Anda di halaman 1dari 55

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Suatu negara memerlukan motor penggerak untuk menjalankan
pemerintahannya. Dalam hal ini motor penggerak itu adalah Aparatur Sipil
Negara (ASN). Menurut Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang
Aparatur Sipil Negara bahwa dalam rangka pelaksanaan cita-cita bangsa dan
mewujudkan tujuan negara sebagaimana tercantum dalam pembukaan Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, perlu dibangun
Aparatur Sipil Negara (ASN) yang memiliki integritas, profesional, netral dan
bebas dari intervensi politik, bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme,
serta mampu menyelenggarakan pelayanan publik bagi masyarakat dan mampu
menjalankan peran sebagai unsur perekat persatuan dan kesatuan bangsa
berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945.

Peraturan Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia nomor 1


tahun 2021 Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil (Latsar CPNS) adalah
pendidikan dan pelatihan dalam Masa Prajabatan yang dilakukan secara
terintegrasi untuk membangun integritas moral, kejujuran, semangat dan
motivasi nasionalisme dan kebangsaan, karakter kepribadian yang unggul dan
bertanggung jawab, dan memperkuat profesionalisme serta kompetensi bidang.
Pelatihan Dasar CPNS bertujuan untuk mengembangkan kompetensi CPNS
yang dilakukan secara terintegrasi. Kompetensi diukur berdasarkan
kemampuan menunjukkan sikap perilaku bela negara; mengaktualisasikan
nilai-nilai dasar PNS dalam pelaksanaan tugas jabatannya; mengaktualisasikan
nilai-nilai dasar (core values) BerAKHLAK sebagai dasar penguatan budaya
kerja di instansi pemerintah untuk mendukung pencapaian kerja individu/
instansi. Pelatihan Dasar CPNS sebagai pelatihan terintegrasi bagi CPNS
1
bertujuan menginternalisasikan dan mengimplementasikan core values ASN
BerAKHLAK dalam mendukung employer branding ASN “Bangga Melayani
Bangsa” dan peran ASN dalam mendukung terwujudnya Smart Governance.

Penugasan dalam pelatihan dasar ini adalah menyusun Rancangan


Aktualisasi nilai-nilai dasar profesi ASN. Penugasan ini digunakan sebagai
media pembelajaran bagi CPNS untuk mengenal dan mengaktualisasikan nilai-
nilai dasar tersebut sesuai dengan tugas pokok dan fungsi masing-masing
peserta Latsar.

B. Tujuan dan Manfaat


1. Tujuan
Aktualisasi dan Habituasi pada lingkungan kerja dimaksudkan untuk
membentuk PNS profesional yang berlandaskan nilai-nilai BerAKHLAK
sehingga mampu menjalankan tugas, fungsi dan perannya sebagai pelaksana
kebijakan, pelayan publik serta perekat dan pemersatu bangsa yang terlihat
pada karakter PNS sebagai berikut:
a. Memiliki sikap dan perilaku Bela Negara yang berwawasan kebangsaan
b. Mencerminkan nilai-nilai dasar Berorientasi pelayanan, Akuntabel,
Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif dan Kolaboratif.
c. Memiliki pengetahuan tentang kedudukan dan peran PNS dalam NKRI
d. Dapat mengidentifikasi isu-isu yang berkembang di Puskesmas Tiong
Keranjik
e. Dapat mengusulkan gagasan kreatif sebagai solusi untuk menangani
isu-isu yang berkembang melalui kegiatan-kegiatan yang memberikan
kontribusi kepada Puskesmas Tiong Keranjik.
2. Manfaat
a. Bagi Puskesmas Tiong Keranjik Kabupaten Melawi
Meningkatkan sumber daya PNS yang memiliki nilai-nilai dasar profesi
PNS (BerAKHLAK), sehingga mendukung visi dan misi Puskemas,
serta menjadi nilai tambah bagi Puskesmas Tiong Keranjik dalam segi
pelayanan kesehatan terhadap masyarakat terutama pada program PTM.
2
Adanya kegiatan ini dapat menjadi bahan masukan dan usulan untuk
instansi dalam melakukan perbaikan kearah yang lebih baik.
b. Manfaat aktualisasi bagi peserta Pelatihan Dasar
Manfaat aktualisasi bagi peserta pelatihan dasar mengimplementasikan
core values ASN yang berAKHLAK, yaitu Berorientasi pelayanan,
Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, Kolaboratif menjadi
pedoman perilaku ASN untuk membangun ASN yang berintegritas
tinggi, bertanggung jawab, jujur, kompeten dan profesional dalam
menjalankan fungsi sebagai pelaksana kebijakan, pelayan publik,
perekat dan pemersatu bangsa di lingkungan Puskesmas Tiong Keranjik
Kabupaten Melawi

C. Tempat dan Waktu Aktualisasi


1. Tempat Kegiatan
Kegiatan Pelatihan Dasar CPNS metode Blended Learning Tahun 2022
dilaksanakan dari tempat kedudukan masing-masing dengan memanfaatkan
teknologi yaitu secara Virtual dan E-Learning pada saat pembelajaran
Distance Learning, sedangkan pada saat klasikal/tatap muka dilaksanakan di
Hotel Nite & Day Melawi Kabupaten Melawi.
2. Waktu Kegiatan
Pelatihan kegiatan pembelajaran dengan pola Blended Learning (klasikal
dan daring) selama 647 jam pelatihan (jp), yang terdiri dari pembelajaran
klasikal sebanyak 62 jp (6 hari kerja) dan pembelajaran non klasikal berupa
Pelatihan Mandiri 48 jp (16 hari kerja), Distance Learnimg 217 jp ( 22hari
kerja ) dan Aktualisasi di tempat kerja sebanyak 320 jp (30 hari kerja),
dengan jadwal pelaksanaan :
a. Pembelajaran mandiri melalui Massive Open Online Course (MOOC),
tanggal 06 Juni s.d 23 Juni 2022 (off campus);
b. Distance Leearning melalui e-learning (learaning management system),
tanggal 30 Juni s.d 26 Juli 2022 (off campus);

3
c. Habituasi di Puskesmas Tiong Keranjik Kabupaten Melawi, tanggal 27
Juli s.d 02 September 2022 (off campus);
d. Pembelajaran Klasikal/Tatap Muka, tanggal 05 September s.d 10
September 2022 (on campus).

4
BAB II

GAMBARAN UMUM ORGANISASI

A. Profil Puskesmas Tiong Keranjik

Gambar 2.1.
Puskesmas Tiong Keranjik

Puskesmas Tiong Keranjik adalah puskesmas yang berada di Kecamatan


Belimbing Hulu yang terbagi dalam beberapa wilayah kerja yaitu Puskesmas
Induk, 5 (lima) Pustu (Puskesmas Pembantu), 1 (satu) Poskesdes (Pos
Kesehatan Desa), dan 6 (enam) Polindes (Pondok Bersalin Desa). Puskesmas
Induk terdiri dari 8 (delapan) desa binaan dan 28 (dua puluh delapan) dusun.
Adapun desa binaan Puskesmas Induk adalah sebagai berikut :
1. Desa Tiong Keranjik : 3 (tiga) dusun
2. Desa Nanga Tikan : 4 (empat) dusun
3. Desa Junjung Permai : 2 (dua) dusun
4. Desa Beloyang : 3 (tiga) dusun
5
5. Desa Nanga Keberak : 4 (empat) dusun
6. Desa Piawas : 5 (lima) dusun
7. Desa Nanga Raya : 4 (empat) dusun
8. Desa ayu Bunga : 3 (tiga) dusun
Secara geografis, Puskesmas Tiong Keranjik terletak di wilayah
Kecamatan Belimbing Hulu merupakan salah satu Kecamatan di
Kabupaten Melawi Provinsi Kalimantan Barat, terletak diantara 0°17’06” -
0°38’05” Lintang Selatan dan 111°24’55” - 111°36’54” Bujur Timur ².
Batas-batas wilayah Kecamatan Belimbing Hulu adalah :
1. Sebelah Utara : Kabupaten Sintang
2. Sebelah Selatan : Kecamatan Tanah Pinoh
3. Sebelah Timur : Kecamatan Belimbing
4. Sebelah Barat : Kecamatan Sintang

Gambar 2.2.
Peta Kecamatan Belimbing Hulu

6
Kecamatan Belimbing Hulu terbagi menjadi 8 desa, yaitu Desa Tiong
Keranjik, Desa Nanga Tikan, Desa Junjung Permai, Desa Beloyang, Desa
Nanga Keberak, Desa Piawas, Desa Nanga Raya, Desa Kayu Bunga. Desa
dengan luas wilayah terbesar adalah desa Nanga Raya (114 km2) dan yang
terkecil adalah Desa Beloyang dengan luas 35 km2.

Jumlah penduduk Kecamatan Belimbing Hulu pada tahun 2020


tercatat sebanyak 11.078 jiwa dengan rincian laki-laki sebanyak 5.714 jiwa
dan perempuan sebanyak 5.364 jiwa. Kepadatan penduduk kecamatan
Belimbing Hulu adalah 25 jiwa per km2, (BPS Kabupaten Melawi, 2020)

B. Visi dan Misi


1. Visi dan Misi Kabupaten Melawi Tahun 2022-2026
a. Adil
Mengandung makna dalam lima tahun ke depan membangunan Kabupaten
Melawi untuk kehidupan masyarakat akan distribusikan kegiatan hasil
pembangunan secara merata, menghilangkan kesenjangan antar wilayah
dan menghilangkan diskriminasi berbagai bentuk ketidakadilan yang
menyangkut hajat hidup orang banyak di Kabupaten Melawi.
b. Pantas
Mengandung makna kemampuan di dalam memimpin Kabupaten Melawi
yang mana Calon Bupati dan Wakil Bupati, pernah menduduki jabatan di
lembaga eksekutif dan legislatif, beberapa periode di Kabupaten Melawi
untuk menuntaskan sinergi pembangunan, peningkatan kesejahteraan
masyarakat yang lebih baik
c. Hebat
Mengandung makna kondisi pembangunan daerah yang dilandasi
keinginan bersama untuk mewujudkan masa depan pertumbuhan ekonomi,
sosial dan lingkungan fisik yang lebih baik, didukung sumberdaya
manusia yang unggul, profesional, berdaya saing, berwawasan ke depan,
serta mengandung unsur partisipatif, akuntabel, transparan dan
responsibilitas, akuntanbilitas, dan bersih, bebas korupsi, korupsi dan

7
nepotisme, meningkatkan jaminan pelayanan kesehatan masyarakat dan
pendidikan dengan teknologi dan inovasi yang profesional.
Visi Kabupaten Melawi Tahun 2022-2026 merupakan visi yang sinergis
dengan visi RPJPD Kabupaten Melawi Tahun 2000-2025, yaitu
“Kabupaten Melawi Aman, Damai, Maju dan Sejahtera Dengan
Pemerintahan Demokratis dan Berkeadilan Tahun 2025. Misi Kabupaten
Melawi Tahun 2022-2026
a. Menjadikan kabupaten Melawi sebagai kabupaten pertanian dan
perkebunan;
b. Mewujudkan Kabupaten Melawi yang terintegrasi, menuju desa
mandiri, pembangunan ekonomi kerakyatan, menciptakan dunia usaha
dan ramah investasi yang adil dan pro rakyat dengan pengelolaan
sumber daya alam (SDA) dengan konsep kelestarian lingkungan;
c. Mewujudkan Kabupaten Melawi dengan pembangunan infrastruktur
yang modern, merata, berkeadilan berkualitas dengan tetap
melestarikan budaya dan kearifan lokal;
d. Mewujudkan Pelayanan Pendidikan dan Kesehatan di Kabupaten
Melawi yang gratis dan berkualitas bagi masyarakat;
e. Mewujudkan tata kelola pemerintahan yang berwibawa dan berkualitas
dengan Prinsip Good Governance;
f. Mewujudkan masyarakat Kabupaten Melawi berbudaya, cerdas,
mandiri dan inovatif dalam meningkatkan Sumber Daya Manusia
(SDM) Unggul;

2. Visi dan Misi Puskesmas Tiong Keranjik


Untuk mendukung Visi dan Misi Kabupaten Melawi Puskesmas Tiong
Keranjik memiliki Visi menjadi Puskesmas penggerak pembangunan
kesehatan demi terwujudnya masyarakat Kecamatan Belimbing Hulu
sehat melalui pelayanan kesehatan prima, profesional dan ramah pasien.
Misi Puskesmas Tiong Keranjik adalah sebagai berikut :
a. Menggerakkan pembangunan yang berwawasan kesehatan

8
b. Memberi pelayanan kesehatan yang bermutu dan merata bagi
masyarakat
c. Meningkatkan profesionalisme Sumber Daya Manusia (SDM)
kesehatan
d. Menyelenggarakan program upaya peningkatan kesehatan masyarakat
meliputi :
1) Promosi kesehatan
2) Perbaikan gizi
3) Pemberantasan penyakit dan penyehatan lingkungan
e. Meningkatkan sistem informasi kesehatan
f. Meningkatkan kerjasama lintas sektor
C. Adapun tata nilai yang terdapat dalam pelayanan yang dilakukan di
Puskesmas Tiong Keranjik adalah sebagai berikut: (Puskesmas Tiong
Keranjik, 2018)
 P : Profesional
 R : Ramah Pasien
 E : Edukatif
 S : Solusi Kesehatan
 T : Terdepan
 A : Aman Pasien dan Petugas
 S : Sehat Lingkungan
 I : Inovatif

9
D. Struktur Organisasi Puskesmas Tiong Keranjik

Gambar 2.3 Struktur Organisasi Puskesmas Tiong Keranjik

10
E. Tugas Pokok dan Fungsi Organisasi
Mengacu kepada Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75 Tahun 2014 disebutkan
bahwa Puskesmas memiliki tugas untuk melaksanakan kebijakan kesehatan untuk
mencapai tujuan pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya dalam rangka mendukung
terwujudnya kecamatan sehat.
Dalam melaksanakan tugas tersebut diatas, Puskesmas menyelenggarakan dua fungsi :
1. Penyelenggaraan UKM tingkat pertama di wilayah kerjanya
2. Penyelenggaraan UKP tingkat pertama di wilayah kerjanya.

