Anda di halaman 1dari 149

EVALUASI PEMBELAJARAN JARAK JAUH

DENGAN MENGGUNAKAN MODEL CIPP

TESIS
Diajukan untuk memperoleh gelar Magister
Manajemen Pendidikan Islam (M.Pd)

Oleh
Anisah Rahmiwati
NIM. 21190181000024

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2022 M/ 1443 H
EVALUATION OF DISTANCE LEARNING
BY USING THE CIPP MODEL

THESIS
Completed as a partial requirement for a completion
of Master‘s Degree at Islamic Education Management,
Faculty of Tarbiya and Teacher‘s Training UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta

By
Anisah Rahmiwati
NIM. 21190181000024

GRADUATE PROGRAM OF ISLAMIC EDUCATION


MANAGEMENT
FACULTY OF TARBIYA AND TEACHER’S TRAINING
UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2022 M/ 1443 H
iii
iv
v
vi
ABSTRAK

Anisah Rahmiwati (NIM: 21190181000024). Evaluasi Pembelajaran


Jarak Jauh dengan Model CIPP (di SMPIT Asshidiqiah Serua Kota
Tangsel Banten dan SMP Al Wildan Islamic School 1 Kelapa Dua
Tangerang . Proposal Tesis Program Magister Fakultas Ilmu Tarbiyah
dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Pandemi Covid-19 telah berdampak di berbagai aspek kehidupan
manusia, termasuk aspek pendidikan. Selama masa pandemi, proses
pembelajaran tatap muka di kelas ditutup hingga batas waktu yang tidak
ditentukan. Karena itu, agar proses pembelajaran terus berjalan, maka
dibutuhkan perangkat pembelajaran jarak jauh (PJJ). Pembahasan tentang
proses belajar dari rumah, terdiri dari : Belajar dari Rumah melalui
pembelajaran daring/jarak jauh dilaksanakan untuk memberikan pengalaman
belajar yang bermakna bagi siswa, tanpa terbebani tuntutan menuntaskan
seluruh capaian kurikulum untuk kenaikan kelas maupun kelulusan.Penelitian
ini bertujuan untuk mengevaluasi Pembelajaran Jarak Jauh yang dilaksanakan
oleh Satuan Pendidikan dan Peserta Didik dengan menggunakan Model
evaluasi Context, Input, Process, Product (CIPP) di Sekolah Menengah
Pertama. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif serta Pengumpulan
data yang dilakukan secara kualitatif. Data dikumpulkan melalui wawancara
dari dua sekolah yaitu SMPIT Asshidiqiah Serua Kota Tangsel Banten Serua
dan SMP Al Wildan Islamic School 1 Kelapa Dua Tangerang. Hasil
penelitian ini menyatakan bahwa pelaksanaan Pembelajaran Jarak Jauh dari
kedua sekolah tersebut sudah baik, namun bila ditinjau dari beberapa aspek
model CIPP di dua sekolah ini dapat dikembangkan lebih baik lagi dengan
metode - metode kegiatan pembelajaran jarak jauh juga pembaruan dari
beberapa aspeknya terutama aspek input dan aspek proses. agar hasil capaian
pada siswa SMPIT Asshiddiqqiyyah Serua dan SMP Al Wildan Islamic
School dapat memiliki potensi serta mengembangkannya melalui program -
program yang dibuat pada lembaga pendidikan tersebut. Adapun proses
kegiatan belajar mengajar jarak jauh, bagi tenaga pendidik khususnya untuk
lebih meningkatkan kompetensi diri agar lebih berkualitas dan dapat
melaksanakan program-program yang direncanakan untuk mendapatkan hasil
capaian yang maksimal. Sekolah yang dapat dijadikan based model melalui
evaluasi CIPP dari SMPIT Asshiddiqqiyyah Serua dan SMP Al Wildan
Islamic School 1 Kelapa Dua Tangerang adalah evaluasi process dan evaluasi
product. Kontribusi penelitian ini dapat menjadi acuan bagi lembaga
pendidikan lainnya dalam pembelajaran jarak jauh. Keterbatasan penelitian
ini belum menggunakan keseluruhan lembaga pendidikan di Indonesia.

Kata Kunci : Evaluasi, Pembelajaran Jarak Jauh, Model CIPP

vii
ABSTRACT

Anisah Rahmiwati (NIM: 21190181000024). Evaluation of Distance


Learning with the CIPP Model (in SMPIT Asshidiqiah Serua Kota
Tangsel Banten and SMP Al Wildan Islamic School 1 Kelapa Dua
Tangerang. Thesis Proposal for Master Program Faculty of Tarbiyah
and Teacher Training, Syarif Hidayatullah State Islamic University
Jakarta.
The Covid-19 pandemic has had an impact on various aspects of
human life, including the education aspect. During the pandemic, the face-to-
face learning process in the classroom is closed indefinitely. Therefore, in
order for the learning process to continue, distance learning tools (PJJ) are
needed. The discussion about the learning process from home, consisting of:
Learning from home through online/distance learning is carried out to
provide a meaningful learning experience for students, without being
burdened with the demands of completing all curriculum achievements for
grade promotion and graduation. This study aims to evaluate Distance
Learning implemented by the Education Unit and Students using the Context,
Input, Process, Product (CIPP) evaluation model in Junior High Schools.
This research uses descriptive method and qualitative data collection. Data
were collected through interviews from two schools, namely SMPIT
Asshidiqiah Serua Kota Tangsel Banten Serua and SMP Al Wildan Islamic
School 1 Kelapa Dua Tangerang. The results of this study stated that the
implementation of Distance Learning from the two schools was good, but
when viewed from several aspects of the CIPP model in these two schools, it
could be further developed with methods of distance learning activities as
well as updates from several aspects, especially aspects of input and output.
process aspect. so that the achievements of the students of SMPIT
Asshiddiqqiyyah Serua and SMP Al Wildan Islamic School can have
potential and develop it through programs made at these educational
institutions. As for the process of distance teaching and learning activities,
for educators in particular to further improve their self-competence to be of
higher quality and be able to carry out planned programs to get maximum
results. Schools that can be used as based models through the CIPP
evaluation from SMPIT Asshiddiqqiyyah Serua and SMP Al Wildan Islamic
School 1 Kelapa Dua Tangerang are process evaluations and product
evaluations. The contribution of this research can be a reference for other
educational institutions in distance learning. The limitation of this research is
that it has not used all educational institutions in Indonesia.

Keywords: Evaluation, Distance Learning, CIPP Model

viii
KATA PENGANTAR

Bismillahirohmanirohim
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang
telah menganugerahi karunia, rahmat, dan hidayah-Nya kepada penulis,
sehingga dapat menyelesaikan penulisan tesis yang berjudul ―Evaluasi
Pembelajaran Jarak Jauh melalui Model CIPP (context,
input,process,product) : studi kasus SMP Al Wildan Islamic School 1 Kelapa
Dua Tangerang dan SMP Asshiddiqqiyyah Serua‖. Tesis ini merupakan hasil
karya penulis sebagai bentuk pertanggungjawab akademik untuk memperoleh
gelar Magister Manajemen Pendidikan Islam di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Shalawat beserta salam semoga Allah senantiasa melimpahkannya
kepada Nabi Muhammad SAW, beserta keluarga dan sahabatnya yang telah
memberikan tuntunan bagi kita (umat Islam) kejalan yang diridhoi Allah
SWT.
Penulis menyadari bahwa tesis ini masih jauh dari sempurna, oleh karena
itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami
harapkan demi kesempurnaan tesis ini. Untuk itu dengan segala keikhlasan
penulis menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Prof. Dr. Hj. Amany Lubis, M.A. selaku Rektor Universitas Islam
Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Dr. Sururin, M.Ag. selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah
Jakarta.
3. Dr. Zahruddin ,Lc., ,M.Pd selaku Kaprodi Magister Manajemen
Pendidikan Islam Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif
Hidayatullah Jakarta.
4. Rasa hormat, ucapan terima kasih, dan penghargaan yang sebesar-
besarnya kepada Dr. Yanti Herlanti, M.Pd dan Dr. Jejen Musfah,
M.A. selaku pembimbing yang telah memberikan banyak arahan dan
bimbingan dalam penulisan tesis ini semenjak penulisan Proposal
hingga selesainya penulisan Tesis ini.
5. Segenap bapak dan ibu dosen Magister Manajemen Pendidikan Islam
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan yang telah membuka wawasan
intelektual penulis.

ix
6. Suami tercinta, terima kasih yang tak terhingga atas segala perhatian,
nasehat, dukungan moril materil, untuk mendidik dan menyekolahkan
penulis sampai jenjang yang tinggi dalam pendidikan, agar bisa
menjadi contoh yang baik untuk anak-anak dan bisa bermanfaat bagi
ummat. Anak-anak, Ananda Sabrina Kamerun el Kanhar, Adinda Sara
Husniyah el Kanhar, Alexandria Ameera Zulaikha el Kanhar, dan
Alila Sahla Noura el Kanhar untuk segala pengertian, do‘a, Akhlaqul
Karimah, dan semangatnya selama penulis menyusun dan
menyelesaikan penelitian ini. Semoga Allah SWT selalu merahmati
kalian dan meneladani kami sebagai kedua orangtua dalam menuntut
ilmu.
7. Wa bil khusus, penulis persembahkan karya ilmiah ini kepada kedua
orangtua , Ayahanda Yakub Abdulrahman dan Almh. Mamah tercinta
Hairunnisah Kinana Rahimahallah, atas segala doa yang selalu
dipanjatkan dan mengalir untuk anak-anaknya dalam menuntut ilmu,
serta nasehat-nasehat agar tetap istiqamah dalam menuntut ilmu dunia
akhirat.
8. Segenap rekan-rekan seperjuangan Magister Manajemen Pendidikan
Islam angkatan 2019 kususnya kelas B dalam kebersamaannya , serta
my support system yang selalu membimbing dalam perjuangan
mencapai gelar ini. Serta pihak lain yang tidak dapat penulis sebutkan
satu persatu, tetapi berkontribusi dalam penyelesaian tesis ini,
Jazakumullah khairan katsiran.
9. Pihak-pihak lain yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, tetapi
berkontribusi dalam penyelesaian Tesis ini, Jazakumullah khairan
katsiran.
Semoga tesis ini bermanfaat bagi para pembacanya, dan mohon maaf
atas kekurangan dan keterbatasan penulis dalam tesis ini. Semoga Allah
senantiasa memantapkan iman kita, meluaskan ilmu dan rezeki kita, serta
melingkupi kehidupan kita dengan keberkahan di dunia dan akhirat. Aamiin
Allahumma Aamiin.
Ciputat, 26 November 2021
Penulis,

Anisah Rahmiwati

x
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ......................................................................................... i


LEMBAR PENGESAHAN TESIS ................................................................... iii
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING TESIS ....................................... iv
LEMBAR PENGESAHAN SEMINAR HASIL ............................................... v
PERNYATAAN KARYA SENDIRI ................................................................ vi
ABSTRAK ........................................................................................................ vii
KATA PENGANTAR ....................................................................................... ix
DAFTAR ISI ..................................................................................................... xi
DAFTAR TABEL ............................................................................................. xiv
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ xv
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xvi
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 1
A. Latar Belakang Masalah ......................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ................................................................................ 6
C. Perumusan Masalah ................................................................................ 7
D. Tujuan Penelitian ..................................................................................... 8
E. Manfaat Penelitian .................................................................................. 8
BAB II KAJIAN PUSTAKA ........................................................................... 9
A. Evaluasi................................................................................................. 9
1. Pengertian Evaluasi .............................................................................. 9
2. Manfaat, Tujuan dan Fungsi Evaluasi .............................................. 10
B. Model-model Evaluasi ........................................................................... 12
C. Evaluasi CIPP Model (Daniel Stufflebeam‘s) ....................................... 15
1. Evaluasi Konteks ................................................................................ 17
2. Evaluasi Input .................................................................................... 18
3. Evaluasi Proses .................................................................................. 18

xi
4. Evaluasi Produk ................................................................................. 19
5. Kelebihan dan Kekurangan Model Evaluasi CIPP ............................ 20
D. Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) .............................................................. 21
1. Pengertian Pembelajaran ..................................................................... 21
2. Pengertian Pembelajaran Jarak Jauh ................................................... 23
3. Kelebihan dan Kelemahan Pembelajaran Jarak Jauh......................... 25
4. Platform Yang Digunakan saat Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ).......... 27
5. Kebijakan Pemerintah Tentang Pembelajaran Jarak Jauh .................. 28
E. Blended Learning ................................................................................... 30
F. Penelitian Terdahulu yang Relevan ........................................................ 34
G. Kerangka Berpikir ................................................................................. 36
BAB III METODE PENELITIAN ................................................................. 39
A. Jenis dan Pendekatan Penelitian ........................................................... 39
B. Lokasi Penelitian .................................................................................... 43
C. Subjek dan Objek Penelitian .................................................................. 43
D. Teknik Pengumpulan Data ................................................................... 43
1. Observasi............................................................................................ 44
2. Wawancara ........................................................................................ 48
3. Dokumentasi ..................................................................................... 50
E. Teknik Analisis Data .............................................................................. 50
1. Reduksi Data ....................................................................................... 51
2. Penyajian Data .................................................................................... 51
3. Penarikan Kesimpulan ........................................................................ 51
F. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data (Triangulasi) .............................. 51
BAB IV HASIL PENELITIAN ..................................................................... 53
A. Evaluasi Pembelajaran Jarak Jauh dengan Model Context,
Input,Process dan Product (CIPP) .............................................................. 53
1. Context Evaluation (Evaluasi Konteks) ............................................. 53
2. Input Evaluation (Evaluasi Masukan) ............................................... 58
3. Process Evaluation (Evaluasi Proses) ............................................... 63

xii
4. Product (Evaluasi Produk) ................................................................ 76
B. Pembahasan........................................................................................... 82
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ......................................................... 87
A. Kesimpulan ............................................................................................ 87
B. Saran ...................................................................................................... 91
1. Bagi Satuan Pendidikan ...................................................................... 91
2. Bagi Pemerintah .................................................................................. 92
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 94
A. Referensi Jurnal ..................................................................................... 94
B. Referensi Buku....................................................................................... 96
C. Referensi Website .................................................................................. 97
LAMPIRAN
BIODATA PENULIS

xiii
DAFTAR TABEL

Tabel 3 1 Evaluasi yang terdapat dalam Context, input, process, dan produk. 40
Tabel 3 2 Instrumen Observasi Kepala Satuan Pendidikan dalam Pelaksaanaan PJJ 45
Tabel 3 3 Instrumen Observasi Pendidik dalam Pelaksaanaan PJJ 39
Tabel 3 4 Instrumen Wawancara Kepala Sekolah 48
Tabel 3 5 Instrumen Wawancara Tenaga Pendidik 49
Tabel 4 1 Evaluasi Pembelajaran Jarak Jauh ditinjau dari aspek context 58
Tabel 4 2 Evaluasi Pembelajaran Jarak Jauh ditinjau dari aspek Input 62
Tabel 4 3 Evaluasi Pembelajaran Jarak Jauh ditinjau dari aspek Process 75
Tabel 4 4 Evaluasi Pembelajaran Jarak Jauh ditinjau dari aspek Product 81
Tabel 4 5 Perbedaan antara SMPIT Asshiddiqqiyyah Serua dan SMP Al Wildan
Islamic School 1 Kelapa Dua Tangerang 83
Tabel 4 6 Jumlah Kelas SMP Al Wildan Islamic School 1 Kelapa Dua Tangerang 105
Tabel 4 7 Identitas SMPIT Asshiddiqqiyyah Serua Tangerang Selatan 108
Tabel 4 8 Jumlah Kelas SMPIT Ashiddiqiyyah Serua Tangerang Selatan 110

xiv
DAFTAR GAMBAR

Gambar 3 1 Tekhnik pengumpulan data 44


Gambar 4 1 Metodologi Pembelajaran Markaz Alqur‘an 55
Gambar 4 2 Program Parenting (Kajian Parenting) SMP Al Wildan Islamic School
Kelapa Dua 60
Gambar 4 3 Program Parenting (Majelis Pagi Orangtua Murid dan Guru) di 61
Gambar 4 4 Jadwal Harian Kelas 8 Markaz 64
Gambar 4 5 Laporan Perkembangan harian Peserta Didik 65
Gambar 4 6 Rencana Pembelajaran Pekanan SMPIT Asshiddiqiah Serua 67
Gambar 4 7 Aktivitas Guru dan Peserta didik Al Wildan Islamic School 1 saat PJJ
Online 68
Gambar 4 8 Aktivitas Guru dan Peserta didik SMPIT Asshiddiqiah Serua saat PJJ
Online 69
Gambar 4 9 Penjelasan Program Ketahanan Pangan melalui channel Youtube ASQY
TV 71
Gambar 4 10 Wisuda Tahfidz Qur‘an di SMPIT Ashiddiqiyyah Serua 78
Gambar 4 11 Kegiatan Examination of Authority secara Online 79
Gambar 4 12 Gedung dan Lokasi Al Wildan Islamic School 1 Gading Serpong 100
Gambar 4 13 Struktur Organisasi Boarding SMP Al Wildan Islamic School 1 Kelapa
Dua Tangerang 103
Gambar 4 14 Gedung dan Lokasi SMPIT Ashidhiqqiah Serua 106
Gambar 4 15 Struktur Organisasi SMPIT Asshiddiqqiyyah Serua Tangerang Selatan 109

xv
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Deskripsi lokasi dan subjek penelitian


Lampiran 2. Instrumen Observasi
Lampiran 3. Instrumen Wawancara
Lampiran 4. Hasil Obervasi Pembelajaran Jarak Jauh secara Online
Lampiran 5. Dokumentasi Pendukung tentang kurikulum, program, serta
output yang dihasilkan pada SMP Al Wildan Islamic School
melalui channel youtube Rodjatv
Lampiran 6. Surat Tugas Bimbingan Tesis

xvi
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Covid-19 ini merupakan virus yang sangat berbahaya terbukti dengan
pernyataan dari Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization)
tentang meningkatkan status wabah ke pandemi karena dengan cepat
menyebar ke berbagai negara di dunia. Penyakit ini tengah ramai menjadi
bahan perbincangan hangat di dunia karena mudah menular dan
menyebar hanya melalui media langsung seperti udara, air, benda dan vektor
penyakit. Pada 11 Maret 2020, Organisasi Kesehatan Dunia (World Health
Organization) menetapkan Covid-19 menjadi wabah pandemi karena
menyebar begitu cepat ke berbagai Negara. Azhari M.,F (2020) menyatakan
bahwa, WHO melaporkan kasus Covid-19, secara global dilaporkan
12.880.565 kasus dengan 568.573 kasus kematian (CFR 4.4%) pada 215
negara terjangkit dan 163 negara transmisilokal. Amerika dilaporkan menjadi
negara urutan pertama tertinggi kasus Covid-19 dilaporkan dengan 3.286.063
kasus konfirmasi dan 134.704 kasus kematian, sehingga ditetapkan bahwa
risiko global yang sangat tinggi di masa sekarang. Di Indonesia
penyebarannya juga sangat cepat yang sudah hampir menjangkau seluruh
wilayah provinsi. Pada tanggal 14 Juli 2020 dilaporkan dengan 78.572 kasus
konfirmasi, 37.636 kasus sembuh, 37.226 kasus dalam perawatan dan 3.710
kasus meninggal, dari 461 Kabupaten Kota terdampak serta 183 transmisi
lokal (Kemenkes, 2020).
Di Indonesia, berdasarkan Satgas Resmi Covi19, pada Juli 2020
tercatat 37.338 kasus terkonfirmasi, 108.376 dalam perawatan, 65.907
sembuh, dan 5.131 meninggal di 34 Provinsi. Penanganan Wabah pandemi
ini membuat pemimpin dunia menerapkan kebijakan yang ketat untuk

1
2

memutus rantai penyebaran Covid-19. Tiga diantaranya adalah memakai


masker, mencuci tangan, dan yang terakhir adalah social distancing atau
menjaga jarak aman.
Segala aspek di tiap negara termasuk Indonesia memiliki dampak bagi
kesehatan saja namun juga dalam aspek Pendidikan. Oleh sebab itu, dalam
surat edarannya nomor 3 tahun 2020 yang berisi tentang pencegahan Covid-
19 di satuan pendidikan pada 9 maret 2020, Kementrian Pendidikan dan
Kebudayaan menghimbau agar tiap Satuan Pendidikan melakukan kegiatan
pembelajaran dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat, namun
setelahnya karena penularan virus Covid-19 semakin cepat, maka pada 17
maret 2020, melalui surat edarannya dengan nomor 36962/MPK.A/HK/2020
yang diterbitkan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan mengenai
pemberlakuan pembelajaran online untuk peserta didik pada setiap jenjang,
serta bekerja atau mengajar dari rumah bagi guru di seluruh Indonesia
(Gunawan,2020). Kegiatan yang pada mulanya menggunakan tatap muka,
kemudian berubah menjadi pembelajaran secara daring. Pemberlakuan
pembelajaran Jarak Jauh tentu saja menimbulkan dampak dalam pendidikan
khususnya dalam hal keefektifan belajar pada peserta didik.
Menurut The United Nations Educational, Scientific and Cultural
Organization (UNESCO) dalam Guru Berbagi, menyatakan bahwa lebih dari
91% populasi siswa didunia dipengaruhi oleh penutupan sekolah yang
dikarenakan pandemi Covid-19. Kemudian, Surat Edaran nomor 4 Tahun
2020 dirilis secara resmi yang didalamnya Mendikbud memberikan arahan
agar Kegiatan Belajar mengajar pelaksanaannya dari Rumah dengan syarat ;
pertama, pelaksanaan pembelajaran dilakukan dari rumah atau jarak jauh
melalui pembelajaran daring yang mengutamakan pembelajaran yang
bermakna tanpa adanya paksaan ketercapaian kurikulum; kedua,
pelaksanaan pembelajaran dilakukakan dari rumah yang memfokuskan
3

peserta didik dalam mempelajari kecakapan hidup yang khususnya berkaitan


dengan pandemi covid-19 ; ketiga, pelaksanaan pembelajaran dilakukan dari
rumah bisa variatif pada tiap siswa, dan ditinjau dari minat serta situasi yang
dihadapi peserta didik, seperti sarana dan prasarana belajar yang digunakan ;
keempat, hasil atau produk dari pembelajaran yang dilakukan oleh peserta
didik dari rumah diberikan catatan singkat yang digunakan oleh guru sebagai
bukti hasil belajar tanpa diwajibkan memberikan penilaian berupa angka
kepada siswa.
Idealnya, proses belajar selama Pembelajaran Jarak Jauh saat ini harus
sejalan antara guru, peserta didik, dan orangtua murid. Namun, ada banyak
problematika pada praktiknya. Dari sisi guru, masih banyak guru yang
kurang memahami penggunaan IT dan guru-guru harus lebih berkreasi dalam
menyusun RPP (Rencana Pelaksaznaan Pembelajaran), sumber pembelajaran,
sampai aplikasi yang digunakan selama proses pembelajaran online
berlangsung. Ada beberapa yang mengajar dengan mengambil video dari
website, serta guru yang kesulitan dalam mengelola kegiatan pembelajaran.
Padahal Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan sudah menerangkan dalam
edarannya tidak membebani peserta didik dalam capaian kurikulum. Dari sisi
orangtua, banyak yang tidak bisa mendampingi proses belajar dari rumah
serta tidak bisa mengontrol penggunaan gawai setelah pembelajaran di rumah
berlangsung. Sedangkan dari sisi peserta didik, kurangnya minat dalam
kegiatan belajar secara daring, mudah bosan belajar, dan rendahnya interaksi
dalam kegiatan pembelajaran daring yang serba terbatas waktunya. Hal-hal
ini menjadi polemik tersendiri dalam kegiatan pembelajaran daring, baik
peserta didik tingkat dasar sampai tingkat menengah.
Pembelajaran pada masa pandemi ini, dilaksanakan dengan cara
daring atau dalam jaringan dengan pendampingan orangtua. Pembelajaran
Daring adalah pemanfaatan jaringan internet dalam proses pembelajaran.
4

Dalam pembelajaran daring diharapkan peserta didik dapat memiliki


pengalaman belajar yang optimal. Interaksi yang dapat dilakukan bisa dengan
menggunakan berbagai macam aplikasi, misalnya google meet, google
classroom, whatsapp group, zoom meeting dan yang lainnya. Pembelajaran
daring dengan menggunakan media dan aplikasi secara digital ini masih
belum diketahui secara pasti bagaimana hasil proses pembelajarannya.
Namun, sejauh ini untuk menunjang berjalannya Pembelajaran Daring,
penggunaan jenis aplikasi tersebut menjadi pilihan alternatif.
Kegiatan belajar mengajar biasa dilaksanakan di sekolah, namun
karena adanya wabah Covid 19, kegiatan belajar mengajar mau tidak mau
harus dilaksanakan di rumah. Oleh sebab itu, perlu adanya upaya yang
dilakukan untuk mengevaluasi pembelajaran jarak jauh yang selama ini guru-
guru lakukan. Hal ini tidak terlepas dari pembelajaran yang dilakukan
sekolah-sekolah Tahfidz yang ada. Kegiatan pembelajaran yang biasanya
tatap muka pada sekolah tahfidz juga menjadi masalah tersendiri karena
pembiasaan-pembiasaan yang dilakukan oleh peserta didik secara tatap
muka, sekarang menggunakan aplikasi video teleconference. Hal ini dinilai
kurang efektif dalam pelaksanaannya karena dari guru masih belum ada
kesiapan dalam mengajar dan membuat media pembelajaran daring yang
mudah dipahami oleh peserta didik.
Pelaksanaan pendidikan jarak jauh yang dilakukan pada tiap level
pendidikan baik pendidikan dasar, pendidikan menengah, pendidikan atas
atau setara dan Perguruan tinggi di masa pandemi covid 19. Hal ini sejalan
dengan program pendidikan jarak jauh bagi semua warga negara Indonesia
agar memperoleh hak dan kewajibannya untuk belajar walaupun tidak tatap
muka secara langsung. Program ini sejalan dengan Undang-undang Sisdiknas
tahun 2003 pasal 31 yang menerangkan bahwa pendidikan jarak jauh dapat
terlaksana di semua jalur, jenjang, dan jenis pendidikan serta bermanfaat bagi
5

masyarakat yang tidak memungkinkan mengikuti pembelajaran sacara


langsung atau tatap muka.
Pembelajaran Jarak Jauh juga dialami oleh Sekolah Tahfidz dan
Sekolah-sekolah berasrama (boarding School). Berbeda dengan pendidikan
formal yang lebih mengedepankan kecerdasan akademik, sekolah tahfidz dan
boarding school lebih menekankan pada akhlakul kharimah, serta kurikulum
yang digunakannya pun berbeda dengan kurikulum sekolah formal pada
umumnya. Kurikulum pada sekolah tahfidz umumnya dilakukan langsung
tatap muka seperti Halaqoh, Tilawah, maupun Hafalan Qur‘an.Namun,
kegiatan ini tidak bisa dilakukan di masa pandemi ini. Hal ini juga masih
dipertanyakan ke efektifan proses belajar mengajarnya, mulai dari
perencanaan pembelajaran yang dilakukan guru, proses pembelajaran yang
terjadi, sampai hasil atau penilaiannya. Program Tahfidz Qur‘an di SMPIT
maupun Boarding School menekankan pada nilai-nilai keagaamaan, sehingga
dengan adanya kebijakan Pembelajaran Dari Rumah, pembelajaran Tahfidz
yang dilakukan menjadi terhambat.
Sekolah Tahfidz yang diambil sebagai tempat penelitian adalah
SMPIT Tahfidz Asshidiqiah dan SMP Al-Wildan Islamic School. Kedua
sekolah ini sama-sama berfokus pada Tahfidz Qur‘an untuk lulusannya.
Namun dalam prakteknya, proses kegiatan belajar mengajar yang terjadi di
dua sekolah ini memiliki ciri khas masing-masing. Pada SMPIT Asshidiqiah
Serua Kota Tangsel Banten , kegiatan Murojaah dilakukan tepat jam 5.00
pagi, sedangkan pada Al Wildan pada pukul 07.00 pada sesi Wali Kelas. Ada
perbedaan yang cukup mencolok dari kedua sekolah ini, selain proses KBM
Onlinenya, namun juga kurikulum yang digunakan oleh kedua sekolah ini.
SMPIT menggunakan Kurikulum 2013 yang ditetapkan oleh Kemendiknas
dan juga kombinasi ilmu-ilmu keagamaan lainnya, sedangkan Al Wildan
menggunakan Kurikulum TIC (Tahfidz International Curicculum) yang di
6

adopsi dari Timur Tengah yang dikombinasikan oleh Kurikulum 2013 dari
Kemendiknas. KBM Online yang dilaksanakan pada kedua sekolah tersebut
dinilai masih banyak yang perlu di evaluasi karena KBM belum efektif
secara maksimal. Perlu adanya evaluasi untuk meningkatkan kualitas
pembelajaran walaupun secara daring.
Perlunya evaluasi dalam pembelajaran selama masa pandemic Covid-
19, agar pelaksanaan pembelajaran seperti program pembelajaran, serta
penggunaan TIK dalam KBM online oleh guru dapat terlaksana secara
optimal kedepannya. Kemudian, evaluasi pembelajaran diperlukan untuk
mengukur hasil belajar siswa walaupun dalam masa pandemi dan
meminimalisir adanya sikap tidak jujur siswa dalam pengerjaan tugas selama
pembelajaran jarak jauh.
Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan, peneliti tertarik untuk
mengangkat judul Evaluasi Pembelajaran Jarak Jauh dengan
menggunakan model CIPP, di SMP Al Wildan Islamic School Kelapa
Dua dan SMP Tahfidz Asshiqiah Serua. Penelitian ini diharapkan bisa
menjelaskan tentang pelaksanaan Pembelajaran Jarak Jauh selama Pandemi
Covid-19 di SMP, Efektifitas Pembelajaran, Proses Pembelajaran Jarak Jauh
yang dilakukan oleh Guru dalam memberikan materi pembelajaran,
mendeskripsikan pelaksanaan pembelajaran, dan mengevaluasi pelaksanaan
pembelajaran jarak jauh selama pandemic Covid-19 dengan menggunakan
evaluasi CIPP yang dikembangkan oleh Stufflebeam.

