Anda di halaman 1dari 12

BAB I

P E N D A H U L U A N

A. Latar Belakang Penelitian

Investasi adalah penanaman aset atau dana yang dilakukan

oleh sebuah perusahaan atau perorangan untuk jangka waktu tertentu

demi memperoleh imbal balik yang lebih besar di masa depan.

Investasi merupakan salah satu komponen penting dari permintaan

aggregat yang merupakan faktor krusial bagi suatu proses

pembangunan (sustainable development).

Investasi adalah salah satu cara dalam mengembangkan

jumlah uang atau harta yang dimiliki saat ini. Menurut bentuk asetnya,

investasi dibagi menjadi dua yaitu investasi riil (real investment) dan

investasi keuangan (financial investment). Investasi riil adalah

penanaman modal pada aset berwujud, seperti tanah, bangunan,

pabrik, kendaraan, logam mulia. Penanaman modal secara langsung

pada suatu perusahaan dilakukan dalam penawaran perdana di pasar

modal. Sedangkan investasi keuangan merupakan penanaman modal

pada aset yang wujudnya tidak terlihat nyata, merupakan kontrak

tertulis dalam surat berharga yang dapat diperjualbelikan (marketable

securities) yang berisi claim atas aktiva riil pihak yang menerbitkan

sekuritas, seperti saham, obligasi, reksadana.


2

Instrumen keuangan tersebut merupakan surat berharga yang

diperdagangkan kembali oleh perusahaan investasi sebagai

perantara, seperti bank, perusahaan sekuritas dan pasar modal.

Karakter utama yang membedakan aset riil dan asset keuangan

dalam likuiditasnya aset keuangan lebih mudah diperjualbelikan.

Dengan demikian, investasi mengalami perkembangan dengan

adanya instrumen keuangan.

Investasi dalam negeri pada hakikatnya adalah langkah awal

kegiatan pembangunan ekonomi, yang merupakan komponen yang

sangat penting dalam menyumbang pendapatan nasional dalam

negeri.

Untuk melakukan transaksi investasi, pada awalnya para

pelaku pasar harus bertemu secara fisik di lokasi trading floor Bursa

Efek Indonesia. Berkembangnya teknologi informasi dan komunikasi

internet of things membuat pertemuan secara fisik tidak lagi

dibutuhkan. Transaksi dilakukan secara virtual melalui server

komputer. Dengan demikian, transaksi di perbankan maupun pasar

modal menjadi lebih mudah dan cepat karena dapat dilakukan di

mana saja dan kapan saja. Kehadiran internet of things meningkatkan

kecepatan pelayanan investasi.

Di era technology disruption kini, setiap industri harus siap

bergerak menghadapi perubahan-perubahan yang dinamis. Industri

keuangan dan perbankan pun mau tidak mau harus menyesuaikan diri
3

dengan perkembangan teknologi yang ada. Berdasarkan riset

Salesforce pada Digital Banking Report, 62 % konsumen di zaman

sekarang berharap perusahaan beradaptasi dengan persona mereka

(tingkah laku, pola komunikasi, dan kebiasaan).

Tak terkecuali dengan Investasi, Beberapa tahun belakangan,

digitalisasi keuangan semakin masif di Indonesia, tak terkecuali

layanan investasi. Platform digital yang menyediakan layanan

investasi pun semakin menjamur. Beragam produk investasi mulai

dari deposito, saham, reksa dana, surat utang atau obligasi, hingga

emas kian banyak ditawarkan. Hal ini semakin memicu pertumbuhan

investor baru.

Digitalisasi sendiri adalah proses alih media dari bentuk

tercetak, audio, maupun video menjadi bentuk digital. Proses

digitalisasi ini, menciptakan berbagai macam inovasi baru dalam

inklusi keuangan.

Proses digitalisasi adalah perubahan dari angka, gambar, dan

lainnya ke dalam binary. Dampaknya, investasi dapat dilakukan

secara online melalui aplikasi. Dalam industri perbankan, ada deposito

online yang dilakukan melalui internet banking atau mobile banking

bahkan SMS banking. Investasi reksadana di berbagai sekuritas

melayani transaksi online, bahkan emas dapat dilakukan melalui

online marketplace. Di samping itu, memanfaatkan platform financial

technology yang disediakan pada perangkat komputer membuat


4

investor melalui gadget dapat menjadi penyedia modal selain lembaga

keuangan formal bank. Peer to peer lending pemberi pinjaman dana

bagi para Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) yang tidak

memiliki akses ke perbankan, equity crowdfunding melakukan

penggalangan dana dengan imbalan kepemilikan, angel investors

melakukan penggalang dana bagi pelaku bisnis tanpa pengembalian

imbalan, atau bahkan penggalangan dana untuk membantu korban

bencana.

Fintech menyederhanakan rantai transaksi serta menekan

biaya operasional dan biaya modal sehingga menarik bagi investor.

Investasi dalam platform fintech membuka peluang bagi yang tidak

memiliki akses ke bank tetapi layak kredit hasil seleksi sistem credit

scoring. Investasi ini dapat dilakukan dengan pendanaan rendah.

