Anda di halaman 1dari 21

Usaha jasa industry penerbangan merupakan suatu jenis usaha

yang memerlukan biaya investasi yang sangat tinggi, dan


beresiko tinggi, sehingga mempunyai manajemen yang sangat
kompleks. 
a. INSEPARABLE [Satu Kesatuan]
b. VARIABEL [Bervariasi]
c. HIGH PERISHABLE [Mudah Rusak]
d. INTANGIBLE [Produk jasa, tidak dapat dilihat, hanya dapat
dirasakan, dan sekali pakai].
1. Penerbangan Berjadwal atau Schedule Airline, yaitu perusahaan
penerbagan yang beroperasi sesuai jadwal yang telah
ditetapkan.
1. Penerbangan tidak berjadwal atau Non Shedule Airline, atau dapat
juga disebut sebagai penerbangan carter, yaitu perusahaan
penerbangan yang beroperasi atas dasar pemakaian carter
pesawat/borongan.
1. Passenger Airline, yaitu perusahaan penerbangan yang beroperasi
dengan mengutamakan pengangkutan penumpang disamping
memanfaatkan sisa ruangan atau space yang ada untuk
mengangkut bagasi dan cargo.
1. Freighter, yaitu perusahaan penerbangan yang khusus

beroperasi untuk pengangkutan cargo.


HAND OUT RESERVASI DAN TIKETING

Produk perusahaan penerbangan memiliki karakteristik


yang sangat berbeda dengan produk industry lainnya, hal
tersebut merupakan konsekuensi logis dari posisi produk
perusahaan penerbangan yang pada dasarnya adalah jasa
pelayanan (mainly service). Produk dari perusahaan penerbangan
meliputi:
1.  Pesawat (Aircraft)
Penumpang dapat membedakan secara langsung produk suatu
perusahaan penerbangan dengan mengenal logo yang tertera di
badan pesawat, jenis pesawat yang digunakannya, seperti jenis
Jet atau baling-baling (Propeler); tipe pesawatnya yaitu Fokker
100 (F-100), Boeing 737-300, Boeing 737-400, Boeing 747,
Boeing 777, Airbus, dan tipe propeller lainnya, kapasitas tempat
duduk yang tersedia pada setiap jenis pesawat, desain dan warna
ruang kabin juga badan pesawat.

2.  Jadwal Penerbangan (Schedulle)


Hal-hal yang terkait dengan skedul penerbangan atau jadwal
penerbangan atau kota tujuan yang dilayani, penerbangan
langsung (non stop flight), atau penerbangan dalam kota
persinggahan (Transit), waktu & jam keberangkatan, kedatangan,
maupun di persinggahan (departure, arrival, transit point), serta
jumlah atau frekuensi penerbangan.

3.  Pelayanan Yang Diberikan (Service)


Meliputi pelayanan yang diberikan dimulai dari penumpang
mendatangi kantor penjualan tiket, sampai dengan penumpang
keluar dari bandara kedatangan, atau lebih dikenal dengan Pre-
Flight Service, In-Flight Service, dan Post-Flight Service , dimana dapat
berupa, kantor penjualan, counter di Bandar udara, ketepatan
keberangkatan dan kedatangan, serta pelayanan yang diberikan.
Adapun terdapat 4 (empat) karakteristik sebuah perusahaan
penerbangan, yaitu:
Konsumen membeli suatu produk jasa yang disediakan, dan
berharap akan mendapatkan sesuai dengan yang diharapkan, dari
sejak check-in, sampai dengan penumpang tersebut tiba di
bandara tujuan.
Contoh: perubahan tipe pesawat terbang, atau rute yang diterbangi, sehingga tidak
sesuai jadwal yang ditawatkan, atau kesalahan penempatan tempat duduk (double
seating), dapat menyebabkan kekecewaan dari penumpang.
Pelayanan yang diberikan oleh maskapai penerbangan kepada
penumpang, bisa saja berbeda / terjadi perubahan. Mungkin di
hari tertentu, sangat baik (excellent), namun dihari berikutnya
terjadi sebaliknya.
Contoh: pemberian pelatihan sesering mungkin kepada staf agat dapat terampil dan
professional, terutama kepada staf yang langsung berhadapan dengan penumpang.
High Perishable disini adalah sisa produk yang tidak dapat
terjual pada saat yang telah ditentukan, dan tidak dapat
disimpan.
Sisa produk tersebut, mengakibatkan kerugian bagi pihak
maskapai penerbangan.
Contoh: seat/tempat duduk yang tidak terjual, sampai dengan sebuah pesawat lepas
landas dari bandara, maka sisa seat tersebut dianggap sebagai sebuah kerugian.

