Anda di halaman 1dari 54

LAPORAN

PRAKTIK KERJA
LAPANGAN

PENGUJIAN PARTIAL DISCHARGE ONLINE KUBIKEL 20kV GI


BANDA ACEH

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Kurikulum Semester VII


Pada Jurusan Teknik Elektro
Prodi Teknologi Rekayasa Pembangkit Energi
Politeknik Negeri Lhokseumawe

Disusun Oleh:

Muhammad Al
Farizy NIM :
1820305036

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI REKAYASA PEMBANGKIT ENERGI


JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
POLITEKNIK NEGERI LHOKSEUMAWE
2021
LEMBAR PERSETUJUAN

Kami yang bertanda tangan dibawah ini menyetujui permohonan

dari: Nama : Muhammad Al Farizy


Nim 1820305036
Jurusan : Teknik Elektro
Prodi : Teknologi Rekayasa Pembangkit Energi

Untuk melakukan Praktik Kerja Lapangan (PKL) di PT. PLN


(Persero) UIP3B SUMATERA UPT BANDA ACEH yang dimulai pada
tanggal 02 Agustus s.d 02 Desember 2021, guna menyelesaikan salah satu
persyaratan untuk mengerjakan tugas akhir di Politeknik Negeri
Lhokseumawe.

Menyetujui, Banda Aceh, 08 Desember 2021


Manager UPT PLN Banda Aceh Pembimbing PKL

Syafrizal Bambang Edisyahputra


NIP.8006265Z NIP.7291039A

i
LEMBAR PENGESAHAN INSTANSI

Praktik Kerja Lapangan pada PT. PLN UIP3B SUMATERA UPT BANDA ACEH

Judul : PENGUJIAN PARTIAL


DISCHARGE ONLINE
KUBIKEL 20 kV GI BANDA
ACEH
Nama Mahasiswa : Muhammad Al Farizy
NIM 1820305036

Mengesahkan, Banda Aceh, 08 Desember 2021


Manager UPT PLN Banda Aceh Pembimbing Lapangan

Syafrizal Bambang Edisyahputra


NIP.8006265Z NIP. 7291039A

ii
LEMBAR PENGESAHAN AKADEMIK

Nama : Muhammad Al Farizy


NIM 1820305036

Untuk melaksanakan praktik kerja lapangan (PKL) di PT. PLN (Persero) UIP3B
SUMATERA UPT BANDA ACEH pada 02/08/2021 sampai dengan 02/12/2021.

Disetujui Oleh

Ketua Program Studi Lhokseumawe, 08 Desember


2021 Teknologi Rekayasa Pembangkit Energi Dosen Pembimbing

Radhiah, S.T., M.T Fauzan, S.T., M.Eng


NIP. 19730712 200003 2 003 NIP. 19740412 200312 1 001

Mengetahui,
Ketua Jurusan Teknik Elektro

Yassir, S.T., M.Eng


NIP. 19730106 200312 1 008

iii
PARAMETER KRITERIA PENILAIAN PKL

Nama : Muhammad Al Farizy


NIM 1820305036
Jurusan : Teknik Elektro
Program Studi : Teknologi Rekayasa Pembangkit Energi
Tempat Praktik Kerja : PT. PLN (Persero) UIP3BS UPT BANDA ACEH

Kriteria Penilaian
No Parameter Penilaian Sangat Baik Cukup Kurang
100 90 80 70 60 50 40 30
1 Disiplin
2 Motivasi
3 Loyalitas
4 Tanggung Jawab
5 Kerajinan/ketekunan
Pemahaman terhadap
6
tugas yang diberikan
7 Kemampuan
melaksanakan tugas-tugas
8 Perawatan terhadap
peralatan
9 Kepercayaan pada diri
sendiri
Kecakapan dalam
10 mengambil Keputusan
11 Komunikasi
12 Kerjasama
13 Keselamatan kerja
14 Akhlak/kelakuan
Rata-rata Nilai =
(1+2+3+……..+14)/14

Banda Aceh, 08 Desember


2021 Manager Bagian
KONSLUR

Bambang Edisyahputra
NIP. 7291039A
iv
LEMBAR PENILAIAN AKADEMIK PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI REKAYASA PEMBANGKIT ENERGI
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
POLITEKNIK NEGERI LHOKSEUMAWE

Laporan kerja praktek ini disusun oleh:


Nama : Muhammad Al Farizy
NIM 1820305036
Jurusan : Teknik Elektro
Program Studi : Teknologi Rekayasa Pembangkit Energi
Tempat Praktik Kerja : PT. PLN (Persero) UIP3BS UPT BANDA ACEH

NO Aspek Penilaian Nilai (0-100)

1. Sitematika penulisan Laporan Kerja Lapangan

2. Presentasi Laporan Kerja Lapangan

3. Pendeskripsian/uraian Laporan Kerja Lapangan

Disiplin waktu pembuatan Laporan


4.
Kerja Lapangan

Rata-rata Nilai = (1+2+3+4)/4

Nilai Akhir = (Nilai Pembimbing Industri + Nilai


Pembibing PNL)/2

Buketrata, 08 Desember 2021


Dosen Pembimbing

Fauzan, S.T., M.Eng


NIP. 19740412 200312 1 001

v
KATA PENGHANTAR

Puji dan Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat ALLAH


Subhanahu Wa Ta’ala yang telah senantiasa memberikan rahmat dan
hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan program PKL (Praktik
Kerja Lapangan) di PT. PLN (PERSERO) UIP3B SUMATERA UPT
BANDA ACEH dan atas pertolongan-Nya pula penulis dapat
menyelesaikan Laporan Praktik Kerja Lapangan ini, selama 4 bulan
terhitung dari tanggal 02 Agustus – 02 Desember 2021.
Kerja praktik ini merupakan mata kuliah wajib bagi setiap
mahasiswa prodi Teknologi Rekayasa Pembangkit Energi, Jurusan Teknik
Elektro. Hal ini dimaksudkan agar dapat menambah dan memperluas
pengalaman dan pengetahuan mahasiswa/i, guna melengkapi materi-materi
yang telah diperoleh dibangku kuliah terhadap aplikasi dilapangan. Pada
pembuatan laporan ini penulis mengambil studi kasus yang berjudul
“PENGUJIAN PARTIAL DISCHARGE ONLINE KUBIKEL 20kV
GI BANDA ACEH”.
Dalam pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan ini, penulis banyak
mendapat pengetahuan dan wawasan baru yang berharga. Oleh karena itu,
penulis mengucapkan terima kasih setulus-tulusnya kepada semua pihak
yang telah memberikan do’a dan dukungan kepada penulis selama ini.
Disamping itu, penulis juga ingin mengucapkan terima kasih kepada:
1. Kedua orang tua dan keluarga yang senantiasa mendoakan penulis.
2. Bapak Yassir, S.T., M.Eng selaku Ketua Jurusan Teknik Elektro.
3. Ibu Radhiah, S.T., M.T selaku Ketua Prodi Teknologi Rekayasa
Pembangkit Energi.
4. Bapak Fauzan, S.T., M.Eng selaku Dosen Pembimbing yang
senantiasa membimbing dan memberikan pengarahan dalam
pelaksanaan praktek kerja lapangan.
5. Bapak Syafrizal selaku Manager UPT PT. PLN (PERSERO)
UIP3B SUMATERA UPT BANDA ACEH.

vi
6. Bapak Bambang Edisyahputra selaku Manager Bagian
KONSLUR (Konstruksi dan Penyaluran) PT. PLN (PERSERO)
UIP3B SUMATERA UPT BANDA ACEH sekaligus pembina,
yang telah membina dan memberikan berbagai wawasan baru
kepada penulis.
7. Mas Bagus Sarfani dan Bang Maironal beserta seluruh pegawai di
Bagian Konstruksi dan penyaluran UPT Banda Aceh.
8. Bapak Achmad Irsyad selaku Kepala Gardu Induk PT. PLN
(PERSERO) UIP3B SUMATERA UPT BANDA ACEH yang telah
membina dan memberikan berbagai wawasan baru kepada penulis.
9. Seluruh staf dan karyawan PT. PLN (PERSERO) UIP3B
SUMATERA UPT BANDA ACEH yang membantu penulis secara
langsung maupun tidak langsung.
10. Teman-teman seperjuangan Kerja Praktik dari Politeknik Negeri
Lhokseumawe dan Universitas Syiah Kuala.

Penulis menyadari Dalam penulisan laporan ini masih banyak


terdapat kesalahan dan kekurangan. Saran dan kritikan dari pembaca
sangat penulis harapkan sebagai langkah perbaikan untuk penulis
laporan dimasa yang akan datang. Akhir kata semoga laporan ini dapat
bermanfaat bagi para pembaca. Wassalamualaikum Warahmatullahi
Wabarakatuh.

Banda Aceh, 08 Desember


2021 Penulis,

Muhammad Al Farizy
NIM. 1820305036

vii
ABSTRAK

Partial Discharge adalah loncatan electron yang tidak sempurna diantara


isolator dan elektroda. Partial Discharge dapat menyebabkan kegagalan isolasi
yang dapat menimbulkan terjadinya gangguan. Dikarenakan PD ini tidak dapat
langsung diidentifikasi melalui indra manusia, maka PD ini dapat dideteksi
dengan alat yang bernama UltraTEV (Transient Earth Voltage). UltraTEV
merupakan peralatan pendeteksi Partial Discharge (PD Detector) yang berfungsi
untuk mendeteksi dan mengukur Partial Discharge pada peralatan/komponen
listrik seperti CT (Current Transformator), PT (Potensial Transformator), Busbar,
Load Break Switch, Circuit Breaker, Kabel dll pada suatu kubikel 20 kV. Selain
menggunakan hasil pengukuran dari PD Detector UltraTEV, bisa dilakukan
dengan perhitungan menggunakan persamaan intensitas bunyi. Salah satu
parameter yang berpengaruh terhadap fenomena Partial Discharge adalah
tegangan, karena semakin besar nilai yang diperoleh akan semakin berdampak
pada komponen yang ada bahkan dapat mengakibatkan kebocoran isolasi jika
tidak diatasi lebih lanjut. Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil pengujian ini,
kondisi/keadaan kubikel 20 kV di GI Banda Aceh cenderung hanya mengalami
kemungkinan PD tingkat rendah atau dalam keadaan baik (tidak memerlukan
perhatian segera).

Kata Kunci : Partial Discharge (PD), UltraTEV (Transient Earth Voltage)

viii
DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN...................................................................................i
LEMBAR PENGESAHAN INSTANSI...............................................................ii
LEMBAR PENGESAHAN AKADEMIK..........................................................iii
PARAMETER KRITERIA PENILAIAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
........................................................................................................................... iv
LEMBAR PENILAIAN AKADEMIK PRAKTEK KERJA LAPANGAN......v
KATA PENGHANTAR........................................................................................vi
ABSTRAK...........................................................................................................viii
..................................................................................................... ix
DAFTAR GAMBAR............................................................................................xii
DAFTAR TABEL...............................................................................................xiv
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
1.1 Latar Belakang................................................................................1
1.2 Tujuan Pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan................................2
1.2.1 Tujuan Umum.....................................................................2
1.2.2 Tujuan Khusus....................................................................2
1.3 Manfaat Pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan..............................2
1.3.1 Mahasiswa/i........................................................................2
1.3.2 Politeknik Negeri Lhokseumwe.........................................3
1.3.3 Perusahaan..........................................................................3
1.4 Batasan Masalah.............................................................................3
BAB II.....................................................................................................................4
PROFIL PERUSAHAAAN...................................................................................4
2.1 Sejarah PT PLN (PERSERO).........................................................4
2.2 PT PLN (PERSERO) P3B Sumatera UPT Banda Aceh................5
2.2.1 Profil UPT Banda Aceh......................................................5
2.2.2 Struktur Organisasi.............................................................6
ix
2.2.3 Lokasi Perusahaan............................................................10
BAB III..................................................................................................................11
DASAR TEORI....................................................................................................11
3.1 Kubikel Tegangan Menengah.......................................................11
3.1.1 Bagian-bagian Kubikel.....................................................11
3.2 Fungsi Kubikel.............................................................................14
3.2.1 Kubikel Incoming.............................................................14
3.2.2 Kubikel Outgoing.............................................................14
3.2.3 Kubikel Kopel (Bus Kopling)..........................................15
3.2.4 Kubikel PT (Potential Transformer).................................15
3.2.5 Kubikel Bus Riser/Bus Tie (Interface).............................16
3.3 Komponen - komponen................................................................16
3.4 Fenomena Partial Discharge.........................................................19
3.5 Jenis – jenis Partial Discharge......................................................20
3.6 PD Detector UltraTEV (Transient Earth Voltage).......................23
BAB IV..................................................................................................................25
TUGAS KHUSUS................................................................................................25
4.1 Judul Tugas Khusus......................................................................25
4.2 Tujuan Tugas Khusus...................................................................25
4.3 Waktu dan Tempat Pelaksanaan Tugas Khusus...........................25
4.4 Metodelogi Tugas Khusus............................................................25
4.5 Landasan Teori Tugas Khusus.....................................................26
4.5.1 Landasan Teori.................................................................26
4.5.2 Proses Terjadinya Partial Discharge.................................26
4.6 Pengujian Partial Discharge..........................................................27
4.6.1 Data Hasil Pengujian........................................................29
4.6.2 Pengukuran Tegangan (V) Pada Kubikel 20 kV..............30
4.7 Analisis Hasil Pengujian...............................................................35
4.7.1 Analisis Hasil Pengujian Tegangan (V)...........................36
BAB V....................................................................................................................37
PENUTUP.............................................................................................................37
5.1 Kesimpulan...................................................................................37

5.2 Saran.............................................................................................37
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................38
LAMPIRAN..........................................................................................................39
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Bagan Struktur Organisasi UPT Banda Aceh......................................7


Gambar 2.2 Bagan Struktur Organisasi ULTG Banda Aceh...................................7
Gambar 2.3 Wilayah Kerja PT. PLN (Persero) UPT Banda Aceh..........................9
Gambar 2.4 Peta Lokasi PT PLN (PERSERO) UPT Banda Aceh........................10
Gambar 3.1 Kubikel Tegangan Menengah............................................................11
Gambar 3.2 Bagian - Bagian Kubikel Incoming....................................................12
Gambar 3.3 Bagian – Bagian Kubikel Outgoing...................................................13
.......................................................................... 14
Gambar 3.5 Kubikel Outgoing...............................................................................15
Gambar 3.6 Kubikel Kopel (Bus Kopling)............................................................15
Gambar 3.7 Kubikel Bus Riser..............................................................................16
Gambar 3.8 Internal Discharge..............................................................................20
Gambar 3.9 Surface Discharge..............................................................................21
Gambar 3.10 Corona Discharge.............................................................................22
Gambar 3.11 Electrical Treeing.............................................................................22
Gambar 3.12 UltraTEV Plus2.................................................................................23
Gambar 3.13 Menu Utama.....................................................................................24
Gambar 4.1 Rangkaian Analogi Partial Discharge (Rangkaian abc).....................26
Gambar 4.2 Terjadinya Discharge.........................................................................27
Gambar 4.3 Pengujian Partial Discharge Pada Kubikel 20 kV..............................28
Gambar 4.4 Display Pengukuran TEV Sensor.......................................................31
Gambar 4.5 Display Pengukuran TEV Sensor.......................................................33
Gambar 4.6 Display Pengukuran Ultrasonic Sensor..............................................34
Gambar 4.7 Kurva Pengukuran Ultrasonic............................................................35
Gambar 4.8 Interpretasi TEV.................................................................................36

xi
DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Data Hasil Pengujian Pada Kubikel Incoming TD 1.............................29


Tabel 4.2 Data Hasil Pengujian Pada Kubikel Incoming TD 2.............................29
Tabel 4.3 Data Hasil Pengujian Pada Kubikel Incoming TD 3.............................30
Tabel 4.4 Hasil Pengukuran Tegangan (V) Menggunakan Perhitungan...............30

xi
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dengan meningkatnya konsumsi energi listrik yang terus meningkat


seiring dengan jumlah pertumbuhan populasi penduduk yang masif. Tentunya
kebutuhan untuk pasokan energi listrik juga terus meningkat, PLN sebagai
pemegang kuasa pengusahaan tenaga listrik diberi amanat oleh Negara untuk
menyalurkan tenaga listrik kepada pelanggan yang tersebar di seluruh wilayah
Republik Indonesia. Dalam proses penyaluran listrik dari PLN ke masyarakat
terdapat sistem tenaga listrik yang terdiri dari bermacam subsistem yaitu sistem
pembangkit, sistem transmisi, sistem distribusi dan konsumen.
Saat pelaksana penyaluran listrik terutama jaringan 20 kV sering terdapat
gangguan pada Gardu Induk, Gardu Distribusi dan Gardu Hubung. Gangguan
yang kerap terjadi pada sebuah kubikel 20 kV salah satunya adalah Partial
Discharge (PD). Partial Discharge adalah loncatan electron yang tidak sempurna
diantara isolator dan elektroda. Besarnya magnitude biasanya kecil, namun
mereka dapat menyebabkan kerusakan progresif isolasi yang akhirnya dapat
menyebabkan kegagalan. Dikarenakan PD ini tidak dapat langsung diidentifikasi
melalui indra manusia, maka PD ini dapat dideteksi dengan alat yang bernama
Ultra TEV (Transient Earth Voltage), Ultra TEV merupakan peralatan pendeteksi
Partial Discharge (PD Detector) yang berfungsi untuk mendeteksi dan mengukur
Partial Discharge pada peralatan/komponen listrik seperti CT (Current
Transformator), PT (Potensial Transformator), Busbar, Load Break Switch,
Circuit Breaker, Kabel dll pada suatu kubikel 20 kv. Oleh karena itu, pada
penelitian ini akan membahas bagaimana mendeteksi adanya gangguan Partial
Discharge dan bagaimana cara mengatasi gangguan tersebut.

