DI SUSUN OLEH :
Nama Kelompok : 1. Ardiansyah (E1CO18017)
2. Fenny Tri Octaviani ( E1C015084)
2. Iksan (E1C018007)
3. Muhammad Rizki (E1C018014)
4. Selintaria pardede (E1C018006)
Dosen Pembimbin : 1. Ir. Edi Soetrisno, M.Sc.
2. Ir. Hidayat, M.Sc.
3. Ir. Tris Akbarillah, M.P.
Co-Ass : 1. Dona Safitri
2. Endah Meli Santri
3. Teza Pernama Sari
4. Farah Azizah
JURUSAN PETERNAKAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2020
KATA PENGANTAR
Assalammualaikum Wr. Wb
Dan semoga dalam laporan ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta
pengetahuan kita mengenai produksi hijauan pakan. Kami juga menyadari bahwa sepenuhnya
di dalam laporan ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. maka dari itu kami
selaku praktikan minta maaf jika terdapat banyak kesalahan.
Saya berharap laporan ini dapat dipahami dan sekiranya laporan yang telah disusun ini
dapat berguna. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan dan atas perhatianya
kami ucapkan terimakasih.
Waalaikumussalam Wr. Wb
(Penulis)
BAB II
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Hijauan makanan ternak adalah tumbuhan yang dapat dimakan dan diberikan kepada ternak,
tidak beracun (merugikan) untuk tujuan hidup, produksi reproduksi ternak. Hijauan makanan
ternak terdiri dari : tanaman makanan ternak pada umumnya terdapat dalam dua famili yaitu
graminae (rumpu-rumputan) dan Leguminosa (kacang-kacangan), limbah pertanian,, pohon-
pohonan dan dedaunan dari perdu-perduan (browse).
Produktifitas ternak ruminansia seperti sapi (potong dan perah), kerbau, kambing dan domba,
salah satunya ditentukan oleh faktor pakan (ransum)-nya. Pakan utama ternak ruminansia pada
dasarnya adalah hijauan. Agar ternak ruminansia dapat menghasilkan produksi yang tinggi
diperlukan pakan hijauan yang cukup baik kuantitas maupun kualitasnya. Dan untuk
menyediakan hijauan pakan ternak diperlukan pengetahuan tentang jenis–jenis tanaman makanan
ternak serta cara – cara pengelolaannya.
Ketersediaan hijauan makanan ternak yang tidak tetap sepanjang tahun, maka diperlukan
budidaya hijauan pakan, baik dengan usaha perbaikan manajemen tanaman keras atau
penggalakan cara pengelolaan penanaman rumput unggul sehingga mutu setiap jenis hijauan
yang diwariskan oleh sifat genetik bisa dipertahankan atau ditingkatkan. Dengan cara demikian
kekurangan akan hijauan pakan dapat diatasi, sehingga nantinya dapat mendukung
pengembangan usaha ternak ruminansia yang akan dilakukan . Oleh karena itu, untuk
mendapatkan hijauan yang produktivitasnya tinggi maka dilakukanlah praktikum produksi
hijauan pakan mulai dari pemilihan lokasi, pemetaan wilayah, pengelolaan tanah, pemilihan
bibit, penanaman, pemupukan, pemeliharaan, panen dan usaha-usaha untuk mempertahankan
dan meningkatkan produksi hijauan pakan.
1.2 Tujuan
Mahasiswa mampu mempersiapkan lahan sebelum penanaman.
Mahasiwa mampu mengolah lahan baik secara manual maupun dengan menggunakan
traktor.
Mahasiswa mampu membuat lubang tanam.
Mahasiswa mampu melakukan pemupukan dasar pada lahan, dan melakukan pemupukan
lanjutan.
- Mahasiswa mampu melakukan cara penanaman dengan baik dan benar.
- Mahasiswa mampu mengukur estimasi produksi pastura.
- Mahasiswa mampu mengatasi masalah dormansi setiap biji lamtoro, turi dan indigofera
yang berbeda.
- Mahasiwa mampu mengenali jenis-jenis hijaun pakan.
- Mahasiswa mampu melakukan pengukuran produksi biji legume dari setiap biji legum
yang berbeda.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Lubang tanam sebaiknya tidak dibuat ketika tanah dalam keadaan sangat basah, terutama
pada tanah bertekstur berat. Dalam kondisi sangat basah dinding lubang cenderung berlumpur
ketika digali dan memadat ketika kering. Keadaan ini menyebabkan terbentuknya lapisan kedap
yang bisa menghambat perkembangan perakaran bibit. Selain itu, rembesan air hujan berlebih
keluar dari lubang tanam sehingga kondisi kelembapan tanah di dalam lubang tanam cenderung
berlebihan dan sebaliknya aerasi tanah berkurang (Rosmarkam. 2002).
Namun, perlu diperhatikan juga bahwa dalam pembuatan lubang tanam yang dilakukan
secara sembarangan akan memperbesar resiko kematian bibit, karena tanaman perkebunan
termasuk tanaman yang sensitive dan peka terhadap perlakuan ceroboh. Lubang tanam untuk
bibit asal perkembangbiakan vegetatif (stek) memiliki ukuran yang berbeda dengan lubang
tanam untuk bibit yang berasal dari perkembangbiakan secara generatif (Endah, W. 2013).
Pupuk kandang 600 kg/ha, diberikan pada permukaan bedengan kurang lebih seminggu
sebelum tanam. Pupuk adalah semua bahan yang diberikan kedalam tanah, baik organik maupun
anorganik dengan maksud untuk mengganti kehilangan unsur tanah dari dalam tanah dan
bertujuan untuk meningkatkan produksi tanaman dalam keadaan faktor keliling atau lingkungan
yang baik (Kartasapoetra, 1989).
Pemupukan dilakukan untuk menambah hara tanah, sehingga tanaman menjadi subur
yang pada akhirnya akan mengurangi erosi, dijelaskan pula pemupukan akan mempertahankan
kesuburan tanah, karena sisa pemupukan saat itu merupakan cadangan hara bagi tanaman
selanjutnya (Poerwowidodo, 1991).
