Anda di halaman 1dari 12

SUTAT KEPUTUSAN DIREKTUR

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH RATU AJI PUTRI BOTUNG


KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA
NOMOR : ...........................................

TENTANG

KEBIJAKAN PELAYANAN INTENSIVE CARE UNIT (ICU)

DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH RATU AJI PUTRI BOTUNG

Menimbang : Bahwa Dalam Rangka untuk mewujudkan Pelayanan Intensif yang


optimal di Rumah Sakit Umum Daerah Ratu Aji Putri Botung, maka
perlu ditetapkan Kebijakan Pelayanan Intensif (ICU)

Mengingat : 1. Undang – Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik


Kedokteran (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004
Nomor 116, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4431);

2. Undang – Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan


(lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 tentang
Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009
Nomor 116, Tambahan Lembaran Republik Indonesia Nomor 5063);

3. Undang – Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit


(lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 tentang
Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009
Nomor 153, Tambahan Lembaran Republik Indonesia Nomor 5072);

4. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 512/Menkes/Per/IV/2007


tentang izin Praktik dan Pelaksanaan Praktik Kedokteran

5. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 290/Menkes/Per/III/2008


tentang Persetujuan Tindakan Kedokteran;

6. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 56 Tahun 2014 tentang


Klasifikasi dan Perijinan Rumah Sakit.

7. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1333/Menkes/SK/XII/1999


tentang Standar Pelayanan Rumah Sakit;

8. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 834/Menkes/SK/VII/2010


Tentang Pedoman Penyelenggaraan Pelayanan High Care Unit
(HCU) di Rumah Sakit;

9. Keputusan Direktur Jenderal Bina Upaya Kesehatan No.


HK.02.04/1/1966/11 tentang Petunjuk Teknik Penyelenggaraan
Pelayanan ICU di Rumah Sakit
MEMUTUSKAN

Menetapkan:

PERTAMA : Keputusan Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Ratu Aji Putri Botung tentang
Kebijakan Pelayanan Instalasi Intensive Care Unit (ICU);

KEDUA : Upaya memberi Pelayanan yang Optimal bagi pasien yang akan menjalani tindakan
Intensive di Instalasi Instensive Care Unit (ICU) Rumah Sakit Umum Daerah Ratu
Aji Putri Botung, harus dilakukan oleh seluruh personil yang bekerja di Instalasi
Intensive Care Unit (ICU) Rumah Sakit Umum Daerah Ratu Aji Putri Botung;

KETIGA : Pengaturan lebih rinci kebijakan pelayanan bagi pasien di Instalasi ICU dimuat
dalam lampiran surat keputusan ini;

KEEMPAT : Kepala Instalasi Intensive Care Unit (ICU) bertanggung jawab terhadap
terlaksananya ketentuan ini sebagaimana dimaksud dalam ketetapan butir ketiga.

KELIMA : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dan apabila dikemudian hari terdapat
kekeliruan akan diadakan perubahan dan dibetulkan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di : PENAJAM
Pada tanggal :
-------------------------------------------
DIREKTUR

dr. Jansje Grace Makisurat


NIP 196901225 200212 2 005

Tembusan ini disampaikan kepada Yth :

1. Kepala Bagian Tata Usaha Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Panajam Paser Utara.
2. Kepala Bidang Keperawatan Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Panajam Paser Utara
3. Ketua Komite Keperawatan Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Panajam Paser Utara
4. Pertinggal
Lampiran I : SK Direktur RSUD Ratu Aji Putri Botung
Nomor :
Tentang : Kebijakan Pelayanan Intensive Care Unit (ICU)

