Anda di halaman 1dari 35

KESELAMATAN PASIEN

DALAM ASUHAN KEPERAWATAN


ANESTESI
Ns. I Ketut Sudiarta, S.Kep., M.Kep, CAN, CI, CPM,
CHtN, CPM
Ns. I Ketut Sudiarta, S.Kep., M.Kep, CAN, CI, CPM, CHtN, CPM

Organisasi
Ketua Bidang Diklat PP Hipani 2022-2027
Ketua Divisi Diklat DPW PPNI Bali 2022-2027
Ketua DPD PPNI Denpasar 2020-2022

Pekerjaan
Surveyor Akreditasi RS 2021-sekarang
Perawat Anestesi PK V 2003-sekarang
Direktur MedicAssist Institute 2022-sekarang
Manager Admin Umum & Keperawatan RSU Permata Hati 2020-2022
Manager Admin Umum dan SDM 2019-2020
Manager Diklat RSU Surya Husadha 2016-2019
Pembahasan
1. Sasaran Keselamatan Pasien
2. Aplikasi keselamatan pasien pada asuhan keperawatan anestesi
di kamar operasi
1 Pengertian &
Dasar Hukum
Pengertian
Keselamatan Pasien adalah
Suatu sistem yang membuat asuhan pasien lebih aman,
meliputi
1. Asesmen risiko,
2. Identifikasi dan pengelolaan risiko pasien,
3. Pelaporan dan analisis insiden,
4. Kemampuan belajar dari insiden dan tindak lanjutnya, dan
implementasi solusi….
Pengertian
Implementasi solusi bertujuan untuk
1. Meminimalkan timbulnya risiko dan
2. Mencegah terjadinya cedera yang disebabkan oleh
kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak
mengambil tindakan yang seharusnya diambil
Pengertian
Insiden Keselamatan Pasien (IKP) yang selanjutnya disebut
dengan Insiden, adalah
Setiap kejadian yang tidak disengaja dan kondisi yang
mengakibatkan atau berpotensi mengakibatkan cedera
yang dapat dicegah pada Pasien
Dasar Hukum
Ketentuan Dasar Hukum Keselamatan Pasien
1. PMK no 11 tahun 2017 tentang Keselamatan Pasien
2. KMK no 1128 tahun 2022 tentang Standar Akreditasi
Rumah Sakit
Sasaran Keselamatan Pasien
1. Mengidentifikasi pasien dengan benar

2. Meningkatkan komunikasi yang efektif

3. Meningkatkan keamanan obat-obatan yang harus diwaspadai

4. Kepastian tepat sisi, tepat prosedur, tepat pasien operasi

5. Mengurangi risiko infeksi akibat perawatan kesehatan

6. Mengurangi risiko cedera pasien akibat jatuh


2
Implementasi Keselamatan Pasien
Dalam Asuhan keperawatan Anestesi
Mengidentifikasi Pasien
Dengan Benar
Mengidentifikasi Pasien Dengan Benar

1. Lakukan identifikasi pasien sebagai individu yang akan


diberi layanan / tindakan anestesi secara tepat;
2. Cocokkan layanan / perawatan yang akan diberikan
dengan pasien yang akan menerima layanan
3. Lakukan identifikasi pasien minimal dg 2 identitas (Nama
Lengkap dan Tanggal lahir / alamat pasien
Kapan kita melakukan identifikasi

1. Tindakan intervensi / terapi (mis. pemberian obat, pemberian darah /


produk darah, terapi radiasi);
2. Tindakan prosedur (mis Operasi / memasang jalur intravena / hemodialisis);
3. Sebelum tindakan diagnostik (mis mengambil darah dan spesimen lain
untuk pemeriksaan lab, sebelum kateterisasi jantung, tindakan radiologi
diagnostik).
4. Menyajikan makanan pasien
Identifikasi Pasien Pada Situasi Khusus
1. Pasien koma
2. Bayi baru lahir yang tidak segera diberi nama
3. Pasien pada saat terjadi darurat bencana.
4. Saat digunakan dalam pelabelan. mis, sampel darah dan
sampel patologi, nampan makanan pasien, label ASI yang
disimpan untuk bayi yang dirawat di RS.
Meningkatkan Komunikasi
Yang Efektif
Metode Komunikasi

