Sop Bidan Praktek Mandiri
Sop Bidan Praktek Mandiri
PRAKTEK
MANDIRI No Dokumen
..............
No. Revisi
..............
Halaman
........./.........
SOP
Terbit Tanggal: Ditetapkan
10 Mei 2014 Penanggung jawab BPM
b. Pemeriksaan
Pemeriksaan Umum.
Keadaan umum Bumil
Ukur TB, BB, Lila.
Tanda vital : tensi, Nadi, RR, HR
Pemeriksaan fisik menyeluruh ( dari kepala sampai
ekstremitas).
Mata : conjungtiva, ikterus ;
Gigi
Kaki :Oedema kaki , dst.
Pemeriksaan khusus.
UMUR KEHAMILAN <20 mgg :
a). Inspeksi.
1. Tinggi fundus
2. Hyperpigmentasi (pada areola mammae, Linea nigra).
3. Striae.
b) Palpasi.
1. Tinggi fundus uteri
2. Keadaan perut
c) Auskultasi.
UMUR KEHAMILAN > 20 mgg:
a). Inspeksi.
1. Tinggi fundus uteri
2. Hypergigmentasi dan striae
3. Keadaan dinding perut
b). Palpasi.
Lakukan pemeriksaan Leopold dan intruksi kerjanya sbb :
Pemeriksa berada disisi kanan bumil, menghadap bagian
lateral kanan.
1) Leopold 1.
1. Letakkan sisi lateral telunjuk kiri pada puncak fundus uteri
untuk menentukan tinggi fundus. Perhatikan agar jari
tersebut tidak mendorong uterus kebawah (jika
diperlukan, fiksasi uterus basah dengan meletakkan ibu jari
dan telunjuk tangan kanan dibagian lateral depan kanan
dan kiri, setinggi tepi atas simfisis)
2. Angkat jari telunjuk kiri (dan jari-jari yang memfiksasi
uterus bawah) kemudian atur posisi pemeriksa sehingga
menghadap kebagian kepala ibu.
3. Letakkan ujung telapak tangan kiri dan kanan pada fundus
uteri dan rasakan bagian yang ada pada bagian tersebut
dengan jalan menekan secara lembut dan menggeser
telapak tangan kiri dan kanan secara bergantian
2) Leopold 2.
1. Letakkan telapak tangan kiri pada dinding perut lateral
kanan dan telapak tangan kanan pada dinding perut lateral
kiri ibu sejajar dan pada ketinggian yang sama.
2. Mulai dari bagian atas, tekan secara bersamaan telapak
tangan kiri dan kanan kemudian geser kearah bawah dan
rasakan adanya bagian yang rata dan memenjang
(punggung) atau bagian yang kecil (ekstremitas).
3) Leopold 3.
1. Atur posisi pemeriksa pada sisi kanan dan menghadap
kebagian kaki ibu.
2. Letakkan ujung telapak tangan kiri pada dinding lateral kiri
bawah,telapak tangan kanan pada dinding lateral kanan
bawah perut ibu, tekan secara lembut bersamaan atau
bergantian untuk menentukan bagian bawah bayi (bagian
keras, bulat dan hampir homogen adalah kepala, dan
tonjolan yang lunak dan kurang simetris adalah bokong).
4) Leopold 4.
1. Letakkan ujung telapak tangan kiri dan kanan pada dinding
lateral kiri dan kanan uterus bawah, ujung-ujung jari
tangan kiri dan kanan berada pada tepi atas simfisis.
2. Temukan kedua jari kiri dan kanan, kemudian rapatkan
semua jari tangan kanan meraba dinding bawah uterus.
3. Perhatikan sudut yang dibentuk oleh jari-jari kiri dan kanan
(konvergen/divergen)
4. Pindahkan ibu jari dan telunjuk tangan kiri pada bagian
terbawah bayi (bila presentasi kepala, upayakan
memegang bagian kepala didekat leher dan bila presentasi
bokong, upayakan untuk memegang pinggang bayi)
5. Fiksasi bagian tersebut kearah pintu atas panggul,
kemudian letakkan jari0jari tangan kanan diantara tangan
kiri dan simfisis untuk menilai seberapa jauh bagian
terbawah telah memasuki pintu atas panggul.
c). Auskultasi.
- Pemeriksaan bunyi dan frekuensi jantung janin.
d). Pemeriksaan Tambahan.