Berdasarkan sifat pengoperasiannya, usaha jasa angkutan


penerbangan dapat dibedakan sebagai berikut:
A.  DEFINISI RESERVASI
Menurut International Air Traffic Association  [IATA],
reservasi
adalah suatu permintaan penyediaan secara awal bagi ruang,
tempat duduk, atau akomodasi untuk seseorang, atau suatu ruang
untuk barang, yang dibawa oleh orang tersebut. Sedangkan
definisi secara umum dapat diartikan sebagai suatu pemesanan
tempat. Dimana reservasi tersebut dapat dilakukan diberbagai
tempat, baik di Hotel, Restaurant, dan Perusahaan Angkutan
(Perusahaan penerbangan, Kereta Api, Bus, dsb).
Dalam dunia penerbangan, reservasi mempunyai pengertian,
suatu pelayanan yang diberikan kepada seorang penumpang,
berupa penyediaan tempat duduk / seat dipesawat serta
menampung permintaan-permintaan khusus dari penumpang,
berupa special request {Seperti: Adanya VVIP, VIP, UM, INCAP, MEDA,
EXPECTANT MOTHER, UM, dll} dari penumpang, yang berkaitan
dengan service dan akomodasi lainnya pada waktu, jam, tanggal,
dan rute tertentu. Pemesanan tempat pada dunia penerbangan,
diukur dalam satuan TON/KM (untuk Kargo) dan SEAT/KM
(untuk penumpang).
Atau reservasi dapat diartikan sebagai suatu transaksi yang
menyangkut tentang penyediaan tempat (Seat/Space), pelayanan
khusus, dan atau fasilitas-fasilitas lainnya termasuk akomodasi
lainnya, untuk penumpang yang mau melakukan perjalanannya
dengan pesawat terbang.

B.  MANFAAT DAN KEGUNAAN RESERVASI


KEGUNAAN MANFAAT
I. BAGI PENUMPANG I. BAGI PENUMPANG
1.  Adanya kepastian 1.  Membantu penumpang dalam
keberangkatan untuk waktu, mengatur perjalanannya seawall
tanggal, hari, dan rute tertentu. mungkin.
2.  Adanya service tambahan 2.  Memberikan kepastian tentang
dalam cabin pesawat rencanan perjalanan penumpang.
II. BAGI AIRLINES II. BAGI AIRLINES
1.  Sarana mencapai peningkatan
1.  Menentukan makanan dan produksi.
minuman yang akan 2.  Mendapatkan Seat Load
disediakan. Factor(keuntungan) yang
2.  Mengetahui jumlah total maksimal.
penumpang dewasa (ADL), 3.  Meningkatkan fasilitas
Anak-Anak (CHD), dan Bayi penjualan produk.
(INF). 4.  Menciptakan service (pelayanan)
3.  Mengetahui cabin crew yang yang lebih baik kepada
dibutuhkan, serta menentukan penumpang.
besar kecilnya pesawat yang 5.  Menjamin keamanan &
akan digunakan. keselamatan penerbangan.