1. Metodenya Tulis / input ke Komputer – Membacakan –


Konfirmasi Kembali
a. Konfirmasi harus dilakukan saat itu juga secara
langsung atau sesuai dengan media komunikasi
(melalui telpon) untuk menanyakan apakah yg
diinstruksikan sesuai.
b. Cara Penyampaian dg format SBAR
Metode Komunikasi
2. Metode komunikasi saat melaporkan nilai kritis pemeriksaan diagnostik
melalui telpon:
“menulis / menginput ke komputer – membacakan – konfirmasi kembali”
v Hasil kritis : pasien rawat jalan maupun rawat inap.
v Pemeriksaan dx : semua pemeriksaan lab, pencitraan / radiologi, diagnostik jantung,
POCT.
v Pasien R.Inap pelaporan hasil kritis dapat dilaporkan melalui perawat dan
dilaporkan ke DPJP yang meminta pemeriksaan.
v Rentang waktu pelaporan hasil kritis ditentukan < 30 menit sejak hasil di verifikasi
oleh PPA yang berwenang di unit pemeriksaan penunjang diagnostik.
Metode Komunikasi
3. Metode komunikasi saat serah terima.
Distandarisasi pada jenis serah terima yang sama mis. antara ruangan di
Rawat inap
• Untuk jenis serah terima yang berbeda, dapat menggunakan metode,
formulir dan alat yang berbeda.
• Formulir serah terima, tidak perlu dimasukkan ke RM, tetapi RS harus
memastikan bahwa proses serah terima telah dilakukan. Mis. PPA mencatat
serah terima telah dilakukan, kepada siapa tanggung jawab pelayanan
diserahterimakan, kemudian di TTD, tanggal & waktu).

11
Jenis Serah Terima
Jenis serah terima (handover) di RS terdiri dari:
a. Antara PPA (mis., antar dokter, dokter ke perawat, antar perawat),
b. A ntara unit perawatan yang berbeda di RS (mis. dari ruang perawatan
intensif ke ruang
perawatan atau dari IGD ke OK);
c. Dari ruang perawatan pasien ke unit layanan diagnostik seperti radiologi
atau fisioterapi;
Metode, formulir dan alat bantu ditetapkan sesuai jenis komunikasi, dilakukan
secara konsisten dan lengkap.
Meningkatkan Keamanan Obat-Obatan
Yang Harus Diwaspadai
Obat-Obatan Yang Perlu Diwaspadai
Obat-obatan yang perlu diwaspadai (high-alert medications) adalah obat-obatan yang
memiliki risiko menyebabkan cedera serius pada pasien jika digunakan dengan tidak tepat.

Obat high alert mencakup :


a) Ob at risiko ti n g g i , ya i t u obat de nga n zat aktif ya n g da pat me n i mb u l k a n ke m a t i a n at a u ke
c a c a t a n bila terjadi ke s a l a h a n (error) da l a m pe ng g una a nnya (contoh: in s u lin , hepa r i n, Muscle
relaxan).
b) Obat yang terlihat mirip dan kedengarannya mirip (Nama Obat Ru p a dan Uca p an
Mi r i p / N O R U M, at a u Look Al i ke So und Alike/LASA)
c) Elektrolit kons e ntrat contoh: ka l i u m klorida de nga n kon s e nt ra s i sa m a at a u lebih dari 1
mE q / ml , nat r i um klorida de nga n kons e nt ra s i lebih dari 0, 9% da n ma gn e s i u m su l fat injeksi
denga n konsentrasi sam a atau lebih dari 50%
Obat-Obatan Yang Perlu Diwaspadai
• Strategi untuk mengurangi risiko dan • Daftar obat-obatan berisiko tinggi
cedera akibat kesalahan penggunaan berdasarkan pola penggunaan obat-
obat high alert, obatan yang berisiko dari data
internalnya sendiri tentang Laporan IKP
Ø penataan penyimpanan
Ø pelabelan yang jelas • Daftar ini diperbarui setiap tahun.
Ø penerapan double checking
Ø pembatasan akses • Daftar ini dapat diperbarui
Ø penerapan panduan penggunaan secara sementara jika ada
obat high alert penambahan atau
Memastikan Sisi Yang Benar,
Prosedur yang Benar, Pasien Yang Benar
Pada Pembedahan / Tindakan Invasif
Verifikasi Pra Operasi

