Minggu Ke : 1 s/d 15
Materi :
G. Filsafat Kritik
Materi:
DLL
Sifat Pendidikan Sifat Kritik Dalam
Penyampaian
Tulisan anda atau Sifat Ilmiah
kupasan
Sifat Apresiatif
Sifat Kontrol
1. Pemahaman Estetika
yang telah lama dipakai sebagai salah satu cabang filsafat, yang
1762). Berasal dari istilah kata yang ada dalam Bahasa Yunani Kuno,
Bambang Pudjaswara, tt: 10). Istilah ini sengaja dipilih oleh Baumgarten
bagian ilmu filsafat yang membahas tentang asal keadaan sesuatu yang
adalah mengupas alam dari esensi yang sebenarnya, tetapi is juga dapat
menurunkan derajat manusia Menurut Plato dan Aristoteles tentang
seni, bahwa seni hams membuat sesuatu menjadi lebih balk dari yang
yang terjadi di dalam seni yang juga erat peruntutannya dengan alam
semesta
muncul estetika atau kritik Kant yang lebih dikenal dengan era
ada suatu pergeseran besar yang terjadi pada tubuh estetika, yang
kemudian kita kenal dengan revolusi kopernik dalam filsafat (Ibid., 10).
menilai keindahan.
taste atau cicip, flavour atau penyedap dan sebagainya (Abdul Kadir,
India adalah Natya Castra, sebuah buku tentang seni teater karangan
kehidupan seni dan hakekat rasa itu sendiri. Di India, tarian dipandang
di Bali, tarian wall yang paling sakral dalam sembahyang mereka hanya
seni yang diamati, maka pemikirannya berada pada dua kondisi yang
totalitas.
sesuatu yang nampak paling utuh dan langsung, yang tak terikat dan
utuh. Bagaimana mungkin orang bisa memahami nilai tari kalau tidak
Oleh sebab itu, sekali lagi perlu dijelaskan bagaimana totalitas itu bisa
posisi yang terkurung oleh realitas taxi itu sendiri.Akan tetapi seseorang
fenomena tari akan hadir secara total di dalam diri manusia, hanya
hadir sebagai realitas yang paling benar. Dengan demikian seluruh yang
nampak dan yang menampakkan dari tari hanya menjadi benar (real)
satu realitas inderawi, hanya mungkin hadir secara total dalam persepsi
suatu dialog yang manusiawi. Dialog yang tak akan berbeda dengan
seni. Dalam hal ini sasarannya akan menyangkut tentang wujud dan
nilai.
(a) Wujud
tinggal. Untuk lebih luas rnembicaran simbol ini lebih luas akan
suatu kehadiran yang tiba-tiba, akan tetapi simbol hadir sebagai sebuah
pula kehadiran suatu simbol, yang berarti pula semakin kaya ide, Dalam
taraf simbol sebagai ide adalah merupakan prinsip dari pada isi.Akan
tetapi selamanya isi tetaplah menjadi isi seandainya ide tidak pernah
Dengan demikian bentuk bisa dikatakan wahana ide, yang sama pula
pada isi. Berangkat dari pemikiran semacam ini, maka jelaslah bahwa
pada isi, maka pada hakekatnya gerak, ruang, dan waktu (force, space
and time) bukanlah merupakan tiga unsur yang terpisah.Ketiganya
dan waktu sebagai infra struktur dari pada isi. Dengan demikian gerak,
ruang dan waktu, secara sekali gus menjadi substansi baku dari pada
struktur dari pada isi.Analisa struktur pada tari tidak terlepas antara isi
dan bentuk. Struktur tari yang terdiri dari serangkaian gerak yang
(b) Nilai
Sebenarnya nilai dalam tari tidak terpisah dari wujud itu sendiri,
wujud orang bisa menangkap dan menyerap nilai-nilai tari. Nilai yang
estetika, dan sebagainya. Untuk bisa mengerti tentang nilai ini, orang
mendukungnya. Suatu cipta karya tari yang dicipta seratus tahun yang
lalu, jelas tidak akan relevan apabila ditinjau dari sudut perkembangan
dan masa kini. Karena tari yang dicipta sejak ratusan tahun itu tidak
femenologis ini taxi akan lebih tampak disapa sebagai engkau, dari pada
terhadap dunia, dalam tahap ini pengaruat akan sampai pada realitas
nilai.
2. Prinsip Totalitas
karena itu pada prinsipnya totalitas akan melihat sejauh mana urgensi
dari pada bagian-bagian yang lebih kecil dalam gerak, ruang den waktu,
lebih kompleks.