Pemupukan akan meningkatkan percabangan akar dan perkembangan akar lateral dan ini
meningkatkan penggunaan dan peningkatan pupuk oleh tanaman,kemampuan ini menunjang
kesempurnaan proses fotosintesis pada stadium generatif sehingga pertumbuhan menjadi lebih
baik ( Porwowidodo,2007).
2.2 Penanaman Hijauan
Semakin tua hijauan waktu dipotong, maka kadar serat kasar akan meningkat dan kadar
protein akan menurun karena makin meingkatnya senyawa-senyawa bukan protein sebaliknya
bertambah umur maka produksi makin meingkat pada akhirnya menyebabkan kandngan dan
produksi protein menurun
Perlu diatur jarak antar pemotongan pertama, kedua dan selanjutnya, sebab setelah
defoliasi, pertumbuhan tanaman memerlukan zat-zat yang kaya akan energi seperti gula dan pati.
Interval pemotongan yang panjang tidak mengkhawatirkan tetapi pada interval pemotongan
pendek atau intensitas pemotongan tinggi dapat menyebabkan kandungan karbohidrat dalam akar
akan menurun sehingga dapat mengganggu pertumbuhan kembali. Cadangan karbohidrat setelah
defoliasi segera dirombak oleh enzim tertentu menjadi energi. Zat tersebut kemudian
dipergunakan untuk pertumbuhan. Jarak defoliasi pada musim penghujan sebaiknya 40 hari
sekali dan musim kemarau 60 hari sekali (Soetrisno et al., 2008)
Panicum maximum atau rumput Benggala atau disebut juga Guinea grass berasal dari
Afrika tropik dan sub tropik. Rumput jenis ini dapat berfungsi sebagai penutup tanah,
penggembalaan, ataupun diolah dalam bentuk hay dan silase. Ciri tanaman ini adalah tumbuh
tegak membentuk rumpun, tinggi dapat mencapai 1 – 1,8 m, daun lebih halus daripada rumput
gajah, buku dan lidah daun berbuku, banyak membentuk anakan, bunga tersusun dalam malai
dan berwarna hijau atau kekuningan, serta akar serabut dalam.
Tanaman legum tumbuh dengan cara tipe semak, tipe berkas, batang bersifat tegak atau
decumbent, serambling, dan roset. Tipe semak yaitu sebuah tangkai sentral dengan cabang-
cabang samping muncul sepanjang batang utama dengan cabang aksiler, Tipe berkas yaitu
sebuah tangkai yang darinya muncul beberapa batang dan tunas baru sehingga sulit
mengidentifikasi batang utama. Batang bersifat tegak atau decumben, merambat yaitu batang
berkembang menjalar di atas permukaan tanah. Serambling adalah banyak tanaman yang
merambat tumbuh memanjat dan malingkari obyek yang tinggi. Roset adalah bentuk vegetatif
beberapa tanaman perennial berkembang setelah berbunga (Soetrisno et al., 2008).
Secara teknis diketahui bahwa ruminant mempunyai potensi biologis untuk dapat
menggunakan hijauan dengan baik sebagai bahan makanan utamanya. Hijauan terutama rumput
relative lebih mudah ditanam atau dipelihara ssehingga harga sumber energi lebih murah
dibandingkan dengan tanaman sumber karbohidrat lainnya. Akan tetapi di lain pihak, hewan
dapat mengadaptasi diri terhadap berbagai keadaan lingkungan termasuk pemeliharaan intensif,
apalagi dibantu dengan proses seleksi(Parrakkasi, 1999).
Rumput setaria merupakan rumput potong yang tumbuh tegak membentuk rumpun
dengan tinggi 1 m. Rumput ini tahan terhadap genangan air dengan hasil hijauan segar sebanyak
100-110 ton/ha/tahun (satu kali pemotongan dengan interval 45 hari adalah 12,50–13,75 ton/ha)
(Rukmana, 2005). Nilai gizi yang terkandung dalam rumput lampung ini adalah protein kasar 6-
7%, serat kasar 42,0%, BETN (Bahan Ektrak Tanpa Nitrogen) 36,1%, dan lemak 2,8%. Rumput
setaria digunakan untuk padang penggembalaan, karena tahan injakan Potensi hasil panenPotensi
hasil panen rumput setaria dapat mencapai 80 - 100 ton rumput segar/Hektar/Tahun
Rumput setaria merupakan rumput potong yang tumbuh tegak membentuk rumpun
dengan tinggi 1 m. Rumput ini tahan terhadap genangan air dengan hasil hijauan segar sebanyak
100-110 ton/ha/tahun (satu kali pemotongan dengan interval 45 hari adalah 12,50–13,75 ton/ha)
(Rukmana, 2005). Nilai gizi yang terkandung dalam rumput lampung ini adalah protein kasar 6-
7%, serat kasar 42,0%, BETN (Bahan Ektrak Tanpa Nitrogen) 36,1%, dan lemak 2,8%. Rumput
setaria digunakan untuk padang penggembalaan, karena tahan injakan Potensi hasil panenPotensi
hasil panen rumput setaria dapat mencapai 80 - 100 ton rumput segar/Hektar/Tahun.
Cara pengembangbiakan utama tanaman rumput adalah dengan vegetatif, transisi, dan
reproduktif. Fase vegetatif, batang sebagian besar terdiri atas helaian daun. Leher helaian daun
tetap terletak di dasar batang, tidak terjadi pemanjangan selubung daun atau perkembangan
kulmus, sebagai respon terhadap temperatur dan panjang hari kritis, meristem apikal secara
gradual berubah dari tunas vegetatif menjadi tunas bunga. Hal ini disebut induksi pembungaan.
Fase perubahan ini disebut dengan fase transisi. Selama fase transisi helaian daun mulai
memanjang. Internodus kulmus juga mulai memanjang. Fase reproduktif (pembuangan) dimulai
dengan perubahan ujung batang dari kondisi vegetatif ke tunas bunga (Soetrisno et al., 2008).
