Dosen Pembimbing :
Ns. Sabtria Winda Sari, M.Kep
Disusun oleh:
Tri Putri Ani, Skep
NIM. 2141198
Kunjungan ke-1
Tanggal: 01 April 2022, pukul: 15.00 WIB
I. Latar Belakang
a. Karakteristik Keluarga
Keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih yang bergabung karena
hubungan darah, perkawinan atau adopsi hidup dalam satu rumah tangga, saling
berinteraksi satu sama lainnya dalam perannya dan menciptakan dan
mempertahankan suatu budaya (Susanto, 2012). Keluarga adalah sekumpulan orang
yang dihubungkan oleh ikatan perkawinan, adopsi, kelahiran yang bertujuan
menciptakan dan mempertahankan budaya yang umum, meningkatkan
perkembangan fisik, mental, emosional dan sosial dari tiap anggota. Keluarga
adalah perkumpulan dua atau lebih individu yang diikat oleh hubungan darah,
perkawinan atau adopsi dan tiap-tiap anggota keluarga selalu berinteraksi satu sama
lain (Mubarak dkk, 2009).
Keperawatan keluarga merupakan pelayanan holistik yang menempatkan
keluarga dan komponennya sebagai fokus pelayanan dan melibatkan anggota
keluarga dalam tahap pengkajian, diagnosis keperawatan, perencanaan,
pelaksanaan, dan evaluasi (Kemenkes, 2016). Memberikan asuhan keperawatan
keluarga, digunakan pendekatan proses keperawatan yang terdiri dari pengkajian,
diagnosa, intervensi, dan implementasi serta evaluasi (Friedman, 2010). Tujuan
keperawatan keluarga ada dua macam, yaitu tujuan umum dan khusus. Tujuan
umum dari keperawatan keluarga adalah kemandirian keluarga dalam memelihara
dan meningkatkan kesehatannya. Tujuan khusus dari keperawatan keluarga adalah
keluarga mampu melaksanakan tugas pemeliharaan kesehatan keluarga dan mampu
menangani masalah kesehatannya (Kemenkes, 2016).
Pada minggu pertama ini, keluarga yang akan dibina oleh ners muda yaitu
keluarga dengan anak usia dewasa awal. Masa dewasa awal biasanya dimulai sejak
usia 18 tahun sampai dengan kira-kira usia 40 tahun dan biasanya ditandai dengan
selesainya pertumbuhan pubertas dan organ kelamin anak telah berkembang dan
mampu berproduksi (Dariyo, 2003). Permulaan dari fase kehidupan keluarga ini
ditandai oleh anak pertama meninggalkan rumah orang tua dan berakhir dengan
rumah kosong, ketika anak terakhir meninggalkan rumah. Tahap ini dapat singkat
atau agak panjang, tergantung pada berapa banyak anak yang ada dalam rumah atau
berapa banyak anak yang belum menikah yang masih tinggal di rumah.
Tujuan utama pada tahap ini adalah mengorganisasi kembali keluarga untuk
tetap berperan dalam melepas anak untuk hidup sendiri. Keluarga mempersiapkan
anaknya yang tertua untuk membentuk keluarga sendiri dan tetap membentuk anak
terakhir untuk lebih mandiri (Mubarak, 2009). Tugas perkembangan keluarga pada
tahap dewasa awal menurut Setiadi (2008) adalah:
a. Memperluas keluarga inti menjadi keluarga besar
b. Mempertahankan keintiman pasangan
c. Membantu orang tua suami/istri yang sedang sakit dan memasuki masa tua
d. Mempersiapkan anak untuk hidup mandiri dan menerima kepergian anak
e. Menata kembali fasilitas dan sumber yang ada pada keluarga
f. Berperan suami/istri, kakek/nenek
g. Menciptakan lingkungan rumah yang dapat menjadi contoh bagi anak- anak
Jenis Hubungan
No Nama Umur Pendidikan
Kelamin dengan KK
1. Tn. A L Kepala Keluarga 57 tahun S1
2. Ny. S P Istri 53 tahun SMA
Belum ada
b. Tujuan Umum
Setelah pertemuan selama 45 menit, Setelah melakukan interaksi dan bertatap muka
c. Tujuan Khusus
struktur keluarga, fungsi keluarga, stres dan koping keluarga, dan harapan
keluarga.
tensimeter.