Namun resikonya, investor fintech tidak dapat meng-claim dananya

setiap saat diperlukan, investor fintech tidak dapat meng-claim

dananya ketika peminjam gagal bayar karena investasi fintech

terkategori pembiayaan kredit tanpa agunan dan tidak ada asuransi

dari pengelola fintech serta tidak ada Lembaga Penjamin Simpanan

seperti simpanan di bank, juga tidak dapat meng-claim ketika

pengelola fintech bangkrut. Dengan demikian, investasi ini high risk

high return.

Tentunya dengan munculnya berbagai macam platform fintech

serta mudahnya dalam berinvestasi secara digital saat ini, telah


5

menciptakan investor baru yaitu generasi Milenial. Pola pikir generasi

Milenial sendiri cenderung idealis, jika ada aturan yang tidak sesuai

maka tak ragu ditinggalkan.

Generasi Millenial muncul menjadi generasi teknologi yang

paling canggih, yang mencakup teknologi muktahir seperti iPod,

MP3s, kamera ponsel, PDA, kamera digital dan DVD Player. Generasi

Millenal disebut sebagai anak-anak remote control karena mereka

menghadapi perubahan yang terus - menerus yang berbanding lurus

dengan berkembangnya teknologi.

Salah satu karakter generasi millennial adalah “multitasking

adalah cara hidup” yaitu penanganan informasi dan berkomunikasi.

Keadaan multitasking pada generasi milenial didukung dengan gaya

hidup transakasi online maupun secara digital. Tanpa perlu

mendatangi layanan maupun perusahaan, kaum generasi milineal

bisa berselancar dengan internet untuk mencari Investasi yang

mereka butuhkan atau inginkan.

Di masa pandemi COVID 19 saat ini, hampir semua kegiatan

khususnya keuangan maupun kegiatan investasi dapat dilakukan

dengan mudah melalui aplikasi maupun smartphone dan tentunya

dapat dilakukan saat bekerja di rumah atau WFH dengan tujuan

meredam pandemi COVID 19.

Dampak Virus Corona (Covid 19) sendiri telah mengubah

habitual masyarakat dari berbagai kalangan, pemerintah Indonesia


6

sendiri menerapkan beberapa kebijakan untuk mengurangi kasus

positif covid 19 namun, kebijakan-kebijakan tersebut juga berdampak

terhadap pertumbuhan ekonomi, investasi hingga habitual masyarakat

saat ini.

Berbagai macam kebijakan-kebijakan yang diterapkan oleh

pemerintah salah satunya adalah sosial distancing (pembatasan

sosial).

Tujuan dari pembatasan sosial adalah untuk mengurangi

kemungkinan kontak antara orang terinfeksi dan orang lain yang tidak

terinfeksi, sehingga dapat meminimalkan penularan penyakit,

contohnya seperti penutupan sekolah, tempat kerja, isolasi, karantina,

menutup atau membatasi transportasi umum.

Hal inilah yang mungkin dapat menjadi salah satu indikasi

meningkatnya investor baru pada generasi Milenial dengan

pengetatan interaksi akibat COVID 19 dan kemudahan akses dalam

berinvestasi.

Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis tertarik untuk

melakukan penelitian mengenai ”Analisis Faktor–Faktor yang

Memengaruhi Motivasi Milenial (Generasi Y) dalam Berinvestasi

secara Digital di Masa Pandemi Covid 19”.

B. Identifikasi Masalah
7

Berdasarkan uraian latar belakang penelitian di atas, untuk

melakukan penelitian lebih terarah maka dapat diidentifikasikan

masalah sebagai berikut:

1. Adanya pengaruh modernisasi dan perkembangan teknologi yang

semakin cepat untuk memudahkan transaksi berinvestasi melalui

aplikasi dimasa pandemi Covid 19.

2. Kemudahan akses berbasis internet yang masih belum merata

untuk bertransaksi investasi melalui smartphone, PC maupun tablet

di masa pandemi Covid 19.

3. Keamanan bertransaksi investasi secara digital yang belum

terjamin.

4. Meningkatnya penggunaan akses internet pada smartphone, PC

dan tablet untuk kebutuhan transaksi sehari-hari melalui market

place, aplikasi investasi maupun aplikasi lainnya dimasa pandemic

Covid 19.

5. Adanya pengaruh meningkatnya pertumbuhan generasi milenial

yang berbanding lurus dengan tumbuhnya produk teknologi

investasi berbasis aplikasi yang lebih efektif dan efisien.

6. Masih kurangnya pemahaman milenial tentang investasi secara

digital sehingga berpengaruh terhadap return yang akan di

dapatkan.
8

7. Adanya perhatian masyarakat terhadap perkembangan dan

peningkatan penggunaan aplikasi investasi di masa pandemi Covid

19.

