Anda di halaman 1dari 43

PANDUAN PENYEDIAAN PELAYANAN GERIATRI

RUMAH SAKIT SUMBER WARAS

2019
RUMAH SAKIT SUMBER WARAS
Jalan Kyai Tapa No.1, Grogol, Jakarta Barat 11440, Indonesia
Telp: (+62-21)5606800,5682011 (Hunting), Fax : (+62-21)5673122
Email : sekretariat@rssumberwaras.com│Website : www.rssumberwaras.com

KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT SUMBER WARAS


NOMOR : / /2019

TENTANG
TIM PELAYANAN GERIATRI PADA RUMAH SAKIT SUMBER WARAS
JAKARTA DIREKTUR RUMAH SAKIT SUMBER WARAS

Menimbang ; a. bahwa terjadi peningkatan populasi lanjut usia di Indonesia yang


dapat menimbulkan permasalahan terkait aspek medis, psikologis,
ekonomi, dan sosial sehingga diperlukan peningkatan pelayanan
kesehatan terhadap warga lanjut usia;
b. bahwa dengan kondisi multi penyakit, berbagai penurunan fungsi
organ, gangguan psikologis, dan sosial ekonomi serta lingkungan
pada warga lanjut usia,dirumah sakit dilakukan melalui pelayanan
geriatri terpadu yang paripurna dengan pendekatan multidisiplin
yang bekerja interdisiplin;
c. bahwa untuk mewujudkan pelayanan geriatri terpadu di rumah
sakit diperlukan suatu pedoman dalam penyelenggaraan pelayanan
geriatri di rumah sakit;
d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam
huruf a, huruf b, dan huruf c, perlu menetapkan Keputusan
Direktur tentang Kelompok Kerja Tim Pelayanan Geriatri Rumah
Sakit Sumber Waras.
Mengingat ; 1. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1998 tentang Kesejahteraan
Lanjut Usia (Lembaran Negara Republik

ii
2. Indonesia Tahun 1998 Nomor 190, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 3796);
3. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik
kedokteran (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004
Nomor 116, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4431).
4. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor
153, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5072);
5. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2004 tentang
Pelaksanaan Upaya Peningkatan Kesejahteraan Lanjut Usia
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor
144, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4451).
6. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor
129/Menkes/SK/II/2008 tentang Standar Pelayanan Minimal
Rumah sakit;
7. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 229/Menkes/SK/VII/
2012 tentang Pedoman Pelayanan Psikogeriatrik;
8. Surat Keputusan Yayasan Kesehatan Sumber Waras
Nomor.12/YKSW/SK-P/X/2018 tentang Pemberhentian
danPengangkatan Kembali Direksi Rumah Sakit Sumber
Waras.
9. Surat keputusan Direksi Rumah Sakit Sumber Waras Nomor.
01/RSSW/Dir.Ut/SK/II/2018 tentang Pemberlakuan Struktur
Organisasi Rumah Sakit Sumber Waras.

MEMUTUSKAN:
Menetapkan : TIM PENYUSUNAN PANDUAN PELAYANAN
GERIATRI RUMAH SAKIT SUMBER WARAS

iii
KESATU : Mengesahkan Tim Penyusun Panduan Pelayanan
Geriatri Rumah Sakit Sumber Waras

KEDUA :

TIM PENYUSUNAN PANDUAN PELAYANAN


GERIATRI RUMAH SAKIT SUMBER
WARAS

Jabatan Nama Unit Kerja


Direktur Utama
Penanggung Dr. med. Jan RS. Sumber
Jawab Djukardi Waras

Dr.Edi Setiawan, KSM Poli


Ketua SpPD Penyakit dalam
Dr.Endah Ambarwati, Koordinator
Wakil Ketua Pelayanan
SpKFR
Rehab medik
Dr.Elly Tania,SPKJ Pelayanan
Kesehatan Jiwa
Dr. Lukman Pelayanan Gizi
Halim,MS,Sp.GK (K) Klinik
Dr.Kezia Jennifer Dokter Umum
Anggota Tim Dr.Yosephine Dokter Umum
Wiranata
Dian Ekawati,AMK Kepala Ruangan
RN6
Ns.Eka Perawat
Pratiwi,S.Kep Ruangan RN 7
Ns.Enaliya, S.Kep Perawat Poli
Yayuk Sumarti S.Tr.Ft Fisioterapi

KETIGA : Uraian Tugas Tim sebagaimana dimaksud dalam diktum KESATU


KEEMPAT : Dalam melaksanakan tugasnya, Kelompok Kerja Tim Pelayanan
Geriatri sebagaimana dimaksud bertanggungjawab langsung kepada
Direktur Rumah Sakit Sumber Waras;

iv
KELIMA : Keputusan Direktur ini berlaku mulai tanggal ditetapkan.
Ditetapkan di Jakarta pada
tanggal..............

DIREKTUR
RS SUMBER WARAS

Dr.med Jan Djukardi

v
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami rahmat dan hidayah yang
senantiasa tercurah kepada kita semua.
Berdasarkan data kementerian kesehatan RI, diperkirakan terjadinya peningkatan
populasi lanjut usia di tahun mendatang sehingga diperlukan fasilitas dan pelayanan khusus
untuk para lansia, sebagaimana tertuang dalam Pasal 8 UU Nomor 39 tahun 1999. Salah
satu wujudnya adalah tersedia fasilitas pelayanan khusus di rumah sakit berupa "Pelayanan
Geriatri".
Dengan pembuatan Buku Panduan Pelayanan Geriatri RS Sumber Waras ini
diharapkan dapat bermanfaat dalam rangka perlindungan dan pemenuhan hak-hak para
lansia.
Selama penyusunan dan penulisan ini, kami banyak mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak dan kami mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang membantu
menyelesaikan buku panduan ini.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan buku panduan ini masih banyak terdapat
kekurangan dan keterbatasan. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang
sifatnya membangun untuk perbaikan dan penyempurnaan buku panduan ini. Semoga
upaya kita mendapatkan rahmat dari Allah SWT.