1
1.2 Tujuan Pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan
1.2.1 Tujuan Umum
1. Meningkatkan pengetahuan mahasiswa mengenai hubungan antara
teori dengan penerapannya di dunia kerja (lapangan), serta faktor-
faktor yang mempengaruhi sehingga dapat menjadi bekal bagi
mahasiswa.
2. Meningkatkan keterampilan dan pengalaman kerja di bidang industri
pembangkitan listrik.
3. Meningkatkan wawasan mahasiswa tentang berbagai kegiatan industri
pembangkitan listrik.
4. Meningkatkan hubungan dan kerjasama antara perguruan Tinggi
dengan Instansi Pemerintah, Perusahaan Swasta dan masyarakat.

1.2.2 Tujuan Khusus


Tujuan dari penulisan laporan ini adalah :
1. Mengenal dan memahami alat yang digunakan untuk mendeteksi
Partial Discharge pada kubikel 20 kV
2. Mengetahui kondisi/keadaan kubikel 20 kV di GI Banda Aceh

1.3 Manfaat Pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan


Dalam pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan di PT. PLN (Persero) UPT
Banda Aceh, diharapakan dapat memberikan manfaat kepada :
1.3.1 Mahasiswa/i
1. Memperoleh pengetahuan yang berguna bagi perwujudan kerja yang
akan dihadapi setelah menyelesaikan studi.
2. Memperoleh kesempatan untuk melatih keterampilan dalam
melakukan pekerjaan atau kegiatan lapangan.
3. Dapat mengetahui dan memahami berbagai macam aspek kegiatan
dalam perusahaan.
4. Dapat membandingkan teori-teori yang telah diperoleh di bangku
kuliah dengan praktik lapangan.

2
1.3.2 Politeknik Negeri Lhokseumawe
1. Mempererat kerjasama antara perusahaan yang dalam hal ini adalah
PT. PLN (Persero) UPT Banda Aceh dengan jurusan Teknik Elektro
Prodi Teknologi Rekayasa Pembangkit Energi, Politeknik Negeri
Lhokseumawe.
2. Sebagai bahan masukan dari pimpinan perusahaan dalam rangka
memajukan pembangunan dibidang pendidikan dan dalam peningkatan
Sumber Daya Alam (SDM).
1.3.3 Bagi Perusahaan
1. Melihat penerapan teori-teori ilmiah yang dipraktikkan oleh
mahasiswa.
2. Dapat melihat sistem manajemen perusahaan dari sudut pandang
mahasiswa.
3. Sebagai bahan masukan atau usulan guna perbaikan dan
pengembangan perusahaan.

1.4 Batasan Masalah


Dalam penulisan makalah ini, penulis menjelaskan tentang hasil
pengukuran Partial Discharge menggunakan UltraTEV (Transient Earth
Voltage) serta mengetahui bagaimana kondisi/keadaan pada kubikel 20 kV
di GI Banda Aceh.

3
BAB II
PROFIL PERUSAHAAN

2.1 Sejarah PT PLN (PERSERO)


Berawal di akhir abad 19, bidang pabrik gula dan pabrik ketenagalistrikan
di Indonesia mulai ditingkatkan saat beberapa perusahaan asal Belanda yang
bergerak di bidang pabrik gula dan pabrik teh mendirikan pembangkit tenaga
lisrik untuk keperluan sendiri. Antara tahun 1942-1945 terjadi peralihan
pengelolaan perusahaan-perusahaan Belanda tersebut oleh Jepang, setelah
Belanda menyerah kepada pasukan tentara Jepang di awal Perang Dunia II. Proses
peralihan kekuasaan kembali terjadi di akhir Perang Dunia II pada Agustus 1945,
saat Jepang menyerah kepada Sekutu. Kesempatan ini dimanfaatkan oleh para
pemuda dan buruh listrik melalui delagasi Buruh/Pegawai Listrik dan Gas yang
bersama-sama dengan Pemimpin KNI Pusat berinisiatif menghadap Presiden
Soekarno untuk menyerahkan perusahaan-perusahaan tersebut kepada Pemerintah
Republik Indonesia. Pada 27 Oktober 1945, Presiden Soekarno membentuk
Jawatan Listrik dan Gas di bawah Departemen Pekerjaan Umum dan Tenaga
dengan kapasitas pembangkit tenaga listrik sebesar 157,5 MW.
Pada tanggal 1 januari 1961, Jawatan Listrik dan Gas diubah menjadi
BPU-PLN (Badan Pemimpin Umum Perusahaan Listrik Negara) yang bergerak di
bidang listrik, gas dan kokas yang dibubarkan pada tanggal 1 Januari 1965. Pada
saat yang sama, 2 (dua) perusahaan negara yaitu Perusahaan Listrik Negara (PLN)
sebagai pengelola tenaga listrik milik negara dan Perusahaan Gas Negara (PGN)
sebagai pengelola gas diresmikan. Pada tahun 1972, sesuai dengan Peraturan
Pemerintah No. 17, status Perusahaan Listrik Negara (PLN) ditetapkan sebagai
Perusahaan Umum Listrik Negara dan sebagai Pemegang Kuasa Usaha
Ketenagalistrikan (PKUK) dengan tugas menyediakan tenaga listrik bagi
kepentingan umum.
Seiring dengan kebijakan Pemerintah yang memberikan kesempatan
kepada sektor swasta untuk bergerak dalam bisnis penyediaan listrik, maka sejak
tahun 1994 status PLN beralih dari Perusahaan Umum menjadi Perusahaan
Perseroan (Persero) dan juga sebagai PKUK dalam menyediakan listrik bagi
kepentingan umum hingga sekarang.

4
2.2 PT PLN (PERSERO) P3BS UPT BANDA ACEH
2.2.1 Profil UPT Banda Aceh
Cikal bakal berdirinya UPT Banda Aceh dimulai dari beroperasinya GI
Langsa pada tahun 1992, kemudian berlanjut dengan GI Tualang Cut tahun 1995,
GI Idie tahun 1997, GI Lhokseumawe tahun 1998, GI Bireun tahun 2003, dan
terakhir GI Sigli dan GI Banda Aceh tahun 2004. Saat itu pengoperasian dari
gardu induk tersebut masih dibawah Sektor Leung Bata. Sesuai dengan perubahan
organisasi di PT PLN yang memisahkan antara fungsi penyaluran dengan fungsi
pembangkitan maka pada tanggal 25 April 2005 berdirilah Penyaluran dan Pusat
Pengatur Beban Sumatera (P3BS) yang khusus menangani penyaluran dan
pengatur beban di Sumatera. Sehingga sejak saat itu pengoperasian gardu induk
diseluruh sumatera kini berada dibawah P3BS. Dan untuk menangani fungsi
penyaluran khusus di wilayah Aceh, pada tanggal 21 September 2005 sesuai
dengan SK direksi No. 025.K/DIR/2005 dibentuklah Unit Pelayanan Transmisi
(UPT) Banda Aceh. Produk utama PLN UPT Banda Aceh adalah penyaluran
sistem tenaga listrik yang handal, efisien dan ekonomis serta penyampaian produk
ke pelanggan dengan mekanisme TSA (Transmission Service Agreement) dan
PSA (Power Sales Agreement).
Tujuan organisasi adalah mengusahakan penyaluran tenaga listrik
tegangan tinggi, andal, dan akrab lingkungan dalam jumlah dan mutu yang
memadai serta melakukan usaha sesuai dengan kaidah ekonomi yang sehat,
memperhatikan kepentingan Pemangku Kepentingan, serta meningkatkan
kepuasan pelanggan. Kompetensi inti PLN UPT Banda Aceh adalah pemeliharaan
instalasi tenaga listrik tegangan tinggi untuk mendukung tercapainya misi
organisasi.
Unit Layanan Transmisi dan Gardu Induk tersebut terdiri dari 3 (tiga) Sub
Unit Pelaksana yaitu:
1. ULTG Langsa membawahi 7 (tujuh) Gardu Induk, yaitu
: Gardu Induk Langsa
Gardu Induk Tualang
Cut Gardu Induk Idi
Gardu Induk Panton Labu