Dalam menyelenggarakan fungsinya dalam penyelenggaraan UKM tingkat


pertama di wilayah kerjanya, Puskesmas berwenang untuk :
1. Melaksanakan perencanaan berdasarkan analisis masalah kesehatan masyarakat dan
analisis kebutuhan pelayanan yang diperlukan
2. Melaksanakan advokasi dan sosialisasi kebijakan kesehatan
3. Melaksanakan komunikasi, informasi, edukasi, dan pemberdayaan masyarakat dalam
bidang kesehatan
4. Menggerakkan masyarakat untuk mengidentifikasi dan menyelesaikan masalah
kesehatan pada setiap tingkat perkembangan masyarakat yang bekerjasama dengan
sektor lain terkait
5. Melaksanakan pembinaan teknis terhadap jaringan pelayanan dan upaya kesehatan
berbasis masyarakat
6. Melaksanakan peningkatan kompetensi sumber daya manusia Puskesmas
7. Memantau pelaksanaan pembangunan agar berwawasan kesehatan
8. Melaksanakan pencatatan, pelaporan, dan evaluasi terhadap akses, mutu, dan cakupan
Pelayanan Kesehatan
9. Memberikan rekomendasi terkait masalah kesehatan masyarakat, termasuk dukungan
terhadap sistem kewaspadaan dini dan respon penanggulangan penyakit

Dalam menyelenggarakan fungsi penyelenggaraan UKP tingkat pertama di


wilayah kerjanya, Puskesmas berwenang untuk :
1. Menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan dasar secara komprehensif,
berkesinambungan dan bermutu

11
2. Menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan yang mengutamakan upaya promotif dan
preventif
3. Menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan yang berorientasi pada individu, keluarga,
kelompok dan masyarakat
4. Menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan yang mengutamakan keamanan dan
keselamatan pasien, petugas dan pengunjung
5. Menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan dengan prinsip koordinatif dan kerja sama
inter dan antar profesi
6. Melaksanakan rekam medis
7. Melaksanakan pencatatan, pelaporan, dan evaluasi terhadap mutu dan akses
Pelayanan Kesehatan
8. Melaksanakan peningkatan kompetensi Tenaga Kesehatan;
9. Mengoordinasikan dan melaksanakan pembinaan fasilitas pelayanan kesehatan
tingkat pertama di wilayah kerjanya
10. Melaksanakan penapisan rujukan sesuai dengan indikasi medis dan Sistem Rujukan.
Selain menyelenggarakan fungsi sebagaimana disebutkan diatas, Puskesmas dapat
berfungsi sebagai wahana pendidikan Tenaga Kesehatan. (Kementerian Kesehatan RI,
2014)

F. Tugas dan Fungsi Peseerta


Di dalam Permenkes No. 73 Tahun 2013, tugas pokok Dokter adalah
melaksanakan pelayanan medis baik rawat jalan, rawat inap, kegawatdaruratan,
pelayanan gizi dan KIA, menyusun catatan medis pasien, menyusun draft visum et
repertum, melaksanakan tugas jaga sesuai dengan petunjuk kerja dan arahan pimpinan
dalam memberikan pelayanan kesehatan pada sarana kesehatan kepada masyarakat.
Adapun rincian kegiatan Dokter adalah sebagai berikut:
1. Melaksanakan pelayanan medis rawat jalan
2. Melaksanakan pelayanan medis rawat inap
3. Melaksanakan pelayanan kegawatdaruratan medis
4. Melaksanakan pelayanan gizi dan KIA
5. Menganalisis data dan hasil pemeriksaan pasien sesuai dengan pedoman kerja
untuk menyusun catatan medis pasien

12
6. Menyusun draft visum et repertum
7. Melaksanakan tugas jaga
8. Menyusun Draft laporan pelaksanaan tugas
9. Menyusun Laporan pelaksanaan tugas
10. Menyusun laporan lain-lain

BAB III
KONSEP NILAI DASAR APARATUR SIPIL NEGARA
13
A. Nilai-Nilai Dasar Pegawai Negeri Sipil (BERAKHLAK)
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (ASN)
menuangkan suatu Nilai-Nilai Dasar Aparatur Sipil Negara. Tujuannya menciptakan
Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang dapat menjadi Pelaksana Kebijakan Pemerintahan,
Pelayan Publik serta Perekat dan Pemersatu Bangsa. Oleh karena itu, ASN atau Pegawai
Negeri Sipil harus dapat memahami dan melaksanakan Nilai-Nilai Dasar ASN.
Tujuan dari penerapan Nilai-Nilai Dasar Aparatur Sipil Negara (ASN) secara
umum untuk memenuhi tuntutan dan cita-cita dari butir-butir Pancasila dan Undang-
Undang Dasar 1945. Secara khusus dapat memenuhi kebutuhan dan kepentingan
masyarakat dalam fungsinya sebagai pelayan publik. Untuk memiliki nilai-nilai tersebut,
Calon Pegawai Negeri Sipil atau Aparatur Sipil Negara berhak dan wajib mengikuti
pelatihan dasar.
Dalam rangka penguatan budaya kerja sebagai salah satu strategi transformasi
pengelolaan ASN menuju pemerintahan berkelas dunia (World Class Government),
Pemerintah telah meluncurkan Core Values (Nilai-Nilai Dasar) ASN BerAKHLAK dan
Employer Branding (Bangga Melayani Bangsa). Core Values ASN BerAKHLAK
merupakan akronim dari Berorientasi Pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis,
Loyal, Adaptif, Kolaboratif. Core Values tersebut seharusnya dapat dipahami dan
dimaknai sepenuhnya oleh seluruh ASN serta dapat diimplementasikan dalam
pelaksanaan tugas dan kehidupan sehari-hari
Adapun penjelasan dari Nilai-Nilai Dasar Pegawai Negeri Sipil tersebut adalah
sebagai berikut:
1. Berorientasi Pelayanan
Selalu bersikap ramah kepada siapa saja, terutama kepada masyarakat. Dapat
diandalkan serta cekatan dan dapat memberikan solusi atas masalah-masalah yang ada
di masyarakat. Dalam memberikan pelayanan publik, seorang aparatur sipil negara
harus selalu melakukan perbaikan tiada henti, baik dari peningkatan kompetensi
maupun cara pelayanan.
Asas penyelenggaraan pelayanan publik yang tercantum dalam Pasal 4 UU
Pelayanan Publik, yaitu :
a. Kepentingan umum

14
b. Kepastian hukum
c. Kesamaan hak
d. Keseimbangan hak dan kewajiban
e. Keprofesionalan
f. Partipatif
g. Persamaan perlakuan/tidak diskriminatif
h. Keterbukaan
i. Akuntabilitas
j. Fasilitas dan perlakuan khusus bagi kelompok rentan
k. Ketepatan waktu, dan
l. Kecepatan, kemudahan dan keterjangkauan
Pelayanan publik yang baik didasarkan pada prinsip-prinsip yang digunakan
untuk merespons berbagai kebutuhan dalam penyelenggaraan pelayanan publik di
lingkungan birokrasi. Prinsip pelayanan publik yang baik adalah :
a. Partisipatif
b. Transparan
c. Responsif
d. Tidak diskriminatif
e. Mudah dan murah
f. Efektif dan efisien
g. Aksesibel
h. Akuntabel, dan
i. Berkeadilan
Panduan perilaku/kode etik dari nilai Berorientasi Pelayanan sebagai pedoman bagi
para ASN dalam pelaksanaan tugas sehari-hari, yaitu:
a. Memahami dan Memenuhi Kebutuhan Masyarakat
Nilai Dasar ASN yang dapat diwujudkan dengan panduan perilaku Berorientasi
Pelayanan yang pertama ini diantaranya:
1) Mengabdi kepada negara dan rakyat Indonesia
2) Menjalankan tugas secara profesional dan tidak berpihak;
3) Membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian; dan
4) Menghargai komunikasi, konsultasi, dan kerja sama.

15
Standar mutu pelayanan yang berbasis kebutuhan dan kepuasan masyarakat
sebagai pelanggan (consumer view or public view), diarahkan untuk memberikan
kesejahteraan kepada setiap warga negara, misalnya: layanan kesehatan,
pendidikan, dan perlindungan konsumen. Kebutuhan dan harapan tersebut berbeda-
beda sesuai dengan karakteristik individu yang bersangkutan. Oleh sebab itu
konsep mutu dalam konteks ini menuntut sikap responsif dan empati dari petugas
pemberi layanan kepada harapan individu atau sekelompok individu pengguna
layanan. Aparatur harus menjadi pendengar yang baik atas keluhan ataupun
harapan masyarakat terhadap layanan yang ingin mereka dapatkan. Dengan
demikian kunci pelayanan kesejahteraan adalah kepuasan para pengguna layanan.

b. Ramah, Cekatan, Solutif, dan Dapat Diandalkan


ASN dituntut untuk memberikan pelayanan dengan ramah, ditandai senyum,
menyapa dan memberi salam, serta berpenampilan rapi; cekatan ditandai dengan
cepat, tepat waktu dan solutif ditandai dengan mampu memberikan kemudahan
bagi masyarakat untuk memilih layanan yang tersedia; dan dapat diandalkan
ditandai dengan mampu, akan dan pasti menyelesaikan tugas yang mereka terima
atau pelayanan yang diberikan.
Adapun beberapa Nilai Dasar ASN yang dapat diwujudkan dengan panduan
perilaku Berorientasi Pelayanan yang kedua ini diantaranya:
1) Memelihara dan menjunjung tinggi standar etika yang luhur;
2) Memiliki kemampuan dalam melaksanakan kebijakan dan program
pemerintah; dan
3) Memberikan layanan kepada publik secara jujur, tanggap, cepat, tepat, akurat,
berdaya guna, berhasil guna, dan santun.
Djamaludin Ancok dkk (2014) memberi ilustrasi bahwa perilaku yang
semestinya ditampilkan untuk memberikan layanan prima diantaranya:
1) Menyapa dan memberi salam
2) Ramah dan senyum manis
3) Cepat dan tepat waktu
4) Mendengar dengan sabar dan aktif
5) Penampilan yang rapi dan bangga akan penampilan

16
6) Terangkan apa yang Saudara lakukan
7) Jangan lupa mengucapkan terima kasih
8) Perlakukan teman sekerja seperti pelanggan
9) Mengingat nama pelanggan.

c. Melakukan Perbaikan Tiada Henti


Karakteristik dalam memberikan pelayanan prima ditunjukkan dengan upaya
perbaikan secara berkelanjutan melalui berbagai cara, antara lain: pendidikan,
pelatihan, pengembangan ide kreatif, kolaborasi, dan benchmark. Alangkah
baiknya apabila seluruh ASN dapat menampilkan kinerja yang merujuk pada nilai
dasar orientasi mutu dalam memberikan layanan kepada publik. Setiap individu
aparatur turut memikirkan bagaimana langkah perbaikan yang dapat dilakukan dari
posisinya masing-masing.