Jakarta, Agustus 2019

Penyusun

vi
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.............................................................................................................i
SK DIREKTUR MENGENAI PEMBERLAKUAN BUKU
PANDUAN PELAYANAN GERIATRI.............................................................................ii
KATA PENGANTAR.........................................................................................................vi
DAFTAR ISI.......................................................................................................................vii
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................................1
A. Latar Belakang..........................................................................................................1
B. Tujuan........................................................................................................................1
C. Pengertian.................................................................................................................2
BAB II STANDAR KETENAGAAN .................................................................................4
BAB III RUANG LINGKUP..............................................................................................5
BAB IV STANDAR FASILITAS ......................................................................................7
A. Sarana Pelayanan Penunjang.....................................................................................7
B. Persyaratan Bangunan................................................................................................7
C. Persyaratan Peralatan.................................................................................................9
BAB V TATALAKSANA....................................................................................................11
A. Pelayanan Geriatri.....................................................................................................11
1. Batasan Pelayanan.............................................................................................11
2. Alur Pelayanan Geriatri....................................................................................12
3. Pelayanan Pasien Geriatri di RS Sumber Waras...............................................13
4. Jenis Pelayanan Geriatri....................................................................................14
5. Assesment Geriatri..........................................................................................15
a. Tujuan Assesment Geriatri .......................................................................15
b. Proses Assesment Geriatri ........................................................................15
c. Tatalaksana Assesment Geriatri ...............................................................16

vii
BAB VI PEMANTAUAN DAN EVALUASI MUTU.....................................................32
BAB VII PENGEMBANGAN PELAYANAN GERIATRI...........................................34
BAB VIII PELAPORAN...................................................................................................35
BAB IX DOKUMENTASI................................................................................................36
BAB X PENUTUP ............................................................................................................37

vii
i
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik tahun 2014, Umur Harapan Hidup
(UHH) di Indonesia untuk wanita adalah 73 tahun dan untuk pria adalah 69 tahun.
Sementara data Kementrian Kesehatan RI 2017 diperkirakan adanya peningkatan
populasi lanjut usia sebesar 23,66 juta jiwa atau sekitar 9,03%. Diprediksi jumlah
penduduk lansia di Indonesia tahun 2020 (27,08 juta), tahun 2025 (33,69 juta), tahun
2030, (40,9 juta), dan tahun 2035 mencapai (48,19 juta). Pada tahun 2010
perkembangan penduduk lansia di Indonesia mencapai 9,03% dari keseluruhan
populasi penduduk indonesia. Angka tersebut menurun menjadi 8,1% penduduk lanjut
usia pada tahun 2015 di indonesia.
Pada tahun 2015 angka kesakitan lanjut usia sebesar 28,62%, artinya bahwa dari
setiap 100 orang lansia, 28 diantaranya menderita sakit. Menurut laporan data dari
Badan Pusat Statistik (2017), pada tahun 2015 angka kesakitan lansia di perkotaan dan
pedesaan sekitar 28,62%. Atas dasar tersebut, sesuai dengan visi, misi, tujuan undang-
undang dan peraturan pemerintah yang berkaitan dengan lanjut usia (Geriatri), serta
ketentuan yang berlaku di RS Sumber Waras maka di susunlah Program Kerja
Pelayanan Geriatri sebagai dasar dalam melaksanakan kegiatan tahun 2019.

B. Tujuan

Tujuan Umum : Program Kerja Pelayanan Geriatri RS Sumber Waras bertujuan untuk
meningkatkan merupakan acuan dari rencana yang akan di lakukan oleh Pelayanan
Geriatri sederhana selama satu tahun kedepan.

1
Tujuan Khusus :

1. Memberikan pelayanan yang bermutu bagi pasien geriatri di RS


Sumber Waras.
2. Pemenuhan standar ketenagaan :kuantitatif dan kualitatif.

3. Peningkatan mutu pelayanan geriatri.

4. Pemenuhan standar peralatan di pelayanan geriatri.

5. Pemenuhan sarana dan prasarana pelayanan sesuai standar pelayanan


geriatri
C. Pengertian

1. Gerontologi : cabang ilmu yang membahas/menangani tentang proses


penuaan/masalah yang timbul pada orang yang berusia lanjut.
2. Pasien Geriatri: orang tua berusia diatas =5 tahun yang memiliki penyakit
lebih dari 2 (dua) majemuk/multipatologi akibat gangguan fungsi jasmani
dan rohani, dan atau kondisi sosial yang bermasalah.
3. Konsep/pengertian secara bertingkat dari mundurnya kemandirian lansia
yaitu :
a. Cambatan (impairment ) adalah setiap kehilangan atau kelainan, baik
psikologi,fisiologik, maupun struktur atau fungsi anatomik;
b. Disabilitas adalah semua restriksi atau kekurangan dalam kemampuan
untuk melakukan kegiatan yang dianggap dapat dilakukan oleh orang
normal.
c. Handicap adalah ketidakmampuan seseorang sebagai akibat
impairment /disabilitas sehingga membatasinya untuk melaksanakan
peranan hidup secara normal (berhubungan erat dengan usia, jenis
kelamin, dan faktor-faktor sosial budaya).
4. Assesmen geriatri adalah suatu proses pendekatan multidisiplin
untuk menilai aspek medik, fungsional, psikososial, dan ekonomi
penderita usia lanjut dalam rangka menyusun program
pengobatan dan pemeliharaan kesehatan yang rasional.
5. Tim geriatri adalah suatu tim multidisipliner yang bekerja secara
multidisipliner, interdisiplin untuk menangani masalah kesehatan

2
usia lanjut. Tim ini minimal terdiri atas dokter geriatris atau
internis/dokter umum yang dilatih juga dokter spesialis
psikologis, perawat yang telah mendapatkan pelatihan geriatri,
fisioterapi, okupasi terapi, apoteker dan tenaga gizi.

3
BAB II
STANDAR KETENAGAAN

Ketenagaan dalam pelayanan geriatri di Rumah Sakit Sumber Waras terdiri atas
tenaga kesehatan dan tenaga non kesehatan yang bekerja bersama-sama sebagai Tim Terpadu
Geriatri :

1. Tim terpadu geriatri terdiri atas ketua dan koordinator pelayanan yang merangkap
sebagai anggota.

2. Tim terpadu geriatri dibentuk oleh Direktur Rumah Sakit.

3. Ketua tim terpadu geriatri terdiri atas :

a. Dokter spesialis penyakit dalam untuk pelayanan geriatri tingkat sederhana.

b. Koordinator pelayanan dibentuk sesuai dengan masing-masing pelayanan


pelayanan geriatri tingkat sederhana.
Tim terpadu geriatri pada pelayanan geriatri tingkat sederhana paling sedikit terdiri atas :

1. Dokter spesialis penyakit dalam

2. Dokter spesialis lainnya sesuai dengan jenis penyakit pasien geriatri

3. Dokter umum

4. Perawat yang telah mengikuti pelatihan keperawatan gerontik atau pelatihan


keterampilan intelegensia.