5
Gardu Induk Lhokseumawe
Gardu Induk Arun
GITET Arun

2. ULTG Banda Aceh membawahi 8 (delapan) Gardu Induk 150 kV,


yaitu: Gardu Induk Banda Aceh
Gardu Induk Jantho
Gardu Induk Sigli
Gardu Induk Bireun
Gardu Induk Takengon
Gardu Induk Samalanga
Gardu Induk Krueng Raya
Gardu Induk Ulee Kareng

3. ULTG Meulaboh membawahi 3 (empat) Gardu Induk 150 kV,


yaitu: Gardu Induk Meulaboh
Gardu Induk Nagan Raya
Gardu Induk Blang Pidie

2.2.2 Struktur Organisasi

Berdasarkan keputusan direksi No. 625.K/DIR/2012 tanggal 19 Desember


2012 tentang organisasi PT PLN (Persero) P3B Sumatera dan Keputusan Direksi
No. 636.K/DIR/2012 tanggal 27 Desember 2012 tentang Daftar Sebutan Jabatan
pada Organisasi Unit PT PLN (Persero) Penyaluran dan Pusat Pengatur Beban
Sumatera digambarkan pada struktur organisasi PLN UPT Banda Aceh. Secara
singkat organisasi PT PLN (Persero) UPT Banda Aceh terlihat pada gambar di
bawah.

6
Gambar 2. 1 Bagan struktur organisasi UPT Banda Aceh

Bagan Struktur Organisasi (BSO) Unit Layanan Transmisi dan Gardu Induk
sebagai berikut:

Gambar 2. 2 Bagan struktur organisasi ULTG Banda Aceh

Untuk mendukung tugas pokok Unit Pelaksana Transmisi Banda Aceh,


Manager dibantu oleh beberapa Manager bagian, yaitu Manager bagian
Perencanaan dan Evaluasi, Manager bagian Konstruksi dan Penyaluran, Manager
bagian Keuangan dan Administrasi, Manager ULTG BandaAceh, Manager ULTG
Langsa dan Manager ULTG Meulaboh yang tugas-tugasnya diatur dalam uraian
jabatan personil.

7
A. Tugas Utama Unit Pelaksana Transmisi Banda Aceh
Merencanakan, melaksanakan dan melaporkan program kerja,
prosedur dan metoda O&M, pengelolaan dan data Instalasi Sistem
Transmisi, pengelolaan SDM, K2LH, administrasi, keuangan dan
pengamanan sarana fisik instalasi transmisi di wilayah kerjanya
guna menjamin pencapaian target kinerja yang ditetapkan.
Mengusulkan, melaksanakan dan melaporkan pelaksanaan program
pemeliharaan, pengembangan dan atau penyempurnaan instalasi
transmisi di wilayah kerjanya sesuai rencana dan strategi yang
ditetapkan Kantor Induk UIP3B Sumatera.
Merencanakan dan melaksanakan pemeliharaan sarana proteksi,
meter dan otomasi di Gardu Induk serta koordinasi sistem proteksi
di wilayah kerjanya sesuai kebijakan O&M dan organisasi yang
berlaku.
Melaksanakan pemeriksaan fisik sarana instalasi transmisi sebelum
pelaksanaan serah terima pekerjaan proyek.

Wilayah kerja PT PLN (Persero) UPT Banda Aceh adalah meliputi


provinsi Nanggroe Aceh Darussalam, membawahi 3 (tiga) Unit Layanan
Transmisi (ULTG) dan Gardu Induk (GI) dan 18 (Delapan Belas) Gardu Induk.

8
Gambar 2. 3 Wilayah kerja PT.PLN (Persero) UPT BANDA ACEH

Sampai dengan tahun 2021, PT PLN (Persero) UPT Banda Aceh


mengoperasikan dan memelihara Sistem Penyaluran Aceh 3 ULTG (Transmisi
dan Gardu Induk) dan 18 Gardu Induk, 29 unit trafo (1270 MVA), 1785,48 kms
saluran transmisi, 2730 tower dan 30 sirkit.

B. Tugas Utama ULTG


Melaksanakan program pemeliharaan rutin Gardu Induk dan
Jaringan di wilayah kerjanya sesuai prosedur dan instruksi kerja
yang ditetapkan oleh kantor induk UIP3B Sumatera.
Mengelola pelaksanaan pengoperasian Instalasi Gardu Induk di
Wilayah kerjanya sesuai dengan Standing Operation Procedure
(SOP) yang ditetapkan oleh UPT bersama UPB.
Melaksanakan usaha deteksi dini sarana instalasi transmisi dan
segera melaporkan kondisi serta memberikan rekomendasi atas
penyimpangan terhadap standar yang berlaku.

9
Melaksanakan pengamatan fisik instalasi sistem transmisi termasuk
pengelolaan ROW jaringan di wilayah kerjanya.
Melaporkan secara berkala data riwayat pengoperasian dan
pemeliharaan (O&M) rutin dan data fisik, spesifikasi instalasi
transmisi, kondisi sarana dan fasilitas di wilayah kerjanya.

2.2.3 Lokasi Perusahaan

Lokasi PT PLN (PERSERO) UIP3B Sumatera UPT Banda Aceh terletak


di Jalan Soekarno - Hatta No. Km 3,5, Lamreung, Darul Imarah, Kabupaten Aceh
Besar, Aceh 23355 yang terletak pada koordinat 5°30'49.7"N 95°20'35.2"E. Peta
lokasi kegiatan secara detail seperti ditunjukkan pada Gambar berikut.

Gambar 2. 4 Peta lokasi PT PLN (PERSERO) UPT Banda Aceh

1
BAB III
DASAR TEORI

3.1 Kubikel Tegangan Menengah


Kubikel Tegangan Menengah adalah peralatan yang dipasang pada Gardu
Induk dan Gardu Distribusi/Gardu Hubung yang berfungsi sebagai pembangi,
pemutus, penghubung, pengontrol dan pengaman sistem penyaluran tenaga listrik
tegangan menengah.

Gambar 3.1 Kubikel Tegangan Menengah


3.1.1 Bagian – Bagian Kubikel
Incoming
Bagian ini adalah inputan dari sumber yang memiliki tegangan sebesar
20kV. Bagian ini terdiri dari tiga lampu indikator neon (R,S,T) yang
akan aktif jika terdapat tegangan input. Terdapat 3 Current Transformer
yang digunakan oleh kWh Meter untuk mengukur daya yang keluar.

1
Gambar 3.2 Bagian – Bagian Kubikel Incoming

1. Compartement Low Voltage


2. Isolator posh
3. Rell/Busbar
4. Drooper
5. a/b. Insulation cover
6. a/b. Moving contact
7. Ruang buka tutup kontak utama
8. Current Transformer
9. Terminal utama keluar
10. Kabel power
11. Relai
12. kWh Meter
13. Ampere Meter
14. Terminal control wiring
15. Tombol close/open PMT
16. Kabel penghubung antara terminal control dengan mekanik penggerak
17. Mekanik penggerak
18. Potential transformer

Metering
Metering ialah bagian yang dapat menentukan besaran-besaran listrik.
Bagian ini memiliki peralatan ukur diantaranya voltmeter,

1
amperemeter dan KV meter. Terdiri dari 3 buah fuse yang dibawahnya
terdapat transformator tegangan yang berfungsi menurunkan tegangan
20 kV menjadi 100 V AC dan digunakan oleh alat-alat ukur seperti kV
meter, ampermeter serta voltmeter. Selain fuse juga terdapat MCB 3
phase yang berfungsi mengamankan hubungan ke material-material
pengukuran.
Outgoing
Outgoing berfungsi sebagai tempat keluarnya tegangan menengah
20kV setelah melalui incoming dan metering. Outgoing memiliki
kompartemen yang paling besar dimana pada kompartemen bagian atas
terdapat kontak grounding dan juga terdapat kontak DS (Disconneting
Switch).