2. Akuntabilitas
a. Pengertian Akuntabilitas
Dalam banyak hal, kata akuntabilitas sering disamakan dengan responsibilitas
atau tanggung jawab. Namun pada dasarnya, kedua konsep tersebut memiliki arti
yang berbeda. Responsibilitas adalah kewajiban untuk bertanggung jawab yang
berangkat dari moral individu, sedangkan akuntabilitas adalah kewajiban untuk
bertanggung jawab kepada seseorang/ organisasi yang memberikan amanat. Dalam
konteks ASN Akuntabilitas adalah kewajiban untuk mempertanggungjawabkan
segala tindak dan tanduknya sebagai pelayan publik kepada atasan, lembaga
pembina, dan lebih luasnya kepada publik (Matsiliza dan Zonke, 2017)
Akuntabilitas merujuk pada kewajiban setiap individu, kelompok atau institusi
untuk memenuhi tanggung jawab dari amanah yang dipercayakan kepadanya.
Amanah seorang ASN menurut SE Meneteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi Nomor 20 Tahun 2021 adalah menjamin terwujudnya perilaku
yang sesuai dengan Core Values ASN BerAKHLAK. Dalam konteks
Akuntabilitas, perilaku tersebut adalah:
1) Kemampuan melaksanaan tugas dengan jujur, bertanggung jawab, cermat,
disiplin dan berintegritas tinggi

17
2) Kemampuan menggunakan kekayaan dan barang milik negara secara
bertanggung jawab, efektif, dan efisien
3) Kemampuan menggunakan Kewenangan jabatannya dengan berintegritas
tinggi

b. Aspek-aspek Akuntabilitas
1) Akuntabilitas adalah sebuah hubungan (Accountability is a relationship)
Hubungan yang dimaksud adalah hubungan dua pihak antara
individu/kelompok/institusi dengan negara dan masyarakat. Pemberi
kewenangan bertanggungjawab memberikan arahan yang memadai,
bimbingan, dan mengalokasikan sumber daya sesuai dengan tugas dan
fungsinya. Dilain sisi, individu, kelompok, institusi bertanggung jawab untuk
memenuhi semua kewajibannya. Oleh sebab itu, dalam akuntabilitas,
hubungan yang terjadi adalah hubungan yang bertanggungjawab antara kedua
belah pihak.

2) Akuntabilitas berorientasi pada hasil (Accountability is results-oriented)


Hasil yang diharapkan dari akuntabilitas adalah perilaku aparat pemerintah
yang bertanggung jawab, adil dan inovatif. Dalam konteks ini, setiap
individu /kelompok institusi dituntut untuk bertanggungjawab dalam
menjalankan tugas dan kewajibannya, serta selalu bertindak dan berupaya
untuk memberikan kontribusi untuk mencapai hasil yang maksimal.
3) Akuntabilitas membutuhkan adanya laporan (Accountability requiers
reporting)
Laporan kinerja adalah perwujudan dari akuntabilitas. Dengan memberikan
laporan kinerja berarti mampu menjelaskan terhadap tindakan dan hasil yang
telah dicapai oleh individu/kelompok/institusi, serta mampu memberikan bukti
nyata dari hasil dan proses yang telah dilakukan.
4) Akuntabilitas memerlukan konsekuensi (Accountability is meaningless without
consequences)
Akuntabilitas menunjukkan tanggungjawab, dan tanggungjawab menghasilkan
konsekuensi. Konsekuensi tersebut dapat berupa penghargaan atau sanksi.

18
5) Akuntabilitas memperbaiki kinerja (Accountability improves performance)
Tujuan utama dari akuntabilitas adalah untuk memperbaiki kinerja ASN dalam
memberikan pelayanan kepada masyarakat. Dalam pendekatan akuntabilitas
yang bersifat proaktif (proactive accountability), akuntabilitas dimaknai
sebagai sebuah hubungan dan proses yang direncanakan untuk mencapai
tujuan yang telah ditetapkan sejak awal, penempatan sumber daya yang tepat,
dan evaluasi kinerja. Dalam hal ini proses setiap individu/ kelompok /institusi
akan diminta pertanggungjawaban secara aktif yang terlibat dalam proses
evaluasi dan berfokus peningkatan kinerja.

c. Pentingnya Akuntabilitas
Akuntabilitas adalah prinsip dasar bagi organisasi yang berlaku pada setiap
level/unit organisasi sebagai suatu kewajiban jabatan dalam memberikan
pertanggungjawaban laporan kegiatan kepada atasannya. Dalam beberapa hal,
akuntabilitas sering diartikan berbeda-beda. Adanya norma yang bersifat informal
tentang perilaku PNS yang menjadi kebiasaan (“how things are done around
here”) dapat mempengaruhi perilaku anggota organisasi atau bahkan
mempengaruhi aturan formal yang berlaku. Seperti misalnya keberadaan PP No.
94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil, belum sepenuhnya
dipahami atau bahkan dibaca oleh setiap CPNS atau pun PNS. Oleh sebab itu,
pola pikir PNS yang bekerja lambat, berdampak pada pemborosan sumber daya
dan memberikan citra PNS berkinerja buruk. Dalam kondisi tersebut, PNS perlu
merubah citranya menjadi pelayan masyarakat dengan mengenalkan nilai-nilai
akuntabilitas untuk membentuk sikap, dan prilaku bertanggung jawab atas
kepercayaan yang diberikan.
d. Tingkatan Akuntabilitas
1) Akuntabilitas personal mengacu pada nilai-nilai yang ada pada diri seseorang
seperti kejujuran, integritas, moral dan etika.
2) Akuntabilitas Individu
Akuntabilitas individu mengacu pada hubungan antara individu dan
lingkungan kerjanya, yaitu antara PNS dengan instansinya sebagai pemberi
kewenangan.

19
3) Akuntabilitas Kelompok
Kinerja sebuah institusi biasanya dilakukan atas kerjasama kelompok. Dalam
hal ini tidak ada istilah “Saya”, tetapi yang ada adalah “Kami”.
4) Akuntabilitas Organisasi
Akuntabilitas organisasi mengacu pada hasil pelaporan kinerja yang telah
dicapai, baik pelaporan yang dilakukan oleh individu terhadap
organisasi/institusi maupun kinerja organisasi kepada stakeholders lainnya.
5) Akuntabilitas Stakeholder
Stakeholder yang dimaksud adalah masyarakat umum, pengguna layanan,
dan pembayar pajak yang memberikan masukan, saran, dan kritik terhadap
kinerjanya. Jadi akuntabilitas stakeholder adalah tanggungjawab organisasi
pemerintah untuk mewujudkan pelayanan dan kinerja yang adil, responsif
dan bermartabat.
Untuk memenuhi terwujudnya organisasi sektor publik yang akuntabel, maka
mekanisme akuntabilitas harus mengandung dimensi:
1) Akuntabilitas kejujuran dan hukum (accountability for probity and
legality)
2) Akuntabilitas proses (process accountability)
3) Akuntabilitas program (program accountability)
4) Akuntabilitas kebijakan (policy accountability)

Untuk mewujudkan lingkungan kerja yang akuntabel, diperlukan beberapa


sikap sebagai berikut :
1. Kepemimpinan
Lingkungan yang akuntabel tercipta dari atas ke bawah dimana
pimpinan memainkan peranan yang penting dalam menciptakan
lingkungannya. Pimpinan mempromosikan lingkungan yang akuntabel
dapat dilakukan dengan memberikan contoh pada orang lain (lead by
example), adanya komitmen yang tinggi dalam melakukan pekerjaan
sehingga memberikan efek positif bagi pihak lain untuk berkomitmen pula,
terhindarnya dari aspek- aspek yang dapat menggagalkan kinerja yang baik
yaitu hambatan politis maupun keterbatasan sumber daya, sehingga dengan

20
adanya saran dan penilaian yang adil dan bijaksana dapat dijadikan sebagai
solusi.
2. Transparansi
Tujuan dari adanya transparansi adalah:
a. Mendorong komunikasi yang lebih besar dan kerjasama antara
kelompok internal dan eksternal
b. Memberikan perlindungan terhadap pengaruh yang tidak seharusnya
dan korupsi dalam pengambilan keputusan
c. Meningkatkan akuntabilitas dalam keputusan-keputusan
d. Meningkatkan kepercayaan dan keyakinan kepada pimpinan secara
keseluruhan.
3. Integritas
Dengan adanya integritas menjadikan suatu kewajiban untuk
menjunjung tinggi dan mematuhi semua hukum yang berlaku, undang-
undang, kontrak, kebijakan, dan peraturan yang berlaku. Dengan adanya
integritas institusi, dapat memberikan kepercayaan dan keyakinan kepada
publik dan/atau stakeholders.

4. Tanggung Jawab (Responsibilitas)


Responsibilitas institusi dan responsibilitas perseorangan memberikan
kewajiban bagi setiap individu dan lembaga, bahwa ada suatu konsekuensi
dari setiap tindakan yang telah dilakukan, karena adanya tuntutan untuk
bertanggungjawab atas keputusan yang telah dibuat.
Responsibilitas terbagi dalam responsibilitas perorangan dan responsibilitas
institusi.
a) Responsibiltas Perseorangan
- Adanya pengakuan terhadap tindakan yang telah diputuskan dan
tindakan yang telah dilakukan
- Adanya pengakuan terhadap etika dalam pengambilan keputusan
- Adanya keterlibatan konstituen yang tepat dalam keputusan
b) Responsibilitas Institusi
- Adanya perlindungan terhadap publik dan sumber daya

21
- Adanya pertimbangan kebaikan yang lebih besar dalam pengambilan
keputusan
- Adanya penempatan PNS dan individu yang lebih baik sesuai dengan
kompetensinya
5. Keadilan
Keadilan adalah landasan utama dari akuntabilitas. Keadilan harus
dipelihara dan dipromosikan oleh pimpinan pada lingkungan organisasinya.
Oleh sebab itu, ketidakadilan harus dihindari karena dapat menghancurkan
kepercayaan dan kredibilitas organisasi yang mengakibatkan kinerja akan
menjadi tidak optimal.
6. Kepercayaan
Rasa keadilan akan membawa pada sebuah kepercayaan. Kepercayaan
ini yang akan melahirkan akuntabilitas. Dengan kata lain, lingkungan
akuntabilitas tidak akan lahir dari hal- hal yang tidak dapat dipercaya.
7. Keseimbangan
Untuk mencapai akuntabilitas dalam lingkungan kerja, maka
diperlukan adanya keseimbangan antara akuntabilitas dan kewenangan,
serta harapan dan kapasitas. Setiap individu yang ada di lingkungan kerja
harus dapat menggunakan kewenangannya untuk meningkatkan kinerja.
Adanya peningkatan kerja juga memerlukan adanya perubahan kewenangan
sesuai kebutuhan yang dibutuhkan. Selain itu, adanya harapan dalam
mewujudkan kinerja yang baik juga harus disertai dengan keseimbangan
kapasitas sumber daya dan keahlian (skill) yang dimiliki.
8. Kejelasan
Kejelasan juga merupakan salah satu elemen untuk menciptakan dan
mempertahankan akuntabilitas. Agar individu atau kelompok dalam
melaksanakan wewenang dan tanggungjawabnya, mereka harus memiliki
gambaran yang jelas tentang apa yang menjadi tujuan dan hasil yang
diharapkan. Dengan demikian, fokus utama untuk kejelasan adalah
mengetahui kewenangan, peran dan tanggungjawab, misi organisasi, kinerja
yang diharapkan organisasi, dan sistem pelaporan kinerja baik individu
maupun organisasi.

22
9. Konsistensi
Konsistensi menjamin stabilitas. Penerapan yang tidak konsisten dari
sebuah kebijakan, prosedur, sumber daya akan memiliki konsekuensi
terhadap tercapainya lingkungan kerja yang tidak akuntabel, akibat
melemahnya komitmen dan kredibilitas anggota organisasi.