Dalam pelaksanaan reservasi, terdapat 2 system yang digunakan


oleh petugas reservasi, yaitu:
1.  Manual Reservation
Adalah merupakan transaksi reservasi yang ditangani dan
diproses secara manual. Biasanya masih digunakan oleh airline
kecil, atau kantor cabang yang belum dimungkinkan
untuk electronic ticket.
2.  Computerized Reservation
Adalah merupakan transaksi reservasi yang ditangani dan
diproses secara computerized, dimana setiap kantor perwakilan
maskapai penerbangan (airline) sudah menggunakan system
tersebut.

C.  TUGAS-TUGAS LOCAL RESERVATION


Reservasi dapat dilakukan dengan melalui telepon, atau
mendatangi langsung kantor penjualan tiket terdekat (Agent)
atau langsung ke kantor maskapai penerbangannya.
Adapun tugas dari seorang staf reservasi adalah sebagai berikut:
1.  Menampung local passenger reservation dan melakukan penjualan
(sold message), atau meneruskan permintaan kepada control point.
2.  Melaksanakan permintaan-permintaan interline reservation atau
permintaan terhadap perusahaan penerbangan asing, atas dasar
ketentuan interline agreement dan prosedur yang berlaku di maskapai
penerbangan tersebut.

Adapun permintan khusus (Special Request) tersebut antara lain:

1.  Adanya VVIP, VIP, CIP


2.  Expectant Mother [EM]
3.  Unaccompanied Minnor [UM]
4.  Blind Deaf Pax
5.  Penggunaan Strecher (Tandu)
6.  Permintaan untuk penggunaan Baby Basket [BSCT]
7.  Express Baggage [XBAG]
8.  Wheel Chair [WHC]
a.  Wheel Chair for Ramp [WHCR]
b.  Whee Chair for Step [WHCS]
c.  Wheel Chair for Cabin [WHCC]
9.  Permintaan Special Meal
a.  Kosher Meal [KSML]
b.  Hindu Meal [HNML]
c.  Oriental Meal [ORML]
d.  Baby Meal [BBML]
e.  Vegetarian Meal [VGML]
f.  Moeslem Meal [MOML]
g.  Non Salt Meal [NSML]
10.Permintaan Tambahan [Other System Information – OSI]
a.  Surface : Perjalanan selain pesawat terbang (Kereta Api, Bus,
Kapal)
b.  Air Taxy [ATX]
c.  Car Rental
d.  Tour Package

D.  TERMINOLOGY RESERVASI
Dimanapun bekerja, baik dengan Manual
Reservation maupunComputerized Reservation, selalu terdapat
standarisasi untuk reservasi. Saat seseorang ingin melakukan
perjalanan dengan menggunakan pesawat terbang, maka yang
harus dilakukan pertama kali melakukan proses reservasi
(booking).
1.  BOOKING POLICY
Booking policy atau kebijakan booking/reservasi, dimulai
dengan penyebutan sejumlah data, yang diperlukan untuk
sebuah reservasi, seperti: nama lengkap penumpang yang akan
berangkat, jumlah orang yang akan berangkat, fonefield (berisikan
alamat penumpang, dan nomor telepon yang dapat
dihubungi/local contact pax), itinerary(tujuan (destination), hari dan jam
keberangkatan/kepulangan), kelas penerbangan yang diinginkan,
juga bila ada special request yang dimintakan oleh penumpang.
Setelah semuanya sudah diproses, maka petugas reservasi
akan menyebutkan ulang data-data dari penumpang tersebut,
dilanjutkan dengan KODE BOOKING (yang terdiri dari 6
huruf/angka), yang bertujuan untuk mengantisipasi jika tamu
kelupaan atau jika terjadi kesalahan dapat diperbaiki secepatnya.
Untuk contoh pembukuan sederhana, dapat dilihat dibawah ini:
 Q24P6Y
 1. 1ARIE/PUTRABENYAMINMR
 2 GA  215 B  4DEC JOGCGK HK1       1735-5 1840-5 Y-
B   /E
 FONE [Fonefield]
 1 YUHXY-JKT-A 08128023622/0217440802 CO PAX [Nomor HP Pax]
 2 YUHXY-JKT-T 0217424042 NATA CPT CO IZAL [Nomor Telp kantor]
KETERANGAN:
Q24P6Y            : Kode Booking dari pembukuan/reservasi pax tersebut
ARIE/PUTRABENYAMINMR    : Nama penumpang yang berangkat
GA 215            : Flight Number
B           : Class yang diterbangi
4DEC        : Tanggal keberangkatan
JOGCGK            : Rute yang diambil
HK1         : Holding Confirm (Kepastian confirm untuk 1 orang)
1735-5            : Jam keberangkatan – Hari berangkat, hari ke-5
1840-5            : Jam tiba di tempat tujuan
Y-B         : Kelas yang diterbangkan adalah Ekonomi

