Anda di halaman 1dari 15

Publikasi Riset Mahasiswa Akuntansi (PRIMA)

Pengaruh Pengetahuan Perpajakan, Sosialisasi Perpajakan,


Dan Sanksi Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak
Pelaku UMKM (Studi Pada KPP Pratama Palembang Ilir Timur)

Juan Lie Savero1, Trisnadi Wijaya2

1
STIE MDP; 2Jl. Rajawali, No.14, Palembang, Telp. (0711)376400/Fax (0711) 376360
3
Jurusan Akuntansi, STIE Multi Data Palembang
e-mail:1juanlie119@gmail.com , 2trisnadi@stie-mdp.ac.id

Abstrak: Pajak merupakan salah satu sumber penerimaan dan pendapatan Negara yang paling besar.
Dengan demikian, penerimaan pajak diharapkan terus meningkat agar pembangunan Negara berjalan dengan
baik. Di Palembang jumlah UMKM mengalami peningkatan setiap tahunnya tetapi peningkatan tersebut
tidak diimbangi dengan penerimaan pajak yang ada di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Palembang Ilir
Timur. Hal ini tersebut disebabkan karena para pelaku UMKM belum mengetahui pengetahuan tentang
perpajakan, kurangnya sosialisasi tentang pajak, dan sanksi pajak yang berlaku belum tegas yang dikenakan
kepada wajib pajak. Populasi dalam penelitian ini yaitu seluruh wajib pajak pelaku UMKM di Palembang.
Teknik pengambilan sampel yang digunakan yaitu non-Probability sampling menggunakan metode
Accidental Sampling, sedangkan penentuan jumlah sampel menggunakan rumus Slovin. Terdapat 140 kuesioner
yang dapat diolah dalam penelitian ini. Data yang digunakan adalah data primer menggunakan alat instrumen
berupa kuesioner. Teknik pengolahan data yang dilakukan menggunakan regresi linier multiple dengan bantuan
SPSS. Disamping itu juga Pengetahuan Perpajakan dan Sanksi Pajak berpengaruh signifikan terhadap
kepatuhan Wajib Pajak. Sedangkan Sosialisasi Perpajakan tidak berpengaruh signifikan terhadap kepatuhan
Wajib Pajak.

Kata kunci: Pengetahuan Perpajakan, Sosialisasi Perpajakan, Sanksi Pajak.

Abtract: Tax is one source of revenue and income country the most. Thus, tax revenues are expected
to continue to increase that country’s development goes well. SMEs in Indonesia from year to year
has increased, but the increase is not offset by an increase in compliance and contribution of SMe
owners in meeting tax obligations. This is because the perpetrators of SMEs do not understand about
the taxation kwonledge, tax socialization, and tax sanctions that have not been firm for taxpayers.The
population in this study is the entire tax payer SMEs in field Palembang. The sampling technique
used was non-probability sampling using accindental sampling, while the determination of the
number of samples using the slovin formula. There are 140 questions can be processed in this study.
The data used were primary data using a questions research instruments. Data processing techniques
were performed, using multiple liniear regression with SPSS. Besided that, Tax Knowledge and Tax
Sanctions have a significant effect on taxpayer compliance. Whereas Tax Socialization has no
significant effect on taxpayer compliance.

Keyword: Tax knowledge, tax socialization, tax sanctions.

Vol. 2 No. 1 Desember 2020 Hal - 23


Publikasi Riset Mahasiswa Akuntansi (PRIMA)

1. PENDAHULUAN dengam meninggal dunia, menikmati fasilitas atau


pelayanan dari pemerintah yang semuanya dibiayai
1.1 Latar Belakang dengan dana dari pajak. dengan demikian jelas bahwa
peranan penerimaan pajak bagi suatu negara menjadi
Pajak mempunyai peranan penting dalam sangat dominan dalam menunjang jalannya roda
kehidupan bernegara, khususnya dalam kelanjutan pemerintah dan pembiayaan pembangunan untuk
pembangunan sebuah negara karena pajak peningkatan kesejahteraan masyarakat.
merupakan sumber pendapatan negara untuk
dimanfaatkan dalam membiayai besa rnya Pener imaan pajak diha rapkan terus
pengeluaran negara. Penerimaan pajak terdiri atas meningkat agar pembangunan negara dapat berjalan
penerimaan pajak langsung dan penerimaan pajak dengan baik. Peningkatan penerimaan pajak tercapai
tidak langsung. Penerimaan paja k langsung jika peningkatan jumlah wajib pajak terjadi. Usaha
contohnya pajak penghasilan, sedangkan penerimaan memaksimalkan penerimaan pajak tidak dapat hanya
pajak tidak langsung contohnya pajak pertambahan mengandalkan peran dari Dirjen Pajak maupun
nilai (PPN), bea balik nama dan bea materai. Selain petugas pajak, tetapi dibutuhkan juga peran aktif dari
pajak merupakan sebuah penerimaan negara, pajak para wajib pajak itu sendiri.
juga mempunyai tujuan untuk meningkatkan
kesa daran serta tanggung jawab warga Kenyataannya, keinginan masyarakat untuk
negara.Penerimaan pajak sangat penting karena pajak membayar pajak masih tergolong sangat rendah.
dimanfaatkan untuk pembangunan nasional negara Direktorat Jendral Pajak Kementriaan Keuangan
serta dapat memenuhi kebutuhan belanja negara, mencatat penerimaan pajak hingga 30 september
Burhan (2015). 2017 mencapai Rp770,7 triliun atau 60 persen target
Pemerintah menurut Direktur Potensi, Kepatuhan,
Sumber pendapatan negara terbesar adalah dan Penerimaan Pajak DJP, penerimaan kumulatif
penerimaan pajak. Pajak digunakan oleh pemerintah itu turun 2,79% secara tahunan dibandingkan periode
untuk pembiayaan pembangunan nasional. Hal ini yang sama tahun lalu, sudah termasuk pajak
dilakukan untuk mensejahterahkan masyarakat. penghasilan minyak dan gas (CNNIndonesia.com).
Peranan pajak dalam pembangunan nasional sangat
dominan. Peranan dari pajak dapat disarankan secara Pemerintah telah menerbitkan kebijakan
langsung maupun tidak langsung dalam kehidupan penurunan tarif Pajak Penghasilan (PPh) Final
sehari-hari. Pentingnya peran pajak dalam menjadi 0,5% bagi pelaku usaha mikro, kecil, dan
pembangunan membutuhkan peningkatan dalam menengah (UMKM). Aturan tersebut dituangkan
penerimaan pajak. dalam Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 23 Tahun
2018 tentang Pajak Penghasilan atas Penghasilan
Penggunaan dana pajak meliputi mulai dari Dari Usaha yang Diterima atau Diperoleh Wajib
belanja pegawai, belanja barang, pemeliharaan Pajak yang Memiliki Peredaran Bruto Tertentu
sampai dengan pembiayaan proyek pembangunan sebagai pengganti atas Peraturan Pemerintah Nomor
seperti tercermin dalam APBN. Pembangunan 46 Tahun 2013, yang diberlakukan secara efektif per
fasilitas sarana dan prasarana fisik seperti jalan – 1 Juli 2018. PP 23 Tahun 2018 pada dasarnya
jalan, jembatan, sekolah, sarana kesehatan/ rumah mengatur pengenaan PPh Final Pasal 4 Ayat (2) bagi
sakit/ puskesmas, sarana transportasi sarana wajib pajak yang memiliki peredaran bruto (omzet)
perhubungan, sarana pertahanan keamanan negara sampai dengan 4,8 Miliar Rupiah dalam satu tahun
(belanja militer, kepolisian) dan lain sebagainya pajak (pajak.go.id).
dibiayai dengan menggunakan dana dari pajak. dana
yang digunakan untuk pembiayaan dalam rangka Kantor Pelayanan Pajak Pratama
memberikan rasa aman bagi seluruh lapisan Palembang Ilir Timur hingga tahun 2019 mencatat
masyarakat setiap warga negara sejak lahir sampai terdapat sebayak 6.823 Wajib Pajak Pelaku UMKM