KEBIJAKAN UMUM

1. ICU Rumah Sakit Umum Daerah Ratu Aji Putri Botung merupakan Ruang perawatan intensive
dengan klasifikasi pelayanana ICU PRIMER.
2. Mengutamakan kesehatan pasien maka semua kegiatan di ICU Rumah Sakit Umum Daerah Ratu
Aji Putri Botung bertujuan dan berorientasi untuk dapat secara optimal, memperbaiki kondisi
kesehatan pasien.
3. Pengelolaan pasien ICU Rumah Sakit Umum Daerah Ratu Aji Putri Botung adalah pendekatan
multidisiplin tenaga kesehatan dari beberapa disiplin ilmu terkati yang dapat memberikan
kontribusinya sesuai dengan bidang keahliannya dan berkerja sama dalam tim, yang dipimpin
oleh seorang intensivist sebagai ketua tim.
4. Tindakan resusitasi yang meliputi dukungan hidup untuk fungsi-fungsi vital seperti : Airway
(fungsi jalan napas), Breathing (fungsi pernapasan), Circulation (fungsi sirkulasi), Brain (fungsi
otak) dan fungsi organ lain, dilanjutkan dengan diagnosis dan terapi definitif.
5. Dokter yang merawat pasien sebelum pasien masuk ICU melakukan evaluasi pasien sesuai
bidangnya dan memberi pandangan atau usulan terapi.
6. Penanggung Jawab ICU, melakukan evaluasi menyeluruh, mengambil kesimpulan, memberi
instruksi terapi dan tindakan secara tertulis dengan mempertimbangkan usulan anggota tim
lainnya.
7. Ketua Tim berkonsultasi pada konsultan lain dengan memper-timbangkan usulanusulan anggota
tim.
8. Setiap dokter dapat memasukkan pasien ke ICU Rumah Sakit Umum Daerah Ratu Aji Putri
Botung sesuai dengan indikasi masuk, Karena keterbatasan jumlah tempat tidur ICU Rumah Sakit
Umum Daerah Ratu Aji Putri Botung, maka berlaku asas prioritas dan indikasi masuk yang
ditentukan oleh intensivist.
9. Diperlukan tim kendali mutu yang anggotanya terdiri dari beberapa disiplin ilmu, dengan tugas
utamanya memberi masukan dan bekerja sama dengan staf struktural ICU Rumah Sakit Umum
Daerah Ratu Aji Putri Botung untuk selalu meningkatkan mutu pelayanan.
10. Kegiatan pelayanan pasien di ICU Rumah Sakit Umum Daerah Ratu Aji Putri Botung disamping
multi disiplin juga inter profesi, yaitu profesi medic, profesi perawat, dan profesi lain. dan perlu
peningkatan mutu SDM secara berkelanjutan, menyeluruh dan mencakup semua profesi.
11. Unit pelayanan ICU Rumah Sakit Umum Daerah Ratu Aji Putri Botung mempunyai ciri biaya
tinggi, teknologi tinggi, multi disiplin dan multi profesi berdasarkan asas efektifitas, keselamatan
dan ekonomis

Ditetapkan di : PENAJAM
Pada tanggal :
-------------------------------------------
DIREKTUR

dr. Jansje Grace Makisurat

NIP 196901225 200212 2 005

Tembusan ini disampaikan kepada Yth :


1. Kepala Bagian Tata Usaha Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Panajam Paser Utara.
2. Kepala Bidang Keperawatan Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Panajam Paser Utara
3. Ketua Komite Keperawatan Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Panajam Paser Utara
4. Pertinggal
Lampiran II : SK Direktur RSUD Ratu Aji Putri Botung
Nomor :
Tentang : Kebijakan Pelayanan Intensive Care Unit (ICU)

