TINJAUAN PUSTAKA
ketimpangan pada empat unsur produksi yaitu manusia, sarana, lingkungan kerja dan
manajemen. Program ini meliputi administrasi dan manajemen, P2K3, kebersihan dan
tata ruang, peralatan K3, pengendalian bahaya dan beracun, pencegahan kebakaran,
paparan bahaya termasuk kesalahan manusia dalam tindakan tidak aman, meliputi :
keselamatan dan kesehatan kerja tidak bisa dibuat, ditiru, atau dikembangkan
kondisi dan kebutuhan nyata di tempat kerja sesuai dengan potensi bahaya sifat
tidak bisa sekedar meniru atau mengikuti arahan dan pedoman dari pihak lain
(Ramli, 2010).
terhadap fisik dan alat-alat tubuh, apakah tidak akan terpengaruh oleh
3. Pengobatan darurat dan pengobatan atas kecelakaan yang bukan akibat kerja.
7. Pemeriksaan atau studi terhadap bahan kimia yang dipergunakan yang belum
11. Ikut serta dalam penentuan dan evaluasi dari ansuransi pekerja.
dengan kesehatan.
13. Mengevaluasi secara periodik efektivitas program kesehatan kerja yang ada.
1. Penyediaan tempat pengobatan (klinik) untuk hal-hal yang sifatnya minor dan
non occupational.
karena sakit.
pekerja melalui jaminan keselamatan dan kesehatan kerja yang dapat menciptakan
situasi kerja yang aman, tenteram dan sehat sehingga dapat mendorong pekerja untuk
bekerja lebih produktif. Melalui program keselamatan dan kesehatan kerja, terjadinya
pengetahuan pekerja akan tugasnya sehari-hari dan cara kerja yang aman.
pekerja.
kerja.
Kesehatan Kerja.
sumber daya manusia diperlukan sebuah pelatihan. Pelatihan merupakan salah satu
alat penting dalam menjamin kompetisi kerja yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan
merupakan suatu keharusan bagi sebuah industri / perusahaan bila menghendaki hasil
yang lebih maksimal dari kinerja para pekerjanya. Pelatihan K3 adalah pengertian
yang seksama tentang prosedur pelaksanaan tugas dan pengetahuan tentang bahaya-
1997).
efektifitas dalam pekerjaan mereka yang sekarang atau yang akan datang melalui
Kebutuhan pelatihan keselamatan dan kesehatan kerja antara satu perusahaan dengan
perusahaan lain berbeda sesuai sifat bahaya, skala kegiatan dan kondisi pekerja
(Ramli, 2010).
kebanyakan kecelakaan terjadi pada pekerja yang belum terbiasa bekerja secara
Dalam tahapan ini dilakukan identifikasi dan analisa semua pekerjaan atau
jabatan yang ada dalam perusahaan kemudian akan dibuat daftar pekerjaan
beresiko tinggi dari semua pekerjaan yang dilakukan oleh setiap pekerja.
atau kepedulian mengenai K3. Untuk itu perlu dilakukan pembinaan dan
pelatihan.
Melakukan analisa keselamatan kerja untuk mengetahui apa saja potensi bahaya
yang ada dalam suatu pekerjaan. Dari analisa keselamatan kerja dapat
melalui lembaga pelatihan atau secara internal yang dirancang sesuai dengan
kebutuhan.
9. Melakukan evaluasi
dilakukan terhadap seluruh aspek pelatihan seperti materi pelatihan dan dampak
4. Studi kasus
5. Diskusi kelompok
1. Induksi K3
atau memasuki tempat kerja. Pelatihan ini ditujukan untuk pekerja baru,
2. Pelatihan Khusus K3
3. Pelatihan K3 Umum
8. Mengurangi keluhan-keluhan
2. Kedisplinan karyawan
3. Absensi karyawan
9. Prakarsa karyawan
program analisa keselamatan kerja (Ladou, 2007). Job safety analysis adalah suatu
kerja, rencana peralatan, kualifikasi tenaga kerja yang melakukan pekerjaan dan
di tempat kerja dan mencari cara untuk menanggulangi resiko bahaya. Dalam analisa
bahaya yang mungkin diabaikan dalam proses design peralatan, pemasangan mesin
dan proses kerja. Melalui penerapan analisa keselamatan kerja dapat dilakukan
efisien.
