Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

SISTEM INFORMASI MANAJEMEN

Disusun oleh :

Finy Alvia ( 1893202036

Dosen Pengampu :

Bambang Poerwandhi, MM

SEMESTER V I

FAKULTAS PARIWISATA DAN INDUSTRI KREATIFPROGRAM STUDI


PARIWISATA
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH TANGERANG TAHUN AJARAN
2019/2021
ABSTRAK

Persaingan dalam dunia bisnis menjadikan perkembangannya sangat cepat mengikuti zaman.
Perkembangan dalam dunia bisnis harus mengikuti prinsip dasarnya agar terwujudnya
persaingan yang sehat. Asuransi merupakan salah satu permasalahan hukum bisnis yang
masih hangat dibahas sampai saat ini.. PT. Asuransi Jiwa Central Asia Raya yang diawasi
oleh OJK, dengan salah satu saluran distribusi produk asuransinya tidak melalui saluran
distribusi seperti yang atur oleh OJK. 3i-Networks adalah salah satu program pemasaran
pada perusahaan tersebut yang mendistribusikan produk asuransinya secara penjulan
langsung (direct selling). Penjualan langsung ini dilakukan oleh agen asuransi dengan cara
merekrut agen downline agar berkembangnya jaringan. Pengembangan jaringan yang
dilakukan oleh agen asuransi yang menyebabkan terselubungnya usaha penjualan langsung
yang dijalankan oleh PT. Asuransi Jiwa Central Asia Raya.
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Sistem informasi merupakan kesatuan komponen yang saling terhubung
dengan batasan dan bekerja bersama-sama untuk mencapai seperangkat tujuan.
Sistem informasi adalah kombinasi dari people, hardware, software, jaringan
komunikasi, sumber-sumber data, prosedur, dan kebijakan yang terorganisir
dengan baik yang dapat menyimpan, mengadakan lagi, dan menyebarluaskan
informasi dalam suatu organisasi. Orang bergantung pada sistem informasi untuk
berkomunikasi antara satu sama lain dengan menggunakan berbagai jenis alat fisik
(hardware), perintah, prosedur pemrosesan informasi (software), saluran
komunikasi (jaringan), dan data yang disimpan (sumberdaya data). Seiring dengan
perkembangan teknologi informasi dan komunikasi, sistem informasi memberikan
peran yang sangat penting dalam dunia bisnis sehingga seringkali orang
menggunakan keunggulan sistem informasi sebagai kunci strategi bisnis Sebuah
sistem informasi menajemen lebih dari sekedar sistem pengolahan data.Sistem
pengolahan informasi yang menerapkan kemampuan komputer untuk menyajikan
informasi bagi manajemen dan bagi pengambilan keputusan.

Risiko adalah sebuah beban kerugian yang diderita oleh Hidup penuh dengan
risiko, baik risiko yang terduga maupun yang tidak terduga, banyak kejadian
dalam hidup yang dapat menyebabkan kerugian bagi seseorang bahkan dapat
mengakibatkan hilangnya nyawa seseorang. Risiko sep erti ini akan selalu ada dan
rentan terjadi pada setiap orang, baik dalam dunia kerja, pendidikan, hingga dunia
kesehatan. Oleh sebab itu, mereka mencoba untuk mengatasi risiko yang
mungkin akan terjadi pada dirinya melalui mekanisme yang disebut dengan
asuransi

Di Indonesia, banyak terdapat perusahaan yang bergerak di bidang asuransi,


perusahaan-perusahaan tersebut berlomba untuk memberikan pelayanan yang
terbaik bagi nasabah pemakai jasa asuransi. Tidak heran jika perusahaan asuransi
memberikan inovasi baru dalam peluncuran produknya untuk menarik perhatian
para nasabah. Salah satu perusahaan yang memberikan inovasi baru adalah PT
Asuransi Jiwa Central Asia Raya yang mengusung sistem pemasaran 3i-Network
dalam menjual produk asuransi Carlink Pro. Carlink Pro merupakan salah satu
produk asuransi yang dujial oleh PT Asuransi Jiwa Central Asia Raya.