Kec. Tampan
a. Kriteria Struktur
b. Kriteria Proses
1. Pelaksanaan sesuai dengan waktu dan strategi pelaksanaan yang telah
ditetapkan.
2. Keluarga aktif dalam kegiatan ners muda mulai dari pengkajian,
memprioritaskan masalah kesehatan keluarga.
c. Kriteria Hasil
Kriteria Presentase Pencapaian
a. Didapatkan data umum dan tahap 90 %
perkembangan keluarga, lingkungan, struktur
keluarga, fungsi keluarga, stress dan koping
keluarga, harapan keluarga terhadap petugas
kesehatan, dan pemeriksaan fisik.
b. Teridentifikasi masalah kesehatan. 90 %
c. Diagnosa dan prioritas masalah kesehatan 100 %
dapat ditetapkan.
d. Rencana keperawatan keluarga dapat 90 %
dirumuskan.
e. Rencana keperawatan terlaksana 90 %
(implementasi).
LAPORAN PENDAHULUAN
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA Tn. A
Kunjungan ke-2
Tanggal: 09 April 2022, pukul: 15.00 WIB
I. Latar Belakang
a. Karakteristik Keluarga
Pelaksanaan pengkajian dan kunjungan pada keluarga selama 6 hari pada
minggu pertama serta penegakan diagnosa keperawatan keluarga pada minggu
pertama. Maka perawat memutuskan bahwa keluarga Tn. A dikelola sebagai
keluarga binaan selama 2 minggu dimana Tn. A berada pada tahap tumbuh
kembang keluarga dewasa awal. Pada minggu pertama, kegiatan difokuskan pada
pengkajian selengkap-lengkapnya, terutama data yang dapat menunjang tegaknya
diagnosa keperawatan dan membuat intervensi yang cocok untuk diagnosa
keperawatan yang akan diangkat, serta melakukan skoring bersama keluarga
setelah diagnosa keperawatan ditegakkan. Keluarga Tn. A merupakan tipe keluarga
nuclear family (keluarga inti). Pada minggu kedua ini akan dilakukan implementasi
keperawatan. Adapun implementasi yang akan dilakukan pada minggu kedua
berkaitan dengan diagnosa pertama yaitu Ketidakefektifan manajemen kesehatan
pada Ny. S keluarga Tn. A dengan Arthritis.
b. Data yang Perlu Dikaji Lebih Lanjut
Hasil wawancara Ny. S bahwa Tn. A tidak memiliki riwayat hipertensi. Ny.
S mengatakan Tn. A pernah merokok sejak remaja namun sudah berhenti merokok
sejak usia 30-an karena sering mengalami batuk. Pengkajian pada Ny.S
mengatakan sering merassa nyeri sendi jika bekerja terlalu berat. Untuk
mengatasinya Ny. S biasanya hanya dibawa tidur saja dan tidak mengkonsumsi
obat. Ny. S pernah mengkonsumsi obat tradisional untuk penyakitnya.
Hasil pengkajian pada Nn. N mengatakan tidak mengalami haid dalam
waktu yang lama. Nn. N mengalami haid pertama usia 14 tahun, namun setelah 2
bulan Nn. N tidak lagi mengalami haid selama 2 tahunan sampai usianya 17 tahun.
Nn. N didiagnosa PCOS oleh dokter namun hasil USG menunjukkan tidak ada
tumor. Nn. N kemudian diberikan obat pil kb dan disarankan oleh dokter untuk
menurunkan BB. Setelah itu Nn. N kembali haid namun sedikit. Jika putus obat
Nn. N tidak mengalami haid lagi hingga usianya sekarang. Saat ini Nn. N hanya
rutin berolahraga dan diet yang teratur.
