Anda di halaman 1dari 33

6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Imunisasi

1. Pengertian Imunisasi

Imunisasi berasal dari kata imun, kebal, atau resisten. Jadi

imunisasi adalah suatu tindakan untuk memberikan kekebalan dengan

cara memasukan vaksin ke dalam tubuh manusia. Sedangkan kebal

adalah suatu keadaan dimana tubuh mempunyai daya kemampuan

mengadakan pencegahan penyakit dalam rangka menghadapi serangan

kuman tertentu. Kebal atau resisten terhadap penyakit lain.

(Sujianti,2011,226)

Dalam ilmu kedokteran, imunitas adalah suatu peristiwa

mekanisme pertahanan tubuh terhadap invasi benda asing hingga terjadi

interaksi antara tubuh untuk membentuk anti bodi spesifik sehingga dapat

melindungin tubuh dari serangan Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan

Imunisasi (PD3I). Departemen kesehatan RI (2004), menyebutkan

imunisasi adalah suatu usaha yang dilakukan dalam pemberian vaksin

pada tubuh seseorang sehingga dapat menimbulkan kekebalan terhadap

penyakit tertentu. (Sujianti,2011,226)

Pemberian suntikan imunisasi pada bayi, tepat pada waktunya

merupakan faktor yang sangat penting untuk kesehatan bayi. Imunisasi

diberikan mulai dari lahir sampai awal masa kanak-kanak. Melakukan

6
7

imunisasi pada bayi merupakan bagian tanggung jawab orang tua

terhadap anaknya.(Proverawati Antikah,2010,32)

Imunisasi dasar adalah pemberian imunisasi awal untuk mencapai

kadar kekebalan diatas ambang perlindungan. Sedakang imunisasi

lanjutan adalah imunisasi ulangan untuk mempertahankan tingkat

kekebalan di atas ambang perlindungan atau memperpanjang masa

perlindungan. (Rinawati Mega,2013,2)

2. Siapakah yang perlu Imunisasi

Orang-orang yang berisiko tinggi terkena suatu penyakit yang

dapat dicegah dengan imunisasi, perlu diberi imunisasi.

a. Bayi dan anak balita, anak sekolah, remaja

b. Orang tua, manula

c. Top manager / Executive perusahan

d. Calon jemaah haji / umroh

e. Orang yang akan berpergian ke luar negeri.

Apa yang seharusnya diketahui oleh setiap keluarga dan masyrakat

mengenai imunisasi? Tanpa Imunisasi, kira-kra 3 dari 100 kelahiran anak

akan meninggal karena penyakit campak. Sebanyak 2 dari 100 kelahiran

anak akan meninggal karena batuk ginjal. Satu dari 100 kelahiran anak

akan meniggal karena penyakit tetanus. Dari setiap 200.000 anak, 1 akan

menderita penyakit polio. Imunisasi yang dilakukan dengan memberikan

vaksin tertentu akan melindungi anak terhadap penyakit-penyakit

tertentu. Walaupun pada saat ini fasilitas pelayanan untuk vaksinasi telah
8

tersedia di masyarakat, tetapi tidak semua bayi telah dibawa untuk

mendapatkan imunisasi yang lengkap.

3. Tujuan imunisasi

Program imunisasi bertujuan untuk memberikan kekebalan kepada

bayi agar dapat mencegah penyakit dan kematian bayi serta anak yang

disebabkan oleh penyakit yang sering berjangkit. Secara umum tujuan

imunisasi, antara lain :

a. Melalui imunisasi, tubuh akan tidak mudah terserang penyakit

menular.

b. Imunisasi sangat efektif mencegah penyakit menular.

c. Imunisasi menurunkan angka morbiditas (angka kesakitan) dan

mortalitas (angka kematian) pada balita

4. Jenis – Jenis Imunisasi

Ada 2 macam imunisasi yaitu:

a. Imunisasi aktif

Merupakan pemberian bibit penyakit yang telah dilemahkan

(vaksin) agar system kekebalan atau imun tubuh dapat merespon

secara spesifik dan memberikan suatu ingatan terhadap antigen

sehingga bila penyakit maka tubuh dapat mengenali dan meresponnya.

Contoh dari imunisasi aktif adalah imunisasi polio atau campak.

Dalam imunisasi aktif, terdapat beberapa unsur-unsur vaksin yaitu:

1) Vaksin bisa berupa oraganisme yang secara keselurahan

dimatikan, eksotoksin yang didetoksifikasi saja atau endotoksin


9

yang terkait pada protein pembawa seperti polisakarida, dan

vaksin dapat juga berasal dari suatu antigen. Dasarnyaa adalah

antigen harus merupakan bagian dari organisme yang dijadikan

vaksin.

2) Cairan pelarut dapat berupa air steril atau juga cairan kultur

jaringan yang digunakan sebagai media tumbuh antigen, misalnya

antigen telur, protein serum, bahan kultur sel.

3) Pengawet, stabilisator, atau antibiotic merupakan zat yang

digunakan agar vaksin tetap dalam keadaan lemah menstabilkan

antigen dan mencegah tumbuhnya mikroba. Bahan – bahan yang

digunakan seperti air raksa atau antibiotic yang biasa digunakan.

