Anda di halaman 1dari 9

BAB 3

METODE PERENCANAAN

3.1 Data-data Perencanaan


3.1.1 Data Karakteristik Tanah Dasar
a. Sudut Geser Dalam/Sudut Friksi (ø)
Sudut friksi atau disebut juga sudut geser dalam adalah untuk
mendiskripsikan kekuatan daya dukung dari tanah dan memiliki variable
dengan kohesi untuk menentukan ketahanan tanah akibat tegangan
yang bekerja berupa tekanan lateral tanah. Nilai sudut friksi (didapat
dari perbandingan grafik antara tegangan lentur dan tegangan geser
efektif yang digambarkan melalui diagram Mohr. Dan juga nilai ini
didapatkan dari pengukuran engineering preoperties tanah dengan
Direct Shear Test, hubungan antara sudut geser dalam, dan jenis tanah
ditunjukkan pada tabel dibawah ini :
Tabel 3.1 Hubungan Antara Sudut Geser Dalam (Ø) Dengan Tanah Kerikil

Gambar 3.1 Diagram Tegangan geser efektiif tegangan lentur Mohr-Coulumb)

32
33

Dilatasi (ψ) adalah sifat yang menunjukkan gejala perubahan


isi apabila lanau itu dirubah bentuknya dan pengembangan volume
tanah saat dikenai tegangan geser. Dilatasi bisa didapat juga melalui
pendekatan teoritis dari grafik hubungan antara sudut geser friksi (ø)
dengan dilatasi (ψ) supaya memudahkan mendapatkan nilai
parameternya.

Gambar 3.2 Grafik Hubungan Dilatasi Dengan Sudut Geser Friksi (Ø)

b. Berat Volume Tanah


Berat volume tanah merupakan salah satu sifat fisik tanah yang
paling sering ditentukan, karena keterkaitannya yang erat dengan
kemudahan penetrasi akar di dalam tanah, drainase dan aerasi tanah,
serta sifat fisik tanah lainnya. Seperti sifat tanah yang lainnya, berat
volume mempunyai variabilitas spasial (ruang) dan temporal (waktu).
Nilai berat volume, Db, bervariasi antara satu titik dengan titik yang lain
disebabkan oleh variasi kandungan bahan organik, tekstur tanah,
kedalaman perakaran, struktur tanah, jenis fauna, dan lain-lain. Nilai Db
sangat dipengaruhi oleh pengelolaan yang dilakukan terhadap tanah.
Pada tanah yang mudah mengembang dan mengerut, Db
berubah-ubah seiring dengan berubahnya kadar air tanah. Oleh sebab
itu, untuk tanah yang mengembang mengerut, nilai Db perlu disertai
dengan data kadar air. Tanah dengan bahan organik yang tinggi
mempunyai berat volume relatif rendah. Tanah dengan ruang pori total
tinggi, seperti tanah liat, cenderung mempunyai berat volume lebih
rendah. Sebaliknya, tanah dengan tekstur kasar, walaupun ukuran
34

porinya lebih besar, namun total ruang porinya lebih kecil, mempunyai
berat volume yang lebih tinggi.
Berat volume tanah mineral berkisar antara 0,6 - 1,4 g cm-3 .
Tanah Andisols mempunyai berat volume yang rendah (0,6 - 0,9 g cm-
3), sedangkan tanah mineral lainnya mempunyai berat volume antara
0,8 - 1,4 g cm-3. Tanah gambut mempunyai berat volume yang rendah
(0,4 - 0,6 g cm-3).
Berat volume didefinisikan sebagai masa fase padat tanah, Ms
dibagi dengan volume total tanah, Vt .
𝑀𝑠
𝐷𝑏 =
𝑉1
Volume total tanah adalah jumlah volume dari fase padat, cair dan gas
di dalam tanah. Nilai Db yang umum untuk tanah pasir adalah sekitar
1,4 - 1,7 g cm-3 sedangkan untuk tanah liat adalah antara 0,95 - 1,2 g
cm-3.

c. Bor log/SPT (Standar Penetration Test)