6. Mengurangi absen.
8. Meningkatkan produktivitas.
Menurut Greenwood (2006), proses job safety analysis terdiri dari beberapa
tahapan, yaitu :
1. Memilih Pekerjaan
Pekerjaan dengan kecelakaan yang besar akan menjadi prioritas dan dianalisa
terlebih dulu. Dalam memilih pekerjaan yang akan dianalisa, terdapat beberapa
1. Frekuensi kecelakaan.
safety analysis.
3. Kekuatan potensi
Job safety analysis untuk setiap pekerjaan baru harus dibuat segera mungkin.
Job safety analysis untuk pekerjaan baru tidak boleh ditunda hingga dapat
5. Mendekati bahaya
Pekerjaan dengan tingkat bahaya yang besar harus menjadi prioritas dalam
2. Membagi Pekerjaan
4. Mengembangkan Solusi
kerja yang aman untuk mencegah kejadian atau potensi kecelakaan. Beberapa
yang terfokus kepada pelaksanaan pekerjaan untuk mengurangi resiko kerugian dan
4. Menentukan alat pelindung diri yang sesuai untuk menghindari terkena resiko
karyawan.
9. Menjelaskan pengoperasian normal dan tindakan yang akan dilakukan jika terjadi
perubahan.
dari manajemen keselamatan dan kesehatan kerja dan merupakan salah satu cara
untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja (Scott Geller, 2001). Program behavior
based safety digunakan untuk menggambarkan program yang berfokus pada perilaku
pekerja sebagai salah satu penyebab terjadinya kecelakaan kerja untuk mencegah
terjadinya kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja. Program behavior based safety
pekerja tersebut untuk berperilaku aman pada saat bekerja (Krause, 2000).
Menurut Scott Geller (2001), behavior based safety adalah program dengan
yaitu :
berperilaku aman.
yang telah ditunjuk oleh perusahaan. Seorang pengamat akan memuji perilaku
Hasil pengamatan yang diperoleh akan dikumpulkan dan menjadi laporan awal
Laporan awal yang telah diterima akan dibahas dan dianalisis oleh perusahaan.
setiap karyawan yang menyaksikan suatu tindakan tidak aman atau merasa bahwa
kondisi tidak menjamin operasi yang aman untuk segera menghentikan pekerjaan
Tujuan dari program stop work authority adalah untuk memastikan bahwa
semua pekerja diberikan tanggung jawab dan wewenang untuk berhenti bekerja
ketika pekerja percaya bahwa ada situasi yang menempatkan mereka, rekan kerja,
atau masyarakat pada risiko atau dalam bahaya buruk yang dapat mempengaruhi
Menurut Scott Geller (2001), proses pelaksanaan stop work authority antara
lain:
1. Stop work authority dilakukan jika suatu kondisi diyakini tidak aman, seperti :
a. Kondisi yang menempatkan pekerja, rekan kerja atau masyarakat dalam risiko
atau bahaya.
authority.
berhenti kerja.
1. Kondisi yang terjadi akan menimbulkan bahaya bagi keselamatan dan kesehatan
pekerja.
digunakan oleh personil apabila berada pada suatu tempat kerja yang berbahaya
(Cahyono, 2004). Menurut Suma’mur (2009), alat pelindung diri adalah suatu alat
Alat ini terdiri dari alat pengikat rambut, penutup rambut, topi dari berbagai
bahan. Tujuan pemakaian alat pelindung kepala adalah untuk melindungi kepala
dari bahaya terbentur dengan benda tajam atau benda keras, baik yang sifatnya
jatuh, melayang atau meluncur termasuk melindungi diri dari panas radiasi
konduktor energy yang terbuka. Contoh alat pelindung kepala adalah topi plastik,
Alat pelindung mata digunakan untuk melindungi mata dari kemungkinan kontak
dengan bahaya karena percikan atau kemasukan debu-debu, gas-gas, uap, cairan
elektromagnetik.
b. Kaca mata goggles yaitu kaca mata yang tertutup semua, tetapi terdapat
c. Tameng muka
Alat pelindung telinga bekerja sebagai penghalang antara bising dan telinga
dalam. Alat ini diperlukan apabila tingkat kebisingan di tempat kerja sudah
a. Kapas.
b. Sumbat telinga (Ear Plugs) mempunyai daya atenuasi suara sebesar 25-30 dB.
c. Tutup telinga (Ear Muffs) mempunyai daya atenuasi suara sebesar 10-15 dB
d. Canal Caps
Alat ini berfungsi untuk membersihkan udara yang akan dihirup oleh pekerja.