- Laboratorium rutin : Hb, Albumin
- USG
Akhir pemeriksaan :
a. Buat kesimpulan hasil pemeriksaan
b. Buat prognosa dan rencana penatalaksanaan.
c. Catat hasil pemeriksaan pada buku KIA dan status pasien.
d. Jelaskan hasil pemeriksaan kepada bumil yang meliputi :
usiakehamilan, letak janin, posisi janin, Tafsiran
persalinan, Resiko yang ditemukan atau adanya penyakit
lain.
e. Jelaskan untuk melakukan kunjungan ulang.
f. Jelaskan rencanan asuhan ANC berkaitan dengan hasil
pemeriksaan
g. Jelaskan pentingnya imunisasi
h. Jelaskan menjadi akseptor KB setelah melahirkan
i. Beri alasan bila pasien dirujuk ke Rumash Sakit
4. Sikap Sopan
Teliti
Hati-hati
Tanggap dan peka terhadap respon pasien
Cekatan
5. Petugas pelaksanakan Bidan
4. Ruang Lingkup Ibu hamil dengan usia kehamilan 16 minggu / 4 bulan yang
datang ke bidan praktek mandiri
Bidan yang mendengarkan Denyut jantung Janin harus
5. Kebijakan sesuai dengan SOP
6. Prosedur 1. Persiapan Pasien
Persiapan Mental
Menjelaskan tentang tindakan yang akan
dilakukan pada pasien
menjaga privasi pasien
2. Persiapan Alat
Doppler
3. Bahan
Jelly
4. Cara Kerja
Baringkan ibu hamil dengan posisi terlentang
Beri jelly pada doppler /lineac yang akan
digunakan
Tempelkan doppler pada perut ibu hamil didaerah
punggung janin.
Hitung detak jantung janin :
- Dengar detak jantung janin selama 1 menit,
normal detak jantung janin 120-140 / menit.
Beri penjelasan pada pasien hasil pemeriksaan
detak jantung janin
Jika pada pemeriksaan detak jantung janin, tidak
terdengar ataupun tidak ada pergerakan bayi,
maka pasien diberi penjelasan dan pasien dirujuk
ke RS.
Pasien dipersilahkan bangun
Catat hasil pemeriksaan diKartu Ibu dan Buku KIA
7. Sikap Sopan
Teliti dan Hati-hati
Tanggap dan peka terhadap respon pasien
Cekatan
8. Indikator kinerja DJJ dapat didengar dengan tepat dan benar
10. Catatan Mutu Kartu Ibu, Buku kohort ibu hamil, Buku register ibu
hamil, Buku KIA
11.Hal-hal perlu diperhatikan Selama tindakan selalu menjaga privasi pasien
BIDAN PRAKTEK PENCABUTAN IUD
MANDIRI
SOP no dok: 01
Terbit Tanggal :
no.revisi:- halaman:-
Ditetapkan
10 Mei 2014 Penanggung jawab
BPM
4. Persiapan Alat
Alat Steril
Troly dengan bak steril berisi :
~ sarung tangan steril
~ kom berisi betadine
~ Kasa steril
~ speculum
~ tampon tong
~ kagel tang
Alat Non Steril
Meja/tempat tidur ginekologi
dialasi perlak
Lampu sorot
Tempat sampah/ember yang dilapisi
Kursi
5. Cara Kerja
Sapa pasien dengan ramah dan hangat
Tanyakan alasannya ingin mencabut
dan jawab semua pertanyaannya
Tanyakan tujuan dari KB selanjutnya
Jelaskan proses pencabutan IUD dan
apa yang akan pasien rasakan pada saat
dan setelah pencabutan
Anjurkan pasien untuk BAK dan
membersihkan genitalia terlebih dahulu
Cuci tangan dengan air dan sabun keringkan
degan kain bersih
Pakai sarung tangan steril
Lakukan pemeriksaan binomial
Pasang speculum vagina untuk melihat
serviks
Usapkan vagina dan serviks dengan
larutan antiseptik 2-3 kali
Jepit benang yang dekat serviks
dengan klem dan tarik benang dengan
hati-hati untuk mengeluarkan IUD
Tunjukkan kepada pasien bahwa IUD
telah dicabut
Rendam seluruh peralatan dalam lisol
Buang bahan –bahan yang sudah
tidak dipakai lagi
Rendam sarung tangan dalam larutan lisol
Cuci tangan dengan air dan sabun
Buat rekam medic tentang pencabutan IUD
Diskusikan apa yang harus dilakukan pasien
bila mengalami efek samping
Lakukan konseling untuk metode
kontrasepsi yang lain bila pasien
ingin mengganti dengan yang baru
Bantu pasien untuk menentukan alat
kontrasepsi yang baru atau beri alat
kontrasepsi sementara sampai dapat
memutuskan alat kontrasepsi baru yang akan
dipakai.