Reservasi tersebut diatas, didapat dari beberapa entry, yang


diperlukan (semacam “rumus”) yang hanya digunakan di system
Travsys Garuda. Adapun beberapa arti, simbol, dan entry yang
harus diketahui dan dilakukan jika anda sebagai seorang petugas
reservasi, dalam melakukan proses booking:
CHECK AVAILABILITY      : [Rumus: ATGLBLNRU] Ex:
A30JUNJOGCGK
TARIK SEAT DI SYSTEM    : [Rumus: NjumlahClsJam] Ex: N2Y2
BOOK NAMA PAX           : [Rumus: -Namapax/Status] Ex: -
ARDIAN/MR
NAMA PEMESAN            : [Rumus: 6Namapemesan] Ex:
6RINI/MRS
FONEFIELD               : [Rumus: 9 diikuti no telp]
TIME LIMIT              : [Rumus: 81200/TGL]
END OF TRANSACTION      : [Rumus: ER]

2.  RECONFIRM PROCESS [PROSES KONFIRMASI ULANG]


Dalam membuat pembukuan terdapat dua macam penumpang,
yaitu:
a.  Penumpang yang belum mempunyai tiket
Bila seseorang belum mempunyai tiket, ia dapat melakukan
reservasi terlebih dahulu, dapat melalui telepon atau datang
langsung ke tempat penjualan tiket/maskapai penerbangan.
Dengan menyebutkan nama lengkap, fonefield, itinerary (tujuan,
hari, dan jam keberangkatan), maka pihak reservasi akan
membookingkan (dan memberikan kode booking) untuk dapat
dicetak, dan mendapatkan dokumen perjalanan (tiket).
b.  Penumpang yang sudah mempunyai/memegang tiket
Penumpang yang sudah memegang tiket terbagi atas dua, yaitu:
a). Penumpang yang Holding Ticket, mempunyai kepastian
berangkat
b). Penumpang yang memegang tiket Open Date, yaitu tiket yang
dimiliki oleh penumpang, yang belum memastikan tanggal
keberangkatannya.

Peraturan dalam melakukan konfirmasi ulang ( Re-confirm), adalah


sebagai berikut:
a.  Reconfirm berlaku untuk penumpang yang memegang tiket, yang
sudah dapat dipastikan (confirm) keberangkatannya.
b.  Reconfirm tidak berlaku untuk reservasi interline yang dibuat oleh
penerbangan lain.
c.  Reconfirm hanya bisa dilakukan di Board Point, dan bisa
diberlakukan untuk penerbangan multi sector, dihari yang sama
(only in the same connecting day).
Tujuan dari konfirmasi ulang adalah untuk memastikan
keberangkatan penumpang, dan mencegah terjadinya No
Show(penumpang tidak hadir dibandara), dan agar seat yang ada
dipesawat tidak kosong.