5. Apoteker

6. Tenaga Gizi

7. Fisioterapi
8. Okupasi terapi

4
BAB III
RUANG LINGKUP

Dalam menyelenggarakan pelanyanannya di rumah sakit, pelayanan kesehatan geriatri


dibagi dalam beberapa klasifikasi pelayanan. Jenis tenaga dan kelengkapan pelayaan
menentukan klasifikasi pelayanan di rumah sakit tersebut atau sebaliknya seperti terlihat pada
tabel 1 dibawah ini.

Tabel. 1 Klasifikasi pelayanan geriatri di rumah sakit.


Jenis layanan Klasifikasi Pelayanan
Sederhana Lengkap Sempurna Paripurna
1. Layanan Rawat Jalan 

2. Layanan Rawat Inap Akut -

Layanan Home Care


3. 
(Kunjungan rumah

Layanan Klinik Asuhan


4. -
Siang

5. Layanan Rawat Inap Kronik -

Layanan Repite Care/


6. -
Tempat Penitipan Lansia

Klasifikasi jenis pelayanan geriatri di RS Sumber Waras sebagai rumah sakit tipe B
dan rumah sakit rujukan nasional adalah pelayanan dengan klasifikasi sederhana.
Ruang lingkup dan jenis pelayanan Geriatri Sederhana di RS Sumber Waras meliputi:
1. Pelayanan rawat jalan
2. Pelayanan kunjungan rumah (home care)
Selain menyelenggarakan pelayanan geriatri, RS Sumber Waras dengan pelayanan
geriatri tingkat sederhana, melaksanakan Pendidikan, pelatihan dan penelitian serta kerjasama
lintas program dan lintas sektor dalam rangka pengembangan pelayanan geriatri dan
pemberdayaan masyarakat.

5
Ruang Lingkup Pelayanan Geriatri di RS Sumber Waras :

1. Dokter Spesialis Penyakit Dalam

2. Dokter Spesialis Kesehatan Jiwa

3. Dokter Spesialis Rehab Medik

4. Dokter Spesialis Gizi

5. Dokter Umum

6. Perawat Geriatri

7. Fisioterapi

6
BAB IV
STANDAR FASILITAS

A. Sarana Pelayanan Penunjang


Ruangan yang berhubungan dengan pelayanan geriatri, meliputi :
1. Ruang Perawatan
2. Instalasi Gawat Darurat
3. Poliklinik Spesialis Penyakit Dalam
4. Poliklinik Spesialis Kedokteran Jiwa
5. Poliklinik Spesialis Jantung
6. Poliklinik Spesialis Syaraf
7. Poliklinik Spesialis Mata
8. Poliklinik Spesialis THT
9. Poliklinik Spesialis Bedah
10. Poliklinik Spesialis Tulang (Orthopedi)
11. Poliklinik Spesialis Paru
12. Poliklinik Gigi
13. Farmasi
14. Ruang Rehabilitasi Medik
15. Ruang Radiologi
16. Ruang Konsultasi Gizi
B. Persyaratan Bangunan
1. Konstruksi bangunan
a. Jalan
Jalan menuju ke pelayanan geriatri harus cukup kuat, rata, tidak licin serta
disediakan jalur khusus untuk pasien/pengunjung dengan kursi roda.
b. Pintu
Pintu harus cukup lebar untuk memudahkan pasien/pengunjung lewat
dengan kursi roda atau tempat tidur. Lebar pintu sebaiknya 120cm terdiri
dari pintu 90cm dan pintu 30cm.
c. Listrik
Daya listrik harus cukup dengan cadangan bila suatu saat
memerlukan tambahan penerangan sehinggan diperlukan stabilisator

7
untuk menjamin stabilitas tegangan, dilengkapi dengan generator listrik.
d. Penerangan
Penerangan lorong dan harus terang namun tidak menyilaukan.
Setiap lampu penerangan diatas tempat tidur harus diberi penutup agar
tidak menyilaukan.
e. Lantai
Lantai harus rata, mudah dibersihkan tapi tidak licin, bila ada
undakan atau tangga harus jelas terlihat dengan warna ubin yang berbeda
untuk mencegah jatuh.
f. Langit-Langit
Langit-langit harus kuat dan mudah dibersihkan.
g. Dinding
Dinding harus permanen dan kuat, dan sebaiknya dicat warna
terang. Khusus untuk dinding ruang latihan sebaiknya dipilih warna yang
bersifat memberi semangat dan disepanjang dinding terdapat pegangan
yang kuat sebaiknya terbuat dari kayu (handrail).
h. Ventilasi
Semua ruangan harus diberi cukup ventilasi. Ruangan
menggunakan pendingin/air condition harus dilengkapi cadangan ventilasi
untuk mengantisipasi apabila sewaktu-waktu terjadi kematian arus listrik.
i. Kamar mandi dan WC.
Kamar mandi menggunakan kloset duduk dengan pegangan
disebelah kanan dan kirinya. Shower dilengkapi dengan tempat duduk dan
pegangan. Gagang shower diletakkan di tempat yang mudah dijangkau
oleh pasien dalam posisi duduk. Demikian pula tempat sabun harus
diletakkan sedemikian agar mudah dijangkau pasien.
j. Air
Penyedian air untuk kamar mandi, WC, cuci tangan harus cukup
dan memenuhi pesyaratan. Semua fasilitas gedung dan lingkungan harus
mengacu pada pedoman Pekerjaan Umum tentang standart teknis
eksesibilitas gedung dan lingkungan.
C. Kebutuhan Ruangan
1. Ruang Pendaftaran Administrasi
Ruangan ini harus cukup luas untuk penempatan meja tulis, lemari
8
arsip untuk menyimpan dokumen medik pasien. Letaknya dekat dengan
ruang tunggu, sehingga mudah dilihat oleh pasien yang baru datang.
2. Ruang Tunggu
Harus bersih dan cukup luas, aman dan nyaman baik untuk pasien yang
menggunakan kursi roda.
3. Ruang Periksa
Ruangan ini dekat dengan ruang pendaftaran serta dilengkapi dengan
fasilitas dan alat-alat pemeriksaan. Ruangan terdiri dari : Ruang periksa
perawat geriatri untuk melakukan anamnesis , Ruang periksa dokter/tim
geriatri
4. Persyaratan Peralatan
Peralatan pada pelayanan geriatri meliputi peralatan pemeriksaan,
terapi dan latihan. Jenis peralatan disesuaikan dengan tingkatan pelayanan
geriatri. Jenis pelayanan geriatri yang dilaksanakan di RS Sumber Waras
adalah tingkat sederhana, adapun peralatan yang harus ada dalam pelayanan
geriatri ini sebagai berikut :

