Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
KEPUTUSAN DIREKTUR
RUMAH SAKIT UMUM CARSA TARAKAN
NOMOR : 445 / 140 / RSUKT / 2019
TENTANG
Menimbang: a. Bahwa Rumah sakit umum carsa tarakan selalu berupaya untuk
meningkatkan kualitas pelayanan sesuai dengan standard
pelayanan kesehatan dan harapan masyarakat.
b. Bahwa peningkatan kualitas pelayanan kesehatan di Rumah sakit
umum kota tarakan merupakan upaya perbaikan mutu melalui
pendekatan komprehensif terhadap pemenuhan indikator mutu
rumah sakit.
c. Bahwa didalam upaya perbaikan mutu di rumah sakit sangat
diperlukan suatu kebijakan yang menjadi acuan agar terwujud
kelancaran, ketertiban, efektivitas dan efisiensi pelayanan
sehingga dapat berdaya guna bagi tenaga kesehatan dan
memberikan kepuasan bagi masyarakat.
d. Bahwa sehubungan dengan pertimbangan pada huruf a, b dan c
tersebut, dipandang perlu diberlakukannya Panduan Assesmen
pasien UGD di Rumah Sakit Umum Kota Tarakan dengan
keputusan Direktur.
Pasal 1
(1) Panduan yang dimaksud dalam keputusan ini adalah Panduan Assesmen
Pasien Unit Gawat Darurat ( UGD ) di Rumah sakit umum carsa tarakan
yang disusun oleh Rumah sakit umum carsa tarakan melalui Unit
Penjaminan Mutu Rumah Sakit Umum Carsa Tarakan tahun 2019
(2) Panduan yang dimaksud meliputi definisi, ruang lingkup di area pelayanan
pasien; pendidikan dan pelatihan; penelitian; danmanajemen, serta
tatalaksana yang uraian lengkapnya dapat dilihat pada lampiran SK
Panduan Assesmen Pasien Unit Gawat Darurat ( UGD ).
Pasal 2
Pasal 4
Keputusan Direktur ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dan akan dilakukan
perbaikan sebagaimana mestinya apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan
dalam penetapan ini.
Ditetapkan di Tarakan
Pada Tanggal 25 Agustus 2022
DIREKTUR,
LAMPIRAN
KEPUTUSAN DIREKTUR
RUMAH SAKIT UMUM CARSA TARAKAN
NOMOR : 445 / 140 / RSUCT / 2022
TENTANG
PANDUAN ASESMEN / PENGKAJIAN
UNIT GAWAT DARURAT (UGD) DI
RUMAH SAKIT UMUM CARSA TARAKAN
BAB I
DEFINISI
BAB II
RUANG LINGKUP
1. Panduan asesmen IGD ini berlaku di Rumah sakit umum carsa tarakan
dan mencakup tindakan penilaian atau pengkajian data pasien IGD.
2. Asesmen pasien terdiri dari 3 proses utama dengan metode IAR:
a. Mengumpulkan data dan informasi (huruf I) tentang hal-hal sesuai isi
minimal tersebut dibawah. Pada SOAP adalah S–Subyektif dan O-
Obyektif.
b. Analisis data dan informasi (huruf A), yaitu melakukan analisis terhadap
informasi yang menghasilkan diagnosis, masalah, dan kondisi, untuk
mengidentifikasi kebutuhan pasien. Pada SOAP adalah A-Asesmen.
c. Membuat Rencana (huruf R), yaitu menyusun solusi untuk
mengatasi /memperbaiki kelainan kesehatan sesuai butir b.
Pelaksanaan R adalah untukmemenuhi kebutuhan pasien yang telah
teridentifikasi. Pada SOAP adalah P–Plan.
3. Asesmen pasien perlu mempertimbangkan kondisi, usia, kebutuhan
kesehatan dan permintaan pasien. Keseluruhan proses asesmen pasien
efektif dilakukan oleh semua tim kesehatan yang bertanggung jawab
terhadap pasien secara bersama.