B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas, maka dapat
diidentifikasikan masalah sebagai berikut :
1. Proses belajar daring selama pembelajaran jarak jauh masih belum
efektif.
7

2. Pemanfaatan media pembelajaran jarak jauh pembelajaran jarak jauh


oleh guru dinilai masih kurang tepat.
3. Aktivitas dan tugas peserta didik selama pembelajaran jarak jauh kurang
diminati peserta didik.
4. Kebijakan pemerintah selama pembelajaran jarak jauh masih
memberatkan tugas guru.
5. Kurangnya sikap kejujuran peserta didik dalam proses evaluasi
pembelajaran jarak jauh yang diberikan guru.

C. Perumusan Masalah
Dalam pelaksanaan penelitian, peneliti membatasi ruang lingkup dari
pembahasan pembelajaran jarak jauh dengan menggunakan model evaluasi
CIPP.
Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut :
1. Bagaimana evaluasi Context pada pelaksanaan pembelajaran jarak jauh
selama Covid-19 pada SMPIT Ashiddiqiyah Serua dan SMP Al Wildan
Islamic School 1 Kelapa Dua Tangerang ?
2. Bagaimana evaluasi Input pada pelaksanaan pembelajaran jarak jauh
selama Covid-19 pada SMPIT Ashiddiqiyah Serua dan SMP Al Wildan
Islamic School 1 Kelapa Dua Tangerang ?
3. Bagaimana evaluasi Process pada pelaksanaan pembelajaran jarak jauh
selama Covid-19 pada SMPIT Ashiddiqiyah Serua dan SMP Al Wildan
Islamic School 1 Kelapa Dua Tangerang ?
4. Bagaimana evaluasi Product pada pelaksanaan pembelajaran jarak jauh
selama Covid-19 pada SMPIT Ashiddiqiyah Serua dan SMP Al Wildan
Islamic School 1 Kelapa Dua Tangerang ?
8

D. Tujuan Penelitian
Terkait dengan rumusan masalah penelitian yang sudah dijelaskan,
tujuan penelitian adalah untuk mengevaluasi pelaksanaan pembelajaran
jarak jauh melalui model evaluasi CIPP di SMPIT Ashiddiqiyah Serua dan
SMP Al Wildan Islamic School 1 Kelapa Dua Tangerang

E. Manfaat Penelitian
Manfaat hasil penelitan yang diharapkan, dapat diberikan oleh penelitian ini
adalah,
1. Memberikan informasi tambahan tentang evaluasi Pembelajaran Jarak
Jauh bagi Lembaga Pendidikan.
2. Memberikan masukan untuk meningkatkan kreatifitas guru dalam
mengajar walaupun dalam keadaan darurat (Pandemi Covid-19)
3. Meningkatkan kualitas Pembelajaran Jarak Jauh yang sudah
dilaksanakan selama Pandemi Covid-19.
4. Menanamkan kepada peserta didik pembelajaran Jarak Jauh tentang sifat
kejujuran dalam sikap dan perilaku dalam belajar.
5. Hasil penelitian ini dapat menjadi pertimbangan bagi sekolah
penyelenggara di SMPIT Ashiddiqiyah Serua dan SMP Al Wildan
Islamic School 1 Kelapa Dua Tangerang dalam mengembangkan
Kegiatan belajar mengajar pada pembelajaran jarak jauh serta perbaikan
kedepannya.
6. Hasil Penelitian ini untuk menambah wawasan, acuan pustaka, dan
referensi bagi para tenaga pendidik untuk mengevaluasi kegiatan
Pembelajaran Jarak Jauh.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Evaluasi
1. Pengertian Evaluasi
Menurut Arikunto (2009:1) ― evaluasi merupakan kegiatan untuk
mengumpulkan informasi tentang cara kerja akan sesuatu, yang kemudian
informasi tersebut digunakan untuk menentukan pilihan yang tepat dalam
pengambilan keputusan.‖ Artinya evaluasi dilakukan untuk mengumpulkan
informasi agar digunakan untuk mengambil keputusan. Ada beberapa istilah
yang berkaitan erat dengan evaluasi dengan penekanan pada aspek-aspek
tertentu, misalnya istilah evaluasi dapat di artikan juta proses menyediakan
informasi untuk membuat keputusan. Menurut Bruce Shertzer dan Shelly
C.Stone, yang dkutip oleh Chusnul dan M. Fathurohman (359 :2018),
“Evaluation consist of making systematic jugdement of relative effectiveness
with which goals are attained in relation to special standard.”
Menurut Stufflebeam dan Shinkfield. (Djudju Sudjana, 2006:4) yang
dikutip oleh Sudjana, Evaluasi merupakan proses menggambarkan,
memperoleh, dan memberikan informasi deskriptif, dan penilaian tentang
nilai, manfaat, desain, implementasi dan dampaknya untuk memandu
pengambilan keputusan. Maksudnya adalah untuk mengetahui sejauh mana
tujuan dapat tercapai, terlaksananya rencana, serta dampak yang terjadi
setelah program dilaksanakan.
Evaluasi adalah suatu proses yang harus dilakukan setelah kegiatan
berlangsung. Kegiatan dapat berupa suatu program yang sudah direncanakan
sehingga untuk mengetahui keberhasilan dan manfaatnya dilakukan proses
penilaian. Pernyataan ini sejalan dengan pernyataan dari Wirawan (2021),

9
10

menyebutkan bahwa evaluasi terdiri atas sejumlah proses yang ditandai pada
proses pengumpulan data atau informasi yang selanjutnya dianalisis dan
disajikan dengan cara membandingkan indikator yang dibuat sebelumnya
dan hasilnya dipakai saat pembuatan sebuah keputusan berkenaan pada objek
yang dinilai.
Berdasarkan paparan sebelumnya dapat disimpulkan bahwa evaluasi
adalah cara atau teknik untuk menentukan kesesuaian rancangan dan
pelaksanaan program sudah efisien dan efek peningkatan sudah tercapai,
sehingga dapat diketahui tingkat keberhasilan program bisa diperoleh.

2. Manfaat, Tujuan dan Fungsi Evaluasi


Selain pengertian, terdapat juga manfaat dan tujuan evaluasi, untuk
kepentingan lembaga dan pemerintahan yang dapat menjadi rujukan untuk
mengetahui kesesuaian dan keberhasilan kegiatan evaluasi sebuah program
kegiatan. Evaluasi adalah hasil dari sebuah pembelajaran yang sangat
dibutuhkan agar kelebihan dan kekurangan pada pembelajaran dapat dikenal
lebih lanjut sehingga pembelajaran dapat dilakukan koreksi dan pembaruan.
Puet dalam Heri Retnawati (2008:15) memiliki rumusan yang agak
berbeda mengenai tujuan evaluasi program, diantaranya : (1) menunjukkan
efektivitas program kepada pemilik dana; (2) meningkatkan pelaksanaan dan
efektivitas program; (3) mengelola sumber daya yang terbatas dengan lebih
baik; (4) mendokumentasikan pencapaian program; (5) membenarkan
pendanaan program saat ini; (6) mendukung kebutuhan peningkatan tingkat
pendanaan; (7) memenuhi tanggung jawab etis untuk menunjukkan efek
positif dan negatif dari partisipasi program; (8) mendokumentasikan
pengembangan program dan kegiatan untuk membantu memastikan
keberhasilan replikasi.
11

Puet juga menambahkan bahwa, sasaran atau target evaluasi program,


terdiri atas menunjukkan efektivitas program, meningkatkan praktik dan
efektivitas program,mengelola sumber daya yang terbatas dengan lebih baik,
mencari kebenaran untuk menghasilkan bukti yang diperoleh suatu program,
menunjukkan kondisi pendanaan program terkini, memberikan dukungan
yang diperlukan untuk menambah pembiayaan, memberikan kepuasan yang
layak dan bertanggung jawab kepada pelanggan untuk menunjukkan dampak
positif dan negatif kepada peserta program,menunjukkan kemajuan program
dan kegiatan untuk membantu menjamin keberhasilan program yang sejenis.
Tujuan Evaluasi Program yang dikemukakan oleh Puet merupakan satu
kesatuan yang rangkaiannya dapat dilakukan secara cermat untuk mengetahui
efektivitas masing-masing komponen.
Roswati dalam buku Munthe (2006:7) memaparkan tentang manfaat
dari evaluasi yaitu, 1) sebagai bahan pertimbangan pada suatu program yang
dapat di lanjutkan, dievaluasi, atau diakhiri. 2) sebagai alat untuk
menentukan teknik atau strategi yang harus diperbaiki, 3) sebagai alat untuk
menentukan stategi, atau teknik yang perlu dihapus atau diubah, 4) sebagai
alat untuk memberikan petunjuk untuk penggunaan program yang sejenis di
tempat yang bebeda, 5) sebagai alat untuk dijadikan pertimbangan tentang
tempat penyaluran alokasi dana, 6) sebagai alat untuk dijadikan pertimbangan
tentang metode atau teknik tertentu yang dapat digunakan pada suatu
program.
Adapun Fungsi Evaluasi yang dikemukakan oleh Badu, Q., S. dalam
Widianto et.al., (2018: 33) adalah sebagai alat untuk mendapatkan data yang
sah dan faktual suatu program yang telah di desain sebelumnya, sebagai alat
untuk merevisi rancangan kegiatan yang direncanakan yang perlu diakhiri,
serta bertujuan untuk meninjau tentang kesesuaian program yang sudah
dilaksanakan. Fungsi lain diantarnya adalah sebagai alat untuk menentukan
12

kesesuaian kriteria pada program yang sudah dibuat, sehingga didapatkan


hasil untuk menentukan program-program mana yang akan dilanjutkan,
diperbaiki, dan dihentikan, sesuai dengan tujuan atau target yang baru.
Gronlund dalam Matondang Zulkifli (2009 : 4) menyatakan bahwa
evaluasi adalah proses untuk mendapatkan tingkat deskriptif angka untuk
masing-masing peserta kegiatan dengan indikator tertentu. Dengan adanya
evaluasi dapat dilakukannya proses secara terstruktur untuk menggabungkan,
mengkaji, dan mengklarifikasi informasi dalam memastikan pencapaian
sasaran pembelajaran. Yang kemudian hasil penilaian ini dapat dimanfaatkan
dalam pengambilan langkah-langkah yang tepat untuk perbaikan selanjutnya.
Berdasarkan paparan sebelumnya berkaitan dengan evaluasi adalah
acuan yang biasa digunakan untuk kepentingan lembaga atau pemerintah
untuk mendapatkan informasi yang tepat dan faktual pada sebuah program,
yang kemudian hasil evaluasinya dapat di ambil keputusan apakah
programnya dapat diteruskan, ditinjau ulang, atau bahkan di hentikan.

B. Model-model Evaluasi
Menurut Arikunto dan Jabar dalam Darodjat dan Wahyudhiana M
(2015), meskipun terdapat perbedaan pendapat tentang model-model
evaluasi, namun tetap bertujuan untuk mengumpulkan data yang berkaitan
dengan objek yang dievaluasi sebagai bahan bagi pengambilan keputusan
dalam menentukan tindak lanjut suatu program. Beberapa model yang
biasanya dipakai untuk evaluasi sebuah program diantaranya adalah pertama,
Pelopor Evaluasi model CIPP (Context, Input, Process and Product) yang
mulanya dipublikasikan oleh Stufflebeam. Jika diidentifikasikan akronim
CIPP adalah bagian-bagian serta mekanisme suatu program kegiatan. Kedua,
evaluasi Model Provus (Dicrepancy Model), yang dinyatakan oleh Madaus,
Sriven & Stufflebeam (1993: 79-99) penguji dapat menentukan kesenjangan-
13

kesenjangan (discrepancy) yang terjadi dengan melakukan perbandingan


antara program yang ada dengan perencanaan program yang sebelumnya
sudah dibuat, Ketiga, evaluasi Model Stake (Countenance Model), yang
dibangun oleh Robert E.Stake yang memusatkan dua pokok aktivitas,
diataranya description dan judgement yang mengerucut pada sasaran
evaluasi, yaitu apa tujuan yang diharapkan oleh program, dan apa yang
sesungguhnya terjadi, sehingga penguji dapat mempertimbangkan yang
mengacu pada standar. Keempat, model Kirkpatrick, model ini
dikembangkan oleh Kirkpatrick yang mencakup empat level evaluasi, yaitu
reaction, learning, behavior, dan result. Reaction evaluation merupakan
evaluasi terhadap reaksi kepuasan peserta pelatihan dengan menggunakan
instrument dalam bentuk angket. Learning Evaluation, yang dapat dilihat dari
perubahan sikap, perbaikan pengetahuan atau peningkatan keterampilan
setelah selesai mengikuti program. Behavior evaluation, yang difokuskan
pada perubahan tingkah laku setelah peserta kembali ke tempat kerja. Result
evaluation, yang difokuskan pada hasil akhir yang terjadi karena peserta telah
mengikuti suatu program.
Sejauh ini, penggunaan model evaluasi yang banyak digunakan dalam
riset-riset adalah model CIPP. Beberapa diantaranya adalah Jurnal dengan
judul CIPP: Model Evaluasi Layanan Informasi oleh Siti Muyana (2017).
Penelitian ini bertujuan untuk memberikan solusi dari permasalahan guru BK
dalam melaksanakan evaluasi yang berkaitan dengan layanan informasi.
Model CIPP ini digunakan karena kurang pahmanya guru BK dalam
melakukan evaluasi sehingga menyebabkan kesulitan untuk mengetahui
keberhasilan pelaksanaan layanan informasi di sekolah, lemahnya
akuntabilitas dan kesulitasn untuk melakukan perbaikan serta perkembangan.
Dalam penelitian ini model evaluasi CIPP menekankan evaluasi sebagai
proses yang menyeluruh dalam sistem manajerial layanan informasi.
14

Menurut hasil penelitiannya, melalui model CIPP, dapat memberikan


gambaran penuh terhadap program layanan informasi.
Selain itu ada juga jurnal lain dengan judul Evaluasi Program Model
CIPP pada Proses Pembelajaran IPA oleh Yoga Budi Bhakti (2017).
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hasil belajar siswa pada bidang
studi IPA serta mengetahui keefektifan proses pembelajaran IPA dengan
menggunakan evaluasi model CIPP di SMPIT Raudhatul Jannah. Model
CIPP merupakan umpan balik terhadap proses hasil belajar mengajar yang
telah dilaksanakan sehingga dijadikan tolak ukur untuk memperbaiki dan
meningkatkan proses belajar mengajar selanjutnya. Dalam penelitian ini yang
diteliti secara menyeluruh komponen-komponen dari Context yang terdiri
dari profil tempat pembelajaran dilaksanakan, jumlah rombongan belajar
dan jumlah peserta didik, jumlah pendidik pada bidang studi IPA, serta yang
terkahir adalah bentuk fisik bari bangunan sekolah beserta ruangan-ruangan
yang tersedia. Pada komponen input terdiri atas, peserta didik, kurikulum,
bahan ajar, guru, serta sarana belajar. Pada komponen proses meliputi
implementasi dari Rencana Pelaksanaan Pembelajaran selama penelitian ini
dilakukan. Terakhir pada komponen produk program pembelajaran, meliputi
capaian hasil belajar peserta didik di Sekolah yang diteliti pada ulangan
harian, ulangan tengah semester, dan ulangan akhir semester, sehingga dalam
komponen ini dapat diperoleh prosentase keberhasilannya yang menunjukkan
bahwa proses pembelajaran IPA cukup efektif jika ditinjau dari hasil belajar
peserta didik.
Dari dua jurnal yang di paparkan di atas, menunjukkan penerapan
model evaluasi CIPP cukup efektif digunakan dalam penelitian-penelitian
untuk mengukur dan mengevaluasi program-program pendidikan yang terjadi
pada umumnya secara terperinci karena ditinjau dari aspek-aspek seperti
context, input, process, serta product. Maka, dalam penelitian ini juga jika
15

menggunakan model evaluasi CIPP dirasa cukup efektif dan tepat untuk
mengevaluasi pembelajaran jarak jauh dengan menggunakan model CIPP.

C. Evaluasi CIPP Model (Daniel Stufflebeam’s)


Menurut Daniel Stufflebeam et.al., (2003) Evaluasi konteks (context)
dapat diartikan sebagai alat mengevaluasi tentang kepentingan, kejadian,
modal, dan kemungkinan-kemungkinan yang dapat digunakan untuk
membuat kebijakan baik secara individu maupun kelompok agar dapat
diketahui hasilnya. Evaluasi masukan (input) digunakan untuk menentukan
opsi , rencana tindak, rencana pekerja dan anggaran bagi kelangsungan
program dalam memenuhi kepentingan kelompok sasaran serta
menggapai tujuan yang telah direncanakan sebelumnya. Evaluasi ini
bermanfaat untuk penyelenggara dalam memilih rancangan, alokasi dana,
alokasi sumberdaya, dan penjadwalan kegiatan yang sesuai bagi
kelangsungan program. Evaluasi proses (process) bertujuan untuk
memperhitungkan implementasi dari rencana yang telah ditetapkan guna
membantu evaluator dalam melaksanakan aktivitas sehingga dapat
menunjang pemakai lainnya dalam mengevaluasi program serta memprediksi
perolehan yang didapat. Adapun pada evaluasi hasil (product)
pelaksanaannya bermanfaat dalam pengumpulan dan penilaian hasil yang
diperoleh, durasi waktu, agar dapat dimanfaatkan penyelenggara kegiatan.
Evaluasi hasil biasanya diklasifikasikan menjadi penilaian terhadap dampak
(impact), efektivitas (effectiveness), keberlanjutan (sustainability) dan daya
adaptasi (transportability). Arti lain dari evaluasi CIPP (Context, Input,
Process, dan Product) adalah model evaluasi yang dapat diaplikasikan
secara keseluruhan dan sistematis. Stufflebeam berpendapat bahwa tujuan
penting evaluasi adalah bukan saja membuktikan namun juga untuk
memperbaiki (Stufflebeam, H McKee and B McKee, 2003:118). Evaluasi
16

model CIPP dapat diimplementasikan dalam berbagai bidang seperti


pendidikan dan yang lainnya. Sejalan dengan hal tersebut, Nana Sudjana dan
Ibrahim (2004:246) berpendapat bahwa model CIPP dapat juga diartikan
sebagai berikut :
a. konteks merupakan situasi atau kondisi yang perencanaan programnya
dapat dipengaruhi oleh program pembinaan yang dilaksanakan.
b. input merupakan kapasitas sumber daya yang dapat mendukung
pencapaian aktivitas yang dilaksanakan pada suatu program.
c. process merupakan perolehan saat pelaksanaan program dan pemakaian
sarana dan prasarana sesuai dengan apa yang telah direncanakan
program.
d. product merupakan perolehan atau hasil yang dicapai pada program yang
sudah terlaksana. Hal yang khas dari model CIPP ditandai pada aspek-
aspek instrumen pengambil keputusan yang berkaitan dengan rancangan
dan aktivitas suatu program.
Berbeda dengan sebelumnya, Sukardi (2009) menjelaskan dalam
bukunya bahwa evaluasi model CIPP membahas tentang empat macam
bagian, diantaranya:
1) pemilihan tujuan umum dan tujuan khusus dipengaruhi oleh
perencanaan keputusan;
2) keputusan pembentukan (structuring), dalam bagian ini aktivitasnya
adalah memastikan prosedur dan pelaksanaannya telah mencapai tujuan
yang sebelumnya sudah distandarisasi;
3) keputusan implementasi, dalam bagian ini para analis mencoba untuk
melengkapi fasilitas agar menghasilkan pengambilan keputusan yang akan
diambil; dan
17

4) keputusan pemutaran (recycling), merupakan bagian penentuan suatu


program yang akan dilanjutkan, direvisi, atau dihentikan secara
keseluruhan.

1. Evaluasi Konteks
Evaluasi konteks melingkupi penjabaran permasalahan yang
berkenaan dengan area yang diadikan program atau situasi yang faktual
yang akan terjadi kedepannya. Evaluasi konteks juga dapat menguraikan
kecakapan serta kekurangan pada pada objek tertentu. Dalam teksnya
Stufflebeam menunjukkan bahwa evaluasi konteks dapat juga digunakan
untuk institusi yang mengidentifikasi kesempatan dan memperkirakan
kebutuhan. Suatu kebutuhan dapat diidentifikasi sebagai suatu ketimpangan
(discrepancy view), kenyataan (reality) dengan keadaannya secara ideal
(ideality). Pernyataan selanjutnya adalah evaluasi konteks juga berkenaan
dengan menguraikan kekuatan dan kelemahan pada topik-topik tertentu yang
akan atau sedang berlangsung. Manfaat lainnya adalah dapat memberikan
informasi bagi pengambil keputusan pada perencanaan suatu program yang
akan dilakukan dan objektifitas suatu program.
Hal ini sejalan dengan Tayibnapis (2000) bahwa Context Evaluation to
Serve Planning Decision artinya evaluasi konteks dapat dipergunakan untuk
merencanakan keputusan, menentukan kebutuhan yang dicapai oleh program,
dan merumuskan tujuan program. Sejalan dengan hal tersebut,
Divayana,.et.al;(2005) evaluasi konteks bertujuan untuk memberikan
gambaran umum tentang strategi, rencana kerja,serta anggaran yang
dibutuhkan agar program dapat dijalankan.
18

2. Evaluasi Input
Evaluasi input dapat dijabarkan menjadi analisis personal yang
berkenaan dengan penggunaan sumber-sumber yang tersedia, strategi
alternatif yang harus dijadikan bahan pertimbangan guna mencapai suatu
program. Evaluasi masukan dapat digunakan untuk membimbing
menentukan strategi program dalam mengklasifikasi rancangan secara
prosedural. Informasi dan data yang terkumpul dapat digunakan
untuk menentukan sumber dan strategi dalam keterbatasan yang ada. Dikutip
dari Sukardi (2009) bahwa ―Evaluasi input menyediakan informasi tentang
masukan yang terpilih, butir-butir kekuatan dan kelemahan, strategi dan
desain untuk merealisasikan tujuan.
Aziz ,et.al; (2018) menyatakan bahwa tujuan dari evaluasi input
adalah memberikan informasi, menentukan sumber daya meliputi sumber
daya waktu, sumber daya manusia, sumber daya fisik, infrastruktur,
kurikulum dan konten untuk mengevaluasi mutu pendidikan di sekolah.
Sedangkan menurut Tiantong, M., dan Tongchin, P. (2013) bahwa evaluasi
input adalah sarana untuk memenuhi kebutuhan, fasilitas, termasuk fasilitas
berbasis web.

3. Evaluasi Proses
Farida dalam Ambiyar et al ; (179:2019) menyatakan bahwa evaluasi
proses digunakan untuk menelaah sejauh mana rencana yang sudah
diterapkan, kemudian apakah harus direvisi atau tidak, dan pada akhirnya
hasilnya dapat di implemntasikan agar lebih baik lagi. Evaluasi proses
merupakan evaluasi yang dibuat dan direalisasikan dalam praktiknya,
termasuk menelaah permasalahan prosedur tentang pelaksanaan kejadian.
Setiap kegiatan dapat dipantau pengembangannya yang terjadi secara
jujur dan cermat. Pencatatan aktivitas merupakan hal yang dinilai
19

penting karena bermanfaat untuk pengambilan keputusan untuk


menentukan tindak lanjut selanjutnya. Hal ini sejalan dengan pendapat
Djaali Mulyono (2000) yang menyatakan bahwa evaluasi sebagai proses
menilai sesuatu berdasarkan standar obyektif yang telah ditetapkan,
kemudian diambil keputusan atas obyek yang dievaluasi. Sedangkan
menurut Patil & Kalekar (2014) menyatakan bahwa evaluasi proses berpusat
pada berjalannya program dan pengajaran proses belajar.
Sawitri (2007) menyatakan bahwa tujuan evaluasi proses adalah sebagai
berikut :
a) Mengetahui titik-titik lemah dalam proses implementasi, termasuk
aspek-aspek baik yang perlu dipertahankan;
b) Mengumpulkan informasi tentang keputusan yang dibuat; dan
c) Mengupayakan berbagai catatan kegiatan tentang aspek-aspek yang
dianggap bermakna saat kegiatan dilaksanakan.