3. Kompeten
a. Konsepsi Kompetensi
Sesuai Peraturan Menteri PANRB Nomor 38 Tahun 2017 tentang Standar
Kompetensi ASN, kompetensi meliputi: 1) Kompetensi Teknis adalah
pengetahuan, keterampilan, dan sikap/perilaku yang dapat diamati, diukur dan
dikembangkan yang spesifik berkaitan dengan bidang teknis jabatan; 2)
Kompetensi Manajerial adalah pengetahuan, keterampilan, dan sikap/perilaku
yang dapat diamati, diukur, dikembangkan untuk memimpin dan/atau mengelola
unit organisasi; dan 3) Kompetensi Sosial Kultural adalah pengetahuan,
keterampilan, dan sikap/perilaku yang dapat diamati, diukur, dan dikembangkan
terkait dengan pengalaman berinteraksi dengan masyarakat majemuk dalam hal
agama, suku dan budaya, perilaku, wawasan kebangsaan, etika, nilai-nilai, moral,
emosi dan prinsip, yang harus dipenuhi setiap pemegang Jabatan, untuk
memperoleh hasil kerja sesuai dengan peran, fungsi dan Jabatan.
Terkait dengan perwujudan kompetensi ASN dapat diperhatikan dalam Surat
Edaran Menteri PANRB Nomor 20 Tahun 2021 disebutkan bahwa panduan
perilaku (kode etik) kompeten yaitu:
1) Meningkatkan kompetensi diri untuk menjawab tantangan yang selalu
berubah
2) Membantu orang lain belajar; dan
3) Melaksanakan tugas dengan kualitas terbaik.
Perilaku kompeten ini sebagaiamana dalam poin 5 Surat Edaran
MenteriPANRB menjadi bagian dasar penguatan budaya kerja di instansi
pemerintah untuk mendukung pencapaian kinerja individu dan tujuan
organisasi/instansi.

23
b. Hak Pengembangan Kompetensi
Salah satu kebijakan penting dengan berlakunya Undang Undang Nomor 5
Tahun 2014 tentang ASN adanya hak pengembangan pegawai, sekurang-
kurangnya 20 (dua puluh) Jam Pelajaran bagi PNS dan maksimal 24 (dua puluh
empat) Jam Pelajaran bagi Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK).
Kebijakan ini tentu saja relevan utamanya dalam menghadapi dinamika
lingkungan global dan kemajuan teknologi informasi, yang berubah dengan cepat
sehingga kemutakhiran kompetensi ASN menjadi sangat penting.
Sesuai Permenpan dan RB Nomor 38 tahun 2017 tentang Standar Jabatan ASN,
telah ditetapkan bahwa setiap pegawai perlu kompeten secara Teknis, Manajerial,
dan Sosial Kultural. Dalam ketentuan tersebut kebutuhan kompetensi untuk
masing-masing jabatan telah ditentukan standarnya, yang dalam hal ini menjadi
fondasi dalam penentuan berbagai kebutuhan pengelolaan kepegawaian, antara
lain, pengembangan kompetensi pegawai. Hak pengembangan tersebut meliputi
pengembangan kompetensi teknis, kompetensi manajerial, dan kompetensi sosial
kultural.
c. Pendekatan Pengembangan Kompetensi
Terdapat dua pendekatan pengembangan yang dapat dimanfaatkan pegawai
untuk meningkatkan kompetensinya, yaitu klasikal dan non klasikal.
Optimalisasi hak akses pengembangan kompetensi dapat dilakukan dengan
pendekatan pelatihan non klasikal, diantaranya e-learning, job enrichment dan
job enlargement termasuk coaching dan mentoring. Coaching dan Mentoring
selain efesien karena dapat dilakukan secara masif, dengan melibatkan antara
lain atasan peserta pelatihan sebagai mentor sekaligus sebagai coach.

4. Harmonis
a. Pengertian Harmonis
Harmoni (dalam bahasa Yunani: harmonia) berarti terikat secara serasi/sesuai).
Dalam bidang filsafat, harmoni adalah kerja sama antara berbagai faktor dengan
sedemikian rupa hingga faktor-faktor tersebut dapat menghasilkan suatu kesatuan
yang luhur. Harmonis dalam nilai-nilai dasar ASN BerAKHLAK berakar dari
semboyan negara Indonesia yakni Bhinneka Tunggal Ika, yang berarti “Berbeda-

24
beda Namun Tetap Satu Jua”, seorang pelayan publik harus dapat menghargai
setiap orang apapun latar belakangnya.
b. Pentingnya Suasana Harmonis
Salah satu kunci sukses kinerja suatu organisasi berawal dari suasana tempat
kerja. Energi positif yang ada di tempat kerja bisa memberikan dampak positif
bagi karyawan yang akhirnya memberikan efek domino bagi produktivitas,
hubungan internal, dan kinerja secara keseluruhan. Ada tiga hal yang dapat
menjadi acuan untuk membangun budaya tempat kerja nyaman dan berenergi
positif. Ketiga hal tersebut adalah:
1) Membuat tempat kerja yang bersinergi
Sebagian besar karyawan atau orang dalam organisasi menghabiskan separuh
hidupnya di tempat kerja. Untuk itu tempat kerja harus dibuat sedemikian rupa
agar karyawan tetap senang dan nyaman saat bekerja.
2) Memberikan keleluasaan untuk belajar dan memberikan kontribusi
Selalu ingat dalam sebuah organisasi Anda bukan satu-satunya orang yang
menjalankan alur produktivitas. Ketika Anda sudah "mentok", ada baiknya
Anda mencari ide dari orang-orang yang berada dalam tim. Hal tersebut
mampu meningkatkan keterlibatan dan rasa memiliki karyawan dalam sebuah
bisnis atau organisasi
3) Berbagi kebahagiaan bersama seluruh anggota organisasi
Tak dapat dielakkan jika pendapatan adalah salah satu motivator terbaik di
lingkungan kerja. Demikian juga rasa memiliki. dengan membagi kebahagiaan
dalam organisasi kepada seluruh karyawan dapat meningkatkan rasa
kepemilikan dan meningkatkan antusiasme para karyawan.
Penerapan sikap perilaku beretika yang menunjukkan ciri-ciri sikap
harmonis. Tidak hanya saja berlaku untuk sesama ASN (lingkup kerja) namun
juga berlaku bagi stakeholders eksternal. Sikap perilaku ini bisa ditunjukkan
dengan:
a. Toleransi
b. Empati
c. Keterbukaan terhadap perbedaan.

25
Berbagai cara dilakukan hanya sekedar untuk melayani dan
menyenangkan pimpinan. Kalau itu yang dilakukan oleh para pejabat publik,
peningkatan kinerja organisasi tidak mungkin dapat terwujud. Oleh karena itu
perlu ada perubahan mindset dari seluruh pejabat publik. Perubahan mindset
ini merupakan reformasi birokrasi yang paling penting, setidaknya mencakup
tiga aspek penting yakni:
a. Pertama, berubah dari penguasa menjadi pelayan;
b. Kedua, merubah dari ’wewenang’ menjadi ’peranan’;
c. Ketiga, menyadari bahwa jabatan publik adalah amanah, yang harus
dipertanggung jawabkan bukan hanya di dunia tapi juga di akhirat.
Secara umum, menurut Undang-Undang No. 5 Tahun 2014 Pasal 11
tentang ASN, tugas pegawai ASN adalah sebagai berikut.
a. Melaksanakan kebijakan publik yang dibuat oleh Pejabat Pembina
Kepegawaian sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- undangan.
b. Memberikan pelayanan publik yang profesional dan berkualitas.
c. Mempererat persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
5. Loyal
Secara etimologis, istilah “loyal” diadaptasi dari bahasa Prancis yaitu “Loial”
yang artinya mutu dari sikap setia. Secara harfiah loyal berarti setia, atau suatu
kesetiaan. Kesetiaan ini timbul tanpa adanya paksaan, tetapi timbul dari kesadaran
sendiri pada masa lalu. Loyalitas merupakan suatu hal yang bersifat emosional. Untuk
bisa mendapatkan sikap loyal seseorang, terdapat banyak faktor yang akan
memengaruhinya. Terdapat beberapa ciri/karakteristik yang dapat digunakan oleh
organisasi untuk mengukur loyalitas pegawainya, antara lain :
d. Taat pada peraturan
e. Bekerja dengan Integritas
f. Tanggung jawab pada organisasi
g. Kemauan untuk bekerja sama
h. Rasa memiliki yang tinggi
i. Memiliki hubungan yang baik terhadap pegawai lain dan pemimpinnya.
j. Kesukaan terhadap pekerjaan
k. Keberanian mengutarakan ketidaksetujuan

26
l. Menjadi teladan bagi pegawai lain
Dalam core values ASN loyal dimaknai bahwa setiap ASN harus berdedikasi dan
mengutamakan kepentingan bangsa dan negara, setia pada ideologi dan dasar negara
Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, NKRI
serta pemerintahan yang sah, ASN dituntut untuk dapat menjaga nama baik sesama
ASN, nama baik pimpinan, nama baik instansi dan tentu saja harus selalu dapat
menjaga nama baik negara. Adapun kata-kata kunci yang dapat digunakan untuk
mengaktualisasikan panduan perilaku loyal diantaranya adalah sebagai berikut :
a. Komitmen yang bermakna perjanjian (keterikatan) untuk melakukan sesuatu atau
hubungan keterikatan dan rasa tanggung jawab akan sesuatu.
b. Dedikasi yang bermakna pengorbanan tenaga, pikiran, dan waktu demi
keberhasilan suatu usaha yang mempunyai tujuan yang mulia, dedikasi ini bisa
juga berarti pengabdian untuk melaksanakan cita-cita yang luhur dan diperlukan
adanya sebuah keyakinan yang teguh.
c. Kontribusi yang bermakna keterlibatan, keikutsertaan, sumbangsih yang
diberikan dalam berbagai bentuk, baik berupa pemikiran, kepemimpinan, kinerja,
profesionalisme, finansial atau, tenaga yang diberikan kepada pihak lain untuk
mencapai sesuatu yang lebih baik dan efisien.
d. Nasionalisme yang bermakna suatu keadaan atau pikiran yang mengembangkan
keyakinan bahwa kesetiaan terbesar mesti diberikan untuk negara atau suatu sikap
cinta tanah air atau bangsa dan negara sebagai wujud dari cita-cita dan tujuan
yang diikat sikap-sikap politik, ekonomi, sosial, dan budaya sebagai wujud
persatuan atau kemerdekaan nasional dengan prinsip kebebasan dan kesamarataan
kehidupan bermasyarakat dan bernegara.
e. Pengabdian yang bermakna perbuatan baik yang berupa pikiran, pendapat,
ataupun tenaga sebagai perwujudan kesetiaan, cinta, kasih sayang, hormat, atau
satu ikatan dan semua itu dilakukan dengan ikhlas.

27
6. Adatif
Adaptif adalah karakteristik alami yang dimiliki makhluk hidup untuk bertahan hidup
dan menghadapi segala perubahan lingkungan atau ancaman yang timbul. Dengan
demikian adaptasi merupakan kemampuan mengubah diri sesuai dengan keadaan
lingkungan tetapi juga mengubah lingkungan sesuai dengan keadaan (keinginan diri).
Adaptasi adalah suatau proses yang menempatkan manusia untuk mencapai tujuan-
tujuan atau kebutuhan untuk menghadapi lingkungan dan kondisi sosial yang
berubah-ubah agar tetap bertahan (Robbins, 2003)
Peter Senge memperkenalkan paradigma organisasi yang disebutnya Learning
Organization, yaitu untuk menggambarkan bahwa organisasi itu seperti manusia yang
butuh pengetahuan yang perlu terus diperbaharui untuk bertahan hidup, bahkan
leading dalam kehidupan. Untuk memastikan agar organisasi terus mampu memiliki
pengetahuan yang mutakhir, maka organisasi dituntut untuk melakukan lima disiplin,
yaitu:
a. Pegawainya harus terus mengasah pengetahuannya hingga ke tingkat mahir
(personal mastery);
b. Pegawainya harus terus berkomunikasi hingga memiliki persepsi yang sama atau
gelombang yang sama terhadap suatu visi atau cita-cita yang akan dicapai
bersama (shared vision);
c. Pegawainya memiliki mental model yang mencerminkan realitas yang organisasi
ingin wujudkan (mental model)
d. Pegawainya perlu selalu sinergis dalam melaksanakan kegiatankegiatan untuk
mewujudkan visinya (team learning)
e. Pegawainya harus selalu berpikir sistemik, tidak kaca mata kuda, atau bermental
silo (systems thinking).
Dengan mempraktikkan kelima disiplin tersebut, ada jalan bagi organisasi untuk
selalu mendapat pengetahuan baru. Tanpa pengetahuan yang selalu diperbarui maka
organisasi cenderung menggunakan pengetahuan lama, atau kadaluwarsa, yang justru
akan menjadi racun bagi organisasi tersebut.
Salah satu tantangan membangun atau mewujudkan individual dan organisasi adaptif
tersebut adalah situasi VUCA (Volatility, Uncertainty, Complexity, dan Ambiguity).
Indonesia dan seluruh negara di dunia tanpa kecuali menghadapi tantangan yang

