Anda di halaman 1dari 3

Hal 6-65

Amputasi bertahap
Amputasi bertahap dilakukan bila ada gangren atau infeksi. Pertama-tama dilakukan
amputasi guillotine untuk mengangkat semua jaringan nekrosis dan sepsis. Luka
didebrimen dan dibiarkan mengering. Sepsis ditangani dengan antibiotik. Dalam beberapa
hari, bila infeksi telah terkontrol dan klien telah stabil, dilakukan amputasi defenitif
dengan penutupan kulit.
Prostesis
Prostesis sementara kadang di berikan pada hari pertama pasca bedah, sehingga latihan
segera dapat dimulai. keuntungan menggunakan prostesis sementara adalah membiasakan
klien menggunakan prostesis sedini mungkin. Kadang prostesis darurat baru diberikan
setelah satu minggu luka menyembuh tanpa penyulit. Pada amputasi karena penyakit
pembuluh darah, prostesis sementara diberikan setelah  minggu.
Prostesis bertujuan untuk mengganti bagian ekstremitas yang hilang. Artinya defek sistem
muskulosketal harus diatasi, termasuk defek faal. Pada ekstremitas bawah, tujuan prostesis
ini sebagan besar dapat dicapai. Sebaliknya untuk ekstremitas atas, tujan itu sulit dicapai,
bahkan dengan tangan miolektrik canggih yang bkerja ats sinyal mioelektrik dari otot
biseps dan triseps.
PENGKAJIAN
Aktivitas/ istirahat
Gejala : keterbatasan antisipasi yang dimungkinkan oleh kondisi/amputasi
Intregitas Ego
Gejala : masalah tentang antisipasi perubahan pola hidup, situasi finanial, reaksi orang
lain, perasaan puts asa, tidak berdaya.
Tanda : ansietas, ketakutan, sensitif, marah, menarik diri, keceriaan semu
Seksualitas
Gejala : masalah tentang keintiman hubungan dengan pasangan
Interaksi sosial
Gejala : masalah sehubungan dengan penyakit.
Masalah tentang peran fungsi , reaksi orang lain, gangguan konsep diri.

PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
1. Foto rontgen: mengidentifikasi abnormalitas tulang
2. CT Scan: mengidentifikasi lesi neoplastik, osteomielitis, pembentukan hematoma.
3. Angiografi dan pemeriksaan aliran: mengevaluasi perubahan sirkulasi/ perfusi jarinan
dan membantu memperkirakan potensi penyembuhan jaringan setelah amputasi.
4. Ultrasound doppler, Flowmetri doppler: dilakukan untuk mengkaji dan mengukur
aliran darah.
5. Tekanan O transkutaneus: memberi peta pada area perfusi paling besar dan paling
kecil dalam keterlibatan ektremitas.
6. Termografi: mengukur perbedaan suhu pada tungkai iskemik di dua isi, dari jaringan
kutanus ke tengah tulang. Perbedaan yang rendah antara dua pembacaan, makin besar
untuk sembuh.
7. Pletismogrfi: mengukur TD segmental bawah terhadap ekstremitas bawah
mengevauasi aliran darah arterial.
8. LED: peningkatan mengidentifiksikn respons inflamasi.
9. Kutur luka: mengidentifikasi adanya infeksi dan organisme penyebab
10. Biopsi : mengonfirmasi massa beigna/maligna
11. Hitung darah lengkap/ diferensial: peninggian dan pergeseran ke kiri diduga proses
infeksi.
DIAGNOSIS KEPERAWATAN
Enam diagnosis keperawatan yang dikemukakan oleh Donges (00), yaitu:
1. Gangguan harga diri/citra diri, penampilan peran berhubungan dengan kehilangan
bagian tubuh.
2. Nyeri akut berhubngan dengan cedera fifik/jaringan dan trauma saraf
3. Resiko tinggi perubahan perfusi jaringan perifer
4. Resiko tinggi infeksi
5. Kerusakan mobilitas fisik
6. Kurang pegetahuan tentang kondisi, prognosis, dan pengobatan berhbungan dengan
salah intrepetasi informasi, kurang terpajan informasi, kesulitan mengingat.
Sedangkan smelzer (00) merumuskan tujuh diagnosis keperawtan yang dapat ditemukan
pada klien amputasi, yaitu:
1. Nyeri berhubungan dengan amputasi
2. Perubahan sensori/ persepsi: nyeri tungkai planthom berhubungan dengan amputasi
3. Kerusakan integritas kulit berhubugan dengan amputasi bedah
4. Ganggan citra tubuh berhubungan dengan amputasi bagian tubuh
5. Berduka disfungsional berhubungan dengan kehilangan bagian tubuh
6. Kurang pearawatan diri:makan, mandi, berpakaian, berdandan berhubungan dengan
kehilangan bagian tubuh
7. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan kehilangan ekstremitas

Berdasarkan diagnosis diatas dapat disimpulkan, setidaknya ada sepuluh masalah /diagnosis
keperawatan yang dapat ditemukan pada klien dengan amputasi, yaitu sebagai berikut:

1. Nyeri akut berhubungan dengan cidera fisik/jaringan dan trauma saraf


2. Perubahan sensor/persepsi: nyeri tungkai planthom berhubungan dengan amputasi
3. Gangguan harga diri/ citra diri,,penampilan peran berhubungan dengan kehilangan
bagian tubuh
4. Resiko tinggi perubahan perfusi jaringan perifer
5. Kerusakan mobilitas fisik berhubungan dengan kehilangan ekstremitas
6. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan amputasi bedah
7. Berduka disfungsional berhubungan dengan kehilangan bagian tubuh
8. Resiko tinggi infeksi
9. Kurang perawatan diri: makan, mandi, berpakaian,berdandan berhubungan dengan
kehilangan bagian tubuh
10. Kurang pegetahuan tentang kondisi, prognosis, dan pengobatan berhbungan dengan
salah intrepetasi informasi, kurang terpajan informasi, kesulitan mengingat.

RENCANA KEPERAWATAN
Rencana asuhan keperawtan meliputi diagnosis keperawatan, tindakan keperawtan mandiri,
tindakan keperawatan kolaboratif dan rasionalisasi dari masing-masing
tindakan(implementasi).

Anda mungkin juga menyukai