INDIKASI PASIEN MASUK KE RUANG ICU

1. Pasien sakit kritis berat, pasien tidak stabil yang memerlukan terapi intensif dan tertitrasi
seperti bantuan ventilator, pemberian obat vasoaktif melalui infuse secara terus menerus,
yaitu utamanya pada pasien dengan gangguan pada system Pernafasan, Sirkulasi Darah, SSP
yang tidak stabil
a. Gagal Nafas Berat.
b. Pasca Bedah Jantung Terbuka (Cardiotorasic).
c. Syock Septik Berat.
d. Pasien dengan Gangguan Keseimbangan Asam Basa dan Elektrolit yang mengancam jiwa
yang mana terapi pada prioritas ini tidak memiliki batasan.
2. Pasien yang memerlukan peralatan canggih dan bantuan pemantauan Intensif cepat atau non
invasive sehingga komplikasi berat dapat dihindari atau dikurangi.
a. Pasca Bedah Besar dan Luas (Mayor).
b. Pasien dengan Penyakit Jantung (IMA, Aritmia Jantung yang mengancam jiwa, dll).
c. Pasien dengan Gagal Paru (Acute Lung Oedema / Edema Paru baik Cardiogenik dan Non-
Cardiogenik, Pnumonia Akut, dll).
d. Koma yang memerlukan Ventilator, dan lainnya.
3. Pasien yang memerlukan terapi intensif untuk mengatasi komplikasi-komplikasi akut,
sekalipun mempunyai harapan kecil untuk disembuhkan atau manfaat ICU ini sedikit dari
tindakan yang didapat sangat kecil. Pasien ini hanya memerlukan terapi intensif pada
penyakit akutnya tetapi tidak dilakukan intubasi atau Resusitasi Kardiopulmoner
a. Pasien dengan Sumbatan Jalan Nafas.
b. Pasien pericardial tamponade
c. Pasien dengan Penyakit Jantung Stadium Terminal (Gagal Jantung, dll)
4. Adanya Indikasi Sosial, yaitu masuknya pasien ke ICU karena ada pertimbangan Sosial.

Ditetapkan di : PENAJAM
Pada tanggal :
-------------------------------------------
DIREKTUR

dr. Jansje Grace Makisurat

NIP 196901225 200212 2 005

Tembusan ini disampaikan kepada Yth :


5. Kepala Bagian Tata Usaha Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Panajam Paser Utara.
6. Kepala Bidang Keperawatan Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Panajam Paser Utara
7. Ketua Komite Keperawatan Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Panajam Paser Utara
8. Pertinggal
Lampiran III: SK Direktur RSUD Ratu Aji Putri Botung
Nomor :
Tentang : Kebijakan Pelayanan Intensive Care Unit (ICU)

INDIKASI PASIEN KELUAR DARI ICU

1. Pasien tidak memerlukan lagi terapi intensif karena telah membaik dan cukup stabil
sehingga tidak memerlukan terapi atau pemantauan intensif lebih lanjut.
2. Bila pasien meninggal
3. Pasien yang hanya memerlukan observasi intensif saja, sedangkan ada pasien yang lebih
gawat dan lebih memerlukan terapi atau pemantauan intensif lebih lanjut.
4. Pasien atau keluarga menolak untuk dirawat lebih lanjut di ICU / Pulang Paksa (ada
informed consent khusus dari keluarga pasien).
5. Terapi intensif tidak bermanfaat pada :
a. Pasien Usia Lanjut (> 65 tahun) yang mengalami gagal tiga organ atau lebih, setelah di
ICU selama 72 jam.
b. Pasien Mati Batang Otak / Koma yang mengalami keadaan Vegetatif.
c. Pasien dengan berbagai macam diagnosis seperti penyakit paru Obstruksi menahun, kanker
metastasis dan gagal jantung terminal.

Ditetapkan di : PENAJAM
Pada tanggal :
-------------------------------------------
DIREKTUR

dr. Jansje Grace Makisurat

NIP 196901225 200212 2 005

Tembusan ini disampaikan kepada Yth :


1. Kepala Bagian Tata Usaha Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Panajam Paser Utara.
2. Kepala Bidang Keperawatan Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Panajam Paser Utara
3. Ketua Komite Keperawatan Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Panajam Paser Utara
4. Pertinggal
Lampiran IV: SK Direktur RSUD Ratu Aji Putri Botung
Nomor :
Tentang : Kebijakan Pelayanan Intensive Care Unit (ICU)

INDIKASI PASIEN TIDAK PERLU / TIDAK BOLEH MASUK KE RUANG ICU

1. Pasien Mati Batang Otak (dipastikan secara klinis dan laboratorium), kecuali
keberadaannya diperlukan sebagai donor organ.
2. Pasien atau keluarga menolak terapi bantuan hidup.
3. Pasien secara medis tidak ada harapan dapat disembuhkan lagi.
Karsinoma stadium akhir, Kerusakan Susunan Syaraf Pusat dengan keadaan vegetatif.
4. Mutlak tidak boleh masuk ICU adalah pasien dengan penyakit yang menular dimana
penularan penyakit melalui udara. Pasien dengan Gangrene, TB Aktif.
5. Pasien Hematomesis Melena (Cirosis Hepatis, Diare, HIV/AIDS)