4. Evaluasi Produk
Menurut Muryadi (2017), evaluasi produk atau hasil adalah
gambaran penjelasan dan “judgment outcomes” yang berkaitan dengan
konteks, input, dan proses, selanjutnya diinterpretasikan nilai dan
jasa yang diberikan. Evaluasi produk digunakan untuk menguji
keefektifan pencapaian tujuan. Evaluasi ini merupakan catatan
pencapaian hasil dan keputusan-keputusan untuk pembaruan dan
aktualisasi. Kegiatan evaluasi produk digunakan untuk mengukur dan
menafsirkan hasil yang telah dicapai. Adapun pengukurannya dapat
dikembangkan dan diadministrasikan secara cermat dan teliti.
Kecermatan analisis akan dijadikan objek untuk menarik kesimpulan
serta pengajuan sarana sesuai standar kelayakan. Umumnya, aktivitas
evaluasi produk terdiri dari kegiatan untuk menetapkan tujuan
20

operasional program, klasifikasi pengukuran yang telah dicapai,


membandingkannya antara kenyataan lapangan rumusan tujuan, dan
membuat penjelasan yang logis.
Menurut Tayibnapis (2000) evaluasi produk dapat manfaatkan dalam
pembuatan keputusan lebih lanjut tentang hasil yang telah dicapai maupun
apa yang akan dilakukan selanjutnya setelah program berjalan. Tahapan dari
evaluasi model CIPP merupakan evaluasi hasil (product evaluation), untuk
melihat berhasil atau tidaknya peserta mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Tujuannya adalah untuk membantu dalam pengambilan keputusan,
memodifikasi atau menghentikan program. Evalusi ini dilakukan oleh penilai
di dalam mengukur keberhasilan pencapaian tujuan tersebut dikembangkan
dan diadministrasikan. Data yang dihasilkan akan sangat berguna bagi
pengambil keputusan dalam menentukan apakah program diteruskan, apakah
akan dihentikan atau dimodifikasi. Selain itu, evaluasi hasil memerlukan
perbandingan antara tujuan yang ditetapkan dalam rancangan dengan hasil
program dicapai. Hasil yang dinilai dapat berupa skor tes, data observasi dan
diagram data, yang masing-masing dapat ditelusuri kaitannya dengan tujuan
yang lebih rinci. Evaluasi hasil dapat juga didasarkan pada kategori hasil
belajar dalam pembelajaran.
Berdasarkan pendapat diatas dapat diketahui definisi evaluasi produk
adalah penilaian yang dilakukan untuk mengukur keberhasilan dalam
pencapaian tujuan yang telah ditetapkan. Data yang dihasilkan akan sangat
menentukan program diteruskan, dirubah atau diakhiri.
5. Kelebihan dan Kekurangan Model Evaluasi CIPP
Merujuk dari Eko Putro (2008), yang menyatakan bahwa, model CIPP
memiliki kelebihan yang sangat bermakna diataranya adalah lebih
menyeluruh atau lengkap dalam memperoleh informasi karena objek evaluasi
tidak hanya hasil semata namun juga melingkupi konteks, input, proses, serta
21

hasil. Kelengkapan informasi yang dihasilkan oleh model CIPP diharapkan


akan mampu memberikan evaluasi yang baik dalam mengambil keputusan,
kebijakan maupun program selanjutnya.
Sebaliknya, Fitzpatrick, Sanders, dan Wotrhen (2004) menyatakan
bahwa model CIPP tak lepas dari berbagai kelemahan. Kelemahan-
kelemahan tersebut diantaranya (1) evaluator tidak responsif terhadap
masalah-masalah atau isu-isu yang relevan karena hanya fokus pada
informasi yang diperlukan oleh pengambil keputusan dan jajarannya; (2)
hasil evaluasi dipusatkan kepada para kordinator tingkat atas (top
management), sehingga model ini dinilai tidak merata dan tidak demokratis;
dan (3) model CIPP itu dinilai berbelit-belit dan memerlukan banyak dana,
waktu, dan sumber daya lainnya. Hal ini sejalan dengan Fikri .M (64 ; 2014)
yang menyatakan tentang keterbatasan dari penggunaan model evaluasi CIPP
adalah penerapanannya di kelas perlu disesuaikan atau di modifikasi agar
capaiannya dapat maksimal.

D. Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ)


1. Pengertian Pembelajaran
Secara teminologi pembelajaran diambil dari kata “instruction‖.
Gagne, Briggs, dan Wager (1992) menuturkan bahwa, pembelajaran adalah
serangkaian kegiatan yang dirancang untuk memungkinkan terjadinya proses
belajar pada siswa. Instruction is a set events that affect learners in such a
way that learner is facilitated.
Ditemukan dalam dalil Al Qur‘an tentang pentingnya belajar yang
dikemukakan dalam QS Al-‗Alaq ayat 1-5,
22

Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhan Yang Menciptakan, Dia


telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah
yang Maha Pemurah, Yang mengajar (manusia) dengan perantaraan kalam.
Dan mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.

Ayat di atas mengandung makna tentang pentingnya belajar dan


pembelajaran. Riwayat diturunkannya ayat ini adalah perintah bagi Nabi
Muhammad SAW agar belajar membaca. Menurut Quraish Shihab dalam
Munirah (44:2016) bahwa adanya kata ‗iqra terulang pada ayat 1 dan 3
menerangkan bahwa perintah yang pertama adalah belajar tentang sesuatu
yang belum diketahui, dan yang kedua adalah perintah untuk mengajarkan
kepada orang lain.
Sama halnya dengan pembelajaran di kelas. Hal ini juga dapat
diartikan bahwa pembelajaran merupakan seperangkat peristiwa yang
mempengaruhi peserta didik, sehingga peserta didik dapat terfasilitasi.
Hakikat dasar pembelajaran adalah suatu proses menata serta menyusun
lingkungan yang ada di sekitar agar dapat mendorong dan menanamkan
peserta didik supaya melakukan proses belajar. Pembelajaran juga dapat
dikaitkan dengan beberapa teori belajar, seperti toeri behavioristik,
kognitivisme, teori belajar psiko social, sampai teori belajar Gagne.
Pembelajaran pun dapat di artikan sebagai proses memberikan bimbingan
kepada peserta didik dalam proses belajar. Hal ini sejalan dengan Undang-
undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 mengenai sistem
pendidikan nasional, pembelajaran dapat didefinisikan sebagi proses interaksi
pendidik dengan peserta didik dan sumber belajar yang berlangsung dalam
suatu lingkungan belajar.
Trianto menyatakan dalam Pane Aprida (2009) bahwa pembelajaran
adalah aspek kinerja yang kompleks dan tidak dapat dijelaskan sepenuhnya,
23

tetapi dapat disederhanakan sebagai produk interaksi terus-menerus antara


pengembangan dan pengalaman hidup. Selanjutnya dijelaskan pula bahwa
pembelajaran merupakan upaya guru untuk mengarahkan interaksi siswa
dengan sumber belajarnya agar tujuan dari pembelajaran tersebut dapat
tercapai. Selain itu, Ninoersy et al., (2019) mendefinisikan bahwa
pembelajaran merupakan serangkaian kegiatan yang diselenggarakan dalam
suatu sistem atau desain yang digunakan untuk membantu individu dalam
mempelajari ilmu dan pengetahuan agar dapat melakukan keterampilan dan
yang terkait dengan proses pembelajarannya.
Dari definisi bermacam-macam dapat ditarik kesimpulan bahwa
pembelajaran merupakan serangkaian kegiatan yang didalamnya terdapat
pendidik, peserta didik, serta sumber belajar yang saling berkesinambungan
yang diselenggarakan dalam suatu sistem atau desain agar tujuan belajar
dapat tercapai.

2. Pengertian Pembelajaran Jarak Jauh


Pembelajaran Jarak Jauh (distance learning) merupakan bagian dari
pendidikan jarak jauh (distance education) dan bukanlah model pendidikan
yang baru. Pada awal pelaksanaannya, pembelajaranan jarak jauh dipandang
oleh masyarakat sebagai bentuk pendidikan alternatif yang kehilangan
kredibilitasnya dibandingkan pendidikan konvensional pada umumnya yang
membutuhkan kehadiran peserta didik. Seiring dengan pesatnya
perkembangan teknologi informasi dan komunikasi, pembelajaran jarak jauh
dilakukan secara online melalui internet. Menurut Munir dalam Sari, W.,
Rifki, A. M., & Karmila, M. (2020) menyatakan pembelajaran jarak jauh
secara online memiliki keunikan tersendiri sehingga disenangi oleh
masyarakat umum, bahkan ada yang anggapan bahwa pembelajaran jarak
jauh secara online memiliki pamor yang lebih tinggi dibandingkan
24

pendidikan formal yang cenderung sedikit dalam pemanfaatan kemajuan


teknologi . Hal yang dikemukakan oleh Munir, bertolak belakang dari
keadaan sekarang. Dampak yang terjadi akibat dari pandemic Covid-19 di
Indonesia mengharuskan memakai cara Pembelajaran Jarak Jauh
dibandingkan tatap muka, walaupun terdapat beragam dampak positif dan
negatif bagi pendidik,peserta didik, maupun orangtua.
Pembelajaran jarak jauh adalah pembelajaran saat siswa dan
pendidik tidak selalu datang secara fisik atau tatap muka langsung
secara serempak di sekolah. Implementasinya dapat dilakukan dalam jarak
jauh atau campuran jarak jauh dengan kelas (blended). Awal mulanya
muncul dalam iklan berjudul Caleb Philipps, Teacher of the new method
of Short Hand yang diterbitkan melalui koran Boston Gazettepada tahun
1728 sebagai cara pengajar mencari siswa yang ingin belajar dengan
cara tersebut (Holmberg, 2005). Asal mula pembelajaran jarak jauh
diiplementasikan oleh Isaac Pitman pada 1840-an yang menginstruksikan
penggunaan teks dalam bentuk ―steno‖ dengan mengirimkannya melalui
kartu pos untuk siswa dengan tujuan pemberian umpan balik (Simonson,
2019). Umpan balik dapat dijadikan terobosan dari teknik yang digunakan
oleh Isaac Pitman. Adopsi dari teknik steno yang kemudian berkembang
secara drastis dengan menggunakan internet sehingga telah menjadikan
pembelajaran jarak jauh lebih mudah dan cepat, bahkan saat ini
lembaga pendidika seperti sekolah dan universitas memberikan kurikulum
daring penuh .(Gold & Maitland, 1999).
Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) tidaklah mudah dilakukan, karena
teknis pembelajarannya sangat berbeda dengan pembelajaran tatap muka.
Perbedaan yang secara umum terlihat dari interaksi langsung tidak dapat
dilakukan dengan guru (Teguh,2015). Sehingga komunikasi yang terjalin
sangatlah terbatas. Keterbatasan komunikasi menyebabkan terjadinya
25

pemerolehan informasi dan intruksi dari guru sangatlah singkat. Memang


pembelajaran jarak jauh sebaiknya memfokuskan pada kemandirian siswa
(Diana dkk, 2020). Kemandirian inilah yang nantinya harus dipupuk di
dalam pandemi ini. Pembelajaran jarak jauh diharapkan bisa menjadi salah
satu alternatif pada masa pandemi Covid-19, karena dalam pelaksanaannya
tidak harus tatap muka. Rodi‘ah (2020) menjelaskan bahwa pembelajaran
jarak jauh bisa diimplementasikan secara terencana dan terkonsep secara
sistematis serta menjadikan media bagi peserta didik untuk menumbuhkan
kecakapan dan ide dalam suasana merdeka belajar.
Beberapa ahli mendefinisikan pembelajaran jarak jauh, diantaranya G.
Dogmen, G. Mackenzie, E. Christensen, dan P. Rigby, O. Peter, M. Moore,
B. Holmeberg (Aristorahadi, 2008). Dogmen berpendapat bahwa indikasi
pembelajaran jarak jauh terdiri atas adanya organisasi yang mengkordinir
belajar mandiri, isi materi pembelajaran diberikan melalui media, dan tidak
ada pertemuan tatap muka langsung antara pendidik dan peserta didik.
Sementara itu, Mackenzie, Christensen, dan Rigby mendefinisikan tentang
pembelajaran jarak jauh merupakan metode pembelajaran yang
menggunakan kesesuaian sebagai alat untuk berkomunikasi antara
pembelajar dengan pengajar. Hal ini sejalan dengan keadaan yang saat ini
dihadapi saat masa Covid 19. Internet sebagai alat dan sarana serta fasilitas
pendukung seperti computer (PC), laptop, hp, jaringan sinyal serta
ketersediaan kuota yang memadai.

3. Kelebihan dan Kelemahan Pembelajaran Jarak Jauh


Pembelajaran jarak jauh dapat dijabarkan lebih lanjut pada kelebihan dan
kekurangan dalam penerapannya. Setiawan A.R et.al., (2019) menjabarkan
beberapa kelebihan pembelajaran jarak jauh antara lain: 1) pembelajaran
jarak jauh bisa memperluas akses pendidikan untuk masyarakat umum
26

karena desain penjadwalannya yang lebih mudah diatur sehingga tidak


mengganggu waktu dan tempat. 2) penyerahan beberapa kegiatan di
luar lokasi mengurangi kendala kapasitas kelembagaan yang timbul dari
kebutuhan bangunan infrastruktur, serta terdapat potensi untuk
meningkatkan akses ke lebih banyak pakar dari beragam latar belakang
geografis, sosial, budaya, ekonomi, dan pengalaman, siswa akan lebih
fleksibel dalam belajar, tidak mesti harus on time, dan tempatnya pun bisa
dikondisikan tergantung situasi dan kondisi. 3) siswa lebih leluasa
memastikan atau mencari sumber belajarnya sendiri melalui mengakses
internet dll. Selain itu juga, dari segi mengajar, guru juga menjadi lebih
kreatif dalam membuat media pembelajaran seperti video pembelajaran yang
ada di platform youtube. Hal ini sejalan dengan Musfah (2018) yang menulis
bahwa selama pembelajaran jarak jauh, guru bisa belajar ilmu dan
keterampilan baru secara daring, tanpa harus tatap muka dan dapat secara
bebas memanfaatkan TIK.
Hal ini diperkuat oleh Karimi, A. F., & Efendi, D. (2020), bahwa
pandemi Covid-19 berhasil mengubah perilaku masyarakat khususnya
masyarakat Indonesia, selain himbauan pemerintah, masyarakat juga
memiliki kepentingan jika pola perilaku mereka tidak berubah, sehingga ada
beberapa diantara pola perilaku masyarakat yang akan berubah saat dan pasca
wabah Covid-19, di antaranya adalah: Pertama, pola hidup sehat, pasca
penyebaran Covid-19 banyak himbauan baik dari pemerintah ataupun
organisasi masyarakat untuk menerapkan hidup sehat seperti memakai
masker ketika keluar rumah, sering mencuci tangan, dan memperbanyak
minum vitamin. Kedua, pola pendidikan jarak jauh semenjak ada himbauan
dari kementrian pendidikan dan kebudayaan agar sekolah menetapkan
pembelajaran di rumah selama dua pekan, banyak sekolah yang belum siap
sehingga menggunakan aplikasi media social dan aplikasi gratis lainnya.
27

Banyak di antaranya para pendidik memanfaatkan google classroom dalam


mendukung pembelajaran jarak jauh dalam pembagian tugas siswa dan
pengumpulan tugas.
Namun, Semradova & Hubackova dalam Sari, W., Rifki, A. M., &
Karmila, M. (2020) , menuturkan bahwa dalam pelaksanaan pembelajaran
jarak jauh, seringkali kedapatan kendala atapun ketidaksesuaian dengan
pembelajaran yang seharusnya, banyak yang mengira tanggung jawab
pengajar dalam melaksanakan PJJ jauh lebih mudah ketimbang dengan
pembelajaran konvensional. Hal ini sejalan dengan pendapat Nazerly (2020),
bahwa pembelajaran jarak jauh juga memiliki kekurangan antara lain:
pertama, banyak hambatan agar pembelajaran menjadi efektif seperti
gangguan rumah tangga dan teknologi (gawai) yang tidak dapat
diandalkan. Kedua, interaksi yang berjalan secara maksimal pendidik dan
peserta didik, karena pengalaman belajar membutuhkan waktu yang lebih
banyak. Ketiga, tidak adanya interaksi yang positif dan maksimal antara
siswa dengan siswa lainnya dan siswa dengan gurunya didalam kelas online
atau jarak jauh, sehingga hal tersebut dapat mempengaruhi emosional
siswa. Keempat, aktivitas pembelajaran jarak jauh secara online sangat
dipengaruhi oleh jaringan internet.

4. Platform Yang Digunakan saat Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ)


Salah satu hal yang menunjang dalam pelaksanaan pembelajaran jarak
jauh adalah penggunaan platform pembelajaran. Dikutip dari Sutia Cece &
Sagita Sylva (2020) dalam jurnalnya, beberapa macam moda daring yang
banyak digunakan dalam pembelajaran jarak jauh, seperti adalah Rumah
Belajar, Meja Kita, Icano, Indonesia X, Google For Education, Kelas Pintar,
Microsoft Office 365, Quipper School, Ruangguru, Sekolahmu, Zenius,
Cisco Webex, Google Classroom, Whatsapp, Google Meet, Schoology,
28

Zoom, Youtube, Quiziz, Kahoot, media social dan e-learning. Berbagai jenis
platform tersebut banyak yang dianggap mudah di gunakan dan yang sulit
digunakan oleh pendidik maupun peserta didik, hal ini tergantung dari
kebutuhan pada pembelajaran jarak jauh.
Hal tersebut sejalan dengan Penelitian dalam Jurnalnya Sutia Cece &
Sagita Sylva (2020) bahwa penggunaan platform whatsapp lebih dari 90 %
sehingga menjadi pilihan utama dalam penyampaian informasi dan
pengumpulan tugas bagi siswa. Hal ini dikarenakan Whatsapp terhubung
secara langsung dengan gawai serta penggunaanya sangat mudah. Data
menunjukkan bahwa 83% pengguna internet di Indonesia menggunakan
Whatsapp secara aktif (Barokah,2020). Media berikutnya adalah Google
Classroom (84,23%), google form (21,73%), Cisco Webex (32,40 %),
Quiziz(21,81%), dan Zoom (21,33%), dengan hasil wawancara menjelaskan
alasan penggunaan media berikut karena mudah dan menarik.
Hal ini juga sejalan dengan yang disampaikan oleh Oyedotun T.D
(2020), ―Within days of directives, many educators and colleagues at the
university started exploring all forms of available video-conferencing
aplications and platforms, such as GoToMeeting, Skype, Whatsapp, eezTalk,
emails, BlueJeans, and Zoom were used addition to the Moddle platform
used by the university.” Pernyataan tersebut menunjukkan bahwa banyak
pendidik menggunakan platform yang sesuai dengan kebutuhan dan yang
mudah digunakan.

5. Kebijakan Pemerintah Tentang Pembelajaran Jarak Jauh


Berdasarkan situs resmi penanggulangan Covid-19, covid19.go.id
World Health Organization (WHO) resmi mengumumkan pandemic Covid-
19 sebagai pandemi global pada 9 Maret 2020, pemerintah Indonesia melalui
Kementrian dan Pendidikan Nasional melakukan beberapa kebijakan terkait
29

dengan pembelajaran jarak jauh dengan harapan pelaksanaannya dapat


berjalan dengan maksimal. Beberapa di antara nya adalah
Pertama, bekerja sama untuk mengembangkan sistem pendidikan daring,
seperti google Indonesia, Kelas Pitar, Microsoft, Quipper, Ruangguru,
Sekolahmu, serta Zenius, sementara dari pihak Kemdikbud juga memiliki
situs belajar sendiri, yaitu Rumah belajar. Kedua, mengajukan alokasi
anggaran bantuan kuota data internet sebesar 2,6 triliun ke kementrian
keuangan guna mendukung pendidikan jarak jauh. Terdapat perbedaan
besaran jumlah kuota internet yang didapat oleh Guru dan Peserta didik,
untuk peserta didik tingkat PAUD mendapatkan 7GB perbulan, peserta didik
tingkat dasar sampai menengah akan mendapatkan 10GB perbulan,
sedangkan guru tiap jenjang mendapat 12 GB perbulan, dan mahasiswa serta
dosen mendapat 15GB per bulan. Ketiga, guru didihimbau agar tidak
memberikan tugas berlebihan kepada peserta didik selama pembelajaran
jarak jauh. Hal ini diberlakukan karena banyaknya keluhan dari peserta didik
dan orangtua murid yang menerima tugas yang berat, serta keluhan yang
serupa yang diterima oleh Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI)
bidang pendidikan. Keempat, adanya program Belajar Dari Rumah setiap
jenjang pendidikan dari Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) sampai tingkat
dasar dan menengah (SD,SMP,SMA dan sederajat) yang ditayangkan di
Stasiun Televisi Republik Indonesia (TVRI). Pelaksaan program ini
merupakan salahsatu langkah Kemdikbud dalam memfasilitasi peserta didik
agar tetap melaksanakan kegiatan Belajar dari Rumah selama Pandemi,
khususnya bagi masyarakat yang memiliki keterbatasan pada akses internet,
baik karena ekonomi maupun letak geografis (daerah 3T). Kemudian konten
dari program ini difokuskan pada peningkatan kapasitas literasi, numerasi,
dan penumbuhan karakter peserta didik, agar pembelajaran yang didapat oleh
peserta didik dapat lebih bermakna. Kelima, dalam kebijakan lainnya Menteri
30

Pendidikan dan Kebudayaan memberikan tiga opsi yang berkaitan dengan


kurikulum, diantaranya adalah sekolah tetap mengacu kurikulum nasional,
sekolah memakai kurikulum darurat, dan sekolah menyederhanakan
kurikulum secara mandiri. Pemilihan kurikulum yang digunakan sekolah
dapat dimodifikasi sesuai dengan kebutuhan siswa. Dalam praktiknya, masih
ada pihak sekolah yang mengejar ketuntasan kurikulum sehingga membebani
peserta didik dengan banyak tugas. Berdasarkan Indonesia.ureport.in volume
1 antara UNICEF Indonesia dan CIMSA (Center for Indonesian Medical
Students' Activities) Indonesia pada 13-16 Agustus 2020, yang melibatkan
638 responden di 32 provinsi, hasil riset menunjukkan 38% anak usia 15-19
tahun merasa tertekan dengan orangtua; 14% tertekan oleh guru; 13%
tertekan oleh teman; dan 5% tertekan oleh saudara. Berdasarkan pendapat
ini, anak-anak mengalami stress karena belajar online dan mendapat tekanan
dari orangtua, terlebih lagi jika orangtua yang terkena dampak ekonomi.
Hasil riset tersebut merupakan gambaran yang dapat dijadikan sebagai
dampak yang kurang mengenakan dari pandemi covid-19 di bidan
pendidikan khususnya di Indonesia.

E. Blended Learning
Pelaksanaan pembelajaran jarak jauh dapat dilaksanakan secara daring
maupun secara blended learning. Menurut Bhakti, C. P., & Kurniawan, S. J.
(2020) dalam Husamah, blended learning dapat didefinisikan sebagai model
pembelajaran tatap muka (face to face) dengan e-learning. Blended learning
dapat diartikan sebagai konsep baru dalam pembelajaran dimana
penyampaian materi dapat dilakukan dikelas secara tatap muka dan secara
online. Perpaduan pembelajaran yang dilakukan secara baik antara
pengajaran tatap muka dimana pengajar dan pembelajar bertemu
langsung melalui media online yang bisa diakses kapanpun. Perpaduan
31

pembelajaran tatap muka (face-to-face) dengan e-learning tersebut


dilakukan lantaran terbatasnya waktu dan sederhana membuat peserta
didik merasa cepat bosan dalam proses pembelajaran. Pembelajaran
blended learning juga dilakukan lantara tuntutan perkembangan teknologi
yang semakin besar. Blended Learning dapat dikatakan sebagai hasil dari
penggabungan yang dilalui dengan proses yang terstruktur (Ghiffar, M. A.
N., Nurisma, E., Kurniasih, C., & Bhakti, 2018). Oleh karenanya
pelaksanaan blended learning ini, pembelajaran akan berlangsung lebih
bermakna karena keragaman sumber belajar yang mudah diperoleh. Hal
ini juga sejalan dengan (Driscoll, 2002) yang menyatakan bahwa terdapat
empat konsep tentang pembelajaran blended learning diantaranya
:1)Blended learning merupakan pembelajaran yang mengombinasikan
berbagai teknologi yang berbasis web, untuk mencapai tujuan pendidikan. 2)
Blended learning merupakan kombinasi dari berbagai pendekatan
pembelajaran (seperti behaviorisme, konstruktivisme, kognitivisme) demi
menghasilkan suatu perolehan pembelajaran yang optimal dengan atau tanpa
teknologi pembelajaran. 3) Blended learning merupakan gabungan banyak
format teknologi pembelajaran, seperti video tape, CD-ROM, web-based
training, film dengan pembelajaran tatap muka. 4) Blended learning
menggabungkan teknologi pembelajaran dengan perintah tugas kerja
konkret agar menciptakan hasil yang baik pada pembelajaran dan tugas.
Menurut Mason & Rennie dalam Effendi, H., & Hendriyani, Y (2018),
penerapan blended learning yang sering digunakan dengan komposisi 50/50
untuk model pembelajaran tatap muka dan pembelajaran online yang bisa
menggabungkan kedua sisi. Kemudian komposisi 75 % online dengan 25 %
tatap muka juga berhasil dalam mengatasi keterbatasan peserta didik serta
penghematan biaya. Hal ini juga didukung hasil riset oleh Husni Idris (2018)
bahwa, komposisi blended yang sering digunakan dalam penerapannya
32

adalah 50/50, bahwa 50 % untuk kegiatan pembelajaran tatap muka dan 50 %


dilakukan pembelajaran online. Ada pula yang komposisinya 75/25, artinya
75 % pembelajaran tatap muka dan 25 % pembelajaran online. Demikian
pula dapat dilakukan 25/75, yang artinya 25 % pembelajaran tatap muka dan
75 % pembelajaran online. Dalam menentukan jumlah komposisi
pembelajaran blended, bergantung pada pengkajian kapabilitas yang
dihasilkan, tujuan mata pelajaran, karakter peserta didik, interaksi tatap
muka, rencana penyampaian pembelajaran online atau kombinasi,
karakteristik, lokasi peserta didik, karakteristik dan kemampuan pendidik,
serta sumber daya yang tersedia. Penerapan Blended Learning pun memiliki
banyak model-model yang berkembang, diantaranya menurut Caraivan
(2011) mencakup supplemental, replacement, dan emporium. Pertama,model
supplemental adalah model blended learning yang menggunakan struktur
pembelajaran tradisional dan menggunakan sumber-sumber berbasis
teknologi tanpa merubah struktur pembelajaran. Kedua, model Replacement,
merupakan model yang menggantikan beberapa pertemuan tatap muka di
kelas dengan online, melalui aktivitas integrative (menggabungkan beberapa
aspek dalam satu pembelajaran) dengan adanya komunikasi secara online.
Ketiga, model emporium merupakan model yang mengambil alih semua
perjumpaan tatap muka dikelas dengan portal pembelajaran yang
menyediakan akses ke materi online, konsultasi online, dan dukungan online.
Pelaksanaan blended learning juga tidak terlepas dari kelebihannya.
Diantaranya adalah yang di kemukakan oleh Bhakti, C. P., & Kurniawan, S.
J. (2020) dalam Husamah, antara lain: Pertama, siswa lebih senang belajar
secara online daripada tatap muka langsung. Kedua, peserta didik dapat
berdialog/berdiskusi dengan pengajar atau peserta didik lain yang tidak
harus dilakukan saat di kelas (tatap muka). Ketiga, kegiatan pembelajaran
yang dilakukan peserta didik di luar jam tatap muka dapat diatur dan
33

dipantau dengan baik oleh pengajar. Keempat, pengajar dapat dengan mudah
menambahkan materi pengayaan melalui fasilitas internet. Kelima, pengajar
dapat menghendaki peserta didik membaca materi atau mengerjakan tes
yang dilakukan sebelum pembelajaran. Keenam, peserta didik dapat saling
berbagi file dengan peserta didik lainnya.
Menurut Neumeier (2005) The most important aim of a Blended
Learning design is to find the most effective and efficient combination
of the two modes of learning for the individual learning subjects, contexts
and objectives. Dengan begitu, apabila Blended Learning dapat
dilaksanakan secara optimal, maka metode ini dapat meningkatkan
berbagai macam potensi serta kemampuan siswa. Terlebih dalam kondisi
pandemi COVID-19 ini, dimana pertemuan langsung tatap muka menjadi
hal yang harus dihindari.
Di Indonesia, penggunaan model Blended Learning masih belum
banyak yang mengetahui. Penerapan Blended Learning mulai dikenalkan
oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Nadiem Makarim saat pandemi
Covid-19. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim
memperkenankan sekolah kembali melaksanakan pembelajaran tatap muka
pada semester genap, namun keputusan membuka dan menutup sekolah di
kembalikan kebijakannya ke pemerintah daerah masing-masing sesuai
dengan kondisi penyebaran virus (zona) dan izin dari orangtua peserta didik.
Hal ini disambut oleh Dinas Pendidikan Kota Tangerang Selatan dan
Tangerang Kota yang mempersiapkan tes untuk menentukan sekolah yang
akan menjalani blended learning, yang assesmen kebijakannya dapat diakses
lewat laman yang sudah dipersiapkan. Setiap butir penilaian memiliki kriteria
yang disesuaikan dengan standar kebijakan Kementrian Pendidikan dan
Kebudayaan, Keputusan Kepala Dinas Pendidikan DKI Nomor 1130 tahun
2020, serta berpedoman Internasional seperti UNESCO dan OEC. Karena
34

kasus Covid-19 terus meningkat, walaupun sudah di berikan opsi untuk


melakukan blended learning, pihak orangtua tetap mendukung pembelajaran
jarak jauh dalam jaringan.