28
relatif sama pada aras global, dengan perubahan lingkungan yang berkarakteristik
VUCA, yaitu:
a. Volatility
Dunia berubah dengan sangat cepat, bergejolak, relative tidak stabil, dan tak
terduga.
b. Uncertainty
Masa depan penuh dengan ketidakpastian. Sejarah dan pengalaman masa lalu tidak
lagi relevan memprediksi probabilitas dan sesuatu yang akan terjadi.
c. Complexity
Dunia modern lebih kompleks dari sebelumnya. Masalah dan akibat lebih berlapis,
berjalin berkelindan, dan saling memengaruhi. Situasi eksternal yang dihadapi para
pemimpin bisnis semakin rumit.
d. Ambiguity
Lingkungan bisnis semakin membingungkan, tidak jelas, dan sulit dipahami. Setiap
situasi dapat menimbulkan banyak penafsiran dan persepsi.
Johansen (2012) mengusulkan beberapa kerangka kerja yang dapat digunakan
untuk menanggapi ancaman VUCA, yang disebut VUCA Prime, yaitu
Vision, Understanding, Clarity, Agility. Johansen menyarankan pemimpin organisasi
melakukan hal berikut :
a. Hadapi Volatility dengan Vision
1) Terima dan rangkul perubahan sebagai bagian dari lingkungan kerja Anda yang
konstan dan tidak dapat diprediksi.
2) Buat pernyataan yang kuat dan menarik tentang tujuan dan nilai tim, dan
kembangkan visi bersama yang jelas tentang masa depan dan fleksibel.
b. Hadapi Uncertainty dengan Understanding
1) Berhenti sejenak untuk mendengarkan dan melihat sekeliling. Hal ini membantu
memahami dan mengembangkan cara berpikir dan bertindak baru sebagai
respons terhadap ancaman ketidakpastian. Kemampuan untuk ‘memahami’
sesuatu menjadi salah satu kunci dalam menghadapi ketidakpastian.
2) Jadikan investasi, analisis dan interpretasi bisnis, dan competitive intelligence
(CI) sebagai prioritas, sehingga tidak ketinggalan.
3) Tinjau dan evaluasi kinerja untuk memperbaiki atau meningkatkan kinerja

29
organisasi melalui peningkatan kinerja SDM organisasi.
4) Lakukan simulasi dan eksperimen dengan situasi, sehingga melatih untuk
bereaksi terhadap ancaman serupa di masa depan.
c. Hadapi Complexity dengan Clarity
1) Berkomunikasi secara jelas dengan tim Anda. Dalam situasi yang kompleks,
komunikasi yang jelas membantu memahami arah tim dan organisasi.
2) Kembangkan tim dan dorong kolaborasi.
d. Hadapi Ambiguity dengan Agility
1) Dorong fleksibilitas, kemampuan beradaptasi, dan ketangkasan.
2) Pekerjak

7. Kolaboratif
a. Definisi Kolaborasi
Kolaborasi adalah suatu bentuk interaksi, diskusi, kompromi, kerjasama yang
berhubungan dengan individu, kelompok atau beberapa pihak lainnya, baik yang
terlibat secara langsung maupun tidak langsung.
Beberapa definisi kolaborasi dan collaborative governance. Dyer and Singh (1998,
dalam Celik et al, 2019) mengungkapkan bahwa kolaborasi adalah “ value
generated from an alliance between two or more firms aiming to become more
competitive by developing shared routines”. Sedangkan Gray (1989)
mengungkapkan bahwa : Collaboration is a process though which parties with
different expertise, who see different aspects of a problem, can constructively
explore differences and find novel solutions to problems that would have been
more difficult to solve without the other’s perspective (Gray, 1989). Lindeke and
Sieckert (2005) mengungkapkan bahwa kolaborasi adalah: Collaboration is a
complex process, which demands planned, intentional knowledge sharing that
becomes the responsibility of all parties (Lindeke and Sieckert, 2005).

b. Kolaborasi Pemerintahan (Collaborative Governance)


Selain definisi kolaborasi, terdapat istilah lainnya yaitu collaborative
governance. Irawan (2017) mengungkapkan bahwa “ Collaborative governance
“sebagai sebuah proses yang melibatkan norma bersama dan interaksi saling

30
menguntungkan antar aktor governance, Ansen dan gash (2012) mengungkapkan
bahwa collaborative governance adalah:
A governing arrangement where one or more public agencies directly engage non-
state stakeholders in a collective decision-making process that is formal,
consensus-oriented, and deliberative and that aims to make or implement public
policy or manage public programs or assets. Collaborative governance dalam
artian sempit merupakan kelompok aktor dan fungsi. Ansell dan Gash A (2007),
menyatakan Collaborative governance mencakup kemitraan institusi pemerintah
untuk pelayanan publik. Sebuah pendekatan pengambilan keputusan, tata kelola
kolaboratif, serangkaian aktivitas bersama di mana mitra saling menghasilkan
tujuan dan strategi dan berbagi tanggung jawab dan sumber daya (Davies Althea L
Rehema M. White, 2012).

c. Whole of Government (WoG)


WoG adalah sebuah pendekatan penyelenggaraan pemerintahan yang
menyatukan upaya-upaya kolaboratif pemerintahan dari keseluruhan sektor dalam
ruang lingkup koordinasi yang lebih luas guna mencapai tujuan- tujuan
pembangunan kebijakan, manajemen program dan pelayanan publik. Oleh
karenanya WoG juga dikenal sebagai pendekatan interagency, yaitu pendekatan
yang melibatkan sejumlah kelembagaan yang terkait dengan urusan-urusan yang
relevan.
Pendekatan WoG ini sudah dikenal dan lama berkembang terutama di negara-
negara Anglo-Saxon seperti Inggris, Australia dan Selandia Baru. Di Inggris,
misalnya, ide WoG dalam mengintegrasikan sektor-sektor ke dalam satu cara
pandang dan sistem sudah dimulai sejak pemerintahan Partai Buruhnya Tony
Blair pada tahun 1990-an dengan gerakan modernisasi program pemerintahan,
dikenal dengan istilah „joined-up government‟.

d. Panduan Perilaku Kolaboratif


Menurut Pérez López et al (2004 dalam Nugroho, 2018), organisasi yang
memiliki collaborative culture indikatornya sebagai berikut:
1) Organisasi menganggap perubahan sebagai sesuatu yang alami dan perlu

31
terjadi;
2) Organisasi menganggap individu (staf) sebagai aset berharga dan
membutuhkan upaya yang diperlukan untuk terus menghormati pekerjaan
mereka;
3) Organisasi memberikan perhatian yang adil bagi staf yang mau mencoba dan
mengambil risiko yang wajar dalam menyelesaikan tugas mereka (bahkan
ketika terjadi kesalahan);
4) Pendapat yang berbeda didorong dan didukung dalam organisasi (universitas)
Setiap kontribusi dan pendapat sangat dihargai;
5) Masalah dalam organisasi dibahas transparan untuk menghindari konflik;
6) Kolaboratif
7) Kolaborasi dan kerja tim antar divisi adalah didorong; dan
8) Secara keseluruhan, setiap divisi memiliki kesadaran terhadap kualitas layanan
yang diberikan.

e. Kolaboratif dalam Konteks Organisasi Pemerintah


Penelitian yang dilakukan oleh Custumato (2021) menunjukkan bahwa faktor
yang mempengaruhi keberhasilan dalam kolaborasi antar lembaga pemerintah
adalah kepercayaan, pembagian kekuasaan, gaya kepemimpinan, strategi
manajemen dan formalisasi pada pencapaian kolaborasi yang efisien dan efektif
antara entitas publik.
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Astari dkk (2019) menunjukkan bahwa ada
beberapa faktor yang dapat menghambat kolaborasi antar organisasi pemerintah.
Penelitian tersebut merupakan studi kasus kolaborasi antar organisasi pemerintah
dalam penertiban moda transportasi di Kota Makassar. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa kolaborasi mengalami beberapa hambatan yaitu:
ketidakjelasan batasan masalah karena perbedaan pemahaman dalam kesepakatan
kolaborasi. Selain itu, dasar hukum kolaborasi juga tidak jelas.

f. Beberapa Aspek Normatif Kolaborasi Pemerintahan


Berdasarkan ketentuan Pasal 34 ayat (4) Undang-Undang Nomor 30 Tahun
2014 tentang Administrasi Pemerintahan diatur bahwa “Penyelenggaraan

32
pemerintahan yang melibatkan Kewenangan lintas Badan dan/atau Pejabat
Pemerintahan dilaksanakan melalui kerja sama antar-Badan dan/atau Pejabat
Pemerintahan yang terlibat, kecuali ditentukan lain dalam ketentuan peraturan
perundang-undangan”
Dalam Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2014 tentang Administrasi
Pemerintahan diatur juga mengenai Bantuan Kedinasan yaitu kerja sama antara
Badan dan/atau Pejabat Pemerintahan guna kelancaran pelayanan Administrasi
Pemerintahan di suatu instansi pemerintahan yang membutuhkan.
Pejabat Pemerintahan memiliki kewajiban memberikan Bantuan Kedinasan
kepada Badan dan/atau Pejabat Pemerintahan yang meminta bantuan untuk
melaksanakan penyelenggaraan pemerintahan tertentu

Badan dan/atau Pejabat Pemerintahan dapat memberikan Bantuan Kedinasan


kepada Badan dan/atau Pejabat Pemerintahan yang meminta dengan syarat:
a. Keputusan dan/atau Tindakan tidak dapat dilaksanakan sendiri oleh Badan
dan/atau Pejabat Pemerintahan yang meminta bantuan
b. Penyelenggaraan pemerintahan tidak dapat dilaksanakan sendiri oleh Badan
dan/atau Pejabat Pemerintahan karena kurangnya tenaga dan fasilitas yang
dimiliki oleh Badan dan/atau Pejabat Pemerintahan
c. Dalam hal melaksanakan penyelenggaraan pemerintahan, Badan dan/atau
Pejabat Pemerintahan tidak memiliki pengetahuan dan kemampuan untuk
melaksanakannya sendiri;
d. Apabila untuk menetapkan Keputusan dan melakukan kegiatan pelayanan
publik, Badan dan/atau Pejabat Pemerintahan membutuhkan surat keterangan
dan berbagai dokumen yang diperlukan dari Badan dan/atau Pejabat
Pemerintahan lainnya; dan/atau
e. Jika penyelenggaraan pemerintahan hanya dapat dilaksanakan dengan biaya,
peralatan, dan fasilitas yang besar dan tidak mampu ditanggung sendiri oleh
Badan dan/atau Pejabat Pemerintahan tersebut.
Dalam hal pelaksanaan Bantuan Kedinasan menimbulkan biaya, maka beban
yang ditimbulkan ditetapkan bersama secara wajar oleh penerima dan pemberi
bantuan dan tidak menimbulkan pembiayaan ganda. Yang dimaksud dengan

33
“secara wajar” adalah biaya yang ditimbulkan sesuai kebutuhan riil dan
kemampuan penerima Bantuan Kedinasan
Badan dan/atau Pejabat Pemerintahan dapat menolak memberikan Bantuan
Kedinasan apabila:
a. mempengaruhi kinerja Badan dan/atau Pejabat Pemerintahan pemberi
bantuan;
b. surat keterangan dan dokumen yang diperlukan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundangundangan bersifat rahasia; atau
c. ketentuan peraturan perundang-undangan tidak memperbolehkan pemberian
bantuan.
Badan dan/atau Pejabat Pemerintahan yang menolak untuk memberikan
Bantuan Kedinasan kepada Badan dan/atau Pejabat Pemerintahan tersebut
harus memberikan alasan penolakan secara tertulis.

B. Kedudukan dan Peran ASN Untuk Menuju Smart Governance


1. Manajemen ASN
Manajemen ASN atau manajemen kepegawaian suatu proses pengelolaan
pegawai/karyawan mulai dari perekrutan/rekruitmen sampai PHK (Putusan Hubungan
Kerja). Tujuannya agar pegawai memberikan andil besar dalam lembaga untuk
mencapai tujuan individu, lembaga dan masyarakat. Di dalam manajemen pegawai
terdapat beberapa nilai indikator yaitu kepastian hukum, profesionalisme,
proporsionalitas, keterpaduan, delegasi, netralitas, akuntabilitas, efektif dan efisen,
keterbukaan, nondiskriminatif, persatuan dan kesatuan, keadilan dan kesetaraan,
kesejahteraan.
a. Kedudukan ASN
Pegawai ASN berkedudukan sebagai aparatur negara yang menjalankan
kebijakan yang ditetapkan oleh pimpinan instansi pemerintah serta harus bebas
dari pengaruh dan intervensi semua golongan dan partai politik. Pegawai ASN
dilarang menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik. Selain untuk
menjauhkan birokrasi dari pengaruh partai politik, hal ini dimaksudkan untuk
menjamin keutuhan, kekompakan dan persatuan ASN, serta dapat memusatkan
segala perhatian, pikiran, dan tenaga pada tugas yang dibebankan kepadanya.