Untuk mencegah agar tidak terjadi No Show, petugas reservasi


melakukan Firming, yaitu menghubungi penumpang melalui local
contact yang ada, untuk memastikan apakah penumpang tersebut
jadi berangkat atau tidak, sebelum petugas reservasi
melakukan Pre Flight Check (yaitu kegiatan yang dilakukan untuk
mengecek ulang pembukuan penumpang yang ada)

3.  CANCELLATION [PEMBATALAN]
Cancelation atau pembatalan sebagian atau keseluruhan
perjalanan yang dilakukan penumpang, dapat dilakukan sebelum
batas waktu yang ditentukan oleh maskapai penerbangan.
Ada dua cara pembatalan yang dapat dilakukan, yaitu:
a.  Adalah dengan menyesuaikan time limit yang didapatkan pada
saat reservasi (untuk yang belum memiliki tiket), atau
b.  48 (Empat Puluh Delapan Jam) sebelum keberangkatan (untuk
penumpang yang sudah memiliki tiket penerbangan).
Pembatalan dapat dilakukan oleh pihak perusahaan tanpa
pemberitahuan terlebih dahulu ke penumpang bila penumpang
tersebut lalai dalam memenuhi ketentuan yang berlaku.
Pembatalan yang dilakukan oleh pihak perusahaan penerbangan
adalah jika:
a.  Penumpang tidak melakukan konfirmasi ulang kepada pihak
perusahaan penerbangan.
b.  Penumpang melakukan konfirmasi ulang, setelah time
limitberjalan.
c.  Penumpang NO SHOW di bandara.

4.  PROSEDUR SEAT ALLOCATION
Petunjuk umum dalam alokasi tempat duduk untuk penumpang:
a.  Incapacitated Passenger, Expectant Mother, Child, dan Senior Citizen,  tidak
boleh ditempatkan di dekat pintu keluar atau Emergency Exit Door dan
Emergency Exit Windows.
b.  Penumpang yang membawa bayi, harus diberi tempat duduk
dikursi yang ada fitting baby basket. Baby Basket harus dilekatkan atau
ditempelkan pada fitting yang tersedia.
c.  UM harus ditempatkan ditempat yang dapat terlihat oleh Flight
Attendent / Flight SPV / Purser, dan sebaiknya ditempatkan diAisle
d.  Penumpang group, agar dapat ditempatkan bersama, dan
berdekatan
5.  REPORTING AND CLOSING TIME
Report Time
Category
Narrow Narrow Wide
STATION Body Wide Body Body Body
02 20
Hours 02 Hours Minute 30 Minute
Before Before Before Before
1.  Domestik STD STD STD STD
02 Hours 30 Minute
Before Before
STD STD
*) Except *) Except
02 for MEA 20 for MEA
Hours destination Minutes destination
2.  DOM to
INT / Before 4 Hours before 1 Hours
REGIONAL STD Before STD Before

6.  CONNECTING
a.  CONNECTING TIME
Minimum Connecting Time (MCT)
adalah jarak waktu terpendek yang
diperlukan untuk mentransfer penumpang, dari satu
penerbangan (flight) ke penerbangan lainnya.
DOM – DOM : Transfer antar penerbangan Domestike
INT – INT : Transfer antar penerbangan Internasional
INT – DOM : Transfer dari penerbangan Internasional ke
Domestik

Minimum Connecting Time yang


berlaku adalah:
ü  90 Menit untuk transfer penerbangan domestic
ü  120 Menit untuk transfer penerbangan internasional
b.  CONNECTING FLIGHT
Connecting flight adalah penerbangan lanjutan yang dilakukan
oleh penumpang untuk mencapai tempat tujuan ( destination)
terakhir.
Penumpang tersebut ditransfer melalui penerbangan lain atau
dengan penerbangan yang sama yang telah mengadakan joint
operation dengan penerbangan dari kota asal.
Kegiatan connecting flight ini berhubungan dengan connecting time,
karena apabila penumpang mempunyai connecting flightdalam
perjalanannya, dia harus cermat memilih penerbangan yang
mempunyai minimum connecting time, agar tidak menunggu terlalu
lama.