No Alat sederhana
Ruang pemeriksaan
1 Tempat tidur pasien √
2 1 set alat pemeriksaan fisik √
3 EKG √
4 Light Box √
5 Bioelectrical Impedance √
6 Timbangan berat badan dan pengukur tinggi badan √
7 Instrument penilaian Kognitif, Psikologi dan Psikiatri √
Ruang Fisioterapi
1 Paralel Bar √
2 Walker √
3 stick √
4 Tripot √
5 Quadripot √
6 Kursi Roda √

9
7 Talting table √
8 Meja Fisioterapi √
9 Bed pemeriksaan √
10 Pararel bar √
11 Diathermi √
12 TENS √

10
BAB V
TATA LAKSANA

A. PELAYANAN GERIATRI

Geriatri adalah adalah cabang disiplin ilmu kedokteran yang


mempelajari aspek kesehatan dan kedokteran pada warga Lanjut Usia
termasuk pelayanan kesehatan kepada Lanjut Usia dengan mengkaji semua
aspek kesehatan berupa promosi, pencegahan, diagnosis, pengobatan, dan
rehabilitasi.
Pelayanan geriatri adalah pelayanan yang diberikan pada pasien
Lanjut Usia dengan multi penyakit dan/atau gangguan akibat penurunan
fungsi organ, psikologi, sosial, ekonomi dan lingkungan yang membutuhkan
pelayanan kesehatan secara terpadu dengan pendekatan Multidisiplin yang
bekerja secara Interdisiplin.
1. Batasan Pelayanan Geriatri
Pelayanan Geriatri diberikan kepada pasien dengan kriterian sebagai
berikut :
a. Pasien dengan usia diatas 70 tahun yang memiliki satu penyakit
fisik atau psikologis.
b. Pasien Usia Lanjut yang memiliki lebih dari 1 (satu) penyakit fisik
dan/atau psikis
c. Pasien Usia Lanjut memiliki 1 (satu) penyakit dan mengalami
gangguan akibat penurunan fungsi organ, psikologi, sosial,
ekonomi dan lingkungan yang membutuhkan pelayanan kesehatan.

2. Alur Pelayanan Geriatri


Semua pasien lanjut usia yang datang ke poliklinik/UGD akan
dilakukan triase apakah tergolong ke dalam pasien geriatri. Untuk
pasien lanjut usia biasa akan diteruskan ke dokter spesialis yang
sesuai dengan penyakitnya. Apabila tergolong pasien geriatri

11
(misalnya memiliki: penurunan status fungsional, ada sindrom
geriatri, gangguan kognitif- demensia, jatuh–osteoporosis dan
inkontinensia) akan dilakukan asesmen geriatri komprehensif oleh
Tim Terpadu Geriatri.

Rumah sakit dengan pelayana geriatri sederhana boleh


melakukan perawatan inap namun karena belum terdapat ruangan
rawat khusus yaknui ruang rawat akut geriatri maka dapat dirawat
di ruang rawat biasa.
Dalam penyelenggaraan pelayanan, peran Tim Terpadu
Geriatri adalah memberikan pelayanan kesehatan secara
paripurna/ komprehensif terhadap pasien geriatri, berupa
penegakkan diagnosis medik dan fungsional (melalui suatu
asesmen/pengkajian paripurna pasien geriatri), pelayanan non-
medikamentosa dan medikamentosa serta rehabilitasi, termasuk
pelayanan psikoterapi dan pelayanan sosial medik.
Pelayanan medikamentosa pada pasien geriatri bersifat
menyeluruh, dengan memerhatikan aspek fisiologi dan nutrisi
pasien. Saat pasien masih dirawat, selain diberikan pendekatan
kuratif dan rehabilitatif, upaya promotif dan preventif yang sesuai
tetap diberikan. Setelah upaya pelayanan terapi medikamentosa
dan rehabilitasi di ruang rawat inap dilaksanakan, pelayanan

12
dilanjutkan dengan upaya pelayanan di klinik asuhan siang
dan/atau poliklinik rawat jalan.
Pada pemulangan pasien, dibuatkan perencanaan
pemulangan yang berisi kegiatan yang dapat dilakukan di rumah
seperti terlihat dalam Formulir. Perencanaan pulang dievaluasi
dan akhirnya pasien dapat dipulangkan sepenuhnya ke
masyarakat dan mendapatkan pelayanan geriatri oleh masyarakat
melalui pelayanan rujukan

3. Pelayanan Geriatri di RS Sumber Waras


Berdasarkan batasan pelayanan geriatri di RS Sumber Waras
pasien yang sesuai dengan kriteria, yaitu pasien yang memiliki
satu atau lebih penyakit fisik atau psikologis yang berusia diatas
70 tahun, maka setelah dikonsultasikan Ke dokter DPJP utama
yang sesuai dengan permasalahannya (diagnosanya) dilanjutkan
untuk dilakukan pengisian assessmen geriatri oleh Tim geriatri
terpadu sesuai dengan jadwal atau sesuai yang ditunjuk DPJP
utama.
4. Jenis jenis Pelayanan Geriatri
Berdasarkan kemampuan pelayanan, pelayanan Geriatri di Rumah
Sakit dibagi menjadi :
a. tingkat sederhana
Jenis pelayanan Geriatri tingkat sederhana paling
sedikit terdiri atas rawat jalan dan kunjungan rumah (home
care). Pelayanan geriatri tingkat sederhana setidaknya
memiliki ruang pendaftaran/administrasi, ruang tunggu, ruang
periksa dan ruang Tim Terpadu Geriatri.
b. tingkat lengkap
Jenis pelayanan Geriatri tingkat lengkap paling sedikit
terdiri atas rawat jalan, rawat inap akut, dan kunjungan rumah
(home care). Ruangan pada tingkat ini harus memiliki ruang
pendaftaran/administrasi,ruang tunggu,ruang periksa, ruang