Hal - 24 Vol. 2 No. 1 Desember 2020


Publikasi Riset Mahasiswa Akuntansi (PRIMA)

yang terdaftar. Meskin demikian hanya 3.541 Wajib menggambarkan mengenai Tingkat Kepatuhan Wajib
Pajak Pelaku UMKM yang melaporkan SPT Pajak Orang Pribadi di KPP Pratama Palembang Ilir
Tahunan. Tabel 1.1 dibawah ini dapat Timur.
Tabel 1. Tingkat Kepatuhan WPOP UMKM Tahun 2015-2019 yang Tercatat di KPP Pratama
Palembang Ilir Timur

Sumber: KPP Pratama Ilir Timur Palembang

“Kepatuhan WP di Indonesia masih maupun tidak langsung, Wajib Pajak akan


tergolong rendah yakni 71%, jauh dibandingkan memperoleh pemahaman serta informasi mengenai
Korea Selatan 95 %”, hal ini diutarakan oleh ketentuan perpajakan sehingga membuat Wajib Pajak
Ismiransyah dalam media gathering DJP Sumsel mengerti atau paham dan sadar atas kewajibannya
Babel (bangka.tribunnews.com). Kendala perpajakannya secara rutin.
masyarakat dalam mematuhi kewajiban
perpajakannya salah satunya adalah masyarakat Tawas, Poputra & Lambey (2016) dalam
belum memahami dan menyadari akan pentingnya penelitiannya secara parsial sosialisasi tidak
pajak bagi negara maupun bagi masyarakat sendiri. berpengaruh signifikan terhadap kepatuhan Wajib
Menurut Alfiansyah (2012) pajak diartikan sebagai Pajak.
iuran dari rakyat pada kas pemerintah yang bersifat
wajib. Iuran yang bersifat wajib dan memaksa ini 1.2 Rumusan Masalah
selanjutnya akan dialokasikan guna mendukung
kesejahteraan rakyat. 1. Bagaimana pengaruh Pengetahuan Perpajakan
terhadap kepatuhan Wajib Pajak Pelaku UMKM
Mir’atusholihah, Srikandi, dan Bambang di Palembang?
(2013) menjelaskan bahwa pengetahuan perpajakan 2. Bagaimana pengaruh Sosialisasi Perpajakan
secara parsial berpengaruh signifikan terhadap terhadap kepatuhan Wajib Pajak Pelaku UMKM
kepatuahan Wajib Pajak. Kamaruddin dan Suprapti di Palembang?
(2017) menjelaskan bahwa sosialisasi perpajakan 3. Bagaimana pengaruh Sanksi Perpajakan terhadap
berpengaruh secara signifikan terhadap kepatuhan kepatuhan Wajib Pajak Pelaku UMKM di
Wajib Pajak. Namun, hasil yang berbeda ditemukan Palembang?
oleh penelitian Yuliasari (2015) menunjukkan bahwa
sosialisasi perpajakan tidak berpengaruh signifikan 1.3 Tujuan Penelitian
terhadap kepatuhan Wajib Pajak.
1. Untuk menganalisis pengaruh pengetahuan
Yuliasari (2015) menjelaskan bahwa perpajakan terhadap kepatuhan Wajib Pajak
sosialisasi perpajakan memiliki peranan penting dalam Pelaku UMKM di Palembang.
meningkatkan kepatuhan Wajib Pajak, karena dengan 2. Untuk menganalisis pengaruh sosialisasi
adanya sosialisasi perpajakan baik secara langsung perpajakan terhadap kepatuhan Wajib Pajak

Vol. 2 No. 1 Desember 2020 Hal - 25


Publikasi Riset Mahasiswa Akuntansi (PRIMA)

Pelaku UMKM di Palembang. kesadaran Wajib Pajak dalam membayar pajak. Maka
3. Untuk Menganalisis pengaruh sanksi perpajakan dari itu imbalan yang di dapat apabila kesadaran wajib
terhadap kepatuhan Wajib Pajak Pelaku UMKM pajak bertambah dalam membayar pajak adalah
di Palembang. pembangunan yang merata sehingga dapat dirasakan
oleh orang lain.