A. Rumusan Masalah

1. Apakah hambatan dan kendala Sistem Informasi Manajemen ?


2. Apakah itu Sistem Informasi Manajemen ?
3. Ap aitu 3i Networking ?
B. Tujuan
1. Dapat Menguraikan kendala system informasi
2. Dapat Mengurai 3i Networking
3. Mengetahui Sistem Informasi
BAB II

PEMBAHASAN

A. Sistem Informasi Manajemen

Sistem informasi manajemen atau SIM(bahasa Inggris: management information system,


MIS ) adalah sistem perencanaan bagian dari pengendalian internalsuatu bisnisyang meliputi
pemanfaatanmanusia, dokumen, teknologi, dan prosedurolehakuntansimanajemenuntuk
memecahkan masalah bisnis seperti biaya produk, layanan, atau suatustrategi bisnis. Sistem
informasi manajemen dibedakan dengansistem informasi biasakarena SIM digunakan untuk
menganalisis sistem informasi lain yang diterapkan padaaktivitas operasional organisasi.
Secara akademis, istilah ini umumnya digunakan untukmerujuk pada kelompok metode
manajemen informasi yaAng bertalian dengan otomasi ataudukungan terhadap pengambilan
keputusanmanusia, misalnyasistem pendukungkeputusan, sistem pakar, dan sistem informasi
eksekutif. Sistem Informasi Manajemen merupakan sebuah sistem manusia/mesin
yangterpadu (intregeted) untuk menyajikan informasi guna mendukung fungsi
operasi,manajemen, dan pengambilan keputusan dalam sebuah organisasi. Sistem
inimenggunakan perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software) komputer,
prosedur pedoman, model manajemen dan keputusan, dan sebuah data base.Sistem Informasi
Managemen juga dikenal dengan ungkapan lainnya seperti: “Sistem Informasi”, “Sistem
Pemrosesan Informasi”, “Sistem Informasi dan PengambilKeputusan”. SIM menggambarkan
suatu unit atau badan yang khusus bertugas untuk mengumpulkan berita dan memprosesnya
menjadi informasi untuk keperluan manajerialorganisasi dengan memakai prinsip sistem.
Dikatakan memakai prinsip sistem karena berita yang tersebar dalam pelbagai bentuknya
dikumpulkan, disimpan serta diolah dandiproses oleh satu badan yang kemudian dirumuskan
menjadi suatu informasi.Sistem informasi manajemen digambarkan sebagai sebuah bangunan
piramida,diimana lapisan dasarnya terdiri dari informasi untuk pengolahan transaksi,
penjelasanstatus, dan sebagainya; lapisan berikutnya terdiri dari sumber-sumber informasi
dalammendukung operasi manajemen sehari-hari; lapisan ketiga terdiri dari sumber daya
systeminformasi untuk membantu perencanaan taktis dan pengambilan keputusan untuk
pengendalian manajemen; dan lapisan puncak terdiri dari sumber daya informasi
untukmendukung perencanaan dan perumusan kebijakan oleh tingkat puncak manajemen
Fungsi Sistem Informasi Manajemen
Fungsi utama diterapkannya sistem infomasi manajemen dalam suatu organisasi yaitu sebagai
berikut:
1.Mempermudah pihak manajemen untuk melakukan suatu perencanaan, pengawasan,
pengarahan dan pendelegasian kerja kepada semua departemen yang mempunyaihubungan
komando atau koordinasi dengannya.
2. Untuk meningkatkan sebuah efisiensi dan efektifitas data yang tersaji akurat dan tepatwaktu.
3. Untuk meningkatkan suatu produktifitas dan penghematan biaya dalam suatu organisasi.
4.Untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia karena unit sistem kerja ya Faktor-faktor
yang dijadikan ukuran keberhasilan penerapan suatu sistem menurut Laudon yaitu:
Sistem tersebut tingkat penggunaannya relatif tinggi yang diukur melalui polling terhadap
pengguna, pemanfaatan kuesioner, atau monitor parameter seperti volume transaksi on-line.
Kepuasan pengguna terhadap sistem yang diukur melalui kuesioner atau interview.
Sikap yang menguntungkan para pengguna terhadap sistem informasi dan staff dari sistem
informasi.