Hasil pengkajian pada Tn. J memiliki riwayat penyakit autoimun sejak usia
2 tahun. Pada saat usia 8 tahun Tn. J pernah mengalami demam tinggi dan kejang
dan dirawat di RS Eka Hospital. Tn. J juga pernah menjalani rawat jalan di RSCM
Jakarta untuk mengatasi masalah penyakitnya.
c. Struktur Keluarga
1. Pola Komunikasi Keluarga
Ny. S mengatakan pola komunikasi yang sering dan biasa dilakukan
oleh keluarga adalah komunikasi dua arah. Keluarga Tn. A saling
mendiskusikan masalah yang terjadi dan saling menghargai dan menyayangi
sesama anggota keluarga.
2. Struktur Kekuatan Keluarga
Sumber kekuatan keluarga ini adalah Tn. A yang merupakan kepala
keluarga. Beliau cukup bijaksana dalam pengambilan keputusan. Tipe
kekuasaan keluarga bersifat otoritas yaitu pengambilan keputusan dikendalikan
oleh Tn. A sebagai kepala keluarga.
3. Struktur Peran
Tn. A berperan sebagai kepala keluarga yang membantu keuangan
keluarga dan memenuhi kebutuhan keluarga sehari-hari. Tugas kepala keluarga
yaitu menjadi pencari nafkah, mengatur kehidupan rumah tangga, memenuhi
kebutuhan anak, pendidikan, pelindung serta anggota kelompok sosial. Di
dalam keluarga ini, Tn. A sudah memenuhi perannya sebagai kepala keluarga
dan beliau tidak ada mempermasalahkan tugas-tugas yang harus dikerjakan
olehnya sebagai kepala keluarga. Ny. S juga bekerja sebagai IRT yang setiap
harinya mengurus rumah dan anak-anaknya. Nn. N dan Tn. J berperan sebagai
anak kuliah. Tn. A sudah memenuhi perannya sebagai suami dan dan ayah bagi
anak-anaknya.
4. Nilai dan Norma Budaya
Keluarga Tn. A menerapkan aturan-aturan yang sesuai dengan nilai dan
norma yang berlaku di masyarakat terutama di keluarga. Nilai atau norma
budaya yang dianut oleh keluarga Tn. A adalah saling menyayangi,
menghormati dan menghargai anggota keluarga.
d. Fungsi Keluarga
1. Fungsi Afektif
Keluarga Tn. A saling menghormati dan menjaga keharmonisan keluarga
dengan menunjukkan sikap saling saling terbuka, menghargai dan menyayangi
satu sama lain. Ny. S selalu mendukung anaknya dalam memenuhi kebutuhan
pendidikan dan memperhatikan kebutuhan anak terutama untuk kesehatan anak.
Keluarga Tn. A saling berhubungan dengan akrab dengan memberikan kasih
sayang terhadap anak meskipun berada jauh dari anggota keluarganya.
Keluarga Tn. A sering mengumpul bersama saat malam hari atau waktu libur
untuk mengisi waktu luang bersama keluarga. Namun karena bekerja diluar
kota Tn. A tidak bisa terus berkumpul dengan anggota keluarganya, sehingga
hanya bisa melalui via telfon. Anggota keluarga Tn. A menghormati Tn. A
sebagai kepala keluarga dengan cara mematuhi peraturan keluarga seperti tidak
pulang larut malam.
2. Fungsi Sosialisasi
Keluarga Tn. A selama tinggal di lingkungan rumah sangat bagus dalam
bersosialisasi di masyarakat. Ny. S istri Tn. A juga sering mengikuti kegiatan di
masyarakat seperti wirid, arisan dan juga aktif dalam bersosialisasi kepada
tetangga. Tn. J terkadang bermain dengan teman-temannya saat selesai kuliah
online.
e. Stress dan Koping Keluarga
1. Stresor Jangka Pendek
Menurut keluarga, permasalahan yang dipikirkan dalam 6 bulan terakhir
adalah masalah keuangan karena selama masa pandemi Covid-19 ekonomi
megalami penurunan. Ny. S juga mengatakan ia memikirkan terkait penyakit
anak-anaknya.