2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1.2 Teori Atribusi

2.1 Landasan Teori Teori atribusi mendeskripsikan mengenai


komunikasi oleh seorang yang berusaha untuk menilai,
2.1.1 Teori Keadilan menelaah, dan menyimpulkan suatu peristiwa
berdasarkan suatu persepsi individu. Robbins (1996)
Teori keadilan merupakan pikiran, perasaan, menjelaskan bahwa teori atribusi merupakan uraian
dan pandangan yang ada pada suatu individu dimana dari suatu sebab dan akibat dari sikap suatu individu,
ketiga hal tersebut sangat berpengaruh terhadap pertama-tama individu tersebut akan mencoba menilai
kinerja suatu individu. Teori ini menggambarkan dan menentukan perilaku tersebut muncul dan
sebagaimana imbalan yang akan diterima apabila telah disebabkan secara internal atau eksternal.
melakukan suatu kinerja yang telah di standarkan.
Besar kecilnya imbalan yang akan diterima Teori ini apabila dikaitkan dengan tariff pajak
seseorang akan berpengaruh terhadap tingkat dan mekanisme pembayaran pajak berdasarkan
motivasi ataupun perilaku dari suatu individu, Doto atribusi Wajib Pajak akan melihat segala kondisi yang
(2014). ada dilingkungan. Setelah mengamati kondisi pada
lingkungan dimana tempat Wajib Pajak berada maka
Teori keadilan ini sesuai untuk menjelaskan apa yang diamati akan dijadikan pertimbangan dalam
Wajib Pajak ketika melakukan kewajiban perpajakan pengambilan keputusan berikutnya. Misalnya Wajib
terhadap pemerintah. Wajib Pajak secara sadar dan Pajak melihat individu lain melakukan pelanggaran
sukarela melaksanakan kewajibannya terhadap paja k dengan melakukan kecurangan dan
pemerintah apabila mereka merasa dalam memperoleh sanksi sesuai dengan apa yang dilakukan
pemungutan pajak bersifat adil. maka hal tersebut akan menjadi salah satu faktor yang
akan mempengaruhi pengambilan keputusan Wajib
Teori keadilan disini juga mendasari Pajak tersebut dan akan lebih patuh dalam membayar
Pemahaman Wajib Pajak dan Kesadaran Wajib pajak.
Pajak. Disini saya sebagai penulis mengatakan
Pemahaman Wajib Pajak didasari oleh Teori Keadilan 2.1.3 Theory of Planned Behavior
karena apabila pemahaman seorang Wajib Pajak
terhadap Kepatuhan Wajib Pajak itu baik maka Wajib Theory of Planned Behavior (T PB)
Pajak tersebut akan melihat imbalan yang didapat merupakan perluasan dari Theory of Reasoned
jika ia patuh membayar pajak terhadap pemerintah Action (TRA). Dalam TRA dijelaskan bahwa niat
dan setelah ia melihat imbalan yang di dapat maka seseorang terhadap perilaku dibentuk oleh dua faktor
Wajib Pajak tersebut akan patuh membayar pajak. utama yaitu attitude toward the behavior dan
subjective norms (Fishbein dan Ajzen, 1975),
Sedangkan Kesadaran Wajib Pajak sendiri sedangkan dalam TPB ditambahkan satu faktor lagi
didasari oleh Teori Keadilan karena kesadaran yaitu perceived behavioral control (Ajzen, 1991).
seorang Wajib Pajak akan bertambah apabila seorang Theory of Planned Behavior (TPB) yang
wajib pajak tersebut melihat betapa banyak merupakan pengembangan dari Theory of Reasoned
masyarakat yang lain yang belum merasakan Action (TRA) (Ajzen dalam Jogiyanto, 2007).
pembangunan di beberapa tempat karena kurangnya Jogiyanto (2007) Mengembangkan teori ini dengan

Hal - 26 Vol. 2 No. 1 Desember 2020


Publikasi Riset Mahasiswa Akuntansi (PRIMA)

menambahkan konstruk yang belum ada di TRA. untuk melekukan perilakunya (Hsu and Chiu 2002).
Konstruk ini di sebut dengan kontrol perilaku
pers epsian (perceived behavioral control). 2.2 Kerangka Pemikiran
Konstruk ini ditambahkan di TPB untuk mengontrol
perilaku individual yang dibatasi oleh kekurangan- Berdasarkan masalah yang diangkat, tinjauan
kekurangannya dan keterbatasan-keterbatasan dari pustaka yang telah dijelaskan sebelumnya, maka
kekurangan sumber-sumber daya yang digunakan kerangka pemikiran peneliti sebagai berikut:

Gambar 1. Skema Kerangka Berpikir


Sumber: Penulis, 2020

Berdasarkan penelitian tersebut dapat sistematis, terencana, dan terstruktur dengan jelas
diidentifikasi bahwa variable independent terdiri dari sejak awal hingga pembuatan desain penelitiannya.
Pengetahuan Perpajakan (X1), Sosialisasi Perpajakan
(X2), dan Sanksi Pajak (X3) sedangkan variable Penelitian ini menggunakan pendekatan
dependennya yaitu Kepatuhan Wajib Pajak Pelaku kuantitatif. Pendekatan kuantitatif merupakan
UMKM (Y). pendekatan untuk meneliti populasi atau sampel
tertentu yang bertujuan untuk menguji hipotesis yang
2.3 Hipotesis telah ditetapkan (Sugiyono, 2017, h.13).