13
Tim Terpadu Geriatri dan ruang bangsal Geriatri akut yaitu
ruangan fisioterapi dan ruang rawat inap
c. tingkat sempurna
Jenis pelayanan Geriatri tingkat sempurna paling
sedikit terdiri atas rawat jalan, rawat inap akut, kunjungan
rumah (home care), dan Klinik Asuhan Siang. Ruangan yang
harus dimiliki tingkat ini adalah ruang
pendaftaran/administrasi,ruang tunggu,ruang periksa, ruang
bangsal Geriatri akut, ruang Klinik Asuhan Siang, ruang
bangsal Geriatri kronis, ruang penitipan Pasien Geriatri
(respite care), ruang Hospice care dan ruang Tim Terpadu
Geriatri.
d. tingkat paripurna.
Jenis pelayanan Geriatri tingkat paripurna terdiri atas
rawat jalan, Klinik Asuhan Siang, rawat inap akut, rawat inap
kronik, rawat inap Psikogeriatri, penitipan Pasien Geriatri
(respite care), kunjungan rumah (home care), dan Hospice.
Hospice adalah pelayanan kepada pasien dengan penyakit
terminal dalam bentuk meringankan penderitaan pasien akibat
penyakit (paliatif), pendampingan psikis dan spiritual
sehingga pasien dapat meninggal dengan tenang dan
terhormat. Bangun ruangan pada tingkat ini harus sama
dengan tingkat lengkap atau sempurna.
5. Assesmen Geriatri
a. Poliklinik geriatri
Tempat ini memberikan jasa pengadaan asesmen,
tindakan kuratif sederhana dan konsultasi bagi penderitan
rawat jalan, baik dari masyarakat, puskesmas, maupun antar
poliklinik, tenaga minimal yang dibutuhkan adalah dokter
umum/internis yang telah mendapat kursus geriatri atau
dokter spesialis geriatri/geriatrism, seorang perawat, dan
seorang petugas sosial medik.

14
b. Bangsal Geriatri Akut;

Bangsal Geriatri merawat pasien usia lanjut yang


menderita penyakit akut atau semi akut antara lain : stroke
akut, pneumonia,asidosis, penyakit jantung kongestif, dan
lain-lain. Pasien lansia dilakukan asesment, tindakan kuratif
dan rehabilitasi oleh Tim Geriatri.
Ketenagaan di bangsal ini tergantung dari jumlah
tempat tidur dan kompleknya pelayanan yang
diberikan, minimal ada tenaga geriatris atau internis
yang mendapat kursus geriatris, perawat 1 (satu) TT
minimal 1 (satu) perawat, tenaga rehabilitasi
(FT,OT,TW,PSM). Bisa ditambahkan ke dalam tim
tersebut psikolog, nutrision, tenaga farmasi, dan
tenaga lain sesuai kebutuhan rumah sakit. Tenaga di
bangsal akut ini melayani konsultasi dari bangsal lain
yang membutuhkan.
c. Rehabilitasi Medik

Rehabilitasi medik adalah pelayanan terpadu dengan


pendekatan medik, psikososial,edukasional, dan
vokasional untuk mencapai kemampuan fungsional
semaksimal mungkin.
Penyakit pada usia lanjut mempunyai kecendrungan
terjadi kecacatan, sehingga oleh WHO selalu
diharapkan

15
penegakan diagnosis pasien usia lanjut dalam aspek
impairment, disabilitas dan handkap, sehingga rehabilitasi
medik merupakan aspek penting dalam pelayanan lansia dan
harus dilaksanakan secepat mungkin sejak pasien masuk
sampai pulang sesuai kebutuhan.
Untuk memulai program rehabilitasi medik pada lansia,
tenaga profesional harus mengetahui kondisi lansia saat itu
juga, baik penyakit yang menyertai maupun kemampuan
fungsional yang mampu dilakukan banyak instrument untuk
menilai kemampuan seorang lansia, salah satu diantaranya
adalah index Katz yang cukup sederhana dan mudah
diterapkan untuk menilai fungsional AKS (Aktivitas
Kehidupan Sehari-hari) dan juga untuk meramaikan
prognosis dari berbagai macam penyakit pada golongan
lansia.
Adapun aktivitas yang dinilai adalah:
a. Bathing
1) Mandiri : memerlukan bantuan hanya pada satu
bagian tubuh atau dapat melakukan sendiri secara
menyeluruh.
2) Tergantung : memerlukan bantuan mandi lebih dari
satu bagian tubuh atau tidak dapat mandiri sendiri.
b. Dressing
1) Mandiri : menaruh, mengambil,memakai dan
menanggalkan pakaian sendiri serta menaikkan
sepatu sendiri.
2) Tergantung : tidak dapat berpakaian sebagian.

c. Toiletting

1) Mandiri : pergi ke toilet, duduk sendiri di kloset,


memakai pakaian dalam, membersikan kotoran.

2) Tergantung : mendapatkan bantuan orang lain.

16
d. Transfering

1) Mandiri : berpindah dari dan ke tempat tidur,


dari dan ketempat duduk (memakai/tidak
memakai alat bantu).

2) Tergantung : tidak dapat melakukan


sendiri/dengan bantuan.
e. Continence
1) Mandiri : dapat mengontrol buang air besar dan
kecil.
2) Tergantung : tidak dapat mengontrol sebagian
atau seluruhnya dengan bantuan manual atau
kateter.
f. Feeding

1) Mandiri : mengambil makanan dari


piring atau yang lainnya dan
memasukkan ke dalam mulut (tidak
termasuk kemampuan memotong
daging- daging dan menyiapkan
makanan seperti mengoleskan mentega
pada roti).

2) Tergantung : memerlukan bantuan untuk makan


atau tidak dapat makan sendiri secara parenteral.
dari kemampuan melaksanakan 6 (enam)
aktivitas dasar tersebut diatas kemudian
diklasifikasi menjadi 7 (tujuh) tahapan yang
disebut sesuai dengan aktivitas yang dikerjakan
sendiri atau disebut juga Index Katz yang secara
berurutan adalah sebagai berikut :
1. Index Katz A : mandiri untuk 6 (orang)
aktivitas;
2. Index Katz B ; mandiri untuk 5 (lima)
aktivitas;

17
3. Index Katz C : mandiri kecuali ‘’bathing’
dan 1 (satu) fungsi lain;
4. Index Katz D : mandiri, kecuali
“bathing.dressing” dan 1 (satu) fungsi
lain;
5. Index Katz E : mandiri, kecuali
“bathing,dressing,toileting” dan 1 (satu)
fungsi lain;
6. Index katz F : mandiri, kecuali “bathing,
dressing, toileting, transfering”, dan 1
(satu) fungsi lain;
7. Index katz G : tergantung pada orang lain
untuk 6 (enam) aktivitas.
d. Bangsal Geriatri Kronis
Bangsal ini diperlukan untuk merawat pasien usia lanjut
dengan penyakit kronis yang memerlukan rawat inap dalam
jangka waktu lama dan memerlukan biaya sangat tinggi
mengingat turn over ratenya yang sangat rendah (sementara
ini rumah sakit memfasilitasi di bangsal internis).
e. Pendidikan dan Riset
Hal ini merupakan suatu bagian insplisit dari suatu
pemberian pelayanan geriatri, antara lain : dilaksanakan untuk
pendidikan tenaga paramedis, medis, terapis rehabilitasi, dan
berbagai riset yang diperlukan untuk meningkatkan pelayanan
dan pengembangan ilmu geriatri.
f. Assesmen Geriatri
Assesmen geriatri adalah suatu proses pendekatan
multidisiplin untuk menilai aspek medik, fungsional,
psikososial dan ekonomi penderita usia lanjut dalam rangka
menyusun program pengobatan dan pemeliharaan kesehatan
yang rasional. Assesment ini bersifat tidak sekedar multi-
disiplin tetapi juga interdisiplin dengan koordinasi serasi antar

