Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

UPAYA PEMERINTAH TERHADAP PEDIDIKAN


DITENGAH PANDEMI COVID-19
TEORI ADMINISTRASI PUBLIK

Disusun oleh:

Grace Eunike
1902016095

No. Absen 39

PROGRAM STUDI S1 ADMINISTRASI PUBLIK


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK
UNIVERSITAS MULAWARMAN
2020
i

KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan Puji Syukur kepada Tuhan Yang Maha Esaatas


rahmat dan karunia-Nya sehinggaPenulis bias menyelesaikan Makalah yang
berjudul Upaya Pemerintah Terhadap Pendidikan Ditengah Pandemi COVID-19.
Adapun tujuan dibuatnya Makalah ini adalah agar memantapkan teori yang telah
dipelajari di kampus dan dapat diselesaikan sebaik mungkin. Selain itu adalah agar
para pembaca bias mendapatkan ilmu dari isi Makalah yang telah Penulis susun dan
sebaga ibukti kelengkapan belajar.

Makalah ini dapat tersusun dengan baik berkat bantuan dan dukungan dari
berbagai pihak yang telah memberikan bimbingan serta member masukan untuk
Penulis. Untuk itu pada kesempatan ini Penulis mengucapkan terima kasih banyak
kepada ibu Thalita Rifda Khaerani, S.A.P., M.Si. sebagai Dosen Pengampu Mata
Kuliah Teori Administrasi Publik.

Semoga Makalah ini bermanfaat bagi para Pembaca. Penulis mengharapkan


kritik dan saran yang membangun agar Penulis dapat memperbaiki diri di masa
mendatang. Penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya apabila ada kesalahan pada
penulisan Makalah ini.

Samarinda, 19 November 2020

Penyusun
ii

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR.............................................................................................i

DAFTAR ISI...........................................................................................................ii

I. PENDAHULUAN...............................................................................................1

A. Latar belakang...............................................................................................1

B. Rumusan Masalah.........................................................................................1

II. TINJAUAN PUSTAKA.....................................................................


III. PEMBAHASAN.................................................................................
1. Permasalahan ditinjau dari sisi 6 dimensi strategis terkait covid 19.
2.Strategi penangananan.......................................................................
IV. PENUTUP..........................................................................................
A. Kesimpulan......................................................................................
B. Saran................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA............................................................................
LAMPIRAN............................................................................................
1

BAB I
PENDAHULUAN

A. LatarBelakang

Pandemi Covid-19 (Coronavirus Disease-19) mempengaruhi banyak hal di


negara ini, termasuk dalam sistem Pendidikan yang kemudian mengarah terhadap
penutupan sekolah dan perguruan tinggi. Ditengah pandemic Covid-19 ini upaya dan
kebijakan yang Pemerintah ambil untuk Pendidikan di Indonesia adalah dengan
meliburkan seluruh aktivitas pendidikan, membuat pemerintah dan lembaga terkait harus
menghadirkan sebuah alternatif proses pendidikan bagi para peserta didik maupun
mahasiswa yang tidak bias melaksanakan proses pendidikan tatap muka.

UNESCO mengungkapkan pandemi Covid-19 mengancam 577 juta pelajar di


dunia dengan total ada 39 negara yang menerapkan penutupan sekolah. Total jumlah
pelajar yang berpotensi berisiko dari pendidikan pra-sekolah dasar hingga menengah atas
adalah kurang lebih 577.305.660. Sedangkan jumlah pelajar yang berpotensi berisiko dari
pendidikan tinggi kurang lebih 86.034. 287 orang.

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia (Mendikbud) Nadiem


Anwar Makarim pada pengumuman keputusan bersamadalam panduan penyelenggaraan
pembelajaran pada tahun ajaran dan tahun akademik baru di masa pandemic Coronavirus
Disease (Covid-19) menyebutkan “ Kita telah mengambil keputusan di Kemendikbud
untuk daerah dengan zona kuning, orange dan merah, yaitu zona-zona yang telah
didesminasikan oleh gugus tugas yang punya resiko covid dan penyebaran covid itu
dilarang saat ini melakukan pembelajaran tatap muka disatuan pendidikan, jadi untuk
zona-zona yang merah, kuning dan orange mempresentaikan pada saat ini 94% dari para
perserta didik di Pendidikan dini, dasar dan menengah, 94% dari para perserta didik kita
tidak diperkenankan untuk melakukan pelajaran tatap muka, jadinya masih belajar dari
rumah”.