2. Stressor Jangka Panjang
Ny. S mengatakan hal yang selalu dipikirkan adalah penyakit anaknya
yang belum sembuh. Ny. S khawatir kalau Nn. N sulit memiliki anak kelak
karena masalah haid Nn. N yang tidak teratur.
3. Kemampuan Keluarga Berespon Terhadap Masalah
Permasalahan di dalam keluarga, Tn. A akan berdiskusi dengan Ny. S,
jika belum juga menemukan solusi, terkadang juga mengajak diskusi anak
pertamanya dan anggota keluarga lainnya.
4. Strategi Koping yang Digunakan
Tn. A sebagai kepala keluarga akan mencari solusi untuk masalah yang
dialami serta sering juga berdiskusi dengan Ny. S.
5. Strategi Adaptasi Disfungsional
Keluarga tidak memiliki strategi adaptasi disfungsional dalam
menghadapi dan menyelesaikan masalah dalam keluarga. Keluarga selalu
melakukan komunikasi secara terbuka untuk berdiskusi menyelasaikan
masalah.
f. Harapan Keluarga
Keluarga mengatakan sangat senang sekali jika mendapat perhatian dan
pelayanan kesehatan yang langsung ke keluarga seperti sekarang ini, sehingga bisa
menyampaikan keluhan dan apa yang dirasakan. Keluarga berharap pelayanan ke
rumah-rumah seperti ini akan terus berlanjut. Apalagi akan sangat membantu
keluarga yang tidak mampu untuk berkonsultasi mengenai kesehatannya.
g. Waktu dan tempat
Belum ada
b. Tujuan Umum
Setelah melakukan pengkajian selama 30 menit diharapkan keluarga dapat
mengenal masalah kesehatan yang ada dalam keluarga
c. Tujuan Khusus
Keluarga diharapkan dapat membina saling percaya dengan cara:
Keluarga diharapkan dapat mengenal masalah kesehatan yang ada dalam keluarga
dengan cara:
Keluarga dapat mengidentifikasi dengan tepat anggota keluarga yang mengalami
gangguan pada kesehatannya.
Kunjungan ke-3
Tanggal: 21 April 2022, pukul: 15.00 WIB
A. LATAR BELAKANG
Pada pertemuan sebelumnya, hubungan saling percaya antara mahasiswa dan
keluarga Tn. A, Ny. S, anak-anak keluarga Tn. A dan Ny. S terbina dengan sangat baik.
Berdasarkan prioritas masalah yang dilakukan, adapun diagnosa pertama yang
didapatkan pada keluarga Tn. A adalah ketidakefektifan manajemen kesehatan pada
Ny. S dengan Arthritis. Pada pertemuan kali ini mahasiswa akan melakukan intervensi
pada masalah tersebut.
Dalam beberapa kali pertemuan sebelumnya telah dilakukan pengkajian pada
minggu pertama dan implementasi diagnosa 1 minggu kedua. Pada pertemuan kali ini
mahasiswa berencana untuk melakukan intervensi untuk diagnosa 1 yaitu intervensi 3.
Pada saat dilakukan pengkajian lebih lanjut untuk mengetahui tugas kesehatan
keluarga didapatkan hasil, Ny. S memiliki nadi 86 x/menit dan pernafasan 20 x/menit.
Pernah memiliki keluhan beberapa hari yang lalu mengalami nyeri pada lutut kiri.
Untuk mengatasinya Ny. S biasanya hanya beristirahat dan tidur. Ny. S juga tidak ada
mengkonsumsi obat. Setelah dilakukan pengkajian pada minggu pertama dan sudah
dilakukan analisa data, serta skoring masalah keperawatan dan pada minggu kedua
sudah dilakukan implementasi untuk diagnosa 1 intervensi 1 dan 2, maka pada
pertemuan ini, mahasiswa akan melakukan intervensi diagnosa keperawatan 1 yaitu
intervensi 3 serta dilakukan supervisi.