F. Penelitian Terdahulu yang Relevan


Beberapa penelitian yang relevan dalam penelitian ini antara lain :
1. Zailani (2018). Evaluasi Program Tahfidz Al Qur‘an Pada Pondok Pesantren
Raudhatul Amin Kandangan (Evaluasi Model CIPP). Tesis, Program Pasca
Sarjana Magister Pendidikan Agama Islam – Universitas Islam Negeri
(UIN) Antasari Banjarmasin. Penelitian tersebut mengevaluasi aspek
context kebutuhan program tahfidz, aspek input yang terdiri dari SDM yang
mengajar serta kesiapan siswa dalam KBM, aspek process yang
menggabarkan tentang pelaksanaan program, serta aspek product yang
mengukur tingkat keberhasilan pencapaian program tahfidz yang ada di
Pondok Pesantren Raudhatul Amin Kandangan.
2. Annisa Damayanti (2019). Pembelajaran Jarak Jauh pada Mata Pelajaran
Pendidikan Agama Islam di SMAN 1 Gambut.Tesis, Program Pasca Sarjana
Magister Pendidikan Agama Islam – Universitas Islam Negeri Antasari
Banjarmasin. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian lapangan (Field
work Research) yang bertujuan untuk mengungkapkan suatu masalah atau
kendala, peristiwa sebagaimana adanya berdasarkan data-data yang tertulis
yang di anggap relevan, sedangkan Pendekatan dilakukan dengan penelitian
kualitatif deskriptif. Kesimpulan dari penelitian ini terdiri dari terletak
kesamaan desain pembelajaran jarak jauh pada mata pelajaran PAI di
SMAN 1 Gambut dengan pembelajaran regular atau tatap muka, selain itu
juga proses belajar mengajar menggunakan model pembelajaran blended
learning, serta kegiatan belajar mengajar masih monoton atau kurang
35

bervariasi sehingga menimbulkan kebosanan belajar yang di alami peserta


didik.
3. Ahmad Noval (2020). Manajemen Pembelajaran Berbasis Blended
Learning Pada Masa Pandemi Covid-19 di Madrasah Aliyah Swasta (MAS)
YPP Jamanis Parigi dan Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Pangandaran.
Tesis, Program Pasca Sarjana Magister Pendidikan Agama Islam –
Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Gunung Djati Bandung. Penelitian
ini menggunakan metode studi multi situs dengan subjek penelitian MAS
YPP Jamanis Parigi dan MAN 1 Pangandaran yang fokusnya adalah
manajemen pembelajaran berbasis blended learning pada masa Covid-19.
Hasil penelitian menunjukkan ditahap perencanaan kedua madrasah
memberlakukan kurikulum khusus (kurikulum darurat) dengan menyiapkan
sarana dan prasarana yang memadai, di tahap implementasi, terdapat dua
perbedaan pada proses pembelajaran karena salah satu madrasah
memberlakukan pembelajaran shift yang artinya sehari luring dan sehari
daring, sedangkan pada tahap evaluasi, kedua madrasah melaksanakan
dengan cara luring dengan melakukan pengamatan dan penilaian terhadap
sikap, ulangan harian dan akhir semester secara online.
4. R.Fitri, S.Zakir, S. Derta, G. Darmawati (2020). Penggunaan CIPP Model
dalam Mengevaluasi Pelaksanaan Tahfidz Qur‘an di Pondok Pesantren.
Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Bukittinggi. Studi ini bertujuan untuk
mengevaluasi pelaksanaan kegiatan Tahfidz Qur‘an dengan menjabarkan
banyak metode menghafal /Tahfidz Qur‘an. Penggunaan model evaluasi
CIPP terdiri atas context yang berisi tentang program unggulan yang ada di
pondok pesantren, input yang berisi tentang pelaksanaan program tahfidz,
process yang berisi tentang tata cara atau proses pelaksanaan yang ada
dalam program tahfidz, serta product yang berisi tentang capaian santri
dalam menghafal qur‘an.
36

5. Z. Abidin, A. Hudayana, D. Anjani (2020). Efektivitas Pembelajaran Jarak


Jauh pada Masa Pandemi Covid-19. Universitas Indraprasta PGRI Jakarta.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas pembelajaran jarak
jauh di masa pandemi covid 19 pada santri Rumah Al Qashwa tingkat SMP
dan SMA di Poltangan Pejaten Timur. Fakta yang ditemukan dalam
penelitian ini adalah proses pembelajaran jarak jauh berjalan cukup efektif
walaupun masih terdapat hambatan-hambatan yang terjadi, seperti masalah-
masalah yang dihadapi oleh siswa yang kurang berkonsentrai dalam
pembelajaran, kemudian penyelenggaran pembelajaran jarak jauh juga
terbilang efektif karena adanya banyak upaya untuk mendukung
Pembelajaran dari satuan pendidikan dan tenaga guru.

G. Kerangka Berpikir
Proses pembelajaran jarak jauh yang dilakukan oleh guru masih di
anggap kurang maksimal karena berbagai macam kendala, diantaranya
penyampaian materi yang kurang variatif, penggunaan media pembelajaran
yang tidak bisa menjangkau pemahaman peserta didik, serta terlalu banyak
memberikan penugasan kepada peserta didik. KBM online yang dilaksanakan
pada Sekolah Tahfidz Qur‘an dan Boarding School tentu saja menjadi sangat
berbeda saat pelaksanaan KBM Online. Misalnya kegiatan Murojaah yang
biasanya dilaksanakan bersama-sama di Masjid atau Mushola, karena adanya
pandemic ini malah dilakukan secara daring dengan menggunakan media
Video teleconference. Hal ini justru akan menjadikan peserta didik kurang
fokus dalam belajar.
Pembelajaran jarak jauh yang dilakukan oleh sekolah Tahfidz
tentunya tetap melaksanakan pengukuran capaian hasil belajar sebagaimana
mestinya, dengan menggunakan Daring. Karena tidak semua peserta didik
bisa memahami materi pelajaran dengan menggunakan Daring, guru
37

melakukan kunjungan ke rumah siswa atau home visit yang bertujuan


memberikan penguatan kepada peserta didik terkait dengan pembelajaran
maupun yang berkaitan dengan Tahfidz. Tugas harian biasanya dikumpulkan
di aplikasi yang sudah digunakan oleh sekolah, sedangkan untuk Penilaian
akhir semester dilakukan secara daring menggunakan Zoom Cloud Meet.
Kendala lain saat PJJ adalah guru mengalami kesulitan dalam pengambilan
nilai siswa sedangkan saat PJJ online, guru tidak dapat memastikan apakah
tugas yang diberikan merupakan tugas yang dikerjakan mandiri atau
sebaliknya. Saat kegiatan Tahfidz rutin misalnya, peserta didik diwajibkan
untuk menyetor hafalannya melalui Voice note Whatsapp, dan tidak ada
jaminan bahwa siswa tersebut menghafal dengan benar atau sebaliknya.
Pelaksanaan Pembelajaran jarak jauh, tidak terlepas dari beberapa
kendala diataranya adalah sikap siswa yang kurang jujur dalam PJJ daring,
sehingga harus adanya pemantauan dan evaluasi secara berkala yang
dilakukan oleh satuan pendidikan. Selain itu juga, Guru terkesan monoton
dalam mengajar dan kurang memanfaatkan teknologi yang ada.
Lebih jelasnya skema kerangka berpikir dapat dilihat pada gambar berikut :
Gambar 2.1 Skema Kerangka Berpikir.
38

Skema Kerangka Berpikir

EVALUASI
Arikunto, 2009 ; Chusnul dan M. Fathurohman ,2018
; Djuju Sudjana,2006 ; Wirawan,2021 ; Puet,2008 ;
Roswati,2006 ; Badu Q.S, 2018 ; Grodlund,2009

MODEL CONTEXT, INPUT,


PROCESS, PRODUCT (CIPP)
Stufflebeam et.al. ,2003; Nana Sudjana dan
Ibrahim ,2004; Sukardi,2009;; Darojat dan
Wahyudiana,2015; Siti Muyana, 2017 ; Eko
Putro,2008; Fitzpatrick,Sanders , dan Worthen,
2004

PEMBELAJARAN JARAK
JAUH (PJJ)
Gagne,Bringgs,dan Wager,1992; UU RI
No.20,2003; Pane Aprida,2009; Ninoersy
dkk,2019; Sari W,Rifki A dan Karmila,M ,
2020 ; Simonson,2019 ; Teguh,2015 ; Diana
Dkk,2020 ; Rodi‘ah,2020; Dogmen,2008 ;

HASIL EVALUASI
PEMBELAJARAN JARAK JAUH
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Pendekatan Penelitian


Riset ini menggunakan penelitian evaluasi, dengan metode deskriptif,
serta Pengumpulan data yang dilakukan secara kualitatif. Moleong (2011:6)
menerangkan bahwa penelitian kualitatif merupakan penelitian yang
bertujuan untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek
penelitian, misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dan secara holistic
dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasan, pada suatu
konteks khusus yang alamiah dan memanfaatkan berbagai metode alamiah.
Pendapat ini didukung oleh A. Muri Yusuf (2014:43), yang
menyatakan bahwa Penelitian kualitatif dapat dimanfaatkan saat ingin
melihat dan memaparkan suatu keadaan atau objek dalam konteksnya,
menemukan makna (meaning) atau pemahaman yang mendalam tentang
suatu masalah yang dihadapi, yang tampak dalam bentuk data kualitatif, baik
berupa gambar, kata, maupun kejadian serta dalam “natural setting‖.
Adapun pendekatan penelitian, yang dilakukan adalah dengan
Kualitatif Deskriptif, yaitu penelitian yang berupaya menghasilkan data
deskriptif, mengamati, dan memahami keadaan rill dengan menggunakan
evaluasi model CIPP (context, input, process, product) yang ada di SMPIT
Asshidiqiah Serua Kota Tangsel Banten dan SMP Al Wildan Islamic School
1 Kelapa Dua Tangerang. Kepala Sekolah dan Guru berpartisipasi dalam
penelitian ini, dan juga diminta kesediaannya di wawancara untuk
mendukung data penelitian yang didapatkan.

39
40

Tabel 3. 1 Evaluasi yang terdapat dalam Context, input, process, dan


produk.
Uraian langkah Data yang Sumber Teknik
Evaluasi Dikumpulkan Data Pengumpulan
Data
Context - Mengetahui profil Kepala Wawancara,
“Situasi dan latar sekolah Sekolah, dan studi
belakang yang - Lulusan memiliki guru. dokumen.
mempengaruhi kompetensi pada dimensi
Program PJJ” sikap, pengetahuan, dan
keterampilan.
- Kegiatan Ektrakurikuler
tetap dilaksanakan di
Satuan Pendidikan.
- Guru melaksanakan
pembelajaran sesuai
kurikulum yang
ditetapkan.
- Kompetensi Kepala
Sekolah, Guru, Tenaga
Kependidikan sesuai
ketentuan.
- Kapasitas daya tampung
memadai.
- Sekolah memiliki Sarana
dan Prasarana
pembelajaran yang
lengkap dan layak.
41

Uraian langkah Data yang Sumber Teknik


Evaluasi - Dikumpulkan Data Pengumpulan
Data
Input - Program kerja dan Kepala Wawancara,
“kualitas Standar Operasional Sekolah, studi dokumen
masukan yang Procedure (SOP) dalam guru,
dapat Penyelenggaraan
menunjang Pembelajaran Jarak Jauh
ketercapaian - Ketersediaan sarana dan
program prasarana dalam
pembinaan.” memfasilitasi
pembelajaran jarak jauh
- Program pengasuhan
untuk mendukung
orangtua/ wali seperti
seminar/kajian parenting
selama Pembelajaran
Jarak Jauh
- Kompetensi tenaga
Pendidik satuan
pendidikan.
Process - Pelaksanaan dan Kepala Wawancara,
“pelaksanaan aktivitas belajar selama Sekolah, angket, dan
program dan PJJ guru studi dokumen
penggunaan - Aktivitas Muroja‘ah,
fasilitas sesuai setoran hafalan, dan
dengan apa yang Kegiatan Mutaba‘ah
telah - Penggunaan media
42

direncanakan.” pembelajaran saat PJJ


- Pemberian tugas selama
PJJ
- Kesiapan Administrasi
Guru (RPP, membuat
jadwal, membuat bahan
ajar, penilaian)

Produk - Ketecapaian Tujuan Kepala Wawancara,


“hasil yang Pembelajara berupa Sekolah, dan studi
dicapai dalam hasil Belajar, terdiri guru dokumen
penyelenggaraan atas:
program - Nilai PH, PTS,PAS
tersebut.Keunikan - Jumlah hafalan Al
model ini adalah Qur‘an
pada setiap - Mutaba‘ah/ Quality
evaluasi terkait Control yang
pada perangkat tuntas
pengambil
keputusan yang
menyangkut
perencanaan dan
operasional
sebuah
program.”
43

B. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian ini dilaksanakan di SMP Al Wildan Islamic School
1 Kelapa Dua Tangerang Banten dan SMPIT Asshidiqiah Serua Kota
Tangsel Banten Serua Kota Tangsel Banten dalam penyelenggaraan
pembelajaran jarak jauh.
C. Subjek dan Objek Penelitian

Adapun objek penelitian pada penelitian ini adalah SMP Al Wildan


Islamic School 1 Kelapa Dua Tangerang dan SMPIT Asshidiqiah Serua Kota
Tangsel Banten yang melaksanakan Pembelajaran Jarak Jauh. Sedangkan
Subjek pada penelitian ini pertama ; Kepala sekolah yakni Ustadz Tholib
Mahri ,Lc (Al Wildan 1), dan Ustadz Paisal Aripin ,S.Pd .,M.Psi (Ash
Shiddiqqiyyah), data yang berkaitan setiap aspek context, input,process,dan
product, kedua ; Guru yakni Ustadz Roby‘l Wathony ,S.Pd data berupa aspek
Process dan Product, Ketiga : Guru yakni Ustadzah Dian Mukti Primasari
M.Pd.Gr. data berupa aspek process dan product, Keempat: Guru yakni
Ustadzah Ulya Himawati ,Lc data berupa aspek Process dan Product. Subjek
dalam penelitian ini akan memberikan informasi, pendapat, data, dan
dokumen terkait dengan fokus penelitian secara akurat.
Selain itu, sebagai tambahan informasi, peneliti juga mengambil data
sekunder,seperti berbagai jenis catatan, atau dokumen di tempat penelitian
berlangsung, buku-buku, tesis, skripsi, jurnal, artikel, dan cuplikan-cuplikan
video dari internet yang sifatnya mendukung pada saat Pembelajaran Jarak
Jauh berlangsung.

D. Teknik Pengumpulan Data


Dalam penelitian ini, Pengumpulan data dilakukan pada kondisi
alamiah, sumber data primer, dan teknik Pengumpulan data lebih banyak
pada observasi berperan serta (participant observation), wawancara
44

mendalam (in dept interview) dan dokumentasi. Menurut Sugiyono yang


dikutip dari Catrerine Marshall, Gretchen B. Rossman ( 2013 : 225), metode
dasar yang digunakan pada penelitian kualitatif adalah dengan
mengumpulkan informasi dalam bentuk partisipasi langsung, wawancara
secara mendalam, dan tinjauan dokumentasi.

Gambar 3.1 tekhnik pengumpulan data

1. Observasi
Observasi merupakan metode pengumpulan data dengan mencermati
secara langsung objek yang akan diteliti. Teknik ini digunakan untuk
mengetahui pelaksanaan pembelajaran jarak jauh secara online yang
dilakukan oleh guru, baik pada muatan pelajaran umum maupun pelajaran
keagamaan. Metode observasi yang digunakan adalah observasi langsung.
Dalam observasi ini, peneliti melakukan pengamatan dan mencatat peristiwa
, kejadian, pada aktivitas proses pembentukan karakter melalui pembiasaan di
SMPIT Asshidiqiah Serua Kota Tangsel Banten dan SMP Al Wildan Islamic
School 1 Kelapa Dua Tangerang Melalui daring, sehingga mendapatkan
gambaran tentang pembiasaan maupun Kegiatan Pembelajaran Jarak Jauh
secara online yang dilakukan di kedua sekolah tersebut. Berikut ini disajikan
tabel tentang kisi-kisi observasi dalam penelitian ini (sesuai dengan pedoman
45

penyelenggaraan belajar dari rumah dalam masa darurat penyebaran Covid-


19 dalam Surat Edaran Sekjen Kemendikbud no.15 tahun 2020).

Tabel 3.2 Instrumen Observasi Kepala Satuan Pendidikan dalam


Pelaksaanaan PJJ
Pokok Indikator Ada (1) / Tidak ada (0)
Penelitian
Peran Kepala 1. Menetapkan model pengelolaan ....
Satuan satuan pendidikan darurat selama
Pendidikan BDR dan menentukan sistem
dalam pembelajaran
Pembelajaran ....
Jarak Jauh 2. Membuat rencana keberlanjutan
pembelajaran
....
3. Melakukan pembinaan dan
pemantauan kepada guru
....
4. Memastikan ketersediaan sarana
prasarana yang dimiliki guru dalam
memfasilitasi pembelajaran jarak jauh
....
5. Membuat program pengasuhan
untuk mendukung orang tua/ wali
dalam mendampingi anak BDR

6. Membentuk Tim Siaga Darurat ....


untuk penanganan COVID-19 di
Satuan Pendidikan

7. Berkoordinasi dan Memberikan ....


laporan secara berkala kepada Dinas
Pendidikan dan atau Pos Pendidikan
Daerah
46

Tabel 3.3 Instrumen Observasi Pendidik dalam Pelaksaanaan PJJ


Pokok Indikator Ada (1) / Tidak ada (0)
Penelitian
Pra 1. Menyiapkan RPP ....
Pembelajaran
2. Menyiapkan Bahan ajar, jadwal, ....
penugasan kemudian
mengirimkannya ke peserta didik/
orang tua/ wali.

3. Memastikan semua peserta didik ....


telah mendapatkan lembar jadwal
dan penugasan

4. Jadwal pembelajaran dan penugasan ....


belajar diambil oleh orangtua/ wali
peserta didik sekali seminggu di
akhir minggu dan disebarkan
melalui media komunikasi yang
tersedia.
....
5. Guru dan orangtua/wali peserta didik
yang bertemu untuk menyerahkan
jadwal jadwal dan penugasan
diwajibkan melakukan prosedur
keselamatan pencegahan COVID-
19.
1. Pembelajaran luring dibantu orang ....
tua/wali peserta didik sesuai dengan
Saat jadwal dan penugasan yang telah
Pembelajaran diberikan.

2. Guru dapat melakukan kunjungan ke ....


rumah peserta didik untuk
melakukan pengecekan dan
pendampingan belajar. Jika ini
47

dilaksanakan, wajib melakukan


prosedur pencegahan penyebaran
COVID-19.
....
3. Berdoa bersama sebelum dan
sesudah belajar.
Usai 1. Setiap peserta didik mengisi lembar ....
Pembelajaran aktivitas sebagai bahan pemantauan
belajar harian.

2. Orang tua/wali peserta didik


memberikan tandatangan pada tiap ....
sesi belajar yang telah tuntas di
lembar pemantauan harian.

3. Penugasan diberikan sesuai dengan


jadwal. ....

4. Muatan penugasan adalah pendidikan


kecakapan hidup, antara lain ....
mengenai pandemi COVID-19.
Selain itu, perlu dipastikan adanya
konten rekreasional dan ajakan
melakukan olahraga/ kegiatan fisik
dalam upaya menjaga kesehatan
mental dan fisik peserta didik selama
periode BDR.

5. Hasil penugasan berikut lembar


pemantauan aktivitas harian ....
dikumpulkan setiap akhir minggu
sekaligus mengambil jadwal dan
penugasan untuk minggu berikutnya.
Ini dapat juga dikirim melalui alat
komunikasi.
48

2. Wawancara
Wawancara adalah teknik yang digunakan untuk mendapatkan data
secara lebih lanjut dengan cara mengadakan wawancara langsung dengan
kepala sekolah, dan guru, di SMPIT Asshidiqiah Serua Kota Tangsel Banten
dan SMP Al Wildan Islamic School 1 Kelapa Dua Tangerang. Metode ini
digunakan untuk mengetahui pelaksanaan pembelajaran jarak jauh secara
online serta untuk memperjelas hasil observasi sehingga dapat terlihat secara
rinci dan mendalam.
Tabel 3.4 Instrumen Wawancara Kepala Sekolah

No. Fokus pertanyaan


1. Model Pendidikan Darurat yang dilaksanakan di sekolah ?
2. Kurikulum apakah yang digunakan sekolah ?
3. Sebagai Kepala Satuan Pendidikan, apakah bapak/ibu membuat rencana
keberlanjutan pembelajaran ?
4. Apakah Bapak/ibu membentuk Tim Siaga Darurat untuk penanganan
COVID-19 di Satuan Pendidikan
5. Apakah bapak/ibu berkoordinasi dan Memberikan laporan secara berkala
kepada Dinas Pendidikan dan atau Pos Pendidikan Daerah?
6. Bagaimana Program Kerja dan Standar Operational Procedure (SOP)
dalam penyelenggaraan PJJ di satuan pendidikan yang bapak/ibu pimpin
?
7. Bagaiman kompetensi Tenaga Pendidik di Satuan Pendidikan yang
bapak/ibu pimpin ?
8. Apakah bapak/ibu memastikan ketersediaan sarana prasarana yang
dimiliki guru dalam memfasilitasi pembelajaran jarak jauh ?
9. Apakah Bapak/ibu melakukan pemantauan kepada guru selama PJJ ?
10. Apakah bapak/ibu melakukan pembinaan kepada guru selama PJJ ?
11. Apakah bapak/ibu membuat program pengasuhan untuk mendukung
orang tua/ wali atau kegiatan parenting dalam mendampingi anak BDR ?

12. Apakah Program-program unggulan yang ada di Satuan Pendidikan yang


bapak/ibu pimpin ?
49

13. Apakah kendala yang dihadapi sekolah selama PJJ ?

14. Apakah program-program yang dilakukan di sekolah berhasil ?


15. Berapakah tingkat keberhasilan Program yang dilaksanakan?

Tabel 3.5 Instrumen Wawancara Tenaga Pendidik

No. Pokok Fokus pertanyaan


Penelitian
1. Pra Apakah bapak/ibu selalu mempersiapkan RPP sebelum
Pembelajaran melaksanakan KBM Online ?
2. Apakah bapak/inu menyiapkan bahan ajar, jadwal belajar
pekanan/harian, serta penugasan yang kemudian dikirimkan
ke peserta didik/ orangtua/wali ?
3. Apakah Bapak/ibu memastikan semua peserta didik telah
mendapatkan Jadwal dan Penugasan?
4. Apakah jadwal pembelajaran dan penugasan belajar diambil
oleh orangtua/ wali peserta didik sekali seminggu di akhir
minggu dan disebarkan melalui media komunikasi yang
tersedia ?
5. Apakah Guru dan orangtua/wali peserta didik yang bertemu
untuk menyerahkan jadwal jadwal dan penugasan diwajibkan
melakukan prosedur keselamatan pencegahan COVID-19 ?
6. Saat Apakah Guru dapat melakukan kunjungan ke rumah peserta
Pembelajaran didik untuk melakukan pengecekan dan pendampingan
belajar ?
Media pembelajaran apakah yang sudah bapak/ibu gunakan
dalam KBM Online ?
7. Apa saja kendala/ hambatan yang di hadapi bapak/ibu dalam
kegiatan belajar mengajar online ?
50

8. Bagaiman bapak/ibu mengatasi kendala/hambatan dalam


kegiatan belajar mengajar online ?
9. Usai Apakah setiap peserta didik mengisi lembar aktivitas sebagai
Pembelajaran bahan pemantauan belajar harian ?

10. Apakah Penugasan diberikan sesuai dengan jadwal ?

11. Apakah muatan penugasan yang diberikan sesuai dengan


kurikulum darurat yang diterbitkan oleh kemendikbud ?
12. Apakah aplikasi yang digunakan untuk mengirimkan tugas
siswa ?
Sudah efektifkah ?

3. Dokumentasi
Dokumentasi, dapat diartikan sebagai catatan peristiwa yang terjadi
yang berbentuk tulisan, foto, dokumen resmi, referensi-referensi atau
peraturan seperti literature laporan, tulisan, buku, dan lain-lain yang memiliki
relevansi dengan fokus permasalahan penelitian, (Iskandar, 2013: 221).
Yang ada di SMP Al Wildan Islamic School 1 Kelapa Dua Tangerang dan
SMPIT Ash Shiddiqqiyyah Serua Kota Tengsel Banten
E. Teknik Analisis Data
Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif
analisis. Analisis ini dilakukan dengan mendeskripsikan suatu gejala,
pesristiwa, kejadian yang terjadi sejak awal kegiatan penelitian sampai akhir
penelitian secara sistematis, ringkas dan sederhana.
Langkah-langkah yang digunakan dalam menganalisis data
menggunakan Interactive model dari Miles dan Huberman dalam Iskandar
51

(2013: 224), analisis model ini memiliki tiga komponen, meliputi reduksi
data, penajian data, dan penarikan kesimpulan.
1. Reduksi Data
Reduksi (pengurangan atau pemotongan) data dalam data penelitan
ini yang merupakan penjabaran data yang melibatkan langkah-langkah
pengelompokkan dan penyederhanaan data sesuai dengan fokus penelitian.
Data yang diperoleh dari hasil observasi, wawancara dan studi dokumen akan
dipilih dan diidentifikasikan, jika tedapat data yang kurang relevan akan
difokuskan pada hal-hal yang berkenaan dengan pembelajaran jarak jauh di
SMPIT Ash Shiddiqqiyyah Serua Kota Tengsel Bantendan SMP Al Wildan
Islamic School 1 Kelapa Dua Tangerang.
2. Penyajian Data
Penyajian data dilakukan dari hasil reduksi, diakumulasi dan disusun
secara naratif dan sistematis. Hal ini dilakukan agar memahami fenomena
apa yang sedang terjadi yang berkaitan dengan pembelajaran jarak jauh di
SMPIT Ash Shiddiqqiyyah Serua Kota Tengsel Banten Kota Tangsel Banten
dan SMP Al Wildan Islamic School 1 Kelapa Dua Tangerang.
3. Penarikan Kesimpulan
Pada tahap ini, merupakan penarikan kesimpulan dari hasil analisis
penyajian data yang merupakan jawaban dari fokus penelitian yaitu tentang
evaluasi Pembelajaran jarak jauh di di SMPIT Ash Shiddiqqiyyah Serua Kota
Tengsel Banten dan SMP Al Wildan Islamic School 1 Kelapa Dua
Tangerang.

F. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data (Triangulasi)


Teknik Triangulasi merupakan teknik pemeriksaan data yang
memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data untuk keperluan pengecekan
atau sebagai pembanding terhadap data itu .(Musfah, 2016: 67). Untuk
52

mengecek dan membandingkan informasi hasil observasi dengan wawancara


maupun data tertulis terkait pembelajaran jarak jauh di di SMPIT Ash
Shiddiqqiyyah Serua Kota Tengsel Bantendan SMP Al Wildan Islamic
School 1 Kelapa Dua Tangerang. Melalu tekhnik ini diharapkan
tergambarkan data yang diperoleh yang dilakukan dengan cara crosscheck
data antara data dokumentasi, hasil wawancara dengan data hasil observasi
(pengamatan secara langsung) di lapangan. Hal ini dapat diperoleh dengan
cara:
1. Membandingkan data hasil pengamatan (observasi) dengan hasil
wawancara terkait tentang Pembelajaran Jarak Jauh di di SMPIT Ash
Shiddiqqiyyah Serua Kota Tengsel Banten dan SMP Al Wildan Islamic
School 1 Kelapa Dua Tangerang.
2. Membandingkan data hasil pengamatan (observasi) dengan data
dokumentasi terkait tentang Pembelajaran Jarak Jauh di SMPIT Ash
Shiddiqqiyyah Serua Kota Tengsel Banten dan SMP Al Wildan Islamic
School 1 Kelapa Dua Tangerang.
3. Membandingkan hasil wawancara dengan guru dengan hasil wawancara
siswa tentang pembelajaran jarak jauh di di SMPIT Ash Shiddiqqiyyah
Serua Kota Tengsel Banten dan SMP Al Wildan Islamic School 1
Kelapa Dua Tangerang.
BAB IV
HASIL PENELITIAN

Bab ini akan menyajikan hasil penelitian sesuai dengan langkah


evaluasi melalui model CIPP dalam pemebelajaran Jarak Jauh pada SMPIT
Ashiddiqiyah Serua dan SMP Al Wildan Islamic School 1 Kelapa Dua
Tangerang.

