AJAKAN BERIBADAH
P Kaka-kaka pembina dan remaja yang dikasihi Tuhan, bersyukur bahwa kita pada saat ini dituntun dan diberkati oleh
Tuhan, sehingga boleh bersekutu bersama untuk datang menghadap Dia. Sebagai pembuka dalam persekutuan kita
pada hari ini, Marilah kita menyanyi:
P+J Menyanyi NNBT No.2 “DUNIA TERCIPTA OLEH KARENA TUHANMU”
Dunia tercipta oleh kar'na Tuhanmu,
bersyukur apa yang terjadi dalam hidupmu.
Nyatakanlah semua yang ada padamu;
berkat Tuhan melimpah memenuhimu.
Wartakan kemuliaan kerajaan-Nya, wujudkan cinta, kasih, damai, dan teladanmu.
Bekerja demi kebesaran nama-Nya pelihara bumi dan isinya.
Terpuji Tuhan kar'na kasihNya, dunia ikut bergembira.
Terpuji Tuhan kar'na kuasaNya, bahagia. Haleluya, Haleluya!
TAHBISAN (Berdiri)
P Ditengah kepelbagaian kami sebagai remaja dan pembina, kami bersekutu dan terikat dalam kesatuan sebagai tubuh
Kristus datang untuk menyembahMu. Maka dari itu ya Allah, biarlah persekutuan pada saat ini ditahbiskan dalam
nama Bapa, Anak dan Roh Kudus. Amin.
P+J Menyanyi “KAMI PERLU KAU TUHAN”
Kemanakah kami mencari kasih sejati?
Kemanakah kami berseru saat badai datang menderu?
Yang kami tahu hanya Kau yang mampu pulihkan s'gala sesuatu
Kami perlukan keajaiban-Mu
Kami butuhkan sentuhan tangan-Mu
Kami tak dapat jalan sendiri
Kami perlu Kau Tuhan.
1
P+J Menyanyi KJ 392 “Ku Berbahagia”
Ku berbahagia yakin teguh Yesus abadi kepunyaanku
Aku warisnya 'ku ditebus Ciptaan baru Roh Kudus
Aku bernyanyi Bahagia, Memuji Yesus selamanya
Aku bernyanyi Bahagia, Memuji Yesus selamanya.
PELAYANAN FIRMAN
P Mari kita berdoa ………..
Membaca Alkitab : Roma 14: 1-12
Tema: “JANGAN MENJADI HAKIM ATAS ORANG LAIN”
Remaja & Pembina Remaja yang di kasihi Tuhan Yesus Kristus, rasul Paulus menunjukkan ajaran ini
kepada orang kristen Yahudi dan bukan Yahudi yang ada di Roma, terjadi perdebatan antara kelompok yang
satu dengan kelompok yang lain. Mereka saling membenarkan diri dan saling menyalahkan antara satu dengan
yang lain. Orang Kristen Yahudi masih menjalankan Hukum Taurat khususnya mengenai makanan yang
boleh/tidak boleh dimakan (ayat 2). serta mengenai hari-hari tertentu yang dianggap suci (ayat 5). Mereka
menganggap orang Kristen bukan Yahudi tidak benar karena tidak menjalankan Taurat, dan demikian
sebaliknya orang Kristen bukan Yahudi mengangap orang yang menjalankan Hukum Taurat itu bersalah.
Paulus menasihati agar kedua pihak itu saling menerima meskipun terdapat perbedaan (ayat 1).