34
Oleh karena itu dalam pembinaan karier pegawai ASN, khususnya di daerah
dilakukan oleh pejabat berwenang yaitu pejabat karier tertinggi.
b. Berdasarkan jenisnya, Pegawai ASN terdiri atas:
1) Pegawai Negeri Sipil (PNS); dan
2) Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK).
PNS merupakan warga negara Indonesia yang memenuhi syarat tertentu, diangkat
sebagai Pegawai ASN secara tetap oleh pejabat pembina kepegawaian untuk
menduduki jabatan pemerintahan, memiliki nomor induk pegawai secara
nasional.
Sedangkan PPPK adalah warga Negara Indonesia yang memenuhi syarat tertentu,
yang diangkat oleh Pejabat Pembina Kepegawaian berdasarkan perjanjian kerja
sesuai dengan kebutuhan Instansi Pemerintah untuk jangka waktu tertentu dalam
rangka melaksanakan tugas pemerintahan. Dengan kehadiran PPPK tersebut
dalam manajemen ASN, menegaskan bahwa tidak semua pegawai yang bekerja
untuk pemerintah harus berstatus PNS, namun dapat berstatus sebagai pegawai
kontrak dengan jangka waktu tertentu. Hal ini bertujuan untuk menciptakan
budaya kerja baru menumbuhkan suasana kompetensi di kalangan
birokrasi yang berbasis pada kinerja
c. Fungsi dan tugas ASN
Untuk menjalankan kedudukannya tersebut, maka
Pegawai ASN berfungsi sebagai berikut:
1) Pelaksana kebijakan public;
2) Pelayan public; dan
3) Perekat dan pemersatu bangsa
Selanjutnya Pegawai ASN bertugas:
1) Melaksanakan kebijakan yang dibuat oleh Pejabat
Pembina Kepegawaian sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan
2) Memberikan pelayanan public yang professional dan berkualitas
3) Mempererat persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan
Republik Indonesia

35
Selanjutnya peran dari Pegawai ASN: perencana, pelaksana, dan pengawas
penyelenggaraan tugas umum pemerintahan dan pembangunan nasional melalui
pelaksanaan kebijakan dan pelayanan publik yang professional, bebas dari
intervensi politik, serta bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme.
d. Hak dan Kewajiban ASN
ASN berfungsi, bertugas dan berperan untuk melaksanakan kebijakan yang dibuat
oleh pejabat pembina kepegawaian sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan. Untuk itu ASN harus mengutamakan kepentingan publik dan
masyarakat luas dalam menjalankan Hak PNS dan PPPK yang diatur dalam UU
ASN sebagai berikut PNS berhak memperoleh:
1) Gaji, tunjangan, dan fasilitas;
2) Cuti;
3) Jaminan pensiun dan jaminan hari tua;
4) Perlindungan; dan
5) Pengembangan kompetensi
Sedangkan PPPK berhak memperoleh:
1) Gaji dan tunjangan;
2) Cuti;
3) Perlindungan; dan
4) Pengembangan kompetensi
Selain hak sebagaimana disebutkan di atas, berdasarkan pasal 70 UU ASN
disebutkan bahwa Setiap Pegawai ASN memiliki hak dan kesempatan untuk
mengembangkan
A. Setia dan taat pada Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan pemerintah
yang sah
B. Menjaga persatuan dan kesatuan bangsa
C. Melaksanakan kebijakan yang dirumuskan pejabat pemerintah yang
berwenang;
D. Menaati ketentuan peraturan perundang-undangan;
E. Melaksanakan tugas kedinasan dengan Penuh pengabdian, kejujuran,
kesadaran, dan tanggung jawab.

36
F. Menunjukkan integritas dan keteladanan dalam sikap, perilaku, ucapan dan
tindakan kepada setiap orang, baik di dalam maupun di luar kedinasan
e. Sitem Merit Dalam Pengelolaan ASN
Penerapan sistem merit dalam pengelolaan ASN mendukung pencapaian tujuan
dan sasaran organisasi dan memberikan ruang bagi tranparansi, akuntabilitas,
obyektivitas dan juga keadilan. Beberapa langkah nyata dapat dilakukan untuk
menerpakan sistem ini baik dari sisi perencanaan kebutuhan yang berupa
transparansi dan jangkauan penginformasian kepasa masyarakat maupun jaminan
obyektifitasnya dalam pelaksanaan seleksi.
Permenpan Rb Nomor 6 Tahun 2022 Tentang Pengelolaan Kinerja Pegawai
Aparatur Sipil Negara, bahwa setiap instansi pemerintahan wajib menerapkan
pengelolaan kinerja pegawai. Pengelolaan kinerja pegawai ditujukan bagi PNS
dan PPPK, dilaksanakan untuk pencapaian tujuan dan sasaran organisasi melalui :
a. Peningkatan kualitas dan kapasitas pegawai
b. Penguatan peran pimpinan
c. Penguatan kolaborasi antara pimpinan dengan pegawai, antara pegawai, dan
antara pegawai dengan pemangku kepentingan lainnya.
Pengelolan kinerja pegawai berorientasi pada pengembangan kinerja pegawai,
pemenuhan ekspektasi pimpinan, dialog kinerja yang intens antara pimpinan dan
pegawai, pencapaian kinerja organisasi dan hasil kerja dan perilaku kerja
pegawai.
Pengelolaan kinerja pegawai terdiri atas:
a. Perencanaan kinerja yang meliputi penetapan dan klarifikasi ekspektasi
b. Pelaksanaan, pemantauan dan pembinaan kinerja pegawai yang meliputi
pendokumentasian kinerja, pemberian umpan balik berkelanjutan, dan
pengembangan kinerja pegawai
c. Penilaian kinerja pegawai yang meliputi evaluasi kinerja pegawai
d. Tindak lanjut hasil evaluasi kinerja pegawai yang meliputi pemberian
penghargaan dan sanksi.
Perencanaan kinerja terdiri atas penyusunan dan penetapan SKP. Dalam proses
penyusunan SKP, pimpinan dan pegawai melakukan dialog kinerja untuk

37
penetapan dan klarifikasi ekspektasi. Penetapan dan klarifikasi ekspektasi
merupakan proses untuk menentukan :
a. Rencana kinerja
b. Sumber daya yang dibutuhkan
c. Skema pertanggungjawaban kinerja pegawai
d. Konsekuensi atas pencapaian kinerja pegawai
Pengelolaan kinerja ASN di nilai dengan Sasaran Kinerja Pegawai yang
selanjutnya disingkat SKP adalah ekspektasi kinerja yang akan dicapai oleh
pegawai setiap tahun. Dan dari SKP tersebut ada ekspektasi kinerja yang
merupakan harapan atas hasil kerja dan perilaku kerja pegawai.
Dari hasil kinerja pegawai terdapat umpan balik berkelanjutan yang merupakan
tanggapan atau respon yang diberikan atas kinerja pegawai. Lalu terdapat
evaluasi kinerja periodik pegawai yaitu proses dimana pejabat penilai kinerja
mereview keseluruhan hasil kerja dan perilaku kerja pegawai selama bulanan atau
triwulanan dan menetapkan predikat kinerja periodik pegawai berdasarkan
kuadran kinerja pegawai. Pejabat penilai kinerja adalah atasan langsung pegawai
dengan ketentuan paling rendah pejabat pengawas atau pejabat lain yang diberi
pendelegasian kewenangan.
Pengelolaan kinerja pegawai berorientasi pada:
a. Pengembangan kinerja Pegawai
b. Pemenuhan Ekspektasi Pimpinan
c. Dialog kinerja yang intens antara Pimpinan dan Pegawai
d. Pencapaian kinerja organisasi dan
e. Hasil kerja dan perilaku kerja Pegawai.

Sehingga instansi pemerintah mendapatkan pegawai yang tepat dan


berintegritas untuk mencapai visi dan misinya. Manajemen ASN Pasca
recruitment, dalam organisasi berbagai sistem pengelolaan pegawai harus
mencerminkan prinsip merit yang sesungguhnya dimana semua prosesnya
didasarkan pada prinsip-prinsip yang obyektif dan adil bagi pegawai. Jaminan
sistem merit pada semua aspek pengelolaan pegawai akan menciptakan
lingkungan yang kondusif untuk pembelajaran dan kinerja. Pegawai diberikan

38
penghargaan dan pengakuan atas kinerjanya yang tinggi, disisi lain bad
performers mengetahui dimana kelemahan dan juga
diberikan bantuan dari organisasi untuk meningkatkan kinerja.

2. Smart ASN
a. Literasi Digital
Literasi digital berfungsi untuk meningkatkan kemampuan kgonitif sumber
daya manusia di Indonesia agar keterampilannya tidak terbatas mengoperasikan
gawai. Literasi digital juga merupakan kemampuan secara kreaktif terlibat dalam
praktik sosial tertentu, untuk mengansumsikan identitas sosial yang tepat, dan
untuk membentuk atau mempertehankan berbagai hubungan sosial di ruang digital.
Kominfo sendiri menjabarkan literasi digital ke dalam 4 kompetensi yaitu
kecakapan yaitu:
1) Digital skill merupakan kemampuan individu dalam mengetahui, memahami,
dan menggunakan perangkat keras dan piranti lunak TIK serta sistem operasi
digital dalam kehidupan sehari-hari.
2) Digital safety merupakan kemampuan user dalam mengenali, mempolakan,
menerapkan, menganalisis, menimbang dan meningkatkan kesadaran
perlindungan data pribadi dan keamanan digital dalam kehidupan sehari-hari.
3) Digital culture merupakan kemampuan individu dalam membaca,
menguraikan, membiasakan, memeriksa, dan membangun wawasan
kebangsaan, nilai Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika dalam kehidupan
sehari-hari dan digitalisasi kebudayaan melalui pemanfaatan TIK. Sementara
itu,
4) Digital ethics merupakan kemampuan individu dalam menyadari,
mencontohkan, menyesuaikan diri, merasionalkan, mempertimbangkan, dan
mengembangkan tata kelola etika digital (netiquette) dalam kehidupan sehari-
hari.

39
BAB IV

RANCANGAN AKTUALISASI

1. Identifikasi Isu
Di wilayah kerja puskesmas Tiong Keranjik seringkali ditemukan penyakit tidak
menular seperti Hipertensi. Hampir setiap kunjungan pasien di wilayah kerja puskesmas
Tiong Keranjik mengidap Hipertensi. Penyakit ini tidak hanya ditemukan pada pasien
lansia bahkan, seringkali kunjungan pasien dengan usia produktif ternyata tidak sedikit
yang mengidap hipertensi. Ini ditunjukan dengan data yang berhasil dihimpun pada
triwulan ketiga pada bulan Juli-September pada tahun 2021 ditemukan sebanyak 82 orang
mengidap hipertensi dari total kunjungan pasien usia produktif sebanyak 211 orang