A. Evaluasi Pembelajaran Jarak Jauh dengan Model Context,


Input,Process dan Product (CIPP)
Pada bulan Maret 2020, Proses Pembelajaran tatap muka berhenti
total karena adanya pandemic Covid-19, sehingga seluruh peserta didik
akhirnya melakukan Pembelajaran jarak jauh dengan menggunakan online
atau dalam jaringan. Sesuai dengan Tujuan Pendidikan Nasional,
Pembelajaran jarak jauh dinilai tidak cukup maksimal pelaksanaannya karena
di Indonesia terbiasa melakukan Pembelajaran secara tatap muka. Begitu pun
pelaksanaan Pembelajaran yang terjadi di SMP Al Wildan Islamic School 1
Kelapa Dua Tangerang dan SMIT Ashiddiqiah Serua, yang kegiatan belajar
mengajarnya terdapat banyak muatan pelajaran dan pembiasaan keagamaan,
tentunya berbeda dari biasanya, karena dilakukan secara online.
Untuk mempermudah pemahaman dalam mengevaluasi Pembelajaran
Jarak Jauh di kedua Sekolah tersebut, peneliti mendeskripsikan data
berdasarkan Evaluasi Model CIPP (context, input, process, product) sebagai
berikut,

1. Context Evaluation (Evaluasi Konteks)


Evaluasi konteks dimaksudkan untuk mengevaluasi situasi dan latar
belakang pelaksanaan Pembelajaran Jarak Jauh di SMP Al Wildan Islamic

53
54

School 1 Kelapa Dua Tangerang dan SMPIT Asshiddiqiah Serua


Tangerang,serta mengidentifikasi kekurangan dan kekuatan sekolah agar
dapat disesuaikan kebutuhan yang akan dilaksanakan, seperti program-
program unggulan dari pelaksanaaan tahfidz Qur‘an yang biasanya peserta
didik jalankan setiap hari saat Pembelajaran Jarak Jauh, dan gambaran umum
dalam pelaksanaan Pembelajaran jarak jauh.
Selain itu, uraian langkah evaluasi konteks terdiri atas profil sekolah,
Kegiatan Ektrakurikuler, Kesesuaian Pembelajaran dengan kurikulum yang
ditetapkan selama Pembelajaran Jarak Jauh, Kompetensi SDM, Kapasitas
daya tamping, serta kelayakan Sarana dan Prasarana yang ada di satuan
pendidikan.
Berdasarkan hasil wawancara (tanggal 21 Juli 2021) dengan Ustadz
Thalib Mahri, Lc. selaku Kepala Sekolah SMP Al Wildan Islamic School
Kelapa Dua, beliau mengatakan bahwa program-program unggulannya terdiri
atas Tahfidz Qur‘an bersanad, Kurikulum TIC (Tahfidz Qur‘an International
Curriculum merupakan penggabungan kurikulum internasional, nasional, dan
pesantren), Kegiatan Murojaah ba‘da subuh dan ba‘da Magrib, Ziyadaah,
Shodiqul Qur‘an, serta angket online yang disebut QC (Quality Control) yang
diisi oleh peserta didik melalui google form tentang ibadah harian yang sudah
dikerjakan. Hal ini sejalan dengan Tayibnapsis (2000) yang menyatakan
bahwa evaluasi konteks yang membantu merencanakan keputusan,
menentukan kebutuhan yang akan dicapai oleh kegiatan dan merumuskan
tujuan kegiatan. Artinya SMP Al Wildan Islamic School 1 Kelapa Dua
Tangerang sudah merencanakan dan memberikan program-program terkait
pembelajaran jarak jauh agar berjalan secara maksimal, serta program-
program yang dilaksanakan di SMP Al Wildan Islamic School 1 Kelapa Dua
Tangerang sudah sesuai dengan Standar Operating Procedure (SOP) lembaga
pendidikan tersebut.
55

Karena ada 4 program penjurusan yang ada di Al Wildan Islamic


School, maka peneliti hanya memfokuskan pada program Markaz Alqur‘an
di kegiatan Pembelajaran Jarak Jauh. Secara umum, SMP Al Wildan Islamic
School memiliki standar tahfidz Alqur‘an selama tingkat menengah pertama
minimal sebanyak 5 Juz sebagai salah satu persyaratan utama kelulusan.
Selain itu dilaksanakannya Rumah Tahfidz (Rutaf) guna menunjang
pencapaian Tahfidz Qur‘an peserta didik yang dilaksanakan perbulan dengan
target minimal capaian yang sudah di tentukan sebelumnnya. Berdasarkan
Sosialisasi di Channel Youtube Al Wildan Islamic School pada 13 Desember
2020) Berikut gambaran dari metodologi pembelajaran di Markaz Alqur‘an
SMP Al Wildan Islamic School 1 Kelapa Dua Tangerang.

Gambar 4.1 Metodologi Pembelajaran Markaz Alqur’an

Sementara itu, berdasarkan hasil wawancara (tanggal 14 Juli 2021)


dengan Ustadz Paisal Aripin S.Pd.,M.Psi Kepala SMPIT Asshiddiqiah Serua,
beliau mengatakan bahwa program-program unggulan yang terdapat di
56

SMPIT Asshiddiqiah adalah Tahfidz, dai cilik, murojaah pagi dan sore,
tahsin qur'an, kultum, ayyamul bidh dan mabit. Sehingga peserta didik
diharapkan dapat mengembangkan potensi diri serta minat dan bakat yang
ada. Tahfidz Qur‘an dilaksanakan pada waktu-waktu yang sudah ditentukan
oleh Pembina khusus Tahfidz dan laporan Mutaba‘ah, sementara dai cilik,
murojaah pagi dan sore, tahsin qur‘an,kultum, Takasus, dan ayamul bidh
dilaksanakan melalui pembinaan oleh wali kelas SMP. Khusus program
Tahfidz Qur‘an, peserta didik diwajibkan untuk dapat menghafal minimal 1
juz pertahun sebagai persyaratan utama dalam kenaikan kelas. Hal ini pun
sejalan dengan Divayana,.et.al;(2005) yang menyatakan bahwa evaluasi
konteks bertujuan untuk memberikan nilai, deskripsi, serta kebutuhan yang
menyebabkan program itu tercapai. Artinya, SMPIT Asshiddiqiah Serua
dalam evaluasi konteksnya sudah memberikan program-program yang
bertujuan untuk mendapatkan nilai dan mengembangkan potensi peserta
didik bagi program yang sudah tercapai.
Dalam pelaksanaannya dimulai dengan murojaah pagi perkelas dan
dibimbing oleh 2 wali kelas ,dimulai dari ba‘da Solat Subuh, sampai pukul
jam 6 pagi. Dalam kurun waktu kurang lebih selama satu jam, peserta didik
membaca secara bergilir, dan yang lain menyimak, sementara wali kelas
menyimak sambal membetulkan bacaan siswa yang keliru pengucapannya.
Orantua siswa juga dilibatkan langsung, karena sebelum dimulai nya
pelaksanaan murajaah, orangtua sudah diingat melalui chat Whatsapp agar
anak-anak selalu diingatkan untuk siap sedia dalam mengikuti kegiatan.
Selain itu juga, dalam proses murojaah melalui aplikasi Zoom Cloud Meeting
atau secara virtual , banyak peserta didik yang tidak menyalakan kamera,
sehingga saat dipanggil untuk bergilir membaca Al Qur‘an, ada beberapa
yang tidak menanggapi. Program-program unggulan yang dilaksanakan baik
di SMP Al Wildan Islamic School 1 Kelapa Dua Tangerang dengan SMPIT
57

Asshiddiqiah Serua, tentunya sudah disesuaikan secara Daring dan terencana,


berdasarkan ketentuan yang berlaku.
Data yang Sekolah
Dikumpulkan SMP Al Wildan Islamic SMPIT Asshiddiqiah
Aspek Context School 1 Kelapa Dua Serua
Tangerang
Profil Sekolah
a. Kegiatan Sholat Tahajud, Sholat (Online dan Offline)
Ekstrakurikuler/ Dhuha, dan Puasa Senin Sholat Tahajud, Sholat
Pengembangan Diri Kamis. Dhuha, Muroja‘ah
pada situasi pandemik Pagi, OSIS, Pramuka,
Da‘I Cilik, Memanah,
Karate, Seni Tari
b. Kurikulum yang Tahfidz International Kurikulum 2013
digunakan pada situasi Curriculum
pandemik
c. Kompetensi Kepala Pengajar Al-Qur‘an, Pengajar Al-Qur‘an
Sekolah, Guru, dan seperti dan Umum dari
Tenaga Kependidikan Masyaikh/masyaikhoh Kampus-kampus
dari Timur Tengah, serta negeri di Jakarta,
Lulusan Kampus di seperti Univeritas
Indonesia seperti LIPIA Islam Negeri Jakarta,
Jakarta, Universitas dan Universitas Negeri
Indonesia, Universitas Jakarta.
Gajah Mada, dan Institut
Teknologi Bandung.
d. Kapasitas Daya Daya Tampung Masing- Daya Tampung
Tampung pada situasi masing Rombel, Masing-masing
58

pandemik maksimal 25 Peserta Rombel, maksimal 25


didik dalam satu kelas. Peserta didik dalam
satu kelas.
e. Sarana dan Prasarana Platform e-learning , Platform e-learning ,
selama Pembelajaran seperti seperti
Jarak Jauh Google Classroom Edmodo

Tabel 4.1 Evaluasi Pembelajaran Jarak Jauh ditinjau dari aspek context
Hasil Penelitian pada aspek Context (Situasi dan Latar Belakang yang
mempengaruhi Pembelajaran Jarak jauh ditinjau dari Profil dan Wawancara)
dapat dijabarkan dalam tabel berikut.
Berdasarkan hasil wawancara antara SMP Al Wildan Islamic School 1
Kelapa Dua Tangerang dan SMPIT Asshiddiqiah Serua Tangerang, dapat
peneliti simpulkan bahwa masing-masing sekolah memiliki ciri khas masing-
masing dalam melaksanakan Pembelajaran Jarak Jauh. Di SMP Al Wildan
Islamic School 1 Kelapa Dua Tangerang memiliki program Tahfidz Qur‘an
yang disebut Kelas Markaz, sedangkan SMPIT Ashiddiqiah memiliki
program Takasus, yang pada tujuannya adalah sama-sama menambah hafalan
Qur‘an peserta didik. Kemudian dalam pelaksanaan setoran tahfidz, SMP Al
Wildan Islamic School 1 Kelapa Dua Tangerang dilaksanakan sesuai dengan
waktu khusus diluar jam pelajaran yaitu pada ba‘da subuh dan magrib
bersamaan pada waktu Halaqoh, sedangkan di SMPIT Asshiddiqiah Serua
Tangerang masih menggunakan waktu acak atau tidak teratur sesuai dengan
waktu senggang peserta didik atau sebaliknya, sehingga masih ada peserta
didik yang setoran diluar waktu belajar.
2. Input Evaluation (Evaluasi Masukan)
Pada evaluasi masukan dilakukan pada rencana dan strategi yang
harus dilakukan (what should be done) dalam pelaksanaan Pembelajaran
59

Jarak Jauh, seperti Program kerja dan Standar Operasional Procedure (SOP)
dalam Penyelenggaraan Pembelajaran Jarak Jauh, Ketersediaan sarana dan
prasarana dalam memfasilitasi pembelajaran jarak jauh, Program pengasuhan
untuk mendukung orangtua/ wali seperti seminar/kajian parenting selama
Pembelajaran Jarak Jauh, serta kompetensi tenaga Pendidik satuan
pendidikan.
Berdasarkan hasil wawancara (tanggal 21 Juli 2021) dengan UTM,
selaku Kepala Sekolah SMP Al Wildan Islamic School Kelapa Dua, beliau
mengatakan bahwa Program Kerja dan Standar Operasional Procedure
(SOP) dalam penyelenggaraan Pembelajaran Jarak Jauh menggunakan
aplikasi Zoom Cloud Meeting, yang disediakan perkelas dan digunakan oleh
guru dan peserta didik. Urutan pelaksanaan Pembelajaran Jarak Jauh
dilaksanakan dimulai dari hari Senin sampai dengan hari Jum‘at pada pukul
05.00 pagi – pukul 16.00. Hal ini sejalan dengan Aziz ,et.al; (2018)
menyatakan bahwa tujuan dari evaluasi input adalah memberikan informasi,
menentukan sumber daya meliputi sumber daya waktu, sumber daya
manusia, sumber daya fisik, infrastruktur, kurikulum dan konten untuk
mengevaluasi mutu pendidikan di sekolah. Artinya ketersediaan sarana dan
prasarana dalam memfasilitasi pembelajaran jarak jauh salah satunya adalah
dengan menurunkan Sumbangan Pembinaan Pendidikan (SPP), yang
biasanya berbeda antara program Boarding dengan Fullday, dikarenakan
adanya pandemi Covid-19, maka Satuan pendidikan menyamakan SPP
menjadi SPP program Fullday. Selain itu, Program pengasuhan untuk
mendukung wali murid salama Pembelajaran Jarak Jauh adalah dengan
diadakannya Tabligh Akbar Online yang temanya berkaitan dengan Parenting
Keislaman oleh Ustadz-ustadz Pilihan. Hal ini dikuatkan oleh Tiantong, M.,
dan Tongchin, P. (2013) bahwa evaluasi input adalah sarana untuk memenuhi
kebutuhan, fasilitas, termasuk fasilitas berbasis web.
60

Gambar 4.2 Program Parenting (Kajian Parenting) SMP Al Wildan


Islamic School Kelapa Dua

Sedangkan, berdasarkan hasil wawancara (tanggal 14 Juli 2021)


dengan Ustadz Paisal, Kepala SMPIT Asshiddiqiah Serua, beliau mengatakan
bahwa Sesi Pembelajaran Jarak Jauh dilakukan pada Senin sampai dengan
Jum‘at, yang setiap harinya terdapat 3 sesi yang ada keterpaduan antara
muatan dan materi ajar. Begitupun Kompetensi Tenaga pendidiknya, sudah
sesuai dengan basic pendidikannya (linier). Walaupun SMPIT Asshiddiqiah
melaksanakan pembelajaran jarak jauh secara online, sekolah menyiapkan
beberapa waktu untuk melaksanakan Home Visit dan School Visit yang
bertujuan agar peserta didik yang mengalami kesulitan dalam memahami
materi pembelajaran dan sulit untuk menghafal Qur‘an, dapat teratasi secara
efektif. Kegiatan Home Visit merupakan kegiatan yang dilakukan oleh guru
yang melakukan kunjungan ke rumah peserta didik untuk menambah
pemahaman siswa yang sulit dipahami jika dipelajari secara online,
sedangkan School Visit merupakan kegiatan kunjungan Peserta Didik ke
Sekolah agar menambah pemahaman dalam program hafalan Qur‘an serta
dapat menunjukkan rasa cinta akan sekolah. Pada Kegiatan School Visit,
61

sekolah juga mengajarkan Peserta didik untuk melakukan ketahanan Pangan,


yaitu dengan menanam beberapa jenis tanaman seperti bibit buah-buahan.
Hal ini sejalan dengan Aziz ,et.al; (2018) menyatakan bahwa tujuan dari
evaluasi input adalah memberikan informasi, menentukan sumber daya
meliputi sumber daya waktu, sumber daya manusia, sumber daya fisik,
infrastruktur, kurikulum dan konten untuk mengevaluasi mutu pendidikan di
sekolah.
Artinya SMPIT Asshiddiqiah sudah membuat Program Kajian
Parenting guna mendukung orangtua dalam mendampingi peserta didik saat
Pembelajaran Jarak Jauh yang dilaksanakan secara online oleh Ustadz-ustadz
ternama. Selain kajian parenting, SMPIT Ashiddiah Serua juga membuat
kajian mingguan pada hari sabtu dan minggu setelah sholat Subuh, kegiatan
ini dilakukan secara rutin dengan tema Tahsin Qur‘an, serta diikuti oleh
Tenaga Pendidik dan Orangtua Murid. Hal ini dikuatkan oleh Tiantong, M.,
dan Tongchin, P. (2013) bahwa evaluasi input adalah sarana untuk memenuhi
kebutuhan, fasilitas, termasuk fasilitas berbasis web.

Gambar 4.3 Program Parenting (Majelis Pagi Orangtua Murid dan


Guru) di SMPIT ASSHIDDIQQIYYAH
62

Berdasarkan hasil wawancara antara SMP Al Wildan Islamic School


1 Kelapa Dua Tangerang dan SMPIT Asshiddiqiah Serua Tangerang, dapat
peneliti simpulkan bahwa input evaluation atau strategi yang dilakukan oleh
sekolah, baik dari Program kerja dan Standar Operasional Procedure (SOP)
dalam Penyelenggaraan Pembelajaran Jarak Jauh, Ketersediaan sarana dan
prasarana dalam memfasilitasi pembelajaran jarak jauh, Program pengasuhan
untuk mendukung orangtua/ wali seperti seminar/kajian parenting selama
Pembelajaran Jarak Jauh, serta kompetensi tenaga Pendidik satuan
pendidikan, sudah dilakukan secara maksimal. Namun yang menjadi
perbedaan sangat jelas adalah, pelaksanaan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ),
yang dilakukan SMP AL Wildan Islamic School dilaksanakan secara Online,
namun SMPIT Ashiddiqiah Serua Tangerang melakukan sistem blended
learning.
Tabel 4.2 Evaluasi Pembelajaran Jarak Jauh ditinjau dari aspek Input
Data yang Sekolah
Dikumpulkan SMP Al Wildan SMPIT
Islamic School 1 Asshiddiqiah Serua
Kelapa Dua
Tangerang
Aspek Input
a. Program Kerja dan menggunakan menggunakan
Standar Operasional aplikasi Zoom Cloud aplikasi Zoom Cloud
Procedure (SOP) Meeting Meeting
penyelenggaraan
Pembelajaran Jarak
Jauh
b. Ketersediaan dengan menurunkan Membagikan kuota
Sarana dan Prasarana Sumbangan internet gratis bagi
63

dalam memfasilitasi Pembinaan murid-murid


Pembelajaran jarak Pendidikan (SPP) sebanyak 10 GB per
jauh sebanyak 40 %. murid.
c. Program Tabligh Akbar Kajian mingguan
Pengasuhan untuk Online dengan tema pada hari sabtu dan
mendukung yang berkaitan minggu setelah
orangtua/wali santri dengan Parenting sholat Subuh yang
seperti seminar/ kajian Keislaman oleh dilakukan secara
parenting. Ustadz-ustadz rutin dengan tema
Pilihan Tahsin Qur‘an
d. Kompetensi tenaga Linier Linier
Pendidik pada satuan
pendidikan.

3. Process Evaluation (Evaluasi Proses)


Pada evaluasi Proses, berkaitan dengan pelaksanaan Pembelajaran
Jarak Jauh (PJJ) online. Dengan kata kuncinya apa sajakah program yang
sedang dilaksanakan (it is being done ?). Dalam Evaluasi Proses
Pembelajaran Jarak Jauh yang mencakup Proses Pembelajaran Jarak Jauh,
aktivitas tenaga pendidik dalam mengajar, aktivitas paserta didik,
kemanfaatan sarana dan prasarana, Pemberian jenis tugas, administrasi
guru,motode mengajar tenaga pendidik, materi Pembelajaran, kendala-
kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan Pembelajaran Jarak Jauh.
a. Proses Pembelajaran Jarak Jauh secara Online
Berdasarkan hasil dokumentasi dan Jadwal Muatan Pembelajaran harian yang
diberikan salah satu Wali kelas di SMP Al Wildan Islamic School 1 Kelapa
Dua Tangerang melalui grup Whatsapp, sebagai berikut :
64

Gambar 4.4 Jadwal Harian Kelas 8 Markaz

Sebelum dimulai sesi Walas pada pukul 07.00, peserta didik melaksanakan
halaqoh harian setelah sholat Subuh dan di akhir Pembelajaran setelah sholat
magrib, peserta didik melaksanakan halaqoh malam, via aplikasi Zoom
Cloud Meeting sesuai dengan masing-masing guru halaqoh yang bertugas.
Pada grup Whatsapp yang beranggotakan orangtua murid, Guru halaqoh
memberikan laporan harian tentang perkembangan bacaan dan jumlah
hafalan Alqur‘an setiap peserta didiknya, hal ini bertujuan agar orangtua
bukan hanya mengetahui tentang perkembangan anak-anaknya, namun juga
dapat mengevaluasi jika terjadi kekurangan-kekurangan yang terdapat dalam
hafalan Alqur‘an anak di rumah, sehingga adanya komunikasi yang efektif
65

antara tenaga pendidik dengan orangtua murid. Hal ini sejalan dengan Patil &
Kalekar (2014) menyatakan bahwa evaluasi proses berfokus pada berjalannya
program dan pengajaran proses belajar. Hal ini dikuatkan pula oleh Print
(1993) yang menyatakan bahwa Proses kegiatan sekolah meliputi pendekatan
sistematis, kegiatan belajar mengajar, pertemuan orangtua guru, acara
tahunan, kegiatan ko-kurikuler dan ekstrakurikuler. Artinya setiap program
kegiatan belajar mengajar di SMP Al Wildan Islamic School 1 Kelapa Dua
Tangerang sudah menggunakan cara yang efektif untuk mencapai maksud,
tujuan, dan sasaran hasil yang diinginkan.

Gambar 4.5 Laporan Perkembangan harian Peserta Didik


66

Sedangkan berdasarkan hasil dokumentasi dan Jadwal Muatan


Pembelajaran harian yang diberikan salah satu Wali kelas di SMPIT
Asshidiqqiah Serua, proses Pembelajaran dimulai pada pukul 05.00 pagi
sampai pukul 06.00. Dilanjutkan dengan kesegaran jasmani oleh guru
Pendidikan Jasmani Olah Raga dan Kesehatan melalui Video Pembelajaran
yang sudah di share melalui Grup Whatsapp, agar dapat dipraktekan oleh
peserta didik dirumah. Selanjutnya pada pukul 09.00 Kegiatan Belajar
Mengajar Online dimulai dengan membagi kegiatan menjadi 3 sesi muatan
pelajaran. Hal ini sesuai dengan hasil wawancara dengan Ustadz Paisal
Aripin S.Pd.,M.Psi selaku Kepala Sekolah SMPIT Ashiddiqiah (pada tanggal
14 Juli 2021) bahwa setiap harinya ada 3 sesi pembelajaran jarak jauh, di
setiap sesinya ada keterpaduan mapel dan materi ajar. Durasi dan beban
materi ajar di sederhanakan karena keterbatasan kondisi darurat covid19.
Dalam hal Pembinaan, sebagai sekolah tahfidz, sekolah memiliki indikator
capaian di setiap level kelas. Misal, program 1 tahun 1 juz. Selama sekolah
online, sekolah membuat program pembinaan yang harapannya adalah
menjadi sarana siswa untuk menyetor hafalan qur'annya, dengan pembinaan
pun peserta didik bisa terpantau dengan baik. Adapun jadwal kegiatan
Pembelajaran Jarak Jauh secara online yang dibagikan oleh guru melalui grup
Whatsapp, disebut Rencana Pembelajaran Pekanan (RPM). Sementara dalam
pembinaan berupa setoran tahfidz Alqur‘an tidak terjadwal secara sistematis
yang dapat di bagikan laporan hariannya kepada orangtua murid, karena
padatnya aktivitas tenaga pendidik selama Pembelajaran Jarak Jauh. Hal ini
sejalan dengan Patil & Kalekar (2014) menyatakan bahwa evaluasi proses
berfokus pada berjalannya program dan pengajaran proses belajar. Hal ini
dikuatkan pula oleh Print (1993) yang menyatakan bahwa Proses kegiatan
sekolah meliputi pendekatan sistematis, kegiatan belajar mengajar,
pertemuan orangtua guru, acara tahunan, kegiatan ko-kurikuler dan
67

ekstrakurikuler. Artinya setiap program kegiatan belajar mengajar di SMPIT


Asshidiqqiah Serua sudah menggunakan cara yang efektif untuk mencapai
maksud, tujuan, dan sasaran hasil yang diinginkan.