Protokol umum (Universal protocol) untuk pencegahan salah sisi,


salah prosedur dan salah pasien pembedahan :
1. Proses verifikasi sebelum operasi
2. Penandaan sisi operasi;
3. Time-out dilakukan sesaat sebelum memulai tindakan
Verifikasi Pra Operasi

Verifikasi praoperasi : proses pengumpulan informasi dan konfirmasi secara


terus- menerus.
Tujuan proses verifikasi praoperasi:
• melakukan verifikasi terhadap sisi yang benar, prosedur yang benar dan
pasien yang benar;
• memastikan bahwa semua dokumen, foto hasil radiologi atau pencitraan,
dan pemeriksaan yang terkait operasi telah tersedia, sudah diberi label
dan di siapkan;
• melakukan verifikasi bahwa produk darah, peralatan medis khusus dan /
atau implan yang diperlukan sudah tersedia.
Penandaan Sisi Operasi
1. Penandaan sisi operasi hanya ditandai pada :
o semua kasus yang memiliki dua sisi kiri dan kanan (lateralisasi),
o Struktur multipel (jari tangan, jari kaki, lesi), atau
o multiple level (tulang belakang).
2. Penandaan sisi operasi :
o oleh PPA yang akan melakukan tindakan;
o dibuat saat pasien terjaga dan sadar jika memungkinkan,
o harus terlihat walaupun setelah pasien dipersiapkan dan ditutup kain.
3. Tanda “X” tidak digunakan sebagai penanda karena dapat diartikan sebagai “bukan di sini”
atau “salah sisi”
4. Tanda yang dibuat harus seragam dan konsisten digunakan di RS
Time Out

• Dilakukan sesaat sebelum Tindakan dimulai,dihadiri semua anggota tim. Selama time-out,
Tim menyetujui komponen, sbb:
o Benar identitas pasien
o Benar prosedur yang dilakukan
o Benar sisi operasi / Tindakan invasive
• Time-out dilakukan di tempat di mana tindakan akan dilakukan dan melibatkan secara aktif
seluruh tim bedah.
• Pasien tidak berpartisipasi dalam time-out. Keseluruhan proses time-out
didokumentasikan dan meliputi tanggal serta jam time-out selesai.
• Rumah sakit menentukan bagaimana proses time-out didokumentasikan.
Sign Out
Sign-out dilakukan ditempat Tindakan berlangsung sebelum pasien meninggalkan ruangan. Pada
umumnya, perawat sebagai anggota tim melakukan konfirmasi secara lisan untuk komponen sign-out
sbb :
• Nama tindakan operasi / invasif yang dicatat / ditulis
• Kelengkapan perhitungan instrumen, kasa dan jarum (bila ada)
• Pelabelan spesimen (ketika terdapat spesimen selama proses sign-out, label dibacakan
dengan jelas, meliputi nama pasien, tanggal lahir)
• Masalah peralatan yang perlu ditangani ( bila ada )
Mengurangi Risiko Infeksi,
Akibat Perawatan Kesehatan
Penerapan Kebersihan Tangan

Jadilah Perawat Anestesi sebagai agen penjaga untuk


mengurangi risiko infeksi akibat Perawatan
• Cuci tangan sesuai standar WHO
• Gunakan APD sesuai standar
Mengurangi Risiko Cedera Pasien,
Akibat Jatuh
Implementasi dalam
Pelayanan Keperawatan Anestesi
• Semua pasien di Kamar Operasi baik dewasa maupun anak harus dilakukan pengkajian risiko
jatuh menggunakan metode pengkajian yang baku sesuai ketentuan RS.
• Kriteria risiko jatuh dan intervensi yang dilakukan harus didokumentasikan dalam RM
pasien.
• Pasien yang sebelumnya risiko rendah jatuh dapat menjadi risiko tinggi jatuh.
Perubahan risiko ini dapat diakibatkan, namun tidak terbatas pada :
• tindakan pembedahan dan / atau anestesi,
• perubahan mendadak pada kondisi pasien, dan
• penyesuaian obat-obatan yang diberikan
Sehingga pasien perlu pengkajian ulang jatuh selama dirawat dan paska pembedahan.
3 Kesimpulan
KESIMPULAN

• Penerapan Keselamatan Pasien dalam Asuhan


Keperawatan Anestesi menjadi keharusan utk tetap
menjaga mutu pelayanan RS
• 6 prinsip Keselamatan Pasien harus dilaksanakan
• Asesmen yang benar memastikan keselamatan
pasien bisa dijaga dengan baik
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai