Anda di halaman 1dari 13

Fisika Zat Padat

Model Ikatan Antar Atom pada Kristal Zat Padat

Disusun Oleh:
Meli Destari (1820209014)
Novia Permata Sari (1820209016)
Ayu Martchalina (1830209026)

Dosen Pengampu:
Evelina Astra Patriot, M.Pd

Program Studi Pendidikan Fisika


Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Universitas Islam Negeri Raden Fatah Palembang
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan
karunianya kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Model Ikatan
Antar Atom pada Kristal Zat Padat”

Kami pun menyadari bahwa di dalam makalah ini masih terdapat banyak
kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami mengharapkan
adanya kritik dan saran demi perbaikan makalah yang akan kami buat di masa
yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang
membangun.

Mudah-mudahan makalah sederhana ini dapat dipahami oleh semua orang


khususnya bagi para pembaca. Kami mohon maaf yang sebesar-besarnya jika
terdapat kata-kata yang kurang berkenan.

Palembang, April 2021

Penulis
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Fisika Zat Padat adalah bagian dari ilmu fisika yang mempelajari
struktur dan berbagai sifat fisika dari suatu bahan (zat) dalam fasa padat. Fasa
padat adalah suatu fasa dimana atom-atomnya menempati posisi yang tetap.
Kebanyakan elemen kimia pada suhu ruang adalah bahan dengan fase padat.
Secara umum, terdapat dua jenis zat padat yaitu kristal dan amorf. Kristal
adalah satu jenis zat padat yang memiliki struktur kimia dengan tingkat
keteraturan dan kesetangkupan yang tinggi (long range order) pada seluruh
volumenya.
Kata “kristal” berasal dari bahasa Yunani Crystallon yang berarti
tetesan yang dingin atau beku. Sebuah kristal mempunyai susunan atom
yang teratur sehingga dapat berbentuk kubus, tetragonal atau bentuk
lainnya. Pada umumnya suatu kristal terdiri dari lebih dari satu atom
sehingga merupakan zat atau benda yang lebih stabil dibandingkan dengan
atom-atom penyusunnya. Kestabilan kristal disebabkan adanya gaya-gaya
ikat antar atom.
Ikatan antar atom sangat berhubungan erat dengan jarak antar atom
dan besarnya energi yang diperlukan untuk mengikat atom-atom tersebut.
Energi yang diperlukan untuk mengikat dua atau lebih atom dinamakan
energi ikat. Energi ikat ini sebenarnya adalah pendekatan untuk
menggambarkan gaya ikat antar atom. Seperti halnya dalam bahasan fisika
klasik, dua atom akan saling mengikat jika gaya tarik menarik antar dua atom
tesebut. Selain itu adanya gaya tolak antar atom karena jenis muatan dan
adanya larangan pauli, berkontribusi pada energi potensial yang terbentuk
dalam kristal pada saat terjadi ikatan atom.
Gaya ikat antar atom dapat dijelaskan melalui konsep energi.
Sehingga nilai dari gaya ini sebanding dengan besarnya energi ikat
kristal yang lazim didefinisikan sebagi energi yang diperlukan untuk
memisahkan atom-atomnya. Lima macam ikatan kristal yang akan dibahas
pada makalah ini, yaitu: ikatan ionik, ikatan kovalen, ikatan logam, ikatan van
der Waals, dan ikatan campuran.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas adapun rumusan masalah dari makalah ini
adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana besarnya gaya dan energi ikat atom?
2. Bagaimana bentuk ikatan ionik?
3. Bagaimana bentuk ikatan kovalen?
4. Bagaimana bentuk ikatan logam?
5. Bagaimana bentuk ikatan van der Waals?
6. Bagaimana bentuk ikatan campuran?
C. Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui cara menghitung besarnya gaya dan energi ikat atom.
2. Mengetahui bentuk ikatan ionik.
3. Mengetahui bentuk ikatan kovalen.
4. Mengetahui bentuk ikatan logam.
5. Mengetahui bentuk ikatan van der Waals.
6. Mengetahui bentuk ikatan campuran.