7. Filsafat Kritik
Pagarruyung.
2. Intensi Seniman, syair itu adalah sebuah syair yang baik karena
Penutup)
merupakan obyek yang tepat dari pada perhatian, apresiasi, dan kritik.
Oleh karena obyek kritik yang berupa seni pertunjukan itu merupakan
Penulis jadi ingat bahwa apa yang ditampilkan Sardono W Kusumo pada
hanya mengikuti 2 Jam dalam pertunjukan dua jam itu pent hanya
dihuni oleh Sardono sendiri, dengan latar panggung lautan koran yang
oleh bunyi detak detik Jam dinding Sardono hanya seperti berfose dan
dengan tarian bersama, yakni semua penari (yang menonton) ikut naik
tokoh tari dari luar negeri di antara komentar yang ditulis Sal
berkesan? (di antara karya Retno Maruti, Gusmiati Suid, ery Mefri, dan
lain-lain) pars tokoh tari luar negeri itu menjawab bahwa pertunjukan
seperti ini yang dimaksud bahwa aliran kontemplasi yang ala meditasi
itu merupakan aliran filsafat yang tinggi, yang menjadikan seni itu
mengenai karya-karya seni yang jelas atau nyata terlihat atau terdengar
perseptibilitas.
Walaupun Beardsley sudah pasti memilikinya dalam keseluruhan
(bukan bagian dari) sebuah karya aktual. Ini menunjukkan bahwa jika
sesuatu tidak merupakan bagian dari sebuah karya seni, maka ia tidak
dengan cara berikut ini: agar sesuatu menjadi bagian dari sebuah obyek
karya seni. Obyek-obyek estetika yang dimaksud hanya pada karya seni.
jenis karya seni yang dipersoalkan. Agar sesuatu menjadi bagian dari
sebuah obyek estetika ia hams menjadi bagian dari sebuah karya seni
dan dapat dipersepsi dalam kondisi-kondisi normal ("Prinsip N"). Sedang
"prinsip S" Jika sesuatu merupakan bagian dari sebuah karya seni dan
kedna dan keempat melibatkan aspek-aspek karya seni yang tidak dapat
aktor dalam Hamlet. Jelas penampilan itu dapat dikenali sebagai bagian
dari sebuah obyek estetika, yakni bagian dari apa yang secara tepat
diapresiasi dan dikritik. Penampilan itu adalah bagian dari sebuah karya
adalah bagian dari obyek estetis dan juga sejalan dengan prinsip S (versi
kuat) bahwa penampilan itu adalah bagian dari sebuah obyek estetika
krew panggung bukan bagian dari obyek estetis, dan kasus ini tidak
menimbulkan problem.
menggeser dekor, dan lain-lain. Satu kasus serupa yang lebih dekat
dekor dan peralatan panggung dalam pandangan yang terlihat jelas oleh
dan krew panggung pada teater tertutup itu, ia akan dipandang sebagai
bagian dari sebuah karya seni dan dapat dipersepsi dalam kondisi--
perantara adegan. Maka teori prinsip S versi kuat menjadi sesuatu yang
keliru, yang mengatakan properti man dalam teater Cina dapat menjadi
obyek estetis.
yang tak dapat dipersepsi itu adalah bagian dari obyek estetika karena
tepat.
menunjukkan versi kuat sebagai yang tidak kuat dan kasus penari
secara fisik yang dianggap itu adalah yang tertulis.Hal ini adalah suatu
yang menarik, yang secara praktis tulisan tersebut akan cepat dibaca
orang.
obyek kritik, dalam hal ini yang akan menulis kritik seni pertunjukan
maka tentu obyeknya: seni tari, seni musik, seni teater, atau seni
digelar menarik untuk ditulis, bahkan ada pula yang tidak perlu ditulis.
kita, seperti lagu-lagu atau musik yang tampil di Televisi, demikian pula
semacam itu tidak merupakan yang aneh artinya tidak menarik untuk
ditulis, kecuali yang punya pesta menyuguhkan sesuatu yang luar biasa
seperti pesta perkawinan putra Gusmiati Suid, Boy GS chin Tatik, yang
estetis.
Bila obyek sudah di dapat lalu ketika sudah berada pada suasana
tidak perlu didialogkan pada yang punya karya tetapi itu merupakan
pada kritik.