Sopan
7. Sikap Teliti
Hati-hati
Tanggap dan peka terhadap respon pasien
Cekatan
Bidan
8. Petugas Peelaksana
Selama tindakan selalu memperhatikan keadaan umum
9. Hal-hal yang perlu pasien
diperhatikan
BIDAN
PRAKTEK
PEMASANGAN IMPLANT
MANDIRI
SOP no dok: 01 no.revisi:- halaman:-
Bidan
11.Petugas Peelaksana
Selama tindakan selalu memperhatikan keadaan umum pasien
12. Hal-hal yang perlu
diperhatikan
BIDAN PEMBERIAN TABLET ZAT BESI
PADA IBU HAMIL
PRAKTEK
MANDIRI No Dokumen
..............
No. Revisi
..............
Halaman
........./.........
SOP
Terbit Tanggal: Ditetapkan
10 Mei 2014 Penanggung jawab BPM
3. PELAKSANAAN
SOP
Terbit Tanggal: Ditetapkan
10 Mei 2014 Penanggung jawab BPM
6. INSTRUKSI KERJA
a. Beritahu ibu untuk cuci tangan dahulu.
b. Keluarkan ASI sedikit lalu oleskan pada puting susu dan
areola sekitarnya.
c. Ibu duduk dengan santai menggunakan kursi yang rendah
d. Punggung bersandar dengan santai pada kursi.
e. Pegang bayi dengan satu lengan, kepala bayi terletak pada
lengkung siku ibu dan bokong bayi terletak pada lengan ibu.
Kepala bayi tidak boleh terngadah dan bokong bayi ditahan
dengan telapak tangan ibu.
f. Satu tangan bayi pada arah badan ibu sebaiknya
diletakkan dibelakang badan ibu.
g. Perut bayi menempel pada badan ibu, kepala bayi
menghadap payudara ibu.
h. Telinga dan lengan bayi terletak pada satu garis lurus.
i. Ibu menatap bayi dengan kasih sayang.
j. Ibu memegang payudara dengan ibu jari diatas payudara
dan jari lain menopang dibawah payudara, jangan menekan
puting susu / areolanya saja.
k. Bayi diberi rangsangan untuk membuka mulut dengan cara
menyentuh pipi / sisi mulut bayi dengan putting susu.
l. Setelah bayi membuka mulut dengan cepat punggung
bayi didekatkan kepayudara ibu dengan puting susu dan
areola dimasukkan kedalam mulut bayi. Usahakan
sebagian besar areola masuk kedalam mulut bayi sehingga
puting berada dilangit dan lidah bayi akan menekan ASI
keluar.
m. Sebaiknya bayi menyusu pada satu payudara
sampai payudara terasa kosong.
n. Lanjutkan dengan menyusui pada payudara yang satu lagi.
o. Cara melepaskan isapan bayi
p. Masukkan jari kelingking ibu kemulut bayi melalui sudut
mulutnya.
q. Tekan dagu bayi kebawah
10. Hal-hal yang perlu Selama tindakan selalu memperhatikan dan meyakinkan pasien
untuk bersedia menusui bayinya
diperhatikan
BIDAN PEMASANGAN IUD
PRAKTEK
MANDIRI
SOP no dok: 01
Terbit Tanggal :
no.revisi:- halaman:-
Ditetapkan
2. LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN
a. Menerima akseptor diloket pendaftaran
b. Melakukan anamnesa kepada akseptor tentang:
Identitas akseptor
Jumlah anak
Menstruasi terakhir
Riwayat penyakit (DM, Jantung, tumor, dll)
c. Melakukan pengisian status sesuai dengan hasil
anamnesis.
d. Melakukan pemeriksaan :
Mengukur berat badan
Mengukur tekanan darah
Melakukan pemeriksaan fisik:
Mata :warna sklera?
Payudara :ada benjolan?
Leher :kelainan thiroid?