7.  PASSENGER NAME RECORD


PNR adalah catatan yang berisikan semua keterangan penting
dan lengkap dari satu reservasi yang telah dibuat, untuk satu
atau beberapa penumpang yang akan bepergian dalam hari yang
sama, dan pesawat yang sama.
Passenger Name Record, terdiri atas 3 bagian
a.  Passenger Data Section terdiri dari
o   Nama Lengkap Penumpang
o   Time Limit, atau batas waktu penumpang untuk melakukan
konfirmasi ulang (reconfirm).
o   Passenger contact/fonefield
o   Other Information Service (OSI) dan Special Service Requirement (SSR)  –
tambahan pelayanan yang dimintakan oleh pihak reservasi pada
pihak terkait (ground handling, dll) untuk ditindaklanjuti.
b.  Itinerary Data Section
P Active Segment : Segment atau rute perjalanan yang akan digunakan
P Auxiliary Segment : Hotel, Car, Surface, Tour, Taxi
c.  History Data Section
Merupakan suatu keterangan yang menunjuk kepada asal
sumber yang masuk dalam PNR tersebut, dan pembukuan awal
penerbangan, serta segment tambahan yang dimintakan.

8.  TICKETING TIME LIMIT [TLT]


TLT adalah batas waktu yang diberikan kepada penumpang
untuk melaporkan pembukuannya kepada pihak reservasi, untuk
dapat dilakukan proses cetak tiket.

E.  SPECIAL PASSENGER RESERVATION


Spesial passenger, adalah penumpang yang memang membutuhkan
tindakan-tindakan khusus, dan proses reservasi yang khusus
pula.
Special passenger terbagi atas beberapa, yaitu:
1.  Frequent Traveller Passenger [FQTV].
2.  Verry Verry Important Person [Presiden RI, Wapres RI, Pemimpin
Negara-Negara Asing].
3.  Verry Important Person [Ketua MPR, Ketua DPR, Menteri,
Gubernur, Duta Besar, Ketua MA, Panglima TNI, Jaksa Agung,
dll].
4.  Comercial Important Person [Direktur/Sekjend Departemen
Pemerintah atau Presiden Direktur dari perusahaan yang
berhubungan dengan Airline yang bersangkutan].
5.  Unaccompanied Minnor [UM]: Adalah seorang anak yang bepergian
tanpa pendamping orang dewasa.
6.  Expectant Mother [EM]: Ibu Hamil.
7.  Blind and Deaf Passenger: Penumpang yang Buta & Tuli. Kadang,
penumpang tersebut juga membawa anjing penuntun ( Seeing-eye
dog / hearing dog), yang mana diperlakukan sama seperti AVI ( Live
Animal), namun free of charge.
8.  Incapacitated Passenger: Penumpang yang tidak mampu secara fisik,
dan membutuhkan alat bantu atau bantuan khusus, seperti:
a.  Medical Case [MEDA]: Penumpang yang sakit, dan memerlukan
surat keterangan dokter, termasuk didalamnya adalah
penumpang yang memerlukan tandu (Strecher Case), dan Kursi
Roda (Wheel Chair).
9.  Assylum Seeker: Penumpang yang bermaksud mendapatkan suaka
atau menjadi imigran pada sebuah Negara secara illegal.
Penumpang tersebut belum keluar dari bandara kedatangan,
namun masih di Imigrasi.
A.  PENGERTIAN TIKETING
Tiket adalah dokumen berharga berbentuk cetak, melalui
proses elektronik atau bentuk lainnya yang merupakan salah satu
alat bukti adanya perjanjian angkutan udara antara penumpang
dan pengangkut, dan hak penumpang untuk menggunakan
pesawat udara atau diangkut dengan pesawat udara. ( UU No. 01
Tahun 2009 Tentang Penerbangan) atau,
Dokumen penerbangan yang dikeluarkan oleh airlines yang
didalamnya memuat serta menerangkan suatu kontrak antara
penumpang (pelanggan) dan airline dalam hal pengangkutan
udara. (Laporan Kerja PT. Garuda Indonesia Cabang Jogjakarta, 2005)
E-Tiket (Electronic Ticket) adalah metode untuk melakukan
dokumentasi atas, proses penjualan dan aktivasi transportasi
pelanggan tanpa menggunakan dokumen berharga ( Paper Ticket).
Semua informasi mengenai e-tiket (electronick ticket) disimpan
secara elektronik didalam system computer dan sebagai gantinya
pelanggan akan mendapatkan bukti rencana perjalanan (Itinerary
Receipt).(Contoh Itinerary Receipt / Kode Booking-SEE LAMPIRAN I)