Berdasarkan penjelasan diatas dapat 3.2 Objek dan Subyek Penelitian


disimpulkan bahwa hipotesis dari penelitian ini adalah:
H1: Pengetahuan Perpajakan berpengaruh terhadap Objek penelitian merupakan sesuatu yang
kepatuhan Wajib Pajak Pelaku UMKM. menjadi perhatian dalam suatu penelitian, objek
H2: Sosialisasi Perpajakan berpengaruh terhadap penelitian ini menjadi sasaran dalam penelitian untuk
kepatuhan Wajib Pajak Pelaku UMKM. mendapatkan jawaban maupun solusi dari
H3: Sanksi Pajak berpengaruh terhadap kepatuhan permasalahan yang terjadi. Adapun Sugiyono (2017,
Wajib Pajak Pelaku UMKM. h.41) menjelaskan pengertian objek penelitian adalah
“sasaran ilmiah untuk mendapatkan data dengan
tujuan dan kegunaan tertentu tentang sesuatu hal
3. METODE PENELITIAN objektif, valid dan reliabel tentang suatu hal (variabel
tertentu)”.Adapun Objek penelitian dalam penelitian
3.1 Pendekatan Penelitian ini adalah Pengetahuan Perpajakan, Sosialisasi
Perpajakan, dan Sanksi Pajak serta pengaruhnya
Metode penelitian kuantitatif merupakan terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Pelaku
salah satu jenis penelitian yang spesifikasinya adalah UMKM.

Vol. 2 No. 1 Desember 2020 Hal - 27


Publikasi Riset Mahasiswa Akuntansi (PRIMA)

3.3 Populasi dan Sampel Uji Normalitas data digunakan untuk menguji
apakah dalam model regresi, variabel pengganggu
Populasi dalam penelitian ini adalah semua atau residual memiliki distribusi normal (Ghozali, 2011,
Wajib Pajak Pelaku UMKM. Pada penelitian ini h.160).
sampelnya yaitu Wajib Pajak Pelaku UMKM.
3.6.3.2 Uji Multikolonieritas
3.4 Jenis Data
Uji Multikolinearitas digunakan untuk menguji
Data yang digunakan dalam penelitian ini apakah dalam model regresi ditemukan adanya
adalah data primer. Data primer adalah data didapat korelasi antar variabel bebas (Ghozali, 2011, h.105).
dan diolah langsung dari objeknya. Data primer dalam
penelitian ini diperoleh dengan menyebar kuesioner 3.6.3.3 Uji Heteroskedastisitas
kepada para Wajib Pajak Orang Pribadi yang
terdaftar di KPP Pratama Palembang Ilir Timur. Pengujian terhadap asumsi klasik
heteroskedastisitas bertujuan untuk mengetahui
3.5 Teknik Pengambilan Data apakah variance dari residual data satu observasi
ke observasi lainnya berbeda ataukah tetap.
Teknik pengumpulan data yang digunakan
dalam penelitian ini adalah kuesioner yang dilakukan 3.6.4 Analisis Regresi Linier Berganda
dengan menyebarkan daftar pertanyaan kepada para
Wajib Pajak Orang Pribadi yang berkaitan dengan Pengujian hipotesis merupakan pembuatan
pengetahuan perpajakan, sosialisasi perpajakan, dan keputusan melalui proses inferensi yang memerlukan
sanksi pajak. akurasi peneliti dalam melakukan estimasi. Uji
hipotesis penelitian ini menggunakan model Analisis
3.6 Teknik Analisis Data Regresi Berganda (multiple linear regression
method) bertujuan untuk memprediksi berapa besar
3.6.1 Uji Validitas kekuatan pengaruh lebih dari satu variabelindependen
terhadap variabel dependen, yaitu pengaruh
Validitas mengacu pada seberapa jauh suatu Pengetahuan Perpajakan, Sosialisasi Perpajakan, dan
ukur an empir is cukup menggambarkan arti Sanksi Pajak terhadap kepatuhan Wajib Pajak Pelaku
sebenarnya dari konsep yang tengah diteliti. Dengan UMKM.
kata lain, suatu instrumen pengukuran yang valid
mengukur apa yang seharusnya diukur atau mengukur Dengan menggunakan persamaan:
apa yang hendak kita ukur.
Y= + b1X1+ b2X2+e
3.6.2 Uji Reliabilitas
3.6.5 Uji Ketepatan Model
Reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu
kuesioner yang merupakan indikator dari suatu 3.6.5.1 Uji F (F-Test)
variabel atau konstruk. Suatu kuesioner dikatakan
reliabel atau handal apabila jawaban seseorang Uji F bertujuan untuk mengetahui apakah
terhadap pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari semua variabel independen yang dimasukkan dalam
waktu ke waktu (Sunyoto, 2010, h.84). model regresi mempunyai pengaruh simultan
(bersama-sama) terhadap variabel dependen ataukah
3.6.3 Uji Asumsi Klasik tidak.

3.6.3.1 Uji Normalitas 3.6.5.2 Uji Hipotesis (t-Test)

Hal - 28 Vol. 2 No. 1 Desember 2020


Publikasi Riset Mahasiswa Akuntansi (PRIMA)

Uji t bertujuan untuk mengetahui secara individual Kantor Pelayanan Pajak (KPP), Wajib Pajak Besar,
pengaruh satu variabelindependen terhadap variabel Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Madya, dan Kantor
dependen. Pelayanan Pajak (KPP) Pratama, dan Kantor
Pelayanan Penyuluhan dan Konsultasi Perpajakan
3.6.6 Uji Koefisien Determinan (R2 ) (KP2KP).