40
(38,86%). Selain kunjungan pasien tersebut, saat turun ke lapangan masih banyak juga
ditemukan pasien dengan hipertensi yang belum terdata sampai saat ini.
Jika hal ini tidak segera di berikan intervensi maka banyak sekali masalah yang
akan timbul karena penyakit hipertensi ini. Penyakit hipertensi ini adalah awal dari
beberapa komplikasi penyakit berat seperti Stroke, Penyakit Jantung Koroner, Penyakit
gagal jantung hingga gagal ginjal. Jika sudah sampai tahap komplikasi seperti misalnya
Stroke, maka akan sulit untuk mengembalikan fungsi dari organ seperti sedia kala karena
menurunnya fungsi suatu organ yang disebabkan pecahnya pembuluh darah di otak oleh
karena tekanan yang tinggi pada pembuluh darah. Jika fungsi dari organ menurun maka
akan sangat sulit untuk kita bisa menjalankan fungsi bermasyarakat dan produktif. Jika
hipertensi ini semakin banyak terkena pada usia produktif maka akan berdampak pada
menurunnya kualitas dari populasi usia produktif sehingga produktifitas dari suatu
wilayah khususnya dalam hal ini puskesmas Tiong Keranjik akan menurun.
Puskesmas Tiong Keranjik berfungsi sebagai pelayanan kesehatan pada
masyarakat dengan 3 fungsi pokok yaitu sebagai pusat pembangunan kesehatan di
wilayahnya, membina peran serta masyarakat untuk hidup sehat serta memberikan
pelayanan kesehatan. Pelayanan kesehatan yang di maksud mulai dari promotif dan
preventif, kuratif, hingga rehabilitative jika memungkinkan. Maka dari itu jika penyakit
hipertensi seperti ini tidak dapat kita berikan intervensi dan angka kejadian pada usia
produktif semakin bertambah akan menjadi suatu tanda tanya di masyarakat tentang
fungsi pokok dari puskesmas itu sendiri sehingga, kepercayaan masyarakat terhadap
puskesmas akan menurun hingga sangat memungkinkan masyarakat tidak akan lagi
mempercayai pelayanan kesehatannya terhadap puskesmas.
Dalam hal seperti ini sudah merupakan tugas saya sebagai ASN yang
berAKHLAK untuk memberikan intervensi dengan solusi untuk hal ini. Sehingga angka
pasien yang mengidap penyakit ini akan berkurang bahkan hilang terutama pada pasien
usia produktif yang akan berdampak pada naiknya produktifitas dan menjadikan gaya
hidup sehat pada masyarakat khususnya pada masyarakat wilayah kerja puskesmas Tiong
Keranjik. Saya akan memberikan promosi kesehatan dengan tentang penyakit hipertensi.
Berdasarkan uraian tadi , maka dapat diperoleh gambaran tentang kondisi
kesehatan di wilayah kerja Puskesmas Tiong Keranjik dimana masih tingginya temuan
penyakit hipertensi di masyarakat sehingga menganggu produktifitas masyarakat itu

41
sendiri. Oleh karena itu pada rancangan aktualisasi ini, berdiri isu “Tingginya angka
penyakit Hipertensi pada wilayah kerja Puskesmas Tiong Keranjik”

2. Identifikasi Penyebab Masalah


Dalam mengidentifikasi penyebab masalah dari isu tingginya angka hipertensi di
puskesmas Tiong Keranjik, saya menganalisa beberapa faktor penyebab masalah tersebut
dalam mind mapping di bawah ini.

Acuh terhadap Kurangnya upaya


upaya edukatif promotif dan
tentang penyakit preventif
Pengetahuan
tentang penyakit

Kurangnya Tingginya Kurangnya


Gaya Hidup Tidak rutin
menerapkan angka kesadaran
Tidak Sehat kontrol ke
PHBS Penyakit untuk
puskesmas
Hipertensi kontrol

Tidak patuh
dalam konsumsi
Kurangnya obat Keterbatasan stok
pengetahuan obat di puskesmas
cara minum obat
yang benar

Gambar 4.1 Mind Mapping


Dilihat dari mind mapping di atas, hasil analisa faktor penyebab masalah
terjadinya isu “Tingginya angka penyakit Hipertensi pada wilayah kerja Puskesmas
Tiong Keranjik”, adalah sebagai berikut :
a. Rendahnya pengetahuan tentang penyakit hipertensi dikarenakan kurangnya
upaya promotif dan preventiuf yang dilakukan oleh puskesmas Tiong
Keranjik. Selain itu terkadang masih di temukan sikap masyarakat yang acuh
terhadap upaya promotif dan preventif ini.

42
b. Gaya hidup masyarakat yang tidak sehat sehingga penerapan perilaku hidup
bersih dan sehat kurang dilakukan. Hal ini juga bisa saja berhubungan dengan
sikap masyarakat yang acuh terhadap upaya edukatif sehingga tidak
menerapkan gaya hidup sehat
c. Pasien tidak rutin kontrol ke puskesmas di karenakan keterbatasan stok obat
sehingga pasien melalaikan kewajibannya untuk kontrol ke puskesmas dan
berpikiran tidak akan mendapatkan obat yang semestinya. Selain itu kesadaran
pasien sendiri untuk kontrol kurang karena merasa tidak ada gejala penyakit
pada tubuhnya. Upaya promotif dan preventif yang kurang menginisiasi pasien
untuk dating ke puskesmas juga menjadi salah satu penyebab rendahnya angka
kontrol pasien hipertensi ke puskesmas
d. Tidak patuh dalam konsumsi obat juga menjadi penyebab masalah dalam isu
ini. Hal ini bisa disebabkan oleh kurangnya pengtetahuan cara minum obat
darah tinggi yang benar dan juga keterbatasan obat di puskesmas sehingga
pasien tidak mendapatkan dosis obat yang semestinya.
Selanjutnya untuk memilih penyebab utama masalah dalam isu ini, saya
menggunakan salah satu alat bantu dalam menapis penyebab utama yang akan menjadi
prioritas untuk diatasi. Alat bantu dalam menapis faktor penyebab isu ini menggunakan
alat bantu USG (Urgency, Seriousness, Growth) dengan skala 1-5. Kriteria alat bantu
penapisan ini dibagi dalam tiga kriteria :
a. Urgency, menilai seberapa mendesak sebuah masalah untuk dibahas,
dianalisis, dan ditindaklanjuti
b. Seriousness, menilai seberapa serius suatu masalah harus dibahas dikaitkan
dengan akibat yang ditimbulkan
c. Growth, menilai seberapa besar kemungkinan memburuknya masalah tersebut
jika tidak ditangani

No. Penyebab Prioritas ∑ Ranking

U S G

1. Rendahnya pengetahuan tentang penyakit hipertensi 4 4 5 13 2

43
2. Gaya hidup yang tidak sehat 5 4 5 14 1

3. Tidak rutin kontrol 4 3 3 10 4

4. Tidak patuh dalam konsumsi obat 4 3 5 12 3

Keterangan :
U (Urgency) : Mendesak
S (Seriousness) : Serius
G (Growth) : Perkembangan
Nilai : 1-5 dengan 1 (sangat rendah) – 5 (sangat tinggi)
Tabel 4.1 Tabel USG
Dari analisis menggunakan teknik USG diatas, permasalahan yang menjadi prioritas
pertama yaitu “Gaya Hidup yang Tidak Sehat”.

3. Gagasan Penanganan Isu


A. Gagasan
Berdasarkan hasil kriteria APKL, mind mapping dan analisis USG yang telah
dijabarkan diatas maka dapat ditarik sebuah gagasan pemecahan isu aktual yang
terjadi di Puskesmas Tiong Keranjik yaitu “Upaya penurunan angka penderita
hipertensi dengan penyuluhan tentang Gaya Hidup Sehat di wilayah kerja
Puskesmas Tiong Keranjik.”
B. Kegiatan
Kegiatan yang dilakukan untuk mengatasi isu tersebut antara lain :
I. Membuat materi penyuluhan tentang gaya hidup sehat yang berhubungan
langsung dengan hipertensi
II. Membuat stand banner yang memuat informasi gaya hidup sehat untuk
mencegah hipertensi
III. Membuat leaflet tentang gaya hidup sehat untuk mencegah hipertensi
IV. Melakukan penyuluhan tentang gaya hidup sehat untuk mencegah
penyakit hipertensi di Puskesmas Rawat Jalan Tiong Keranjik maupun
pada kegiatan Posbindu PTM

44
V. Melakukan edukasi kepada pasien yang datang ke Poli umum Puskesmas
Rawat Jalan Tiong Keranjik yang terdiagnosa hipertensi.
VI. Evaluasi dan pelaporan

4. Rencana Kegiatan Aktualisasi


Rancangan aktualisasi ini akan memuat masing-masing kegiatan yang disusun ke
dalam tahapan-tahapan kegiatan dan dikaitkan dengan nilai-nilai dasar Aparatur Sipil
Negara yaitu BerAKHLAK yang terdiri dari Berorientasi Pelayanan, Akuntabel,
Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, dan Kolaboratif. Tahapan kegiatan
menghasilkan output atau hasil yang memberi kontribusi terhadap visi dan misi
Pemerintah Kabupaten Melawi. Rancangan kegiatan ini disajikan dalam tabel berikut
ini:

45
Unit Kerja Puskesmas Tiong Keranjik
Tingginya Angka Hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas Tiong Keranjik
Isu Yang Diangkat
Gagasan Pemecahan Isu Upaya penurunan angka penderita hipertensi dengan penyuluhan tentang Gaya Hidup Sehat
di wilayah kerja Puskesmas Tiong Keranjik
Kegiatan a. Membuat materi penyuluhan tentang gaya hidup sehat yang berhubungan langsung
dengan hipertensi
b. Membuat stand banner yang memuat informasi gaya hidup sehat untuk mencegah
hipertensi
c. Membuat leaflet tentang gaya hidup sehat untuk mencegah hipertensi
d. Melakukan penyuluhan tentang gaya hidup sehat untuk mencegah penyakit hipertensi di
Puskesmas Rawat Jalan Tiong Keranjik maupun pada kegiatan Posbindu PTM
e. Melakukan edukasi kepada pasien yang datang ke Poli umum Puskesmas Rawat Jalan
Tiong Keranjik yang terdiagnosa hipertensi.
f. Evaluasi dan pelaporan

46
Keterkaitan Substansi mata
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Pelatihan dengan Nilai-Nilai Dasar Kontribusi Terhadap
serta Peran dan Kedudukan PNS Visi-Misi Organisasi

1 2 3 4 6 7
1 Membuat materi a. Saya akan a. Materi a. Dalam membuat materi penyuluhan saya Dengan berkonsultasi
penyuluhan melakukan penyuluhan akan mengerjakannya dengan penuh kepada mentor dan
tentang gaya konsultasi dengan tentang gaya tanggung jawab guna mencapai hasil coach saya akan
hidup sehat yang
mentor untuk hidup sehat kegiatan yang maksimal (Akuntabilitas: berkontribusi terhadap
berhubungan
langsung dengan penyesuaian materi untuk Tanggung jawab). Visi : Hebat,
hipertensi penyuluhan penyakit b. Menghormati dan menghargai mentor mewujudkan masa
b. Saya akan mencari hipertensi (Kepala Puskesmas) dan menghormati depan pertumbuhan
referensi mengenai dalam bentuk keputusan serta masukan dari mentor ekonomi, sosial dan
gaya hidup sehat powerpoint (Harmonis : hormat). lingkungan fisik yang
penyakit hipertensi b. Dokumentasi c. Saya akan memberikan salam, senyum, lebih baik
untuk materi kegiatan serta menyapa terlebih dahulu mentro dan Misi organisasi :
penyuluhan saat akan melakukan konsultasi. Mewujudkan
c. Saya akan menyusun (Berorientasi pelayanan: ramah). masyarakat Kabupaten
materi penyuluhan d. Saya akan mencari refensi terbaru untuk Melawi berbudaya,
cerdas, mandiri dan
untuk bahan tayang pembuatan materi penyuluhan
inovatif dalam
saat penyuluhan (Kompeten: meningkatkan kompetensi) meningkatkan Sumber
d. Saya akan e. Saya akan berkonsultasi dengan mentor Daya Manusia (SDM)
melaporkan materi terkait penyempurnaan materi Unggul
bahan tanyang yang penyuluhan (Kolaboratif: terbuka)
telah dibuat kepada f. Saya akan melakukan review untuk
mentor penyesuaian materi penyuluhan

47
(Adaptif: menyesuaikan diri)
g. Saya akan membuat materi penyuluhan
yang sebaik-baiknya demi menjaga
nama baik unit kerja (Loyal: menjaga
nama baik instansi)
2 Membuat stand a. Saya akan a. Stand banner a. Saya akan membuat stand banner Hal ini akan mendukung
banner yang berkonsultasi dengan tentang gaya dengan sebaik-baiknya (Akuntabel: visi Puskesmas Tiong
memuat informasi mentor terkait materi hidup sehat Tanggung jawab). Keranjik yaitu menjadi
seputar gaya hidup
pembuatan stand untuk mencegah b. Saya akan menghormati mentor dan penggerak pembangunan
sehat untuk
mencegah penyakit banner penyakit menghormati keputusan serta masukan kesehatan demi
hipertensi b. Saya akan mencari hipertensi dari mentor (Harmonis: hormat). terwujudnya masyarakat
referensi untuk b. Catatan c. Saya akan membuat stand banner yang Belimbing Hulu sehat.
pembuatan stand konsultasi menarik dan mudah dipahami Kemudian juga hal ini
banner c. Foto kegiatan masyarakat (Berorientasi pelayanan: selaras dengan salah satu
c. Saya akan membuat memahami kebutuhan masyarakat). misi Puskesmas Tiong
design stand banner d. Saya akan merancang materi stand Keranjik yaitu promosi
tentang gaya hidup banner dengan sistematis dan mudah di kesehatan
sehat untuk mencegah pahami (Kompeten: membantu orang
penyakit hipertensi lain belajar)
d. Saya akan mencetak e. Saya akan berkonsultasi dengan mentor
stand banner terkait penyempurnaan stand banner
e. Saya akan (Kolaboratif: terbuka dalam bekerja
melaporkan hasil sama)
stand banner yang f. Saya akan membuat materi stand banner
telah dibuat kepada yang sesuai dengan bahasa yang mudah
mentor untuk dipahami (Adaptif: menyesuaikan