4) Adjuvan yang terdiri dari garam aluminium yang berfungsi

meningkatkan system imun dari antigen, ketika antigen tetpapar

dengan antibody tubuh, antigen dapat melakukan perlawanan

juga, dalam hal ini semakin tinggi perlawanan maka semakin

tinggi peningkatan antibody tubuh.

b. Imunisasi pasif

Merupakan suatu proses peningkatan kekebalan tubuh dengan

cara pemberian zat immunoglobulin yaitu zat yang dihasilkan melalui

suatu proses infeksi yang dapat berasal dari plasma manusia

(kekebalan yang didapat bayi dari ibu melalui plasenta) atau binatang

(bisa ular) yang digunakan untuk mengatasi mikroba yang sudah

masuk dalam tubuh yang terinfeksi. Contoh imunisasi pasif adalah


10

penyuntikan ATS (Anti Tetanus Serum) pada orang yang mengalami

luka kecelakaan. Contoh lain adalah bayi yang baru lahir dimana bayi

tersebut menerima berbagai antibody dari ibunya melalui darah

plasenta selama masa kandungan, misalnya antibody terhadap

campak.

5. Manfaat Imunisasi

a. Bagi keluarga: dapat menghilangkan kecemasan dan memperkuat

psikologis pengobatan bila anak jatuh sakit. Mendukung pembentukan

keluarga bila orang tua yakin bahwa anaknya akan menghadapi dan

menjalani anak anaknya dimasa kanak kanak dengan tenang.

b. Bagi Anak: dapat mencegah penderitaan atau kesakitan yang

ditimbulkanoleh penyakit yang kemungkinan akan menyebabkan

kecacatan atau kematian.

c. Bagi Negara: dapat memperbaiki tingkat kesehatan dan mampu

menciptakan bangsa yang kuat dan berakal untuk melanjutkan

pembangunan Negara.

6. Pentingnya Imunisasi Ulang

Imuniasi sangat penting untuk diulang, hal ini bertujuan untuk bisa

mempertahankan agar kekebalan tubuh dapat melindungi terhadap

paparan penyakit. Beberapa jenis imunisasi akan mulai berkurang

kemampuannya sesuai dengan pertumbuhan usia anak, hal ini

menyebabkan imunisasi perlu penguatan dengan cara pemberian

imunisasi ulang.
11

7. Kegiatan Pelayanan Imunisasi

Kegiatan pelayanan imunisasi terdiri dari kegiatan operasional rutin

dan khusus. Kegiatan tersebut adalah sebagai berikut:

a. Kegiatan imunisasi rutin

Kegiatan ini dilaksanakan secara rutin dan terus-menerus yang harus

dilakukan pada periode waktu yang telah ditentukan. Kegiatan ini

telah terbukti efektif dan efesien. Kegiatan ini meliputi:

1) Imunisasi pada bayi

Imunisasi yang wajib diberikan pada balita di bawah 12 bulan

adalah BCG, hepatitis B, polio, DPT dan campak.

a) BCG (Bacillus Celmette-Guerin)

(1) Fungsi

Imunisasi BCG mempunyai fungsi untuk mencegah

penyakit TBC (tuberkulosis). Penyakit ini disebabkan oleh

bakteri Mycobacterium Tuberkulosis Comples. Penyakit

ini pada manusia akan menyerang saluran pernafasan yang

lebih dikenal dengan istilah TB paru. Penularan TBC pada

anak-anak dapat terjadi karena terhirupnya percikan udara

yang mengadung bakteri tuberculosis.

(2) Kemasan

Imunisasi BCG mempunyai bentuk kemasan dalam

bentuk ampul, bentuk kering dan box berisi 10 ampul

vaksin. Setiap 1 ampul vaksin dengan 4 ml pelarut.


12

(3) Cara pemberian dan dosis

Vaksin BCG merupakan bakteri tuberculosis bacillus

yang telah dilemahkan. Cara pemberiannya melalui

suntikan. Sebelum vaksin BCG disuntikan, harus

dilarutkan terlebih dahulu. Dosis 0,05 cc untuk bayi dan

0,1 cc untuk anak. Imunisasi BCG biasanya dilakukan pada

bayi usia 0-2 bulan. Imunisasi BCG disuntikan secara

intracutan di daerah lengan kanan atas. Dalam memberikan

suntikan intrakutan agar dapat dilakukan dengan tepat

harus menggunakan jarum pendek dan sangat halus

(10mm, ukuran 26).

(4) Kontraindikasi

Imunisasi BCG tidak boleh diberikan pada anak atau

bayi dengan kondisi sebagai berikut yaitu

(a) Imunisasi tidak boleh diberikan pada orang atau anak

yang sedang menderita TBC

(b) Seorang anak yang menderita penyakit kulit yang berat

atau menahun seperti eksim, furunkulosisi dan

sebagainya.

(c) Penderita gangguan sistem kekebalan (misalnya

penderita leukemia, penderita yang menjalani

pengobatan steroid jangka panjang, penderita infeksi

HIV)
13

(5) Reaksi yang timbul

(a) Reaksi lokal : 1-2 minggu setelah penyuntikan pada

tempat penyuntikan timbul kemerahan dan benjolan

kecil yang teraba keras. Kemudian benjolan ini berubah

menjadi pustula (gelembung berisi nanah), dan

membentuk luka terbuka (ulkus). Luka ini akhirnya

secara spontan dalam waktu 8-12 minggu dengan

meninggalkan jaringan parut.

(b) Reaksi regional : pembesaran kelenjar getah bening

ketiak tau leher, tanpa disertai nyeri tekan maupun

demam, yang akan menghilang dalam waktu 3-6 bulan.

(6) Efek samping

Setelah diberikan imunisasi BCG reaksi yang timbul

tidak seperti pada imunisasi lainnya. Imunisasi BCG tidak

menyebabkan demam. Setelah 1-2 minggu diberikan

imunisasi akan timbul indurasi dan kemerahan ditempat

suntikan yang berubah menjadi pustule., kemudian pecah

menjadi luka. Luka tidak perlu pengobatan khusus karena

luka ini akan sembuh dengan sendirinya secara spontan.