Ditetapkan di : PENAJAM
Pada tanggal :
-------------------------------------------
DIREKTUR

dr. Jansje Grace Makisurat

NIP 196901225 200212 2 005

Tembusan ini disampaikan kepada Yth :


1. Kepala Bagian Tata Usaha Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Panajam Paser Utara.
2. Kepala Bidang Keperawatan Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Panajam Paser Utara
3. Ketua Komite Keperawatan Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Panajam Paser Utara
4. Pertinggal
Lampiran V : SK Direktur RSUD Ratu Aji Putri Botung
Nomor :
Tentang : Kebijakan Pelayanan Intensive Care Unit (ICU)

KEBIJAKAN PENGELOLAAN DAN PELAYANAN


INSTALASI INTENSIVE CARE UNIT (ICU)

I. PENGGUNAAN DAN PENGELOLAAN RUANG ICU


1. Pelayanan ICU adalah pelayanan yang diberikan kepada pasien yang dalam keadaan sakit
berat dan perlu dirawat khusus, serta memerlukan pantauan ketat dan terus menerus serta
tindakan segera.
2. Pelayanan ICU adalah pelayanan yang harus mampu memberikan tunjangan ventilasi
mekanis lebih lama, mampu melakukan tunjangan hidup yang lain tetapi tidak terlalu
kompleks sifatnya.
3. Ruang ICU terletak dekat dengan kamar operasi, ruang perawatan lainnya, dan memiliki
akses yang mudah ke IGD, Radiologi dan ke Laboratorium.
4. Area pasien :
a. Unit terbuka 3 - 4 m2/ tempat tidur.
b. Jarak antara tempat tidur 1-2 meter.
c. Mempunyai 1 tempat cuci tangan setiap 2-4 tempat tidur atau minimal 1 tempat cuci
dalam 1 ruangan
d. Outlet Oksigen Sentral 1 / Tempat tidur.
e. Outlet Suction Sentral 1 / Tempat Tidur
f. Stop kontak 4 / tempat tidur.
5. Indikasi pasien masuk ICU sesuai kriteria yang telah ditetapkan. (Lampiran II)
6. Pasien yang masuk ke ICU boleh dari IGD, Poliklinik, Ruang rawat inap, Kamar Operasi,
Rujukan / pindahan dari RS lain dan dari dokter praktek, asalkan sesuai dengan kriteria
pasien masuk ICU berdasar prioritas 1,2,3 di atas.
7. Setiap pasien yang masuk ataupun keluar ICU harus dilakukan Timbang Terima,
Pemeriksaan Identitas, Cek Dan Ricek sewaktu di ICU secara jelas dan rinci sesuai
ketentuan.
8. Yang menentukan pasien bisa masuk ICU adalah dokter kepala Instalasi ICU.
9. Apabila ICU dalam keadaan kosong, maka semua dokter diperkenankan untuk merawat
pasien di ruang ICU sesuai dengan kriteria pasien masuk ICU berdasarkan Prioritas 1, 2, 3
diatas.
10. Indikasi Pasien Keluar ICU sesuai kriteria yang telah ditetapkan. (Lampiran III)
11. Indikasi Pasien Tidak Boleh / Kontraindikasi Masuk Ruang ICU sesuai kriteria yang telah
ditetapkan. (Lampiran IV)
12. Apabila ICU tidak terisi penuh, maka yang menentukan pasien keluar ICU adalah dokter
primer yang merawat pasien tersebut.
13. Apabila ICU terisi penuh, maka pengaturan pasien masuk dan keluar ICU dilakukan oleh
dokter Kepala Instalasi ICU.
14. Jadwal jaga ICU dibuat oleh Kepala Ruangan ICU.
15. Setiap Pasien yang akan menjalani perawatan dan tindakan di ruang ICU harus sudah