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Gaya dan Energi Ikat Atom
Gaya ikat adalah resultan dari gaya tarik elektrostatik (antar proton-
elektron) dan gaya tolak elektrostatik (proton-proton) Adanya gaya ikat ini
disebabkan oleh karena adanya ‘kebutuhan’ atau kecenderungan agar dapat
menjadi stabil. Besar gaya tarik dan tolak yaitu :
r > r0 gaya tarik lebih besar
r < r0 gaya tolak lebih besar
r = μ gaya tarik dan gaya tolak = 0
r = r0 gaya tarik = gaya tolak, sehingga r0 disebut jarak keseimbangan atau
jarak ikatan.
Rumus gaya ikat yaitu:
−kq 1 q 2
f= 2
r
Dengan
f = Besarnya gaya ikatan (N)
k = Konstanta
q 1 dan q 2 = Muatan masing-masing molekul/atom (C)
r = Jarak antara molekul/atom (m)
Pada umumnya zat padat merupakan zat yang memiliki struktur yang
stabil. Kestabilan struktur zat padat ini disebabkan oleh susunan atom-atom
dalam kristal berada pada kedudukan dengan enrgi potensial sistem
minimum. Pada banyak atom, nilai energi potensial minimum dapat dengan
cepat terpenuhi dengan cara barikatan dengan atom lain. Sebagai contoh
kristal Natrium Clorida (NaCl) memiliki struktur yang lebih stabil
dibandingkan dengan sekumpulan atom-atom bebas dari Na dan Cl. Hal ini
menunjukkan bahwa energi atom-atom bebas penyusun kristal lebih besar
daripada energi kristalnya.
Perbedaan energi ini, disebut energi ikat (energi kohesi), besarnya
sama dengan energi yang diperlukan untuk memecah kristal tersebut menjadi
atom bebas bagiannya. Energi kohesi berkisar antara 0,02 eV peratom untuk
ikatan terlemah (ikatan Van der Walls) dan 10 eV peratom untuk ikatan
terkuat (ikatan kovalen).
Ikatan antar atom sangat berhubungan erat dengan jarak antar atom
dan besarnya energi yang diperlukan untuk mengikat atom-atom tersebut.
Energi yang diperlukan untuk mengikat dua atau lebih atom dinamakan
energi ikat. Energi ikat ini sebenarnya adalah pendekatan untuk
menggambarkan gaya ikat antar atom. Seperti halnya dalam bahasan fisika
klasik, dua atom akan saling mengikat jika gaya tarik menarik antar dua atom
tesebut. Selain itu adanya gaya tolak antar atom karena jenis muatan dan
adanya larangan pauli, berkontribusi pada energi potensial yang terbentuk
dalam kristal pada saat terjadi ikatan atom.
Besarnya energi potensial yang berasal dari gaya tarik dan gaya tolak
antar atom dituliskan dengan persamaan
−a b
V r= m
+ n
r r
V r =energi potensial total
a=konstanta tarik menarik
b=konstanta tolak−menolak
r = jarak antar atom
m , n=konstanta karakteristik jenis ikatan dan tipe struktur .
Nilai m adalah 1 untuk jenis ion dan m = 6 untuk jenis molekul. Konstanta n
tergantung dari konfigurasi elektron. Konstanta ini disebut juga eksponen Born.
Misal untuk unsur He yang konfigurasi elektronnya 1s 2 , nilai konstanta n adalah 5.
Sedangkan Ne dengan konfigurasi 2s2 2p6, nilai konstanta n adalah 7. Nilai konstanta
n unsur lain dapat diperoleh dari berbagai referensi.
−a
V tarik = m disebut juga Vtarik yaitu energi potensial yang terkait dengan gaya
r
tarik antar atom.
b
V tolak = n disebut juga Vtolak yaitu energi potensial yang terkait dengan gaya tolak
r
antar atom.
Gambar 1 Kurva perubahan energi potensial (V) terhadap jarak antar antar atom (r).

Gambar 1 memperlihatkan kurva perubahan energi potensial terhadap


jarak antar atom. Ikatan yang paling stabil antar atom terjadi pada saat energi
potensial minimum yaitu pada posisi ro. Pada saat r lebih besar dari r o, kedua
atom saling tarik. Sedangkan pada saat r lebih kecil dari ro, kedua atom akan
saling menolak. Jarak ro dikenal pula dengan istilah jarak interatomik
setimbang. Gaya tarik dan gaya tolak akan saling menghilangkan pada
kedudukan ro yang merupakan keadaan setimbang.

B. Ikatan Atom dalam Kristal


Ikatan kristal merupakan ikatan hasil interaksi antara atom, khususnya
elektron terluar dari atom-atom bersangkutan. Terbentuknya ikatan atom
antar dua atau lebih atom ditentukan oleh keadaan yang dapat menghasilkan
nilai energi potensial yang minimum. Beberapa cara untuk mendapatkan nilai
energi potensial minimum adalah sebagai berikut :
1. Penyesuaian jenis muatan total yang dimiliki masing-masing atom
2. Penyesuaian konfigurasi elektron paling luar dari masing-masing atom
3. Penempatan atom-atom pembentuk kristal menurut susunan orbital atom
yang memiliki keberkalaan dan kesatangkupan dalam ruang tiga dimensi
yang berukuran tidak berhingga.

Ikatan kristal terbagi dua kategori yaitu katagori ikatan utama atau
primer dan katagori ikatan sekunder. Kategori ikatan utama adalah jenis
ikatan yang sangat kuat. Ikatan utama ini terdiri dari tiga macam ikatan yaitu
ikatan ionik, ikatan kovalen, dan ikatan logam. Katagori ikatan sekunder yaitu
ikatan hydrogen dan ikatan van der waals. Serta ikatan campuran yang
merupakan campuran dari ke-5 ikatan di atas.

1. Ikatan Utama/ Primer


a. Ikatan Ion
Ikatan ini terjadi antara ion positip dan negatip sehingga sering disebut
ikatan heteropolar. Setelah terjadi perpindahan elektron, konfigurasi
elektron ion menyerupai gas mulia. Oleh karena itu sebaran muatan
elektronnya mempunyai simetri bola. Contohnya adalah ikatan yang
terjadi pada alkalihalida.
Biasanya, ikatan ionik tidak menghasilkan pembentukan molekul
yang berpasangan, tetapi merupakan kumpulan ion positip dan negatip
yang tersusun dalam struktur tertentu. Misalnya, struktur FCC NaCl,
dalam setiap bentuk dan ukuran apapun selalu berisikan jumlah ion
Na+ dan ion Cl- yang sama banyak. Setiap ion Na+ dikelilingi oleh
enam ion Cl- seperti tetangga terdekat dan demikian juga setiap ion Cl -
dikelilingi oleh enam ion Na+.

Gambar 2 (a) kristal ionik NaCl (b) Kristal Ionik CsCl


Kristal CsCl memiliki struktur bcc (body-centered cubic = kubus
berpusat badan) seperti tampak pada gambar 2(b). Setiap ion Cs +
dikelilingi oleh delapan ion Cl-. Pada umunya struktur kristal bcc
terbentuk jika ion-ion penyusunnya hampir sama.
Kristal ionik memiliki sifat-sifat antara lain keras dan stabil, konduktor
yang buruk, titik lebur tinggi, tembus cahaya, menyerap radiasi
inframerah, dan mudah larut dalam cairan polar seperti air.

Apabila Uij adalah energi interaksi antara ion ke-i dan ke-j, maka
energi total ion ke-i adalah
U i=∑ U ij
j

dimana penjumlahan dilakukan untuk semua ion kecuali j=i. Energi


Uij berasal dari potensial tolak-menolak medan sentral empiric
−r ij
λ eksp( ), dimana λ (tetapan) dan ρ (panjang karakteristik)
ρ
2
q
merupakan parameter empirik; dan tarik menarik Coulomb ± .
4 π ε 0 r ij
Dengan demikian
2
−rij / ρ q
U ij =λ e ±
4 π ε 0 r ij
Potensial tolak-menolak terjadi karena penerapan prinsip eksklusi
Pauli saat jarak antarion berkurang (lebih kecil dari jarak
kesetimbangan). Berkurangnya jarak antarion menyebabkab orbit
elektron tumpang-tindih. Hal ini melanggar prinsip eksklusi Pauli
karena sel terluar ion sudah komplit. Akibatnya elektron harus
menempati tingkat energi yang lebih tinggi sehingga energi potensial
naik secara tajam. Sedangkan potensial Coulomb terjadi antara ion
sejenis (tanda +) atau tidak sejenis (tanda -).
Energi kisi kristal total yang terdiri dari N buah molekul atau 2N buah
ion
U tot =N U i
Ungkapan ini menunjukkan bahwa setiap pasangan atau setiap ikatan
hanya dihitung sekali. Andaikanlah r kita tulis sebagai r ij=pijR, dengan
R adalah jarak terdekat antara dua atom terdekat dan interaksi tolak-
menolak hanya terjadi antar tetangga terdekat saja, maka