Gambar 4.6 Rencana Pembelajaran Pekanan SMPIT Asshiddiqiah


Serua
68

b. Aktivitas Tenaga Pendidik dalam Pembelajaran Jarak Jauh


Berdasarkan observasi yang dilakukan oleh peneliti, aktivitas yang
dilakukan pendidik pada SMP Al Wildan Islamic School 1 Kelapa Dua
Tangerang dan SMPIT Asshidiqiah Serua Kota Tangsel Banten Serua yaitu
menurut fungsinya adalah sebagai Wali Kelas yang membimbing setiap hari
Peserta didik, Guru Tahfidz Qur‘an, dan Guru halaqoh. Selama Kegiatan
Pembelajaran Jarak Jauh berlangsung, guru-guru melakukan pembahasan
materi Pembelajaran dengan Video, pembahasan soal-soal secara langsung,
serta guru juga selalu mempersilahkan setiap peserta didik untuk bertanya
jika ada materi yang belum dipahami.
c. Aktivitas Peserta Didik dalam Pembelajaran Jarak Jauh

Gambar 4.7 Aktivitas Guru dan Peserta didik Al Wildan Islamic School
1 saat PJJ Online
69

Gambar 4.8 Aktivitas Guru dan Peserta didik SMPIT Asshiddiqiah


Serua saat PJJ Online

Berdasarkan observasi yang dilakukan oleh peneliti di SMP Al


Wildan Islamic School 1 Kelapa Dua Tangerang dan SMPIT Asshidiqiah
Serua Kota Tangsel Banten Serua Tangerang Selatan melalui Zoom Meeting
yang dilaksanakan, bahwa aktivitas yang dilakukan peserta didik tidak
terlepas dari room Chat yang terdapat di Whatsapp Grup dan penggunaan
Zoom Cloud Meeting sebagai sarana agar bisa bertatap muka dengan guru-
gurunya. Peserta didik bisa dengan bebas dan terbimbing dalam mengikuti
Pembelajaran Jarak Jauh secara online dengan peraturan-peraturan yang
wajib dipatuhi oleh setiap peserta didik. Diantaranya adalah dengan
menampilkan kamera saat Pembelajaran berlangsung, menjawab pertanyaan-
pertanyaan yang di ajukan oleh guru, dan berinteraksi sesama peserta didik
dalam mengerjakan tugas mandiri maupun kelompok. Hal ini sejalan dengan
70

Bušelić, M. (2012) menyatakan bahwa Pembelajaran Jarak Jauh adalah


bidang pendidikan yang berfokus pada metode pengajaran dan teknologi
dengan tujuan menyampaikan pengajaran, secara virtual baik individual
maupun kelompok kepada siswa yang tidak hadir secara fisik dalam kegiatan
belajar mengajar. Hal ini dikuatkan oleh Valentine (2002) yang menyatakan
bahwa pembelajaran jarak jauh kontenporer sebagai pengalaman mengajar
ataupun belajar yang menggunakan spektrum teknologi dan dirancang untuk
kemudahan proses kegiatan belajar mengajar.
Pembelajaran di SMP Al Wildan Islamic School 1 Kelapa Dua
Tangerang, fokus dalam dua hal, yaitu akidah dan akhlak. Akivitas
Pembelajaran peserta didik setiap hari tidak hanya diajarkan tentang akidah,
namun juga tentang akhlak yang kaitannya dengan ibadah,sehingga setiap
harinya untuk mengontrol akhlak setiap peserta didik baik yang full day dan
berasrama (boarding). Untuk itu, sekolah menyiapkan QC (Quality Control),
agar setiap peserta didik mengisi atau melaporkan kegiatan amalan harian
yang dikerjakan kepada wali kelas nya masing-masing. Adapun laporan
Pembelajaran peserta didik umumnya pada saat Penilaian Tengah Semester
(PTS) dan PAS (Penilaian Akhir Semester), tapi juga ada weekly Report
(Laporan Pekanan) yang disusun oleh Wali Kelas dan di laporkan kepada
Orangtua Murid setiap pekannya melalui email orangtua murid.
d. Sarana dan Prasarana Sekolah
Pembelajaran Jarak Jauh yang di laksanakan oleh SMP Al Wildan
Islamic School 1 Kelapa Dua Tangerang secara keseluruhan dengan daring
(dalam jaringan) dan peserta didik melaksanakan Pembelajaran dari rumah.
Gedung sekolah yang dimiliki sebanyak 5 lantai, dengan ruang kelas dan
asrama boarding yang proposional sesuai dengan besarnya ruangan. Selama
Pembelajaran Jarak Jauh, sekolah tidak dibuka sama sekali karena
mempertimbangkan keselamatan setiap peserta didik dan masih terdapat zona
71

merah di wilayah sekitar sekolah,sehinga sekolah memutuskan agar tetap


melaksanakan Pembelajaran jarak jauh secara online. Begitupun
ektrakurikuler yang dilaksanakan sekolah, selama Pembelajaran jarak jauh
ditiadakan untuk sementara. Sementara itu, di SMPIT Asshidiqiah Serua
Kota Tangsel Banten Serua, sarana dan prasarana yang ada disekolah
dimanfaatkan secara maksimal karena sekolah ini menggunakan teknik
blended learning dengan gedung sekolah sebanyak 4 lantai.
Terdiri atas ruang kelas yang sesuai standar, kolam renang, serta
lapangan olahraga indoor yang biasa digunakan untuk kegiatan ekskul,
pembinaa, serta kegiatan olahraga lainnya. Selain itu, SMPIT Asshiddiqqiah
juga memiliki program, seperti pembagian tanaman-tanaman yang disediakan
oleh sekolah yang bertujuan untuk ketahanan pangan yang merupakan salah
satu program tahunan yang dilaksanakan oleh satuan pendidikan.
Hal ini diharapkan agar peserta didik dapat menambah aktivitas dan
variasi Pembelajaran yang tidak selalu di depan gawai selama Pembelajaran
Jarak Jauh berlangsung. Selain itu, SMPIT Asshidiqiah Serua Kota Tangsel
Banten juga melaksanakan ektrakurikuler ecara daring seperti murrotal,
kaligrafi dan saman. Hal ini dikemukakan oleh Ustadz Paisal Aripin S.Pd,
M.Psi selaku Kepala Sekolah, bahwa semua pelaksanaan Ekstrakurikuler
dilaksanakan secara virtual agar menekan penyebaran Covid-19. Hal ini
sejalan dengan oleh Tiantong, M., dan Tongchin, P. (2013) bahwa
pembelajaran jarak jauh menggunakan sarana untuk memenuhi kebutuhan,
fasilitas, termasuk fasilitas berbasis web.
72

Gambar 4.9 Penjelasan Program Ketahanan Pangan melalui channel


Youtube ASQY TV
e. Pemberian Tugas
Selama pelaksanaan Pembelajaran Jarak Jauh secara Online, tidak
terlepas dari pemberian tugas yang dilakukan oleh tenaga pendidik kepada
peserta didik. Muatan Penugasan selama Pembelajaran Jarak Jauh dapat juga
disesuaikan dengan Kurikulum Darurat yang disediakan oleh Kementrian
Pendidikan dan Kebudayaan seperti yang tertuang pada Keputusan
Mendikbud No.719/P/2020 tentang Pedoman Pelaksanaan Kurikulum
pada Satuan Pendidikan dalam Kondisi Khusus untuk fokus pada kompetensi
esensial saja. Dalam penggunaan kurikulum selama Pembelajaran Jarak Jauh,
setiap satuan pendidikan tidak dipaksa untuk menggunakan kurikulum
darurat, namun juga menjadi opsi agar antara pendidik dan peserta didik tidak
terbebani atas kompetensi yang ada sebelumnya. Berdasarkan wawancara
dengan salah satu guru di SMP Al Wildan Islamic School 1 Kelapa Dua
Tangerang, UDP pada 31 Juli 2021 bahwa penerapan kurikulum yang di
73

gunakan bukan hanya menggunakan kurikulum dari Dinas Pendidikan dan


Kebudayaan, namun juga gabungan dari Tahfidz Al Qur‘an dan International
Curriculum yang dikenal dengan sebutan TIC. Namun, peneliti hanya
memfokuskan pada penerapan yang ada di program kelas Markaz di tingkat
SMP. Kemudian dalam pemberian tugas, setelah pembahasan materi
Pembelajaran melalui Zoom Meeting. Tenaga Pendidiknya pun membagikan
tugas dengan aplikasi-aplikasi seperti Youtube, canva, pritzi, whatsapp,
google class, Google form, aplikasi pendukung lainnya, dan dinilai cukup
efektif karena antusias belajar peserta didik yang cukup tinggi. Selain itu,
UDP menjelaskan bahwa penilaian otentik yang dilakukan olehnya selama
Pembelajaran Jarak Jauh tidak terlepas dari membawa situasi belajar tetap
menyenangkan dari awal masuk Pembelajaran hingga akhir. Hal ini
dilakukan agar peserta didik tetap fokus belajar walaupun secara daring.
Adapun Teknik penilaian yang digunakan untuk mengukur pencapaian
penilaian sikap, pengetahuan, serta keterampilan, adalah dengan
menggunakan media pendukung seperti Quiz, Ulangan Harian, penilaian
antar teman, serta Project. Penggunaan media pendukung ini, diharapkan
agar peserta didik dapat mendapatkan Pembelajaran yang variatif sehingga
peserta didik tidak merasa bosan saat mengikuti Pembelajaran online. Yang
menjadi perbedaan pada kelas Markaz, adalah pada jam belajar, peserta didik
diberikan jam serta tugas tambahan yang berkaitan dengan Tahsin, Tahfidz
Qur‘an. Aqidah, Akhlak, Fiqih, Hadits, Islamic Culture History, dan muatan
pelajaran tingkat Sekolah Menengah Pertama pada umumnya.
Sementara itu, berdasarkan hasil wawancara oleh salah satu guru di
SMPIT Asshiddiqqiyyah, URW pada 27 Juli 2021, bahwa Kurikulum yang
digunakan di SMPIT Asshiddiqiyyah adalah kurikulum gabungan antara
kurikulum 2013 yang di kombinasikan dengan kurikulum yang ada
disekolah. Hal yang menjadi pertimbangannya adalah kompetensi yang akan
74

dicapai oleh peserta didik serta keadaan sosial pada peserta didik. Pada masa
pandemic Covid-19 ini, SMPIT Asshiddiqiyyah juga menggunakan
kurikulum gabungan karena megharapkan peserta didik tidak terlalu
terbebani dengan kompetensi baku yang ada di Kurikulum 2013, sehingga
menggabungkan Kurikulum dinas dengan kurikulum sekolah. Dalam
pemberian tugas, tenaga pendidik melakukan pembahasan materi
pembelajaran terlebih dahulu dengan menggunakan aplikasi Zoom Meeting
yang kemudian penugasan diberikan dengan menggunakan Aplikasi Edmodo
serta Google Classroom. Penggunaan aplikasi Edmodo dan Google
Classroom dalam Pengumpulan tugas, dinilai cukup efektif karena
pengopersiannya cukup mudah digunakan baik oleh tenaga pendidik maupun
peserta didik. Selain itu, URW menjelaskan bahwa penilaian otentik yang
dilakukan oleh guru adalah dengan menilai kehadiran peserta didik, keaktifan
on camera dan on mic dalam proses pembelajaran ( adanya interaksi yang
positif saat pembelajaran). Sedangkan dalam teknik penilaian yang
digunakan adalah Kegiatan Tanya Jawab berupa Quiz, absensi, dan keaktifan
selama Kegiatan Belajar Mengajar Online. Hal ini sejalan dengan Valentine
(2002) yang menyatakan bahwa metode pembelajaran jarak jauh
memberikan instruksi pembelajaran melalui media pembelajaran seperti
video dan penugasan dikarenakan sebagai sarana pembelajaran jarak jauh
yang paling cepat berkembang pada saat ini.
75

Tabel 4.3 Evaluasi Pembelajaran Jarak Jauh ditinjau dari aspek Process

Sekolah
Data yang SMP Al Wildan Islamic SMPIT Asshiddiqiah
Dikumpulkan School 1 Kelapa Dua Serua
Tangerang
Aspek Process
a. Pelaksanaan Aktivitas pembelajaran Aktivitas Pembelajaran
dan Aktivitas dimulai dengan sesi Wali dimulai pukul 09.00 dan
belajar selama Kelas pukul 07.00 pagi – dibagi menjadi 3 sesi
PJJ 14.00 siang dengan Pembelajaran, dalam tiap
menggunakan aplikasi sesi terdapat keterpaduan
Zoom Cloud Meeting. mapel dan materi ajar.

b. Aktivitas Aktivitas muroja‘ah pagi Aktivitas muroja‘ah pagi


Muroja‘ah, dimulai pukul 05.00- dimulai pukul 05.00-
setoran 06.00(ba‘da Subuh), dan 06.00(ba‘da Subuh), dan
hafalan, dan muroja‘ah malam pukul muroja‘ah petang pukul
kegiatan 06.00-06.30 (ba‘da 16.00-16.45 (ba‘da ashar).
Mutaba‘ah magrib)
c. Penggunaan Youtube, canva, pritzi, Pembahasan materi
media whatsapp,google form. Pembelajaran oleh guru
Pembelajaran (pelaksanaan dengan bidang studi dengan power
selama PJJ menggunakan aplikasi point yang disiapkan oleh
Zoom Meeting) guru.
(pelaksanaan dengan
menggunakan aplikasi Zoom
Meeting)

d. Pemberian Tugas berdasarkan Tugas berdasarkan


Tugas Selama kurikulum yang berlaku di kurikulum yang berlaku di
PJJ sekolah (TIC Curriculum) sekolah (Kurikulum 2013)
dengan media pendukung dengan media pendukung
seperti quiz, ulangan seperti quiz, serta ulangan
harian, penilaian antar harian, dan pengumpulan
teman, serta project dan tugas melalui edmodo.
76

pengumpulan tugas
melalui google classroom.

e. Kesiapan Guru memberikan jadwal Guru memberikan jadwal


Administrasi mupel harian melalui grup mupel harian melalui grup
Guru (RPP, whatsapp setiap hari, serta whatsapp seminggu sekali,
membuat penilaian harian di akhir serta penilaian harian di
Jadwal, pembahasan, penilaian akhir pembahasan, penilaian
membuat tengah semester, serta tengah semester, serta
bahan ajar, penilaian akhir semester. penilaian akhir semester.
dan penilaian )

Secara umum pembagian tugas yang terdapat di SMP Al Wildan


Islamic School 1 Kelapa Dua Tangerang dengan SMPIT Asshiddiqiyyah
sama-sama dilakukan secara online dengan menggunakan aplikasi Zoom
Cloud Meet. Yang menjadi perbedaan yang cukup jelas adalah penggunaan
kurikulum, seperti TIC di SMP Al Wildan Islamic School 1 Kelapa Dua
Tangerang, dan Kurikulum Penyesuaian yang dimodifikasi di SMPIT
Asshiddiqiyyah Serua. Sehingga Standar Pencapaian Pembelajaran yang ada
juga berbeda.

4. Product (Evaluasi Produk)


Evaluasi Produk bertujuan untuk mengetahui pencapaian program yang
sudah dilakukan. Dalam Penelitian ini, yang menjadi tolak ukurnya adalah
Hasil belajar berupa tes Penilaian Akhir Semester, Jumlah Hafalan Tahfidz
Qur‘an, serta Hasil Mutaba‘ah / Quality Control dari SMP Al Wildan Islamic
School 1 Kelapa Dua Tangerang dan SMPIT Asshiddiqqiyyah Serua. Selain
itu, tindak lanjut terhadap hasil belajar peserta didik dalam menerima
pembelajaran jarak jauh secara online.
77

a. Ketercapaian Tujuan Pembelajaran


Berdasarkan wawancara dengan Ustadz Paisal Aripin,S.Pd.,M.Psi
selaku kepala sekolah SMPIT Asshiddiqiyyah pada 14 Juli 2021 bahwa
ketercapaian dari Pelaksanaan Pembelajaran Jarak Jauh yang
terlaksana di SMPIT Asshiddiqqiyyah sebanyak 90 %, karena aspek-aspek
penunjang yang ada sudah terlaksana dengan maksimal, seperti dari pihak
tenaga pendidik pembuatan RPM, Media Pembelajaran, Penggunaan
Aplikasi-aplikasi yang variatif ( Zoom meeting, Google Classroom, Google
Form), dan Ulangan Harian yang dilaksanakan tepat waktu. Sedangkan dari
pihak peserta didik adalah Partisipasi kehadiran belajar, Penguasaan media
PJJ,Pengumpulan tugas, serta keberhasilan nilai Ulangan harian dan ujian
tahfidz. Selain itu, dalam pencapaian Tahfidz Qur‘an, walaupun dalam masa
Pandemi yang aktivitas diluar rumah masih dibatasi, SMPIT
Asshiddiqqiyyah mampu membuktikan bahwa banyak peserta didik yang
bisa menghafal lebih dari 3 Juz Alqur‘an dalam 1 tahun. Hal ini tidak terlepas
dari monitoring sekolah serta guru terhadap kegiatan peserta didik dirumah.
Peserta didik yang mencapai hafalan Alqur‘an minimal sebanyak 1 juz,
dipersilahkan untuk melakukan ujian Tahfidz secara online dan selanjutnya
dilakukannya wisuda tahfidz secara Offline dengan Protokol Kesehatan yang
ketat secara berjenjang untuk menghindari kerumunan saat Pandemi.
78

Gambar 4.10 Wisuda Tahfidz Qur’an di SMPIT Ashiddiqiyyah Serua

Kemudian pada Hasil Mutaba‘ah yang terlaksana juga cukup berhasil


dilihat dari laporan-laporan yang ditulis dan dokumentasi secara langsung
oleh Peserta didik melalui Whatsapp Group yang dapat di cek langsung oleh
Orangtua.
Sementara itu, Berdasarkan hasil wawancara dengan Ustadz Tholib Mahri
,Lc. pada tanggal 21 Juli 2021 bahwa ketercapaian dari Pelaksanaan
Pembelajaran Jarak Jauh di SMP Al Wildan Islamic School 1 Kelapa Dua
Tangerang mencapai 90 % karena Sekolah selalu melaksanakan Kegiatan
Belajar Mengajar secara online dengan standar High Quality, dapat dikaji
dari tenaga guru yang berkualitas yang rata-rata pendidikannya sudah
magister di masing-masing jurusannya baik dari dalam negeri maupun di luar
negeri, bahkan sudah berstandar sanad untuk guru muatan pelajaran-pelajaran
keagamaan. Selain itu, untuk menilai kualitas ibadah yang dilaksanakan oleh
peserta didik, yaitu dengan Quality Control yang diisi peserta didik melalui
Google Form yang dilaporkan kepada orangtua murid pada Weekly Report.
79

Dan jumlah hafalan dan muroja‘ah peserta didik yang kian hari-kian
bertambah ditinjau dari laporan harian oleh pendidik (Musyrifah) dalam
Whatsapp Groupyang dapat secara langsung dibaca oleh orangtua murid.
Laporan jumlah hafalan dan muroja‘ah peserta didik juga dilaporkan kolektif
per satu grup muroja‘ah dalam weekly report oleh musyrifah.
Selain itu, Aktivitas yang cukup dominan di SMP Al Wildan Islamic
School 1 Kelapa Dua Tangerang adalah kegiatan EXOT (Examination of
Authority), yang merupakan kegiatan pelaporan secara langsung pencapaian
kemampuan peserta didik secara rutin oleh tenaga-tenaga pengajar pilihan
seperti Syaikhoh. Selama Pembelajaran Jarak Jauh, kegiatan EXOT
(Examination of Authority) dilakukan secara online, dan menunjukkan hasil
yang memuaskan.

Gambar 4.11 Kegiatan Examination of Authority secara Online


80

b. Tindak Lanjut terhadap hasil belajar peserta didik


Dalam pelaksanaan Pembelajaran Jarak Jauh Secara online yang
dilaksanakan di SMP Al Wildan Islamic School 1 Kelapa Dua Tangerang dan
SMPIT Asshiddiqqiyyah jika berhasil maka diberikan penghargaan bagi
peserta didik, sedangkan jika tidak mencapai kompetensi yang diharapkan
maka diberikan ujian perbaikan. Sejalan dengan penjelasan Tayibnapis
(2000) bahwasanya evaluasi produk juga dapat dimanfaatkan dalam
pembuatan keputusan lebih lanjut tentang hasil yang telah dicapai maupun
apa yang akan dilakukan selanjutnya setelah program berjalan. Ustadz
Robbyl Wathony selaku guru SMPIT Asshiddiqqiyyah Serua bahwa tindak
lanjut yang dilakukan guru selama PJJ terhadap hasil penilaian belajar jika
terkendala dalam menghafal Alqur‘an adalah dengan menghadirkan anak
yang terkendala ke sekolah, memasukkannya ke klinik pembelajaran / belajar
tambahan, dan memberikan remedial bagi peserta didik yang masih
mendapatkan nilai yang dibawah nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM).
Sedangkan menurut Ustadzah Ulya Himawati ,Lc. selaku guru Arabic di
SMP Al Wildan Islamic School 1 Kelapa Dua Tangerang, tidak lanjut yang
dilakukan terhadap hasil penilaian belajar adalah dengan memberikan
informasi kepada orangtua tentang hasil belajar peserta didik selama KBM
Online dan mendiskusikan kendala-kendala yang dihadapi oleh peserta didik
sehingga dicarikan jalan keluar yang bersifat solutif.
81

Tabel 4.4 Evaluasi Pembelajaran Jarak Jauh ditinjau dari aspek


Product
Data yang Dikumpulkan Sekolah
SMP Al Wildan Islamic SMPIT Asshiddiqiah
School 1 Kelapa Dua Serua
Tangerang
Aspek Product
(pencapaian program yang
sudah dilakukan)
a. Ketercapaian Tujuan
Pembelajaran
- Guru Ketercapaian mencapai Ketercapaian Pelaksanaan
90% karena pelaksanaan Pembelajaran Jarak Jauh
Pembelajaran Jarak Jauh sebanyak 90% karena
dengan standar High adanya aspek penunjang
Quality, dikaji dari tenaga yang terlaksana,seperti
guru yang berkualitas Pendidik yang mampu
(dengan latar belakang merancang dan
pendidikan yang sudah melaksanakan Rencana
magister di masing-masing Pelaksanaan Mingguan,
jurusan baik didalam Media Pembelajaran yang
maupun luar negeri, serta tepat, penggunaan
guru-guru pelajaran aplikasi yang variatif, dan
keagamaan yang sudah pelaksanaan ulangan
berstandar sanad). harian yang tepat waktu
-Pelaporan secara langsung
tentang pencapaian
kemampuan peserta didik
secara rutin oleh guru-guru
pilihan seperti syaikhoh
melalui EXOT
(examination of Authority)
secara online dan
menunjukkan hasil yang
memuaskan.
-Peserta Didik - Jumlah hafalan pada - Partisipasi kehadiran
82

peserta didik yang kian belajar, penguasaan


hari kian bertambah media PJJ, Pengumpulan
ditinjau dari laporan harian tugas yang tepat waktu,
oleh Pembina (musyrifah) serta keberhasilan
dalam whatsapp group ulangan harian dan ujian
yang secara langsung tahfidz (minimal 3 Juz
dibaca oleh walimurid,serta dalam setahun)
weekly report yang - Keberhasilan Kegiatan
dilaporkan ke orangtua Mutaba‘ah
murid.
b. Tindak lanjut terhadap Jika berhasil (mendapatkan Jika terkendala dalam
hasil belajar peserta didik nilai yang memuaskan) menghafal Alqur‘an,
maka diberikan maka menghadirkan anak
penghargaan , sedangkan yang terkendala ke
jika tidak mencapai standar sekolah, memasukannya
kompetensi maka diberikan ke kelinik Pembelajaran/
ujian perbaikan, serta belajar tambahan, dan
mendiskusikan kendala- memberikan remedial
kendala yang dihadapi oleh bagi peserta didik yang
peserta didik sehingga masih mendapatkan nilai
dicarikan jalan keluar yang yang dibawah Kriteria
solutif. Ketuntasan Minimal
(KKM).

B. Pembahasan
Berdasarkan pembahasan tentang Evaluasi Pembelajaran Jarak Jauh
melalui Model CIPP di kedua sekolah tersebut, hasil temuan yang didapatkan
oleh peneliti bahwa pelaksanaan Pembelajaran Jarak Jauh dari kedua sekolah
tersebut sudah baik, namun bila ditinjau dari beberapa aspek model CIPP di
dua sekolah ini dapat dikembangkan lebih baik lagi dengan metode - metode
kegiatan pembelajaran jarak jauh juga pembaruan dari beberapa aspeknya
terutama aspek input dan aspek proses, agar hasil capaian pada siswa SMPIT
Asshiddiqqiyyah Serua dan SMP Al Wildan Islamic School dapat memiliki
83

potensi serta mengembangkannya melalui program - program yang dibuat


pada lembaga pendidikan tersebut. Adapun proses kegiatan belajar mengajar
jarak jauh, bagi tenaga pendidik khususnya untuk lebih meningkatkan
kompetensi diri agar lebih berkualitas dan dapat melaksanakan program-
program yang direncanakan untuk mendapatkan hasil capaian yang
maksimal. Gambaran lebih rinci kelebihan dan kekurangan kedua sekolah
berdasarkan hasil evaluasi moel CIPP dapat dilihat pada tabel 4.5

Tabel 4.5 Perbedaan antara SMPIT Asshiddiqqiyyah Serua dan SMP Al


Wildan Islamic School 1 Kelapa Dua Tangerang
SMP Al Wildan Islamic SMPIT
Aspek School 1 Kelapa Dua Asshiddiqiah
Tangerang Serua
Context pada Keunggulan a.Tetap menggunakan a.Kegiatan
situasi Tahfidz Internatioal Pengembangan diri
pandemik Curriculum (TIC) aktif saat PJJ
b. Tenaga pengajar Al berlangsung secara
Qur‘an sudah berstandar Online
Sanad
Kelemahan Dalam aspek context Dalam aspek
belum ditemukan context belum
kelemahan di SMP Al ditemukan
Wildan Islamic School 1 kelemahan di
Kelapa Dua Tangerang SMPIT
Asshiddiqiah Serua
Input Keunggulan a.Memberikan Program a. Memberikan
pengasuhan kepada Program
Walimurid melalui pengasuhan kepada
Kegiatan Parenting Walimurid melalui
dengan tema keislaman. Kajian Mingguan
b. Kompetensi tenaga dan dilanjutkan
pendidik khususnya dengan Tahsin
pengajar Al Qur‘an Qur‘an.
(Masyaikh/masyaikhoh) b. Bekerja sama
84

dari timur tengah dengan


Kemendikbud
melalui pembagian
kuota internet
gratis bagi murid-
murid di SMPIT
Asshiddiqqiyyah
Serua.
Kelemahan Dalam aspek input Dalam aspek input
belum ditemukan belum ditemukan
kelemahan di SMP Al kelemahan di
Wildan Islamic School 1 SMPIT
Kelapa Dua Tangerang Asshiddiqiah Serua
Process Keunggulan a. Aktivitas pembiasaan a. Aktivitas
dan KBM Online selama pembiasaan dan
PJJ teratur dari ba‘da KBM Online
Subuh hingga ba‘da selama PJJ teratur
Magrib. dari ba‘da Subuh
b. Pembagian tugas hingga ba‘da
berdasarkan kurikulum Magrib.
TIC dengan media
pendukung dan Project
Assesment
Kelemahan Dalam aspek process Pembimbing
belum ditemukan Tahfidz tidak
kelemahan di SMP Al melaporkan hasil
Wildan Islamic School 1 hafalan harian
Kelapa Dua Tangerang murid ke Orangtua
murid.
Product Keunggulan a. Pelaporan hasil belajar a. Jumlah hafalan
berupa weekly report dan Quran minimal 1
examination of authority juz pertahun
(EXOT). sebagai syarat
b. Hafalan Al Qur‘an utama kenaikan
peserta didik kelas.
bersertifikasi sanad b. Hafalan Al
85

Qu‘ran peserta
didik ber
Kelemahan Dalam aspek product Dalam aspek
belum ditemukan product belum
kelemahan di SMP Al ditemukan
Wildan Islamic School 1 kelemahan di
Kelapa Dua Tangerang SMPIT
Asshiddiqiah Serua

Hasil penelitian ini, memiliki berbagai dampak, baik dampak positif


maupun negatif dari Pelaksanaan Pembelajaran Jarak Jauh di SMP Al Wildan
Islamic School 1 Kelapa Dua Tangerang dan SMPIT Asshiddiqqiyyah Serua.
a. Secara umum, dampak positif dari pelaksanaan Pembelajaran Jarak Jauh
adalah membiasakan peserta didik dalam muroja‘ah pagi, hafalan, dan
dzikir pagi walupun secara online yang pada umumnya tidak ditemukan
di sekolah-sekolah umum lainnya.Selain itu juga dimasing-masing
satuan pendidikan, memiliki Channel Youtube masing-masing yang bisa
dijadikan sebagai wadah untuk berdakwah untuk masyarakat luas.
Sedangkan, dampak negatifnya adalah banyaknya kuota intenet yang
digunakan karena Penggunaan Aplikasi Zoom Cloud Meeting yang terus
menerus dari Pagi hingga Malam.
b. Segi Khusus Guru, dampak positifnya meningkatkan kreatifitas guru
dalam membuat model,media, dan pendekatan Pembelajaran selama
Pembelajaran Jarak Jauh. Sedangkan Dampak Negatifnya, guru sulit
mengelola dan mengkondisikan kelas saat kbm online berlangsung
karena seringnya peserta didik yang off camera, dan banyak menyita
waktu guru. Hal ini sejalan dengan Fikri .M (2014) yang menyatakan
tentang keterbatasan dari penggunaan model evaluasi CIPP adalah
penerapanannya di kelas perlu disesuaikan atau di modifikasi agar
capaiannya dapat maksimal.
86

Model CIPP melalui berbagai evaluasi pada kedua sekolah tersebut


yang dapat dijadikan sebagai Based Model adalah evaluasi Process dan
evaluasi Product. SMPIT Asshiddiqiyyah Serua sudah melaksanakan
Process pembelajaran jarak jauh online dengan menggunakan Aplikasi sesuai
standar, serta aktivitas pembelajaran jarak jauh yang dilaksanakan secara
teratur dan terarah. Kemudian, pengembangan program unggulan sebagai
nilai tambah berupa penguasaan hafalan Al Qur‘an sebanyak 1 juz pertahun.
Hasil capaian selain berupa nilai Nilai Rapot sebagai product, juga berupa
sertifikat hafalan sebagai pendukung dari based model yang memberikan
dampak signifikan dan pengaruh positif bagi setiap individu yang terlibat
dalam proses tersebut. Adapun pada SMP Al Wildan Islamic School 1
Kelapa Dua Tangerang, pada evaluasi prosesnya sekolah ini memiliki
program unggulan untuk mengukur lebih dalam mengenai ketercapaian
pemahaman peserta didik secara objektif dengan pelaksanaan EXOT (
Examination Of Authority), dan pada evaluasi productnya sekolah ini
memiliki standar yang lebih baik dalam bentuk capaian nilai rapot yang di
atas KKM, juga berupa capaian hasil hafalan qur‘an dalam bentuk sertifikat
hafalan dengan memiliki standar sanad dan juga weekly raport kepada orang
tua murid, sehingga hasil product pada sekolah ini lebih maksimal.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Pandemi Covid-19 telah berdampak di berbagai aspek kehidupan
manusia, termasuk aspek pendidikan. Selama masa pandemi, proses
pembelajaran tatap muka di kelas ditutup hingga batas waktu yang tidak
ditentukan. Karena itu, agar proses pembelajaran terus berjalan, maka
dibutuhkan perangkat pembelajaran jarak jauh (PJJ). Pembahasan tentang
proses belajar dari rumah, terdiri dari: Belajar dari Rumah melalui
pembelajaran daring/jarak jauh dilaksanakan untuk memberikan pengalaman
belajar yang bermakna bagi siswa, tanpa terbebani tuntutan menuntaskan
seluruh capaian kurikulum untuk kenaikan kelas maupun kelulusan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi Pembelajaran Jarak Jauh
yang dilaksanakan oleh Satuan Pendidikan dan Peserta Didik dengan
menggunakan Model evaluasi Context, Input, Process, Product (CIPP) di
Sekolah Menengah Pertama. Evaluasi adalah suatu alat atau prosedur
yang digunakan untuk mengetahui dan mengukur sesuatu dalam suasana
dengan cara dan aturan-aturan yang sudah ditentukan. Secara eksplisit
evaluasi mengacu pada pencapaian tujuan sedangkan secara implisit
evaluasi harus membandingkan apa yang telah dicapai dari program dengan
apa yang seharusnya dicapai berdasarkan standar yang telah ditetapkan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan penelitian yang telah di
uraikan sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa Evaluasi Pembelajaran Jarak
Jauh (PJJ) melalui model CIPP (context, input, process, and product) di SMP
Al Wildan Islamic School 1 Kelapa Dua Tangerang dan SMPIT Ash
Shiddiqqiyah Serua sebagai berikut :