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Anwar Makarim


menerbitkan Surat Edaran Nomor 4 Tahun 2020 tentang Pelaksanaan Pendidikan Dalam
Masa Darurat Coronavirus Disease (Covid-19). Salah satu pokok penting dalam edaran
ini adalah keputusan pembatalan ujian nasional (UN) Tahun 2020."Setelah kami
2

pertimbangkan dan diskusikandengan Bapak Presiden dan juga instansi di luar, kami di
Kemendikbud telah memutuskan untuk membatalkan ujian nasional di tahun 2020. Tidak
ada yang lebih penting daripada keamanan dan kesehatan siswa dan keluarganya,"
disampaikan Mendikbud, di Jakarta, Selasa (24/03).

Dalam surat edaran ini disebutkan bahwa tujuan dari pelaksanaan Belajar Dari
Rumah (BDR) adalah memastikan pemenuhan hak peserta didik untuk mendapatkan
layanan pendidikan selama darurat Covid-19, melindungi warga satuan pendidikan dari
dampak buruk Covid-19, mencegah penyebaran dan penularan Covid-19 di satuan
pendidikan dan memastikan pemenuhan dukungan psikososial bagi pendidik, peserta
didik, dan orang tua.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana permasalahan Pendidikan yang ditinjau dari sisi 6 dimensi strategi
Administrasi Publik terkait dengan pandemic Covid-19?
2. Bagaimana strategi penanganan dari Pemerintah untuk Pendidikan di tengah
pandemi Covid-19?
3

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) menyatakan bahwa Pendidikan


yaitu sebuah proses pembelajaran bagi setiap individu untuk dapat mencapai pengetahuan
dan pemahaman yang lebih tinggi mengenai obyek tertentu dan spesifik. Pengetahuan
yang diperoleh secara formal tersebut akan berakibat pada setiap individu yaitu memiliki
pola pikir, perilaku dan akhlak yang sesuai dengan pendidikan yang diperolehnya.

Pengertian Pendidikan menurutbeberapa para ahli adalah sebagai berikut:

1. Menurut Ki Hajar Dewantara menyatakan bahwa Pendidikan adalah suatu tuntutan


di dalam hidup tumbuhnya pada anak-anak. Maksudnya ialah bahwa pendidikan ini
menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada peserta didik agar menjadi
manusia dan anggota masyarakat yang dapat mencapai keselamatan dan
kebahagiaan hidup yang setinggi-tingginya.
2. Menurut UU SISDIKNAS No.20 tahun 2003 menjelaskan bahwa Pendidikan
merupakan suatu usaha yang dilakukan secara sadar dan terencana untuk dapat
mewujudkan suasana dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif dan
mampu mengembangkan potensi yang ada didalam dirinya untuk memiliki sebuah
kekuatan spiritual keagamaan, kepribadian yang baik, pengendalian diri, berakhlak
mulia, kecerdasan,dan keterampilan yang diperlukan oleh dirinya dan masyarakat.
3. Menurut A Dunrise yang dikutip oleh Donovan dan Jackson (1991:9) menunjukan
beberapa batasan tentang “administrasi”. Administrasi menurut A Dunrise,
diartikan sebagai arahan, pemerintahan, kegiatan implementasi, mengarahkan,
penciptaan prinsip prinsi implementasi kebijakan, kegiatan melakukan analisis,
menyeimbangkan dan mempresentasikan kebijakan, pertimbangan-pertimbangan
kebijakan, sebagai kegiatan individual dan kelompok dalam menghasilkan barang
dan jasa publik, dan sebagai arena bidang kerja akademik dan teoritis.
4. Menurut UNESCO “Education is now engaged is can preparinment for a tife
Society which does not yet exist” atau bahwa pendidikan itu sekarang adalah untuk
dapat mempersiapkan manusia bagi suatu tipe masyarakat yang masih belum ada.
Konsep system pendidikan ini mungkin saja berubah sesuai dengan perkembangan
masyarakat dan pengalihan nilai-nilai kebudayaan (transfer of culture value).
4