B. PROSES KEPERAWATAN
Diagnosa 1 : Ketidakefektifan manajemen kesehatan pada Ny. S keluarga Tn. A
dengan Arthritis
Tujuan Umum : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 x 60 menit
kunjungan diharapkan keluarga mampu merawat Ny. S dengan masalah Arthritis.
Tujuan Khusus : Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1 x 60 menit kunjungan
keluarga mampu melakukan perawatan sederhana pada anggota keluarga yang
mengalami Arthritis dengan membuat kompres jahe merah untuk mengatasi nyeri
Arthritis.
Intervensi Keperawatan:
1. Mengkaji pengetahuan keluarga tentang Arthritis yang sudah diberikan sebelumnya
2. Menjelaskan manfaat dan cara membuat kompres jahe merah
3. Keluarga mengulangi praktik cara membuat kompres jahe merah
4. Memberikan reinforcement positif terhadap keluarga yang mempraktikkan
D. KRITERIA EVALUASI
1. Kriteria Struktur
a. LP disiapkan dan dikonsulkan dengan pembimbing
b. Media dan alat yang digunakan saat implementasi disiapkan
c. Kontrak dengan keluarga tepat dan sesuai rencana
2. Kriteria Proses
a. Pelaksanaan sesuai waktu dan strategi pelaksanaan
b. Keluarga aktif dalam proses.
3. Kriteria Hasil
a. Keluarga mampu melakukan perawatan sederhana di rumah untuk mengatasi
masalah Arthritis
b. Keluarga mampu mendemonstrasikan ulang tentang penggunakan obat
tradisional untuk mengatasi Arthritis
FORMAT PENGKAJIAN
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA
I. Data Umum
1. Nama kepala keluarga : Tn. A
2. Alamat : Jl. Tuah Karya no 42, RT 00 RW 019
Kel. Tuah Karya Kec. Tampan
Nomor Telepon : 081365609869
3. Komposisi keluarga :
Jenis Hubungan
No Nama Umur Pendidikan
Kelamin dengan KK
1. Tn. A L Kepala Keluarga 57 tahun S1
2. Ny. S P Istri 53 tahun SMA
Genogram :
= Laki-laki = Perempuan
= Laki-laki meninggal = Perempuan meninggal
= Tinggal serumah = Keluarga teridentifikasi
Penjelasan genogram :
Tn. A merupakan anak pertama dalam keluarganya. Tn. A merupakan
suami dari Ny. S. Tn. A tinggal bersama istri dan kedua anaknya. Namun, Tn.
A saat ini sedang bekerja diluar kota. Tn. A saat ini bekerja di Kalimantan
sebagai pekerja sawit. Ny. S memiliki riwayat nyeri sendi. Ny. A merasakan
sakit pada sendinya pada saat bekerja. Anak Tn. A bernama Nn. N memiliki
riwayat penyakit PCOS (Polycystic Ovarium Syndrome), dan pernah berobat di
jawa. Anak kedua dari Tn. A bernama Tn. J memiliki riwayat penyakit
autoimun, pernah berobat di RS Eka Hospital dan saat kambuh diberikan obat
MethylPrednisolon. Ny. S memiliki riwayat alergi terhadap debu. Semua
anggota keluarga Tn. A tidak memiliki riwayat alergi makanan dan obat-
obatan.
4. Tipe Keluarga
Berdasarkan kondisi keluarga Tn. A, maka keluarga Tn. A termasuk
dalam tipe keluarga inti (nuclear Family). Menurut Friedman, Bowden dan
Jones (2010), keluarga inti adalah keluarga yang terdiri dari ayah, ibu, dan anak
yang diperoleh dari keturunannya atau adopsi atau keduanya. Menurut Tn. A
dan Ny. S masalah keluarga dalam tipe keluarga ini tidak ada.