Pertumbuhan tanaman legum. Tanaman legum tumbuh dengan cara tipe semak, tipe
berkas,batang bersifat tegak atau decumbent, serambling, dan roset. Tipe semak yaitu sebuah
tangkai sentral dengan cabang-cabang samping muncul sepanjang batang utama dengan cabang
aksiler, Tipe berkas yaitu sebuah tangkai yang darinya muncul beberapa batang dan tunas baru
sehingga sulit mengidentifikasi batang utama. Batang bersifat tegak atau decumben, merambat
yaitu batang berkembang menjalar di atas permukaan tanah. Serambling adalah banyak tanaman
yang merambat tumbuh memanjat dan malingkari obyek yang tinggi. Roset adalah bentuk
vegetatif beberapa tanaman perennial berkembang setelah berbunga (Soetrisno et al., 2008).
Kebanyakan makanan ternak dapat di kelompokkan menjadi dua jenis secara garis besar,
yaitu hijauan dan konsentrat. Hijauan ditandai dengan jumlah serat kasar yang relatif banyakpada
bahan keringnya. Hijauaan dapat dibagi lagi menjadi hijauan kering dan hijauan segar, dimana
hijauan segar mengandung banyak air. Sumber terbanyak dari hijauan adalah rumput-rumputan.
(Williamson, 1993).
Tanaman ini mempunyai sebutan berbeda di tiap daerah, misal di daerah jawa Barat dan
Jawa Timur, tanaman ini disebut temu gledek atau temu poh, di Jawa Barat disebut dengan
koneng badas, koneng lalab, koneng pari dan koneng juho. Di daerah Madura menyebut tanaman
ini dengan temu pao (Kardinan, 2003).
Lamtoro adalah pohon perdu, tinggi 20 meter. Meski kebanyakan hanya antara 5-10
meter. Percabangan rendah, banyak, dengan pepagan kecoklatan atau keabu-abuan, berbintil-
bintil dan berlentisel. Ranting bulat torak, dengan ujung yang berambut rapat. Daun majemuk
menyirip rangkap, sirip 3-10 pasang, kebanyakan dengan kelenjar pada poros daun tepat sebelum
pangkal sirip terbawah, daun penumpu kecil, berbentuk segitiga. Anak daun tiap sirip 5-20
pasang, berhadapan, bentuk garis memanjang dengan ujung runcing dan pangkal miring (tidak
sama), permukaannya berambut halus dan tepinya berjumbai (Siswanto, 2010).
2.4.3 Sesbania grandiflora
Turi merupakan pohon yang berkayu lunak dan berumur pendek. Tingginya dapat
mencapai 5-12 meter. Akarnya berbintil-bintil yang gunanya untuk menyuburkan tanah.
Bunganya besar dan keluar dari ketiak daun. Bunganya besar dan apabila mekar, berbentuk
seperti kupu-kupu. Warna bunganya ada yang merah dan ada juga yang putih. Ada juga yang
berwarna gabungan kedua-duanya. Letaknya menggantung dengan 2-4 bunga yang bertangkai,
dan kuncupnya berbentuk sabit.
Rantingnya menggantung, kulit luar berwarna kelabu hingga kecoklatan. Kulit luarnya ini
tidak rata dengan alur membujur dan melintang tidak beraturan dengan lapisan gabus yang
mudah terkelupas. Pada bagian dalam, batangnya berlendir dan berair yang berwarna merah, dan
rasanya pahit. Percabangan baru keluar apabila sudah panjangnya sudah 5 meter.
Daunnya majemukdan tersebar. Memiliki daun penumpu sepanjang 1/2-1 cm. Anak
daunnya bentuknya jorong memanjang, rata, dan menyirip genap. Panjang daun 20-30 cm.
Tangkainya pendek, dan setiap tangkai berisi 20-40 pasang anak daun. Warna bunganya ada
yang merah dan ada juga yang putih. Buahnya berbentuk polong, meggantung, bersekat, dengan
panjang 20-55 cm, sewaktu muda berwarna hijau, dan sudah tua berwarna kuning keputih-
putihan. Sedangkan bijinya berbentuk bulat panjang, dan berwarna coklat muda. Perkecambahan
merupakan serangkaian proses penting yang terjadi sejak benih dorman sampai ke bibit yang
sedang tumbuh (Setyati, 1996). Menurut Kartasapoetra (1989), daya kecambah benih adalah
mekar dan berkembangnya bagian-bagian penting dari embrio suatu benih yang menunjukkan
kemampuan untuk tumbuh normal pada lingkungan yang sesuai. Daya kecambah benih
meningkat dengan bertambah tuanya biji sampai masak fisiologis biji tercapai (Kamil, 1983).
2.5.1 Daun (Tipe Daun), Bunga (Tipe Bunga), Akar (Tipe Akar)
Panicum maximum atau rumput benggala atau disebut juga guinea grass berasal dari Afrika
tropik dan sub tropik. Rumput jenis ini dapat berfungsi sebagai penutup tanah, penggembalaan,
ataupun diolah dalam bentuk hay dan silase (Reksohadiprodjo, 1985). Ciri tanaman ini adalah
tumbuh tegak membentuk rumpun, tinggi dapat mencapai 1 – 1,8 m, daun lebih halus daripada
rumput gajah, buku dan lidah daun berbuku, banyak membentuk anakan, bunga tersusun dalam
malai dan berwarna hijau atau kekuningan, serta akar serabut dalam (Setyati,1980).
Rumput setaria merupakan rumput potong yang tumbuh tegak membentuk rumpun dengan tinggi
1 m. Rumput ini tahan terhadap genangan air dengan hasil hijauan segar sebanyak 100-110
ton/ha/tahun (satu kali pemotongan dengan interval 45 hari adalah 12,50–13,75 ton/ha)
(Rukmana, 2005). Nilai gizi yang terkandung dalam rumput lampung ini adalah protein kasar 6-
7%, serat kasar 42,0%, BETN (Bahan Ektrak Tanpa Nitrogen) 36,1%, dan lemak 2,8%. Rumput
setaria digunakan untuk padang penggembalaan, karena tahan injakan. Bentuk umum dari
rumput ini adalah bentuk daun agak lebar, halus dan lemas pada permukaan atasnya terutama
dekat batang, daunnya agak lunak, pangkal batangnya berwarna kemerah-merahan dan bunganya
tersusun dalam tandan yang berwarna coklat keemasan (Reksohadiprodjo, 1985).