48
diri)
g. Membuat stand banner yang diharapkan
dapat mewujudkan pelayanan yang lebih
baik. (Loyal: dedikasi)
3 Membuat leaflet a. Saya akan a. Leaflet tentang a. Saya akan membuat leaflet yang dapat Hal ini akan mendukung
tentang gaya hidup berkonsultasi penyakit memberikan informasi yang mudah visi Puskesmas Tiong
sehat untuk dengan mentor hipertensi dipahami masyarakat (Berorientasi Keranjik yaitu menjadi
mencegah penyakit penggerak pembangunan
b. Saya akan mencari b. Catatan pelayanan: memenuhi kebutuhan
hipertensi kesehatan demi
referensi untuk konsultasi masyarakat). terwujudnya masyarakat
materi pembuatan c. Foto kegiatan b. Saya akan mebuat leaflet dengan sebaik- Belimbing Hulu sehat.
leaflet penyuluhan baiknya (Akuntabel: tanggung jawab) Kemudian juga hal ini
c. Saya akan c. Saya akan mencari referensi terbaru selaras dengan salah satu
menyusun dan untuk pembuatan leaflet (Kompeten: misi Puskesmas Tiong
mendesain leaflet meningkatkan kompetensi) Keranjik yaitu promosi
kesehatan
d. Saya akan mencetak d. Saya akan meminta ijin kepada mentor,
leaflet yang telah sebelum mencetak leaflet (Harmonis:
dibuat hormat).
e. Saya akan e. Melaksanakan kegiatan dengan orientasi
melaporkan hasil menjunjung tinggi nilai-nilai yang dianut
leaflet yang telah oleh Puskesmas (Loyal: Taat peraturan)
dibuat kepada f. Saya akan membuat leaflet yang menarik
mentor (Adaptif: Kreatif)
g. Berkonsultasi dengan mentor dalam
rencana pembuatan leaflet (Kolaboratif:
terbuka)
4 Melakukan a. Saya akan meminta a. Bertambahnya a. Memberi salam dan menyapa peserta Hal ini akan mendukung
penyuluhan tentang
49
gaya hidup sehat izin kepada mentor informasi dan penyuluhan (Berorientasi pelayanan: visi Puskesmas Tiong
untuk mencegah untuk melaksanakan pengetahuan ramah) Keranjik yaitu menjadi
penyakit hipertensi penyuluhan masyarakat b. Memaparkan materi penyuluhan secara penggerak pembangunan
di Puskesmas Tiong
b. Saya akan menyiapkan tentang penyakit baik (Akuntabilitas: Tanggung jawab) kesehatan demi
Keranjik maupun
pada kegiatan powerpoint, stand hipertensi c. Saya akan menyampaikan penyuluhan terwujudnya masyarakat
Posbindu PTM banner, poster dan b. Foto kegiatan dengan menarik dan komunikatif Belimbing Hulu sehat.
leaflet untuk materi (Kompeten: inovatif) Kemudian juga hal ini
penyuluhan d. Memberikan kesempatan kepada peserta selaras dengan salah satu
c. Saya akan bekerja untuk bertanya terkait materi penyuluhan misi Puskesmas Tiong
sama dengan rekan (Harmonis: menghargai setiap orang). Keranjik yaitu promosi
perawat/bidan dan e. Menyesuaikan jadwal penyuluhan dengan kesehatan
kader posbindu untuk jadwal kegiatan yang lain (Adaptif:
pelaksanaan menyesuaikan diri)
penyuluhan f. Bekerja sama dengan rekan
d. Saya akan melakukan perawat/bidan dalam memberikan
pemaparan materi informasi (Kolaboratif: kerja sama)
penyuluhan kepada g. Menggunakan pakaian yang sesuai
masyarakat dengan aturan puskesmas selama
e. Saya akan melakukan penyuluhan (Loyal: Taat peraturan)
tanya jawab/diskusi
dengan masyarakat
tentang materi
penyuluhan yang telah
disampaikan
f. Dokumentasi
5 Melakukan edukasi a. Saya akan a. Bertambah-nya a. Memberi salam dan menyapa pasien Hal ini akan mendukung
kepada pasien yang berkolaborasi dengan informasi dan visi Puskesmas Tiong
50
datang ke Poli rekan perawat dalam pengetahuan (Berorientasi pelayanan: ramah) Keranjik yaitu menjadi
umum Puskesmas melakukan masyarakat b. Memberikan pelayanan secara baik dan penggerak pembangunan
Tiong Keranjik yang pemeriksaan terhadap tentang maksimal (Akuntabilitas: Tanggung kesehatan demi
terdiagnosa
pasien penyakit jawab) terwujudnya masyarakat
hipertensi.
b. Saya akan hipertensi c. Meberikan terapi sesuai dengan evidence Belimbing Hulu sehat.
memberikan terapi b. Foto kegiatan base (Kompeten: pelaksanaan tugas Kemudian juga hal ini
sesuai keluhan pasien dengan baik) selaras dengan salah satu
c. Saya akan d. Bekerja sama dengan perawat dalam misi Puskesmas Tiong
memberikan edukasi memberikan pelayanan (Harmonis: Keranjik yaitu memberi
tentang gaya hidup hormat). pelayanan kesehatan yang
sehat uhntuk e. Memberikan terapi sesuai dengan keluhan, bermutu dan merata bagi
mencegah penyakit hasil pemeriksaan dan riwayat penyakit masyarakat
hipertensi dan cara dahulu (Adaptif: menyesuaikan keadaan)
mengontrolnya f. Bekerja sama dengan perawat untuk
kepada pasien yang mengukur tekanan darah pasien
terdiagnosa hipertensi (Kolaboratif: kerja sama)
serta membagikan g. Memberikan pelayanan sesuai dengan
leaflet peraturan yang ada di puskesmas (Loyal:
d. Saya akan Taat peraturan)
mendokumentasi
kegiatan
6 Evaluasi dan a. Saya akan 1. Lembar hasil a. Memberi salam dan menyapa mentor Hal ini akan mendukung
pelaporan melakukan konsultasi saat berkonsultasi (Berorientasi visi Puskesmas Tiong
pencatatan hasil 2. Laporan pelayanan: ramah) Keranjik yaitu menjadi
kegiatan kegiatan b. Saya akan melaporkan hasil kegiatan penggerak pembangunan
b. Saya akan 3. Foto kegiatan dengan sebaik mungkin (Akuntabilitas: kesehatan demi
melaporkan hasil Tanggung jawab) terwujudnya masyarakat
51
kegiatan kepada c. Berkonsultasi dengan mentor agar dapat Belimbing Hulu sehat.
mentor membuat laporan kegiatan sebaik Kemudian juga hal ini
c. Saya akan mungkin (Kompeten: dedikasi) selaras dengan salah satu
berkonsultasi d. Menerima dan melaksanakan arahan dan misi Puskesmas Tiong
dengan mentor masukan dari mentor (Harmonis: Keranjik yaitu
terkait hasil hormat). meningkatkan
pelaksanaan e. Menyesuaikan jadwal konsultasi dengan profesionaloisme Sumber
kegiatan kegiatan rutin di Puskesmas (Adaptif: Daya Manusia kesehatan
penyuluhan menyesuaikan diri)
d. Saya akan f. Bekerja sama dengan perawat untuk
melakukan analisis menulis laporan kegiatan (Kolaboratif:
hasil kegiatan kerja sama)
penyuluhan g. Membuat laporan sesuai dengan aturan
e. Saya akan pelaporan yang ada di puskesmas
menyusun laporan (Loyal: Taat peraturan)
kegiatan dalam
bentuk Laporan
Aktualisasi
Tabel 4.1
Tahapan Kegiatan Aktualisasi

52
5. Jadwal Kegiatan Aktualisasi

Nama Peserta dr. Fredy Ferdian Pratama


Instansi Dinas Kesehatan Kabupaten Melawi
Tempat Aktualisasi Puskesmas Tiong Keranjik
No Kegiatan Tahap kegiatan Tanggal Output
Membuat materi e. Saya akan melakukan 27 Juli – 3 a. Materi
penyuluhan tentang konsultasi dengan mentor Agustus 2022 penyuluhan
gaya hidupo sehat untuk penyesuaian materi dalam bentuk
untuk mencegah
penyuluhan powerpoint
penyakit hipertensi
f. Saya akan mencari b. Dokumentasi
referensi mengenai kegiatan
penyakit hipertensi untuk
materi penyuluhan
g. Saya akan menyusun
materi penyuluhan untuk
bahan tayang saat
penyuluhan
h. Saya akan melaporkan
materi bahan tanyang yang
telah dibuat kepada mentor
Membuat stand f. Saya akan berkonsultasi 27 Juli 1. Stand banner
banner yang dengan mentor terkait –3 tentang gaya
memuat informasi materi pembuatan stand Agustu hidup sehat untuk
seputar gaya hidup s 2022
banner mencegah
sehat untuk
mencegah penyakit g. Saya akan mencari penyakit
hipertensi referensi untuk pembuatan bhipertensi
stand banner 2. Catatan konsultasi
h. Saya akan membuat design 3. Foto kegiatan
stand banner tentang
penyakit hipertensi
i. Saya akan mencetak stand
banner
j. Saya akan melaporkan hasil
stand banner yang telah
dibuat kepada mentor
Membuat leaflet f. Saya akan berkonsultasi 27 Juli – 3 1. Leaflet tentang
tentang gaya hidup dengan mentor Agustus 2022 gaya hidup sehat
sehat untuk mencegah g. Saya akan mencari untuk mencegah
penyakit hipertensi
referensi untuk materi hipertensi
pembuatan leaflet 2. Catatan
penyuluhan konsultasi
53
h. Saya akan menyusun dan 3. Foto kegiatan
mendesain leaflet
i. Saya akan mencetak
leaflet yang telah dibuat
j. Saya akan melaporkan
hasil leaflet yang telah
dibuat kepada mentor
Melakukan g. Saya akan meminta izin 8 1. Bertambahnya
penyuluhan tentang kepada mentor untuk Agustu informasi dan
penyakit hipertensi di melaksanakan penyuluhan s – 22 pengetahuan
Puskesmas Tiong Agustu
h. Saya akan menyiapkan masyarakat
Keranjik maupun s 2022
pada kegiatan powerpoint, stand banner, tentang penyakit
Posbindu PTM poster dan leaflet untuk hipertensi
materi penyuluhan 2. Foto kegiatan
i. Saya akan bekerja sama
dengan rekan perawat/bidan
dan kader posbindu untuk
pelaksanaan penyuluhan
j. Saya akan melakukan
pemaparan materi
penyuluhan kepada
masyarakat tentang penyakit
hipertensi
k. Saya akan melakukan tanya
jawab/diskusi dengan
masyarakat tentang materi
penyuluhan yang telah
disampaikan
l. Saya akan mendokumentasi
kegiatan kegiatan
penyuluhan
Melakukan e. Saya akan berkolaborasi 8 1. Bertambah-nya
edukasi kepada dengan rekan perawat Agustu informasi dan
pasien yang datang dalam melakukan s – 22 pengetahuan
ke Poli umum Agustu
pemeriksaan terhadap masyarakat
Puskesmas Tiong s 2022
Keranjik yang pasien tentang penyakit
terdiagnosa f. Saya akan memberikan hipertensi
hipertensi. terapi sesuai keluhan pasien 2. Foto kegiatan
g. Saya akan memberikan
edukasi tentang penyakit
hipertensi dan cara
mengontrolnya kepada
54
pasien yang terdiagnosa
hipertensi serta
membagikan leaflet
h. Saya akan mendokumentasi
kegiatan yang dilakukan
Evaluasi dan f. Saya akan melakukan 24-26 Agustus 4. Lembar hasil
pelaporan pencatatan hasil kegiatan 2022 konsultasi
g. Saya akan melaporkan 5. Laporan kegiatan
hasil kegiatan kepada 6. Foto kegiatan
mentor
h. Saya akan berkonsultasi
dengan mentor terkait
hasil pelaksanaan
kegiatan penyuluhan
i. Saya akan melakukan
analisis hasil kegiatan
penyuluhan
j. Saya akan menyusun
laporan kegiatan dalam
bentuk Laporan
Aktualisasi

55

Anda mungkin juga menyukai