5. Suku
Suku bangsa Tn. A dan Ny. S adalah Jawa. Pola atau kebiasaan makan
keluarga baik yaitu keluarga sering mengkonsumsi lauk pauk, sayuran, dan
buah. Bahasa yang digunakan adalah bahasa Indonesia. Untuk penggunaan jasa
pelayanan kesehatan keluarga, keluarga menggunakan jasa puskesmas dan ke
Rumah Sakit.
6. Agama
Seluruh anggota keluarga beragama Islam. Tn. A selalu melaksanakan
ibadah 5 waktu dan menanamkan ajaran agama kepada anaknya. Ny. S selalu
mengikuti wirid di masjid setiap 2 kali sebulan. Keluarga percaya bahwa
masalah kesehatan dapat diatasi dengan berdo’a dan berobat ke fasilitas
kesehatan.
7. Status Sosial Ekonomi
Keluarga Tn. A tinggal di tempat dengan penduduk yang tidak terlalu
padat. Keluarga Tn. A memiliki sosialisasi yang baik dengan tetangganya. Tn.
A saat ini bekerja sebagai pekerja sawit di Kalimantan. Tn. A dan Ny. S saat ini
memiliki 1 rumah petak. Ny. S bekerja sebagai ibu rumah tangga. Anak
pertama dan kedua Tn. A dan Ny. S yaitu An. P dan An. T sudah berumah
tangga dan bekerja sementara anak ketiga dan keempat yaitu Nn. N dan Tn. J
masih kuliah. Keluarga mengatakan penghasilan yang didapatkan per bulan
sudah cukup untuk memnuhi kebutuhan kuliah anak dan kebutuhan rumah
tangga.
8. Aktivitas Rekreasi
Ny. S mengatakan bahwa aktivitas rekreasi yang sering dilakukan
adalah menonton TV, menjahit dan terkadang pergi jalan-jalan ke mall.
Aktivitas seperti ini telah menimbulkan kesenangan pada keluarga Ny. S.
Mengurus ibu,
anak, dan
Tn. A Ny. S rumah
Bekerja
sebagai
Nn. N
ART
Kuliah Tn. J
Kuliah
Pemeriksaan
Tn. A Ny. S Nn. N Tn. J
Fisik
Tanda-tanda Vital
Keadaan
- Baik Baik Baik
Umum
Compos Compos Compos
Kesadaran -
mentis mentis mentis
Bentuk dan TB : 156 cm TB : 160 cm TB: 157 cm
ukuran - BB : 56 Kg BB : 67 kg BB: 48 kg
tubuh
- TD: 110/70 TD: 120/80 TD: 120/70
mmHg Nadi:86 x/i Nadi:82 x/i
Tanda-tanda
Nadi: 80 x/i RR: 20 x/i RR: 18 x/i
vital
RR: 20 x/i S: 36.5 0C S: 36.50C
S: 36.4 0C
- Rambut agak Rambut Rambut
panjang panjang pendek
berwarna berwarna berwarna
hitam, hitam, dan hitam,
Rambut
rambut lurus rontok distribusi
distribusi menyebar rata
menyebar
rata
- Konjungtiva Konjungtiva Konjungtiva
tidak anemis, tidak anemis, tidak anemis,
Mata
sklera tidak sklera tidak sklera tidak
ikterik ikterik ikterik
- Daun telinga Daun telinga Daun telinga
simetris kiri simetris kiri simetris kiri
dan kanan, dan kanan, dan kanan,
Telinga
klien tidak klien tidak klien tidak
ada gangguan ada gangguan ada gangguan
pendengaran pendengaran pendengaran
- Bentuk Bentuk Bentuk
simetris, simetris, simetris,
Hidung
sumbatan sumbatan sumbatan
jalan nafas (-) jalan nafas (-) jalan nafas (-)
- Bibir Bibir Bibir simetris,
simetris, simetris, tidak nampak
Mulut tidak nampak tidak nampak pucat
pucat pucat
Data Objektif:
- TD: 110/70 mmHg
- Nadi: 80 x/i
- RR: 20 x/i
- S: 36.4 0C
2. Data Subjektif Ketidakefektifan manajemen kesehatan pada