Alat ini digunakan untuk melindungi pekerja dari bahaya penapasan debu,
Alat ini berfungsi untuk memberikan udara bersih atau oksigen kepada
Alat pelindung tangan ini paling banyak digunakan, karena kecelakaan yang
paling banyak terjadi pada tangan dari keseluruhan kecelakaan yang ada.
b. Sarung tangan yang dilapisi dengan plat logam (Grantlet) yang digunakan di
lengan.
Sepatu keselamatan kerja dipakai untuk melindungi kaki dari kejatuhan benda
berat, percikan asam dan basa yang korosif, cairan panas dan terinjak benda-
benda tajam. Contoh alat pelindung kaki seperti sepatu kulit, sepatu karet, sepatu
bot karet, sepatu anti slip, sepatu dilapisi baja, sepatu plastik, sepatu dengan sol
Alat pelindung tubuh berupa pakaian dapat berbentuk apron yaitu pakaian
pelindung tubuh yang menutupi sebagian tubuh mulai dari dada sampai lutut dan
berbentuk overalls yaitu pakaian pelindung tubuh yang menutupi seluruh bagian
tubuh.
merupakan salah satu upaya mencegah terjadinya kecelakaan kerja dan penyakit
akibat kerja oleh bahaya potensial pada suatu perusahaan yang tidak dapat
Indonesia sejak tahun 1970. Undang-undang tahun 1970 tentang keselamatan kerja
dan kesehatan kerja. Keselamatan dan Kesehatan Kerja merupakan suatu pemikiran
dan upaya untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmaniah maupun
rohaniah tenaga kerja khususnya, dan manusia pada umumnya, hasil karya dan
Ditinjau dari aspek teknis, Keselamatan dan Kesehatan Kerja adalah ilmu
pengetahuan dan penerapan mencegah kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja.
agar tenaga kerja dan orang lain ditempat kerja atau perusahaan selalu dalam keadaan
selamat dan sehat, serta agar setiap produksi digunakan secara aman dan efisien.
Keselamatan dan kesehatan kerja juga mengandung nilai perlindungan tenaga kerja
pengetahuan yang berkaitan dengan dua kegiatan. Kegiatan pertama berkaitan dengan
upaya keselamatan terhadap keberadaan tenaga kerja yang sedang bekerja. Kegiatan
kedua berkaitan dengan kondisi kesehatan sebagai akibat adanya penyakit akibat
kerja. Keselamatan kerja adalah suatu pemikiran dan upaya untuk menjamin keutuhan
dan kesempurnaan manusia baik jasmani maupun rohani serta karya dan budayanya
yang tertuju pada kesejahteraan manusia pada umumnya dan tenaga kerja pada
Keselamatan kerja berhubungan dengan mesin, pesawat, alat kerja, bahan dan proses
distribusi barang maupun jasa. Adapun tujuan dari keselamatan kerja adalah
untuk kesejahteraan hidup, menjamin keselamatan setiap orang lain di tempat kerja,
bekerja, berada dalam keseimbangan yang mantap antara kapasitas kerja, beban kerja
dan keadaan lingkungan kerja, serta terlindung dari penyakit yang disebabkan oleh
pekerjaan dan lingkungan kerja. Kesehatan kerja memiliki sifat medis dan sasarannya
tenaga kerja memperoleh keadaan kesehatan yang sempurna baik fisik, mental
(Harrington, 2003).
berikut :
nasional.
kerja.
1. Setiap tenaga kerja mendapat jaminan keselamatan dan kesehatan kerja baik
kondisi kerja.
7. Untuk melindungi tenaga kerja dan memberi rasa aman pada saat bekerja.
Kecelakaan kerja adalah suatu kejadian atau peristiwa yang tidak diinginkan
yang merugikan terhadap manusia, merusak harta benda atau kerugian terhadap
proses. Kecelakaan kerja juga dapat didefinisikan suatu kejadian yang tidak
dikehendaki dan tidak diduga semula yang dapat menimbulkan korban manusia dan
atau harta benda (Suma’mur, 2009). Dengan demikian menurut definisi tersebut ada 3
3. Kecelakaan biasanya terjadi akibat adanya kontak dengan sumber energi yang
disengaja dan tidak terkendali yang menyebabkan cedera dan kerugian. Kecelakaan
kerja juga dapat diartikan sebagai kejadian yang berhubungan dengan hubungan kerja
pada perusahaan dimana kecelakaan kerja terjadi dikarenakan oleh pekerjaan atau
Kecelakaan kerja merupakan hasil langsung dari tindakan tidak aman dan
kondisi tidak aman, yang keduanya dapat dikontrol oleh manajemen. Tindakan tidak
aman dan kondisi tidak aman disebut sebagai penyebab langsung (immediate /
primary causes) kecelakaan karena keduanya adalah penyebab yang jelas / nyata dan
a. Terjatuh
a. Mesin
2. Mesin penyalur.
5. Mesin-mesin pertanian.
6. Mesin-mesin pertambangan.
c. Peralatan lain
1. Bejana bertekanan.
3. Instalasi pendingin
(tangan).