Gambar 3.3 Bagian – Bagian Kubikel Outgoing

1. Compartement Low Voltage


2. Isolator posh
3. Rell/Busbar
4. Drooper
5. a/b. Insulation cover
6. a/b. Moving contact
7. Ruang buka tutup kontak utama
8. Current Transformer

1
9. Terminal utama keluar
10. Kabel power
11. Relai
12. kWh Meter
13. Ampere Meter
14. Terminal control wiring
15. Tombol close/open PMT
16. Kabel penghubung antara terminal control dengan mekanik penggerak
17. Mekanik penggerak

3.2 Fungsi Kubikel


Berdasarkan fungsi/penempatannya, Kubikel Tegangan Menengah di
Gardu Induk antara lain:
3.2.1 Kubikel Incoming
Berfungsi sebagai penghubung dari sisi sekunder trafo daya ke rel
tegangan menengah.

Gambar 3.4 Kubikel Incoming

3.2.2 Kubikel Outgoing


Berfungsi sebagai penghubung/penyalur dari rel ke beban.

1
Gambar 3.5 Kubikel Outgoing

3.2.3 Kubikel Kopel (Bus Kopling)

Berfungsi sebagai penghubung antara rel 1 dengan rel 2.

Gambar 3.6 Kubikel Kopel (Bus Kopling)

3.2.4 Kubikel PT (Potential Transformer)

Berfungsi sebagai sarana pengukuran dan pengaman, didalam kubikel ini


ada PMS, trafo tegangan step down mengecilkan tegangan dari 20 kV ke 100 V
untuk menyalurkan tegangan. Alat pengukur kWh kubikel ini seringkali memakai
istilah kubikel Voltage Transformer (VT). Handle Kubikel PT diwajibkan setiap
saat pada kondisi masuk dan terkunci. Sebagai pengaman trafo tegangan terhadap
gangguan hubung singkat maka harus terpasang fuse TM.

1
3.2.5 Kubikel Bus Riser / Bus Tie (Interface)

Berfungsi sebagai penghubung antar kubikel

Gambar 3.7 Kubikel Bus Riser

3.3 Komponen – Komponen

Komponen Tegangan Menengah terdiri dari komponen utama dan


pendukung. Komponen utamanya, antara lain yaitu:
PMT (Pemutus)
PMT adalah sakelar yang dapat digunakan untuk menghubungkan
atau memutuskan arus/daya listrik sesuai ratingnya. Pada waktu
memutuskan / menghubungkan arus/daya listrik akan terjadi busur api
listrik. Pemadaman busur api listrik ini dapat dilakukan oleh beberapa
macam bahan, yaitu: minyak, udara atau gas.
Rel
Rel Tegangan Menengah pada Kubikel berfungsi sebagai penghubung
antara kabel masuk dengan beberapa penyulang. Bentuk rel ini ada
yang berpenampang bulat/pipa (tubuler), setengah bulat dan ada pula
yang berbentuk plat sesuai dengan desain dari pabrik Kubikelnya.

1
Trafo Arus (CT)
Trafo arus berfungsi untuk menurunkan arus bolak-balik yang besar
menjadi arus bolak - balik yang kecil sesuai dengan kebutuhan
instrumentasi yang tersambung.
Trafo Tegangan (PT)
Fungsi trafo tegangan adalah untuk menurunkan tegangan tinggi /
menengah bolak-balik menjadi tegangan rendah sesuai dengan
tegangan nominal instrument. Pemasangan trafo tegangan bisa pada
Kubikel tersendiri atau pada Kubikel incoming, tergantung dari desain
yang ada. Trafo tegangan pada Kubikel Tegangan Menengah
umumnya berbentuk cor-coran / Cast resin.
Sedangkan komponen pendukung pada Kubikel
yaitu: Busbar
Komponen ini berfungsi mengumpulkan tenaga listrik bertegangan
20kV yang kemudian disalurkan menuju komponen selanjutnya.
Control / Indikator
Kontrol/Lampu Indikator untuk menandai adanya tegangan 20 kV
pada sisi kabel outgoing.
Pemanas (Heater)
Untuk memanaskan ruang terminal kabel agar kelembabannya terjaga.
Sehingga dapat mengurangi efek corona pada terminal Kubikel
tersebut.
Handle Kubikel
Untuk menggerakkan mekanik Kubikel, yaitu membuka atau menutup
posisi kontak hubung: PMT, PMS, LBS, pemisah tanah (grounding)
atau pengisian pegas untuk energi membuka / menutup kontak
hubung. Pada satu Kubikel, jumlah handle yang tersedia bisa satu
macam atau lebih.
Sistem Interlock dan Pengunci
Kubikel dilengkapi dengan sistem interlock untuk mencegah
kemungkinan kesalahan atau kelainan operasi dan peralatan dan untuk
menjamin keamanan operasi. Gawai interlock harus dari jenis

1
mekanis dengan standar pembuatan yang paling tinggi dan
mempunyai kekuatan mekanis lebih tinggi dari kontrol mekanisnya.
Pada kubikel yang PMT nya dilengkapi dengan motor listrik sebagai
penggerak alat hubung, maka sistem interlock juga diterapkan pada
sistem kontrol listriknya. Yaitu bila posisi komponen Kubikel belum
pada posisi siap dioperasikan, maka sistem kontrol tidak dapat
dioperasikan.
Pemisah (PMS)
Komponen ini digunakan seperti kontak pemutus serta berfungsi
memisah serta menghubungkan sistem pada keadaan arus rendah (±
5A), hal ini digunakan untuk perawatan atau perbaikan. Komponen
ini terletak diantara sumber dengan PMT dan diantara PMT dengan
beban.
Pemutus Daya Udara (Air Circuit Breaker)
Komponen ACB memakai metode memperpanjang lintasan arc,
karena dampak dari jalur yang diperpanjang itu diperkirakan akan
segera hilang.Beberapa bentuk perpanjangan jalur pada kontak
pemutus sirkuit adalah sebagai berikut: antara kontak klakson, antara
kontak pelindung, antara konduktor, dan antara kontak isolator dan
pelindung.
Pemutus Daya Minyak (Oil Circuit Breaker)
Alat ini bekerja dengan memisahkan kontak, busur listrik dihasilkan
dalam minyak menyebabkan minyak menguap. Kerugian dari sistem
ini adalah oli mudah terbakar dan viskositas oli akan memperlambat
kecepatan ketika memutus kontak, yang kemudian metode ini kurang
tepat pada sistem dengan pemusatan cepat dan pemutus sirkuit terlalu
tinggi busur sekitarnya akan terjadi.
Pemutus Daya Udara Tekan (Air Blast Circuit Breaker)
Pemutus daya ini dirancang untuk mengatasi kelemahan pada
pemutus daya minyak, yaitu dengan membuat media insulator kontak
dari bahan yang tidak mudah terbakar dan tidak menghalangi pemisah
kontak, sehingga pemisah kontak dapat dilaksanakan dalam waktu

1
yang sangat cepat. Saat busur api timbul, udara bertekanan tinggi
ditiupkan untuk mendinginkan busur api dan menyingkirkan partikel
bermuatan dari sela kontak.
VCB (Vacum Circuit Breaker)
Pada dasarnya kerja dari CB (Circuit Breaker) ini sama dengan jenis
lainnya, hanya ruang kontak dimana terjadi busur api merupakan
ruang hampa udara yang tinggi sehingga peralatan dari CB jenis ini
dilengkapi dengan seal penyekat udara untuk mencegah kebocoran.
SF6 CB (Sulfur Hexafluoride Circuit Breaker)
Sifat gas SF6 murni adalah tidak berwarna, tidak berbau, tidak
beracun dan tidak mudah terbakar. Pada suhu diatas 150ºC gas ini
mempunyai sifat tidak merusak metal, plastik serta memiliki kekuatan
dielektrik yang tinggi (2,35 kali udara) dan kekuatan dielektrik ini
bertambah dengan pertambahan tekanan. Prinsip pemadam busur gas
ini adalah ditiupkan langsung sepanjang busur api, lalu gas ini akan
mengambil panas dari busur api tersebut dan akhirnya padam. Rating
tegangan CB adalah antara 3,6V – 760kV.