Perut :pembesaran uterus /benjolan?
Ektremitas : varises?
e. Melakukan konseling/ penyuluhan tentang efek
samping dan jadwal kunjungan kembali
b. Sikap Sopan
Teliti
Hati-hati
Tanggap dan peka terhadap respon pasien
Cekatan
c. Petugas Peelaksana Bidan
d. Hal-hal yang perlu Selama tindakan selalu memperhatikan keadaan umum pasien
diperhatikan
8..Hal-hal yang perlu Selama tindakan selalu memperhatikan keadaan umum dan
privasi pasien
diperhatikan
5. Sikap Sopan
Teliti, Hati-hati
Tanggap dan peka terhadap respon pasien
Cekatan
6. Petugas Peelaksana Bidan
7. yg perlu diperhatikan Selama tindakan perhatikan keadaan umum dan privasi pasien
BIDAN EPISIOTOMI
PRAKTEK MEDIOLATERAL
MANDIRI
SOP no dok: 01
Terbit Tanggal :
no.revisi:- halaman:-
Ditetapkan
10 Mei 2014 Penanggung jawab
BPM
4. Prosedur 1. PERLENGKAPAN
Kassa steril
Bethadine
Gunting episiotomi
Larutan klorin 0.5%
2. LANGKAH-LANGKAH
a. Melakukan teknik aseptik pada daerah perineum yang akan
dilakukan episiotomi
b. Saat yang tebaik untuk memotong episiotomi ialah pada saat
perineum sedang menipis dan pucat atau mengkilap.
Kehilangan darah akan lebih besar jika memotong lebih
cepat. Akan tetapi, jika memotong episiotomi atas indikasi
kegawatan bayi, maka lakukan pemotongan kapan saja
diperlukan untuk mempercepat kelahiran bayi.
c. Setelah pemberian 10 cc anestesi lokal ambil gunting
episiotomi yang tajam dengan satu tangan. Letakkan kedua
jari tangan lainnya di dalam vagina diantara gunting dan
kepala bayi untuk mencegah luka kepala bayi secara tidak
sengaja. Ujung mata gunting yang tumpul di dalam vagina.
Mulai pada titik tengah dari perineum dan miringkan gunting
sebesar 45 derajat. Potong ke arah bokong kanan ibu.
d. Buat episiotomi dengan satu atau dua potongan besar.
e. Putar gunting dan posisikan menghadap ke atas vagina.
Lindungi kepala bayi dengan tangan lalu masukkan gunting.
f. Tekan kain kassa ke daerah luka sementara ibu melanjutkan
meneran bersamaan dengan kontraksi untuk mencegah
kehilangan darah yang berkelanjutan.
c. Sikap Sopan
Teliti, Hati-hati
Tanggap dan peka terhadap respon pasien
Cekatan
d. Petugas Peelaksana Bidan
7. yg perlu diperhatikan Selama melakukan tindakan perhatikan keadaan umum dan privasi
pasien
BIDAN AMNIOTOMI
PRAKTEK
MANDIRI
SOP no dok: 01
Terbit Tanggal :
no.revisi:- halaman:-
Ditetapkan
10 Mei 2014 Penanggung jawab
BPM
4. Prosedur 1. PERALATAN
Klem ½ Kocher
Bengkok
Lenec / dopler
Larutan klorin 0.5 %
2. LANGKAH-LANGKAH
a. Sentuhlah selaput ketuban yang sedang menggelembung.
Pastikan bahwa kepala sudah (benar-benar masuk ke dalam
panggul) engaged & tidak adanya bagian-bagian kecil janin.
b. Memasukkan klem ½ kocher ke dalam vagina dengan jari
tangan kiri dituntun oleh tangan kanan yang memakai sarung
tangan hingga bisa merasakan / menyentuh selaput ketuban.
c. Apabila kontraksi melemah, pindahkan jari tangan kanan dan
gunakan klem ½ kocher untuk memecahkan selebar 1-2 cm dari
atas ke bawah selaput membran hingga pecah.
d. Keluarkan klem ½ kelly atau kocher dengan tangan kiri dan
masukkan ke dalam larutan klorin 0.5%. Pertahankan jari
tangan kanan di dalam vagina untuk merasakan penurunan
kepala janin dan pastikan bahwa tidak meraba adanya tali pusat
atau bagian-bagian kecil dari janin. Kemudian keluarkan tangan
kanan secara lembut dari dalam vagina.