diberikan Informed Consent sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
16. Cara Pengisian Status ICU berdasarkan JUKNIS pengisian status ICU.
17. Berkas Status ICU dimasukkan dalam berkas status rawat inap kemudian disimpan di
rekam medis paling lambat 2 x 24 jam setelah pasien tersebut pulang atau rujuk ke RS
yang lebih tinggi tingkat kemampuannya, atau pasien tersebut pulang paksa, atau pindah
RS lain.
18. Bila pasien keluar ICU tetapi masih dirawat di ruang perawatan lain dalam RS , maka
berkas status ICU disertakan dalam status rawat inap pasien tersebut.
19. Pencatatan dan pelaporan kegiatan pelayanan ICU ditulis dalam Buku Register Pasien,
buku laporan harian tiap shif dan sensus harian.
20. Evaluasi hasil perawatan pasien dilakukan dengan melakukan analisa berdasarkan kasus 
10 penyakit terbanyak ICU, berdasarkan pasien meninggal lebih dari 48 jam serta kurang
dari 48 jam, dan berdasar data kunjungan pasien per tahun.
21. Tersedianya obat – obat emergency yang memadai untuk menunjang life saving, seperti
Sulfas Atropin, Adrenalin, Cordaron, lidokain. Obat – obat tersebut diletakkan di troley
Emergency untuk memudahkan dalam penggunaan saat tindakan Emergency ke pasien.
22. Tersedianya Alkes, cairan infus dan  alat – alat yang menunjang untuk kebutuhan
emergency yang diletakkan di troley Emergency, seperti : Nasopharing, Oropharing,
Laringoscop, Endotrakeal Tube, alat ventilasi manual, masker oksigen, infus RL, Nacl 0,9
%, Hes 6 %, dan juga spuit dari ukuran 1 cc hingga 50 cc beserta water injeksi.
23. Prosedur penyediaan obat dan alkes dilakukan dengan mengajukan budget pada Direktur
RS, dengan tembusan pada ka.sie keperawatan dan ka. keuangan dan program ataupun
farmasi.
24. Pemeriksaan laboratorium ICU terpusat di laboratorium dan bisa dilakukan 24 jam on site.
a. Bila ada pemeriksaan laborat, maka petugas ICU memberitau ke petugas Laborat
tentang pemeriksaan yang diminta.
b. Petugas ICU membuatkan surat permintaan pemeriksaan laborat pada lembar
pemeriksaan laborat, sesuai dengan permintaan dokter.
c. PETUGAS LABORAT DATANG ke ICU untuk melakukan pengambilan sampel
darah untuk pemeriksaan laborat sesuai dengan surat permintaan tersebut.
d. Petugas laborat menuliskan rekening pemeriksaan pada lembar rekening pasien.
e. Bila hasil pemeriksaan sudah ada, maka PETUGAS LABORAT MENGANTARKAN
hasilnya ke ICU.
f. Bila ada pemeriksaan radiologi maka petugas ICU memberitaukan ke petugas
radiologi tentang pemeriksaan radiologi yang diminta.
g. Khusus untuk Thorax foto, PETUGAS RADIOLOGI DATANG KE ICU kemudian
melakukan pemeriksaan thorax foto (alatnya bisa mobile)
h. Petugas radiologi menuliskan di rekening pasien tentang pemeriksaan yang dilakukan.
i. Untuk pemeriksaan selain Thorax foto, dilakukan di radiologi karena alatnya tidak
mobile
j. Bila pemeriksaan dilakukan di radiologi, maka petugas ICU mengantarkan pasien ke
radiologi untuk dilakukan pemeriksaan
k. Bila hasil pemeriksaan sudah ada, maka PETUGAS RADIOLOGI MENGANTAR