4. Asesmen awal di IGD meliputi : assesmen terintegrasi medis dan
keperawatan yang mencakup isi minimal ditambah dengan persetujuan
tindakan apabila diperlukan serta diagnosa dan rencana tindak lanjut. Isi
minimal asesmen awal antara lain :
a. status fisik,
b. psiko-sosio-spiritual,
c. ekonomi
d. riwayat kesehatan pasien.
e. riwayat alergi,
f. asesmen nyeri,
g. risiko jatuh,
h. asesmen fungsional,
i. risiko nutrisional,
j. kebutuhan edukasi ,
k. Perencanaan Pemulangan Pasien (Discharge Planning)
Isi tambahan asesmen awal menilai kebutuhan privasi pasien.
5. Keluarga dilibatkan dalam melengkapi asessmen awal (alloanamnesa).
6. Asesmen tambahan merupakan penilaian tambahan apabila dokter
membutuhkan konsultasi ke KSM lain, misalnya asesmen mata, gigi, THT
dan lain-lain. Dokter menulis konsultasi di form terintegrasi dan asesmen
tambahan akan didokumentasikan pada form KSM yang dikonsulkan.
7. Asesmen awal IGD juga menyertakan pengkajian pada populasi khusus.
Asesmen tambahan untuk pasien populasi khusus mengharuskan proses
asesmen perlu diubah. Asesmen tambahan untuk pasien populasi khusus
antara lain untuk:
a. Anak
b. Obstetri/maternitas
c. Sakit terminal/menghadapi kematian
Batas usia anak dalam pelayanan kesehatan di Rumah sakit umum carsa
tarakan, adalah seseorang yang asampai berusia 18 (delapan belas) tahun,
termasuk anak yang masih dalam kandungan. Asesmen pasien harus
dilakukan oleh dokter, perawat dan PPA lainnya yang mempunyai surat ijin
praktek (SIP) serta sesuai dengan kewenangan klinisnya. Asesmen
dilakukan oleh disiplin klinis sesuai kebutuhan.
BAB III
TATA LAKSANA
1. Dilakukannya standard precaution dalam men-triage pasien
2. Semua pasien yang datang ke IGD dipilah oleh dokter triage dan atau
perawat triage
a. Pasien dengan ATS triage level satu dilakukan resusitasi dan
pengkajian medis oleh KSM. Kerangka waktu penyelesaian
asesmen awal triage level satu adalah segera.
b. Kategori 1 kasus bedah akan ditangani di ruang resusitasi bedah
c. Kategori 1 kasus medik akan ditangani di ruang resusitasi triage
medik
d. Kategori 1 dengan kasus kebidanan selain kegawatan janin akan
ditangani di ruang resusitasi triage kebidanan
e. Pasien diresusitasi oleh tim resusitasi
f. Pasien distabilkan oleh tim selama 2-6 jam, yang selanjutnya
pasien harus ditentukan perkembangannya. Bila pasien tidak dapat
distabilkan maka pasien dirawat jenasahnya. Bila pasien perlu
penanganan operasi maka pasien diantar segera ke kamar
operasi, bila pasien dinyatakan konservatif maka pasien di rawat di
ruang intensif
3. Pasien dengan ATS triage level dua dan tiga dilakukan pengkajian
medis oleh KSM. Kerangka waktu penyelesaian asesmen awal triage
level dua dilakukan selambat-lambatnya dalam 10 menit dan triage
level tiga diasesmen selambat-lambatnya 30 menit.
4. Pasien dengan ATS triage level empat dan lima dilakukan pengkajian
medis oleh dokter triage. Kerangka waktu penyelesaian asesmen
awal triage level empat dilakukan selambat-lambatnya 60 menit dan
triage level lima diasesmen selambat-lambatnya dalam waktu 120
menit. Bila kasus yang diperiksa memiliki korelasi dengan KSM
tertentu maka pasien dilakukan bed konsul di ruang fast track
5. Bila dalam observasi triage level empat dan lima menjadi triage level
tiga maka pasien akan dikonsulkan ke KSM dan bila membaik pasien
akan dipulangkan oleh dokter triage dari ruang fast track.