B.  BAGIAN-BAGIAN TIKET [Paper Tiket]


Tiket yang dikeluarkan oleh airline terdiri dari beberapa
bagian (Khusus untuk Paper Ticket):
1.  C O V E R: merupakan bagian yang letaknya paling depan dari
sebuah tiket, dimana biasanya terdapat logo dan nama airline
dan biasanya pula diikuti dengan keterangan-keterangan lain
seperti Condition Of Contract, dan Dangerous Goods for
Restricted Articles untuk penumpang.
2.  AUDIT COUPON adalah merupakan bagian dari tiket yang
digunakan sebagai laporan penjualan oleh kantor penjualan tiket.
3.  AGENT COUPON adalah bagian dari tiket yang digunakan sebagai
file atau arsip oleh kantor penjualan tiket.
4.  FLIGHT COUPON adalah bagian dari tiket yang digunakan oleh
penumpang untuk melakukan perjalanan atau penerbangannya.
5.  PASSANGER COUPON adalah bagian tiket yang letaknya pada
bagian belakang (cover terakhir) dan digunakan sebagai bukti
bahwa seseorang pernah atau telah mengadakan kontrak dengan
suatu airline khususnya dalam hal pengangkutan udara.

C.  JENIS-JENIS TIKET
1.  TIKET DOMESTIK, merupakan tiket yang digunakan oleh
penumpang yang akan melakukan perjalanan dengan tujuan
kota-kota didalam negeri.
2.  TIKET INTERNATIONAL, merupakan tiket yang digunakan untuk
tujuan perjalanannya ke luar negeri
3.  TAT (Transitional Automated Ticket) / Paper Ticket
4.  ID (Industry) TIKET adalah tiket yang dikeluarkan
oleh suatu airline
dalam bentuk Reduce Fare Ticket (Pengurangan biaya-biaya), dan
biasanya dikeluarkan untuk:
a.  Pegawai & keluarga pegawai dari suatu airlines
b.  Pegawai other carrier/airlines yang mempunyai interline
agreement dengan airline pengangkut baik yang bersifat Duty
Trip maupun Vacation Trip
c.  Agent dari suatu Airlines
d.  Pejabat Pemerintahan
e.  Complimentary (hadiah)
5.  Special Fare Ticket adalah tiket internasional yang dikeluarkan
melalui agent-agent penjualan dengan harga khusus dan masa
berlakunya kurang dari 1 (satu) tahun seperti normalnya tiket
internasional lainnya
D.  TUGAS & KEGIATAN YANG BERHUBUNGAN DENGAN TIKET
1.  Issued Ticket
Adalah tindakan yang dilakukan dalam mengeluarkan tiket.
Beberapa hal penting yang harus dilakukan oleh staff tiketing
sebelum membuat tiket:
@  Menanyakan pada penumpang tersebut sudah membuat
pembukuan untuk rencana perjalanannya atau memang akan
membeli tiket dengan “status open”
@  Menanyakan apakah calon penumpang tersebut akan bepergian
dengan keluarga atau sendiri atau dalam group.
@  Mengkonfirmasi/menanyakan kelas yang akan diterbangi
apa(Class Of Service)
@  Menanyakan berapa lama calon penumpang akan tinggal di
tempat tujuan (untuk menentukan penetapan tariff, sehingga
pelanggan (pax) akan mendapatkan harga yang sesuai)
@  Menanyakan cara pembayaran tiketnya (Cash / Credit)
@  Data-data diatas (dan disebutkan kembali beserta kode
bookingnya, rute, jam berangkat, tanggal, jumlah total pax)
kemudian tiket dapat diproses atau dicetak.
@  Mengucapkan “terima kasih dan selamat jalan” setelah
menyerahkan tiket.
2.  Exchange Ticket, diartikan sebagai penggantian tiket/pembuatan
tiket baru, karena adanya beberapa perubahan mendasar yang
dibuat penumpang, seperti:
@  Reroute Ticket
Yang dimaksud dengan reroute adalah perubahan perjalanan
yang dilakukan penumpang dari rencana perjalanannya semula.
Perubahan perjalanan ini dapat dilakukan, dengan syarat bahwa
penumpang yang bersangkutan masih mempunyai satu flight
coupon yang belum terpakai.
Dengan merubah suatu rute perjalanan mengakibatkan
perubahan pula pada harga tiket penumpang tersebut, dapat
berupa tambah bayar, kelebihan bayar, atau balance dari harga
tiket semula.