Data karakteristik tanah yang digunakan dalam perencanaan
pondasi dalam, yaitu data Boring log atau SPT (Standar Penetration
Test) dari PT. SOILENS. Dengan data-data sebagai berikut :
Project : Soil investigation for accses road work under
patimban port development project
Location : STA 0 + 70
Elevation : 5.693 meter
Coordinates : E 9304903.000; N 816953.622
Depth : 30.45 meter
Water level : -0.50 meter
SPT : Automatic hammer
Pengambilan nilai Nspt untuk diperhitungan pondasi kelompok
kami mengambil tiga sampel dari bawah yaitu :
1. 30,45 m dengan Nspt = 26
2. 30,00 m dengan Nspt = 26
3. 29,45 m dengan Nspt = 26
35

Tabel 3.1 Boring Log

3.1.2 Data Struktur Pondasi


Dari pertimbangan hasil penyelidikan tanah dari aspek ketinggian
gedung dan beban dari struktur diatasnya, maka jenis pondasi yang
digunakan adalah pondasi tiang pancang dengan penampang berbentuk
lingkaran.
Adapun spesifikasi dari tiang pancang tersebut adalah :
 Mutu Beton (f’c) = 25 Mpa
 Mutu Baja (fy) = 400 Mpa
36

 Diameter = ø 60 cm
 Luas Penampang = 2826 cm2
 Keliling = 5736,78 cm
a. Perhitungan pondasi tiang pancang
Berdasarkan kekuatan bahan
Tegangan Tekan Beton yang diijinkan yaitu :
Ptiang = σbahan . Atiang
Dimana :
Ptiang = Kekuatan pikul tiang yang diijinkan
σb = Tegangan tekan tiang terhadap penumbukan
Atiang = Luas penampang tiang pancang
Berdasarkan hasil sondir
𝑞𝑐. 𝐴𝑝 𝑇𝑓. 𝐴𝑠)
𝑃𝑡𝑖𝑎𝑛𝑔 = +
3 5
Dimana :
qc = Nilai konus hasil sondir (kg/cm2)
Ap = Luas permukaan tiang (cm2)
Tf = Total friction (kg/cm)
As = Keliling tiang pancang (cm)

b. Menentukan jumlah tiang pancang


Menentukan jumlah tiang pancang yang dibutuhkan digunakan
rumus acuan sebagai berikut :
𝑃
𝑛=
𝑃𝑡𝑖𝑎𝑛𝑔
Dimana :
n = jumlah tiang pancang yang dibutuhkan
P = gaya vertikal (t)
Ptiang = daya dukung 1 tiang (t)

c. Menghitung efisiensi kelompok tiang


Efisiensi satu tiang dalam kelompok :
(𝑛 − 1)𝑚 + (𝑚 + 1)𝑛
𝐸𝑔 = 1 − 𝜃{ }
90. 𝑚. 𝑛
37

1,57 𝐷.𝑚.𝑛
Syarat : S ≤ 𝐸𝑔 = 𝑚+(𝑚−𝑛)

S = Jarak antara tiang as – as (cm)


D = Diameter tiang (cm)
m = Jumlah baris
n = Jumlah tiang dalam satu baris
Ɵ = Arc tg D/s

3.2 Tahapan dan Langkah-langkah Perencanaan


3.2.1 Metode Mayerhoff
Mayerhoff (1974) telah meurumuskan daya dukung pondasi
dangkal padatanah homogen,kemudian pada tahun 1978, Mayerhoff dan
Hanna melakukan pengembangan rumus dengan mengakomodasi
kondisi tanah yang tidak homogen dimana lapisan pertama selalu lebih
kuat daripada lapisan tanah lapisan kedua.
Teori daya dukung Mayerhoff (1974) mirip dengan Terzaghi, yaitu
menghitung tegangan geser dari tanah yang terletak di bawah telapak
pondasi. Namun, Mayerhoff mengasumsikan meknisme kegagalan
diperpanjang ke atas menuju permukaan tanah.