Konsep pendidikan saat ini tidak dapat dilepaskan dari pendidikan yang harus
sesuai dengan suatu tuntutan kebutuhan pendidikan masa lalu,sekarang,dan masa
datang.
5. Menurut Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional. 2002 : 263 menjelaskan
bahwa pendidikan merupakan suatu proses pengubahan sikap dan tatalaku
seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui
upaya pengajaran dan pelatihan, proses, cara, perbuatan mendidik.
6. Menurut A Dunrise yang dikutip oleh Donovan dan Jackson (1991:9) menunjukan
beberapa batasan tentang “administrasi”. Administrasi menurut A Dunrise,
diartikan sebagai arahan, pemerintahan, kegiatan implementasi, mengarahkan,
penciptaan prinsip prinsi implementasi kebijakan, kegiatan melakukan analisis,
menyeimbangkan dan mempresentasikan kebijakan, pertimbangan-pertimbangan
kebijakan, sebagai kegiatan individual dan kelompok dalam menghasilkan barang
dan jasa publik, dan sebagai arena bidang kerja akademik dan teoritis.
5

BAB III
PEMBAHASAN

A. Permasalahan ditinjau dari sisi 6 dimensi Strategis Administrasi Publik

1. Dimensi Kebijakan

Hogwood dan Gun (lihat Turner & Hulme, 1997: 59) pernah membeberkan
serangkaian definisi atau pengertian tentang kebijakan (policy) yang menunjukan makna
berbeda-beda. Policy dapat diartikan sebagai label bagi suatu bidang kegiatan seperti
kebijakan ekonomi, kebijakan industri, kebijakan ketertiban dan hukum; dapat diartikan
sebagai suatu ekspresi mengenai tujuan umum atau kondisi yang diinginkan; dapat pula
diartikan debagai usulan atau proposal khusus; dapat dilihat sebagai keputusan
pemerintah; dapat pula dilihat sebagai program; sebagai output; sebagai outcome; bisa
juga diartikan sebagai teori atau model; dan dapat diartikan sebagai proses seperti
penetapan tujuan.

Menurut buku kamus Administrasi Publik ( Chandlerdan Plano, 1988:


108) kebijakan publik adalah pemanfaatan yang strategis terhadap terhadap sumberdaya-
sumberdaya yang ada untuk memecahkan masalah-masalah publik atau pemerintah.

Dalam dimensi kebijakan ini, jika dikaitkan dengan upaya Pemerintah untuk
Pendidikan di tengah pandemi Covid-19, secara struktur SE Mendikbud No 4 Tahun 2020
Tentang Pelaksanaan Kebijakan Pendidikan Dalam Masa Darurat Penyebaran
Coronavirus Disease (Covid- 19), terdiri dari dua halaman yang berisi enam poin penting.
Poin-poin tersebut secara berturut-turut terkait dengan Ujian Nasional, proses belajar dari
rumah, Ujian Sekolah, kenaikan kelas, Penerimaan Peserta Didik Baru, dan dana Bantuan
Operasional Sekolah (BOS).

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) menerbitkan Surat Edaran


Nomor 15 Tahun 2020 tentang Pedoman Penyelenggaraan Belajar Dari Rumah Dalam
Masa Darurat Penyebaran Covid-19. Staf Ahli Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Bidang Regulasi, Chatarina Muliana Girsang menyampaikan Surat Edaran Nomor 15 ini
untuk memperkuat Surat Edaran Mendikbud Nomor 4 Tahun 2020 tentang Pelaksanaan
Pendidikan Dalam Masa Darurat Corona virus Disease (Covid-19) “Saat ini layanan
6

pembelajaran masih mengikuti SE Mendikbud nomor 4 tahun 2020 yang diperkuat


dengan SE Sesjen nomor 15 tahun 2020 tentang Pedoman Pelaksanaan BDR selama
darurat Covid-19,” disampaikan Chatarina pada Bincang Sore secara daring, di Jakarta,
pada Kamis (28/05/2020).

Berbagai penyesuaian kebijakan pendidikan di masa pandemi Covid-19 menjadi


pencapaian tersendiri bagi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud). Di
antaranya adalah kebijakan tentang bantuan kuota internet kepada siswa, guru,
mahasiswa, dan dosen, untuk memfasilitasi pembelajaran jarak jauh secara daring yang
cukup menarik perhatian. Salah satu survei bahkan menyebutkan bahwa 85 persen
masyarakat menilai kuota gratis adalah kebijakan yang tepat di tengah pandemi.
"Kebijakan kuota gratis merupakan yang pertama dalam sejarah Indonesia. Penyaluran
bantuan sosial berupa internet gratis diberikan ke puluhan juta orang dalam waktu kurang
lebih sebulan," kata Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Nadiem Anwar
Makarim dalam Cerita di Kemenkeu Mengajar 5 yang disiarkan akun Youtube
Kemendikbud, Senin (26/10).