6. Asesmen awal medis dan keperawatan IGD mencakup isi minimal
ditambah dengan hal-hal yang meliputi kondisi pasien tiba di gawat
darurat, identitas pengantar pasien, ringkasan kondisi pasien sebelum
meninggalkan unit gawat darurat, serta sarana transportasi yang
digunakan bagi pasien yang akan dipindahkan ke sarana kesehatan
yang lain. Pada kondisi bencana ditambahkan dengan jenis bencana
dan lokasi dimana pasien ditemukan, kategori kegawatan, serta
nomor pasien bencana massal, serta identitas yang menemukan
pasien.
7. Asesmen awal medis dan keperawatan IGD dilakukan, dimana dokter
dan perawat secara terintegrasi melakukan pengkajian awal data
pasien pada saat pasien tersebut datang ke IGD dengan suatu
masalah kesehatan. Hasil asesmen dan rencana asuhan PPA
lainnya, DPJP mengintegrasikan rencana asuhan dan tindak
lanjutnya. Perencanaan pemulangan pasien dan asuhan gizi juga
diintegrasikan. Proses asuhan melibatkan dan memberdayakan
pasien dan keluarga.
8. Hasil asesmen awal medis dan keperawatan IGD dicatat pada form
asesmen awal medis dan keperawatan IGD. Pengisian form asesmen
awal medis IGD diisi secara terintegrasi oleh perawat dan dokter
DPJP atau chief residen yang diverifikasi oleh dokter DPJP.
9. Perawat melakukan screening nutrisional, bila nilai MST >3 atau pada
pasien khusus yaitu pasien dengan penyakit DM, ginjal, batu ginjal,
jantung, kanker, stroke, hati, HIV,TB, gangguan saluran cerna, geriatri
dan pediatri, menunjukkan risiko nutrisional maka pasien dikonsulkan
untuk dilakukan asesmen gizi.
10. Pasien gawat darurat yang membutuhkan operasi segera dibuat
catatan singkat dan diagnose pra operasi oleh DPJP dalam form
pengkajian prabedah dan anestesi.
11. Asesmen awal di IGD yang dilakukan oleh peserta didik wajib
dilakukan verifikasi oleh DPJP dengan membubuhkan tanda tangan,
stempel dengan nama terang serta waktu verifikasi pada lembar
asesmen maupun lembar terintegrasi.
12. Apabila dokter membutuhkan asesmen tambahan misalnya asesmen
mata, gigi, THT dan lain-lain, maka pasien bisa dikonsulkan kepada
bagian KSM lain yang ditulis pada form terintegrasi dan asesmen
tambahan akan didokumentasikan pada form KSM yang dikonsulkan.
13. Asesmen tambahan untuk pasien tertentu atau untuk populasi pasien
khusus mengharuskan proses asesmen perlu diubah. Asesmen
tambahan ini disesuaikan dengan keunikan dan kebutuhan setiap
populasi pasien tertentu.
14. Dokter menjawab konsultasi cito pasien antar KSM harus diselesaikan
sesegera mungkin dalam waktu 1 jam.
15. Asesmen ulang pasien IGD dilakukan bila terjadi perubahan kondisi
pasien yang signifikan, bila diagnosis pasien telah berubah dan
perawatan memerlukan perubahan perencanaan, untuk mereview
pengobatan yang telah diberikan dan menetapkan obat-obatan yang
diberikan telah berhasil atau belum, menentukan apakah pasien dapat
dipindahkan atau dipulangkan, dan merencanakan perawatan lanjutan
atau pemulangan.
16. Asesmen ulang oleh masing-masing profesional pemberi asuhan
diintegrasikan.
17. Asesmen ulang dicatat pada form catatan perkembangan pasien
terintegrasi berbasis IAR dengan metode SOAP.
18. Dokumentasikan penilaian awal medis dan keperawatan IGD dengan
baik menggunakan tulisan yang bisa dibaca minimal oleh 2 orang.
BAB IV
Jenis form pengkajian awal medis gawat darurat populasi khusus, yaitu :
1. Pengkajian medis gawat darurat Kesehatan anak
2. Pengkajian medis dan keperawatan gawat darurat obstetri
3. Pengkajian medis gawat darurat ginekologi
Daftar Pustaka
Ditetapkan Tarakan
Pada Tanggal 25 Agustus 2022
DIREKTUR ,