Legum termasuk dicotyledoneus dimana embrio mengandung dua daun biji/cotyledone (Susetyo,
1985). Menurut Soegiri et al. (1982) bahwa famili legum dibagi menjadi tiga group sub famili,
yaitu: mimisaceae, tanaman kayu dan dan herba dengan bunga reguler; caesalpinaceae, tanaman
kayu dan herba dengan bunga irreguler dan papilionaceae, tanaman kayu dan herba ciri khas
berbentuk bunga kupu-kupu, kebanyakan tanaman pakan ekonomi penting termasuk dalam
papilionaceae.Legum yang ada mempunyai siklus hidup secara annual, binial atau perennial.
Lamtoro (Leucaena leucocephala) merupakan jenis legum yang berasal dari Amerika Tengah
(Mexico) dan Amerika Selatan dengan bahan penanaman berupa biji. Tanaman ini dapat
beradaptasi baik pada jenis tanah sedang sampai berat, dengan ketinggian 700-1200 m diatas
permukaan air laut, suhu 20-30 0C dengan curah hujan 700-1650 mm/tahun. Ciri-ciri tanaman
lamtoro antara lain tidak berduri, daun-daunnya berkarang merupakan daun majemuk, tangkai
keras merupakan batang perkayuan yang memiliki akar tunggang, bunga berbentuk bola warna
putih kekuningan atau merah muda (Soedomo, 1985).
Rumput signal memiliki cirri sebagai tanaman rumput gembalaan yang tumbuh menjalar dengan
stolon membentuk hamparan lebat yang tingginya sekitar 30-45 cm, memiliki daun kaku dan
pendek dengan ujung daun yang runcing, mudah berbunga dan bunga berbentuk seperti bendera
Sutopo (2000). Jenis rumput ini tumbuh baik pada kondisi curah hujan 1000-1500 mm/tahun dan
merupakan jenis rumput penggembalaan terbaik di Kongo (Soegiri, 1992).
Rumput raja merupakan tanaman persilangan antara P. purpureum dan P. thypoides yang berasal
dari Afrika selatan. Rumput ini memiliki ciri-ciri tumbuh membentuk rumpun dengan warna
daun hijau tua dengan bagian dalam permukaan daun kasar, tulang daun lebih putih dari rumput
gajah. Adaptasinya mampu tumbuh pada struktur tanah sedang sampai berat, tidak tahan
terhadap genangan air serta permukaan air tanah yang tinggi, tahan naungan, tidak tahan
terhadap penggembalaan berat dan pemotongan dilakukan pada tahun kedua (Rukmana, 2005).
Kalopo tumbuh baik di daerah yang mempunyai ketinggian 1.000 m dpl.dengan curah
hujan tahunan 1.270 mm atau lebih. Tanaman ini dapat beradaptasi pada berbagai jenis tanah,
tetapi tidak tahan terhadap genangan air (Harjadi, 2001).
Gamal (Gliricida sepium) adalah sejenis legum yang mempunyai ciri-ciri tanaman
berbentuk pohon, warna batang putih kecoklatan, daun tirfoliate, perakaran kuat dan dalam
(Soegiri et al., 1992). Batang tunggal atau bercabang, jarang yang menyemak, tinggi 2-15 m.
Batang tegak, diameter pangkal batang 5-30 cm, dengan atau tanpa cabang di dekat pangkal
tersebut. Kulit batang coklat keabu-abuan dengan alur-alur kecil pada batang yang telah
tua.Daun majemuk menyirip, panjang 19-30 cm, terdiri 7-17 helai daun.Helai daun berhadapan,
panjang 4-8 cm dengan ujung runcing, jarang yang bulat.Ukuran daun semakin kecil menuju
ujung daun. Bunga merah muda cerah sampai kemerahan, jarang yang putih, panjang 2,5-15 cm,
susunan bunga tegak (Amara et al., 2000).
Rumput adalah tumbuhan yang kuat dan bisa tumbuh cepat. Padang rumput yang luas di
Afrika dinamakan sabana, di Australia dinamakan semak, di Amerika Utara dinamakan prairie,
di Amerika Selatan dinamakan pampas, dan di Asia di sebut stepa (Civardi, 2003). Hijauan yang
hendak ditanam tentu saja menguntungkan sehingga harus memenuhi produktivitas persatuan
luas yang tinggi, nilai palabilitas yang baik, serta beradaptasi baik dengan lingkungan.Sebagai
contoh jenis rumput potong yang memilki palabilitas yang baik adalah rumput gajah (Pennistum
purpureum), Setaria sphacelata, Panicum maximum, rumput gembala misalnya African Star
Grass (AAK. 2003).
Tanaman Indigofera spicata adalah jenis leguminosa pohon yang selama ini belum
dieksplorasi potensinyasebagai hijauan pakan ternak.Tanaman ini memiliki kandungan protein
yang tinggi setara dengan alfalfa, kandungan mineral yang tinggi ideal bagi ternak perah,
struktur serat yang baik dan nilai kecernaan yang tinggi bagi ternak ruminansia. Penelitian yang
telah dilakukan menunjukan bahwa produktivitas tanaman ini tergolong tinggi yaitu mencapai 30
ton bahan kering per haper tahun dengan interval pemotongan 60 hari dan intensitas pemotongan
1,5 m di atas permukaan tanah (Sutopo, 2000).
Kebanyakan tanaman pakan dan tanaman ekonomi penting termasuk dalam papiloneceae
group. Legume ada yang mempunyai siklus hidup secara annual, biennial atau perennial
(Reksohadiprodjo, S. 2000).
Leguminosa memegang peranan penting sebagai hijauan pakan ternak dan rumput-
rumputan untuk ternak herbivora (Lubis, 2002).