e. Evaluasi warna cairan ketuban, periksa apakah ada mekonium
atau darah. Jika ada, lakukan langkah-langkah gawat darurat.
f. Cucilah sekresi dari sarung tangan di dalam larutan klorin 0.5%.
g. Cuci kedua tangan dengan sabun dan air mengalir
h. Periksa kembali denyut jantung janin. Masukkan dalam
partograf waktu pemecahan selaput ketuban, warna air
ketuban dan DJJ.
e. Sikap Sopan
Teliti, Hati-hati
Tanggap dan peka terhadap respon pasien
Cekatan
f. Petugas Peelaksana Bidan
7. yg perlu diperhatikan Selama melakukan tindakan perhatikan keadaan umum dan privasi
pasien
2. PERSIAPAN
a. Posisikan bokong ibu pada sudut ujung tempat tidur, dengan
posisi litotomi
b. Cuci tangan dengan sabun, keringkan dengan kain bersih
dan kering
c. Pakai sarung tangan DTT atau steril
d. Isi tabung suntik 10 ml dengan larutan lidokain 1%, dengan
teknik satu tangan, letakkan kembali ke dalam wadah
heacting set
e. Pasang kain bersih di bawah bokong ibu
f. Gunakan kasa bersih, untuk membersihkan daerah luka dari
darah atau bekuan darah, dan nilai kembali luas dan
dalamnya robekan pada daerah perineum
g. Tusukkan jarum suntik pada ujung luka / robekan perineum,
masukkan jarum suntik secara subkutan sepanjang tepi luka
h. Aspirasi untuk memastikan tidak ada darah yang terhisap.
Bila ada darah, tarik jarum sedikit dan kembali masukkan.
Ulangi lagi aspirasi ( cairan lidokain yang masuk ke dalam
pembuluh darah dapat menyebabkan gangguan denyut
jantung hingga tidak teratur )
i. Suntikkan cairan lidokain 1% secukupnya sambil menarik
jarum suntik pada tepi luka daerah perineum
3. LANGKAH-LANGKAH
a. Lakukan inspeksi vagina dan perineum untuk melihat
robekan. Rabalah dengan ujung jari seluruh daerah luka &
lihat dimana ujung luka tersebut.
b. Jika ada perdarahan yang terlihat menutupi luka episiotomi,
pasang tampon atau kassa ke dalam vagina.
c. Tempatkan jarum jahit pada pemegang jarum, kemudian
kunci pemegang jarum
d. Pasang benang jahit pada mata jarum
e. Lihat dengan jelas batas luka episiotomi
f. Lakukan penjahitan pertama 1 cm di atas ujung luka di dalam
vagina ibu.
g. Peganglah pemegang jarum dengan tangan lainnya. Gunakan
pemegang jarum (pinset) untuk menarik jarum melalui
jaringan. Jangan sekali-kali menggunakan jari tangn.
Menggunakan jari tangan untuk meraba jarum adalah
berbahaya. Anda bisa menusuk jari tangan anda atau
melobangi sarung tangan anda yang akan meningkatkan risiko
terkena infeksi kuman dari darah seperti HIV atau hepatitis B
h. Ikat jahitan pertama dengan simpul mati. Potong ujung
benang yang bebas ( ujung benang tampa jarum ) hingga
tersisa kira-kira 1 cm
i. Jahit mukosa vagina dengan menggunakan jahitan jelujur
hingga tepat di belakang lingkaran himen.
j. Jarum kemudian akan menembus mukosa vagina, sampai
kebelakang lingkaran himen, dan tarik keluar pada luka
perineum. Perhatikan seberapa dekatnya jarum ke puncak
lukanya.
k. Gunakan teknik jahitan jelujur saat anda menjahit lapisan
ototnya. Lihat ke dalam luka untuk mengetahui letak ototnya.
Otot biasanya tampak sedikit lebih merah dan rasanya agak
keras bila disentuh. Penting sekali untuk menjahit otot ke
otot. Rasakan dasar dari luka, ketika anda sudah mencapai
ujung luka, berarti anda telah menutup lapisan otot yang
dalam
l. Setelah mencapai ujung luka yang paling akhir dari luka,
putarlah arah jarum anda dan mulailah menjahit ke arah
vagina, dengan menggunakan jahitan untuk menutup jaringan
subcuticuler. Carilah lapisan subcuticuler umumnya lembut
dan memiliki warna yang sama dengan mukosa vagina.