Lalu apa yang harus diamati, yang jelas pertama tentang gedung
tersebut, semuanya merupakan hal yang sudah sejak dini diketahui. Sal
memerlukan daya ingat yang kuat. Memang tidak semua yang tersaji di
panggung dengan mudah kita ingat, namun yang menarik perhatian kita
saja tetapibagaimana membahas sebuah karya, oleh karena itu apa yang
akan diulas harus dideskripsikan lebih dulu dalam awal tulisan, supaya
diulas kritikus itu. Dalam penulisan kritik seni ada 4 macam bentuk
diantaranya:
1. Deskriptif
2. Interpretatif
pembaca kritikannya.
3. Evaluatif
merendahkan).
4. Kontekstual
Kritik semacam ini adalah kritik yang mencoba untuk
DAFTAR RUJUKAN
1. Mens en Kritik (Manusia dan Kritik) 1975. Prof. Dr. R.C. Kwant
diterjemahkan oleh: Drs. A. Soedarminto: Penerbit Yayasan Kanisius
Yokyakarta.
2. Kritik Seni (Wacana, Apresiasi, dan Kreasi) 2008. Dr. Nooryan Bahari,
M.Sn: Pustaka Pelajar. Yogyakarta
3. Kritik Seni. 2007. Dharsono Sony Kartika. Rekayasa Sains Bandung
4. Musik Antara Kritik dan Apresiasi . 2004. Suka Hardjana. Penerbit
Buku Kompas
5. Renungan Filsafat Seni. 1974. Abdul Kadir : Yayasan
KanisiusYogyakarta
6. Konsep Pendekatan/Kajian Musik Nusantara Oleh Prof. Dr. R
Supanggah, S.Kar.
7. Ketika Cahaya Merah Memudar. 1993. Sal Murgianto: Deviri Ganan,
Jakarta.
8. Merancang Karya Komposisi Musik Secara Konseptual Oleh Dr,
Rustopo, S.Kar., M.S.
9. Jurnal Dewa Ruci Pengkajian dan Penciptaan Seni. Institut Seni
Surakarta.
10. ContemporaryMusic And Music Cultures. Charles Hamm, School of
Music University of Illionis.
11. Sing In Contemporary Culture . Arthur Asa Berger, Intitut Seni
Indonesia Yogyakarta.
12. Sejarah Musik Jilid 4. Prof. Dieter Mack, Pusat Musik Liturgi
Yokyakarta.
13. Mencermati Seni Pertunjukan I s/d III. Editor. Santosa
14. Corat-Coret Musik Kontemporer Dulu dan Kini. Suka Hardjana. MSPI.
15. Tradisi dan Inovasi. Sal Murgianto. Wedatama Widya Sastra. Jakarta.
16. Pertumbuhan Seni Pertunjukan, 1981. Edi Sedyawati. Sinar Harapan
Jakarta
RANCANGAN TUGAS
Tujuan dari tugas ini agar mahasiswa memahami karya seni, dan ingin menemukan
suatu cara untuk mengetahui apa yang melatar belakangi suatu karya seni yang
dihasilkan, serta memahami apa yang ingin disampaikan oleh pembuatnya, sehingga
hasil kritik seni benar-benar maksimal, dan secara nyata dapat dikatakan baik dan
buruknya sebuah karya seni. Disamping itu pemberian tugas kepada mahasiswa, agar
mahasiswa bisa percaya diri atas kemampuan yang mereka miliki dalam
mengemukakan pendapat dari apa yang diamati sebuah pertunjukan karya seni
B. Uraian Tugas
1. Objek Garapan
a. Mahasiswa mengamati seni pertunjukan karya seni lalu memberikan argument
atau pendapat kepada orang lain, dan sekaligus sebagai mediator dari karya
yang disajikan.
b. Mahasiswa harus berani mengemukakan pendapat dari issue tentang kesenian
yang berkembang
c. Mahasiswa harus mampu memberikan pandangan dari apa yang diamati pada
pertunjukan karya seni yang dipertunjukan.
2. Metode/cara Mengerjakan
a. Membuat tulisan dari apa yang diamati berdasarkan sumber yang nyata
b. Tulisan harus sistematis agar orang lain paham apa yang disampaikan dalam
tulisan kritik tersebut
c. Tulisan mulai dari 1 halaman samapi 5 halaman dengan caramengamati karya
seni baru ditulis.
3. Luaran
Mahasiswa harus membuat sebuah tulisan kritik seni, dari pengamatan melalui video
atau menonton langsung pertunjukan karya seni tersebut, agar lebih memahami nilai
yang disampaikan oleh para seniman