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, untuk mempermudah

pembahasan pada penelitian ini maka perlu dibatasi ruang lingkupnya

sehingga didapatkan penyelesaian yang lebih fokus. Karena

keterbatasan tenaga, waktu dan pikiran adapun batasan masalah

dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Ruang Lingkup Penelitian untuk memberi pembatasan atas

permasalahan yang akan dianalisis, sehingga analisis dan

pembahasan tidak menyimpang, maka penulis perlu memberikan

pembatasan permasalahan. Permasalahan yang akan menjadi

pembahasan peneliti adalah pengaruh Digitalisasi terhadap

motivasi milenial dalam berinvestasi dimasa pandemi Covid 19.

2. Penelitian ini dilakukan terhadap kaum Milenial (generasi Y) di

masa pandemi Covid 19.

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka permasalahan yang

akan dikaji dalam penelitian ini adalah:


9

1. Bagaimana pengaruh pengetahuan berinvestasi secara digital (X 1)

terhadap motivasi generasi milenial berinvetasi di masa pandemi

Covid 19?

2. Bagaimana pengaruh manfaat berinvestasi secara digital (X 2)

terhadap motivasi milenial berinvestasi di masa pandemi Covid 19?

3. Bagaimana pengaruh kemudahan berinvestasi secara digital (X 3)

terhadap motivasi milenial berinvestasi di masa pandemi Covid 19?

4. Bagaimana pengaruh risiko berinvestasi secara digital (X 4)

terhadap motivasi milenial berinvestasi di masa pandemi Covid 19?

5. Bagaimana pengaruh beragam jenis aplikasi investasi secara digital

(X5) terhadap motivasi milenial berinvestasi di masa pandemi Covid

19?

6. Bagaimana pengaruh return investasi secara digital (X 6) terhadap

motivasi milenial berinvestasi di masa pandemi Covid 19?

7. Berapa besar pengaruh pengetahuan (X 1), manfaat (X2),

kemudahan (X3), risiko (X4), beragam jenis aplikasi (X 5) dan return

(X6) secara simultan terhadap motivasi milenial berinvestasi secara

digital dimasa pandemi Covid 19 (Y)?

E. Tujuan Penelitian

Dalam penelitian ini peneliti mempunyai tujuan yang akan

dicapai, karena dengan adanya tujuan maka dalam pelaksanaan


10

penelitian ini akan lebih terarah. Sesuai dengan perumusan masalah

di atas, maka tujuan penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui tingkat pengaruh pengetahuan berinvestasi

secara digital (X1) pada generasi milenial yang berinvestasi di masa

pandemi Covid 19.

2. Untuk mengetahui pengaruh manfaat berinvestasi secara digital

(X2) pada generasi milenial yang berinvestasi di masa pandemi

Covid 19.

3. Untuk mengetahui pengaruh kemudahan berinvestasi secara digital

(X3) pada generasi milenial yang berinvestasi di masa pandemi

Covid 19.

4. Untuk mengetahui pengaruh resiko berinvestasi secara digital (X 4)

pada generasi milenial yang berinvestasi di masa pandemic Covid

19.

5. Untuk mengetahui pengaruh beragam jenis investasi secara digital

(X5) pada generasi milenial yang berinvestasi di masa pandemi

Covid 19.

6. Untuk mengetahui pengaruh return investasi secara digital (X 6)

pada generasi milenial yang berinvestasi di masa pandemi Covid

19.

7. Untuk mengetahui Berapa besar pengaruh pengetahuan (X 1),

manfaat (X2), kemudahan (X3), risiko (X4), beragam jenis aplikasi


11

(X5) dan return (X6) secara simultan terhadap motivasi milenial

berinvestasi secara digital dimasa pandemi Covid 19 (Y).

F. Manfaat Penelitian

Dengan adanya penelitian ini diharapkan ada kegunaan atau

manfaat yang dapat diambil bagi semua pihak yang berkepentingan.

Adapun kegunaan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Manfaat Secara Teoritis:

Penelitian ini dapat di jadikan tambahan informasi dan

referensi penelitian. selain itu, dapat memberikan sumbangan dan

pemikiran dalam pengaruh motivasi generasi Milenial dalam

menggunakan platform digital berbasis aplikasi untuk berinvestasi

dimasa pandemi Covid 19.

2. Manfaat Secara Praktis:

a. Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai masukan

kepada pihak baik investor maupun manajemen penyedia layanan

aplikasi Investasi terkait, kemudahan akses, fitur dan system

keamanan transaksi investor.

b.Bagi Perguruan tinggi hasil penelitian ini dapat dipakai sebagai

bacaan ilmiah diperpustakaan dan juga dapat dipakai sebagai

bahan referensi bagi mahasiswa yang meneliti masalah sejenis.


12

c.Bagi Masyarakat Umum penelitian ini diharapkan dapat menjadi

bahan pertimbangan bagi agar tertarik berinvestasi secara digital

dengan memanfaatkan kemudahan serta flexibilitas platform

aplikasi investasi yang memberikan dampak lebih efektif dan

efisien dalam bertransaksi investasi secara digital.

Anda mungkin juga menyukai