Koefisien determinasi (R 2) bertujuan untuk Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama


menunjukkan seberapa besar kemampuan variabel adalah instansi vertical Direktorat Jenderal Pajak
independen dalam menerangkan variasi variabel (DJP) dan memiliki tanggung jawab langsung kepada
dependen. Nilai koefisien determinasi adalah antara Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak. Daerah
0 dan 1. Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan adminitrasi Kantor Pelayanan Pajak Pratama
variabel-variabel independen dalam menjelaskan Palembang Ilir Timur meliputi Kecamatan Ilir Timur
variasi variabeldependen amat terbatas. Kelemahan I, Kecamatan Ilir Timur II, Kecamatan Kemuning,
mendasar menggunakan R-squares adalah bisa Keca matan Ka lidoni dan Kecamatan Sako.
terhadap jumlah variabel independen yang Berdasarkan Keputusan Direktur Jenderal Pajak
dimasukkan ke dalam model. Nomor: KEP- 159/PJ/2008, Kantor Pelayanan Pajak
Pratama Ilir Timur Palembang mulai beroperasi pada
tanggal 9 September 2008.
4. HASIL DAN PEMBAHASAN
Kantor Pelayanan Pajak Pratama Ilir Timur
4.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Palembang bertanggung jawab langsung kepada
Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak
Pendirian Kantor Pelayanan Pajak Pratama Sumatera Selatan dan Kepulauan Bangka Belitung
Ilir Timur Palembang berdasaran Pasal 76 Peraturan yang berkedudukan di Palembang.
Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 132/
PMK. 01/2006 tanggal 22 Desember 2006 4.2 Hasil Penelitian
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri
Keuangan Republik Indonesia Nomor 67/PMK.01/ 4.2.1 Uji Analisis Data
2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor
Wilayah Direktorat Jenderal Pajak (Kanwil DJP), 4.2.1.1 Uji Validitas

Tabel 2. Hasil Uji Validitas X1

Vol. 2 No. 1 Desember 2020 Hal - 29


Publikasi Riset Mahasiswa Akuntansi (PRIMA)

Tabel 2. Hasil Uji Validitas X1 Lanjutan

Sumber: Data Primer diolah, 2020

Berdasarkan tabel 2 Hasil uji validitas diatas Tabel 5. Hasil Uji Reabilitas Variabel Sanksi Pajak
diketahui bahwa semua nilai korelasi lebih besar (X3)
daripada r table sebesar 0,174, dan nilai sig lebih kecil
dari 0,05. Dengan demikian butir-butir pertanyaan
dalam kuisioner tersebut dinyatakan valid dan dapat
dipergunakan sebagai alat pengumpul data pada
penelitian ini.
Sumber: Data diolah, 2020
4.2.1.2 Uji Reliabilitas Berdasarkan tabel 5 hasil pengolahan data
diatas menunjukkan nilai Cronbatch’s Alpha
Uji reliabilitas (reliability) adalah pengujian yang sebesar 0,852 lebih besar dari batasan 0,600 maka
menunjukkan apakah suatu instrumen yang digunakan dapat disimpulkan bahwa variabel Sanksi Pajak
untuk memperoleh informasi dapat dipercaya untuk dinyatakan reliabel.
mengungkap informasi di lapangan sebagai alat Tabel 6. Hasil Uji Reabilitas Variabel Kepatuhan
pengumpulan data. Wajib Pajak Pelaku UMKM (Y)
Tabel 3. Hasil Uji Reabilitas Variabel
Pengetahuan Perpajakan (X1)

Sumber: Data diolah, 2020


Berdasarkan tabel 3 hasil pengolahan data Berdasarkan tabel 6 hasil pengolahan data diatas
diatas menunjukkan nilai Cronbatch’s Alpha menunjukkan nilai Cronbatch’s Alpha sebesar
sebesar 0,895 lebih besar dari batasan 0,600 maka 0,841 lebih besar dari batasan 0,600 maka dapat
dapat disimpulkan bahwa variabel Pengetahuan disimpulkan bahwa variabel Kepatuhan Wajib Pajak
Perpajakan dinyatakan reliabel. Pelaku UMKM dinyatakan reliabel.
Tabel 4. Hasil Uji Reabilitas Variabel Sosialisasi
Perpajakan (X2) 4.2.2 Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik adalah persyaratan statistik


yang harus dipenuhi pada analisis regresi linear
berganda yang berbasis ordinary least square (OLS).

Sumber: Data diolah, 2020 4.2.2.1 Uji Normalitas


Berdasarkan tabel 4 hasil pengolahan data Uji Normalitas adalah sebuah uji yang
diatas menunjukkan nilai Cronbatch’s Alpha dilakukan dengan tujuan untuk menilai sebaran data
sebesar 0,855 lebih besar dari batasan 0,600 maka pada sebuah kelompok data atau variabel, apakah
dapat disimpulkan bahwa variabel Sosialisasi sebaran data tersebut berdistribusi normal ataukah
Perpajakan dinyatakan reliabel. tidak.

Hal - 30 Vol. 2 No. 1 Desember 2020


Publikasi Riset Mahasiswa Akuntansi (PRIMA)

Tabel 7. Hasil Uji Normalitas

Sumber: Data Primer diolah, 2020


Berdasarkan output yang didapat, nilai 4.2.2.2 Uji Multikolinearitas
Asymp. Sig. (2-tailed) Unstandardizad Residual
sebesar 0,200 maka lebih besar dari 0,05. Uji multikolinearitas adalah uji yang dilakukan
untuk memastikan apakah di dalam sebuah model
Maka disimpulkan bahwa data regresi di regresi ada interkorelasi atau kolinearitas antar
penelitian ini normal. variabel bebas.

Tabel 8. Hasil Uji Multikolinearitas

Sumber: Data Primer diolah, 2020

Berdasarkan hasil diatas, penelitian ini 4.2.2.3 Uji Heteroskedastisitas


menunjukan nilai yang bagus. Maka dapat Uji Heteroskedastisitas adalah uji yang menilai
disimpulkan semua variabel tidak terjadi apakah ada ketidaksamaan varian dari residual untuk
Multikolinearitas. semua pengamatan pada model regresi linear.