2. Kebijakan Manajemen

Manajemen diartikan dengan sangat variatif oleh para ahli, yang didasarkan pada
latar belakang pendidikan, pengalaman, atau perspektif yang dianut. Menurut Shafritz dan
Russell (1997: 20) manajemen didefinisikan tidak hanya menunjukan proses pencapaian
tujuan tetapi juga sekelompok orang yang bertanggungjawab menjalankan proses
tersebut.

J.Steven Ott, Alber C. Hyde dan Jay M. Shafritz berpendapat bahwa pada tahun
1990an, manajemen publik mengalami transisi dengan beberapa isu menantang. isu-isu
ini telah menantang sokolah atau perguruan tinggi yang mengajarkan manajemen publik
atau administrasi untuk menghasilkan calon manajer publik yang profesional yang
kualitas tinggi, dan penataan sistemmanajemen yang lebih baik.

Dengan adanya Covid-19 ini Manajemen Pendidikan perlu menerapkan langkah-


langkah yang harus dilakukan di setiap sekolah apabila pembelajaran secara normal
dibuka kembali.
7

a. Melakukan penyemprotan disinfektan & Gotong royong


b. Melaksanakan protokol kesehatan
c. Melakukan Sosial & Phsycal Distancing
d. Memberikan penjelasan tentang bahaya virus Covid-19
e. Memberikan arahan kepada orang tua peserta didik
f. Selalu melakukan Evaluasi

Dari langkah-langkah tersebut, diharapkan bagi pihak pengelola pendidikan


dengan menerapkan protokol kesehatan dari pemerintah, paling tidak kita bias
meminimalisir penyebaran virus ditengah-tengah masyarakat khususnya di lembaga
pendidikan dan tidak lupa juga kesadaran warga sekolah untuk mematuhi protokol
kesehatan yang sudah diterapkan di lembaga pendidikan tersebut.

3. Dimensi Organisasi

Dwight Waldo yang tertarik dengan struktur mendefinisikan organisasi sebagai


struktur otoritas dan hubungan personal dalam suatu sistem administrasi, sementara
Chester Barnard yang cenderung melihat organisasi sebagai suatu sistem,
mendefinisikannya sebagai suatu sistem aktifitas yang terkoordinasikan secara sadar, atau
sistem kekuatan dua orang lebih, dan Philip Selznick mendefinisikannya sebagai suatu
ekspresi struktural dari kegiatan rasional (lihat Harmon & Mayer, 1986: 18).

Struktur birokrasi berkenaan dengan bagaimana aktivitas-aktivitas organisasi


distrukturkan atau dituangkan dalam suatu bentuk struktur dengan tujuan membantu
pimpinan untuk mencapai tujuan secara efektif dan efisien. Struktur organisasi dapat
berbentuk struktur sederhana, struktur birokrasi mesin, struktur birokrasi profesional,
struktur divisi, dan struktur adhocracy.

Dimensi organisasi

4. Dimensi Moral dan Etika

Moral adalah ajaran tentang baik buruk


8

John A. Rohr (1989: 60) yang mendasarkan pendapatnya pada buku


Morality and Administration in Democratic Goverment karya Paul Appleby,
menyatakan bahwa diskresi administrasi menjadi “starting point” bagi masalah
moral atau etika dalam dunia administrasi publik.

Dalam Bahasa penelitian Pendidikan, menurut Simons (1995;436) etika


mengacu pada ‘mencari aturan perilaku yang memungkinkan kita untuk
mempertahankan konteks politik ketika kita melakukan penelitian Pendidikan’.

Menurut Chandler dan Plano (1988) dalam etika terdapat empat aliran yaitu,
Empirical theory,berpendapat bahwa etika diturunkan dari pengalaman manusia dan
persetujuan umum. Rational theory melihat bahwa bahwa baik atau buruk sangat
tergantung dari alasan dan logika yang melatarbelakangi suatu perbuatan, bukan
pengalaman.

Anda mungkin juga menyukai