Remaja & pembina remaja yang di kasihi Tuhan Yesus Kristus, Menerima bukan sekadar mengakui
keberadaan pihak lain, melainkan memperlakukannya sebagai saudara. Inilah ciri khas umat Allah. Alasan
penting mengapa anggota tubuh Kristus harus saling menerima satu sama lain, adalah karena “Allah telah
menerima orang itu” (3, 15:7). Maka siapakah kita sehingga merasa berhak menolak dan menghakimi orang
yang telah diterima Allah? Karya Kristus yang telah memperdamaikan manusia dengan Allah janganlah dinodai
dengan penolakan anggota tubuh Kristus satu sama lain. Kristus telah mati dan membuktikan diri-Nya sebagai
Tuhan (ayat 9). Sebagai Tuhan, Dia berhak menghakimi dan kepada-Nya setiap orang akan memberi
pertanggungjawaban (ayat 10-12). Dalam perspektif pengadilan Allah, tidak ada seorang pun yang lebih berhak
untuk menghakimi orang lain. Menghakimi dilarang oleh Yesus maupun para Rasul. Dalam perikop ini, konteks
yang dituju oleh Rasul Paulus adalah menghakimi secara sembarangan, menuduh tanpa bukti, mencela tanpa
perasaan, dan memaki-maki tanpa belas kasihan. Rasul Paulus mengecam kebiasaan orang yang suka
mencela atau menyalahkan orang lain secara sembarangan, baik yang menyangkut ketidakbenaran dalam
dasar penghakiman maupun menyangkut ketidakadilan dalam penghakiman yang dilakukan. Ada tiga masalah
yang dibahas dalam bacaan Alkitab hari ini, yaitu:
1. Mengenai soal makan atau tidak makan. Orang yang makan jangan menghina yang tidak makan, dan orang
yang tidak makan jangan menghakimi orang yang makan (14:3).
2. Mengenai hamba orang lain. Ada orang yang kepo (senang mencampuri urusan orang lain), termasuk
terhadap hamba orang lain. Status sosial hamba pada saat itu sangat rendah: dia adalah milik tuannya. Dia
terikat dengan tuannya, tetapi dia manusia bebas bagi orang lain, sehingga orang yang bukan tuannya
tidak boleh menghakimi hamba itu (14:4).
3. Mengenai sikap terhadap hari tertentu. Ada orang yang menganggap hari yang satu lebih penting dari pada
hari yang lain, tetapi orang lain menganggap semua hari sama saja. Jangan saling menghakimi mengenai
hari tertentu seolah olah pendapat diri andalah yang paling benar. Siapa berpegang pada suatu hari yang
tertentu, ia melakukannya untuk Tuhan (14:5-6). Jangan mempersoalkan hal yang bisa menimbulkan
perdebatan yang tidak perlu (tidak penting).
Remaja & pembina remaja yang di kasihi Tuhan Yesus Kristus, “Banyak orang yang berambisi ingin
mengubah dunia. Banyak orang yang berambisi untuk mengubah hidup orang lain, tetapi terlalu sedikit orang
yang berpikir untuk mengubah dirinya sendiri,” demikian kata Leo Tolstoy, seorang penulis asal Rusia.
Sementara Cecil G. Osborne pernah berkata, “Ubahlah diri Anda, maka orang lain dengan sendirinya akan
berubah sebagai reaksi terhadap Anda”. Tuntutan untuk hidup sempurna seringkali membuat seseorang
bersikap kritis dan menghakimi, bahkan menghukum orang lain. Seringkali seseorang menilai orang lain dengan
ukuran yang sangat ketat, sementara jika ia menilai dirinya sendiri ukuran itu menjadi sangat longgar. Ini adalah
sikap yang berbahaya, karena jika kita berpegang kepada kebenaran, kita tidak berwenang untuk bersikap
demikian. Karena satu-satunya yang berhak atas penghakiman adalah Allah sendiri. Kita tahu, dunia ini
dipenuhi oleh orang-orang yang gemar mengubah hidup orang lain. Tanpa sadar, kita pun terjebak dalam
kebiasaan menilai dan menghakimi orang lain. Semua kalangan bisa jadi hakim bagi sesamanya, bahkan
hamba Tuhan sekalipun. Banyak hamba Tuhan yang berusaha membereskan dosa-dosa orang lain, tetapi luput
untuk membereskan dosa-dosanya sendiri. Jadi, kita semua sama-sama memiliki tantangan yang sama.
bagaimana belajar untuk tidak lagi menghakimi. Jangan menghakimi, juga bukan artinya kita tidak peduli
dengan kesalahan orang lain, seolah-olah itu adalah privasi orang lain dan bukan urusan kita. Itu bukan
poinnya. Sikap menghakimi yang dimaksudkan di sini adalah lebih kepada sikap yang fanatik dan agresif
terhadap dosa-dosa orang lain, tetapi toleran dengan dosa-dosa sendiri. Yesus tidak melarang kita untuk
2
mengkritik kesalahan orang lain. Jika kita melihat dalam Alkitab, Yesus seringkali mengkritik orang-orang Farisi.