HASILNYA ke ICU.
l. Tersedianya APAR di ruang ICU
m. Karena sebagian besar alat ICU menggunakan listrik, maka dilakukan pemeliharaan
rutin untuk mencegah terjadinya lonjatan listrik baik ke petugas maupun ke pasien.
25. Pemeriksaan Radiologi terpusat di radiologi dan  bisa dilakukan 24 jam on site.
26. Dalam situasi KLB / Bencana ICU akan terlibat secara langsung sebagai support system,
dengan menyiapkan sarana dan personil menghadapi kemungkinan paerawatan terhadap
korban KLB / Bencana di RS.
27. Pelaksanaan keselamatan kerja, kebakaran dan kewaspadaan bencana (K3).
II. PENGENDALIAN INFEKSI TERKAIT PELAYANAN KESEHATAN
1. Lingkungan ICU
a. Pintu ruang ICU (luar dan dalam) harus selalu dalam keadaan tertutup
b. Pemasangan alas lantai didepan pintu dalam ICU harus tetap terpasang dan dalam
kondisi basah dengan larutan desinfektan.
c. Pengaturan batas tegas antara daerah semi steril dan non steril sesuai prosedur.
d. Melakukan pembersihan rutin ruang ICU dan peralatan ICU sesuai jadwal yang telah
ditentukan.
e. Melakukan sterilisasi ruangan (UV) setelah pembersihan ruangan sesuai prosedur.
f. Penanganan sampah pembuangan BAB dan BAK pasien sesuai dengan prosedur.
g. Petugas ICU (dokter dan perawat) :
1) Petugas ICU harus memakai skort, alas kaki khusus, dan masker khusus ruang
ICU
2) Petugas harus mencuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan.
3) Pemakaian handscoen dalam melakukan tindakan perawatan terhadap pasien.
4) Untuk tindakan-tindakan tertentu petugas harus memakai sarung tangan steril.
5) Perlindungan dari penyakit menular bagi petugas ICU dilakukan sesuai
prosedur.
6) Penggunaan softa-man bagi petugas setiap selesai kontak dengan pasien
h. Untuk Pasien ICU :
1) Pasien harus ganti baju, dan atau celana khusus ruang ICU.
2) Penggantian alat tenun pasien dilakukan setiap shift jaga atau bila kotor.
3) Pembersihan tempat tidur dan alat-alat yang dipakai pasien setelah pasien keluar,
dengan menggunakan cairan desinfektan.
i. Untuk  pengunjung pasien ICU / keluarga pasien :
1) Pengunjung bila masuk ruang ICU harus memakai baju (skort) pengunjung dan
alas kaki khusus ruang ICU.
2) Sebelum dan sesudah berkunjung ke pasien, pengunjung cuci tangan terlebih
dahulu atau membasahi tangan dengan menggunakan softa-man.
3) Pengunjung hanya bisa masuk pada saat jam berkunjung (1 orang bergantian)
2. Mengenai Peralatan Ruang ICU
a. Peralatan yang berupa set instrumen, alat kesehatan disposible harus dalam keadaan
steril.
b. Resterilisasi alat ICU dilakukan setiap 3 x 24 jam sekali.
c. Instrumen, alat – alat suction, sirkuit ventilator bila aelesai dipakai pada pasien
direndam dengan cairan desinfektan baru kemudian disterilkan di ruang sterilisasi.
d. Setiap pasien yang memerlukan suction harus mempunyai slang suction sendiri-
sendiri dan diganti dalam waktu 1 x 24 jam.
e. Penggunaan kom untuk suction diganti dalam waktu 1 x 24 jam dan tiap-tiap pasien
sendiri-sendiri