@  Rebooking Ticket
Yang dimaksud dengan rebooking adalah perubahan kelas yang
diterbangi penumpang, dengan melakukan reservasi kembali.
Bisa dikelas yang sama dengan kelas yang dibeli sebelumnya,
atau dikelas yang berbeda.
@  Reissued
@  Refund Ticket

3.  Refund Tiket
Adalah pembayaran kembali seluruh atau sebagian dari total
harga tiket yang telah dibayarkan penumpang (baik secara
cash/credit) dan belum diterbangi (di pakai terbang, status tiket
masih “O = OPEN”), prosedurnya:
@  Memeriksa keabsahan (validity) tiket tersebut, sudah digunakan
terbang (“F = Flown”) atau belum (‘O = OPEN”). Berlaku untuk
semua coupon atau flight coupon
@  Proses refund disesuaikan dengan tempat pembelian tiket awal
(di agen travel atau dikantor airline)
@  Memeriksa cara pembayaran atas pembelian tiket tersebut
@  Refund harus dilakukan oleh pemegang tiket tersebut atau
apabila dilakukan oleh orang lain harus dilengkapi dengan surat
kuasa bermaterai dari pemegang tiket.

E.  DOMESTIK & INTERNASIONAL FARE SCOPE


Ada beberapa factor yang harus diperhatikan untuk
menghitung tariff sebuah perjalanan, antara lain:
1.  Letak geographies dari suatu Kota, menurut IATA
GEOGRAPHIE.
2.  Jarak dalam “miles” dari satu Kota ke Kota lainnya.
3.  Adanya Stop Over atau Transit Point.
4.  Tax (pajak) dari Negara atau kota yang dituju, atau hanya
dilalui dalam satu perjalanan.
5.  Jenis perjalanan One Way, Round Trip, Circle Trip, atau Round
The World.
6.  Jenis dari fare : Normal Fare, Special Fare, Excursion.
7.  Class of service : First Class, Bussiness, dan Economy Class.
8.  Mata
uang
untuk
internasional ticketing.

Secara umum, proses reservasi (pembukuan) dan juga


ticketing, mempunyai keterikatan. Dimana semua proses
ticketing akan dimulai dengan proses reservasi. Untuk beberapa
maskapai penerbangan domestic, proses reservasi yang
dilakukan oleh staff reservasi, baik di agen travel, maupun di
Maskapai penerbangan, sudah dilakukan by system.
Hanya dengan melakukan pendaftaran, mendapatkan “user
name” dan “password” pihak agen travel dan maskapai
penerbangan, sudah dapat melakukan proses booking dan cetak
tiket.
Namun tidak demikian Garuda Indonesia, system yang
digunakan “Travys” masih merupakan system tersendiri, dengan
format program yang benar-benar berbeda.Adapun berikut
diinformasikan beberapa rumus atau cara “entry” reservasi dan
tiket di system Garuda Indonesia:

Anda mungkin juga menyukai