Yang diajarkan oleh Tuhan Yesus sebenarnya adalah untuk tidak mencari-cari kesalahan atau kelemahan
orang lain. Dahulukan untuk melihat kepada diri kita sendiri, dan sadarilah siapa kita di hadapan Tuhan. Selain
itu, dalam mengkritik kita harus memeriksa apakah diri kita memiliki tujuan atau motif yang salah dalam hati.
Dengan demikian kita akan dapat memahami atau mengerti orang lain.
Remaja & pembina remaja yang di kasihi Tuhan Yesus Kristus, John Calvin pernah menulis: “Orang
yang kudus, bukanlah orang yang tidak dapat berbuat dosa lagi, tetapi orang kudus adalah orang yang makin
memiliki kepekaan terhadap dosa-dosa diri sendiri, bahkan dosa-dosa yang terkecil sekalipun.” Dalam menilai
orang lain, seringkali seseorang menempatkan dirinya pada tempat yang salah, tempat yang bukan miliknya.
Kadangkala kita terlalu cepat menilai sesuatu tanpa mengetahui alasan orang lain dalam melakukan suatu
tindakan. Padahal tidak seorangpun mengetahui beratnya pergumulan orang lain dalam menghadapi sesuatu.
Jika saja kita mengetahui seluk beluk yang telah dilewati dalam perjalanan hidup seseorang maka kita tidak
akan mudah mengeluarkan tuntutan atau penilaian yang negatif. Sebaliknya, jika kita dapat merasakan
beratnya kehidupan seseorang, kita akan mampu menghargai perjuangan orang itu dalam melewati
pergumulannya dan menghargai dia sebagaimana adanya. Dari perikop ini kita melihat ada beberapa poin
penting yang bisa kita petik dan kita renungkan bersama: Paulus mengajarkan supaya kita bisa menghargai
perbedaan yang ada di antara kita, semua yang percaya kepada Kristus adalah milik Bapa di Sorga, setiap kita
yang percaya kepada Kristus telah ditebus oleh darah-Nya yang tercurah dari kayu salib. Semua manusia tanpa
terkecuali akan dihakimi dan mempertanggungjawabkan hidupnya di hadapan Sang Hakim yang Agung, Amin.
PERSEMBAHAN
P Marilah kita membawa persembahan, sambil memberi persembahan kita menyanyi:
P+J Menyanyi NKB 129 “INDAH MULIA BAHAGIA PENUH”
1. Indah mulia, bahagia penuh,
bersandarkan Lengan yang Kekal.
Damai dan berkat sungguh milikku,
bersandarkan Lengan yang Kekal.
Reff
Aman, aman dari bencana dan sesal,
aman, aman, bersandarkan Lengan yang Kekal.
2. O indah benar, ikut jalanNya,
bersandarkan Lengan yang Kekal.
Langkahku teguh, jalanku cerah,
bersandarkan Lengan yang Kekal.
Reff
Aman, aman dari bencana dan sesal,
aman, aman, bersandarkan Lengan yang Kekal.
3. Tiada ‘ku cemas, takut pun enyah,
bersandarkan Lengan yang Kekal.
Hatiku tenang, ‘ku dihantarNya,
bersandarkan Lengan yang Kekal.
Reff
Aman, aman dari bencana dan sesal,
aman, aman, bersandarkan Lengan yang Kekal.
DOA SYAFAAT
P Mari kita berdoa: …
P+J Doa Bapa Kami