Lamtoro adalah tanaman yang berasal dari Amerika Tengah dan Amerika
Selatan.Tumbuh pada drainase baik dengan tekstur berat. Kultur teknis bahan biji, stek dan
pertanaman campuran dengan rumput guinea, pada tanaman ini memiliki racun mimosin pada
daun muda (McIlroy, 2000).
Ciri-ciri pada lamtoro adalah tanaman ini berbentuk pohon yang bisa mencapai
ketinggian 10 meter, memiliki sistem perakaran yang cukup dalam, daunnya kecil-kecil,
berbentuk lonjong, bunganya bertangkai, berbentuk bulat bola yang warnanya putih kekuning-
kuningan, toleran terhadap hujan angin, kekeringan, serta tanah-tanah yang kurang subur asal
drainase sempurna. Tanaman lamtoro berguna sebagai makanan ternak, jumlah zat-zat yang
terkandung di dalamnya merupakan saingan bagi alfalfa sebab banyak kandungan gizi (Soegiri et
al., 2000).
BAB III
METODOLOGI
3.1 Alat dan bahan
• Alat Tulis
• Square sampling 50 X 50 cm
• Mistar
• Timbangan Analitik
• Kantong asoi
• Gelas Kimia
• Erlemeyer
• Ember
• Meteran
• Amplas
• Tali Rapia
• Sabit
• Cangkul
• Parang
• Polibek
• Air Panas
• Praktikum pertama seluruh praktikan diwajibkan memakai sepatu boot, dan juga
membawa peralatan seperti arit, cangkul, dan paring.
• Mendengarkan arahan dari dosen pengampu dan koass, dan seluruh praktikan memulai
membersihkan lahan.
• Mengarit rumput liar yang ada dalam lahan yang akan di olah.
• Lalu menggemburkan tanah yang sudah di ukur menggunakan cangkul, garbu dll.
• Setelah itu setiap kelompok wajib membuat siring /parit dengan lebar 50cm dan tinggi
atau kedalaman 30cm.
3.2.2 Pengolahan lahan secara manual
• Membuat jarak lubang tanam dengan lebar sebanyak 9 lobang dan panjang sebanyak 23
lubang tanam.
a. Cara Tanam
- Ada 2 macam rumput yang dengan bentuk fisik yang berbeda yaitu batang(Panicum
maxsimum dengan setiap lobang berisi 2 batang) bentuk sobekan (Setaria spacellatadengan
setiap lobang berisi 3 sobekan).
b. Cara pengukuran
1. Tinggi Tanaman
- Mengukur mulai dari permukaan tanah sampai ujung batang teratas dengan mistar.
2. Panjang Daun
3. Lebar daun
- Mengukur lebar daun dari sisi satu kesisi lain pada bagian terlebar daun dengan mistar.
4. Jumlah Anakan
• Membandingkan penampilan sampel rumput segar dengan gambar yang ada di buku
• Mengamati bentuk dan tipe daun, bunga maupun akar, dan ciri lain
- Membuat lubang dengan mencangkul, melubangi lahan berdasarkan jarak tanam dengan
kedalaman 20 cm.
- Lahan dengan luas 3 m x 10 m ditanam dengan jarak tanam 50 cm x 50 cm, dimulai dari
tepi
- Membuat lubang dengan mencangkul, melubangi lahan berdasarkan jarak tanam dengan
kedalaman 20 cm.
3. Pemupukan Dasar
- Pupuk kandang diberikan atas dasar kebutuhan, dosis yang diperlukan ialah 20 ton/ha
c. Cara Tanam
- Ada 2 macam rumput yang dengan bentuk fisik yang berbeda yaitu batang(Panicum
maxsimum dengan setiap lobang berisi 2 batang) bentuk sobekan (Setaria spacellatadengan
setiap lobang berisi 3 sobekan).
d. Cara pengukuran
5. Tinggi Tanaman
- Mengukur mulai dari permukaan tanah sampai ujung batang teratas dengan mistar.
6. Panjang Daun
7. Lebar daun
- Mengukur lebar daun dari sisi satu kesisi lain pada bagian terlebar daun dengan mistar.
8. Jumlah Anakan
3.2.4 MengatasiMasalahDormansi
- Merendam biji lamtoro, kaliandra dan turi masing-masing 10 buah dengan air panas
selama 4 menit (suhu 60o)
- Merendam biji lamtoro, kaliandra dan turi masing-masing 10 buah selama 1 menit
dengan asam sulfat kuat lalu membilasnya dengan air.
- Abrasi dengan mengamplas kulit biji lamtoro, kaliandra dan turi masing-masing 10 buah
- Kontrol (tanpa perlakuan) menyiapkan biji lamtoro, kaliandra dan turi masing-masing 10
buah
- Selanjutnya melakukan pengukuran pertumbuhan kecambah biji setiap hari sampai hari
ke-29
- Membandingkan penampilan sampel rumput segar dengan gambar yang ada di buku
- Mengamati bentuk dan tipe daun, bunga maupun akar, dan ciri lain
3.2.6.Produksi Biji
- Menandai tanaman yang sedang berbiji (Indigofera arrecta) Memanennya setelah biji
sudah tua dengan melihat perubahan warna kulit polong biji menjadi berwarna kuning atau
cokelat muda
- Mengeringkan dengan terik matahari dalam karung yang terbuka untuk menghindari biji
berserakan sampai kering benar
- Meremas atau menginjak biji yang benar – benar kering sehingga kulit polong biji
mengelupas dan biji keluar dari polongnya
- Memisahkan biji dari kulit polong dan menimbang biji dan kulit polong
- Menghitung produksi biji dari segar, persen polong dari berat biji utuh.
BAB IV
Lahan sebelum : Penuh dengan rumput/tanaman liar dan pepohonan, tanah lembab, karena pada
saat mulai melakukan pengolahan lahan adalah memasuki musim hujan.