Kadang terjadi pembesaran kelenjar regional diketiak atau

leher. Pembesaran kelenjar ini terasa padat namun tidak

menimbulkan demam.
14

b) Hepatitis B

(1) Fungsi

Imunisasi ini bertujuan untuk memberikan tubuh

kekebaalan terhadap penyakit hepatitis B, disebabkan oleh

virus yang telah mempengaruhi organ liver (hati). Virus

ini akan tinggal selamanya dalam tubuh. Bayi yang

terjangkit virus hepatitis beresiko terkena kangker hati

atau kerusakan pada hati. Virus hepatitis B ditemukan di

dalam cairan tubuh orang yang terjangkit termasuk darah,

ludah dan air mani.

(2) Penularan

Virus hepatitis B biasanya ditularkan melalui kontak

dengan cairan tubuh (darah, air liur, air mani) penderita

penyakit ini atau dari ibu ke anak pada saat melahirkan.

Kebanyakan anak kecil yang terkena virus hepatitis B

akan menjadi pembawa. Secara umum orang dapat

beresiko untuk tertula penyakit hepatitis B. Dapat

diidentifikasi dari perilakunya. Maksudnya adalah para

pengguna narkoba, pasangan seks orang yang terinfeksi

hepatitis, bayi yang dilahirkan dari ibu yang terinfeksi

hepatitis, orang yang suka berganti pasangan, laki-laki

homoseksual, petugas kesehatan juga beresiko untuk


15

tertular jika tidak menggunakan standar perlindungan diri

yang tepat.

(3) Gejala

Gejala mirip flu yaitu hilangnya nafsu makan, mual

muntah rasa lelah, mata kuning dan muntah serta demam,

urine menjadi kuning, sakit perut.

(4) Kemasan

Vaksin hepatitis B berbentuk cairan. Dimana 1 box

vaksin hepatitis B PID terdiri dari 100 HB PID.

(5) Cara pemberian dan dosis

Imunisasi ini berikan sebanyak 3 kali pada umur 11

bulan melalui injeksi intramuscular. Kandungan vaksinnya

adalah HbsAg dalam bentuk cair. Vaksin B-PID

disuntikan dengan 1 buah HB PID. Vaksin ini

menggunakan PID, merupakan jenis alat suntik yang bisa

digunakan sekali pakai dan terisi vaksin dalam dosis

tunggal dari pabrik. Vaksin juga diberikan pada anak usia

12 tahun yang masa kecilnya belum diberi vaksin hepatitis

B.

(6) Efek sampinng

Reaksi lokal seperti rasa sakit kemerahan dan

pembengkakan disekitar tempat penyuntikan. Reaksi yang

bersifat ringan dan biasanya hilang setelah 2 hari


16

(7) Kontraindikasi

Hipersensitif terhadap kompenen vaksin. Sama halnya

seperti vaksin-vaksin lain, vaksin ini tidak boleh diberikan

pada penderita infeksi berat yang disertai dengan kejang.

c) Polio

(1) Fungsi

Imunisasi ini bertujuan untuk mencegah penyakit

poliomyelitis. Pemberian vaksin polio dapat dikombinasi

dengan vaksin DPT. Polimielitis adalah penyakit pada

susunan saraf pusat yang disebabkan oleh satu dari tiga

virus yang berhubungan yaitu virus polio type 1,2, atau 3.

Struktur virus ini sangat sederhana hanya terdiri dari RNA

genom dalam sebuah caspid tanpa pembungkus. Ada 3

macam serotype pada virus ini yaitu type (PV1), type 2

(PV2) dan type 3 (PV3), ketiganya sama-sama bisa

menginfeksi tubuh dengan gejala yang sama. Faktor yang

dapat meningkatkan terserang poliomyelitis antara lain

dikarenakan malnutrisi, tonsilektomi, krangnya sanitasi

lingkungan, karena suntikan dan juga virus yang bisa

ditularkan melalui plasenta ibu sedangkan antibody yang

diberikan pasif melalui plasenta tidak dapat melindungi

bayi secara adekuat.


17

(2) Kemasan

(a) 1 box vaksin yang terdiri dari 10 vial

(b) 1 vial berisi 10 dosis

(c) Vaksin polio adalah vaksin adalah vaksin yang

berbentuk cairan

(d) Setiap vial vaksin polio disertai 1 buah penetes

(dropeper) yang terbuat dari plastik

(3) Cara pemberian dan dosis

Imunisasi dasar polio diberikan 4 kali dengan interval

4 minggu. Imunisasi ulangan diberikan pada usia 1 tahun

kemudian pada saat SD (5-6 tahun) dan pada saat

meninggalkan SD (12 tahun). Cara pemberian yaitu:

(a) Letakan bayi dengan posisi miring di atas pangkuan ibu

dengan seluruh kaki telanjang

(b) Orang tua sebaiknya memegang kaki bayi

(c) Pegang paha dengan ibu jari dan jari telujuk

(d) Masukan jarum dengan sudut 90 derajat

(e) Tekan seluruh jarum langsung ke bawah melalui kulit

sehingga masuk ke dalam otot. Untuk mengurangi rasa

sakit, suntikan secara pelan-pelan.