3.4 Fenomena Partial Discharge


Fenomena Partial Discharge adalah loncatan electron yang tidak
sempurna diantara isolator dan elektroda. Fenomena ini bisa berujung dengan
terjadinya kegagalan isolasi jika dibiarkan pada jangka waktu yang panjang.
IEC Standard, IEC 60270 menyatakan “Partial Discharge merupakan
peluahan listrik secara lokal yang menghubungkan secara parsial atau sebagian
dari isolasi diantara konduktor dan yang terjadi di permukaan maupun di dalam”.
Partial Discharge bukanlah penyebab, akan tetapi merupakan gejala
terjadinya kegagalan system isolasi di dalam peralatan penyaluran tenaga listrik.
Terdeteksinya partial discharge menunjukkan adanya masalah di dalam system
isolasi tersebut, misalnya adanya partikel bergerak di dalam GIS atau adanya
sambungan yang longgar. Dalam kondisi ini, medan listrik yang timbul di sekitar
sumber partial discharge tersebut lebih besar dibandingkan dengan bagian yang
lain. Dengan kata lain, terjadi penguatan medan listrik secara local.

1
Pada awal terjadinya partial discharge, biasanya isolasi masih mampu
menahan penguatan medan listrik local tersebut. Jika masalah – yang merupakan
sumber partial discharge – tersebut tidak diatasi/dihilangkan maka partial
discharge akan tetap ada di dalam system tersebut bahkan akan bertumbuh seiring
dengan waktu. Jika pertumbuhan partial discharge ini dibiarkan, maka medan
listrik lokal juga akan bertumbuh hingga mencapai level di mana isolasi tidak lagi
mampu menahan kuat medan listrik tersebut. Pada saat isolasi tidak mampu
menahan kuat medan listrik, terjadilah breakdown.

3.5 Jenis-jenis Partial Discharge


Berdasarkan perbedaan tempat terjadinya Partial Discharge, PD terbagi
menjadi 4 jenis, antara lain:
Internal Discharge
Internal Discharge terjadi pada void (rongga) atau pada sistem
kelistrikan bahan isolasi menjadi pemisah antara konduktor dan
ground. Bahan isolasi padat mempunyai permitivitas relative sekitar
3, sedangkan udara atau gas biasanya dianggap 1. Bila di dalam
isolasi terdapat void yang berisi gas, maka pada saat beroperasi, gas
menahan tekanan medan listrik yang lebih besar dibanding isolasi
padat, permukaan konduktor yang lancip pada sebuah material isolasi
berbahan cair maupun padat.

Gambar 3.8 Internal Discharge


(Sumber : EA Technology Asset Management Pte Ltd)

2
Surface Discharge
Surface Discharge merupakan pelepasan muatan yang biasa terjadi
pada bagian permukaan yang tampak secara visual. Terjadi pada
permukaan isolasi padat yang tidak tertutup oleh konduktor sehingga
bentuk dari discharge permukaan ini dapat dilihat dengan mudah.

Gambar 3.9 Surface Discharge


(Sumber : EA Technology Asset Management Pte Ltd)

Corona Discharge
Peristiwa pelepasan muatan yang diawali di permukaan suatu kawat
jika nilai medan listrik melebihi nilai tertentu disebut dengan Korona
atau Corona Discharge. Merupakan salah satu klasifikasi Partial
Discharge yang terjadi karena adanya permukaan runcing pada suatu
isolator sehingga timbul konsentrasi medan magnet pada area runcing
tersebut.

2
Gambar 3.10 Corona Discharge
(Sumber : EA Technology Asset Management Pte Ltd)

Electrical treeing discharge (Pemohonan Listrik)


Electrical treeing terjadi pada isolasi padat, berawal dari adanya cacat
pada isolasi. Cacat tersebut bisa disebabkan hasil prabikasi yang tidak
sempurna atau bisa juga disebabkan oleh kotoran pada permukaan
isolasi. Dengan adanya medan listrik pada cacat tersebut bisa
berbentuk treeing yang berkembang membentuk cabang-cabang
dengan bentuk dan arah yang tidak teratur. Dielektrik disekelilingnya
dapat memburuk dalam jangka panjang akibat Partial Discharge ini,
atau bahkan dengan kondisi tertentu dapat rusak oleh tembus
sempurna akibat mekanisme erosi.

Gambar 3.11 Electrical Treeing


(Sumber : TEKNIK – Vol.29 No.3 Tahun 2008, ISSN 0852-1697)

2
3.6 PD Detector Ultra TEV (Transient Earth Voltage)

PD Detector UltraTEV merupakan suatu peralatan pendeteksi gangguan


Partial Discharge yang memiliki 2 sensor internal diantaranya:
1. TEV Sensor untuk panel kubikel (Internal Discharge)
2. UltraSound Sensor untuk panel kubikel (Surface Discharge)

Dalam pengukuran Partial Discharge menggunakan UltraTEV ini, sistem


kelistrikan harus dalam keadaan bertegangan (tanpa menggangu sistem kelistrikan
yang sedang beroperasi), tegangan yang disyaratkan mulai dari 3,3KVac keatas.
UltraTEV ini menggunakan standar IEC 62478.

Alat ini mendeteksi Internal Discharge dengan mengukur tegangan


transient yang mengalir ke grounding (Transient Earth Voltage) dan Surface
Discharge dengan mengukur besarnya gelombang ultrasonic.

Gambar 3.12 UltraTEV Plus2


(Sumber : EA Technology Asset Management Pte Ltd)

2
Gambar 3.13 Menu Utama
(Sumber : EA Technology Asset Management Pte Ltd)

2
BAB IV
TUGAS KHUSUS

4.1 Judul Tugas Khusus


Judul pembahasan yang diberikan kepada penulis saat melaksanakan
Praktek Kerja Lapangan pada PT. PLN (Persero) UPT Banda Aceh. Penulis
mengambil judul tugas khusus “PENGUJIAN PARTIAL DISCHARGE
ONLINE PADA KUBIKEL 20kV GI BANDA ACEH”.

4.2 Tujuan Tugas Khusus


Tujuan tugas khusus ini bertujuan untuk “Mengenal dan memahami alat
yang digunakan untuk mendeteksi Partial Discharge serta mengetahui
kondisi/keadaan pada kubikel 20 kV GI Banda Aceh” di PT. PLN (Persero) UPT
Banda Aceh.

4.3 Waktu dan Tempat Pelaksanaan Tugas Khusus


Kerja praktek dilaksanakan pada tanggal 02 Agustus s/d 02 Desember
2021 di PT. PLN (Persero) UPT Banda Aceh di bagian KONSLUR (Konstruksi
dan Penyaluran) yang terletak di Jalan Soekarno – Hatta No. Km 3.5, Lamreung,
Darul Imarah, Kabupaten Aceh Besar, Aceh 23355, Indonesia.

4.4 Metodelogi Tugas Khusus


Metodelogi yang dilakukan selama melakukan Praktek Kerja Lapangan
adalah sebagai berikut:
1. Observasi lapangan
2. Wawancara, bertanya langsung dengan pembimbing lapangan serta
operator dan staf pegawai PT PLN (Persero) UPT Banda Aceh.
3. Mempelajari dan mengambil data dari literature, manual book, serta
mencari data actual dari sumber lain.
4. Melakukan konsultasi dengan Team HAR GI.
5. Konsultasi dengan dosen pembimbing PKL.

2
4.5 Landasan Teori Tugas Khusus
4.5.1 Landasan Teori
Berdasarkan IEC Standard, IEC 60270 menyatakan “Partial Discharge
merupakan peluahan listrik secara lokal yang menghubungkan secara parsial atau
sebagian dari isolasi diantara konduktor dan yang terjadi di permukaan maupun di
dalam”.
Pada umumnya, di tahap awal partial discharge memiliki magnitude yang
kecil. Namun jika dibiarkan berkembang – yaitu sumber partial discharge tidak
dihilangkan – akan mengakibatkan penurunan kualitas isolasi dielektrik hingga
akhirnya terjadi kegagalan total isolasi. Oleh karena itu pendeteksian dini Partial
Discharge sangat diperlukan untuk menghindari terjadinya kegagalan isolasi yang
mengakibatkan breakdown.
4.5.2 Proses Terjadinya Partial Discharge
Untuk memahami bagaimana terjadinya Partial Discharge, bisa dipahami
dari rangkaian analogi yang disebut rangkaian abc.