Lahan sesudah : Tanaman liar dan pepohonan perdu serta rumput sudah dihilangkan dengan
menggunakan alat bantu parang, cangkul dan lahan sudah lumayan bersih
Pembahasan :
Pada saat pengolahan lahan secara manual, lahan sebelumnya penuh dengan rumput/tanaman liar
dan pepohonan, tanah lembab, karena pada saat mulai melakukan pengolahan lahan adalah
memasuki musim hujan. Kemudian dengan menggunakan alat bantu cangkul dan parang setelah
beberapa hari lahan sudah lumayan bersih, tanaman liar dan pepohonan perdu serta rumput
sudah. Namun dalam pengolahan lahan secara manual ini membutuhkan waktu yang cukup lama
dan tenga kerja yang banyak. Dan disisi lain kelebihan pengolahan lahan secara manual yaitu
tidak memerlukan biaya yang cukup banyak dan tidak akan merusak habitat hewan lainya seperti
semut, mikroba, dan lain-lain.
Menurut (Rahayu, Subekti, 2004), menyatakan bahawa pengolahan lahan dengan metode
konvensional atau manual biasanya dilakukan untuk lahan lahan yang sempit dan memiliki
kemiringan tertentu. Metode ini biasanya banyak dilakukan di lingkungan pedesaan yang
sebagian masyarakat banyak menggunakan lahannya sebagai lahan persawahan dan tanaman
sayuran. Kelebihan dari metode ini yaitu tidak dibutuhkan modal yang cukup besar, karena
dilakukan oleh tenaga manual dan biasannya dilakukan secara gotong royong. Tetapi pengolahan
lahan dengan system ini banyak menagalami kekurangan, diantaranya membutuhkan waktu
yang lama dalam pengerjaannya.
Sedangakan menurut (Zulkifli Zaini,Diah WS. 2004), proses pembalikan lapisan dengan bantuan
cangkul atau olah tanah agar sisa – sisa tanaman seperti rumput, dan jerami dapat terbenam.
Setelah tanah dibalik, maka dibiarkan beberapa hari, agar terjadi proses fermentasi untuk
membusukan sisa tanaman dan jerami di dalam tanah.
Dan menurut (Endah, W. 2013),perlu diperhatikan juga bahwa dalam pembuatan lubang tanam
yang dilakukan secara sembarangan akan memperbesar resiko kematian bibit, karena tanaman
perkebunan termasuk tanaman yang sensitive dan peka terhadap perlakuan ceroboh. Lubang
tanam untuk bibit asal perkembangbiakan vegetatif (stek) memiliki ukuran yang berbeda dengan
lubang tanam untuk bibit yang berasal dari perkembangbiakan secara generatif.
(3/(0,50)+1)(3/(0,50)+1)
= (6+1)(6+1)
=7x7
untuk rumput Setaria spacellata luas lahan yang digunakan yaitu 3 m x 3 m dengan jarak tanam
0,5 m x 0,5 m sehingga setelah dilakukan perhitungan seperti diatas jumlah lobang untuk Setaria
spacellata yaitu 49 lubang dengan setiap lubang berisi 3 sobekan. Menurut (Erwiyono, R. 2007),
ukuran lubang tanam setiap tanaman berbeda-beda dan harus memadai untuk mendukung
adaptasi perakaran bibit dengan kondisi lapangan. Ukuran lubang tanam di tanah-tanah yang
teksturnya lebih berat perlu diperbesar agar perakaran bibit memiliki waktu untuk beradaptasi
lebih lama dengan lingkungan fisik perakaran.
Pemupukan dasar
Maka untuk per lubag tanam, pupuk kandang yang dibutuhkan adalah sebanyak
Pembahasan :
Pada praktikum ini, setiap akan melakukan penanaman hijauan sebaiknya dialukuakn terlebih
dahulu pemupukan dasar yang berguna untuk kesiapan nutrisi untuk tanaman nantinya.
Pemupukan dasar biasanya menggunakan pupuk kandang dan dalam pemupukan ini perlua
adanya perhitungan mengenai berapa dosis pupuk yang akan kita berikan setiap lobangnya.
Pemupukan dasar yang kami lakukan ini yaitu untuk setiap lubang rumput setaria spacellata
yaitu 368 gr / lubang . Dan dalam pemupukan dasar ini menghabiskan pupuk kandang sebanyak
18 kg dimana untuk rumput Setaria spacellata 18. Menurut (Kartasapoetra, 1989), pemupukan
dasar dan pemupukan lanjutan pupuk kandang 600 kg/ha, diberikan pada permukaan bedengan
kurang lebih seminggu sebelum tanam. Pupuk adalah semua bahan yang diberikan kedalam
tanah, baik organik maupun anorganik dengan maksud untuk mengganti kehilangan unsur tanah
dari dalam tanah dan bertujuan untuk meningkatkan produksi tanaman dalam keadaan faktor
keliling atau lingkungan yang baik.
Pembahasan :
Jenis rumput yang digunakan rumput Setaria spacellata, cara penanaman setiap rumpun berbeda
beda, terlihat data diatas bahwa bentuk fisik rumput rumput panikum yaitu berbentuk batang
dengan setiap satu lubang tanam terdiri atas 3 batang rumput panikum yang cara penanamannya
dimiringkan dengan kedalaman 20 cm. Selanjutnya untuk rumput setari bentuk fisiknya yaitu
berbentuk sobekan denagan setiap satu lobang tanaman berisi 3 sobekan rumput setaria dan
dengan kedalaman 20 cm.
Kemudian rumput setaria tersebut dilakukan penanaman sesuai dengan prosedur petunjuk
praktikum misalnya untuk tanaman setaria mempunyai jarak tanam 0.5 m x 0,5 m, hal ini
dilakukan agar tanaman tertata rapi dan dapat ber produksi dengan baik. Menurut (Soetrisno et
al., 2008), menyatakan bahwa perlu diatur jarak antar pemotongan pertama, kedua dan
selanjutnya, sebab setelah defoliasi, pertumbuhan tanaman memerlukan zat-zat yang kaya akan
energi seperti gula dan pati. Interval pemotongan yang panjang tidak mengkhawatirkan tetapi
pada interval pemotongan pendek atau intensitas pemotongan tinggi dapat menyebabkan
kandungan karbohidrat dalam akar akan menurun sehingga dapat mengganggu pertumbuhan
kembali. Cadangan karbohidrat setelah defoliasi segera dirombak oleh enzim tertentu menjadi
energi. Zat tersebut kemudian dipergunakan untuk pertumbuhan. Jarak defoliasi pada musim
penghujan sebaiknya 40 hari sekali dan musim kemarau 60 hari sekali.maka sesuai dengan
literarur menurut soetrisno ,jadi tanaman kami sudah sesuai dengan literatur.