18

(4) Efek samping

Pada umumnya tidak terdapat efek samping. Efek

samping berupa paralisis yang disebabkan oleh vaksin

sangat jarang terjadi

(5) Kontraindikasi

Pemberian imunisasi polio tidak boleh dilakukan pada

orang yang menderita defisiensi imunitas. Tidak ada efek

berbahaya yang ditimbulkan akibat pemberian polio pada

anak yang sedang sakit, namun jika keraguan misalnya

menderita diare maka dosis ulangan dapat diberikan

setelah sembuh.

d) DPT ( Difteri, Pertusis dan Tetanus)

(1) Fungsi DPT

Imunisasi DPT bertujan untuk mencegah 3 penyakit

yaitu diftere, pertusi dan tetanus. Difteri merupakan

penyakit yang disebabkan bakteri Corynebacterium

diphtheria. Penyakit ini bersifat ganas, mudah menular dan

menyerang terutama saluran pernafasan bagian atas.

Penularannya bisa disebabkan karena kontak langsung

dengan penderita melalui bersin atau batuk atau kontak

tidak langsung karena adanya makanan yang

terkontaminasi bakteri difteri.


19

Difteri disebabkan oleh bakteri yang ditemukan

dimulut, tenggorokan dan hidung, difteri akan

menyebabkan selaput tumbuh disekitar bagian dalam

tenggorokan. Selaput tersebut dapat menyebabkan

kesusahan menelan, bernafas dan bahkan bisa

mengakibatkan kematian. Bakteri ini menghasilkan racun

yang dapat menyebabkan berbagai komplikasi berat seperti

kelumpuhan dan gagal jantung. Sekitar 10% penderita

penyakit ini akan meninggal akibat penyakit ini.

Pertusi merupakan suatu penyakit yang disebabkan

oleh kuman Bordetella pertusis. Kuman ini akan

mengeluarkan toksin yang menyebabkan ambang rangsang

batuk menjadi rendah sehingga bila terjadi saja rangsangan

akan batuk yang hebat dan lama. Serangan batuk lebih

sering pada malam hari, batuk terjadi berurutan dan pada

akhirnya batuk menarik nafas panjang terdengar suara yang

khas, biasanya disertai muntah.

Tetanus merupakan penyakit yang disebabkan oleh

infeksi kuman Clostridium tetani. Kuman ini bersifat

anaerob, sehingga dapat hidup dilingkungan yang tidak

terdapat zat asam. Tetanus dapat menyerang bayi, anak-

anak, bahkan orang dewasa. Pada bayi penularan

disebabkan karena pemotongan tali pusat dengan alat yang


20

tidak setril atau masih mengunakan cara tradisional dimana

alat yang digunakan diberi ramuan tradisional. Pada anak-

anak atau orang dewasa bisa terinfeksi karena luka yang

kotor atau luka yang terkontaminasi sporakuman tetanus.

(2) Kemasan

Imunisasi ini dipasaran terdapat 3 kemasan sekaligus

dalam bentuk tunggal bagi tetanus, dalam bentuk

kombinasi DT (difteri dan tetanus) dan kombinasi

ketiganya atau kenal dengan vaksin tripel

(3) Cara pemberian dan dosis

Cara pemberian imunisasi DPT adalah melalui injeksi

intramuscular. Suntikan diberikan pada paha tengah luar

atau subkutan dalam dengan dosis 0,5 cc. Cara

memberikannya vaksin, sebagai berikut:

(a) Letaknya bayi dengan posisi miring diatas pangkuan

ibu dengan seluruh kaki telanjang.

(b) Orang tua sebaiknya memegang bayi

(c) Pegang paha dengan ibu jari telunjuk

(d) Masukan jarum dengan sudut 90 derajat

(e) Tekan seluruh jarum langsung ke bawah melalui kulit

sehingga masuk kedalam otot. Untuk mengurangi rasa

sakit, suntikakan secara pelan-pelan.


21

Pemberian vaksin DPT dilakukan tiga kali mulai bayi

berumur 2 bulan sampai 11 bulan dengan intervenal 4

minggu. Imunisasi ini diberikan 3 kali karena pemberian

pertama antibody dalam tubuh masih sangat rendah,

pemberian pertama antibody dalam tubuh masih sangat

rendah, pemberian kedua mulai meningkat dan pemberian

ketiga diperoleh antibody yang cukup. Daya proteksi

vaksin difteri cukup baik yaitu sebesar 80-90% daya

proteksi vaksin tetanus 90-95% akan tetapi daya proteksi

masih rendah yaitu 50-60%, oleh karena itu anak-anak

masih berkemukinan untuk terinfeksi batuk seratus hari

atau pertusi tetapi lebih ringan.

(4) Efek samping

Pemberian imunisasi DPT akan memberikan efek

samping ringan dan berat, efek ringan seperti terjadi

pembengkakan dan nyeri pada tempat penyuntikan dan

demam, sedangkan efek berat bayi akan menangis hebat

karena kesakitan selama kurang lebih 4 jam, kesadaran

menurun, terjadi kejang, ensefalopati, dan shock.

(5) Kontraindikasi

Pada anak yang demam, memiliki kelainan penyakit,

atau kelainan saraf baik yang berupa keturunan atau bukan,

mudah kejang.
22

e) Campak

(1) Fungsi

Imunisasi campak bertujuan untuk memberikan aktif

terhadap penyakit campak. Campak, measles atau rubella

adalah penyakit virus akut yang disebabkan oleh virus

campak. Virus ini juga dapat berkembangan biak pada

susunan saraf pusat dan menimbulkan gejala klinik

ensafalitis. Setelah masa konvalesen menurun,

hipervaskularisasi mereda dan menyebabkan ruam menjadi

gelap berupa menjadi desquamasi dan hiperpigmentasi.