Gambar 4.1 Rangkaian Analogi Partial Discharge (Rangkaian abc)

Gambar 4.1 sebelah kiri adalah gambar isolasi yang memiliki internal
discharge, gambar sebelah kanan adalah rangkaian analoginya. Kapasitansi
rongga dinyatakan sebagai c, kapasitansi bagian yang serial dengan rongga adalah
b, sedangkan kapasitansi bagian dengan kondisi baik dinyatakan sebagai a.
Tegangan pada isolasi adalah va, tegangan pada rongga adalah vc. Jika pada
rangkaian tersebut diberikan tegangan AC, akan terjadi discharge yang berulang: c
akan bermuatan, mencapai titik breakdown rongga tersebut, bermuatan lagi,
2
breakdown, dan seterusnya. Proses tersebut dijelaskan pada Gambar 4.2 di bawah
ini.
Ketika a diberi tegangan va, maka c juga akan memiliki tegangan yaitu vc.
Ketika vc mencapai tegangan breakdown rongga c, U+, terjadi discharge pada
rongga tersebut dan tegangan vc jatuh hingga mencapai V+. Discharge
menghilang. Jatuhnya tegangan tersebutnya terjadi kurang dari 0,1 mikrodetik.
Jika dibandingkan dengan 20 milidetik (frekuensi 50 Hz), maka jatuhnya tegangan
tersebut dapat dilihat sebagai step function (pulsa).
Setelah discharge menghilang, tegangan vc naik lagi hingga mencapai U+.
Demikian seterusnya hingga berbalik arah dan vc jatuh saat mencapai U—. Dengan
proses tersebut, terbentuk suatu kelompok discharges seperti terlihat pada
Gambar 4.2.

Gambar 4.2 Terjadinya Discharges


Level tegangan va di mana discharge mulai terjadi disebut inception
voltage. Dan sebaliknya setelah discharge terjadi, jika va diturunkan hingga
discharge mulai menghilang disebut extinction voltage.

4.6 Pengujian Partial Discharge


Pengujian dilakukan dengan menggunakan PD Detector UltraTEV,
gangguan Partial Discharge dapat dideteksi melalui TEV Sensor (untuk Internal
Discharge) dan Ultrasound Sensor (untuk Surface Discharge). Selain
menggunakan hasil pengukuran dari PD Detector UltraTEV ini, bisa dilakukan
dengan perhitungan manual dengan persamaan rumus:

2
PDdB = 20log10. 𝑉𝑜𝑢𝑡
𝑉𝑖𝑛

Keterangan: PDdB = Nilai besaran Partial Discharge


Vout = Tegangan keluar
Vin = Tegangan
masuk
Setelah melakukan metode pengukuran langsung menggunakan PD
Detector UltraTEV dan perhitungan manual, selanjutnya dilakukan perbandingan
antara hasil pengukuran UltraTEV pada Kubikel Incoming TD1, Incoming TD2
dan Incoming TD3.

Gambar 4.3 Pengujian Partial Discharge Pada Kubikel 20 kV

2
4.6.1 Data Hasil Pengujian
Berikut data hasil pengujian Partial Discharge dengan display pengukuran
TEV sensor dan Ultrasonic sensor pada Kubikel Incoming TD 1, TD 2 dan TD 3

Tabel 4.1 Data hasil Pengujan pada Kubikel Incoming TD 1


Pengukuran TEV Pengukuran Ultrasonic
(Internal Discharge) (Surface Discharge)
Inc TD 1
TEV PPC Interpretasi TEV Pengukuran Klasifikasi
(dB) (dBµv) ultrasonik
BOX 11 1.27 Kemungkinan PD 26 Noise
Kabel/CT internal tingkat rendah
– Tidak memerlukan
perhatian segera
PMT 8 0 Tidak memerlukan 6 Noise
perhatian
BUSBAR 17 944.77 Pulse per Cycle 26 Noise
Tinggi
– Kemungkinan Noise
VT 5 0 Tidak memerlukan 6 Noise
perhatian

Tabel 4.2 Data hasil Pengujian pada Kubikel Incoming TD 2


Pengukuran TEV Pengukuran Ultrasonic
Inc TD 2 (Internal Discharge) (Surface Discharge)
TEV PPC Interpretasi TEV Pengukuran Klasifikasi
(dB) (dBµv) ultrasonik
BOX 12 3.53 Kemungkinan PD 17 Noise
Kabel/CT internal tingkat
rendah – Tidak
memerlukan
perhatian segera
PMT 13 44.66 Kemungkinan 6 Noise
Discharge di
permukaan –
Periksa Ultrasonik
BUSBAR 18 868.13 Pulse per Cycle 21 Noise
Tinggi
– Kemungkinan
Noise
VT 8 0 Tidak memerlukan 5 Noise
perhatian

2
Tabel 4.3 Data hasil Pengujian pada Kubikel Incoming TD 3
Pengukuran TEV Pengukuran Ultrasonic
(Internal Discharge) (Surface Discharge)
Inc TD 3
TEV PPC Interpretasi TEV Pengukuran Klasifikasi
(dB) (dBµv) ultrasonik
BOX 28 1011.1 Pulse per Cycle 25 Noise
Kabel/CT Tinggi
– Kemungkinan
Noise
PMT 22 1087.7 Pulse per Cycle 5 Noise
Tinggi
– Kemungkinan
Noise
BUSBAR 25 806.18 Pulse per Cycle 24 Noise
Tinggi
– Kemungkinan
Noise
VT 21 105472 Tidak memerlukan 6 Noise
perhatian

Tabel diatas merupakan data pengujian Partial Discharge yang diperoleh


berdasarkan pengukuran menggunakan UltraTEV dari 3 sampel kubikel Incoming
yang digunakan.
4.6.2 Pengukuran Tegangan (V) Pada Kubikel 20 kV
Tegangan merupakan salah satu parameter dalam mengklasifikasikan
fenomena Partial Discharge. Berikut data hasil pengukuran tegangan yang
diperoleh menggunakan persamaan intensitas bunyi:
Tabel 4.4 Hasil Pengukuran Tegangan (V) Menggunakan Perhitungan
No Nama Kubikel Tegangan (V)
1 Inc TD 1 3,54
2 Inc TD 2 4,46
3 Inc TD 3 1,99

Tabel diatas merupakan besaran tegangan yang didapat menggunakan


persamaan intensitas bunyi dari komponen Box Kabel, PMT, dan Busbar. Adapun
perhitungannya sebagai berikut:
a. Inc TD 1 (Box Kabel)
Setelah mengetahui kondisi kubikel berdasarkan hasil pengukuran
yang diperoleh menggunakan UltraTEV, selanjutnya dilakukan

3
perhitungan dengan menggunakan persamaan intensitas bunyi (dB)
yang dihasilkan oleh fenomena Partial Discharge serta menentukan
besaran tegangannya.

𝑉𝑜𝑢𝑡
PDdB = 20 log10
𝑉𝑖𝑛
𝑉𝑜𝑢𝑡
11 dB = 20 log10
𝑉𝑖𝑛
11 𝑉𝑜𝑢𝑡
dB = log10
20 𝑉𝑖𝑛
𝑉𝑜𝑢𝑡
0,55 dB = log10
𝑉𝑖𝑛
𝑉𝑜𝑢𝑡
100,55 dB = 𝑉𝑖𝑛
𝑉𝑜𝑢𝑡
𝑉𝑖𝑛 = 3,54 volt
Maka
,
PDdB = 20 log10 (3,54)
PDdB = 20 (0,55)
PD = 11 (Kemungkinan PD tingkat rendah di Box Kabel)

Gambar 4.4 Display Pengukuran TEV Sensor

3
Berdasarkan perhitungan diatas, dapat diketahui bahwasanya besaran
yang ditunjukkan alat ukur sama dengan perhitungan manual yang
menggunakan persamaan intensitas bunyi (dB) yaitu sebesar 11 dB.
Pada Display pengukuran menggunakan TEV Sensor ini dapat
diketahui PPC (Pulse Per Cycles) yang menunjukkan beberapa jumlah
pulse dalam satu siklus, kemudian Max dB yang menunjukkan nilai
maksimum yang terbaca oleh alat pada saat pengukuran. Sensor ini
hanya mengukur berdasarkan besaran intensitas bunyi dengan
menggunakan satuan dB. Adapun besar tegangan yang diperoleh
menggunakan perhitungan sebesar 3,54 V.
b. Inc TD 2 (PMT)
Setelah mengetahui kondisi kubikel berdasarkan hasil pengukuran
yang diperoleh menggunakan UltraTEV, selanjutnya dilakukan
perhitungan dengan menggunakan persamaan intensitas bunyi (dB)
yang dihasilkan oleh fenomena Partial Discharge serta menentukan
besaran tegangannya.