Tujuan yang dicapai


Timbal balik keuangan untuk organisasi baik melalui pengurangan biaya atau peningkatan
penjualan dan profit.
Kegagalan dari sistem informasi bukan hanya pada bagian-bagiannya saja, tetapi pada
keseluruhan sistem yang tidak dapat digunakan sebagaimana mestinya. Pengguna harus
memahami sistem informasi dan mengembangkan prosedur manual paralel untuk membuat
sistem bekerja secara sempurna. Terdapat faktor penyebab munculnya masalah pada sistem
informasi, faktor tersebut dapat bersifat teknis dan nonteknis. Faktor-faktor tersebut yaitu:
- Desain
- Data
- Biaya
- Operasi
B. Hambatan SIM
Faktor-faktor yang mempengaruhi kesukesan penerapan sistem informasi, antara lain adanya
dukungan dari manajemen eksekutif, keterlibatan end user(pemakai akhir), penggunaan
kebutuhan perusahaan yang jelas, perencanaan yang matang, dan harapan perusahaan yang
nyata. Sementara alasan kegagalan penerapan sistem informasi antara lain:
Kurangnya dukungan dari pihak eksekutif atau manajemen
Persetujuan dari semua level manajemen terhadap suatu proyek sistem informasi membuat
proyek tersebut akan dipersepsikan positif oleh pengguna dan staf pelayanan teknis informasi.
Dukungan tersebut dapat diwujudkan dalam bentuk penghargaan terhadap waktu dan tenaga
yang telah dicurahkan pada proyek tersebut.
Keterlibatan dalam desain dan operasi sistem informasi mempunyai beberapa hasil
yang positif. Pertama, jika pengguna terlibat secara mendalam dalam desain sistem, ia akan
memiliki kesempatan untuk mengadopsi sistem menurut prioritas dan kebutuhan bisnis, dan
lebih banyak kesempatan untuk mengontrol hasil. Kedua, pengguna berkecenderungan untuk
lebih bereaksi positif terhadap sistem karena mereka merupakan partisipan aktif dalam proses
perubahan itu sendiri.
Kesenjangan omunikasi antara pengguna dan perancang sistem informasi terjadi
karena pengguna dan spesialis sistem informasi cenderung memiliki perbedaan dalam latar
belakang, kepentingan dan prioritas. Inilah yang sering dikatakan sebagai kesenjangan
komunikasi antara pengguna dan desainer(user-designer communication gap).
Tidak emiliki Perencanaan Memadai
Sistem informasi sebaiknya harus ditentukan maksud dan tujuannya. Setelah itu,
menambahkan komponen-komponen yang sesuai dengan tujuan utama dari sistem informasi
tersebut. Perencanaan sistem informasi sebaiknya sejalan dengan tujuan dan komponen-
komponen yang telah ditentukan sehingga tidak keluar dari jalur utama yang telah ditetapkan.
Sistem informasi yang tidak sesuai dengan kebutuhan akan menghambat tujuan dari
perusahaan tersebut.
Pengembangan dan penerapan sistem informasi yang tidak didukung dengan
perencanaan yang matang tidak akan mampu menjembatani keinginan dan kepentingan
berbagai pihak di perusahaan. Hal ini dikarenakan sistem yang dijalankan tidak sesuai dengan
arah dan tujuan perusahaan. Oleh karena itu, perusahaan yang tidak memiliki kompetensi inti
dalam bidang teknologi informasi sebaiknya menjadi tidak memaksakan untuk menjadi leader
dalam investasi teknologi informasi.
Sebagian besar penyedia jasa teknologi informasi kurang sensitif terhadap
manajemen perusahaan, tetapi hanya fokus pada tools yang akan dikembangkan. Kelemahan
inilah yang mengharuskan perusahaan untuk mengidentifikasi secara jelas kebutuhan dan
spesifikasi sistem informasi yang akan diterapkan berikut manfaatnya terhadap perusahaan.
Kemauan perusahaan dalam merancang penerapan sistem informasi berdasarkan sumberdaya
yang dimiliki diyakini dapat meningkatkan keunggulan kompetitif perusahaan.