{
2
−rij / ρ q
λe − (tetanggaterdekat )
U ij = 4 π ε0 R
1 q2
± (bukan tetanggaterdekat )
pij 4 π ε 0 R

sehingga energi total


U tot =N U i ¿
dengan z = jumlah tetangga terdekat suatu ion
±1
α =∑ adalah konstanta Madelung (termasuk j=i)
j pij
Dalam menghitung konstanta Madelung, jika ion referensi bermuatan
negatip, maka tanda (+) digunakan untuk ion positip dan tanda (-)
untuk ion negatip. Jika diambil syarat bahwa
d U tot
dR |
R −Ro
=0 ,maka diperoleh

2
2 − Ro / ρ ρα q
Ro e =
4 π ε 0 λz
Dengan menggunakan (1.38) dan (1.39), maka energi kisi kristal total
dengan 2N buah ion pada jarak setimbang Ro

U tot|R−R = o
−N α q 2
4 π ε 0 R0
1−
(
ρ
R0 )
−Nα q2
Bentuk disebut energi Madelung. Harga ρ berorde 0,1Ro
4 π ε 0 R0
sehingga interaksi tolak-menolak mempunyai rentang yang amat
pendek dan sedikit sekali pengaruhnya terhadap energi kisi.
Sebagai contoh disajikan data tentang energi permolekul
dalam kristal KCl, yaitu energi Madelung (energi Coulomb) sebesar
(25,2)/R eV dan energitolak menolak (2,4.104)exp(-R/0,30) eV
dimana R berorde 10-8 cm. Harga konstanta Madelung α bergantung
pada struktur kristal ionik, misalnya untuk NaCl, CsCl dan ZnS,
masing-masing berharga 1,747565 , 1,762675 dan 1,6381.

b. Ikatan Kovalen
Ikatan kovalen atau disebut juga ikatan homopolar adalah
ikatan yang terbentuk karena adanya pemakaian bersama pasangan
elektron. Terbentuknya ikatan kovalen karena adanya kecenderungan
dari berbagai atom untuk mencari keadaan stabil dimana energi
potensialnya paling minimum. Konfigurasi yang paling stabil itu
adalah konfigurasi elektron gas mulia. Oleh sebab itu beberapa atom
saling berikatan untuk membentuk konfigurasi elektron gas mulia.
Keadaan fisis ikatan kovalen dalam kristal sama dengan dalam
molekul. Gaya tarikan terjadi antara elektron dan proton di sepanjang
garis yang menghubungkan inti berturutan. Sedangkan gaya tolaknya
terjadi karena interaksi prinsip eksklusi Pauli saat inti saling merapat.
Gaya tarikan elektron-proton lebih dari cukup untuk mengimbangi
penolakan langsung elektron-elektron ataupun proton-proton.
Ikatan kovalen terjadi pada kristal Ge, Si, Sn dan intan. Disini
tidak ada pihak yang menyerahkan elekron, yang ada adalah saling
bertukar atau meminjamkan elektron. Dalam kristal germanium,
silicon, timah dan intan setiap atomnya memiliki 4 tetangga
terdekat yang secara bersama-sama membentuk limas bersisi
empat beraturan (tetrahedron beraturan). Kristal intan tersusun atas
atom-atom karbon C yang ingin memperoleh struktur seperti gas
mulia Ne. Oleh karena itu C memerlukan 4 elektron lagi di
kulit terluarnya. Kekurangan elektron tersebut dipenuhi dengan
menggunakan bersama 4 elektron dari 4 karbon yang lain. Kristal
dengan jenis ikatan ini menjadi sangat kuat sehingga mempunyai titik
lebur tinggi.
Gambar 3 Ikatan Kovalen
Kristal kovalen memiliki sifat-sifat antara lain sangat keras, titik
lebur sangat tinggi,tembus cahaya, konduktor yang buruk, dan sukar
larut dalam zat cair biasa.

c. Ikatan Logam
2. Ikatan Sekunder
3. Ikatan Campuran

Anda mungkin juga menyukai