Vol. 2 No. 1 Desember 2020 Hal - 31


Publikasi Riset Mahasiswa Akuntansi (PRIMA)

Tabel 9. Hasil Uji Heteroskedastisitas

Sumber: Data Primer diolah, 2020

Berdasarkan tabel diatas dalam penelitian Analisis regresi linier berganda adalah hubungan
ini tidak terjadi gejala heteroskedastisitas. secara linear antara dua atau lebih variabel
independen (X1, X2,….Xn) dengan variabel
4.2.3 Analisis Regresi Linier Berganda dependen (Y).
Tabel 10. Hasil Uji Analisis Regresi Linier Berganda

Sumber: Data Primer diolah, 2020


Berdasarkan Tabel 10 dapat dimasukan pada kepatuhan Wajib Pajak Pelaku UMKM akan tetap
persamaan regresi linier berganda, maka dihasilkan sebesar 1,605
persamaan sebagai berikut: 2) Nilai koefisien X1 sebesar 0,407 artinya apabila
terdapat peningkatan variabel Pengetahuan
Y = 1,605 + 0,407 X1 + 0,138 X2 +
Perpajakan sebesar 1 satuan sementara variabel
0,252 X3 + e
independen lainnya tetap, maka kepatuhan Wajib
Penjelasan persamaan hasil nilai koefisien Pajak Pelaku UMKM (Y) akan mengalami
sebagai berikut: peningkatan sebesar 0,407.
1) Nilai konstan 1,605 (Y) sebesar berarti jika 3) Nilai koefisien X2 sebesar 0,138 artinya apabila
Pengetahuan Perpajakan, Sosialisasi Perpajakan, terdapat peningkatan var iabel Sosialisasi
dan Sanksi Pajak adalah 1,605 maka peningkatan Perpajakan sebesar 1 satuan sementara variabel

Hal - 32 Vol. 2 No. 1 Desember 2020


Publikasi Riset Mahasiswa Akuntansi (PRIMA)

independen lainnya tetap, maka kepatuhan Wajib 4.2.4 Uji Ketepatan Model
Pajak Pelaku UMKM (Y) akan mengalami
peningkatan sebesar 0,138. 4.2.4.1 Uji F (F-Test)

4) Nilai koefisien X3 sebesar 0,252 artinya apabila Uji F dikenal dengan uji serentak atau uji
terdapat peningkatan variabel Sanksi Pajak model/uji anova, yaitu uji untuk melihat bagaimanakah
sebesar 1 satuan sementara variabel imdependen pengaruh semua variabel bebasnya secara bersama-
lainnya tetap, maka kepatuhan Wajib Pajak sama terhadap variabel terikatnya. Atau untuk
Pelaku UMKM (Y) akan mengalami peningkatan menguji apakah model regresi yang kita buat baik/
sebesar 0,252. signifikan atau tidak baik/non signifikan.
Tabel 11. Hasil Uji F (F-Test) (Simultan / Keseluruhan)

Sumber: Data Primer diolah, 2020


Berdasarkan Tabel 11 hasil uji diatas 4.2.5 Uji Koefisien Determinan (R2)
menunjukan nilai F hitung sebesar 177,009. Dengan
demikian variabel Pengetahuan Perpaja kan, Koefisien determinasi pada regresi linear sering
Sosialisasi Perpajakan, dan Sanksi Pajak mempunyai diartikan sebagai seberapa besar kemampuan semua
pengaruh yang signifikan terhadap kepatuhan Wajib variabel bebas dalam menjelaskan varians dari
Pajak Pelaku UMKM. variabel terikatnya.
Tabel 12. Hasil Uji Koefisien Determinan (R2)

Sumber: Data Primer diolah, 2020


Berdasarkan tabel 16 diketahui bahwa nilai dalam penelitian ini.
R Square sebesar 0,796 atau 79,6%. Artinya variabel
Kepatuhan Wajib Pajak Pelaku UMKM (Y) 4.3 Pembahasan
dipengaruhi sebesar 79,6% oleh variabel Pengetahuan
Perpajakan (X1), Sosialisasi Perpajakan (X2), dan 4.3.1 Pengaruh Pengetahuan Perpajakan
Sanksi Pajak (X3). Sedangkan sisanya 20,4% Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak
dipengaruhi oleh faktor lainnya yang tidak diteliti Pelaku UMKM.

Vol. 2 No. 1 Desember 2020 Hal - 33


Publikasi Riset Mahasiswa Akuntansi (PRIMA)