Diagnosis ditetapkan berdasarkan anamnesis atau

pemeriksaan fisik, serta pemeriksaan serologic atau virogik

yang positif yaitu bila terdapat demam tinggi terus

menerus, batuk pilek, nyeri menelan, mata merah, dan silau

bila terkena cahaya, sering kali disertai diare. Pada hari ke

4-5 demam, timbul ruam kulit didahului oleh suhu yang

meningkat lebih tinggi dari semula. Gejala klinis terjadi

setelah masa tunas 10-12 hari terdiri dari 3 stadium yaitu:

(a) Stadium prodromal berlangsung 2-4 hari yang ditandai

dengan demam yang diikuti batuk, pilek, farings merah

nyeri menelan, stomatitis dan konjungtivitis.

(b) Stadium erupsi yang ditandai dengan timbulnya ruam

makulo popular yang bertahan selama 5-6 hari.


23

Timbulnya ruam yang dimulai dari batas rambut

dibelakang telinga, kemudian menyebar ke wajah,

leher, dan akhirnya ke ekstremitas.

(c) Sangat penting untuk menentukan status gizi penderita

untuk mewaspadai timbulnya komplikasi.

(2) Kemasan

(a) 1 box pelarut berisi 10 ampul 5 ml

(b) Vaksin ini berbentuk beku kering

(c) 1 vial berisi 10 dosis

(d) 1 box vaksin terdiri dari 10 vial

(3) Cara pemberian dan dosis

Pemberian vaksin campak hanya diberikan satu kali

dapat dilakukan pada umur 9-11 bulan, dengan dosis 0,5

cc. Kemudian suntikan diberikan pada lengan kiri atas

secara subcutan. Cara pemberian :

(a) Atur bayi dengan posisi miring diatas pangkuan ibu

dengan seluruh lengan telanjaang

(b) Orang tua sebaiknya memegang kaki, dan gunakan jari-

jari tangan untuk menekan ke atas lengan bayi

(c) Cepat tekan jarum dalam kulit menonjol ke atas

dengan sudut 45 derajat

(d) Usahakan kestabilan posisi jarum


24

(4) Kontraindikasi

(a) Infeksi akut yang disertai demam lebih dari 380 celsius

(b) Gangguan sistem kekebalan

(c) Pemakaian obat imunosupresan

(d) Alergi terhadap protein telur

(e) Hipersensitivitas terhadap kenamisin dan eritromisin

(f) Wanita hamil

(5) Efek samping

Efek samping yang mungkin terjadi berupa demam,

ruam kulit, diare, konjungtivitis dan gejala kataral serta

ensefalitis (jarang). Reaksi yang dapat terjadi pasca

vaksinasi campak adalah rasa tidak nyaman dibekas

penyuntikan vaksin. Selain itu dapat terjadi gejala-gelaja

lain yaitu timbul 5-12 hari setelah penyuntikan selama

kurang dari 48 jam demam tidak tinggi, erupsi kulit

kemerahan halus/tipis yang tidak menular, pilek. Orang tua

atau pengasuh dianjurkan untuk memberikan minum lebih

banyak (ASI atau air buah) jika demam pakailah pakaian

yang tipis, bekas suntikan yang nyeri dapat dikompres air

dingin, jika demam berikan paracetamol 15 mg/mg BB

setiap 3-4 jam bila perlu, maksimal 6 kali dalam 24 jam,

boleh mandi atau diseka dengan air hangat. Jika reaksi


25

tersebut berat dan menetap, atau jika orang tua merasa

khawatir bawalah bayi/anak ke dokter.

8. Tempat Pelayanan Imunisasi

Sekarang ini, untuk mengoptimalkan pelayanan imunisasi, dan

mencapai keberhasilan program imunisasi telah tersedia tempat yang

digunakan sebagai tempat pemberian imunisasi. Imunisasi dapat dilakukan

di Posyandu, Puskesmas, Rumah Sakit, Bidan desa, pratek dokter,

polindes, dan tempat lain yang sudah disediakan. Dibawah ini berbagai

tempat pelayanan kesehatan yang dapat melayani imunisasi yaitu:

a. Pratek dokter/bidan atau rumah sakit swasta

b. Pos pelayanan terpadu (posyandu

c. Rumah sakit bersalin, BKIA atau rumah sakit pemerintah, dan

Puskesmas.

B. Ketidak patuhan Ibu Dalam Pelaksanaan Imunisasi

1. Pengertian ketidak patuhan

Kepatuhan berasal dari kata dasar patuh, yang berarti disiplin dan

taat. Sacket (dalam Niven, 2009), mendefinisikan kepatuhan pasien

sebagai sejauh mana perilaku pasien sesuai dengan ketentuan yang

diberikan oleh petugas kesehatan.

2. Faktor – Faktor yang Mendukung Kepatuhan Pasien

Menurut Feuer Stein, et al (dalam Niven, 2009), ada beberapa faktor

yang dapat mendukung sikap patuh pasien, diantaranya:


26

a. Pendidikan

Pendidikan pasien dapat meningkatkan kepatuhan sepanjang pendidikan

tersebut merupakan pendidikan yang aktif, seperti penggunaan buku

dan lain-lain.

b. Akomodasi

Suatu usaha harus dilakukan untuk memahami ciri kepribadian pasien

yang dapat mempengaruhi kepatuhan. Pasien yang lebih mandiri, harus

dilibatkan secara aktif dalam program pengobatan sementara pasien

yang tingkat ansietasnya tinggi harus diturunkan terlebih dahulu.