87
88

1. Pelaksanaan Pembelajaran Jarak Jauh selama Covid 19 pada SMPIT


Ashiddiqiyah Serua dan SMP Al Wildan Islamic School 1 Kelapa Dua
Tangerang berjalan sesuai dengan Standard Operating Procedure (SOP)
Pembelajaran Jarak Jauh yang mengacu pada pedoman penyelenggaraan
belajar dari rumah dalam masa darurat penyebaran Covid-19 dalam Surat
Edaran Sekjen Kemendikbud no.15 tahun 2020) dan didukung oleh
beberapa teori bahwa pembelajaran jarak jauh dapat diimplementasikan
secara terencana dan terkonsep secara sistematis serta menjadikan media
bagi peserta didik untuk menumbuhkan kecakapan dan ide dalam
suasana merdeka belajar (Rodi‘ah,2020).
2. Kesiapan guru dalam mengajar online saat Pembelajaran jarak jauh
selama Covid-19 pada SMPIT Ashiddiqiyah Serua dan SMP Al Wildan
Islamic School 1 Kelapa Dua Tangerang sudah sesuai dengan ketentuan
mengajar dalam melaksanakan program kurikulum pembelajaran di
lembaga pendidikan tersebut.
3. Respon peserta didik dalam mengikuti KBM Online selama PJJ di
SMPIT Ashiddiqiyah Serua dan SMP Al Wildan Islamic School 1
Kelapa Dua Tangerang, memiliki antusias yang baik dalam proses
belajar mengajar jarak jauh.
4. Faktor-faktor pendukung KBM Online selama PJJ di SMPIT
Ashiddiqiyah Serua dan SMP Al Wildan Islamic School 1 Kelapa Dua
Tangerang diantaranya kesiapan sekolah dalam memberikan fasilitas
selama KBM Online, kesiapan guru-guru dalam melaksanakan program
pembelajaran KBM Online dan ekstra kuota internet gratis dari
Kemendikbud. Adapun faktor penghambat KBM online selama PJJ di
SMPIT Ashiddiqiyah Serua dan SMP Al Wildan Islamic School 1
Kelapa Dua Tangerang, terkadang adanya gangguan jaringan dan
tidaknya on cameranya siswa pada saat KBM online sedang berlangsung.
89

5. Evaluasi pelaksanaan pembelajaran dan capaian hasil belajar peserta


didik melalui model evaluasi CIPP di SMPIT Ashiddiqiyah Serua
dan SMP Al Wildan Islamic School 1 Kelapa Dua Tangerang Kelapa
Dua, diantaranya adalah,
a. Pada evaluasi Context, Pembelajaran Jarak Jauh yang terlaksana di
SMP Al Wildan Islamic School 1 Kelapa Dua Tangerang dan SMPIT
Ash Shiddiqqiyyah Serua Kota Tengsel Banten, baik dari kegiatan
ekstrakurikuler / pengembangan diri yang dapat berjalan, penggunaan
kurikulum di masing-masing sekolah yang dapat dikembangkan
secara maksimal, kompetensi kepala sekolah, guru dan tenaga
kependidikan yang sesuai di bidangnya, dan sarana prasarana yang
didukung penuh oleh sekolah demi menunjang pembelajaran jarak
jauh secara efektif.
b. Pada Evaluasi Input, Penyelenggaraan Pembelajaran Jarak Jauh di
kedua sekolah berbeda. Di SMP Al Wildan Islamic School
melaksanakan Pembelajaran Jarak Jauh secara Full Online, sementara
SMPIT Ash Shiddiqqiyyah Serua Kota Tengsel Banten melaksanakan
dengan sistem Blended Learning. Hal ini dilaksanakan berdasarkan
pertimbangan Zona di setiap wilayah Satuan Pendidikan. Standar
Operasional Procedure (SOP) selama Pembelajaran Jarak Jauh sudah
sesuai dengan standar. Selain itu, lulusan Tenaga Pendidik dari kedua
sekolah cukup berbeda sehingga dalam pelaksanaannya, penggunaan
media pembelajaran dan penilaian yang dilakukan oleh guru juga
berbeda.
c. Pada Evaluation Process, Pelaksanaan Pembelajaran Jarak Jauh di
SMP Al Wildan Islamic Scool 1 Kelapa Dua dan SMPIT Ash
Shiddiqqiyyah Serua Kota Tengsel Banten secara umum sama-sama
dilakukan secara online. Walaupun aktivitas belajar dilakukan secara
90

online, di kedua sekolah ini dapat juga melaksanakan pembelajaran


atau pembiasaan yang dilakukan sebelum pandemic berlangsung.
Artinya aktivitas-aktivitas seperti muroja‘ah, setoran hafalan, dan
kegiatan mutaba‘ah bisa berjalan secara efektif. Dilihat dari
penjadwalan,serta pembelajaran yang sangat konsisten dilakukan
setiap harinya. Kemudian, penggunaan kurikulum serta tekhnik
penilaiannya yang berbeda di tiap sekolah. Di SMP Al Wildan Islamic
School 1 Kelapa Dua Tangerang menggunakan Rapot Pekanan yang
isinya adalah nilai pekanan peserta didik serta Indikator pada tiap
muatan pelajaran baik pelajaran umum maupun pelajaran dinniyah,
namun berbeda hal nya dengan Rapot yang terdapat di SMPIT Ash
Shiddiqqiyyah yang rapot nya dibagikan setiap semester. Pemberian
tugas selama PJJ juga sesuai dengan kurikulum yang digunakan di
masing-masing sekolah dengan mempertimbangkan kesiapan antar
siswa.
d. Pada Evaluasi Product, Ketercapaiaan Pelaksanaan Pembelajaran
Jarak Jauh di SMP Al Wildan Islamic School 1 Kelapa Dua
Tangerang dan SMPIT Ash Shiddiqqiyyah Serua Kota Tengsel
Banten dinilai cukup berhasil, karena aspek-askpek penunjang, seperti
tenaga guru yang berkualitas ( baik latar pendidikan guru yang sudah
magister dan lulusan luar negeri), rancangan pelaksanaan
pembelajaran jarak jauh serta penggunaan media pembelajaran yang
tepat, serta laporan harian guru yang menunjukan pencapaian belajar
siswa melalui weekly report dan penilaian harian, penilaian tengah
semester dan penilaian akhir semester.
Pada evaluasi produk menunjukkan juga bahwa pembelajaran tahfidz
Qur‘an,seperti pembinaan (mutaba‘ah /Quality Control), muroja‘ah,
91

setoran tahfidz, serta kegiatan EXOT (examination of authority) yang


dilakukan dapat juga dilakukan dengan baik walaupun secara online.

Hasil penelitian ini bahwa model CIPP melalui berbagai evaluasi pada
kedua sekolah tersebut yang dapat dijadikan sebagai Based Model adalah
evaluasi Process dan evaluasi Product. SMPIT Asshiddiqiyyah Serua sudah
melaksanakan Process pembelajaran online dengan menggunakan Aplikasi
sesuai standar, dan penguasaan hafalan al quran sebanyak 1 juz pertahun
(sebagai aktivitas pendukung) sehingga mendapatkan hasil capaian atau
product yang baik berupa sertifikat hafalan yang memberikan dampak
signifikan dan pengaruh positif bagi setiap individu yang terlibat dalam
proses tersebut. Adapun pada SMP Al Wildan Islamic School 1 Kelapa Dua
Tangerang, pada evaluasi prosesnya sekolah ini memiliki program unggulan
untuk mengukur lebih dalam mengenai ketercapaian pemahaman peserta
didik secara objektif dengan pelaksanaan EXOT ( Examination Of
Authority), dan pada evaluasi productnya sekolah ini memiliki standar yang
lebih baik bukan hanya peningkatan kemampuan secara akademis melalui
pencapaian nilai Penilaian Harian, Penilaian Tengah Semester, dan Penilaian
Akhir Semester, namun juga dengan capaian hasil hafalan qur‘an dalam
bentuk sertifikat hafalan dengan memiliki standar sanad dan juga weekly
raport kepada orang tua murid, sehingga hasil product pada sekolah ini lebih
maksimal.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan yang dijelaskan diatas, maka ada beberapa
saran yang diusulkan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagi Satuan Pendidikan
a. SMP Al Wildan Islamic School 1 Kelapa Dua Tangerang dapat
memberikan Ekstrakurikuler yang variatif kepada peserta didik, agar dapat
92

menghilangkan rasa bosan yang di alami peserta didik selama


Pembelajaran Jarak Jauh, serta agar meningkatkan minat dan bakat peserta
didik.
b. Selama Kegiatan Mutaba‘ah dan Hasil Hafalan Harian Alqur‘an yang
sudah dilakukan oleh guru dan siswa dikedua sekolah , sebaiknya
dilaporkan secara berkala kepada orangtua Murid, agar orangtua murid
bisa mengetahui sampai sejauh mana kemampuan peserta didik dalam
beribadah, bertingkah laku, dan jumlah hafalan harian yang sudah dicapai.
c. Melaksanakan controlling atas segala macam kegiatan yang terselenggara
di Sekolah, seperti Ekskul dan Program Ketahanan Pangan pada SMPIT
Ash Shiddiqqiyyah Serua Kota Tengsel Banten, sehingga tanaman-
tanaman yang dibagikan juga bisa bermanfaat untuk peserta didik di
rumah.
d. Meningkatkan kerja sama dengan dinas pendidikan dan orangtua murid
terkait dengan terselenggaranya program-program pemerintah.
e. Hendaknya kedua sekolah dapat meningkatkan dan mendukung
kemampuan tenaga pendidik dalam membuat model Pembelajaran yang
kreatif dan efektif saat Pembelajaran jarak jauh berlangsung.
f. Memaksimalkan fungsi sarana dan prasarana sekolah, agar dapat
melaksanakan blended Learning bagi SMP Al Wildan Islamic School 1
Kelapa Dua Tangerang.

2. Bagi Pemerintah
a. Menjadikan zona di daerah satuan pendidikan menjadi zona kuning,
sebagai salah satu syarat Pembelajaran tatap muka terbatas, dengan
menghimbau untuk menta‘ati protocol kesehatan.
b. Mempercepat program Vaksinasi bagi pendidik dan peserta didik agar
terlaksananya Pembelajaran Tatap Muka terbatas dapat tercapai.
93

Penelitian tentang Evaluasi Pembelajaran Jarak Jauh melalui Model


CIPP, dirasa masih minim sekali. Perlu penelitian lanjutan agar lebih
menyoroti pembelajaran jarak jauh yang fokusnya pada tahfidz Al Qur‘an.
Oleh karena itu, diharapkan kepada peneliti selanjutnya dapat
mengembangkan dengan data yang lebih baik lagi.
DAFTAR PUSTAKA

A. Referensi Jurnal
Azhari, M. F., & Heldayani, S. (2021). The Relationship of Anxiety Level
With Length of Stay Corona Virus Disease 2019 (Covid-19)
Patient‘s in Special Quarantine Bapelkes Banjarbaru. Journal of
Nursing and Health Education, 1(1), 30-37.
Aziz, S., Mahmood, M., & Rehman, Z. (2018). Implementation of CIPP
Model for Quality Evaluation at School Level: A Case
Study. Journal of Education and Educational
Development, 5(1), 189-206.
Bhakti, C. P., & Kurniawan, S. J. (2020, September). Konsep Psikoedukasi
Berbasis Blended Learning bagi Remaja di Masa
Pandemi Covid-19. In Prosiding Seminar Bimbingan dan
Konseling (pp. 52-60).
Bušelić, M. (2012). Distance Learning–concepts and
contributions. Oeconomica Jadertina, 2(1), 23-34.
Caraivan, L. (2011). Blended learning: from concept to
implementation. Euromentor Journal- Studies About
Education, (04), 119-126.
Darodjat, D., & Wahyudhiana, W. (2015). Model evaluasi program
pendidikan. Islamadina: Jurnal Pemikiran Islam, 1-23.
Diana, P. Z., Wirawati, D., & Rosalia, S. (2020). Blended learning dalam
pembentukan kemandirian belajar. Alinea: Jurnal Bahasa, Sastra,
dan Pengajaran, 9(1), 16-22.
Fitzpatrick, J. L. (2011). Program evaluationalternative approaches and
practical guidelines (No. 379.154097 F5).
Gunawan, B. (2020). Analisis Yuridis Pendidikan Jarak Jauh dalam
Perspektif Hak Asasi Manusia dalam Undang-Undang Dasar NRI
1945 pada Masa Pandemi Covid-19 di Indonesia. Jurnal
HAM, 11(3), 387-404.

Hendra Divayana, D. G., & Sanjaya, D. B. (2017). Mobile Phone-Based


CIPP Evaluation Model in Evaluating the Use of Blended
Learning at School in Bali. International Journal of Interactive
Mobile Technologies, 11(4), 42-51.
Idris, H. (2018). Pembelajaran model blended learning. Jurnal Ilmiah
Iqra', 5(1).

94
95

Muryadi, A. D. (2017). Model evaluasi program dalam penelitian


evaluasi. Jurnal Ilmiah Penjas (Penelitian, Pendidikan Dan
Pengajaran), 3(1).
Munirah. (2016). Petunjuk Al Qur‘an tentang Belajar dan Pembelajaran.
Lentera Pendidikan. 19 (1)
Naserly, M. K. (2020). Implementasi Zoom, Google Classroom, Dan
Whatsapp Group Dalam Mendukung Pembelajaran Daring
(Online) Pada Mata Kuliah Bahasa Inggris Lanjut (Studi
Kasus Pada 2 Kelas Semester 2, Jurusan Administrasi
Bisnis, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis, Universitas Bina
Sa. Aksara Public, 4(2), 155-165.
Neumeier, P. (2005). A closer look at blended learning—parameters for
designing a blended learning environment for
language teaching and learning. ReCALL, 17(2), 163-178.
Ninoersy, T., Tabrani, Z. A., & Wathan, N. (2019). Manajemen perencanaan
pembelajaran Bahasa Arab berbasis kurikulum 2013 pada SMAN 1
Aceh Barat. FITRAH: Jurnal Kajian Ilmu- ilmu Keislaman, 5(1),
83-102.
Oyedotun, T. D. (2020). Sudden change of pedagogy in education driven by
COVID- 19: Perspectives and evaluation from a developing
country. Research in Globalization, 2, 100029
Sari, W., Rifki, A. M., & Karmila, M. (2020). Analisis kebijakan pendidikan
terkait implementasi pembelajaran jarak jauh pada masa darurat
covid 19. Jurnal Mappesona, 2(2)..
Setiawan, A. R. (2020). Lembar kegiatan literasi saintifik untuk pembelajaran
jarak jauh topik penyakit coronavirus 2019 (COVID-
19). Edukatif: Jurnal Ilmu Pendidikan, 2(1), 28- 37.
Sutia, C., & Sagita, S. (2020). Tanggapan Siswa, Orang Tua dan Guru
terhadap Pembelajaran Jarak Jauh Selama Pandemi Covid-
19 (Students, Parents and Teachers' Responses to Distance
Learning During The Covid-19 Pandemic). Jurnal
Inspirasi, 11(2), 156-165.
Teguh, M. (2015). Difusi Inovasi Dalam Program Pembelajaran Jarak Jauh
Di Yayasan Trampil Indonesia.
Tiantong, M., & Tongchin, P. (2013). A multiple intelligences supported
web-based collaborative learning model using Stufflebeam‘s
CIPP evaluation model. International Journal of Humanities
and Social Science, 3(7), 157-165.
Valentine, D. (2002). Distance learning: Promises, problems, and
possibilities. Online journal of distance learning
administration, 5(3).
96

Widiyanto, A., & Nugraha, T. (2018). TINGKAT PENERAPAN HASIL


PENDIDIKAN DAN PELATIHAN MANAJEMENDAN
KEPEMIMPINAN BP3K BAGI PIMPINAN BP3K. Al-KALAM
JURNAL KOMUNIKASI, BISNIS DAN MANAJEMEN, 5(1), 30-
43.

B. Referensi Buku
Ambiyar dan D. Muharika. (2019). Metodologi Penelitian Evaluasi Program.
Bandung: Alfabeta,cv.
Anas Sudijoyo. (2005). Pengantar Evaluasi Program. Jakarta : PT Raja
Grafindo Persada.
Arikunto, S., & Jabar, C. S. A. (2009). Pedoman Teoritis Praktis Bagi
Mahasiswa dan Praktisi Pendidikan.
Depdiknas, UU SISDIKNAS Nomor 20 Tahun 2003, Jakarta: Dirjen
Pendidikan Dasar dan Menengah.
Driscoll, M. (2002). Blended learning: Let‘s get beyond the hype. E-
learning, 1(4), 1- 4.
Eko Putro W. (2008). Model Evaluasi Program Pembelajaran IPS Di SMP.
Disertasi Doktor, tidak diterbitkan, Universitas Negeri
Yogyakarta, Yogyakarta
Fikri, Miftahul. Neni ,.H. Wahyuningsih,S. (2014). Pelaksnaan Evaluasi
Program.
Fitzpatrick, J. L. (2011). Program evaluation alternative approaches and
practical guidelines (No. 379.154097 F5).
Gagne, R. M, Briggs, L.J and Wager, W.W. (1992). Principles of
instructional design. Fort Worth, TX: Harcourt Brace Jovanovich,
Publishers
Holmberg, B., Hrsg. Bernath, & Busch, F. W. (2005). The evolution,
principles and practices of distance education (Vol. 11).
Oldenburg: Bis.
Karimi, A. F., & Efendi, D. (Eds.). (2020). Membaca Korona: Esai-Esai
tentang Manusia, Wabah, dan Dunia. Caremedia Communication.
Musfah, Jejen. (2016). Tips Menulis Karya Ilmiah Makalah, Penelitian,
Skripsi, Tesis & Disertasi. Jakarta : Kencana Prenadamedia Group.
97

Musfah, Jejen. (2018). Analisis Kebijakan Pendidikan Mengurai Krisis


Karakter Bangsa. Jakarta : Kencana Prenadamedia Group.
Rahadi, A. (2008). Belajar, Pembelajaran dan Sumber Belajar. On line at
http://www. belajar, pembelajaran, & sumber belajar. htm.
Stufflebeam, D. (2003). The CIPP model for evaluation In Annual
Conference of the Oregon Program Evaluators Network
(OPEN). Portland, Oregon.
Stufflebeam, Daniel L.; Shinkfield, Anthony J.. (2007). Evaluation theory,
models, and applications / Daniel L. Stufflebeam, Anthony J.
Shinkfield. San Fransisco :: John Wiley & Sons,.
Suchman, E.A. (1979). Evaluation Research: Principles and Practice Service
and Social to Theory and Practice. Boston: Kluwer-Nijhoff
Publishing.
Sudjana, D. (2006). Evaluasi Program Pendidikan Luar Sekolah. Bandung:
PT Remaja Rosdakarya.
Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D.
Bandung : Alfabeta.
Sukardi, E. P. P. (2009). Operasionalnya. Jakarta: Bumi Aksara.
Tayibnapis, F. Y. (2000). Evaluasi Program, Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Trianto, I. B. (2014). Mendesain model pembelajaran inovatif, progresif, dan
kontekstual. Jakarta: Prenadamedia Group.
Wijayanto, A., Or, S., Kom, S., Lani, A. D. A., Ulfa, D. L., Taufik, M. S., &
Akhyak, H. (2021). Penerapan Adaptasi Kebiasaan Baru pada
Era Pandemi Virus Corona 19 di Berbagai Sektor Pendidikan. OSF
Preprints. January, 24.
Zaibaski, S. Beberapa Model Evaluasi Pendidikan. Disarikan dari Seminar
pada Mata Kuliah Evaluasi Pendidikan.
C. Referensi Website
Sejutaguru.com. (2020, 19 Juni ). Efektifkah Pembelajaran Menggunakan‖
Zoom‖. Diakses pada 25 November 2020, dari
https://sejutaguru.com/2020/06/efektifkah-pembelajaran-
menggunakan- zoom-inilah-peluang-peluang-dalam-remote-learning/
98

Ristekdikti.go.id. (2013, 27 April). Edmodo Solusi untuk pembelajaran jarak


jauh pjj. Diakses pada 25 November 2020, dari
https://lldikti12.ristekdikti.go.id/2013/04/27/edmodo-solusi-
untuk- pembelajaran-jarak-jauh-pjj.html
Diknas.okukab.go.id (2020, September). Pembelajaran dimasa Pandemi
Covid-19, Diakses pada 23 Maret 2021, dari
http://diknas.okukab.go.id/berita/detail/pembelajaran-di-masa-
pandemi- covid19
Lokadata.id (2021, 4 Januari). Blended Learning di Sekolah Jakarta Orangtua
Jangan Terburu- buru. Diakses pada 23 Maret 2021 dari
https://lokadata.id/artikel/blended-learning-di- sekolah-jakarta-
orang- tua-jangan-terburu-buru
Covid19.go.id (2020, 9 Maret). Apa yang dimaksud dengan Pandemi.
Diakses pada 25 Maret 2021 dari
https://covid19.go.id/tanyajawab?search=Apa%20yang%20dimaksud
%20 dengan%20 pandemi
Indonesia.ureport.in (2020, 12 Agustus). Ruang Peduli Kesehatan Mental
(PEKA) #UReportPeka Volume 1. Diakses pada 25
Maret 2021 dari https://indonesia.ureport.in/opinion/4464/
Barokah, Dwi Reka. (2020). Tersedia online: https://www.gatra.com/detail/
news/457263/teknologi/kominfo-83-pengguna-internet-adalah-
pengguna whatsapp
www.kemdikbud.go.id. (2020). Tahun 2020 tentang Pencegahan dan
Penanganan COVID-19 di Lingkungan Kemendikbud.
Diunduh Dari Https://Jdih. Kemdikbud. Go. Id/Arsip/SE%
20Nomor, 202.
LAMPIRAN
Lampiran 1

Data Pendukung Context ―Situasi yang mempengeruhi Program


Pembelajaran Jarak Jauh‖
A. Deskripsi Lokasi dan Subjek Penelitian
1. Profil SMP Al Wildan Islamic School 1 Kelapa Dua Tangerang BSD

Gambar 4 12 Gedung dan Lokasi Al Wildan Islamic School 1 Gading


Serpong
2. Identitas SMP Al Wildan Islamic School 1 Kelapa Dua Tangerang

Komponen Deskripsi
Yayasan Pendiri Yayasan Al Hujjah
Nama Sekolah SMP Al Wildan Islamic School 1 Kelapa Dua
Tangerang
Alamat Jl. Bidar 1 No.2
Kecamatan Kelapa Dua
Kabupaten / kota Tangerang Banten
Akreditasi A
Status Swasta
NPSN 69982590
Website https://alwildan.sch.id/

3. Visi dan Misi SMP Al Wildan Islamic School 1 Kelapa Dua Tangerang
Gading Serpong

Berdasarkan dokumen yang ada, SMP Al Wildan Islamic School 1


Kelapa Dua Tangerang memiliki visi dan misi sebagai berikut :

Visi

Terwujudnya lembaga pendidikan Islam yang berkualitas dan berbasis


pada penguasaan hafalan Al- Qur‘an, Ilmu Syar‘iyyah, di dukung dengan
penguasaan Bahasa asing.

Misi

1) Mendirikan lembaga pendidikan dengan pelayanan prima yang di


dukung oleh sistem manajemen mutu dan Profesionalisme.
2) Mencetak para huffaz Al-Qur‘an yang memiliki ilmu pengetahuan dan
pemahaman agama yang mendalam.
3) Mengembangkan lembaga pendidikan berbasis teknologi modern dan
pemahaman para pendahulu yang saleh ( Manhaj Salafus Shalih).
4) Menyelenggarakan pendidikan yang berorientasi masa depan (visioner)
dan mampu bersaing di dunia global.
4. Program Pendidikan

Berdasarkan studi dokumen dan beberapa data yang ditemukan, program


Pendidikan yang dimiliki SMP Al Wildan Islamic School 1 Kelapa Dua
Tangerang,terdapat beberapa jenis kelas yang dapat diikuti peserta didik,
terdiri atas :

a. Full day School

b. Bording School

Sementara, untuk klasifikasi penjurusan kelas terdiri atas:

a. American Europe

b. Markaz Alqur‘an

c. Middle East

5. Struktur Organisasi
Berdasarkan Buku Panduan Siswa Boarding, berikut struktur
Organisasi dari SMP Al Wildan Islamic School 1 :

Gambar 4 13 Struktur Organisasi Boarding SMP Al Wildan Islamic


School 1 Kelapa Dua Tangerang
6. Kegiatan Pengembangan Diri (Ekstrakurikuler)

a. Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS)

b. Muhadharah ( Kajian Wajib)

c. Halaqoh

d. Public Speaking

e. Sholat Tahajud

f. Sholat Dhuha

g. Memanah

h. Cooking Class
7. Prestasi Siswa di SMP Al Wildan Islamic School 1 Kelapa Dua
Tangerang

Berikut ini merupakan beberapa prestasi yang diraih oleh


peserta didik di SMP Al Wildan Islamic School 1 Kelapa Dua
Tangerang :

a. Juara 1 MHQ 5 Juz tingkat Nasional tahun 2020 pada ASESI


(Asosiasi Sekolah Sunnah Indonesia)

b. Juara 1,2, dan 3 Tahfidz Alqur‘an tingkat Nasional, Penyelenggara


MAN IC Serpong

c. Juara 1 dan 2 Tahfidz Alqur‘an tingkat Provinsi Banten,


Penyelenggara Pemda Banten

d. Juara 3 Tahfidz Alqur‘an tingkat Nasional, penyelenggara Rodja TV

e. Juara 1 MHQ 1 Juz Tingkat Tangerang Raya, penyelenggara Insan


Rabbani BSD

f. Juara 1,2, dan 3 Tahfidz Alqur‘an tingkat Jabodetabek,


penyelenggara ICM BSD

g. Juara 2 Tahfidz Alqur‘an Piala Walikota Tangerang Selatan

h. Juara 1 dan 2 Tahfidz Alqur‘an 3 Juz + terjemahan tingkat nasional,


penyelenggara Festival Basalamah

i. Juara 1,2,dan 3 Tahfidz Al Qur‘an tingkat Nasional, penyelenggara


MAN IC Serpong

j. Juara 1 Seni Beladiri Tingkat Nasional, Penyelenggara Al Azhar Seni


Beladiri.
6. Jumlah Kelas SMP Al Wildan Islamic School 1 Kelapa Dua
Tangerang

Tabel 4 6 Jumlah Kelas SMP Al Wildan Islamic School 1 Kelapa Dua


Tangerang
No. Class Program

1 7.1 American Europe


2 7.2 American Europe
3 7.3 Markaz Alqur‘an
4 7.4 Middle East
5 8.1 American Europe
6 8.2 American Europe
7 8.3 Middle East
8 8.4 Markaz Alqur‘an
9 8.5 Markaz Alqur‘an Terdiri atas Siswa Boarding
10 8.6 Markaz Alqur‘an dan Siswa Full Day
11 9.1 American Europe
12 9.2 American Europe
13 9.3 Markaz Alqur‘an
14 9.4 Markaz Alqur‘an
15 9.5 Markaz Alqur‘an
16 9.6 Markaz Alqur‘an

7. Latar Belakang Pendidikan Tenaga Pendidik

Latar Belakang tenaga pendidik di SMP Al Wildan Islamic


School 1 Kelapa Dua Tangerang dari berbagai macam perguruan
tinggi dalam negeri maupun luar negeri, seperti :

a. Pengajar Alqur‘an, terdiri atas SDM yang unggul seperti Para


masyaikhoh dari Timur Tengah, serta Juara Tahfidz Nasional dan
Internasional.
b. Lulusan kampus –kampus ternama di Indonesia seperti LIPIA
Jakarta, Universitas Indonesia, Universitas Gajah Mada, dan
Institut Teknologi Bandung.