7. Tangga
8. Perancah
1. Bahan peledak
3. Benda-benda melayang.
4. Radiasi
e. Lingkungan kerja
1. Di luar bangunan.
2. Di dalam bangunan.
3. Di bawah tanah.
1. Hewan.
2. Penyebab lain.
memadai.
a. Patah tulang
b. Dislokasi/keseleo
c. Regang otot/urat
e. Amputasi
f. Luka-luka lain
g. Luka di permukaan
i. Luka bakar
l. Mati lemas
n. Pengaruh radiasi
p. Lain-lain
a. Kepala
b. Leher
c. Badan
d. Anggota atas
e. Anggota bawah
f. Banyak tempat
g. Kelainan umum
mengakibatkan kecelakaan dan menyatakan bagaimana suatu benda atau zat sebagai
Upaya untuk mencari sebab kecelakaan dapat dilakukan dengan analisa kecelakaan.
secara tepat adalah pekerjaan sulit. Kalsifikasi kecelakaan yang bersifat jamak adalah
pencerminan kenyataan bahwa kecelakaan akibat kerja jarang sekali disebabkan oeh
Kecelakaan terjadi atas kehendak Tuhan sehingga tidak ada pola yang jelas
kebetulan saja.
itu sendiri.
beberapa kesamaan umum. Menurut Matondang yang dikutip oleh Salawati (2009),
b. Lingkungan kerja
c. Proses kerja
d. Sifat pekerjaan
e. Cara kerja
antara lain :
1. Faktor manusia
dan keterampilan atau keahlian, stress, motivasi yang tidak cukup atau salah.
2. Faktor material/bahan/peralatan
Misalnya bahan yang seharusnya terbuat dari besi, akan tetapi supaya lebih
murah dibuat dari bahan lain sehingga dengan mudah menimbulkan kecelakaan.
a. Perbuatan berbahaya
b. Kondisi/keadaan berbahaya
Kecelakaan kerja dapat terjadi dalam proses interaksi ketika terjadi kontak
antara manusia dengan alat, material dan lingkungan dimana pekerja berada.
Kecelakaan dapat terjadi karena kondisi alat atau material yang kurang baik atau
berbahaya.
seperi ventilasi, penerangan, kebisingan, atau suhu yang tidak aman melampaui
ambang batas. Selain itu, kecelakaan juga dapat bersumber dari manusia yang
melakukan kegiatan di tempat kerja dan menangani alat atau material (Ramli, 2010).
materi bagi pekerja dan pengusaha atau perusahaan tetapi juga dapat mengganggu
proses produksi secara menyeluruh, merusak lingkungan yang pada akhirnya akan
1. Kerugian Langsung
berlaku.
produktivitas.
b. Kerugian produksi
c. Kerugian Sosial
atau mencegah kecelakaan yang mengakibatkan cedera atau kerugian materi (Ramli,
sehingga dapat disusun rekomendasi cara, sehingga dapat disusun rekomendasi cara
1. Pendekatan Energi
3 titik, yaitu :
administratif.
dengan efektif.
2. Pendekatan Manusia
% kecelakaan disebabkan oleh faktor manusia dengan tindakan yang tidak aman.
e. Audit K3
f. Komunikasi K3
3. Pendekatan Teknis
lingkungan kerja yang tidak aman. Untuk mencegah kecelakaan yang bersifat
a. Rancang bangun yang aman yang disesuaikan dengan persyaratan teknis dan
standar yang berlaku untuk menjamin kelaikan instalasi atau peralatan kerja.
4. Pendekatan Administratif
lain:
a. Pengaturan waktu dan jam kerja sehingga tingkat kelelahan dan paparan
5. Pendekatan Manajemen
Pelaksanaan Program
Keselamatan dan Kesehatan Kerja
1. Standard Operating Procedure
2. Job Safety Analysis
3. Stop Work Authority Kecelakaan Kerja
4. Alat Pelindung Diri (Personal
Protective Equipment)
5. Pelatihan K3
6. Behavior Based Safety