III. FASILITAS DAN PERALATAN


1. Tersedia peralatan meliputi :
a. Tempat tidur khusus yang bisa dirubah posisinya sesuai dengan kondisi dan
kebutuhan pasien.
b. Alat pengukur tekanan darah monitor
c. Pulse oxymetri dewasa, anak, dan bayi
d. ECG 12 lead
e. Alat pengukur tekanan Vena Central
f. Alat Pengukur suhu tubuh pasien.
g. Alat penghisap (suction) sentral tetapi tekanannya bisa diatur berdasarkan
kebutuhan.
h. Alat ventilasi manual dewasa, anak dan bayi dan alat penunjang jalan nafas.
i. Peralatan akses vaskuler
j. Ventilator
k. Oksigen sentral
l. Lampu untuk melakukan tindakan
m. Defibrilator Biphasic
n. Peralatan drain thoraks
o. Troley emergency yang berisi alat dan obat – obat untuk emergency
p. Infus pump dan syringe pump
q. Peralatan portable untuk transportasi pasien

Semua peralatan diatas dapat berfungsi dengan baik disertai adanya program kalibrasi
dan pemeliharaan masing-masing alat
2. Penggunaan alat dicatat dalam buku pemakaian peralatan dan masing – masing alat ada
buku pemakaiannya sendiri-sendiri
3. SOP penggunaan Alat – alat sudah terpasang pada masing – masing alat tersebut.
4. Pemeliharaan Peralatan dilakukan setiap selesai dipergunakan, dan pemeliharaan rutin
satu kali seminggu, kemudian dicatat dalam lembar pemeliharaan alat. Masing – masing
alat punya catatan pemeliharaan sendiri.
5. Program Perencanaan peralatan dilakukan pada awal tahun dan apabila ada hal – hal
yang insidentil dan mendesak bisa dilaksanakan pada saat itu.
6. Peremajaan peralatan dilakukan bekerjasama dengan IPSRS dan Pihak Suplier alat
tersebut

IV. KEPALA INSTALASI ICU


Kepala Instalasi ICU adalah seorang dokter spesialis Anesthesi

V. TENAGA PERAWATAN ICU


1. Tenaga perawatan ICU adalah tenaga perawat terlatih dengan pendidikan minimal lulus
BLS/BTCLS, Pelatihan Alat, dan ECG dasar.
2. Minimal 50-75% petugas sudah Pelatihan ICU dasar.
3. Bila ICU dalam keadaan kosong, maka petugas ICU sebagian diperbolehkan membantu
keruang rawat inap lainnya yang lebih banyak membutuhkan tenaga, sebagian
mengerjakan administrasi dan melakukan perawatan alat – alat (situasional).

VI. TATA CARA PENILAIAN PEGAWAI


1. Penilaian Pegawai dilakukan rutin dan teratur tiap tahun, disertai adanya rekomendasi
dan tindak lanjut.
2. Yang menentukan jadwal / waktu untuk penilaian masing-masing pegawai dari
koordinator perawat ICU.
3. Format penilaian pegawai dari bidang keperawatan untuk perawat dan dari kepegawaian
untuk petugas administrasi.
4. Yang melakukan penilaian adalah Kepala Pelayanan Keperawatan ICU dengan
mengetahui Ka.sie Keperawatan.
5. Dokumen hasil penilaian tersebut disimpan di bidang kepegawaian.
6. Untuk pegawai (Perawat) baru dan yang masih orientasi, selain penilaian rutin tahunan,
juga dilakukan penilaian 3 bulanan.
7. Dokumen hasil dari, disimpan di ICU dan rekapan hasilnya dilaporkan pada Ka.sie
Keperawatan.

VII. PENGEMBANGAN STAF DAN PROGRAM PENDIDIKAN


1. Pelaksanaan program pengembangan tenaga dan pendidikan berkelanjutan dilakukan
oleh Penanggung Jawab ICU dan Koordinator Keperawatan ICU beserta bidang terkait
sesuai dengan kebutuhan dan pengajuan program pengembangan tenaga.
2. Jenjang Pendidikan Lanjutan (D-III , S-1, S-2) di Optimal dan Maksimalkan.

VIII. KERJASAMA DENGAN UNIT PELAYANAN RUJUKAN


1. ICU melakukan rujukan ke Rumah Sakit yang mempunyai tingkat pelayanan yang lebih
tinggi kemampuannya.
2. Pasien rujuk / pindah rumah sakit berdasarkan :
a. Saran dokter  yang merawat dengan pertimbangan akan mendapatkan terapi lebih
lanjut dan terapi serta alat yang lebih tinggi tingkat kemampuannya.
b. Permintaan dari keluarga pasien tersebut.
c. ICU RS  menerima rujukan dari Rumah sakit atau klinik yang tingkat pelayanannya
lebih rendah.
d. Kriteria pasien rujukan yang masuk ICU sesuai dengan kebijakan pasien masuk ICU

Ditetapkan di : PENAJAM
Pada tanggal :
-------------------------------------------
DIREKTUR

dr. Jansje Grace Makisurat

NIP 196901225 200212 2 005

Tembusan ini disampaikan kepada Yth :


1. Kepala Bagian Tata Usaha Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Panajam Paser Utara.
2. Kepala Bidang Keperawatan Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Panajam Paser Utara
3. Ketua Komite Keperawatan Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Panajam Paser Utara
4. Pertinggal

Anda mungkin juga menyukai