18
disiplin dan lintas pelayanan kesehatan. Yang perlu
mendapatkan pelayanan Geriatri :

- Menderita lebih dari satu penyakit kronis atau


degenarasi dengan atau tanpa disertai penyakit akut.
- Menghadapi kesulitan untuk berjalan (instability),
mengalami jatuh (falls), atau imobilisasi (bedridden;
- Menghadapi masalah untuk merawat diri sendiri (self
care) seperti kesulitan makan atau berpakaian;
- Mengalami penurunan daya ingat (memory) dini atau
gangguan tingkah laku (behavior)dini;
- Masalah kesehatan lain seperti osteoporosis, penyakit
parkinson, arthritis, gangguan (inkontinensia urine) atau
gangguan buang air besar.
1) Prinsip-prinsip pelayanan Geriatri adalah berikut :

- Pendekatan menyeluruh (biopsikososialspiritual);

- Orientasi terhadap kebutuhan klien;

- Diagnosa secara terpadu;

- Team work (koordinasi);

- Melibatkan keluarga dalam pelaksanaannya.

2) Kriteria Pelayanan Lansia;

- Komprenhensif: adanya dukungan finansial yang adekuat,


perawatan sehari-hari, pelayanan kesehatan yang memadai,
pendidikan kesehatan, perawatan keluarga, kebutuhan
rekreasi dan aktifitas fisik dan pelayanan transportasi;
- Adanya kerjasama /koordinas lintas program/sektoral;

- Mudah dijangkau;

- Memperhatikan kualitas pelayanan.

3) Tata Laksana Assesment Lansia;


Assesment Lansia adalah suatu rangkaian kegiatan proses
keperawatan yang:

19
- Ditujukan kepada usia lanjut;

- Meliputi kegiatan pengkajian, dengan


memperhatikan kebutuhan fisik, psikologis,
- Menganalisis masalah dan
merumuskan diagnosa keperawatan.
- Membuat perencanaan;

- Melaksanakan implementasi dan melakukan evaluasi.


4) Tujuan Assesmen Geriatri;
a. Menegakkan :
- Diagnosis kelainan fisik/psikis yang bersifat fisiologik;

- Diagnosis kelaianan fisik/psikis yang bersifat patologik;

- Dan melakukan terapi atas kelainan tersebut.

b. Menegakkan adanya gangguan organ/sistem (impairment)


ketidakmapuan (disabilitas) dan ketidakmampuan sosial
(handicap) untuk dapat dilakukan terapi atau rehabilitasi.
c. Untuk mengetahui sumber daya sosial ekonomi dan
lingkungan yang dapat digunakan untuk penatalaksanaan
penderita tersebut.
5) Proses Assesment Usia lanjut
Nama pasien : ………….
No Rekam Medis : ................
Jenis Kelamin : L / P
Tinggi badan cm
Berat Badan : …… Kg
6) Prinsip-prinsip pelayanan Geriatri adalah berikut:

- Pendekatan menyeluruh (biopsikososialspiritual);

- Orientasi terhadap kebutuhan klien;

- Diagnosa secara terpadu;

- Team work (koordinasi);

- Melibatkan keluarga dalam pelaksanaannya.

7) Kriteria Pelayanan Lansia;

20
- Komprenhensif: adanya dukungan finansial yang adekuat,
perawatan sehari-hari, pelayanan kesehatan yang
memadai, pendidikan kesehatan, perawatan keluarga,
kebutuhan rekreasi dan aktifitas fisik dan pelayanan
transportasi;
- Adanya kerjasama /koordinas lintas program/sektoral;

- Mudah dijangkau;

- Memperhatikan kualitas pelayanan.

8) Tata Laksana Assesment Lansia;

Assesment Lansia adalah suatu rangkaian kegiatan proses


keperawatan yang:
- Ditujukan kepada usia lanjut;

- Meliputi kegiatan pengkajian, dengan


memperhatikan kebutuhan fisik, psikologis, sosial
dan spiritual;
- Menganalisis masalah dan
merumuskan diagnosa keperawatan
- Membuat perencanaan
- Melaksanakan implementasi dan melakukan evaluasi.

PEMERIKSAAN STATUS FUNGSIONAL


ADL Barthel

No Fungsi Skor Keterangan


1. Mengendalikan 0 Tak terkendali/tak teratur (perlu
rangsang BAB pencahar)
1 Kadang-kadang tak terkendali (1x/minggu)
Terkendali teratur
2
2. Mengendalikan 0 Tak terkendali atau pakai kateter
rangsang BAK 1 Kadang-kadang tak terkendali (hanya
1x/24jam)
2 Mandiri
3. Membersihkan diri 0 Butuh pertolongan orang lain
(seka muka, sisir rambut 1 Mandiri

21
)
4. Penggunaan jamban, 0 Tergantung pertolongan orang lain
masuk, dan keluar 1 Perlu pertolongan pada beberapa
(melepaskan, memakai kegiatan, tetapi dapat mengerjakan
celana, sendiri beberapa kegiatan yang lain Mandiri
membersihkan, 2
menyiram)

5. Makan 0 Tidak mampu


1 Perlu ditolong memotong makanan Mandiri
2
6. Berubah posisi dari 0 Tidak mampu
berbaring ke duduk 1 Perlu banyak bantuan untuk bisa duduk (2
orang)
2 Bantuan minimal 1 orang
3 Mandiri

7. Berpindah/berjalan 0 Tidak mampu


1 Bisa (pindah) dengan kursi roda Berjalan
2 dengan bantuan 1 orang Mandiri
3

8. Memakai baju 0 Tergantung orang lain


1 Sebagian dibantu (misal mengancing baju)
Mandiri
2

9. Naik turun tangga 0 Tidak mampu


1 Butuh pertolongan Mandiri
2
10. Mandi 0 Tergantung orang lain
1 Mandiri

Skor BI (Nilai ADL):


20 : Mandiri
12 – 19 : Ketergantungan ringan
9 – 11 : Ketergantungan sedang
5–8 :
Ketergantunganbera
t 0-4 :
Ketergantungan
total :

Penilaian risiko jatuh pasien usia lanjut.