Pembahasan :
Kemudian untuk hasil pengukuran pertumbuhan pada panjang daun masing-masing rumput dari
minggu pertama sampai minggu ke-7 yaitu untuk rmput setaria mencapai 60 cm. Selanjutnya
tanaman rumput ini dilakukan pemberian pupuk, sehingga pertumbuhaan hijauan semakin hari
semakin tinggi, hal ini juga terjadi akibat curah hujan yang cukup pada saat berlangsung
penanaman hijaua dan sehingga untuk jumlah sobekan pada rumput setaria sampai hari
pemanenan yaitu minggu ke-7 jumlah sobekannya mencapai rata-rata 17 sobekan.pada saat
minggu ke4 terjadi kecelakaan dimana tanaman kami dimakan oleh sapi yang berkeliaran
dikarenakan lahan kami belum memiliki kandang pembatas untuk membatasi lahan kami dari
ternak yang dilepaskan.
Sedangkan menurut (Soetrisno et al., 2008), menyatakan bahwa pertumbuhan tanaman rumput.
Cara pengembangbiakan utama tanaman rumput adalah dengan vegetatif, transisi, dan
reproduktif. Fase vegetatif, batang sebagian besar terdiri atas helaian daun. Leher helaian daun
tetap terletak di dasar batang, tidak terjadi pemanjangan selubung daun atau perkembangan
kulmus, sebagai respon terhadap temperatur dan panjang hari kritis, meristem apikal secara
gradual berubah dari tunas vegetatif menjadi tunas bunga. Hal ini disebut induksi pembungaan.
Fase perubahan ini disebut dengan fase transisi. Selama fase transisi helaian daun mulai
memanjang. Internodus kulmus juga mulai memanjang. Fase reproduktif (pembuangan) dimulai
dengan perubahan ujung batang dari kondisi vegetatif ke tunas bunga.
Pembahasan :
Dari hasil praktikum diatas maka dapat dilihat bahwa rumput setaria bertumbuh tinggi
dan tegak, memiliki anakan atau rumpun. Berdaun halus serta bewarna hijau gelap. Hal ini
sesuai pendapat Lubis (2002) yang menyatakan bahwa rumput setaria tumbuh tegak, berumpun
lebat, kuat, tinggi dapat mencapai 2 m, berdaun halus pada bagian permukaan, daun lebar
berwarna hijau gelap, berbatang lunak dengan warna merah keungu-unguan, pangkal batang
pipih, dan pelepah daun pada pangkal batang tersusun seperti kipas.
Gamal merupakan jenis legum yang disukai oleh ternak terutama kambing. Tipe daun
gamal ini majemuk menyirip kasar sedangkan bunganya bewarna merah muda hal ini sesuai
dengan pendapat Amara (2000) yang menyatakan bahwa Batang tunggal atau bercabang, jarang
yang menyemak, tinggi 2-15 m. Batang tegak, diameter pangkal batang 5-30 cm, dengan atau
tanpa cabang di dekat pangkal tersebut. Kulit batang coklat keabu-abuan dengan alur-alur kecil
pada batang yang telah tua.Daun majemuk menyirip, panjang 19-30 cm, terdiri 7-17 helai
daun.Helai daun berhadapan, panjang 4-8 cm dengan ujung runcing, jarang yang bulat.Ukuran
daun semakin kecil menuju ujung daun. Bunga merah muda cerah sampai kemerahan, jarang
yang putih, panjang 2,5-15 cm, susunan bunga tegak.
Rumput raja merupakan salah satu jenis rumput yang sangat disukai oleh ternak
ruminansia terutama sering diberikan kesapi. Rumput ini memiliki warna hijau tua, jika ditanam
ditempat yang sering tergenag air maka daya tahan rumput ini kurang baik. Hal ini sesuai dengan
pendapat Rukmana, (2005) yang menyatakan bahwa Rumput raja merupakan tanaman
persilangan antara P. purpureum dan P. thypoides yang berasal dari Afrika selatan. Rumput ini
memiliki ciri-ciri tumbuh membentuk rumpun dengan warna daun hijau tua dengan bagian dalam
permukaan daun kasar, tulang daun lebih putih dari rumput gajah. Adaptasinya mampu tumbuh
pada struktur tanah sedang sampai berat, tidak tahan terhadap genangan air serta permukaan air
tanah yang tinggi, tahan naungan, tidak tahan terhadap penggembalaan berat dan pemotongan
dilakukan pada tahun kedua.
Lamtoro merupakan jenis legum yang buahnya bisa dijadikan bibit jika sudah tua dan
siap panen. Lamtoro mempunyai sistem perakaran yang kuat yaitu akar tunggang dan batang
lamtoro berinti sel sehingga pohonnya dapat bertumbuh besar. Lamtoro juga merupakan legum
yang diberikan kepada ruminansia seperti kambing. Kandungan zat-zat didalam lamtoro ini juga
cukup banyak. Hal ini sesuai dengan pendapat Soegiri (1992) yang menyatakan bahwa Ciri-ciri
pada lamtoro adalah tanaman ini berbentuk pohon yang bisa mencapai ketinggian 10 meter,
memiliki sistem perakaran yang cukup dalam, daunnya kecil-kecil, berbentuk lonjong, bunganya
bertangkai, berbentuk bulat bola yang warnanya putih kekuning-kuningan, toleran terhadap
hujan angin, kekeringan, serta tanah-tanah yang kurang subur asal drainase sempurna. Tanaman
lamtoro berguna sebagai makanan ternak, jumlah zat-zat yang terkandung di dalamnya
merupakan saingan bagi alfalfa sebab banyak kandungan gizi.