- Nn. N mengatakan tidak mengalami haid dalam waktu yang lama. Nn. N keluarga Tn. A dengan PCOS
- Nn. N mengatakan ia pernah tidak haid selama kurang lebih 2 tahun
- Nn. N mengatakan ia didiagnosa PCOS
- Nn. N mengatakan haid keluar sedikit
- Nn. N mengatakan saat ini mengkonsumsi obat Primolut dan Diane
tab 21
- Nn. N mengatakan saat ini ia rutin berolahraga ringan dan mengatur
pola makan yang baik untuk mempertahankan BB yang ideal
Data Objektif :
- TD: 120/80
- Nadi:86 x/i
- RR: 20 x/i
- S: 36.5 0C
X. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Ketidakefektifan manajemen kesehatan pada Ny. S keluarga Tn. A dengan Arthitis
2. Ketidakefektifan manajemen kesehatan pada Nn. N keluarga Tn. A dengan PCOS
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA
Keluarga mampu memutuskan untuk merawat, Keluarga mampu memutuskan untuk merawat
meningkatkan atau memperbaiki kesehatan dengan anggota keluarga yang sakit dengan PCOS
berpartisipasi dalam memutuskan perawatan
kesehatan untuk anggota keluarga dengan masalah
PCOS
Keluarga mampu merawat anggota keluarga untuk Keluarga mampu merawat anggota keluarga
meningkatkan kesehatan dengan pengobatan dalam yang sakit dan memberikan dukungan dalam
mengatasi PCOS meningkatkan status kesehatan dengan
pengobatan untuk mengatasi masalah PCOS
Keluarga mampu memodifikasi lingkungan: kontrol Keluarga mampu memodifikasi lingkungan:
risiko, keamanan dan kenyamanan dan kontrol memodifikasi lingkungan rumah yang aman
lingkungan untuk menciptakan suasana yang dan nyaman
nyaman
Keluarga mampu memanfaatkan fasilitas kesehatan: Keluarga mampu memanfaatkan fasilitas
pengetahuan tentang sumber kesehatan, perilaku kesehatan: mengunjungi fasilitas kesehatan
mencari pelayanan kesehatan, partisipasi keluarga untuk melakukan pengobatan dan konseling.
dalam perawatan keluarga.
PENYEBAB APA ITU ARTHRITIS
ARTHRITIS??
1. Faktor usia
(Nyeri
Peradangan pada Sendi)
sendi yang biasanya
ditandai oleh nyeri,
2. Radang/infeksi
kekakuan dan
kelemahan
Oleh:
3. Pengaruh obat-
TRI PUTRI ANI
obatan
2141198
STIKes Tengku Maharatu
2022
Universitas Riau
4. Berkaitan dengan
penyakit keganasan
DAMPAK DAN PENATALAKSANAAN
DAMPAK : PENATALAKSANAAN :
• Terjadinya gangguan
mobilitas fisik
TANDA DAN GEJALA • Kerusakan sendi
• Menyebabkan rasa sakit • Diet makanan kacang-
dan nyeri kacangan
• Memberikan kompres
• Nyeri sendi • Berkurangnya kualitas
hangat atau rendam hangat
hidup
• Kekakuan /
gangguan gerak • Mudah lelah • Pemberian obat anti
• Pembengkakan • Resiko tinggi terjadinya inflamasi non steroid
pada sendi • Menyeimbangkan aktivitas
cidera
dan istirahat
• Kelemahan
JAHE=> Mengandung
lemak, protein, zat
Kompres
pati, oleoresin, dan Jahe Merah
minyak atsiri.
• Jahe ± 2 ruas
• Cuci bersih jahe merah
• Baskom • Kemudian ditumbuk atau diparut
MANFAAT
• Parutan/ulekan • Tempelkan didaerah persendian
yang mengalami nyeri
• Handuk/kain
sehingga aliran
darah lancar
•
Oleh : Tri Putri Ani