Tingkat ansietas yang terlalu tinggi atau rendah, akan membuat

kepatuhan pasien berkurang.

c. Modifikasi faktor lingkungan dan sosial

Membangun dukungan sosial dari keluarga dan teman-teman sangat

penting, kelompok pendukung dapat dibentuk untuk membantu

memahami kepatuhan terhadap program pengobatan, seperti

pengurangan berat badan dan lainnya.

d. Perubahan Model Terapi

Program pengobatan dapat dibuat sesederhana mungkin dan pasien

terlibat aktif dalam pembuatan program tersebut.

e. Meningkatkan interaksi profesional kesehatan dengan pasien

Adalah suatu yang penting untuk memberikan umpan balik pada pasien

setelah memperoleh informasi diagnosis.


27

3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ketidakpatuhan

a. Pemahaman tentang instruksi

Tidak seorangpun dapat mematuhi instruksi, jika ia salah paham

tentang instruksi yang diterima. Ley dan Spetman (dalam Niven, 2009),

menemukan bahwa lebih dari 60% yang diwawancarai setelah bertemu

dokter salah mengerti tentang instruksi yang diberikan kepada mereka.

Hal ini disebabkan kegagalan petugas kesehatan dalam memberikan

informasi yang lengkap dan banyaknya instruksi yang harus diingat dan

penggunaan istilah medis.

b. Kualitas interaksi

Menurut Korcsh dan Negrete (dalam Niven, 2009) Kualitas interkasi

antara petugas kesehatan dan pasien merupakan bagian yang penting

dalam menentukan derajat kepatuhan. Ada beberapa keluhan, antara

lain kurangnya minat yang diperlihatkan oleh dokter, penggunaan

istilah medis secara berlebihan, kurangnya empati, tidak memperolah

kejelasan mengenai penyakitnya. Pentingnya keterampilan interpersonal

dalam memacu kepatuhan terhadap pengobatan.

c. Isolasi sosial dan keluarga

Keluarga dapat menjadi faktor yang sangat mempengaruhi dalam

menentukan keyakinan dan nilai kesehatan individu serta dapat

menentukan tentang program pengobatan yang dapat mereka terima.


28

d. Keyakinan, sikap dan kepribadian

Keyakinan seseorang tentang kesehatan berguna untuk memperkirakan

adanya ketidakpatuhan. Orang-orang yang tidak patuh adalah orang

yang mengalami depresi, ansietas sangat memperhatikan kesehatannya,

memiliki ego yang lebih lemah dan yang kehidupan sosialnya lebih

memusatkan perhatian pada diri sendiri.

Secara operasional ketidakpatuhan dapat diartikan suatu respons

organisme atau seseorang terhadap rangsangan (stimulus) dari subjek

tersebut. Respon ini berbentuk 2 macam yaitu.

a. Bentuk pasif adalah respons internal yaitu yang terjadi didalam diri

manusia dan tidak secara langsung dapat terlihat oleh orang lain,

misalnya berfikir, tanggapan atau sikap batin dan pengetahuan.

Misalnya seorang ibu tahu bahwa imunisasi itu dapat mencegah

suatu penyakit tertentu meskipun ibu tersebut tidak membawa

anaknya ke puskesmas untuk di imunisasi. Contoh lain seorang yang

menganjurkan orang lain untuk mengeikuti keluarga berencana

meskipun ia sendiri tidak ikut keluarga berencana.

Dari kedua contoh tersebut terlihat bahwa ibu telah tahu

gunanya imunisasi dan contoh kedua orang tersebut telah

mempunyai sikap yang positif untuk mendukung keluarga berencana

meskipun mereka sendiri belum melakukan secara konret terhadap

kedua hal tersebut. Oleh sebab itu perilaku mereka ini masih

terselumbung.
29

b. Bentuk aktif yaitu apabila perilaku itu jelas dapat diobserfasi secara

langsung. Misalnya pada kedua contoh di atas, si ibu sudah

membawa anaknya ke puskesmas atau fasilitas kesehatan lain untuk

imunisasi dan pada kasus kedua sudah ikut keluarga berencana

dalam arti sudah ikut keluarga berencana dalam arti sudah menjadi

akseptor KB. Oleh karena perilaku mereka ini sudah tampak dalam

bentuk tindakan nyata.

C. Faktor Yang Mempengaruhi Imunisasi

1. Pemahaman

Pemahaman didefinisikan proses berpikir dan belajar. Dikatakan

demikian karena untuk menuju ke arah pemahaman perlu diikuti dengan

belajar dan berpikir. Pemahaman merupakan proses, perbuatan dan cara

memahami. Dalam Taksonomi Bloom, pemahaman adalah kesanggupan

memahami setingkat lebih tinggi dari pengetahuan. Namun, tidaklah

berarti bahwa pengetahuan tidak dipertanyakan sebab untuk dapat

memahami, perlu terlebih dahulu mengetahui atau mengenal. Pemahaman

dalam pembelajaran adalah tingkat kemampuan yang mengharapkan

seseorang mampu memahami arti atau konsep, situasi serta fakta yang

diketahuinya. Dalam hal ini ia tidak hanya hapal secara verbalitas, tetapi

memahami konsep dari masalah atau fakta yang ditanyakan, maka

operasionalnya dapat membedakan, mengubah, mempersiapkan,

menyajikan, mengatur, menginterpretasikan, menjelaskan,


30

mendemonstrasikan, memberi contoh, memperkirakan, menentukan, dan

mengambil keputusan.