Risiko Skala Skoring pada

22
pasien
Gangguan gaya berjalan (diseret, menghentak, 4
berayun)
Pusing/ pingsan saat posisi tegak 3
Kebingungan setiap saat 3
Nokturia/ inkontinen 3
Kebingungan intermiten (pasien delirium/ACS) 2
Kelemahan umum 2
Obat-obat berisiko tinggi (diuretik, narkotik, NSAID, 2
sedatif, antipsikotik, laksatif, vasodilator, anti
hipertensi,obat hipoglikemik, antidepresan, neuroleptik)

Riwayat jatuh dalam waktu 12 bulan terakhir 2


Osteoporosis 1
Gangguan pendengarandan atau penglihatan 1
Usia di atas 70 tahun 1
Jumlah
Risikorendah: skor 1-3
Risikotinggi: > 4

PENILAIAN 4 3 2 1

KondisiFisik Baik Sedang Buruk Sangat Buruk


St.Mental Sadar Apatis Bingung Stupor
Jalan Jalan dengan Di Tempat
Aktifitas Kursi Roda
Sendiri Bantuan Tidur

Bebas Tidak Mampu


Mobilitas Agak Terbatas Sangat Terbatas
bergerak Bergerak

Selalu
Inkontinen Kontinen Kadang-kadang Inkontinensia
sia Inkontinensia Urin
inkontinensia Urin Urine dan Alvi

SKOR 8 9 0 0
TOTAL 17

23
16-20 : tidak ada risiko terjadi luka dekubitus
12-15 : rentan terjadi luka dekubitus
< 12 : risiko tinggi terjadi luka dekubitus

Pengkajian resiko Luka

Pengkajian status mental mini

Nilai
Nilai Keterangan
Maksimal

ORIENTASI
5 Sekarang ini (tahun), (bulan), (tanggal), (hari) apa?
Kita berada dimana? (negara), (Propinsi), (kota), (rumah
5
sakit), (lantai/kamar)

REGISTRASI
Pewawancara menyebutkan nama 3 buah benda : satu
detik setiap benda. Kemudian pasien disuruh mengulangi nama
3
ketiga objek tadi. Berilah nilai 1 untuk tiap nama objek yang
disebutkan benar. Ulangi lagi sampai pasien menyebut dengan benar
: (bola, kursi, buku). Hitunglah jumlah percobaan dan catatlah
...........................................................................kali

ATENSI DAN KALKULASI


Pengurangan 100 dengan 7. Nilai 1 untuk setiap jawaban
5
yang benar. Hentikan setelah 5 jawaban, atau eja secara terbalik kata
” W A H Y U ” (Nilai diberi pada huruf yang benar sebelum
kesalahan; misal : UYAHW = 2 nilai)

MENGENAL KEMBALI
Pasien disuruh menyebut kembali 3 nama objek di atas
3
tadi. Berikan nilai 1 untuk tiap jawaban yang benar

BAHASA
2 Apakah nama benda ini? Perlihatkanlah pensil dan arloji

24
Pasien disuruh mengulangi kalimat: ”JIKA TIDAK, DAN ATAU
1
TAPI”

Pasien disuruh melakukan perintah : ” Ambil kertas itu


3
dengan tangan anda, lipatlah menjadi dua dan letakkan di lantai”

Pasien disuruh membaca, kemudian melakukan perintah


1
kalimat ”Pejamkan mata anda”

1 Pasien disuruh menulis dengan spontan (tulis apa saja)

1 Pasien disuruh menggambar bentuk di bawah ini.

Nilai MMSE : 28 (tidakadagangguankognisi)

Pengkajian Nutrisi Mini

Penapisan (screening) Piliha


n jawaban Skor
A Apakah ada penurunan asupan 0 = nafsu makan
. makanan dalam jangka waktu 3 bulan oleh yang sangat
1 =
karena kehilangan nafsu makan, masalah berkurang nafsu
pencernaan, kesulitan menelan,atau 2 = makan
mengunyah sedikit berkurang
(sedang)
nafsu makan
biasa saja

B Penurunan BB dalam 3 bulan terakhir 0 = Kehilangan


. >3kg
1 = Tidak tahu
2 = Kehilangan
antara 1– 3 kg
3 = Tidak ada

25
kehilangan

C Mobilitas 0 = Hanya
. berbaring
1
= atau di kursi
roda
Dapat
2
= bangkit dari
tempat tidur
tetapi tidak
keluar rumah
Dapa pergi
keluar rumah

D Mengalami stres psikologis atau penyakit 0 = Ya


. akut dalam 3 bulan terakhir 1 = Tidak

E Masalah neuropsikologis 0 = Demensia


. 1 = berat dan
2 = depresi
Demensia ringan
Tidak ada
masalah
psikologis

F Indeks massatubuh 0 = < 19


. 1 = 19 – 21
2 = 21 – 23
3 = ≥ 23

Skor Penapisan (subtotal maksimum 14 poin)


Skor ≥ 12 normal, tidak berisiko tak perlu melengkapi form
pengkajian
Skor ≤ 11 kemungkinan malnutrisi lanjutkan pengkajian

26
G Hidup mandiri, tidak tergantung 0 = Tidak
. (tidak di tempat perawatan atau rumah sakit) 1 = Ya

H Menggunakan lebih dari 3 obat per 0 = Tidak


. hari 1 = Ya

I. Nyeri tekan atau luka kulit 0 = Ya


1 = Tidak

J. Berapa kali pasien makan lengkap 0 = 1 kali


dalam satu hari 1 = 2 kali
2 = 3 kali

27
K. Konsumsi BM tertentu yang diketahui 0 = Jika 0 atau 1
sebagai BM sumber protein (asupan pertanyaan
protein) 0,5 = jawaban “ya”
2
-‐ Sedikitnya 1 penukar dari produk susu 1,0 = Jika pertanyaan
(susu, keju, yogurt) jawaban “ya”
(ya/tidak) Jika pertanyaan 3
-‐ Dua penukar atau lebih dari kacang- jawaban “ya”
kacangan atau telur per minggu
(ya/tidak)
-‐ Daging,ikan, atau unggas tiap hari
(ya/tidak)