7. Hal-hal yg perlu Selama melakukan tindakan perhatikan keadaan umum dan privasi
pasien
diperhatikan
2. LANGKAH-LANGKAH
a. Pakai sarung tangan DTT atau steril dan lakukan episiotomi
secukupnya
b. Lakukan manuver McRobert’s :
- Dengan posisi ibu berbaring pada punggungnya, minta
ibu untuk menarik kedua lututnya sejauh mungkin ke
arah dadanya. Minta dua asisten untuk membantu ibu
- Tekan kepala bayi secara mantap dan terus-menerus ke
arah bawah (ke arah anus ibu) untuk menggerakkan bahu
anterior di bawah simfisis pubis. Hindari tekanan yang
berlebihan pada kepala bayi karena mungkin akan
melukainya
- Secara bersamaan mintalah salah satu asisten untuk
memberikan sedikit tekanan suprapubis ke arah bawah
dengan lembut. Jangan lalukan dorongan pada fundus,
karena akan mempengaruhi bahu lebih jauh dan bisa
menyebabkan ruptura uteri
c. Jika bahu tetap tidak lahir :
- Masukkan satu tangan ke dalam vagina & lakukan
penekanan pada bahu anterior, ke arah sternum bayi,
untuk memutar bahu bayi & mengurangi diameter bahu.
- Jika perlu, lakukan penekanan pada bahu posterior ke
arah sternum
d. Jika bahu masih tetap tidak lahir :
- Masukkan satu tangan ke dalam vagina & pegang tulang
lengan atas yang berada pada posisi posterior
- Fleksikan lengan bayi di bagian siku & letakkan lengan
tersebut melintang di dada bayi
5. Sikap Sopan
Teliti, Hati-hati
Tanggap dan peka terhadap respon pasien
Cekatan
6. Petugas Bidan
Peelaksana
7.hal-hal yg perlu Selama melakukan tindakan perhatikan keadaan umum dan privasi
pasien
diperhatikan
BIDAN KOMPRESI BIMANUAL
PRAKTEK UTERUS
MANDIRI
SOP no dok: 01
Terbit Tanggal :
no.revisi:- halaman:-
Ditetapkan
10 Mei 2014 Penanggung jawab
BPM
3. PROSEDUR KERJA
3.1. KOMPRESI BIMANUAL INTERNA
a. Penolong berdiri di depan vulva. Oleskan larutan
antiseptik pada sarung tangan kanan. Dengan ibu jari
dan telunjuk tangan kiri, sisihkan kedua labium mayus
ke lateral dan secara obstetrik, masukkan tangan
kanan melalui introitus.
b. Kepalkan tangan kanan dan letakkan dataran
punggung jari telunjuk hingga kelingking pada forniks
anterior, dorong uterus ke kranio-anterior.
c. Tapak tangan kiri menekan bagian belakang korpus
uteri.
Peelaksana
7.hal-hal yg perlu Selama melakukan tindakan perhatikan keadaan umum dan privasi
pasien
diperhatikan
13. Kebijakan Bidan yang melakukan tindakan manusl placenta harus sesuai
dengan SOP dan protap untuk menghindari komplikasi
14. Referensi Ilmu Kebidanan, Patologi Kebidanan
15. Prosedur
1. PERSIAPAN
Pasien :
b. Cairan dan slang infus sudah terpasang. Perut bawah
dan paha sudah dibersihkan
c. Uji fungsi dan kelengkapan peralatan resusitasi
2. LANGKAH-LANGKAH
2.1.Tindakan Penetrasi ke Kavum Uteri
a. Mencuci tangan hingga siku dengan air dan sabun
kemudian keringkan
b. Memberikan sedativa dan analgetik melalui karet
infus
c. Memakai sarung tangan hingga mencapai siku
d. Mengkaterisasi kandung kemih apabila ibu tidak
dapat berkemih sendiri
e. Menjepit tali pusat dengan klem dan tegangkan tali
pusat sejajar lantai
5. Sikap Sopan
Teliti, Hati-hati
Tanggap dan peka terhadap respon pasien
Cekatan
6. Petugas Bidan
Peelaksana
7. .hal-hal yg perlu Selama melakukan tindakan perhatikan keadaan umum dan privasi
pasien
diperhatikan