Ranah kognitif menunjukkan adanya tingkatan-tingkatan

kemampuan yang dicapai dari yang terendah sampai yang tertinggi. Dapat

dikatakan bahwa pemahaman itu tingkatannya lebih tinggi dari pada

sekedar pengetahuan. Pengertian pemahaman menurut Anas Sudijono,

adalah kemampuan seseorang untuk mengerti atau memahami sesuatu

setelah sesuatu itu diketahui dan diingat. Dengan kata lain, memahami

adalah mengetahui mengetahui tentang sesuatu dan dapat melihatnya dari

berbagai segi. Pemahaman merupakan jenjang kemampuan berpikir yang

setingkat lebih tinggi dari ingatan dan hafalan. Sedangkan menurut Yusuf

Anas, yang dimaksud dengan pemahaman adalah kemampuan untuk

menggunakan pengetahuan yang sudah diingat lebih-kurang sama dengan

yang sudah diajarkan dan sesuai dengan maksud penggunaannya.

Dari berbagai pendapat di atas, indikator pemahaman pada dasarnya

sama, yaitu dengan memahami sesuatu berarti seseorang dapat

mempertahankan, membedakan, menduga, menerangkan, menafsirkan,

memerkirakan, menentukan, memperluas, menyimpulkan, menganalisis,

memberi contoh, menuliskan kembali, mengklasifikasikan, dan

mengikhtisarkan. Indikator pemahaman menunjukkan bahwa pemahaman

mengandung makna lebih luas atau lebih dalam dari pengetahuan. Dengan

pengetahuan, seseorang belum tentu memahami sesuatu yang dimaksud

secara mendalam, hanya sekedar mengetahui tanpa bisa menangkap makna


31

dan arti dari sesuatu yang dipelajari. Sedangkan dengan pemahaman,

seseorang tidak hanya bisa menghapal sesuatu yang dipelajari, tetapi juga

mempunyai kemampuan untuk menangkap makna dari sesuatu yang

dipelajari juga mampu memahami konsep dari pelajaran tersebut

(Mushlihin, 2014, http.www.referensimakalah.com di peroleh tanggal 14

april 2014)

2. Sikap

Sikap “attitude” merupakan konsep paling penting dalam psikologi

sosilal yang membahas unsur sikap baik sebagai individu maupun

kelompok. Banyak kajian dilakukan untuk merumuskan pengertian sikap,

proses terbentuknya sikap, maupun perubahan. Dengan demikian, dalam

konsep sikap terdapat beberapa hal penting yaitu :

a. Keterkaitan ide dengan emosi yang mengawali tindakan terhadap situasi

sosial tertentu

b. Pridisposisi yang dipelajari untuk merespon secara konsisten dengan

sesuai atau tidak sesuai terhadap objek yang ditentukan

c. Kecenderungan psikologis yang diekspresikan dengan mengevaluasi

entitas tertentu dengan derajat suka atau tidak suka.

Defenisi-defenis tersebut di atas menunjukkan bahwa secara garis

besar sikap terdiri dari kompenen kognitif “ide yang umumnya berkaitan

dengan pembicaraan dan dipelajari”, perilaku “cenderung mempengaruhi

respon sesuai dan tidak sesuai”, dan emosi "menyebabkan respon-respon

yang konsisten”. Menurut Kart sikap mempunyai empat fungsi, yaitu:


32

1) Fungsi instrumental atau fungsi penyesuaian, atau fungsi manfaat

Fungsi ini adalah berkaitan dengan sarana tujuan. Disini

memandang sejauh mana obyek sikap dapat digunakan sebagai sarana

atau sebagai alat dalam rangka mencapai tujuan. Bila obyek sikap dapat

membantu seseorang dalam mencapai tujuannya, maka orang akan

bersikap positif terhadap obyek tersebut, demikian sebaliknya bila

obyek sikap yang bersangkutan. Karena itu fungsi ini juga disebut

fungsi manfaat yaitu sampai sejauhmana manfaat obyek sikap dalam

rangka pencapaiaan tujuan. Fungsi ini juga disebut sebagai fungsi

penyesuaian, karena dengan sikap yang diambil oleh seseorang, orang

akan dapat menyesuaikan diri dengan secara baik terhadap sekitarnya.

Misalnya orang orang mempunyai sikap anti kemewahan, karena

dengan sikap tersebut orang yang bersangkutan mudah diterima oleh

kelompoknya, karena ia tergabung dalam kelompok yang anti mampu.

2) Fungsi pertahanan ego

Ini merupakan sikap yang diambil oleh seseorang demi untuk

mempertahankan ego atau akunya. Sikap ini diambil oleh seseorang

pada waktu orang yang bersangkutan terancam keadaan dirinya atau

egonya. Demi untuk mempertahankan egonya orang yang bersangkutan

mengambil sikap tertentu untuk mempertahankan egonya, dalam

keadaan terdesak pada waktu diskusi dengan anaknya.


33

3) Fungsi ekspresi nilai

Sikap ini yang ada pada diri seseorang merupakan jalan bagi

individu untuk mengekspresikan nilai yang ada dalam dirinya. Dengan

mengeksoresikan diri seseorang akan mendapatkan kepuasasan dapat

menunjukkan kepada dirinya. Dengan individu mengambil sikap

tertentu terhadap nilai tertentu ini menggabarkan keadaan sistem nilai

apa yang pada diri individu dapat dilihat dari nilai yang di ambil oleh

individu yang bersangkutan terhadap nilai tertentu.

4) Fungsi pengetahuan

Individu mempunyai dorongan untuk ingin mengerti dengan

pengalaman-pengalamannya untuk memperoleh pengetahuan. Elemen-

elemen dari pengalamannya yang tidak konsisten dengan apa yang

diketahui oleh individu akan disusun kembali atau diubah sedemikian

rupa hingga menjadi konsisten. Ini berarti bila seseorang mempunyai

sikap tertentu terhadap suatu objek menunjukkan tentang pengetahuan

orang tersebut terhadap objek sikap yang bersangkutan.

