnya ada tiga pelanggaran penentuan saksi bukan perkara sederhana, melainkan harus serius yang dilakukan dalam pengadilan itu. melalui penyelidikan yang seksama. Dan kita membaca bahwa ada banyak muncul saksi-saksi palsu dalam pengadilan Mahkamah Agama. Bahkan dengan gampang mereka memutuskan bahwa mereka tidak lagi membutuhkan kesaksian dari siapapun untuk menjatuhkan vonis bersalah kepada Yesus.
Sementara itu pengadilan yang digelar oleh Pilatus juga tidak
jauh berbeda. Pilatus sadar dan tahu betul bahwa mereka membawa Yesus ke hadapannya bukan karena kejahatan yang dilakukan oleh Yesus, melainkan oleh karena dengki dan Pengadilan yang digelar atas diri Yesus menunjukkan dengan berbagai kepentingan yang lain. telak bahwa Yesus adalah konspirasi jahat antara lembaga agama dengan lembaga politik. Pilatus memang berusaha untuk membebaskan Yesus, namun ia tidak berdaya menghadapi tekanan yang makin kuat yang Marilah kita merenungkan perikop atas kasus yang kita hadapi bukan hanya dari anggota Mahkamah Agama tetapi juga dari bersama: massa yang sudah terhasut. Akhirnya Pilatus gagal menegakkan keadilan dan kebenaran. Pilatus menyerah pada Pertama: Tekanan yang dialami oleh umat kristen saat ini tekanan. khususnya di Negara kita adalah dimana orang kristen jika punya potensi dan kemampuan untuk jadi pemimpin , tp Pelanggaran-pelanggaran serius yang terjadi dalam dua dengan berbagai cara saja untuk menjatuhkan , tapi kasus ini pengadilan itu sungguh mengherankan. Karena baik pengadilan adalah buah dari konspirasi antara kelompok agama dengan Mahkamah Agama maupun pengadilan Romawi senantiasa kekuatan politik. Pada satu sisi, hal ini adalah harga yang mengutamakan kehati-hatian dan menilai keadilan dan memang harus dibayar oleh setiap pengikut Kristus. kebenaran adalah sendi-sendi penting yang mesti dijaga dengan Sebagaimana Yesus juga mengalami hal yang sama, demikian sungguh-sungguh. Itu sebabnya Mahkamah Agama pula setiap pengikutnya mesti siap untuk menghadapi berbagai membutuhkan waktu yang sangat lama untuk dapat menjerat konspirasi jahat yang hendak menghancurkannya. Maka Yesus dengan berbagai tuduhan yang mematikan. Dan selalu tetaplah setia. gagal. Maka akhirnya segala cara pun dihalalkan. Kedua: Akhir dari penderitaan Yesus bukanlah kematian, Kita melihat betapa mengerikannya wajah agama yang telah tetapi kebangkitan. Kenyataan itu mesti menumbuhkan dikuasai oleh kebencian dan kemudian menggunakan kekuatan pengharapan dalam diri kita bahwa ujung dari penistaan yang politik untuk mencapai tujuan-tujuan jahatnya. Ini adalah kita alami bukanlah kematian atau kehancuran, tetapi sebuah tragedi yang menyedihkan, karena mestinya agama dan kemenangan di dalam dan oleh karena pertolongan Tuhan saja. politik adalah dua lembaga yang bertujuan mulia yang Maka janganlah kita berputus-asa. Mungkin saja jalan kita seharusnya menuntun manusia membangun kehidupan yang masih panjang. Teruslah berjalan bersama dengan Tuhan bermoral tinggi. menyambut fajar kebangkitanNya. Amin