8. Fasilitas di SMP Al Wildan Islamic School 1 Kelapa Dua Tangerang

a. Ruang Kelas Full AC


b. Asrama Putri Full AC
c. Tempat Fitness khusus akhwat
d. Lab Komputer
e. CCTV di setiap ruangan
f. Perpustakaan
g. Kantin sehat
h. Ruangan belajar yang proposional
i. Layanan Khusus untuk Boarding ( Koperasi dan Poli Klinik)
B. Gambaran Umum tentang SMPIT Ashihiddiqqiah Serua Tangsel.
1. Profil SMPIT Ashihiddiqqiah Serua Tangsel.
Gambar 4 14 Gedung dan Lokasi SMPIT
Ashidhiqqiah Serua
Berdasarkan dokumen yang ada, SMPIT Ashidhiqqiah awalnya
merupakan Sekolah Dasar Islam Terpadu (SDIT) Ashidhiqiah Ciputat.
Didirikan pada tahun 1996 oleh Keluarga Besar H. M. Shiddiq bint
Mesir di atas tanah seluas kurang lebih 1.500m persegi.

Yayasan yang awalnya dibangun dari TK (taman kanak-kanak) Islam,


yang kemudian mendapatkan respons yang positif dari masyarakat
sekitar, berlanjut melalui program pembinaan baca tulis qur‘an melalui
TPA yang di prakasai oleh Bapak H. Subhanallah. Kemudian di tahun
2001 terbentuklah Sekolah di Tingkat Dasar. Diawal pembukaan
Sekolah Dasar pada tahun pelajaran 2001-2002 berjumlah 7 peserta didik
dengan 3 tenaga pendidik yang dikelola oleh Bapak H. M. Sirodj selaku
ketua yayasan pada saat itu. Karena adanya kepuasan dari masyarakat
sekitar, maka pada tahun pelajaran 2015-2016, yayasan membuka tingkat
SMP Islam Terpadu (SMPIT) Ashiddiqiah sebagai tahun ajaran pertama.
2. Identitas SMPIT Asshiddiqqiyyah Serua Tangerang Selatan

Tabel 4 7 Identitas SMPIT Asshiddiqqiyyah Serua Tangerang Selatan


Komponen Deskripsi
Yayasan Pendiri Yayasan Ashiddiqqiyyah
Nama Sekolah SMPIT Asshiddiqqiyyah
Alamat Jl. Perum Bukit Indah Blok D4 No.17C Serua
Kecamatan Ciputat
Kabupaten / kota Kota Tangerang Selatan Banten
Akreditasi A
Status Swasta
NPSN
Website https://asqy.sch.id/

3. Visi dan Misi SMPIT Ashidiqqiah Serua

Berdasarkan dokumen yang ada, SMPIT Ashidiqqiah Serua


memiliki visi dan misi sebagai berikut :

Visi

Menjadi Lembaga Pendidikan Berbasis Al Quran dan Sains yang


Berkarakter Akhlaktul Karimah untuk Menghadirkan Generasi Mandiri dan
Terampil dalam Hidup Serta Siap Memasuki Jenjang Pendidikan
Selanjutnya.
Misi

1. Mengembangkan pendidikan sains berbasis Al Quran


2. Melakukan penelitian pendidikan karakter untuk menghasilkan peserta
didik
3. Mewujudkan siswa yang unggul pada prestasi akademik dan akademik
4. Menyelenggarakan kegiatan ekstrakulikuler yang terprogram dan
terukur
5. Membiasakan budaya ilmiah dan budaya mutu
6. Mewujudkan lingkungan sekolah yang aman dan sehat
7. Mewujudkan standarisasi pembelajaran Al Quran dan Hadits
4. Program Pendidikan
Program Pendidikan yang ada di SMPIT Ashiddiqqiyyah terdiri atas :
a. Program kelas Reguler, yang Pembelajarannya seperti kelas normal
pada umummnya dan tidak terlalu difokuskan pada target hafalan.
b. Program Hafalan Alqur‘an / Kelas Takasus, yang diperuntukkan khusus
untuk fokus hafalan Alqur‘an, dan pelajaran akademiknya hanya
difokuskan pada muatan pelajaran Pendidikan Agama Islam, Bahasa
Indonesia, Matematika, dan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA).
5. Struktur Organisasi Sekolah

Gambar 4 15 Struktur Organisasi SMPIT Asshiddiqqiyyah Serua


Tangerang Selatan
6. Kegiatan Pengembangan Diri (Ekstrakurikuler)
a. Sholat Tahajud
b. Sholat Dhuha
c. Muroja‘ah Pagi dan Sore
d. Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS)
e. Pramuka
f. Da‘i Cilik
g. Memanah
h. Karate
i. Seni Tari.
7. Jumlah Kelas SMPIT Ashidhiqqiah Serua
Tabel 4 8 Jumlah Kelas SMPIT Ashiddiqiyyah Serua Tangerang Selatan
No. Class Program

1 7 ASSALAM REGULER
Masing-masing kelas,
2 7 ALMALIK REGULER
memiliki peserta didik
3 8 ALMUKMIN REGULER
yang ikut program
4 8 ARRAHIM REGULER
Takasus
5 9 AL AZIZ REGULER
6 9 AL MALIK REGULER

8. Latar Belakang Pendidikan Tenaga Pendidik


Latar Belakang tenaga pendidik di SMPIT Ashiddiqqiyyah
Serua terdiri dari berbagai macam perguruan tinggi dalam negeri seperti
: Universitas Islam Negeri Jakarta (UIN Jakarta) dan Universitas
Negeri Jakarta (UNJ)
9. Fasilitas di SMPIT Ashiddiqqiyyah Serua
a. Bangunan terdiri atas 5 lantai bangunan, dengan lantai teratas
sebagai Rooftop
b. Kolam Renang Indoor
c. Lapangan Footsal dan Badminton Indoor
d. Aula Serbaguna
e. Musholla
f. Kantin
g. Perpustakaan
h. Ruang Kelas yang sesuai dengan standar
i. Lapangan Sekolah
j. Lahan Parkir yang luas
Lampiran 2
A. Instrumen Observasi Kepala Satuan Pendidikan dalam Pelaksaanaan
PJJ
SMP Al Wildan Islamic School 1 Kelapa Dua Tangerang Banten, Indonesia

Pokok Indikator Ada (1) / Tidak ada (0)


Penelitian
Peran Kepala 1. Menetapkan model pengelolaan ada
Satuan satuan pendidikan darurat selama
Pendidikan BDR dan menentukan sistem
dalam pembelajaran
Pembelajaran ada
Jarak Jauh 2. Membuat rencana keberlanjutan
pembelajaran
ada
3. Melakukan pembinaan dan (setiap sepekan sekali)
pemantauan kepada guru
ada
4. Memastikan ketersediaan sarana
prasarana yang dimiliki guru dalam
memfasilitasi pembelajaran jarak jauh
ada
5. Membuat program pengasuhan
untuk mendukung orang tua/ wali
dalam mendampingi anak BDR
ada
6. Membentuk Tim Siaga Darurat
untuk penanganan COVID-19 di
Satuan Pendidikan
ada
7. Berkoordinasi dan Memberikan
laporan secara berkala kepada Dinas
Pendidikan dan atau Pos Pendidikan
Daerah
SMPIT Asshiddiqqiyyah Serua Banten, Indonesia
Pokok Indikator Ada (1) / Tidak ada (0)
Penelitian
Peran Kepala 1. Menetapkan model pengelolaan ada
Satuan satuan pendidikan darurat selama
Pendidikan BDR dan menentukan sistem
dalam pembelajaran
Pembelajaran ada
Jarak Jauh 2. Membuat rencana keberlanjutan
pembelajaran
ada
3. Melakukan pembinaan dan (setiap sepekan sekali)
pemantauan kepada guru
ada
4. Memastikan ketersediaan sarana
prasarana yang dimiliki guru dalam
memfasilitasi pembelajaran jarak jauh
ada
5. Membuat program pengasuhan
untuk mendukung orang tua/ wali
dalam mendampingi anak BDR
ada
6. Membentuk Tim Siaga Darurat
untuk penanganan COVID-19 di
Satuan Pendidikan
ada
7. Berkoordinasi dan Memberikan
laporan secara berkala kepada Dinas
Pendidikan dan atau Pos Pendidikan
Daerah
B. Instrumen Observasi Pendidik dalam Pelaksaanaan PJJ
SMP Al Wildan Islamic School 1 Kelapa Dua Tangerang Banten, Indonesia
Pokok Indikator Ada (1) / Tidak ada
Penelitian (0)
Pra 1. Menyiapkan RPP ada
Pembelajaran
2. Menyiapkan Bahan ajar, jadwal, ada
penugasan kemudian
mengirimkannya ke peserta didik/
orang tua/ wali.

3. Memastikan semua peserta didik ada


telah mendapatkan lembar jadwal
dan penugasan

4. Jadwal pembelajaran dan penugasan tidak ada


belajar diambil oleh orangtua/ wali
peserta didik sekali seminggu di
akhir minggu dan disebarkan
melalui media komunikasi yang
tersedia.
tidak ada
5. Guru dan orangtua/wali peserta didik
yang bertemu untuk menyerahkan
jadwal dan penugasan diwajibkan
melakukan prosedur keselamatan
pencegahan COVID-19.
Saat 1. Pembelajaran luring dibantu orang tidak ada
Pembelajaran tua/wali peserta didik sesuai dengan
jadwal dan penugasan yang telah
diberikan.

2. Guru dapat melakukan kunjungan ke tidak ada


rumah peserta didik untuk
melakukan pengecekan dan
pendampingan belajar. Jika ini
dilaksanakan, wajib melakukan
prosedur pencegahan penyebaran
COVID-19.
ada
3. Berdoa bersama sebelum dan
sesudah belajar.
Usai 1. Setiap peserta didik mengisi lembar ada
Pembelajaran aktivitas sebagai bahan pemantauan
belajar harian.

2. Orang tua/wali peserta didik tidak ada


memberikan tandatangan pada tiap
sesi belajar yang telah tuntas di
lembar pemantauan harian.

3. Penugasan diberikan sesuai dengan ada


jadwal.

4. Muatan penugasan adalah pendidikan tidak ada


kecakapan hidup, antara lain
mengenai pandemi COVID-19.
Selain itu, perlu dipastikan adanya
konten rekreasional dan ajakan
melakukan olahraga/ kegiatan fisik
dalam upaya menjaga kesehatan
mental dan fisik peserta didik selama
periode BDR.

5. Hasil penugasan berikut lembar ada


pemantauan aktivitas harian
dikumpulkan setiap akhir minggu
sekaligus mengambil jadwal dan
penugasan untuk minggu berikutnya.
Ini dapat juga dikirim melalui alat
komunikasi.
SMPIT Asshiddiqqiyyah Serua Banten, Indonesia
Pokok Indikator Ada (1) / Tidak
Penelitian ada (0)
Pra 1. Menyiapkan RPP ada
Pembelajaran
2. Menyiapkan Bahan ajar, jadwal, ada
penugasan kemudian
mengirimkannya ke peserta didik/
orang tua/ wali.

3. Memastikan semua peserta didik ada


telah mendapatkan lembar jadwal
dan penugasan

4. Jadwal pembelajaran dan penugasan tidak ada


belajar diambil oleh orangtua/ wali
peserta didik sekali seminggu di
akhir minggu dan disebarkan
melalui media komunikasi yang
tersedia.
ada
5. Guru dan orangtua/wali peserta didik
yang bertemu untuk menyerahkan
jadwal dan penugasan diwajibkan
melakukan prosedur keselamatan
pencegahan COVID-19.
Saat 1. Pembelajaran luring dibantu orang tidak ada
Pembelajaran tua/wali peserta didik sesuai dengan
jadwal dan penugasan yang telah
diberikan.

2. Guru dapat melakukan kunjungan ke ada


rumah peserta didik untuk
melakukan pengecekan dan
pendampingan belajar. Jika ini
dilaksanakan, wajib melakukan
prosedur pencegahan penyebaran
COVID-19.
ada
3. Berdoa bersama sebelum dan
sesudah belajar.
Usai 1. Setiap peserta didik mengisi lembar ada
Pembelajaran aktivitas sebagai bahan pemantauan
belajar harian.

2. Orang tua/wali peserta didik tidak ada


memberikan tandatangan pada tiap
sesi belajar yang telah tuntas di
lembar pemantauan harian.

3. Penugasan diberikan sesuai dengan ada


jadwal.

4. Muatan penugasan adalah pendidikan tidak ada


kecakapan hidup, antara lain
mengenai pandemi COVID-19.
Selain itu, perlu dipastikan adanya
konten rekreasional dan ajakan
melakukan olahraga/ kegiatan fisik
dalam upaya menjaga kesehatan
mental dan fisik peserta didik selama
periode BDR.

5. Hasil penugasan berikut lembar ada


pemantauan aktivitas harian
dikumpulkan setiap akhir minggu
sekaligus mengambil jadwal dan
penugasan untuk minggu berikutnya.
Ini dapat juga dikirim melalui alat
komunikasi.
Lampiran 3

Instrumen Wawancara Kepala Sekolah


SMP Al Wildan Islamic School 1 Kelapa Dua Tangerang Banten, Indonesia
No. Fokus pertanyaan Jawaban
1. Model Pendidikan Darurat yang Daring
dilaksanakan di sekolah ?
2. Kurikulum apakah yang digunakan TIC
sekolah ? (Tahfidz International
Curiculum)
3. Sebagai Kepala Satuan Pendidikan, Ya
apakah bapak/ibu membuat rencana
keberlanjutan pembelajaran ?

4. Apakah Bapak/ibu membentuk Tim Ya, ada tim khusus


Siaga Darurat untuk penanganan
COVID-19 di Satuan Pendidikan
5. Apakah bapak/ibu berkoordinasi dan Ya, selalu berkordinasi
Memberikan laporan secara berkala
kepada Dinas Pendidikan dan atau
Pos Pendidikan Daerah?
6. Bagaimana Program Kerja dan Kami menggunakan zoom
Standar Operational Procedure (SOP) aplikasi untuk media
dalam penyelenggaraan PJJ di satuan pembelajaran dan kami
pendidikan yang bapak/ibu pimpin ? sediakan link zoom perkelas
yg digunakan oleh guru dan
siswa.
7. Bagaimana kompetensi Tenaga Alhamdulillah selalu
Pendidik di Satuan Pendidikan yang memberikan yang terbaik
bapak/ibu pimpin ? dalam menjalankan tugas
8. Apakah bapak/ibu memastikan Semuanya sesuai dengan terget
ketersediaan sarana prasarana yang bahkan melebihi target
dimiliki guru dalam memfasilitasi maksimal
pembelajaran jarak jauh ?

9. Apakah Bapak/ibu melakukan Sudah tersedia


pemantauan kepada guru selama PJJ ?

10. Apakah bapak/ibu melakukan Ya, selalu ada evaluasi.


pembinaan kepada guru selama PJJ ? Dan selama proses
pembelajaan, Kami sebagai
pimpinan membuat jadwal
supervisi dengan masuk ke
link aplikasi zoom kelas untuk
melihat proses KBM
berlangsung
11. Apakah bapak/ibu membuat program Kami melakukan koordinasi
pengasuhan untuk mendukung orang denagn wali murid untuk
tua/ wali atau kegiatan parenting membantu kelancaran proses
dalam mendampingi anak BDR ? belajar mengajar
12. Apakah Program-program unggulan Tahfidz Al Qur‘an
yang ada di Satuan Pendidikan yang
bapak/ibu pimpin ?
13. Apakah kendala yang dihadapi Target pendidikan tidak
sekolah selama PJJ ? maksimal
14. Apakah program-program yang Keberhasialan program
dilakukan di sekolah berhasil ? program sekolah hanya
berhasil 90%
15. Berapakah tingkat keberhasilan 90 % tingkat keberhasilannya
Program yang dilaksanakan?

SMPIT Asshiddiqqiyyah Serua Banten, Indonesia


No. Fokus pertanyaan Jawaban
1. Model Pendidikan Darurat yang dilaksanakan di Daring
sekolah ?
2. Kurikulum apakah yang digunakan sekolah ? Kurikulum 2013
3. Sebagai Kepala Satuan Pendidikan, apakah Ya
bapak/ibu membuat rencana keberlanjutan
pembelajaran ?

4. Apakah Bapak/ibu membentuk Tim Siaga Ya


Darurat untuk penanganan COVID-19 di Satuan
Pendidikan
5. Apakah bapak/ibu berkoordinasi dan Koordinasi ke Pengawas
Memberikan laporan secara berkala kepada Dinas SMP (dindik kota
Pendidikan dan atau Pos Pendidikan Daerah? tangsel)
6. Bagaimana Program Kerja dan Standar 1. PJJ sesi pembelajaran
Operational Procedure (SOP) dalam jarak jauh dilakukan
penyelenggaraan PJJ di satuan pendidikan yang setiap hari di hari
bapak/ibu pimpin ? sekolah (senin-jum'at).
Setiap harinya ada 3 sesi
pembelajaran jarak jauh,
di setiap sesinya ada
keterpaduan mapel dan
materi ajar. Durasi dan
beban materi ajar di
sederhanakan karena
keterbatasan kondisi
darurat covid19.
2. Pembinaan sebagai
sekolah tahfidz, kami
memiliki indikator
capaian di setiap level
kelas. Misal, program 1
tahun 1 juz. Selama
sekolah online, kami
membuat program
pembinaan yang
harapannya adalah
menjadi sarana siswa
untuk menyetor hafalan
qur'annya, dengan
pembinaan pun peserta
didik bisa terpantau
dengan baik.
7. Bagaimana kompetensi Tenaga Pendidik di Semuanya sesuai
Satuan Pendidikan yang bapak/ibu pimpin ? dengan terget bahkan
melebihi target
maksimal
8. Apakah bapak/ibu memastikan ketersediaan Sudah tersedia
sarana prasarana yang dimiliki guru dalam
memfasilitasi pembelajaran jarak jauh ?
9. Apakah Bapak/ibu melakukan pemantauan Ya melakukan
kepada guru selama PJJ ? pemantauan dan
evaluasi.
10. Apakah bapak/ibu melakukan pembinaan kepada Setiap pekan sekali
guru selama PJJ ?
11. Apakah bapak/ibu membuat program pengasuhan Melakukan, tapi masih
untuk mendukung orang tua/ wali atau kegiatan kurang.
parenting dalam mendampingi anak BDR ?
12. Apakah Program-program unggulan yang ada di Tahfidz, dai cilik,
Satuan Pendidikan yang bapak/ibu pimpin ? murojaah pagi dan sore,
tahsin qur'an, kultum,
ayyamul bidh, mabit, dll
13. Apakah kendala yang dihadapi sekolah selama 1. Jaringan
PJJ ? 2. Beragamnya
kompetensi orgtua dan
kesibukan orgtua
3. Keterbatasan sarana
pjj siswa
14. Apakah program-program yang dilakukan di Insyaallah berhasil
sekolah berhasil ? namun selama pandemi
covid19 tidak seoptimal
di masa masa normal
15. Berapakah tingkat keberhasilan Program yang Insyaallah lebih dari
dilaksanakan? 90%

Instrumen Wawancara Tenaga Pendidik


SMP Al Wildan Islamic School 1 Kelapa Dua Tangerang Banten, Indonesia
Nama Guru : Dian Mukti Primasari, M.Pd., Gr
No. Pokok Fokus pertanyaan
Penelitian
1. Pra Apakah bapak/ibu selalu Ya
Pembelajaran mempersiapkan RPP sebelum
melaksanakan KBM Online ?
2. Apakah bapak/inu menyiapkan Ya
bahan ajar, jadwal belajar
pekanan/harian, serta penugasan
yang kemudian dikirimkan ke
peserta didik/ orangtua/wali ?
3. Apakah Bapak/ibu memastikan Ya
semua peserta didik telah
mendapatkan Jadwal dan
Penugasan?
4. Apakah jadwal pembelajaran dan Tidak, jadwal pelajaran
penugasan belajar diambil oleh dibagikan setiap hari
orangtua/ wali peserta didik sekali dalam bentuk chat
seminggu di akhir minggu dan whatsapp
disebarkan melalui media
komunikasi yang tersedia ?

5. Apakah Guru dan orangtua/wali Tidak ada pertemuan


peserta didik yang bertemu untuk dalam bentuk apapun.
menyerahkan jadwal dan Semua kegiatan dalam
penugasan diwajibkan melakukan bentuk online.
prosedur keselamatan pencegahan
COVID-19 ?
6. Saat Apakah Guru dapat melakukan Tidak
Pembelajaran kunjungan ke rumah peserta didik
untuk melakukan pengecekan dan
pendampingan belajar ?

Media pembelajaran apakah yang Video, short clips,


sudah bapak/ibu gunakan dalam puzzle, word search, dll
KBM Online ?
7. Apa saja kendala/ hambatan yang Kesempatan
di hadapi bapak/ibu dalam memberikan perhatian
kegiatan belajar mengajar online ? secara real tidak dapat
dilakukan
8. Bagaimana bapak/ibu mengatasi Belom teratasi, hanya
kendala/hambatan dalam kegiatan bisa dilakukan secara
belajar mengajar online ? offline
9. Usai Apakah setiap peserta didik Ya, dan Cukup Efektif.
Pembelajaran mengisi lembar aktivitas sebagai Karna dg adanya QC
bahan pemantauan belajar harian ? akan mendorong siswi
untuk melakukan lebih /
bersemangat karna
adanya sebuah dorongan.
Menanamkan rasa
tanggung jawab pada
tugasnya dan
menumbuhkan
kesadaran akan hal tsb.
10. Apakah Penugasan diberikan Ya
sesuai dengan jadwal ?
11. Apakah muatan penugasan yang Tidak, sekolah
diberikan sesuai dengan menggunakan kurikulum
kurikulum darurat yang TIC (kurikulum khas
diterbitkan oleh kemendikbud ? sekolah saya mengajar)
dan diknas
12. Apakah aplikasi yang digunakan Google class, telegram
untuk mengirimkan tugas siswa ? dan whatsapp, sudah
Sudah efektifkah ? efektif
SMPIT Asshiddiqqiyyah Serua Banten, Indonesia
Nama Guru : Muhammad Robby’l Wathony, S.Pd
No. Pokok Fokus
Penelitian pertanyaan
1. Pra Apakah Ya
Pembelajaran bapak/ibu selalu
mempersiapkan
RPP sebelum
melaksanakan
KBM Online ?
2. Apakah Ya
bapak/inu
menyiapkan
bahan ajar,
jadwal belajar
pekanan/harian,
serta penugasan
yang kemudian
dikirimkan ke
peserta didik/
orangtua/wali ?
3. Apakah Ya,
Bapak/ibu Jadwal diberikan berupa jadwal pekanan
memastikan melalui chat grup whatsapp
semua peserta
didik telah
mendapatkan
Jadwal dan
Penugasan?

4. Apakah jadwal Tidak


pembelajaran dan
penugasan belajar
diambil oleh
orangtua/ wali
peserta didik
sekali seminggu
di akhir minggu
dan disebarkan
melalui media
komunikasi yang
tersedia ?

5. Apakah Guru dan Tidak


orangtua/wali
peserta didik
yang bertemu
untuk
menyerahkan
jadwal dan
penugasan
diwajibkan
melakukan
prosedur
keselamatan
pencegahan
COVID-19 ?

6. Saat Apakah Guru Ya,


Pembelajaran dapat melakukan Melalui persetujuan orangtua
kunjungan ke
rumah peserta
didik untuk
melakukan
pengecekan dan
pendampingan
belajar ?

Media PPT dan video


pembelajaran
apakah yang
sudah bapak/ibu
gunakan dalam
KBM Online ?
7. Apa saja kendala/ Signal, siswa yang tidak mengaktifkan
hambatan yang di kamera sehingga kita tidak tahu sedang apa
hadapi bapak/ibu mereka
dalam kegiatan
belajar mengajar
online ?
8. Bagaimana Membeli kartu sim card yg baru dan
bapak/ibu menjaprikan anak anak yg terkendala on
mengatasi cam dll
kendala/hambatan
dalam kegiatan
belajar mengajar
online ?
9. Usai Apakah setiap Iya, tapi online
Pembelajaran peserta didik
mengisi lembar
aktivitas sebagai
bahan
pemantauan
belajar harian ?

10. Apakah Ya
Penugasan
diberikan
sesuai dengan
jadwal ?

11. Apakah muatan Ya


penugasan yang
diberikan sesuai
dengan
kurikulum darurat
yang diterbitkan
oleh
kemendikbud ?
12. Apakah aplikasi edmodo, classroom, lumayan efektif
yang digunakan
untuk
mengirimkan
tugas siswa ?
Sudah efektifkah
?
Lampiran 4
Hasil Obervasi Pembelajaran Jarak Jauh secara Online
Observasi Kelas 7 SMP Tahfidz Asshidiqiah Serua (Kelas Tahsin oleh Pak
Robbi)
Sesi 1
Guru Kelas : Bapak Robbi dan Ibu Like Herawati
Pembukaan (berdoa bersama sebelum belajar )
Pembahasan Tahsin : Hukum Iqlab pada surat al a‘raf (56-58)
Guru Share Screen tentang hokum iqlab
Dokumentasi:
Lampiran 5
Dokumentasi Pendukung tentang kurikulum,program,serta output yang
dihasilkan pada SMP Al Wildan Islamic School melalui channel youtube
Rodjatv
Lampiran 6
BIODATA PENULIS
Anisah Rahmiwati, mahasiswi Magister
Manajemen Pendidikan Islam yang lahir dan
dibesarkan di Jakarta, 12 November 1988. Anak ke 3
dari 6 bersaudara dari pasangan Yakub Abdulrahman
dan Hairunnisah yang berdarah Bima, Nusa Tenggara
Barat. Anisah adalah panggilan akrabnya, terlahir dari
ayah yang seorang anggota POLRI, dan seorang Ibu
Rumah Tangga.

Penulis memulai pendidikannya di SD Negeri 01 Serua Indah


Ciputat pada tahun 1994-2000. Kemudian, melanjutkan
pendidikannya di sekolah menengah pertama di SMP Negeri 1
Ciputat Kota Tangerang Selatan tahun 2000-2003. Setelah lulus SMP,
penulis melanjutkan pendidikan sekolah menengah atas di SMA
Negeri 1 Pamulang Kota Tangerang Selatan pada tahun 2003 sampai
tahun 2006. Pada tahun yang sama, penulis diterima sebagai
mahasiswa Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Jakarta pada
jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar.

Penulis memulai kariernya sebagai Guru Sekolah Dasar


Negeri di SD Negeri Cipete Utara 11 Pagi selama lebih dari 10 tahun.
Selain menjadi ibu rumah tangga, dan mengajar, penulis juga
memulai pendidikan magisternya di tahun 2019 dan dalam proses
penyelesaian studi sampai sekarang. Hingga saat ini, penulis aktif
sebagai guru di SD Negeri Cipete Utara 09 Kebayoran Baru Jakarta
Selatan. Penulis bermukim di Kota Tangerang Selatan bersama suami
dan 4 orang anaknya.

Anda mungkin juga menyukai