3. Ekonomi

Secara umum, bisa dibilang bahwa ekonomi adalah bidang kajian

tentang pengurusan sumber daya material individu,masarakat,dan negara

untuk meningkatkan kesejahteraan hidup manusia. Karena ekonomi

merupakan ilmu tentang prilaku dan tindakan manusia untuk memenuhi

kebutuhan hidupnya yang bervariasi dan berkembang dengan sumber daya


34

yang ada melalui pilihan-pilihan kegiatan produksi,konsumsi dan atau

distribusi.

Bila membicarakan tentang ekonomi,secara otomatis kita juga akan

membicarakan mengenai ilmu ekonomi dimana ilmu ekonomi merupakan

sebuah ilmu kajian yang membahas dan mempelajari tentang ekonomi itu

sendiri. Secarah umum,ilmu ekonomi dibagi menjadi 2. yaitu ilmu

ekonomi makro dan ilmu ekonomi mikro. Ilmu ekonomi makro

mempelajari prilaku ekonomi sebagai keseluruhan tentang kehidupan

ekonomi dan ilmu ekonomi mikro lebih memfokuskan pada keputusan

individu baik sektor rumah tangga maupun perusahaan dalam

mengalokasikan sumber daya untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.

Evaluasi ekonomi didefinisikan sebagai perbandingan antara konsekuensi

dari dua atau lebih rangkaian alternative dari suatu keputusan.Biaya yang

terjadi merupakan biaya yang digunakan untuk menjalankan aktivitas yang

merupakan implementasi dari suatu keputusan yang akan menghasilkan

outcome baik berupa outcome positif ataupun outcome negatif. Evaluasi

ekonomi memberikan penilaian terhadap efisiensi, yang menilai hubungan

antara hasil yang dicapai dan input yang digunakan dalam hal ini adalah

uang yang digunaka.

Yang dimaksud dengan biaya disini adalah biaya yang digunakan

dalam pelayanan kesehatan dimana terdapat 5 elemen yang mungkin

berhubungan dengan biaya yang terjadi pada pelayanan kesehatan yaitu:


35

a. Penggunaan sumber daya untuk dapat melakukan pengobatan.

b. Sebagai contoh: pada terapi yang menggunakan obat, maka aspek-aspek

yang terlibat adalah produksi obat, distribusi obat, waktu yang

digunakan untuk memproduksi obat tersebut, proses manajemen dan

monitoring.

c. Sumber daya kesehatan yang digunakan untuk mengobati efek samping

yang terjadi akibat pengobatan yang dilakukan.

d. Bila sakit yang akan timbul berhasil dicegah, sumber daya dalam hal ini

biaya yang berhasil disimpan atau dihemat haruslah dihitung. Biaya

untuk proses diagnostik ataupun rujukan yang harus dilakukan

termasuk rekomendasi yang diberikan oleh farmasis termasuk hal yang

harus diperhitungkan

e. Hidup yang berhasil diperpanjang karena adanya terapi, biaya untuk

pelayanan kesehatan yang dikonsumsi selama perpanjangan hidup

tersebut termasuk yang juga harus diperhitungkan.

Analisis ekonomi pada program-program kesehatan masyarakat

secara umum diidentifikasi dengan menghitungnya terhadap nilai uang.

Salah satu keterbatasan dalam analisis ekonomi adalah tidak

diperhitungkannya nilai dari rasa sakit ataupun penderitaan yang dialami

yang dinyatakan dalam uang. Dalam proses pengambilan keputusan hal

tersebut termasuk yang dipertimbangkan tetapi dalam analisis ekonomi

yang terfokus pada akuntansi biaya hal ini tidaklah dipertimbangkan.


36

D. Kerangka Konsep

INDEPENDEN DEPENDEN

Pemahaman

Imunisasi Dasar Pada Bayi


Sikap 0-1 Tahun

Ekonomi

Isolasi Sosial

Keterangan :

= Variabel yang diteliti

= Variabel yang tidak diteliti

= Variabel dependen

E. Defenisi Operasional dan Kriteria Objektif

1. Variabel Independen

a. Pemahaman

Pemahaman adalah dimana Ibu dapat memahami tentang pentingnya

imunisasi campak

Kriteria Objektif

Baik : Bila responden menjawab pertanyaan dengan benar >60%

Kurang : Bila responden menjawab pertanyaan dengan benar ≤60%

Alat Ukur : Kuesioner


37

b. Sikap

Sikap adalah reaksi atau respon Ibu yang masih tertutup terhadap suatu

stimulus atau objek

Kriteria Objektif

Menerima (Positif) : Apabila responden mampu menjawab dengan

benar ≥60% dari pertanyaan yang berhubungan

dengan sikap

Menolak (Negatif) : Apabila responden mampu menjawab dengan

benar≤60% dari pertanyaan yang berhubungan

dengan sikap

Alat Ukur : Kuesioner

c. Ekonomi

Ekonomi adalah ilmu tentang pengurus sumber daya meterial individu,

masyrakat, dan negara untuk meningkatkan kesejahteraan hidup

manusia.

Kriteria Objektif

Tinggi : Jika pengasilan yang di dapatkan ≥1. 500 000

Rendah : Jika pengasilan yang di dapatkan ≤1. 500 000

Alat Ukur : Kuesioner


38

2. Variabel Dependen

a. Imunisasi

Imunisasi adalah suatu cara untuk meningkatkan kekebalan seseorang

secara aktif terhadap suatu penyakit, sehingga bila kelak ia terpapar

dengan penyakit tersebut tidak akan menderita penyakit.

Anda mungkin juga menyukai