Berdasarkan hasil penelitian variabel 4.3.2 Pengaruh Sosialisasi Perpajakan


Pengetahuan Perpajakan (X1) diperoleh nilai T hitung Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak pelaku
sebesar 6,361 dan p-value sebesar 0.000. UMKM
Selanjutnya T hitung dibandingkan dengan T tabel
yaitu 6,361 > 1,960 dan p-value dibandingkan dengan Berdasarkan hasil penelitian variabel
alpha, yaitu 0,000 < 0,05. Sosialisasi Perpajakan (X2) diperoleh nilai T hitung
sebesar 1,585 dan p-value sebesar 0,115. Selanjutnya
Hasil perbandingan tersebut menunjukkan T hitung dibandingkan dengan T tabel yaitu 1,585 >
nilai T hitung lebih besar dari T tabel dan p-value 1,960 dan p-value dibandingkan dengan alpha yaitu
lebih kecil dari á maka H1 diterima. Jadi, berpengaruh 0,115 > 0,05. Hasil perb andingan ters ebut
signifikan antara Pengetahuan Perpajakan terhadap menunjukkan nilai T hitung lebih kecil dari T tabel
Kepatuhan Wajib Pajak pelaku UMKM. dan p-value lebih besar dari á maka H2 ditolak. Jadi,
tidak ada pengaruh yang signifikan antara Sosialisasi
Hal ini menunjukkan bahwa semakin baik Perpajakan terhadap Kepatuhan Wajib Pajak pelaku
Pengetahuan Perpajakan maka akan meningkatkan UMKM.
Kepatuhan Wajib Pajak. Karena Pengetahuan
Perpajakan merupakan faktor penting yang perlu Kurangnya Sosialisasi Perpajakan, maka
diperhatikan oleh Wajib Pajak. Semakin Wajib Pajak akan semakin menurunkan tingkat Kepatuhan Wajib
paham mengenai pajak maka akan meningkatkan Pajak. Dalam hal ini berarti Wajib Pajak memiliki
Kepatuhan Wajib Pajak dalam melakukan kesadaran membayar pajak yang kurang baik artinya
kewajibannya. Adanya pengaruh yang signifikan ini bahwa Wajib Pajak belum mengerti fungsi dan
mengindikasikan bahwa semakin baik Pengetahuan manfaat pajak, untuk masyarakat maupun diri pribadi.
Perpajakan akan berpengaruh pada peningkatan Wajib Pajak bahkan terasa terpaksa saat membayar
Kepatuhan Wajib Pajak. pajak. Hal inilah yang menyebabkan turunnya
Kepatuhan Wajib Pajak dalam membayar pajak.
Di lapangan, tingkat Pengetahuan
Perpajakan pelaku UMKM di Palembang cukup Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan
baik. Responden memahami aturan perpajakan dan penelitian yang dilakukan oleh Pasca, dkk (2015) yang
konsep perpajakan sehingga mereka memahami menyatakan Sosialisasi Perpajakan berpengaruh
keuntungan atau kerugian dari resiko perilaku terhadap Kepatuhan Wajib Pajak dan penelitian ini
ketidakpatuhan paja k. Sehingga dengan tidak sesuai dengan teori keadilan dimana teori
meningkatkan Pengetahuan Perpajakan maka keadilan mengatakan bahwa Sosialisasi Perpajakan
Kepatuhan Wajib Pajak juga akan mengalami berpengaruh terhadap kepatuhan membayar pajak
peningkatan. karena apabila Wajib Pajak memiliki kesadaran maka
Wajib Pajak akan patuh dalam membayar pajak. Pada
Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian kenyataannya para pelaku UMKM belum memiliki
yang dilakukan oleh Prasasti (2016) yang kesadaran akan pentingnya Sosialisasi Pajak dalam
menunjukkan bahwa Pengetahuan tentang Pajak membayar pajak.
berpengaruh terhadap Kepatuhan Wajib Pajak dan
juga sejalan dengan Theory of Planned Behavior 4.3.3 Pengaruh Sanksi Pajak Terhadap
dimana dikatakan Pengetahuan Perpajakan Kepatuhan Wajib Pajak pelaku UMKM
berpengaruh signifikan terhadap Kepatuhan Wajib
Pajak apabila wajib pajak paham maka wajib pajak Berdasarkan hasil penelitian variabel Sanksi
tersebut akan patuh dalam membayar pajak. Pada Pajak (X3) diperoleh nilai T hitung sebesar 2,930 dan
kenyataanya para pelaku UMKM paham tentang p-value sebesar 0,004. Selanjutnya T hitung
pajak maka berpengaruh terhadap Kepatuhan Wajib dibandingkan dengan T tabel yaitu 2.930 > 1,960 dan
Pajak. p-value dibandingkan dengan alpha yaitu 0,004 <

Hal - 34 Vol. 2 No. 1 Desember 2020


Publikasi Riset Mahasiswa Akuntansi (PRIMA)

0,05. Hasil perbandingan tersebut menunjukkan nilai 3. Hasil pengujian hipotesis ketiga menunjukkan
T hitung lebih besar dari T tabel dan p-value lebih bahwa variabel Sanksi Pajak atau H3 diterima
kecil dari á maka H3 diterima. Jadi, Sanksi Pajak yang berarti bahwa Sanksi Pajak berpengaruh
berpengaruh signifikan terhadap Kepatuhan Wajib signifikan terhadap Kepatuhan Wajib Pajak pelaku
Pajak pelaku UMKM. UMKM.

Hal ini menunjukkan bahwa penetapan 5.2 Saran


Sanksi Pajak bagi UMKM sangat mempengaruhi
dalam Wajib Pajak membayar pajak. Sosialisasi Berdasarkan hasil penelitian yang telah
Perpajakan hasilnya berpengaruh terhadap diuraikan dan kesimpulan yang diperoleh, maka
Kepatuhan Wajib Pajak pelaku UMKM. Jika Sanksi terdapat beberapa saran yang penulis sampaikan
Pajak yang dikenakan atas ketidakpatuhan besar untuk penelitian berikutnya sehubungan dengan
jumlahnya maka akan meningkatkan Kepatuhan penelitian ini yaitu:
Wajib Pajak dalam membayar pajak.
1. Perlunya memperluas objek penelitian, tidak hanya
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian satu kota saja sehingga lebih dapat dijadikan acuan
yang dilakukan oleh Pertiwi (2013) yang menyatakan bagi kepentingan generalisasi permasalahan.
Sanksi Pajak berpengaruh terhadap Kepatuhan Wajib
Pajak dan penelitian ini sejalan dengan teori keadilan 2. Untuk penelitian yang akan datang perlunya
yang mengatakan bahwa karena ketidakpatuhan menambah variabel independen yang berpengaruh
Wajib Pajak maka akan dikenakan sanksi atas terhadap kepatuhan wajib pajak, seperti kesadaran
ketidakpatuhan jadi Wajib Pajak yang patuh Wajib Pajak, pelayanan fiskus, kemanfaatan
merasakan keadilan karena adanya Sanksi Pajak NPWP, persepsi atas efektifitas sistem
terhadap Wajib Pajak yang tidak patuh. perpajakan, dan tingkat pendidikan. Hal ini
diperuntukkan agar hasil dari penelitian berikutnya
dapat digunakan secara lebih luas.
5. KESIMPULAN
3. Bagi para petugas pajak disarankan agar lebih
5.1 Kesimpulan peka dan aktif melakukan berbagai penyuluhan
langsung kepada Wajib Pajak atau via online agar
Berdasarkan pengujian yang telah dilakukan para UMKM dapat lebih mengerti serta
terhadap permasalahan dalam hipotesis penelitian mengambil peran untuk peraturan-peraturan pajak
dengan menggunakan regresi linear berganda selanjutnya.
diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
4. Bagi Direktorat Jendral Pajak diharapkan
1. Hasil pengujian hipotesis pertama menunjukan melakukan Penyuluhan / Sosialisasi tentang pajak
bahwa variabel Pengetahuan Perpajakan atau H1 secara online khusus nya saat Pandemi Covid-19
diterima yang berarti bahwa Pengetahuan yang sedang terjadi di seluruh dunia.
Perpajakan berpengaruh signifikan terhadap
Kepatuhan Wajib Pajak pelaku UMKM.
DAFTAR PUSTAKA
2. Hasil penelitian hipotesis kedua menunjukkan
bahwa variabel Sosialisasi Perpajakan atau H2 [1] Ajzen, I. 1991, The Theory of Planned
ditolak yang berarti bahwa Sosialisasi Behavior, Organizational Behavior and
Perpajakan tidak berpengaruh signifikan Human Decision Processes, 50: 179-211.
terhadap Kepatuhan Wajib Pajak pelaku
UMKM. [2] Alfiansyah, Febri. 2012, Pengaruh Account