Dari masing-masing jenis legum dan rumput semuanya berbeda sesuai jenis dan cirinya
masing-masing. Gamal dan indigofera salah satu jenis legum yang keduanya hampir mirip jika
dilihat sekilat karena dari bentuk daun, sistem perakaran dan batang keduanya mirip. Hanya saja
gamal mempunyai daun yang bewarna hijau cerah sedangkan indigofera mempunyai daun yang
agak gelap keungu-unguan. Dan gamal daunnya sedikit lebih lebar dibanding indigofera.
Dari jenis rumput yang mempunyai kemiripan yang hampir sama yaitu rumput raja,
rumput gajah, dan rumput benggala . rumput raja merupaka hasil persilangan antara P.
purpureum dan P. thypoides yang berasal dari Afrika selatan. Nah persilangan ini lah yang
membuat rumput raja hampir mirip dengan rumput gajah hanya saja pada bagian dalam
permukaan daun rumput raja ini kasar, sedangkan rumput gajah permukaan daunnya halus.
Kedua jenis rumput ini sama-sama tumbuh berumpun. Nah rumput benggala dibanding kedua
jenis rumput ini tadi , rumput benggala ini memilikirumpun yang lebig banyak hanya saja batang
dari rumput benggala inilebih kecil dibanding kedua jenis rumput gajah dan raja.
Daun kapuk dan daun singkok kedua jenis hijauan ini terkadang digunakan sebagai pakan
ternak ruminansia. Daun kapuk memiliki ruas daun hingga 5-9 ruas . hal ini sama juga terdapat
pada daun singkok. Hanya saja batang daun kapul bisa tumbuh besar hingga 5-10 m, sedangkat
daun singkok tumbuh hanya memcapai 5 m, bagian akar daun singkong ini berbentuk umbi
sedangkan daun kapuk tidak.
Rumput Belulang ini memiliki akar rumput belulang Eleusine indica memiliki system
perakaran serabut. Akar rumput membentuk tali halus. Akar serabut yang kecil, kecil memiliki
percabangan yang sangat banyak, selain itu juga memiliki bulu yang halus.Batang Rumput
Belulang Eleusine indica membentuk rumpun yang kokoh dengan perakaran yang lebat. Tumbuh
tegak atau ada kalanya merambat. Membentuk cabang. Sering membentuk akar pada buku
terbawah. Tingginya 12-85 cm.Daun Rumput Belulang (Eleusine indica) memiliki helai daun
panjang. Bentuk garis. Bagian pangkal tidak menyempit. Ujungnya runcing atau tegak tumpul.
Pada pangkalnya selalu terdapat beberapa rambut panjang bunga rumput belulang tegak atau
condong ke samping. Dengan 0-7 tumbuh di bawah atau tersebar atau rapat satu sama lain.
Sumbu bulir lurus dan rata-rata 2,5-15 cm panjangnya. Muncul di ujung batang. buah rumput
belulang (Eleusine indica) berbentuk elips meruncing. Benang sarinya berwarna kekunung-
kuningan. Mempunyai rambut-rambut papus putih menyerupai perak. Buah sangat ringan.
Memiliki putik. biji rumput belulang (Eleusine indica)berwarna putih. Biji berbentuk bulat
seperti telur. Biji tidak keras. Biji ringan. Biji tua berwarna kuning kecoklatan.
Akarnya memiliki tunas yang merayap di dalam tanah, panjang dan bersisik. Biasanya
sistem perakarannya serabut dan banyak memiliki rambut akar yang lebat dan ujungnya
meruncing. Pada setiap ujungnya terdapat kaliptra yang berfungsi untuk menembus tanah dan
melakukan banyak percabangan. Batang alang-alang ini memiliki tinggi 1,2-1,5 m. Permukaan
batang alang-alang ini beruas-ruas. Ruas tersebut sebagai tempat duduknya daun. Arah
tumbuhnyya batang alang-alang ini ke atas. Batang menjulang berbunga naik keatas tanah. Daun
alang-alang berbentuk garis lanset dengan pangkal menjepit dan berbentuk talang. Panjangnya
sekitar 15-80 cm. Tepi daunnya juga sangat kasar, pada pangkal berambut panjang, dengnan
tulang daun tengah yang lebar dan pucat. Alang-alang juga memiliki malai yang panjangnya 10-
20cm. Bunga alang-alang ini memiliki benag sari yang kerap kali dengan 2 kepala sari putih atau
ungu. Tangkai putik 2 dengan kepala putik yang panjang berwarna ungu dan muncul dari anak
bulir yang panjangnya 4 mm, putih ataupun keunguan.
Daun putri malu atau sikejut berupa daun majemuk menyirip ganda dua yang sempurna.
Jumlah anak daun pada setiap sirip sekitar 5-26 pasang. Helaian anak daun berbentuk
memanjang sampai lanset, ujung runcing, pangkal memundar, tepi rata. Jika kita raba pada
permukaan atas dan bawah daun terasa licin, panjang 6-16 mm, lebar 1-3 mm. daun berwarna
hijau, akan tetapi pada tepi daun umumnya berwarna ungu. Jika daun tersentuh akan melipatkan
diri, menyirip rangkap. Sirip terkumpul rapat dengan panjang 4-5,5 cm. Batang tumbuhan putri
malu berbeda dengan tumbuhan lainnya, yaitu batang putri malu berbentuk bulat. Pada seluruh
batangnya terdapat rambut dan mempunyai duri yang menempel , batang tumbuhan putri malu
dengan rambut sikat yang mengarah secara miring kepermukaan tanah atau kearah bawah.
Dari hasil pengenalan hijauan yang kami dapatkan dapat katakan bahwa semuanya
merupakan pakan ternak yang diduga memiliki kandungan nutrisi yang baik bagi ternak. Hijauan
pakan yang biasa digunakan untuk pakan ternak yaitu jenis rumput dan legum, sehingga pada
pengenalan hijauan ini kami telah dapat membedakan mana yang tergolong jenis pakan hiajaun
berupa rumput dan mana yang tergolong legum.