Inkompetensi secara Teknologi kesuksesan pengembangan sistem informasi tidak


hanya bergantung pada penggunaan alat atau teknologinya saja, tetapi juga manusia sebagai
perancang dan penggunanya. Sistem informasi yang tidak disosialisasikan akan menyebabkan
karyawan tidak dapat menggunakan sistem informasi tersebut. Hal ini akan berdampak pada
menurunnya kinerja perusahaan dan kegagalan sistem informasi sehingga sistem informasi
yang telah dirancang akan sia-sia serta menyebabkan kerugian materi yang cukup besar. Selain
itu, waktu sosialisasi yang singkat dapat menjadi kendala dalam hal penerapan sistem
informasi. Karyawan kurang mempelajari mengenai sistem informasi yang mereka gunakan
sehingga kemampuan mereka terbatas. Menurut Pambudi (2003) harus ada penyesuaian
tertentu dalam menerapkan sistem informasi. Penyesuaian terhadap strategi penerapan sistem
yang baru harus disosialisasikan dengan jelas kepada karyawan.

Sistem informasi harus dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan


pengguna. Kompleksitas sistem bukanlah merupakan jaminan perbaikan kinerja, bahkan
menjadi kontraproduktif jika tidak didukung oleh kesiapan sumberdaya manusia dalam
tahapan implementasinya. Hal ini sering terjadi terutama pada perusahaan yang pengetahuan
teknologi informasinya rendah. Jika pengembangan sistem informasi diserahkan pada
sumberdaya yang kurang memiliki kompetensi dibidangnya akan berakibat fatal bagi
perusahaan ketika sistem tersebut telah diterapkan. Pengembangan sistem informasi sebagai
salah satu sarana pencapaian tujuan perusahaan, sehingga keduanya harus relevan, serta perlu
disiapkan dengan baik dan matang. Selain itu, perusahaan harus memiliki harapan yang nyata,
yaitu yang ingin dicapai dan berusaha dalam meraihnya, sehingga efektivitas dari
pengembangan atau penerapan sistem informasi dapat terjadi
Komunikasi Antara Pengguna dengan Perancang Sistem Informasi
Hubungan antara konsultan dengan klien secara tradisional merupakan bidang masalah dalam
upaya sistem informasi. Pengguna dan specialist sistem informasi cenderung mempunyai
perbedaan dalam latar belakang, kepentingan dan prioritas. Inilah yang sering dikatakan
sebagai kesenjangan komunikasi antara pengguna dan desainer. Perbedaan ini akan
menyebabkan adanya perbedaan loyalitas organisasi, pendekatan dalam pemecahan masalah,
dan referensi.
C. Bisnis Car 3i Network
Tingkat Kompleksitas dan Resiko Terdapat kecenderungan gagal pada Beberapa
proyek pengembangan sistem karena sistem-sistem tersebut mengandung tingkat resiko yang
tinggi dibandingkan yang lain. Para peneliti telah mengidentifikasikan tiga faktor kunci yang
memengaruuhi tingkat resiko proyek. Sistem pengembangan proyek tanpa manajemen yang
tepat besar kemungkinan akan membawa konsekuensi kerugian sebagai berikut:
- Biaya yang berlebih sehingga melampaui anggaran.
- Melampaui waktu yang telah diperkirakan.
- Kelemahan teknis yang berakibat pada kinerja yang berada dibawah tingkat dari yang
diperkirakan.
Gagal dalam memperoleh manfaat yang diperkirakan.ngterkoordinir dan sistematis 3i
Network adalah sistem jaringan pemasaran asuransi milik PT AJ Central Asia Raya (CAR Life
Insurance) dalam merekrut agen. Jadi, bukanlah penyedia layanan telekomunikasi seperti yang
diduga. Dalam hal ini, nasabah CAR Life Insurance dapat direkrut melalui jaringan tersebut.
Selanjutnya, mereka diberikan pelatihan sesuai standar berlisensi dari Asosiasi Asuransi Jiwa
Indonesia (AAJI) sebelum bisa memasarkan produk dan merekrut nasabah lain. Secara sekilas
polanya sama dengan bisnis multi level marketing atau MLM.
3i Network adalah singkatan dari Insurance, Investment, Income, Network. Artinya
melalui sistem keagenan ini, nasabah bisa mendapatkan asuransi, investasi, dan pendapatan.
Cara kerja CAR 3i Network banyak yang mengira bahwa CAR 3i Network adalah produk
multi level marketing, atau bahkan ada yang mencurigai CAR 3i Network penipuan. Padahal,
cara kerjanya serupa dengan sistem keagenan perusahaan asuransi lainnya. Setiap anggota
yang tergabung dalam keagenan tersebut akan mendapatkan pelatihan dan lisensi dari AAJI
sebagai syarat bisa menjual produk asuransi. Modal inilah yang menjadikan semua anggota
diizinkan menjual produk asuransi sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Nantinya, nasabah
dapat membeli polis dengan premi senilai minimal Rp350 ribu per bulan. Jenis asuransi yang
dibeli adalah asuransi unit link yang memberikan nilai investasi sekaligus proteksi. Sedangkan
pendapatannya diperoleh dari rekrutmen nasabah baru dengan sistem komisi atau bonus
referensi.Proses rekrutmen sepenuhnya melalui jaringan keagenan CAR Life Insurance yang
dinamakan dengan 3i Network. CAR menghadirkan program asuransi yang unik lewat 3i
Network, bukan asuransi penipu.Jaringan ini pada dasarnya tidak berbeda jauh dengan sistem
keagenan perusahaan lainnya seperti yang dimiliki oleh Allianz dengan Allianz Star Network.