L. Konsumsi 2 atau lebih penyajian 0 = Tidak


sayuran atau buah per hari 1 = Ya

M Berapa banyak cairan yang 0 = < 3 cangkir


. dikonsumsi setiap hari? 0,5 = 3-5 cangkir
1 = ≥ 5 cangkir

N Cara makan 0 = Tidak dapat


. makan tanpa
1 = bantuan
Dapat makan

2 = sendiri dengan
sedikit kesulitan
Dapat makan
sendiri tanpa

masalah

O Pandangan pasien terhadap status 0 = Merasa dirinya


. gizinya kekurangan
1 = makan/ kurang gizi
Tidak dapat
2 =

28
menilai/tidak
yakin akan
status gizinya
Merasa tidak

ada masalah
dengan status
gizinya

P. Dibandingkan dengan orang lain 0 = <Tidak baik


yang seusia, bagaimana mereka 0,5 = Tidak tahu Baik
menilai kesehatan mereka sekarang? 1 = Lebih baik
2 =

Q Lingkar lengan atas (LLA) dalam cm 0 = < 21


. 0,5 = 21– 22
1 = >22

R. Lingkar betis (LB) dalam cm 0 = LB < 31


1 = LB ≥ 31

Skor pengkajian (maksimum 16 poin) =


Skor penapisan = Skor
total =
Skor indikator malnutrisi :
- >24 poin = Gizi baik
- 17-23.5 poin = Berisiko malnutrisi
- Kurang dari 17 poin = Malnutrisi

29
BAB VI

PEMANTAUAN DAN EVALUASI MUTU

Pemantauan dan evaluasi dilaksanakan secara berkesinambungan guna


mewujudkan keberhasilan program pelayanan kesehatan bagi pasien geriatri.
Pemantauan dan evaluasi harus ditindaklanjuti untuk menentukan faktor-faktor
yang potensial berpengaruh agar dapat diupayakan penyelesaian yang efektif.
Pemantauan dan evaluasi mutu dilakukan dalam bentuk kegiatan pencatatan dan
pelaporan. diperlukan sejumlah indikator dalam pencatatan, diantaranya sebagai
berikut :

1. Lama Rawat

Lama rawat pasien geriatri di ruang rawat inap akut tergantung dari
kemampuan TTG serta dukungan sarana dan prasarana. Makin terampil dan
lengkap, lama rawat akan semakin singkat. Rata-rata lama rawat pasien
geriatri yang masuk karena mengalami  geriatric giants dan dirawat inap
dengan menerapkan pengkajian  paripurna pasien geriatri adalah 12 hari.

2. Status Fungsional

Status fungsional pasien diukur sejak pasien masuk rumah sakit


sampai saat  pemulangan. diukur rata-rata kenaikan skor status fungsional
pasien geriatri dengan karakteristik seperti di atas adalah 4/20 jika
menggunakan instrumen ADL Barthel.

3. Kualitas Hidup

Penilaian kualitas hidup harus menggunakan instrumen yang mampu


menilai kualitas hidup terkait kesehatan (health related quality of life =
HRQoL). Salah satu instrumen yang sering digunakan adalah EQ5D (Euro-
Quality of Life Five Dimension) yang mengukur lima dimensi atau aspek
yang mempengaruhi kesehatan. Standar nilai EQ5D≥0,71 dengan EQ5D-
VAS minimal 79%.

4. Rawat inap ulang (rehospitalisasi).

Rehospitalisasi adalah perawatan kembali setelah pulang ke rumah

30
dari rumah sakit. Perawatan yang terjadi kembali dalam 30 hari pertama
pasca rawat menggambarkan adanya permasalahan kesehatan yang
sesungguhnya belum optimal ditatalaksana di rumah sakit. Persentase
maksimal rehospitalisasi pasien geriatri pascarawat inap akut adalah 15%.
Rehospitalisasi ini dapat dipengaruhi oleh kesiapan tim terpadu geriatri serta
dukungan yang ada di rumah sakit. Rehospitalisasi juga tak terlepas dari
pengaruh kemampuan puskesmas dan community based geriatric service.

5. Kepuasan Pasien

Kepuasan pasien diukur saat pasien pulang dengan instrumen yang


secara sahih dapat mengukur kepuasan pasien. Salah satu instrumen yang
sering digunakan adalah  Patients’s Satisfaction Questionair (PSQ) yang teah
diuji kesahihannya. (Spearman correlation coefficient : 0,383 – 0,607 ;
p<0,01) dan keandalannya (Cronbach’s alpa : 0,684). Instrumen ini memiliki
standar minimal 190.

31
BAB VII
PENGEMBANGAN PELAYANAN GERIATRI

1. Tim terpadu geriatri melakukan upaya pengembangan pelayanan geriatri


untuk mengantisipasi kompleksitas kasus penyakit dan permasalahan
kesehatan pasien geriatri serta kebutuhan masyarakat terhadap pelayanan
geriatri yang aman, terjangkau dan bermutu.

2. Membantu pelaksanaan penelitian dan pengembangan ilmu geriatri

3. Bekerjasama dengan semua pihak dalam pelaksanaan yang berkaitan


dengan pelayanan geriatri

4. Tim terpadu geriatri wajib mengikuti pendidikan dan pelatihan pelayanan


pasien geriatri terkini.

5. Tim terpadu geriatri mengembangkan diri mengikuti seminar, lokakarya


dan sejenisnya secara berkesinambungan.

32
BAB VIII
PELAPORAN

Pelaporan atas pelaksanaan kegiatan program disampaikan berupa :


laporan bulanan, laporan per tiga bulan, laporan per semester dan laporan
tahunann. Laporan dilakukan untuk mengevaluasi jalannya assesmen dan asuhan
pelayanan pasien geriatri di poli geriatri Rumah Sakit Sumber Waras.

33
BAB IX
DOKUMENTASI

1. Assesment medis Geriatri


2. SPO Pelayanan Pasien Geriatri
3. Seluruh proses kegiatan pelayanan di poli geriatri didokumentasikan diberkas
ekam medik.
4. Pengkajian geriatri, resiko jatuh dan pengkajian gizi dicatat diformat yang
berlaku di RS Sumber Waras.

34
BAB X
PENUTUP

Panduan pelayanan geriatri ini diharapkan menjadi panduan penyelenggaraan


pelayanan geriatri secara terpadu dan nyaman di RS Sumber Waras. Pelaksanaan pelayanan
di RS Sumber Waras harus disesuaikan dengan SDM yang tersedia, peralatan, sarana dan
prasarana dengan standar yang telah ditetapkan, selain itu perlu adanya kerja sama tim
terpadu geriatri yang secara bersama-sama menanggani pasien geriatri sesuai dengan bidang
ilmunya masing-masing sehingga terwujud pelayanan geriatri yang terpadu.

Pedoman petunjuk teknis ini selanjutnya perlu dijabarkan dalam prosedur tetap,
guna kelancaran pelaksanaannya.

DIREKTUR

RUMAH SAKIT SUMBER WARAS

35

Anda mungkin juga menyukai