Gambar 3.3 Pola Keruntuhan tanah Metode Terzaghi, Mayerhoff dan Hansen

Pada tahun 1974 mayerhoff menyempurnakan teorinya dengan


mempertimbangkan beberapa faktor dalam menentukan daya dukung
tanah. Faktor-faktor tersebut adalah pengaruh kedalaman pondasi, bentuk
38

pondasi dan kemiringan beban. Metode daya dukung tanah menurut


mayerhoff adalah sebagai berikut :
1. Metode Analisis
Persamaan anailsis yaitu perhitungan daya dukung yang
berdasarkan keadaan tanah dan bentuk suatu tiang pancang dalam
suatu proyek.
Data kohesi tanah (Cu), sudut gesek tanah (ᴓ) dan berat jenis
tanah (γ) juga menjadi faktor analisis yang akan digunakan untuk
mengitung kapasitas daya dukung tiang pada metode analisis, rumus
persamaan analisis sebagai berikut :
a. Menurut Terzaghi
Qu = (Ap (1,3 C Nc + qNq + γ B Nγ aγ) + (ad C As)
b. Menurut Mayerhoff
Qu = (Ap (C N c + n q Nq ) + (As Xm N)
c. Menurut Tomlinson
Qu = ( Ap ( C Nc + qNq ) + ( Cn As + 0,5 K q tan () As)
Dimana :
Qu = Daya dukung ultimate tiang
Ap = Luas penampang tiang (m2)
As = Luas selimut tiang (m2)
C = Kohesi pada tanah (kg/m2)
Nc, Nq, Nγ = Faktor daya dukung
Aγ = Faktor penampang
 = Faktor adhesi
K = Koefisien tekanan tanah lateral
 = Sudut geser efektif antara tanah dan beban tiang pancang
γ = Berat volume tanah
Sγ, Sc = Bentuk pondasi
Df = Kedalaman pondasi
2. Metode Empiris
Pada metode statis analisis korelasi yang digunakan adalah
hasil dari penyelidikan laboratorium sedangkan pada metode analisis
empiris, korelasi yang digunakan adalah hasil pembacaan dari
39

penetrasi suatu alat penetrometer. Alat penetrometer yang biasa


digunakan pada metode statis empiris adalah seperti cone penetration
test (CPT) atau Standar Penetration Test (SPT).
a. Kapasitas daya dukung tiang dari pengujian sondir
Kapasitas daya dukung tiang dapat dihitung dengan
menggunakan rumus Mayerhoff :
(𝑁𝐾. 𝐴) (𝐽𝐻𝐿. 𝑂)
𝑄𝑢𝑙𝑡 = +
3 5
Dimana :
Qult = Kapasitas dukung tiang tunggal (ton)
NK = Perlawanan penetrasi konus (kg/cm²)
JHL = Jumlah hambat lekat (kg/cm²)
A = Luas penampang (cm²)
O = keliling tiang (cm)
b. Kapasitas daya dukung tiang dari pengujian SPT
Kapasitas daya dukung tiang dapat dihitung dengan
menggunakan rumus Mayerhoff :
 Tiang penampang bulat
Qu = (40 x N x Ap) + (qs + As)
 Tiang berpenampang H dan I
Qu = (40 x N x Ap) + (o,1 x N x As)
 Sedangkan untuk korelasi nilai N adalah :
N = (N1+N2)/2
Dimana :
N1 = Nilai SPT pada ujung tiang ke bawah
N2 = Nilai SPT pada ujung tiang ke atas
c. Kapasitas selimut tiang
Qs = qsi x As
Dimana :
As = Luas tiang pancang
qsi = 0.2 untuk pasir
qsi = 0.5 untuk lempung
40

3.2.2 Metode  (Vijayvergiya & Focht)


Metode ini ditentukan oleh Vijayvergia dan Focht (1972) yang
didasarkan adanya perpindahan tanah akibat tiang yang dipancang
sehingga menghasilkan suatu tekanan lateral pasif pada kedalaman
tertentu. Nilai lambda () didapatkan dengan memplotkan nilai panjang
tiang. Persamaan untuk tahanan geser rata-rata (𝑓𝑠𝑎ve), sebagai berikut:
𝑓𝑎𝑣 = (𝜎′𝑣 + 2 )
Dimana :
𝜎′𝑣 = Rata-rata tekanan vertical sepanjang tiang pancang
𝑐 = Rata-rata kuat geser lempung jenuh (Φ = 0)
𝜆 = Konstanta
Berikut adalah rumus yang dapat digunakan untuk mencari nilai 𝑐
dan 𝜎ˈv tiap segmen.

Dimana :
𝑐u𝑖 = kohesi tanah undrained lapis ke 𝑖
𝐿𝑖 = panjang segmen tiang lapis ke 𝑖
𝐴𝑖 = luas diagram tegangan vertikal efektif lapis ke 𝑖

Anda mungkin juga menyukai