Vol. 2 No. 1 Desember 2020 Hal - 35


Publikasi Riset Mahasiswa Akuntansi (PRIMA)

Representative Terhadap Kepatuhan Wajib [10] Ghozali, Imam. 2011, Aplikasi Analisis
Pajak Orang Pribadi, Jur nal Akuntansi Multivariate Penelitian Bagi Program SPSS,
UNESA Vol. 1 No. 1. Badan Penerbit UNDIP, Semarang.

[3] Fishbein, M, & Ajzen, I. 1975, Belief, Attitude, [11] Hsu, M.H. And Chiu, C.M. 2002, Predicting
Intention, and Behavior: An Introduction to Electronic Service Continuance with A
Theory and Research, Reading, MA: Addison- Decomposed Theory of Planned Behavior,
Wesley. Behavior & Information Technology.

[4] Kamaruddin, M. S., & Suprapti, R. 2017, Analisis [12] Jogiyanto 2007, Sistem Informasi
Pengaruh Sosialisasi Perpajakan Terhadap Keperilakuan, Edisi Revisi, Andi Offset,
Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak Di Kantor Yogyakarta.
Pelayanan Pajak Pratama Sumbawa Besar
Tahun 2011-2016, Jurnal Ekonomi dan Bisnis [13] Mir’atusholihah, Srikandi, dan Bambang 2013,
Universitas Samawa. Pengaruh Pengetahuan Perpajakan,
Kualitas Pelayanan Fisksus, dan Tarif
[5] Ananda, Pasca Rizki Dwi dkk. 2015, Pengaruh Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak
Sosialisasi Perpajakan, Tarif Pajak, dan (Studi pada Wajib Pajak UMKM di Kantor
Pemahaman Perpajakan Terhadap Pelayanan Pajak Pratama Malang Utara),
Kepatuhan Wajib Pajak (Studi Pada Umkm Jurnal Akuntansi Universitas Brawijaya.
yang Terdaftar Sebagai Wajib Pajak di
Kantor Pelayanan Pajak Pratama Batu), [14] Pert iwi, Anna 2011, Pengaruh Sanksi
Jurnal Perpajakan (JEJAK) Vol. 6 No. 2 2015. Perpajakan dan Kesadaran Wajib Pajak
Terhadap Kepatuhan Perpajakan, Skripsi,
[6] Burhan 2015, Pengaruh Sosialisasi Fakultas Ekonomi Universitas Komputer
Perpajakan, Pengetahuan Perpajakan, Indonesia, Bandung.
Persepsi Wajib Pajak Tentang Sanksi Pajak
dan Implementasi PP Nomor 46 Tahun 2013 [15] Pras asti 2016, Pengaruh Pengetahuan
Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Orang Tentang Pajak, Sanksi Pajak dan
Pribadi (Studi Empiris pada Wajib Pajak di Pemeriksaan Pajak, Terhadap Kepatuhan
Kabupaten Banjarnegara), E-Journal Vol. 4 Wajib Pajak Dikantor Wilayah Direktorat
No. 2 2014, Universitas Diponegoro. Jendral Pajak Daerah Istimewa
Yogyakarta Tahun 2016, E-Journal
[7] CNN Indonesia, 2017, Direktorat Jendral Universitas Sanatha Dharma.
Pajak Kementriaan Keuangan Mencatat
Penerimaan Pajak, Diakses 23 Maret 2020, [16] Robbins, 1996, Teori Atribusi, Dia kses
dari www.cnnindonesia.com. Tanggal 18 Februari 2020, dari https://
www.coursehero.com
[8] Direktorat Jendral Pajak, 2018, PP Nomor 23
Tahun 2018 Tentang Kebijakan [17] Sugiyono. 2017, Metode Penelitian Kuantitatif,
Penurunan PPH Final Menjadi 0,5% Bagi Kualitatif, dan R&D, Alfabeta, Bandung.
UMKM. Diakses Tanggal 23 Maret 2020, dari
Pajak.go.id. [18] Sunyoto, Danang. 2012, Validitas dan
Reliabilitas, Nuha Medika, Yogyakarta.
[9] Doto, Surohadiwijoyo. 2016, Teori Keadilan
Adam, Diakses Tanggal 17 Februari 2020, dari [19] Tawas, V. B. J., Poputra, A. T., & Lambey, R.
http://bit.ly/2gE99P2. 2016, Pengaruh Sosialisasi Perpajakan, Tarif

Hal - 36 Vol. 2 No. 1 Desember 2020


Publikasi Riset Mahasiswa Akuntansi (PRIMA)

Pajak, dan Sanksi Perpajakan Terhadap


Kepatuhan Pelaporan SPT Tahunan Wajib
Pajak Orang Pribadi (Studi Kasus Pada KPP
Pratama Bitung), E-Jurnal Akuntansi EMBA.

[20] Yuliasari, W. S. 2015, Pengaruh Sosialisasi


Perpajakan, Pelayanan Fiskus, dan Sanksi
Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Orang
Pribadi (Studi pada Wajib Pajak Orang
Pribadi di KPP Pratama Ponorogo), Jurnal
Administrasi Bisnis – Perpajakan (JAB); Vol.
4 No. 2.

Vol. 2 No. 1 Desember 2020 Hal - 37

Anda mungkin juga menyukai