BAB II

PENUTUP

KESIMPULAN

istem informasi menjadi prioritas pertama untuk dikembangkan karena besarnya kekuatan-
kekuatan lingkungan eksternal dan kesamaan dari kekuatan faktor internal atau
institusional.Beberapa sistem gagal karena benturan diantara keadaan atau lingkungan
internal.

Faktor-faktor yang dijadikan ukuran keberhasilan penerapan suatu sistem menurut Laudon
yaitu: tingkat penggunaannya relatif tinggi, kepuasan pengguna terhadap sistem, sikap yang
menguntungkan para pengguna terhadap sistem informasi dan staff dari sistem informasi,
tujuan yang dicapai dan imbal balik keuangan untuk organisasi.

Faktor-faktor yang mempengaruhi kesukesan penerapan sistem informasi, antara lain adanya
dukungan dari manajemen eksekutif, keterlibatan end user(pemakai akhir), penggunaan
kebutuhan perusahaan yang jelas, perencanaan yang matang, dan harapan perusahaan yang
nyata. Sementara alasan kegagalan penerapan sistem informasi antara lain karena kurangnya
dukungan manajemen eksekutif dan input dari end-user, pernyataan kebutuhan dan
spesifikasi yang tidak lengkap dan selalu berubah-ubah, serta inkompetensi secara teknologi.

DAFTAR PUSTAKA

joko Sutono. 2007. Sistem Informasi Manajemen. BPKP, Bogor

O’Brien JA, Marakas G. 2005. Management Information sistem.Ninth edition.

Boston: Mc Graw Hill, Ini


O’Brien, JA . Marakas, george. 2009. Management Information sistem. Ninth edition.Mc
Graw Hill. Inc Boston Universitas Gunadarma

Pambudi, T.S. Menata Ulang Investasi TI. Majalah Swa (Sembada). Edisi 23 Januari – 5


februari 2003 No. 2/XIX/23.

Anda mungkin juga menyukai