𝑉𝑜𝑢𝑡
PDdB = 20 log10
𝑉𝑖𝑛
𝑉𝑜𝑢𝑡
13 dB = 20 log10
𝑉𝑖𝑛
13 𝑉𝑜𝑢𝑡
dB = log10
20 𝑉𝑖𝑛
𝑉𝑜𝑢𝑡
0,65 dB = log10
𝑉𝑖𝑛
𝑉𝑜𝑢𝑡
100,65 dB = 𝑉𝑖𝑛
𝑉𝑜𝑢𝑡
𝑉𝑖𝑛 = 4,46 volt
Maka
,
PDdB = 20 log10 (4,46)
PDdB = 20 (0,65)
PD = 13 (Kemungkinan Discharge di permukaan)

3
Gambar 4.5 Display Pengukuran TEV Sensor
Berdasarkan perhitungan diatas, dapat diketahui bahwasanya besaran
yang ditunjukkan alat ukur sama dengan perhitungan manual yang
menggunakan persamaan intensitas bunyi (dB) yaitu sebesar 13 dB.
Pada Display pengukuran menggunakan TEV Sensor ini dapat
diketahui PPC (Pulse Per Cycles) yang menunjukkan beberapa jumlah
pulse dalam satu siklus, kemudian Max dB yang menunjukkan nilai
maksimum yang terbaca oleh alat pada saat pengukuran. Sensor ini
hanya mengukur berdasarkan besaran intensitas bunyi dengan
menggunakan satuan dB. Adapun besar tegangan yang diperoleh
menggunakan perhitungan sebesar 4,46 V.
c. Inc TD 3 (Ruang VT)
Setelah mengetahui kondisi kubikel berdasarkan hasil pengukuran
yang diperoleh menggunakan UltraTEV, selanjutnya dilakukan
perhitungan dengan menggunakan persamaan intensitas bunyi (dB)
yang dihasilkan oleh fenomena Partial Discharge serta menentukan
besaran tegangannya.

3
𝑉𝑜𝑢𝑡
PDdB = 20 log10
𝑉𝑖𝑛
𝑉𝑜𝑢𝑡
6 dB = 20 log10
𝑉𝑖𝑛
𝑉𝑜𝑢𝑡
6
dB = log10
20 𝑉𝑖𝑛
𝑉𝑜𝑢𝑡
0,3 dB = log10
𝑉𝑖𝑛
𝑉𝑜𝑢𝑡
100,3 dB = 𝑉𝑖𝑛
𝑉𝑜𝑢𝑡
𝑉𝑖𝑛 = 1,99 volt
Maka
,
PDdB = 20 log10 (1,99)
PDdB = 20 (0,3)
PD = 6 (Noise)

Gambar 4.6 Display Pengukuran Ultrasonic Sensor


Berdasarkan perhitungan diatas, dapat diketahui bahwasanya besaran
yang ditunjukkan menggunakan alat ukur sama dengan perhitungan
manual dengan menggunakan persamaan intensitas bunyi (dB) yaitu
sebesar 6 dB. Sensor Ultrasonik merupakan sensor yang dapat
mengubah besaran bunyi (dB) menjadi besaran listrik (Volt). Karena
alat ini tidak menunjukkan besaran tegangan yang dihasilkan dari
3
fenomena Partial Discharge sehingga dilakukan perhitungan
menggunakan persamaan diatas untuk mengetahui besaran
tegangannya, semakin tinggi tegangan yang dihasilkan maka akan
semakin berdampak pada komponen yang ada bahkan dapat
mengakibatkan kebocoran isolasi jika tidak diatasi lebih lanjut.
Adapun besar tegangan yang dihasilkan sebesar 1,99 V.

Gambar 4.7 Kurva Pengukuran Ultrasonic


Gambar diatas merupakan bentuk kurva yang menunjukkan Magnitude
dalam dBµV ditampilkan sebagai sudut phase yang dihasilkan dari hasil
pengukuran Partial Discharge menggunakan UltraTEV sebesar 6 dB (terindikasi
Noise).
4.7 Analisis Hasil Pengujian
Berdasarkan tabel pengujian yang tertera diatas dapat dilihat hasil
pengujian Partial Discharge menggunakan UltraTEV pada setiap kubikel. Pada
kubikel Inc TD 1 komponen Box Kabel/CT diperoleh besaran nilai dengan
pengukuran TEV sebesar 11 dB dengan jumlah pulse dalam satu siklus (PPC)
sebesar 1.27. Untuk pembacaan interpretasi TEV menunjukkan kemungkinan PD
internal tingkat rendah.

3
Gambar 4.8 Interpretasi TEV
Kemudian pada kubikel Inc TD 2 komponen PMT untuk pengukuran TEV
diperoleh besaran nilai 13 dB dan jumlah pulse dalam satu siklus sebesar 44.66
berdasarkan frekuensi 50 Hz. Dengan pembacaan interpretasi TEV kemungkinan
Discharge di permukaan. Untuk kubikel Inc TD 3 pada komponen ruang VT
dilakukan pengukuran Ultrasonic dengan besaran yang dihasilkan sebesar 6
dBµV. Klasifikasi Ultrasonic PD yang diberikan oleh alat menunjukkan Noise.
4.7.1 Analisis Hasil Pengukuran Tegangan (V)
Pada tabel (4.4) dapat dilihat hasil pengukuran tegangan yang dihasilkan
Partial Discharge berdasarkan perhitungan menggunakan persamaan intensitas
bunyi pada masing-masing kubikel. Pada kubikel Inc TD 1 diperoleh besaran
tegangan 3,54 V, kemudian pada kubikel Inc TD 2 sebesar 4,46 V dan pada
kubikel Inc TD 3 diperoleh besaran tegangan 1,99 V. Semakin tinggi tegangan
yang dihasilkan maka akan semakin berdampak pada komponen yang ada dan
juga dapat mengakibatkan electrical stress yang akhirnya menyebabkan terjadinya
kebocoran isolasi jika tidak diatasi lebih lanjut.

3
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Setelah melaksanakan praktek kerja lapangan dan melakukan pengujian
Partial Discharge dengan pengambilan data menggunakan UltraTEV maka dapat
ditarik kesimpulan bahwa:
1. Pengujian Partial Discharge pada kubikel 20 kV GI Banda Aceh
menggunakan alat PD Detector UltraTEV (Transient Earth Voltage).
2. Kondisi/keadaan kubikel 20 kV di GI Banda Aceh berdasarkan hasil
pengukuran menggunakan UltraTEV cenderung hanya mengalami
kemungkinan PD tingkat rendah atau dalam keadaan baik (tidak
memerlukan perhatian segera).
3. Pengaruh tegangan terhadap fenomena Partial Discharge yaitu semakin
besar nilai yang diperoleh dari parameter ini maka akan sangat berdampak
terjadinya gangguan hubung singkat yang disebabkan kegagalan isolasi
yang terjadi akibat adanya PD pada kubikel.

5.2 Saran
Pengujian Partial Discharge pada kubikel harus dilakukan secara rutin
agar dapat mengetahui keadaan komponen-komponen di dalam kubikel, agar
performa kubikel tersebut dalam keadaan normal sehingga menghasilkan energi
listrik yang berkualitas dan dapat memenuhi kebutuhan masyarakat.

3
DAFTAR PUSTAKA

[1] PT PLN (Persero), “Pemeliharaan Kubikel 20 kV Gardu Induk


(B.1.1.2.60.3)”, Pusdiklat, Jakarta, 2012.
[2] Denari, Dwiky and Azzahra, Septianissa (2021) STUDI HASIL
PENGUKURAN PARTIAL DISCHARGE MENGGUNAKAN TRANSIENT
EARTH VOLTAGE PADA KUBIKEL 20 KV PT PLN (PERSERO) AREA
BULUNGAN. Associates Degree (D3) thesis, INSTITUT TEKNOLOGI
PLN.
[3] Irfan Nurhadi, P. M. (2020, Maret). Analisis Partial Discharge Pada
Saluran Kabel Tegangan Menengah 20kV (Studi Assesment di PT. PLN
(Persero) UP3 Menteng). Journal of Electrical and Vocational Education
and Technology, 5, 32- 39.
[4] EA Technology Asset Management Pte Ltd, 8 Ubi Rd 2, Zervex, #03-08,
Singapore 408538.
[5] IEC 602070: 2000, High-voltage test techniques – Partial discharge
measurements, 2000.

3
LAMPIRAN

Pengujian Partial Discharge

Display Pengukuran TEV Display pengukuran Ultrasonic

3
Kubikel Inc TD 1 Kubikel Inc TD 2

Anda mungkin juga menyukai